You are on page 1of 10

KEBEBASAN PERS

Kebebasan Pers didefinisikan sebagai hak untuk


menyampaikan ide, pendapat, informasi melalui kata-
kata tercetak tanpa pengendalian pemerintah.
Kebebasan Pers bertujuan untuk mendorong adanya
kesadaran akan mendidik dan menginformasikan
kepada orang yang berhak melakukan pilihan yang
dapat membuat keputusan tentang urusan publik.
Ada pendapat mengatakan bahwa Kebebasan Pers
bermakna sederhana yaitu ketiadaan izin pemerintah
yang tercetak dan dipublikasikan. Yang kemudian
disebut no prior restraint (tidak ada pengendalian lebih
dulu) yang dipublikasikan. Artinya, pre-publikasi sensor
adalah diluar batas
 Kebebasan Pers menjamin kepuasan
kebutuhan masyarakat untuk sebuah aliran
informasi dan opini yang maksimal dan untuk
pemenuhan hak individu. Kebebasan Pers
sebagai promotor dan protektor hak-hak yang
lain.
Dennis : Pers Amerika tidak Bebas
 Kebebasan Pers adalah salah satu ekspresi
mulia yang mudah dilepaskan oleh lidah kita
tetapi tidak selalu terhubung dengan otak kita.
 Pers Amerika tidak bebas dalam keakuratan
makna kata-kata. Kebebasan Pers jauh dari
skala pencapaian penuh
 Thomas Cooley berpendapat bahwa kebebasan pers
adalah hak untuk mempublikasikan apapun yang
mungkin menyenangkan dan untuk dilindungi
melawan tanggung jawab.
 Kebebasan dapat dimaknai ketiadaan total
pengendalian
 Liberty didefinisikan sebagai kebebasan dari semua
pengendalian kecuali ketentuan yang dijatuhkan
hukum.
 Pers tidak seharusnya bebas untuk merusak reputasi,
mengurangi kepercayaan masyarakat, menyebarkan
pelanggaran, pembunuhan, dan aniaya atau mendorong
aktivitas lain yang dianggap berbahaya.
 Filsuf Sydney Hook berpendapat bahwa Kebebasan Pers
tidak absolut dan harus menghasilkan kesempatan untuk
kebutuhan keamanan nasional negara atau hak individu
bertabrakan dengan kebebasan pers.
 Di amerika Serikat, Kebebasan Pers adalah doktrin no
prior restraint of publication. Doktrin ini mengatakan
bahwa pers harus bebas mempublikasikan apa yang
diharapkan tanpa campur tangan dari pemerintah.
 Alasan tindakan campur tangan pemerintah adalah
menyumbangkan makna kebebasan dari prior restraint.
 Kebebasan Pers menyatakan secara tidak
langsung kebebasan aliran informasi dan hak
untuk mempublikasikan informasi.
 Tujuan mulia kebebasan pers yang dimpikan
oleh filsuf pencerahan dan yang lain adalah
mengangkat masyarakat secara jelas, tetapi
dalam banyak hal ini masih jauh dari tujuan,
bukan situasi realitas hari ini atau mungkin
yang pernah terjadi.
 Ada yang mengatakan bahwa ‘struktur adalah
pesan’ dalam pertimbangan organisasi media
dan sikapnya.
 Profesionalisme itu sendiri memaksa kehendak dan
membatasi pilihan individu.
 Pribadi (privat) juga disebut tanggung jawab atau etika
yang biasanya membatasi kebebasan pers.
 Ada banyak kekuatan dan faktor yang mempunyai akibat
dalam pembentukan penampakan media. Mereka
mengkondisikan dan mengkontrol. Mereka melambatkan
dan membungkam kebebasan.
 Pers AS tidak sungguh bebas. Penetrasi terlihat di
banyaknya pengaruh sosial dan psikologi yang
mempunyai efek yang mengerikan bagi kebebasan
adalah tuduhan yang sering timbul dalam klaim
kebebasan pers.
 Jurnalis mengatakan bahwa tidak ada tempat dalam
konstitusi untuk tanggung jawab, pers tidak mempunyai
tanggung jawab untuk melakukan apapun.
 Hak mempunyai kesesuaian dengan kewajiban. Sistem
kebebasan berekspresi mensyaratkan bahwa hak juga
dianggap sebagai kewajiban.
MERRIS : PERS AS BEBAS
 AS mempunyai kebebasan pers, tetapi tidak dimaknai
bahwa pers adalah lengkap, menyeluruh, absolut bebas
dari pengendalian.
 Kebebasan pers menghendaki beberapa pemaksaan dan
tanggung jawab.
 Profesor Dennis mengatakan bahwa kebebasan adalah
sebuah ‘romantic notion’ dan bahwa dia bukan ‘flourish’
(tulisan hiasan)
 Pers bebas bermakna kata yang biasa, tidak absolut,
pragmatis, makna yang sesuai dan dapat disebut
kebebasan
 Merril tidak hanya berbicara tentang kebebasan pers
yang anarkhi dan nihil. Kebebasan pers dalam artian
bebas dari pengendalian pemerintah.
 Orang tidak menghendaki kebebasan yang keras dalam
sebuah negara yang berdasarkan hukum kerja sama
sosial.
 Faktor yang mempengaruhi kebebasan pers
- Eksternal, pertimbangan keamanan nasional, aturan
pengadilan, tindakan fitnah, penekanan dan
pengiklan, dll.
- Internal, kode etik profesi, strutur editorial, dewan
pers
 Inti kebebasan pers di AS adalah otonomi editorial.
 AS tidak ada ‘no prior restraint’ di pers oleh pemerintah.
 Kebebasan tidak dibatasi atau tidak dipaksakan adalah
tidak mungkin. Kebenarannya bahwa kebebasan adalah
mungkin dan dikehendaki dan mempunyai pembatasan.
 Contoh : etika Konfuse yang menyatakan bahwa
pembatasan kebebasan adalah kebaikan. Konfuse
menegaskan prinsip kehidupan yang berhubungan
dengan kebebasan berbicara.
 Pembatasan self-determined dalam sebuah lingkungan
kebebasan dan selama kita punya kebebasan berbicara
atau pers.Pendukungnya adalah Profesor Walter Berns.
 Berns percaya bahwa pemerintah seharusnya
meningkatkan kualitas moral masyarakat dan harus
menilai dan membatasi diskusi publik menurut kualitas
moral penulis atau pembicara.
 Walter Lippman, istilah kebebasan dipaksakan dengan
sukarela oleh individu. Lippman percaya bahwa kriteria
loyalitas adalah sebuah komitmen yang sudah pasti
untuk menjaga dan melindungi politik dan hak sipil.
 Lipmman menyatakan bahwa tidak ada hak (kebebasan)
untuk merusak sebuah negara demokrasi liberal.
 Bahaya otoritarianisme mempengaruhi secara tidak
langsung gagasan seseorang.
 John Stuart Mill ( Locke, Milton, Burke, Jefferson, dll)
mendasarkan kepercayaannya pada ekspresi
kebebasan pada prinsip utilitarian. Kebebasan pers
adalah relatif dan tidak lengkap.

You might also like