Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Reni Anggraeni
104015000594
i
KATA PENGANTAR
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
Penulis lantunkan untaian tasbih, tahmid, dan takbir buat sang pencipta
langit dan bumi. Karena dengan taufiq dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi yang Al-amin dan
yang terakhir, Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah
membawa manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang benderang menuju
keselamatan dunia dan akhirat.
Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis belajar di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi), penulis
banyak mendapatkan dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.Dr.Komarudin Hidayat, M.A,
Dekan Fakultas FITK Prof.Dr.Dede Rosyada, M.A. Ketua Jurusan Pendidikan
IPS Drs.H.Nurochim, M.M, beserta para Dosen yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.
2. Drs.H.A.Banadjid, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Encep Hadiana. S.pdi, selaku Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren
Assalam Sukabumi, beserta segenap guru dan staff Koperasi yang telah
memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
baik.
4. Kak Lulu El Maknun selaku staff Jurusan Pendidikan IPS yang telah
memberikan bantuan bagi mahasiswa-mahasiswa terutama kepada penulis.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
ii
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memanfaatkan dan
meminjamkan buku-buku yang berhubungan dengan skripsi ini.
6. Ayahanda (Ajat Sudrajat) dan Ibunda (Iis Sumirah) tercinta, yang telah
mengasuh diri penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan yang
tercurahkan, baik moril maupun materiil sehingga kesulitan yang penulis
hadapi dapat teratasi, serta doa yang selalu terpanjat untuk penulis dan seluruh
keluarga besar yang telah memberikan banyak dukungan moral dan doa
kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan memberi
rahmatnya. Amin.
7. Teh Rina dan A’Encep, serta adik-adiku Resti, Rully dan siimut Zalfia
ponakanku yang selalu memberikan keceriaan dan semangat yang tidak henti-
hentinya. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Aa
(M.Badaruddin) yang selalu menyayangi, warnai hari-hari penulis, dengan niat
tulus, penuh tekad dan Bismillah. (U can do it......).
8. Teman-teman kampus Jurusan IPS 2004 (nince, inez, siam, dede, coink, dwi,
mahfud, sainan......) dan tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada my best friend "ucie" yang selalu menemani penulis, dan temen-temen
kos dan semua pihak yang tidak mungkin penulis cantumkan satu-persatu
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung .
Semoga bantuan yang telah diberikan tercatat sebagai amal shaleh dan
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin....
Penulis
Reni Anggraeni
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia… hal 5
3
dan koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan hanya
pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan kebebasan kepada
masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk kepada
anggotanya dibanding dengan nonkoperasi maka dengan sendirinya
anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian halnya koperasi
pesantren, jika koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan
alternatif investasi kepada investor, maka investor akan menanamkan
dananya kedalam koperasi. Dengan demikian, anggota masyarakat dapat
dianggap sebagai konsumen potensial atau investor potensial yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit –unit usaha dalam rangka hubungan
bisnis.3
3
Hendar, Ekonomi Koperasi, (Jakarta : FE-UI,1999) Cet. Kelima hal 7
4
Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia… hal 4
4
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan hal diatas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Adakah manfaat yang para santri dapatkan dalam mengelola koperasi
2. Adakah minat santri dalam pengelolaan koperasi
3. Adakah media pendidikan yang santri dapatkan dalam pengelolaan
koperasi
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penelitian. Penulis membatasi permasalahan yaitu
dalam penelitian ini hanya dibatasi pada manfaat pengelolaan koperasi pesantren
sebagai media pendidikan ekonomi bagi santri di pesantren Assalam Sukabumi.
D. Perumusan Masalah
Setelah melihat identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, kemudian
penulis merumuskan manfaat pengelolaan koperasi pesantren sebagai media
pendidikan ekonomi para santri di Pondok Pesantren Assalam Sukabumi. Dalam
perumusan masalah ini penulis merumuskan diantaranya dari segi minat, manfaat,
serta media pendidikan yang santri dapatkan dalam pengelolaan koperasi di
Pondok Pesantren Assalam Sukabumi.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
5
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui realitas manfaat pengelolaan
koperasi pesantren dan koperasi sebagai media pendidikan ekonomi santri serta
diharapkan santri benar-benar memahami bagaimana cara pengelolaan koperasi
yang telah diterapkan di kopontren Assalam dan penulis berharap santri putra
maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas
ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana manfaat pengelolaan
koperasi pesantren Assalam Sukabumi sebagai media pendidikan
ekonomi para santri.
b. Bagi lembaga yang diteliti, penelitian ini berguna untuk memberikan
masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas landasan teoritis
melakukan survey di lapangan sehingga dapat memberikan
pengetahuan tentang koperasi.
c. Bagi kepala sekolah dan pengawas, diharapkan dapat memberikan
pembinaan kepada pengurus koperasi(santri) untuk senantiasa
menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para
santri.
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A Koperasi
1. Hakikat Koperasi
Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation, yang
mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi adalah suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya. Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa
1. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan tetapi
persekutuan sosial.
2. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
3. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota
dengan kerja sama secara kekeluargaan.
Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko/co dan
operasi/operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk
bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang
nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan.1
1
http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan dunia
ilmu ekonomi koperasi.com. 03 september 2008
6
7
2
Bahri Nurdin, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, (Jakarta :
Fakultas Ekonomi UI, 1993), hal.7
3
Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Yogyakarta : Pustaka Widyatama,
2006), Cet 1. hal. 36.
4
M. Firdaus. Perkoperasian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004) hal 39
8
5
http:/www.koopguru.com.my/definisi.asp. 03 september 2008
6
Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, (Jakarta : Bina Aksara, 1989)
hal 12
9
2. Jenis-jenis Koperasi.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk pengelompokan koperasi.
Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk pengelompokkan itu
tentunya dari suatu negara ke negara lain berbeda-beda. Pengelompokan atau
klasifikasi koperasi atau istilah apa pun yang digunakan, memang diperlukan
mengingat adanya banyak perbedaan yang ditemukan di antara sesama koperasi,
baik yang menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi
keanggotaannya dan sebagainya.
Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama lainnya,
Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai dasar atau kriteria
seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan dan fungsi
ekonominya. Pemisahan-pemisahan yang menggunakan berbagai kriteria
seperti tersebut di atas itu selanjutnya disebut penjenisan. Dalam
perkembangannya kriteria yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke
waktu.8
7
Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003) cet. 4, hal. 4
8
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, (Jakarta : Raja grafindo Persada,
2002), cet 5. hal 61
10
d. Koperasi Perikanan
e. Koperasi Kerajinan / Industri
f. Koperasi Simpan Pinjam
g. Koperasi Konsumsi
Ir.Kaslan A.Tohir, dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran Koperasi”
(1964) menyebutkan adanya pengelompokan dari bermacam-macam koperasi
menurut Klasik. Pengelompokan menurut klasik tersebut hanya mengenal adanya
3 jenis koperasi, yaitu:
i. Koperasi yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi barang-
barang itu kepada mereka.
ii. Koperasi penghasil tujuan dari koperasi jenis ini ialah mengerjakan
sesuatu pekerjaan bersama-sama.
iii. Koperasi simpan pinjam tujuan dari perkumpulan ini adalah memberi
kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk menyimpan dan
meminjamkan uang.
Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis Koperasi
didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi. Jenis-jenis itu ialah
koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi produksi.
Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada tiga bidang
usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas sesuai dengan keperluan
masyarakat, seperi koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan
dan lainnya.
Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud untuk
efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan
aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya koperasi yang bersifat khusus
seperti koperasi batik, koperasi perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi
dan koperasi lainnya. Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta
menjamin efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban,
diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu daerah
kerja.
11
Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk
memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat
kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit
3. Koperasi Produksi
4. Koperasi Jasa
5. Koperasi Serba Usaha9
3.Landasan Koperasi
Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap warga Negara dan mengatur
hubungan satu terhadap yang lain, agar terjalin dalam keserasian serta ketertiban.
Dasar Negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis
Besar Haluan Negara sebagai hukum tertinggi ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagai penjelma asas kedaulatan rakyat. Undang-
undang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan rakyat bersama Presiden.
Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah mendapatkan
tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di Indonesia sangat kuat.
Sementara bangun usaha bukan koperasi masih mengikuti warisan sistem hukum
lama peninggalan belanda yaitu hukum dagang dan hukum perdata, koperasi telah
memiliki undang-undang sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa
perubahan sistem hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran
dan kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum
berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan hukum yang
kuat.
Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam landasan, yaitu landasan idiil,
landasan strukturil dan landasan mental.
9
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi…hal 18
12
1. Landasan idiil
Ideal dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau cita-cita. Yang dimaksud
landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usaha
mencapai cita-cita koperasi.
Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang
hak hidupnya dijamin oleh UUD 45 bertujuan mencapai masyarakat adil dan
makmur. Jadi tujuan sama dengan apa yang dicita-citakan oleh seluruh bangsa
Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai cita-cita tersebut koperasi berlandaskan
Pancasila. Dengan perkataan lain landasan idiil koperasi adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil
Strukturil dalam bahasa Inggris berarti susunan. Yang dimaksud landasan
strukturil koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup
bermasyarakat.
Tata kehidupan di dalam suatu Negara dalam Undang-undang Dasar. Di
Indonesia berlaku Undang-undang Dasar tahun 1945 atau disebut UUD 45. karena
koperasi merupakan salah satu bentuk susunan ekonomi di masyarakat, maka
landasan strukturil koperasi di Indonesia tidak lain adalah UUD 45.
Undang-undang Dasar berisi aturan pokok yang menyangkut tata hidup
bernegara. Di dalamnya tercantum ketentuan-ketentuan secara garis besar tentang
bentuk negara, susunan pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesejahteraan dan
sebagainya. Koperasi merupakan masyarakat. Di dalam UUD 45 hal ini diatur
dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
“ Perekonomian diatur sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan”.
3. Landasan Operasional Koperasi Indonesia
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 serta penjesaannya.
b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN.
c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1967 tentang pokok-pokok
perkoperasian.
d. Anggaran Dasar dan Anggrara Rumah Tangga Koperasi.10
10
Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia… hal 36
13
11
M. Firdaus. Perkoperasiaan… hal 42
15
4. Bentuk Koperasi
Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan
pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan perindukannya.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk koperasi yaitu:
1. Primer.
2. Pusat
3. Gabungan.
4. Induk.
Keberadaan dari masing-masing bentuk koperasi tersebut, disesuaikan
dengan wilayah administrasi pemerintahan, seperti tersebut dalam pasal 18 dari
PP 60/59, yang mengatakan bahwa:
1. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan koperasi desa.
2. Di tiap-tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi.
3. Di tiap-tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan induk koperasi.
Undang-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian masih
mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan wilayah administrasi pemerintahan
(pasal 16) tetapi tidak secara ekpresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus
berada di ibukota kabupaten dan koperasi gabungan harus berada di tingkat
propinsi seperti yang tertera dalam PP 60/59. pasal 16 butir (1) Undang-undang
No. 12/67 hanya mengatakan daerah kerja koperasi Indonesia pada dasarnya,
didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi pemerintahan dengan
memperhatikan kepentingan ekonomi.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka tidak mengherankan, jika
suatu koperasi, seperti koperasi pegawai Negeri, pusatnya umumnya
berkedudukan di ibukota kebupaten, sedangkan jenis koperasi yang lain seperti
KUD, pusatnya berkedudukan di ibukota propinsi.
Perbedaan dalam pembentukan atau pemusatan koperasi yang dikaitkan
dengan administrasi pemerintahan, rupanya tidak hanya terdapat antara suatu jenis
koperasi dengan jenis koperasi lain, seperti antara jajaran koperasi unit desa dan
jajaran koperasi pegawai negeri, tetapi ternyata perbedaan seperti tersebut di atas
16
juga ditemukan dalam jajaran satu jenis koperasi sendiri. Sebagai contoh dapat
kita lihat pada jajaran koperasi pegawai negeri, pada tingkat propinsi.
a. Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPN-RI)
berkependudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah
gabungan koperasi pegawai negeri.
b. Gabungan Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) berkedudukan di
ibukota Propinsi. Anggota-anggotanya dari GKPN ini adalah
pusat koperasi pegawai negeri yang berada di ibukota
kabupaten. Tetapi ada beberapa jajaran koperasi pegawai negeri pada
tingkat propinsi yang tidak menggunakan nama gabungan koperasi
pegawai negeri, tetapi memakai nama pusat koperasi pegawai negeri
tingkat I, seperti yang terdapat di propinsi Sumatera Barat, Lampung,
Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi Tenggara,
Maluku, Irian Jaya, dan Timor-Timur. Anggota dari koperasi tersebut
adalah Koperasi-Koperasi Primer.
c. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), yang berkedudukan di
ibukota kabupaten, anggota-anggotanya adalah Koperasi Pegawai
Negeri.
d. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) yang anggotanya adalah orang-orang
dan mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam lembaga
pemerintah atau di sekolah atau di kecamatan yang selanjutnya disebut
sebagai PKN Primer.
Disinilah kita melihat pengaruh daripada PP 60/59 terhadap bentuk atau
penjenjangan dari koperasi yang masih mengaitkan dengan pembagian wilayah
administrasi pemerintah. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis koperasi itu
mempunyai 4 jenjang, banyak jenis koperasi yang hanya mempunyai 3 jenjang,
seperti koperasi unit desa (KUD) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Pada
tingkat nasional, KUD mempunyai induk (INKUD), sedangkan pada tingkatan
propinsi PUSKUD. Demikian pula dengan KOPKAR, Induknya berkedudukan di
ibukota tingkat nasional, pusatnya berada di ibukota propinsi.
17
12
Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek…hal 86
18
13
Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004), cet 2.
hal. 59
19
8. Manajemen Koperasi
Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen mempunyai
dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan perusahaan untuk mencapai sasaran tertentu; kedua, para
pemimpin perusahaan. Dalam buku ini digunakan istilah manajemen menurut
pengertian yang pertama.15
Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang satu
berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya manajemen
dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan sistematik untuk
mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor sumber daya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur utama yang terdapat dalam pengertian
manajemen, yaitu unsur pengendalian dan unsur pemafaatan sumber daya.
Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan (planning)
Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan perlu ada
perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang
ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun pendek yaitu
pembuatan program-program kegiatan serta sarana yang diperlukan
masuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.
2) Pengorganisasian (organizing)
Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang dicanangkan dapat
dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi,
yang inti adalah:
14
Edi swasono, Mencari bentuk, posisi dan realitas koperasi didalam orde ekonomi
Indonesia, ( Jakarta : UI Press, 1987), cet 3. hal. 310
15
Titik Srtika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi…hal.66.
20
B. Media Pendidikan
1. Hakikat Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah
perantara atau pengantar pesan dan pengirim ke penerima pesan.16
Istlah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat
popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya
16
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007) hal 6
21
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media berarti (ϞΎγϭ) atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Banyak para ahli
memaparkan tentang pengertian dari media ini, diantaranya:
1. National Education Assosiation (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang –dengar, termasuk teknologi perangkat keras.18
2. Sedangkan Usman (2001 : 32) mendefinisikan bahwa alat peraga
pengajaran (media), teaching aids, atau audiovisual aids (AVA) adalah
alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk memperjelas
materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah
terjadinya verbalisme pada diri siswa.19
3. Gerlach dan Ey (1971) mengatakan bahwa media bila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.20
4. Djamarah, dkk, (2002: 136-137), media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.21
5. Media instruksional edukatif adalah segala jenis sarana pendidikan
yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan
22
instruksional.
17
Aristo Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta : Depaetemen Pendidikan Nasional,
2003), hal. 9
18
Akhmad sudrajad, M.Pd. media pembelajaran. www.google.com. 16 agustus 2008
19
www.google.com.media pembelajaran. 16 agustus 2008
20
Azar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo, 2003), cet 4. hal.3
21
www.google.com.media pembelajaran. 16 agustus 2008
22
Akhmad Rohani. Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997),
cet 1.hal. 4
22
yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah
dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media
pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang, pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses belajar-mengajar. Pada tahun 50-an, media disebut sebagai alat
bantu audio-visual karena pada masa itu, peranan media memang semata-
mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian, namanya
lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai
bentuk media dapat digunakan untuk meingkatkan pengalaman belajar
kearah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak
hanya sekadar menggunakan kata-kata, sehingga dapat kita harapkan
diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.
Dalam hal ini Gagne dan Briggs menekankan pentingnya media sebagai
alat untuk merangsang proses belajar mengajar.24
24
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2. hal. 112
24
αέΪϟϲϴΤΗΎϬϧάϴϣϼΘϟϥΎϫΫϲϓϖΎϘΤϟΖϴΒΜΗϰϠϋΪϋΎδΗΎϬϧϢϬσΎθϧΩΪΠΗϭάϴϣϼΘϠϟέϭήδϟΐϠΠΗ
Maksudnya: media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan
gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka.. membantu
memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menhidupkan pelajaran.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama, berkenaan
dengan manfaat pengajaran dalam proses belajar siswa anatara lain,
pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Alasan
kedua, tahap berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks.25
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak
disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
sosial atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi
untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Encyclovedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan
manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui
gambar hidup.
6) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.27
27
Aryad, Azhar, Media Pembelajaran…hal 25
26
28
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan…hal 85
28
panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya
produksinya murah tetapi setiap waktu materinya berganti.
Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas
pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif
b. Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
c. Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif
Berdasarkan ketiga faktor tersebut, maka dalam memberikan prioritas
pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga
faktor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.
Disadari bahwa setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan atau
keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap
jenis media menjadi penting. Sehingga guru dapat memperkecil
kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat langsung
memilih berdasarkan kriteria yang dikehendaki. 29
29
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005) Cet. Keempat, hal
238
29
30
Harjanto, Perencanaan Pengajaran…hal 241
30
b. Student relevance
Bahan yang relevan akan memberi nilai positif dalam mencapai
tujuan belajar, pengaruhnya akan meningkatkan pengalaman
peserta didik, pengembangan pola pikir, analisis pelajaran,
hingga dapat menceritakan kembali dengan baik.
c. Student involvement. Bahan yang disajikan, akan
memberikan kemampuan peserta didik dan keterlibatan peserta
didik secara pisik dan mental untuk meningkatkan potensi
belajar.
3. Pertimbangan isi
1. Curiculair relevance, penggunaan media harus sesuai dengan isi
kurikulum, tujuannya harus jelas, perlu dengan baik.
2. Content soundness, bahan media yang sudah diprogram siap pakai
seperti: film slide, sound slide, video cassette dan sebagainnya.
3. Presentation, Jika isi sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan,
perlu juga cara menyajikan yang harus benar.
4. Pertimbangan guru
1. Teacher utilization
Guru harus mempertimbangkan dari segi pemanfaatan media
yang akan digunakan, sebagai bahan pertimbangan:
a. Apakah digunakan untuk kepentingan individu atau
kelompok
b. Apakah yang digunakan media tunggal atau multimedia
c. Yang lebih penting berorienasi terhadap tujuan pendidikan
2. Teacher peace of mind
Media yang digunakan mampu memecahkan problem jangan
malah menimbulkan masalah, maka perlu observasi dan review
bahan-bahan tersebut belum disajikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan sebagi
berikut:
31
31
Harjanto, Perencanaan Pengajaran…hal 241
32
32
M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press), hal. 13.
33
5. Kerangka Berpikir
Pengelolaan Koperasi yang melibatkan santri ini pada hakikatnya
merupakan sesuatu upaya bantuan untuk menambah pengetahuan santri baik putri
maupun putra yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, baik berupa teori
maupun prakteknya dalam pengelolaan koperasi.
Koperasi yang ada di Pesantren Assalam ada beberapa macam, ada
koperasi putri yang pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putri kelas 2
aliyah maupun koperasi yang ada disantri putra pengelolaan koperasinya dikelola
oleh santri putra kelas 2 aliyah tetapi dibawah bimbingan guru yang bersangkutan,
tidak hanya itu di Koperasi Assalam juga adanya koperasi pusat yang
pengelolaannya melibatkan alumni yang sedang menjalankan pengabdian selama
di Pesantren, koperasi ini merupakan pusat dari koperasi yang diatas dan pada
koperasi pusat ini selain menyediakan kebutuhan para santri dan guru juga
menyediakan kebutuhan masyarakat dan bersifat terbuka.
Pada dasarnya belajar masalah koperasi merupakan suatu usaha untuk
melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta pengalaman yang
diperolehnya. Dalam proses pengelolaan terkadang santri merasa kesulitan
disebabkan faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri santri sendiri.
Dalam hal ini guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan
hasil belajar siswanya.
Adapun media pendidikan yang santri dapatkan merupakan informasi atau
pesan dari pengirim (guru) kepada penerima (santri)
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa adanya manfaat bagi
para santri dalam proses pengelolaan koperasi dan fakta yang ada dapat dilihat
pada prestasi santri pada mata pelajaran IPS ekonomi. Dan untuk lebih jelas bisa
dilihat pada tabel berikut:
34
Tabel 1
Koperasi Pusat
(bersifat terbuka)
6. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah dikemukakan,
maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji. Adapun yang menjadi
hipotesis penelitian ini, yakni terdapat Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren
Assalam terhadap media pendidikan ekonomi para santri. Berdasarkan kajian teori
dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian
sebagai berikut:
Ha : terdapat manfaat dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap
media pendidikan ekonomi yang santri dapatkan
Ho : tidak terdapat manfaat dalam pengelolaan koperasi pesantren
terhadap media pendidikan ekonomi yang santri dapatkan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang penulis inginkan yaitu: penelitian akan
diarahkan pada terwujudnya suatu deskripsi yang mengungkapkan secara faktual
tentang manfaat pengelolaan koperasi yang melibatkan santri dengan pengelolaan
koperasi yang menjadi media bagi pendidikan ekonomi para santri.
1
Margono, Metode Penelitian Pendidikan,…hal 105
2
Moh.Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988) Cet. 3, hal 63
35
36
3
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004) Cet. 4, hal. 125
37
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), Cet. V, hal 135
5
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), Cet.
I, hal 99
38
F. Instrumen Penelitian
1. Pengelolaan Koperasi Pesantren
Definisi konseptual
Dari pembahasan pada kajian teori sebelumnya dapat dipahami bahwa,
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai
anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,
untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Sehingga
dapat ditarik kesmpulan yang jelas dalam koperasi mengandung 2 unsur
yaitu, pertama, adanya unsur ekonomi dan adanya unsur sosial. Dalam
koperasi adanya sistem pengelolaan yang bersifat kekeluargaan dan terbuka.
Media Pendidikan adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Dengan media pendidikan ini pesan akan
tersampaikan dengan optimal, sehingga adanya timbal balik dari penerima
pesan, seperti, seorang guru dalam proses belajar mengajar menyampaikan
pelajarannya menggunakan media yang disesuaikan dengan materi yang
waktu itu akan disampaikan, sehingga siswa dapat menerima pelajaran
dengan maksimal.
6
Anas, Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : 1999, Raja Grafindo
Persada), cet 9. hal 219
40
2. Definisi operasional
Koperasi dapat juga didefinisikan dalam arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit, pengelolaan koperasi adalah kemampuan yang dimiliki
oleh guru dalam kegiatan jual beli secara efektif, terarah dan terencana
dengan baik. Sedangkan dalam arti luas, sesuai dengan definisi konseptual di
atas, pengelolaan koperasi tidak hanya meliputi kemampuan dalam
melaksanakan kegiatan jual beli akan tetapi juga mencakup pemahaman
terhadap pembeli, memberikan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini
demi kelancaran pengelolaan koperasi pesantren maka koperasi pesantren
sangat memperhatikan pada manajemen koperasi yaitu: perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
pengawasan (controlling).
Media pendidikan merupakan wujud dari hasil yang telah diperoleh melalui
pengelolaan koperasi yang dikelola oleh santri bersama guru. Dalam hal ini
siswa kelas 2 Pesantren Assalam Sukabumi. Jadi, jika santri mendapatkan
giliran untuk mengelola koperasi, maka dari situ santri dapat meraskan
manfaat dari pengelolaan tersebut atau dalam proses jual beli.
Tabel 2
Kisi-Kisi Manfaat Pengelolaan Keperasi Pesantren
Varibel Dimensi Indikator Item Jumlah
item
Manfaat Tahap a) Merumuskan tujuan 7 1
Pengelolaan Perencanaan koperasi
Koperasi (planning) b) Merumuskan tugas 8, 9 2
Pesantren pengurus koperasi
Sebagai c) Merumuskan garis- 10 1
Media garis komando
Pendidikan d) Merumuskan hal- 4, 5 2
Ekonomi hal yang menarik
Para Santri minat konsumen
41
1
Buletin Assalam (Sukabumi : Assalam Pers, 2007) hal 77
43
44
2
Buletin Assalam…hal 78
45
Tabel 3
Pimpinan Pondok
Ust. Encep Hadiyana S.Pdi
Ketua
Ujang Sakrodin
Sekretaris Bendahara
Abdullah Aziz S.Pdi Hajarudin
f. Koperasi Putra
Koperasi Putra berfungsi sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan dengan
Koperasi Putri atau kebutuhan putra
2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putra
3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat
(Kopontren)
4. Mencatat keluar masuknya uang
5. Mengecek barang yang sudah habis
6. Mengatur administrasi Koperasi Putra
5. Tata Tertib Koperasi Pesantren Assalam
A. Administrasi
1. Mengatur mengarsipkan keluar masuknya uang
2. Mengatur buku penjualan sehari-hari
3. Membuat daftar pembelian dan penjualan di Koppontren
4. Mengumumkan apabila ada perubahan jadwal
5. Tidak meminjamkan uang kepada siapa saja tanpa seizin ketua dan
pimpinan pondok
6. Menyediakan keperluan santri dan masyarakat bekerja sama dengan
bagian olah raga, kesenian, keterampilan dan bagian yang lain serta
kebutuhan masyarakat
B. Non- Administrasi
1. Selain pengurus Koppontren, tidak diperkenankan masuk kecuali
mendapat izin dari pengurus Koppontren
2. Mengusahakan menukar uang recehan untuk kembalian
3. Mencari usaha lain yang menguntungkan
4. Membuka Koppontren pada waktu yang telah ditentukan
5. Berusaha dengan bagian lain untuk kelancaran usaha
6. Bersikap ramah kepada pembeli
7. Menjaga kebersihan sekitar Koppontren
48
B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket untuk memperoleh data tentang Manfaat Pengelolaan
Koperasi Pesantren Assalam Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri.
Angket ini disusun berdasarkan pada pokok penelitian dan indikator dari
setiap variabel yang diteliti, yaitu Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren
Sebagai Media Pendidikan Ekonomi Para Santri
Pada penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket, setelah
angket disebarkan kepada objek penelitian kemudian data-data yang masuk
kemudian diolah melalui editing dan pemberian skor, maka langkah selanjutnya
menyajikan data tersebut ke dalam bentuk tabel dengan menggunakan.
P = 1 – 6 ∑ D2
n (n2 – 1)
1. Data Variabel X
Data variabel X dalam penelitian ini adalah hasil dari data angket yang
diisi oleh santri putra dan putri Pondok Pesantren Assalam meliputi manfaat
pengelolaan koperasi pesantren dan minat santri dalam pengelolaan koperasi
pesantren, data tersebut dapat dilihat pada lampiran…….
Selanjutnya, untuk mendapatkan data variabel X dengan jelas dapat dirubah
menjadi skor standar, dengan rumus:
Ss = ∑ SMP X 100
∑ SMI
51
Tabel 4
No Skor mentah Skor standar
1 68 85
2 68 85
3 68 85
4 68 85
5 68 85
6 68 85
7 76 95
8 80 100
9 80 100
10 64 80
11 56 70
12 56 70
13 56 70
14 56 70
15 56 70
16 68 85
17 52 65
18 52 65
19 68 85
20 68 85
21 72 90
22 76 95
23 64 80
24 60 75
52
25 64 80
26 60 75
27 72 90
28 68 85
29 56 70
30 52 65
31 64 80
32 60 75
33 72 90
34 76 95
35 72 90
36 68 85
37 72 90
38 68 85
39 80 100
40 76 95
41 80 100
42 60 75
43 64 80
44 60 75
45 64 80
46 76 95
47 80 100
48 76 95
49 80 100
50 76 95
51 80 100
52 68 85
53 72 90
54 68 85
53
55 72 90
56 68 85
57 72 90
58 68 85
59 64 80
60 72 90
2. Data Variabel Y
Variabel ini dilihat dari nilai rapot santri putri dan putra Pondok
Pesantren Assalam dilihat pada hasil mata pelajaran ekonomi dan pada semester
kedua ajaran 2007-2008. adapun data santri putra dan putri berjumlah 60 orang
dan data nilai rapot dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Data nilai rapot kelas 2 putri
Madrasah Aliyah Assalam
No No Nilai rapot
Responden IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 65
3 3 50
4 4 75
5 5 70
6 6 65
7 7 70
8 8 70
9 9 70
10 10 80
11 11 70
12 12 60
54
13 13 55
14 14 60
15 15 70
16 16 70
17 17 80
18 18 80
19 19 90
20 20 90
21 21 65
22 22 70
23 23 70
24 24 80
25 25 80
26 26 90
27 27 90
28 28 70
29 29 65
30 30 55
Tabel 6
Data nilai rapot kelas 2 putra
Madrasah Aliyah Assalam
No No Nilai rapot
Responden IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 70
3 3 70
4 4 70
5 5 80
6 6 90
55
7 7 80
8 8 80
9 9 80
10 10 80
11 11 80
12 12 90
13 13 90
14 14 75
15 15 75
16 16 65
17 17 55
18 18 70
19 19 70
20 20 75
21 21 80
22 22 80
23 23 80
24 24 80
25 25 90
26 26 90
27 27 75
28 28 70
29 29 70
30 30 65
Adapun data untuk keseluruhan nilai rapot IPS Ekonomi dari 60 santri
yang menjadi data variabel Y dapat dilihat dari table berikut ini:
56
Tabel 7
Data variabel Y
No No Responden Nilai IPS Ekonomi
1 1 70
2 2 65
3 3 50
4 4 75
5 5 70
6 6 65
7 7 70
8 8 70
9 9 70
10 10 80
11 11 70
12 12 60
13 13 55
14 14 60
15 15 70
16 16 70
17 17 80
18 18 80
19 19 90
20 20 90
21 21 65
22 22 70
23 23 70
24 24 80
25 25 80
26 26 90
27 27 90
57
28 28 70
29 29 65
30 30 55
31 31 70
32 32 70
33 33 70
34 34 70
35 35 80
36 36 90
37 37 80
38 38 80
39 39 80
40 40 80
41 41 80
42 42 90
43 43 90
44 44 75
45 45 75
46 46 65
47 47 55
48 48 70
49 49 70
50 50 75
51 51 80
52 52 80
53 53 80
54 54 80
55 55 90
56 56 90
57 57 75
58
58 58 70
59 59 70
60 60 65
Tabel 8
Skor standar variabel Y
No Skor mentah Skor standar
1 70 77,7
2 65 72,2
3 50 55,5
4 75 83,3
5 70 77,7
6 65 72,2
7 70 77,7
8 70 77,7
9 70 77,7
10 80 88,8
11 70 77,7
12 60 66,6
13 55 61,1
14 60 66,6
15 70 77,7
59
16 70 77,7
17 80 88,8
18 80 88,8
19 90 100
20 90 100
21 65 72,2
22 70 77,7
23 70 77,7
24 80 88,8
25 80 88,8
26 90 100
27 90 100
28 70 77,7
29 65 72,2
30 55 61,1
31 70 77,7
32 70 77,7
33 70 77,7
34 70 77,7
35 80 88,8
36 90 100
37 80 88,8
38 80 88,8
39 80 88,8
40 80 88,8
41 80 88,8
42 90 100
43 90 100
44 75 83,3
45 75 83,3
60
46 65 72,2
47 55 61,1
48 70 77,7
49 70 77,7
50 75 83,3
51 80 88,8
52 80 88,8
53 80 88,8
54 80 88,8
55 90 100
56 90 100
57 75 83,3
58 70 77,7
59 70 77,7
60 65 72,2
10 80 88,8 18 44 26 676
11 70 77,7 6,5 22 15,5 240,25
12 70 66,6 6,5 5,5 -1 1
13 70 61,1 6,5 3 -3,5 12,25
14 70 66,6 6,5 5,5 -1 1
15 70 77,7 6,5 22 15,5 240,25
16 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
17 65 88,8 2 44 42 1764
18 65 88,8 2 44 42 1764
19 85 100 29,5 56 26,5 702,25
20 85 100 29,5 56 26,5 702,25
21 90 72,2 42 9,5 -32,5 1,056,25
22 95 77,7 50 22 -28 784
23 80 77,7 18 22 4 16
24 75 88,8 12 44 32 1024
25 80 88,8 18 44 26 676
26 75 100 12 56 44 1936
27 90 100 42 56 14 196
28 85 77,7 29,5 22 -7,5 56.25
29 70 72,2 6,5 95 88,5 7.832,25
30 65 61,1 2 3 1 1
31 80 77,7 18 22 4 16
32 75 77,7 12 22 10 100
33 90 77,7 42 22 -20 400
34 95 77,7 50 22 -28 784
35 90 88,8 42 44 2 4
36 85 100 29,5 56 26,5 702,25
37 90 88,8 42 44 2 4
38 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
39 100 88,8 57 44 -13 169
62
40 95 88,8 50 44 -6 36
41 100 88,8 57 44 -13 169
42 75 100 12 56 44 1936
43 80 100 18 56 38 1444
44 75 83,3 12 34 22 484
45 80 83,3 18 34 16 256
46 95 72,2 50 9,5 -40,5 1.640,25
47 100 61,1 57 3 -54 2916
48 95 77,7 50 22 -28 784
49 100 77,7 57 22 -35 1225
50 95 83,3 50 34 -16 256
51 100 88,8 57 44 -13 169
52 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
53 90 88,8 42 44 2 4
54 85 88,8 29,5 44 14,5 210,25
55 90 100 42 56 14 196
56 85 100 29,5 56 26,5 702,25
57 90 83,3 42 34 -8 64
58 85 77,7 29,5 22 -7,5 56,25
59 80 77,7 18 22 4 16
60 90 72,2 42 9,5 -32,5 1.056,25
Jumlah - - - 0 29.246,75
Pada tabel diatas ditemukan harga d12 = 29.246,75 selanjutnya harga ini
dimasukkan dalam rumus rank spearman :
P = 1 – 6 ∑ D2
n (n2 – 1)
= 1 – 6 x 29.246,75
60 (602 – 1)
63
= 1 – 175,480,5
215940
= 1- 0,8126
= 0,1874
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi tersebut, maka perlu
dikonsultasikan antara p (rho) dengan t tabel berdasarkan hasil perhitungan, untuk
taraf signifikansi 5% sebesar 0,364, sedangkan untuk taraf 1% sebesar 0,478.
maka dengan derajat bebas n – 2. harga tersebut adalah 0,364, sedangkan p(rho)
yang diperoleh 0,1874, maka 0,1874 > 0,364. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, jadi kesimpulannya terdapat
Manfaat Pengelolaan Koperasi Pesantren dan adanya Media yang santri dapatkan
dalam pengelolaan tersebut.
C. Interpretasi Data
a) Interpretasi secara sederhana / kasar
Dari perhitungan r diatas, ternyata angka korelasi antara variable X
(Manfaat Pengelolaan Koperasi ) dengan variable Y (Media Pendidikan Ekonomi)
bertanda positif, berarti diantara kedua variable tersebut terdapat korelasi positif.
Jadi Hipotesis Alternatif diterima dan menyatakan terdapat manfaat dan media
yang santri dapatkan dalam pengelolaan.
b) Interpretasi dengan menggunakan table nilai r
Untuk mengetahui signifasi r melalui table r langkah pertama yang harus
ditempuh adalah mencari sampel dalam penelitian ini, sampel yang diteliti 60
orang, berarti N = 60
Variabel yang diteliti korelasinya adalah sebanyak 2 variabel yaitu
variable X dan Y, jadi Nr=2, dengan demikian dapat diketahui 60-2 = 58.
Setelah diketahui df = 58 kemudian berkonsultasi pada table r pada taraf
signifikansi 5% = 0,1874, maka mengartikan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang
menyatakan tidak ada manfaat pengelolaan koperasi pesantren sebagai media
pendidikan ekonomi para santri ditolak, dan Hipotesa Alternatif diterima.
64
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini memang tidak sepenuhnya pada
tingkat kebenaran mutlak, karena masih banyak kekurangan dan kelemahan,
adapun kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini yaitu, sebagian santri tidak
serius dalam mengisi angket yang peneliti sebarkan, yang mana angket berisi
tentang manfaat pengelolaan koperasi pesantren bagi santri dan media pendidikan
yang santri dapatkan dari pengelolaan tersebut. Selain itu butir-butir soal yang
dibuat dalam instrument penelitian kemungkinan belum dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur sehingga hasil penelitian benar-benar akurat.
Adapun kelemahan lain adalah bahasa dan penyusunan kalimat dalam
pembuatan instrument mungkin belum sempurna. Untuk itu penulis menyadari
sepenuhnya penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
berharap bagi siapa saja yang akan mengadakan penelitian mengenai judul atau
yang relevan dengan objek ini. Agar dapat melaksanakan dengan lebih sempurna.
Baik dalam teknik, sampel penelitian, atau pada hal-hal lainnya. Dengan demikian
peneliti berharap akan adanya penelitian yang lebih lanjut. Penelitian ini adalah
hal baru bagi penulis.
65
BAB V
A. Kesimpulan
65
66
B. Saran
1. Bagi sekolah atau yayasan, merupakan kewajiban bagi sekolah atau
yayasan untuk terus memberikan pengetahuan seputar ekonomi atau
arahan bagi santri supaya lebih meningkatkan kreatifitas berekonomi.
2. Bagi guru IPS Ekonomi, guru merupakan orang yang langsung berhadapan
dengan santri, maka suatu kewajiban juga untuk selalu mengarahkan
siswanya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak santri melihat
bagaimana proses jual beli yang lebih luas.
3. Bagi siswa, Prestasi santri atau siswa kelas II terhadap pelajaran IPS
Ekonomi sangat cukup. Hal ini perlu ditingkatkan. Dan bagi pengelola
koperasi selanjutnya supaya lebih baik dari yang sekarang. Karena
mengingat akan manfaat pengelolaan koperasi bagi santri/siswa, selain
santri dapat berinteraksi dalam proses jual-beli, santri juga dapat
megetahui persaingan harga dan juga mengetahui antara penawaran dan
permintaan.
DAFTAR PUSTAKA
67
68