You are on page 1of 13

KEBAKARAN

Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi dan bisa


digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia.
Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, karena banyak peluang yang dapat memicu
terjadinya kebakaran. Definisi kebakaran menurut Depnaker: "Suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai
dengan timbulnya api atau penyalaan." Definisi kebakaran menurut pengertian
perusahaan asuransi secara umum: "Sesuatu yang benar-benar terbakar yang
seharusnya tidak terbakar dan dibuktikan dengan adanya nyala api secara nyata, terjadi
secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan atau kerugian.".

Api

Definisi api menurut National Fire Protection Association (NFPA) adalah suatu
massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang
berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi/panas. Timbulnya api ini
sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi
yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api. Contoh sumber panas:
 Bunga api listrik dan busur listrik
 Listrik statis
 Reaksi Kimia
 Gesekan (friction)
 Pemadatan (compression)
 Api terbuka (Open Flame)
 Pembakaran Spontan (spontaneous combustion)
 Petir (Lightning)
 Sinar matahari
Pada dasarnya api sendiri terdiri dari 3 unsur dasar yang saling terikat satu dengan
yang lain yang disebut sebagai segitiga api atau fire triangle, yaitu:
1. Panas
2. Oksigen
3. Bahan bakar
Dan ditambahnya dengan reaksi kimia berantai yang terjadi antara
ketiga unsur tersebut, maka terjadilah api yang menyala.

Pada proses penyalaan, api mengalami 4 tahapan mulai dari tahap permulaan
hingga menjadi besar, yaitu:

1. Incipient Stage (Tahap Permulaan)


Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi terbentuk
partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu.
2. Smoldering Stage (Tahap Membara)
Partikel pembakaran telah bertambah, membentuk apa yang kita lihat sebagai
"asap". Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan.
3. Flame Stage
Tercapai titik nyala, dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang,
sedangkan panas meningkat.
4. Heat Stage
Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap, dan gas beracun dalam jumlah
besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat, seolah-olah
menjadi satu dalam fase sendiri.

Penyebab kebakaran

 Karena keteledoran manusia dalam aktifitas penggunaan api seperti di


perumahan, pertokoan dan tempat umum lainnya.
 Terbakarnya peralatan alat produksi atau peralatan rumah tangga yang
mudah tersengat api.
 Terbakarnya bahan bakar minyak seperti bensin, minyak tanah, gas dan
solar.
 Terjadi arus pendek pada arus listrik.
 Faktor alam seperti cuaca panas dan angina besar yang menimbulkan
kebakaran hutan.
 Dalam situasi kebakaran ; angina kencang dapat menyebabkan api
merambat ke tempat lain.

Dampak kebakaran

 Meinbulkan korban jiwa


 Menimbulkan kerugian infrastruktur fisik seperti fasilitas umum, social,
dan perekonomian
 Musnahnya asset-aset vital milik Negara, pemerintah, perseorangan, dan
perusahaan
 Menurunnya pendapatan pemerintah dan perorangan karena melumpuhnya
aktivitas ekonomi
 Menimbulkan penyakit, seperti TBC karena asapnya, dsb
 Hancurnya ekosistem, botani di kawasan hutan lindung, cagar alam.

Pencegahan kebakaran

Kasus kebakaran semakin lama semakin meningkat. Dampak dari kebaran ini
yaitu banyaknya kerusakan-kerusakan uang terjadi. Karena hal ini maka kita
membutuhkan usaha untuk melakukan pencegahan kebakaran. Pencegahan kebakaran
sebenarnya adalah suatu bentuk usaha untuk mengetahui segala factor yang membuat
kebakaran itu terjadi. Pencegahan kebakaran ini ternyata juga membutuhkan
pendidikan atau pengawasan. Pengawasan tersebut dapat berupa pengawasan
karyawan, pengawasan pengunjung tempat wisata, inspeksi gedung/perkantoran, dsb.
Kelas-kelas / jenis-jenis kebakaran :
1. Kelas A
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar biasa
contohnya kertas, kayu, karet, maupun plastik. Cara mengatasinya bisa dengan
menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan,
serbuk kimia kering untuk mematikan proses pembakaran, atau menggunakan
bahan halogen untuk memutus reaksi berantai pembakaran.

2. Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti pada cairan
combustible dan cairan flammable, contohnya bensin, minyak tanah, gemuk, oli,
dan bahan serupa. Cara mengatasinya dengan menggunakan bahan seperti foam
lebih disarankan.

3. Kelas C
Kebakaran pada kelas ini alat-alat yang dijalankan oleh listrik. Untuk mengatasi
kebakaran dengan penyebab ini harus menggunakan bahan pemadam kebakaran
yang non konduktif agar terhindar dari sengatan listrik. Yang terbaik adalah
menggunakan CO2 atau Halon, namun karena sifat dari Halon yang merusak
lingkungan maka pemadan dengan bahan Halon sudah tidak lagi diproduksi.
Sebagai catatan kebakaran kelas C bisa dipadamkan oleh bahan pemadam
kebakaran kelas A dan B asalkan listrik terlebih dahulu dimatikan.

4. Kelas D
Termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan logam yang mudah
terbakar (contohnya magnesium, titanium, zirconium, sodium dan potasium).
Bahan pemadamnya adalah powder khusus kelas D.

5. Kelas E
Yang termsuk dalam keakaran kelas ini adalah yang melibatkan media memasak
misalnya minyak goreng (baik yang berbahan dasar tumbuhan atau hewan). Untuk
mengatasinya bisa menggunakan serbuk kimia basah yang khusus untuk kebakaran
kelas ini.

Peralatan pencegahan kebakaran

- APAR/Fire extinguisher/ racun api


Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat
dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran
beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran
yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar
terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg
dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada
yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan
dipakai di Indonesia.
- Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota,
sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa
titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan
air.
- Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada
setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus
untuk pemakaian dalam gedung.
- Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan
adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
- Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air
secara otomatis apabila terjadipemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di
mana ada sprinkler tersebut.
Pencegahan Kebakaran Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip
pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa
mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan
bahaya kebakaran. Kita mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran
pada bangunan tinggi :
- Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.
- Bahan Mudah Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain
- Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain
- Penilaian Resiko Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak
orang

- Monitoring
Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran,
Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran
dan lain-lain
- Recovery / Pemulihan
Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K, Prosedur-
Prosedur, dan lain-lain.

Mengatasi kebakaran

* Bila Anda sedang terjebak dalam kebakaran di Gedung Perkantoran

1. Berusahalah untuk tetap tenang. Hal ini wajib dilakukan dalam situasi apapun, dan
dimanapun agar tindakan yang kita lakukan terarah dan tepat.
2. Bunyikan tanda kebakaran yang tersedia segera. Peringati masyarakat lain yang
berada di dalam kantor tersebut.
3. Ikuti prosedur evakuasi yang terlah diterapkan bila ada.
4. Menuju ke tangga darurat, disarankan untuk tidak memakai lift. Penggunaan lift
disaat keadaan darurat dapat menimbulkan gangguan saraf dan perhentian lift secara
mendadak.
5. Bila terjebak asap berusahalah agar asap tidak masuk ke dalam organ pernafasan
Anda. Bila asap sangat tebal, usahakan supaya posisi Anda serendah mungkin. Kain
atau Tisu basah dapat digunakan untuk melindungi hidung Anda.

* Bila Anda sedang terjebak dalam kebakaran di dalam Rumah Tinggal:

1. Berusahalah untuk tetap tenang.


2. Evakuasi anggota keluarga dengan tanggap tapi tenang melalui bagian rumah yang
aman.
3. Hubungi kantor Donas Pemadam Kebakaran setempat.
4. Bila Anda merasa yakin, gunakan pemadam api bila ada, atau gunakan air dari
sumber terdekat, dengan tetap menjaga keselamatan diri dan sekitar.

Hal yang perlu diketahui juga apabila Anda telah terserang amukan api. Gunakanlah
alat pemadam api dengan tata cara yang tertera.

Apabila pakaian yang Anda kenakan terbakar api, lakukan langkah-langkah


berikut :

1. BERHENTI di tempat Anda berada.


2. Segera JATUHKAN DIRI Anda ke lantai.
3. BERGULING terus menerus sambil menutupi wajah dan mulut dengan telapak
tangan – hal ini mencegah bagian wajah terbakar dan mencegah banyaknya asap yang
masuk ke dalam hidung – bergulinglah sampai api padam.
4. Apabila api belum padam BALUTKAN KAIN BASAH kepada badan Anda.
5. DINGINKAN luka bakar dengan air selama 10-15 menit.
6. Bantuan paramedik sangat disarankan.

Penggunaan Alat Pemadam Api


1. Perhatikan jenis pemadam, dari label yang tertera pada dinding tabung.
2. Cabut pen pengaman
3. Pegang tabung pengaman dengan kuat
4. Ambil jarak secukupnya lalu arahkan corong pemadam pada api yang akan dipadam

5. Tekan tuas pembuka dan lakukan gerakan menyapu dari sisi ke sisi lain hingga api
padam.

BANJIR

Pengertian banjir

Banjir adalah peristiwa dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air
dalam jumlah yang begitu besar, biasanya daerahnya merupakan daerah yang kering.
Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan
sekitarnya akibat curah hujan yang sangat tinggi kekuatan banjir dapat merusak rumah
dan menyapu fondasi rumah kita. Air banjir kadang membawa lumpur yang berbau
yang menutup permukaan tanah/benda lainnya setelah surut, karena pada saat banjir
datang lumpur mengendap pada bagian bawah permukaan air. Selain itu dalam
kehidupan sehari-hari pernahlah kita dengar tentang banjir banding.
Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan
karena tersumbatnya aliran sungai maupun penggundulan hutan sepanjang sungai
sehingga merusak rumah-rumah penduduk ataupun menimbulkan korban jiwa. Banjir,
sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan dihadapi
hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban
besar. Bencana banjir hampir setiap tahun terjadi ketika memasuki musim penghujan
di Indonesia. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat
adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat
dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya
pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti
penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah
resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai,
pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

Ciri-ciri banjir

 Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
 Air yang menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
 Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanaman, hewan, dan
manusia.
 Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat
yang rendah
 Banjir dapat mendangkalkan sungai, kolam, atau danau.
 Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
 Banjir dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat, luka ringan, atau hilangnya
orang.
 Banjir dapat menyebabkan kerugian yg besar baik secara moril maupun materiil.

Penyebab Banjir

Banjir disebabkan oleh :

 Curah hujan yang tinggi


 Penebangan hutan yang tidak disertai oleh penanaman kembali atau reboisasi
 Permukaan tanah lebih rendah dari permukaan laut
 Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengeluaran air
yang sempit
 Banyak pemukiman yang dibangun sepanjang sungai
 Banyak sampah di pinggiran sungai akibatnya aliran sungai terhambat
 Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai
 Pembuatan tanggul yang kurang baik
 Pendangkalan sungai
 Saluran air yang tidak memenuhi syarat

Dampak dari banjir itu sendiri

Banjir ternyata juga dapat memberikan efek dampak sebagai berikut :

 Rusaknya wilayah pemukiman/perumahan penduduk


 Sulit untuk mendapat air bersih
 Menhambat transportasi darat
 Timbulnya banyak penyakit seperti flu, batuk, demam, leptospirosis, dsb.
 Rusaknya area pertanian
 Rusaknya sarana dan prasarana penduduk
 Hilangnya barang-barang yang penting karena arus air
 Meningkatnya genangan air sehingga nyamuk dapat berkembang biak dan
menimbulkan banyak penyakit.
 Terhambatnya pekerjaan dan proses belajar mengajar

Jenis-jenis banjir

Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
 Banjir sungai
Banjir sungai disebabkan oleh meluapnya air sungai, karena volume air
Yang melebihi batas daya tampung sungai
 Banjir danau
Banjir danau ini disebabkan oleh meluapnya air danau, karena volume
Air yang melebihi batas daya tampung danau ataupun karena bendunganya jebol.
 Banjir laut pasang
Banjir ini terjadi karena disebabkan oleh gempa bumi atau badai yang
Terjadi di laut sehingga gelombang air yang besar datang menuju daratan sehingga
terjadinya banjir besar-besaran. Contohnya seperti : Tsunami.

Tindakan untuk mengurangi dampak banjir

1. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
2. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang
sering menimbulkan banjir.
3. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
4. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan
sungai.
5. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
6. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang harus dilakukan sebelum banjir

Di tingkat warga
1. Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar
Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
2. Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan
fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi
dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda
3. Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab
Posko Banjir.
4. Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk
pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
5. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari
informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
Di tingkat Keluarga
1. Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang
curah hujan dan posisi air pada pintu air.
2. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas
dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
3. Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan
bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
4. Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
5. Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan,
sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.

Yang harus dilakukan saat bajir


1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran
listrik di wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera
mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

Yang harus dilakukan setelah banjir


1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur
dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang
sering berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau
binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

You might also like