You are on page 1of 4

BERCOCOK TANAM JAHE

BERCOCOK TANAM JAHE (Zingibar officinale Rosc)

PENDAHULUAN

Tanaman jahe termasuk salah satu tanaman rempah-rempah/obat-obatan. Nilai


tanamannya terdapat pada akar rimpangnya/umbi batang/rhizoma yang berada di
dalam tanah. Batangnya berbentuk rumpun setinggi 40 – 90 cm.

Sampai saat ini para petani masih sedikit yang menanam jahe sebagai tanaman
utamanya, sebagian besar petani menanam jahe sebagai usaha atau tanaman
sampingan yang belum dipelihara secara mestinya. Sehingga hasilnya pun belum
memadai seperti yang diharapkan. Sekalipun demikian tanaman jahe memang
merupakan tanaman rakyat di pedesaan yang sejak lama di tanam petani.

Dalam usaha mengisi pasaran dunia yang semakin meningkat dan diiringi harga
jahe yang semakin baik, sekarang ini pemerintah sudah menggalakkan tanaman
jahe kepada petani terutama sebagai tanaman utama bukan tanaman sampingan.

TANAH DAN IKLIM

1. Tanah

Tanaman jahe menghendaki tanah subur, gembur, banyak mengandung humus dan
mudah penuntasan air.

Tanah latosol umumnya dapat ditanami jahe. Tinggi tempat tanam 0 – 900 m dari
permukaan laut, sedang daerah-daerah penghasil jahe antara 200 – 600 m dari
permukaan laut.
2. Iklim

Daerah-daerah pertanaman jahe bercurah hujan antara 250 – 400 mm setahunnya.


Adapun yang dikehendaki tanaman jahe yakni iklim panas sampai sedang dengan
kelembaban udara tinggi.

Suhu yang baik antara 21 – 35 cm selama pertumbuhan membentuk rumpun.


Tanaman jahe menghendaki banyak sinar matahari. Pada tempat-tempat telindung
hanya menghasilkan tanaman tinggi dengan daun lebar, akan tetapi rimpangnya
kecil.

KULTUR TEKNIS

1. Pengolahan Tanah

Tanah digarap pada musim kemarau agar menjadi gembur dan masak

Pengolahan tanah biasanya dilakukan 1 – 2 kali serta dibersihkan dari gulma atau
rerumputan.

Bedengan dibuat lebar 120 cm dan panjangnya tidak dibatasi. Tinggi bedengan
antara 25 30 cm, jarak antar bedengan yang satu dengan yang lainnya 30 – 50.

Bedengan diberi pupuk dasar berupa kompos /pupuk kandang

2. Penyiapan Bibit

a. Jenis

Berdasarkan warnanya jahe dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : Jehe merah, jahe
kuning dan jahe putih
Sedangkan berdasarkan bentuknya yaitu jahe kecil dan jahe besar yang sering
disebut jahe gajah.

b. Memilih bibit

Perbanyakan tanaman melalui stek rimpang yang sudah tua. Rimpang dipotong
dengan ukuran 2,5 – 7 cm. Rimpang tersebut terdiri dari 2 – 3 mata tunas. Bibit
sebaiknya disimpan dulu dalam ruangan yang sejuk sampai tumbuh tunasnya,
kemudian siap untuk ditanam.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

Bibit ditanam pada aluran-aluran tanah dengan jarak dalam barisan 30 – 50 cm dan
kedalaman 5 – 7,5 cm.

Kemudian ditutup dengan tanah.

4. Pemeliharaan

pengadiran dan pembubunan dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 – 3 bulan dan 4
– 6 bulan setelah tanam.

Diberikan pupuk kandang maupun pupuk buatan pada umur 1 – 1,5 bulan.

Pupuk kandang 15 ton/ha, sedangkan pupuk buatan yaitu : Ure 36 kg, TSP 36 kg,
KCl 80 kg dalam setiap hektar.

Pemupukan bersamaan dengan pembubunan dengan cara menaburkan disekitar


rumpun atau sejajar dengan baris.

5. Hama dan Penyakit

a. Hama
Kumbang Epilahna sp, sering melubangi daun.

Dichorcrosis spuntiferalis Guen (ulat penggerek akar) menyerang akar sehingga


kering dan mati.

Pencegahan dengan insektisida Thiodan 35 EC dengan dosis 1,5 – 2 cc/lt air.

b. Penyakit

Cendawan Philosticta Zingiberi menyerang daun sehingga berbercak-bercak.

Pengendalian dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45.

Cendawan Pythium sp dan bakteri Pseudomonas Zingiber. Gejalanya daun


mengering dan bagian pangkal batang serta rimpangnya membusuk dan akhirnya
mati.

Pengendalian tanaman terserang dicabut dan dibakar.

6. Panen

Pada umur 9 – 10 bulan jahe sudah dapat dipanen kalau daun dan batangnya sudah
kering.

Panen dilakukan dengan cara mengarpu atau menggali rimpangnya.

Rimpangnya dibersihkan dari tanah dan kotoran yang melekat.

Kemudian dijemur dan disimpan di tempat yang kering.

Produktivitas dapat mencapai 10 – 20 ton/hektar.

You might also like