You are on page 1of 7

Teknik - Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Pe/apisan Ja/an Marsudi

TEKNIK - TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAPISAN JALAN



Studi kasus : Peningkatan Jalan Butuh - Getasan Kabupaten Semarang

Oleh : Marsudi

StaffPengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang J1. ProfSudarto, S.H. Tembalang, Semarang, 50275

Abstrak

Pekerjaan pelapisan dengan campuran panas berupa Asphalt Treated Base (A TB) dilakukan dengan serangkaian pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan pemeliharaan maupun peningkatan jalan harus dilakukan perbaikan - perbaikan jalan lama yang meliputi perbaikan jalan yang berlobang dengan cara di bert tambalan atau patcing, sedangkan untuk kondisi jalan yang mengalami penurunan maka perbaikannya dengan cara meratakan permukaan jalannya atau leveling. Setelah kondisi jalan lama rata maka baru dilakukanan pnggelaran Asphalt Treated Base ATB dengan ketealan minimal 3 em yang disebut dengan overlay. Campuran panas Asphalt Treated Base (ATB) harus mempunyai kadar aspal yang digunakan untuk lapisan utama maupun lapisan penahan yang disesuaikan dengan spesifikasi untuk mencegah terjadinya luber. Segera setelah pnghamparan (spreading) dilakukan pemadatan dalam tiga tahap yaitu pemadatan awal, pemadatan tengah dan diakhiri dengan pemadatan akhir. Peralatan berat yang dipakai untuk pemadatan ini diantaranya Asphalt Sprayer, Asphalt Finisher, Pneumatic Tire Roller, Three Whell Roller, Vibro Roller. Untuk mengetahui mutu yang terdiri dai prosentase campuran maupun kadar aspal yang terkandung dalam lapisan aspal maka dilakukon pengujian yang terlebih dahulu dilakukan coredrill untuk mengambil sam pel dilapangan. Basil coredrill dapat mengetahui ketebalan lapisan Asphalt Treated Base ATB dan selanjutnya di dibawa kelaboratorium untuk dilakukan pengujian.

Kata kunci : Aspal, Patching, Leveling, Penghamparan, Pemadatan

1. Pendahuluan

Tujuan dari transportasi adalah untuk mewu j udkan penyelenggaraan transportasi yang selamat, arnan, cepat, lancar, tertib dan nyaman serta berdaya guna dengan biaya yang terj angkau oleh daya beli masyarakat, menunjang pemerataan pertumbuhan dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa. (Warp ani 1990)

1alan raya yang sudah kita kenai sejak dahulu kala merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk melakukan interaksi. Mereka menyadari sarana jalan raya akan memudahkan untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Di Negara dikenal tiga transportasi yaitu transportasi darat, laut dan transportasi udara. 1alan raya merupakan salah satu sarana untuk moda transporasi darat. Seiring dengan kemajuan ilmu

570

pengetahuan dan teknologi, ditemukan beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk pekerjaan pelapisan diantaranya Asphalt Treated Base (ATB). Jalan-jalan modem yang dilengkapi dengan lapis perkerasan banyak dij umpai di kota - kota ataupun j alanjalan akses ke perkampungan dan permukiman penduduk. Seiring dengan pengoperasian j alan tersebut selama peri ode umur rencana jalan, jalan tersebut mengalami penurunan kualitas, Untuk itu dilakukan peningkatan jalan dengan melakukan pelapisan pada ruas jalan tersebut. Pelapisan untuk kondisi lalu lintas berat biasanya menggunakan jenis aspal panas Asphalt Treated Base (ATB). Untuk lalu lintas sedang cocok dengan lapisan carnpuran aspal panas Hot Rolled Sheet (HRS). Untuk lapis antara biasanya dipakai lapisan ATB yang relative mempunyai kekauan yang cukup besar untuk menerima beban.

~ITH Vol.4 No.3 Nopember 2008: 570 - 576

2. Lapis Permukaan (Surface Course)

Lapis pennukaan atau surface course adalah bagian perkerasan pada konstruksi jalan yang paling atas. Sebagai lapisan teratas, lapisan ini harns mampu menahan air hujan agar tidak masuk/meresap kedalam lapisan pondasi dibawahnya. Jika pondasi jalan yang . berada dibawah lapisan pennukaan terkena

air maka sudah dapat dipastikan akan merusak struktur jalan tersebut. Selain itu lapisan permukaan akan berhubungan langsung dengan roda kendaraan, dim ana berat kendaraan akan diteruskan kedalam lapisan pondasi j alan yang ada. Untuk fungsi lapis ini dapat meliputi seluruhnya dan atau sebagian dari :

a. Fungsi structural, yaitu ikut memikul dan menyebarkan beban ke lapis dibawahnya.

b. Fungsi non structural, misalnya ; kedap air, membentuk permukaan yang rata dan tidak licin, dan sbagai lapisan aus.

Konstruksi lapis perkerasan yang sekarang dapat dijumpai antara lain ;

1. Lapis telford

2. Lapis makadam

3. Lapis penetrasi macadam

4. Laburan aspal satu lapis (burtu)

5. Laburan aspal dua lapis (burda)

6. Lapis dengan asbuton

7. Lapisan beton aspal

8. Hot Rolled Asphalt (lIRA)

9. Hot Rolled Sheet (HRS) 10. Lapis interblok dll

3. Prime Coat dan Tack Coat

Prime Coat adalah pemberian lapis aspal pada pennukaan lapis pondasi jalan untuk yang pertama kali. Aspal yang digunakan umumnya aspal cair dengan viskositas rendah dengan maksud agar lapis pondasi tersebut terlindung, sebelum pemberian lapis pennukaan.

Tujuan dari pemberian lapis ini adalah :

Memberikan lapis kedap air pada pennukaan lapis pondasi

- Menutup lubang-Iubang kecil pada permukaan lapis pondasi

- Menutup/melapisi butiran batu yang

Iepas, sehingga butiran tersebut saling terikat

- Membantu dalam mengadakan ikatan yang baik antara lapis pondasi dengan lapis pennukaan

Setelah prime coat diberikan, dibiarkan selama 24 j am agar aspal terserap kebawah.

4. Jenis Campuran Aspal

Berdasarkan karakteristiknya, campuran aspal panas dapat dikelompokkan dalam kelompok Aspal beton serta kelompok Hot Rolled Asphalt. Perkembangan selanjutnya dikenal Asphalt Threated Base, Hot Rolled Sheet serta Hot Rolled Sand Sheet. Masingmasing campuran tersebut mempunyai kekuatan atau kekakuan yang brbeda. Pemilihannya tergantung dari letak lapisan serta beban lalu lintas dan tingkat kenyamanan yang dikhendaki.

5. Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu)

Fungsi dari laburan aspal satu lapis (burtu) adalah sebagai berikut :

a. Membuat permukaan tidak berdebu

b. Mencegah masuknya air dari lapis permukaan (lapis rapat air)

c. Memperbaiki tekstur permukaan

perkerasan

Lapis burtu dilaksanakan pada j alan raya yang belum at au sudah beraspal dengan ketentuan bahwa jalan yang akan dilapisi burtu merupakan jalan yang stabil dan rata atau terlebih dahulu dibuat rata. Untuk jalan yang sudah mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan maka lapisan burtu juga merupakan salah satu solusi perbaikannnya. Selain itu lapis burtu dipergunakan sebagai lapis untuk jalan yang mempunyai lalu lintas ringan sampai berat.

571

Teknik - Teknik Pelaksanaan PekeTjaan Pelapisan Jalan Marsudi

5.1. Beton Aspal

Beton aspal terdiri atas carnpuran agregat dari berbagai diameter dan aspal. Pencampuran dapat dilaksanakan scara dingin (cold mix) maupun secara panas (hot mix). Untuk hot mix bahan dipanasi sarnpai 155°C bagi agregat dan 165°C, serta akan menghasilkan carnpuran dengan suhu 160°C, selanjutnya bahan digelar dilapangan. Bahan penyusunnya adalah bahan ikat yang berupa aspal, dan agregat yang terdiri dari agrgat kasar, agregat halus dan pengisilfiller.

Aspal beton merupakan carnpuran aspal panas yang mempunyai agrgat kasar, pasir, filler, dan aspal. Komposisi bahan campuran agregat mempunyai gradasi menerus. Dalam campuran, agregat yang kecil akan mengisi ruang diantara agregat yang besar sehingga membentuk struktur granular yang padat dengan rongga udara yang sangat kecil. Bahan aspal akan menyelimuti butiran agregat sebagai lapisan tipis dan sebagian akan mengisi rongga diantara agregat. Kekuatan mekanik dari carnpuran im diproleh dari gesekan dalam, sifat penguncian antar agregat serta kohesi antar butir agregat yang telah diselimuti oleh aspal,

5.2. Hot Rolled Asphalt (liRA)

Campuran Hot Rolled Asphalt merupakan carnpuran aspal panas yang mempunyai komposisi bahan agregat bergradasi timpang. Jumlah mortar dalam carnpuran yang terdiri dari pasir, filler dan aspal bervariasi mulai dari 30 % sampai 100% tergantung dari penggunaan campuran. Untuk dipakai sebagai lapisan aus pennukaan. Proporsi mortar minimum 55% dari carnpuran agar masih didapat campuran yang padat dan kedap air.

5.3. Hot Rolled Sheet (HRS)

Carnpuran ini merupakan kelompok turunan dari Hot Rolled Asphalt. Secara umum kedua

572

carnpuran mi mempunyai sifat dan karakteristik sarna. Carnpuran Hot Rolld Sheet mempunyai komposisi agregat bergradasi timpang dimana nilai stabilitasnya sangat tergantung dari kekakuan mortarnya. Sebagai lapisan tipis Hot Rolled Sheet banyak dipakai sebagai lapisan aus pennukaan yang padat dan kedap air. Tebal lapisan ini bervariasi dari 2,5 mm sampai 50 mm.

Kombinasi proporsi dari bahan campuran agregat dan aspal hams tepat. Pemilihanjenis filler sangat mempengaruhi nilai stabilitasnya. Stabilitas carnpuran adalah kemampuan campuran untuk menerima beben lalu lint as di atasnya tanpa mengalami perubahan bentuk seperti gelombang, alur atau retak buaya.

Pemakaian semen akan memberikan nilai stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan pemakaian kapur yang mempuyai stabilitas 725 kg. Kadar filler yang optimum untuk semen adalah 5,50 % sedang untuk kapur dan lanau masing-masing 6,50 %.

6. Pelaksanaan Pekerjaan Pelapisan

Dalarn pelaksanaan pekerjaan baik pada pekerj aan pemeliharaan maupun peningkatan jalan berupa pelapisan dirangkaikan dengan beberapa pekerj aan lainnya diantaranya adalah pengaturan lalu lintas, menjaga keselarnatan umum dan memperlancar arus lalu lintas di sekitar pekerjaan, disarnping itu harus dipasang rarnbu lalu lintas maupun fasilitas lainnya disetiap tempat dimana pelaksanaan konstruksi dapat mengganggu arus lalu lintas. Semua rambu dan rintangan hams diberi garis-garis reflector atau semacamnya, sehingga dapat terlihat jelas pada malarn hari. Demikian juga penempatan petugas bendera di semua tempat dimana pelaksanaan konstruksi dapat mengganggu arus lalu lintas. Tugas utamanya adalah mengarahkan dan mengatur gerakan alalu

~ITH Vol.4 No.3 Nopember 2008; 570 - 576

lintas yang melalui atau berada di sekitar lokasi pekerjaan.

Pergerakan peralatan adalah kegiatan

mobilisasi dan demobilisasi yang

dilaksanakan kurang dati 24 jam dan dilakukan berulang kali selama peroiode pelaksanaan, hal ini dilakukan mengingat .tidak dimungkinkan meninggalkan peralatan di lapangan.

Pelaksanaan pembongkaran permukaan jalan hams menggunakan alat mekanis (road cutter dan scraper). Lokasi pembongkaran hams segera diisi dengan aspal beton untuk menghindati genangan air dan untuk menghindari terjadinya kcelakaan lalu lintas pemakai jalan. Oleh karena itu tidak dibenarkan meninggalkan kondisi permukaan jalan yang dibongkar tanpa perlindungan. Selanjutnya diberi suatu ikatan antara lapis permukaan lama dengan lapis pennukaan barn. Jumlah prmakaian aspal tidak boleh terIalu banyak, karena akan menimbulkan ke1ebihan aspal pada lapisan konstruksi

berikutnya yang akan mengkibatkan

kemungkinan timbulnya luber pada

permukaan jalan.

6.1. Penghamparan

Hasil akhir untuk pekerjaan pengaspalan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas bahan atau material yang dipergunakan sebagai bahan campuran akan tetapi juga oleh proses

pembuatannya, antara lain proses

pencampuran dan ketepatan proporsi

campuran serta pelaksanaan pekerjaannya mulai dari penghamparan sampai pada pemadatan yang disesuaikan dengan spesifikasi. Sedangkan peralatan yang terkait dalam pekerjaan pengaspalan adalah ;

- Alat untuk mencampur beton aspal, yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP)

- Alat pembersih permukaan exising jalan dari debu (compressor)

- Alat penyebar aspal (asphalt sprayer)

- Atat angkut (dum truck)

- Alat penggelar (finisher)

- Alat pemadat (steel

pneumatic tire roller)

wheel

roler,

Sebelum proses pelaksanaan penghamparan perIu dilakukan persiapan-persiapan baik di lapangan maupun di base cam. Hal-hal penting yang hams dilaksanakan di lapangan sebelum dilakukan penggelaran yaitu:

- Perbaikan permukaan existing j alan lama jika jalan tersebut sudah mengalami beberapa kerusakan atau degradasi, misalnya untuk jalan yang berlobang diupayakan di lakukan pekerjaan penambalan (patcing), sedang untuk jalan yang mengalami penurunan hams di lakukan perataan kembali (leveling) dan untuk permukaan jalan yang brgelombang hams di bongkar dengan road cutter agar diperoleh permukaan yang rata.

- Seluruh permukaan jalan yang akan di lapisi aspal hams dibersihkan trlebih dahulu dengan compressor agar debu-debu maupun kotoran yang ada dapat hilang sehingga permukaan menjadi bersih.

- Jika permukaanjalan sudah brsih dan rata langkah selanjutnya adalah penyemprotan aspal dengan alat sprayer yang disebut dengan lapisan perekat atau tack coat.

Untuk persiapan penggelaran aspal, guna menjaga kualitas dati campurannya ada beberapa hal penting yang dilakukan di base cam yaitu

- Pembuatan campuran aspal panas dengan Marshall Test yang sesuai dengan spesifikasi, Trial mix perIu dilakukan di lokasi lain (base camp). Tujuannya untuk

mengetahui mutu bahan sebelum

dihamparkan, sehingga dapat

mmperkirakan hasil sesungguhnya. Pada percobaan im hams diperhatikan pemberian lapisan utama dan lapisan penahan, kemampuan mesin penghampar , percobaan peralatan mesin pemadat, kemampuan kerja, pemriksaan visual, dan persiapan lokasi badan jalan. Selanjutnya dilakukan penghamparan aspal campuran

573

Teknik - Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Pelapisan Jalan Marsudi

panas (hot mix) yang didahului pemberian lapisan utama atau lapisan penahan tergantung dari lapisan lapisan yang akan diperkeras. Dalam penghamparan perlu diperhatian jangan sampai trjadi segregasi pada campuran, menggunakan alat penghampar khusus (asphalt finisher).

Segera setelah segala persiapan pelaksanaan pekerjaan selesai maka proses selanjutnya adalah penghamparan aspal yang dilanjutkan dengan pemadatan.

Gambar 1. Proses pekeIjaan Patching

Gambar 2. Penggelaran ATB dengan Asphalt Finisher

6.2. Pemadatan

Dalam pemadatan ini ada beberapa hal yang hams diperhatikan terutama untuk menjaga kuali tas hasil penghamparan yai tu temperature, ketebalan dan jumlah lintasan. Proses pemadatan dilakukan dalam 3 (tiga) pemadatan yaitu :

Pemadatan pertama (breakdown rolling) merupakan pemadatan awal yang dilakukan segera setelah campuran digelar (dibelakang

574

finisher kurang lebih 60 meter). Suhu pemadatan dianjurkan l l S 0 C dengan alat pemadat steel wheel roller, vibrator roller, tandem roller/two axle roller yang berat dan jumlah lintasannya disesuaikan dngan prsyaratan yang akan dicapai.

Gambar 3. Alat Pemadat Jenis Vibro Roller

Pemadatan kedua {intermediate rolling),adalah pemadatan tengah dilakuk:an setelah pemadatan pertama (berjarak kurang lebih 60 meter). Suhu pemadatan dinjurkan 100 0 C menggunakan a1at pemadat pneumatic tire roller. Maksud dari penggunaan alat tersbut adalah:

- Memberikan kepadatan yang lebih merata

- Memeperoleh permukaan yang lebih baik

dan merapatkan retak-retak rambut pada bagian permukaan

Memnernesar stabilitas iamsan

Gambar 4. Pneumatic Tire Roller (PTR)

Pemadatan terakhir (finishing rolling), dilakukan setelah pemadatan kedua sehingga masih memungkinkan dapat menghilangkan bekas roda dari penggilasan kedua. Suhu

~ITH Vo1.4 No.3 Nopember 2008: 570 - 576

pemadatan dianjurkan 75 0 C dengan alat pemadat steel wheel roller (three axle). Hal-hal yang harus diprhatikan dalam pelaksanaan pekeIjaan ini khususnya selama proses pemadatan adalah :

- Selama penggilasan roda harus selalu dalam keadaan basah, agar permukaan roda selalu bersih dan tidak ada bahan yang terbawa roda.

- Alat pemadat berjalan perlahan dengan kecpatan yang merata, untuk pemadat roda baja (steel wheel) 4 - 5 km/jam, roda karet 7 - 8 km/jam.

- Selama penggilasan roda gerak diletakkan didepan, alat pemadat tidak diijinkan . diamlparkir pada lapisan yang sudah dipadatkan tetapi belum dingin.

Bersihka n lokasi yang akan digelar dari kotoran dan debu dengan compressor

Pekerjaan tack-coat dngan asphalt sprayer (,I, 30 menit)

Penggelaran Campuran panas dengan alatfinisher serta memperhatikan suhu ,I, 120·C

Pemadatan awal (break down rolling) dengan vibrator roller

Pemadatan kedua/antara (secondary rolling) dengan pneumatic tire roller

Pemadatan Akhir (finishing rolling) dengan mesin steel wheel rolling

Gambar 6. Urutan Pekerjaan Pelapisan Jalan

7. Penutup

Untuk mengembalikan kualitas jalan yang menurun selama priode umur reneana jalan, dapat dilakukan dengan pekerjan pelapisan menggunakan lapisan Asphalt Thrated Base (ATB) yang mempunyai kekuatan konstruksi dan umur perkrasan jalan yang lebih lama mngingat volume lalu lintas yang eukup padat. Namun demikian mnggunakan bahan lain untuk peningkatan jalan dapat dibenarkan tergantung dari letak lapisan serta beban lalu lintas yang akan dilayani serta tingkat kenyamanan yang dikehendaki. Untuk itu Aspal beton, Hot Rolled Asphalt (HRA) atau Hot Rolled Sheet (HRS) bisa menjadi alternative pilihan.

Peke:rjaan pelapisan pada umumnya dirangkaikan dengan beberapa pekerjaan lain diantaranya pengaturan lalu lintas yang

melewati mas jalan bersangkutan,

pembongkaran, pathing, leveling,

penyiraman aspal (lapisan utamallapisan penahan), pemnghamparan dan pemadatan. Untuk itu perIu diperhatikan pengaturan pergerakkan lalu lintas yang melalui atau berada di sekitar lokasi pkerjaan, Manuver peralatan mnyangkut kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang dilaksanakan kurang dari 24 jam dan dilakukan berulang kali selama periode plaksanaan pekerjaan. Hal iru dilakukan mngingat tidak dimungkinkan

meninggalkan peralatan dilapangan.

Pekerjaan pmbongkaran dialaksanakan

dengan menggunakan alat road cutter dan scraper, patching dilaksanakan dengan memberian kadar aspal sesuai dengan mix dsign terutama pada tahap lapisan utama atau lapisan penahan, karena pemberian aspal berlebih akan memungkinkan terjadinya luber.

Setelah penghamparan dilaksanakan penggilasan dalam tiga tahap. Tahap pertama pemadatan awal, dngan vibrator roller yang berat dan jumlah lintasannya disesuaikan dengan prsyaratan yang akan dicapai, Tahap

575

Teknik - Teknik Pelaksanaan Pekerjaan Pelapisan Jalan Marsudi

kedua, pemadatan antara menggunakan alat pemadat pneumatic tire roller yang berat dan jumlah lintasannya disesuaikan. Tahap ketiga pemadatan akhir menggunakan steel wheel roller (three axle) dengan jumlah lintasan yang disuaikan dengan kebutuhan.

Lapis Pondasi Agregat, Semarang, 2003

DAFTAR PUSTAKA

...................... , 2003, Persiapan dan

Perbaikan Tanah Dasar Badan Jalan, Dep. Kimpraswil Jateng, Semarang

...................... , 2004, Undang-undang RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, DPU Dirjend. Bina Marga, Jakarta

................... , 2006, DPU Bina Marga Kabupaten Semarang, Dokumen Lelang Pekerjaan Pelapisan Jalan-jalan Kota Ungaran. Buku Spesifikasi Umum dan Khusus .

. , 2007. Pengenalan Alat

Berat, Pe1atihan Pelaksana Umum PT. Hutama Karya Semarang.

Andi Tenrisukki Tenriajeng, 2004. Jurnal Teknik Sipil, FTSP. Universitas Gunadarma

Bina Marga, 1997, Spesifikasi Umum Volum 3 : Lapis Pondasi Agregate, Bina Marga, Jakarta.

Nyoman Suaryana, 1988, Penelitian Agrgat Kasar Untuk Lapis Pondasi Bawah, Pondasi Atas dan Bahu Jalan, Puslitbang Jalan, Bandung.

Silvia Sukirman. 1995. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova. Bandung.

Workshop Perkerasan Jalan Beraspal / Beton, Spesifikasi dan pelaksanaan

576

You might also like