You are on page 1of 16

c    


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat, taufik, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan
pengembangan produk lokal dengan pemberian inovasi dan sentuhan teknologi sehingga
memiliki nilai tambah dan berdaya jual tinggi. Dalam makalah ini kami mencoba menjabarkan
tentang inovasi-inovasi yang akan kami berikan dalam pengembangan produk lokal gipang yang
berbahan dasar tepung ketan ini. Selain pemberian inovasi untuk produk, kami juga memberikan
sentuhan teknologi dalam hal produksi untuk lebih menjaga mutu produk hingga hasil akhir dan
mengefisiensi waktu produksi yang bila dilakukan dengan cara lama akan membutuhkan waktu
lebih lama.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari begitu banyak bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak, baik bantuan material maupun non material. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Si sebagai dosen kami dalam mata kuliah pengantar
ilmu dan teknologi pangan yang telah memberikan kami ilmu dan pengetahuan sehingga sangat
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada pihak keluarga kami yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya kepada kami
dan tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami atas semua
informasi, kritik dan sarannya untuk membuat makalah ini menjdi lebih baik.

Akhirnya kami sebagi penulis sangat mengharapkan makalah kami ini dapat
memberikan manfaat dan menjadi wacana yang informatif untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan bagi para pembacanya. Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran untuk membangun karya ini menjadi lebik baik
sangat kami harapkan.

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARÊ ÊÊ
DAFTAR ISI««««««««««««««««««««««««««««««««..iii

BAB IÊ ÊÊ
PENDAHULUANÊ ÊÊ
Latar Belakang ÊÊ
TujuanÊ ÊÊ
BAB IIÊ ÊÊ
TINJAUAN PUSTAKAÊ ÊÊ
Beras KetanÊ ÊÊ
GipangÊ ÊÊ
BAB IIIÊ ÊÊ
METODOLOGIÊ ÊÊ
BAB IVÊ ÊÊ
PEMBAHASANÊ ÊÊ
Beras KetanÊ ÊÊ
GipangÊ ÊÊ
Peningkatan MutuÊ ÊÊ
Proses Pembuatan Gipang Dengan ModifikasiÊ ÊÊ
BAB VÊ ÊÊ
KESIMPULAN DAN SARANÊ ÊÊ
Kesimpulan ÊÊ
SaranÊ ÊÊ
DAFTAR PUSTAKAÊ ÊÊ
Ê

iii
Ä Ä




 Ä   
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki tanah yang subur dan begitu mudah
ditanami dengan berbagai macam tanaman. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara
agraris yang menghasilkan begitu banyak varietas produk pertanian. Akan tetapi, produk-
produk pertanian tersebut sebagian besar dijual dalam bentuk bahan mentah yang belum
mengalami pengolahan. Oleh karena itu, harga penjualan komoditi pertanian tersebut
cenderung rendah.
Sangat disayangkan jika potensi yang begitu besar dari banyaknya varietas bahan
pertanian negara Indonesia tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Perlakuan pengolahan yang
diberikan pada suatu komoditi pertanian tertentu dapat memberi nilai tambah dan
meningkatkan harga jual dari komoditi tersebut.
Salah satu komoditi pertanian Indonesia adalah beras ketan. Kabupaten Lumajang
merupakan salah satu dari dua kabupaten di Indonesia yang menjadi andalan ketersediaan
beras ketan dalam negeri. Sementara di Jawa Timur, kabupaten Lumajang berada di peringkat
pertama dalam artian penghasil beras ketan terbesar. Dari 2000 hektar areal tanam ketan di
Lumajang, perhektar dapat menghasilkan antara 6 ± 8 ton per hektar, atau lebih dari 9000 ton
beras ketan yang diproduksi oleh petani ketan Lumajang. Meskipun Kabupaten Lumajang
merupakan penghasil beras ketan terbesar di Indonesia, namun penggunaannya masih belum
masimal. Komoditi beras ketan lebih banyak dimanfaatkan untuk produksi makanan lokal di
daerah Jawa barat (Anonim, 2010)
Beras ketan merupakan salah satu jenis serealia dengan kadar amilopektin yang sangat
tinggi (>95%) dan kadar amilosa yang sangat rendah (<10%). Kandungan amilopektin yang
tinggi menyebabkan beras ketan mudah mengalami gelatinisasi karena beras ketan lebih
mudah menyerap ai daripada jenis beras lainnyar. Hal ini menyebabkan struktur beras ketan
yang cenderung untuk besrsatu satu sama lain.
Dalam 100 gram beras ketan, terkandung 10,46 gram air; 6,81 gram protein; 0,55 gram
lemak; 2,8 gram serat; 81,68 gram karbohidrat; dan 370 kkal energi. Selain itu, beras ketan
1

Ê
juga mengandung mineral, vitamin, asam amino, dan asam lemak yang lengkap (Haryadi,
2008)). Dengan banyaknya zat gizi dan kandungan energi yang tinggi, beras ketan dapat
diolah menjadi makanan ringan yang cukup mengenyangkan.
Salah satu produk hasil olahan beras ketan adalah gipang. Gipang merupakan salah
satu penganan khas Banten yang banyak dijual sebagai oleh-oleh. Rasanya renyah dan manis
dengan tekstur sedikit lengket karena terbuat dari ketan yang dicampur dengan air
gula.Gipang dipasarkan dalam bentuk potongan-potongan kotak kecil dengan satu varian rasa
manis sehingga walaupun rasanya enak tapi membuat orang cepat merasa bosan. Kini gipang
bisa dibilang merupakan penganan yang cukup langka, tak banyak lagi penjual penganan ini
di luar kota Serang. Bahkan di Banten sendiri gipang hanya dibuat di industri-industri
rumahan di kampung-kampung. Padahal makanan ringan ini memiliki potensi yang sangat
besar, sebab selain rasanya enak harga gipang pun sangat terjangkau dan dari segi kesehatan
makanan ini juga baik dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat karena tidak mengandung
bahan tambahan pangan yang berlebihan dan bahan pengawet.
Kami berinisiatif untuk mengembangkan produk pangan lokal gipang ini dengan
menambahkan berbagai varian rasa. Tidak hanya dari segi rasa inovasi produk juga akan kami
lakukan dari segi teknologi produksi, bentuk dan kemasan sehingga makanan ini akan
memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan bisa dipasarkan dalam skala yang lebih luas tidak
hanya untuk daerah tempat produksinya.

 
Tujuan pembuatan makalah ini adalah menguraikan peran teknologi dalam meningkatkan
mutu dan nilai tambah pangan lokal daerah berbahan dasar beras ketan dan menguraikan
berbagai inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dan minat masyarakat
terhadap produk pangan lokal ini.


Ê
Ä Ä
   c 

Ä  c  
Ketan sering disebut beras ketan adalah jenis beras ketan yang berwarna putih mirip
dengan beras putih biasa hanya saja ketan putih benar-benar berwarna putih tidak transparan
seperti beras putih biasa. Seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Beras
ketan hitam merupakan versi ketan dari beras hitam.
Beras ketan merupakan varietas padi dalam famili gramimae yang termasuk kedalam
kelompok biji-bijian (Depart. Perindustian, 1985: 2 dalam Afif, 2007). Beras ketan ini
mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 87% kandungan karbohidrat atau pati ini
terdapat pada dua macam persenyawaan yaitu amilosa dan amilopektin. Karbohidrat dari
beras ketan mengandung amilopektin yang jumlah perbandingannya sangat besar, dimana
kandungan amilosa sekitar 1% dan kandungan amilopektinnya 99% ( Dep. Perindustrian,
1982: 2 dalam Afif, 2007). Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan beras ketan
mudah mengalami gelatinisasi karena beras ketan lebih mudah menyerap air daripada jenis
beras lainnya. Hal ini menyebabkan struktur beras ketan yang cenderung untuk bersatu satu
sama lain.

Kadar amilosa berpengaruh terhadap rasa nasi. Beras dengan kadar amilosa tinggi bila
dimasak, pengembangan volumenya dan tidak mudah pecah, nasinya kering dan kurang
empuk, serta menjadi keras bila didinginkan. Beras dengan kadar amilosa rendah bila dimasak
menghasilkan nasi yang basah dan lengket, sedangkan beras dengan kadar amilosa menengah
menghasilkan nasi yang agak basah dan tidak menjadi keras bila didinginkan (Astawan, 2010)
Perbandingan antara amilosa dan amilopektin dapat menentukan tekstur, pera atau
tidaknya nasi, cepat atau tidaknya mengeras dan lengket atau tidaknya nasi. Makin tinggi
kadar amilosa dalam beras, bertambah keras dan pera nasi yang dihasilkan. Sebaliknya, makin
tinggi kadar amilopektin beras maka makin pulen dan lengket nasi yang dihasilkan.

Ê
 
Beras ketan bisa digunakan untuk membuat bubur ataupun sekedar campuran bubur,
tape ketan, campuran es krim, kue kering/kue basah, cake, dan masih banyak yang lainnya.
Salah satu produk pangan olahan dari beras ketan adalah gipang. Makanan ringan yang satu
ini konon merupakan salah satu penganan khas Banten yang banyak dijual sebagai oleh-oleh.
Rasanya renyah, manis, sedikit lengket karena terbuat dari ketan yang dicampur dengan air
gula. Bahan-bahan pembuat kue gipang sangat sederhana. Bahan utama untuk membuatnya
adalah beras ketan putih atau ketan merah. Setelah dikukus, ketan lalu didinginkan dan dicuci
air bersih lalu ketan pun dijemur hingga kering. Kemudian barulah digoreng dan dicampur
dengan air gula sehingga teksturnya khas sedikit lengket saat disantap (Sari, 2010)
Gipang yang sudah jadi lalu dipotong-potong tipis. Jika dulu gipang tidak memiliki
variasi rasa, kini gipang dibuat dalam berbagai varian rasa seperti rasa pandan dan gula merah.
Ada pula yang dioles dengan selai kacang diatasnya untuk memberikan rasa yang gurih-gurih
enak.
Kini gipang merupakan penganan yang cukup langka, tak banyak lagi penjual
penganan ini di luar kota Serang. Bahkan di Banten sendiri gipang hanya dibuat di industri-
industri rumahan di kampung-kampung.

Ê
Ä Ä
  

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ini adalah studi pustaka. Studi
pustaka adalah proses pengambilan data yang berasal dari literatur lalu menyusunnya secara
rapi dan teratur untuk digunakan dalam keperluan penelitian. Tujuan penggunaan metode
studi pustaka dalam penulisan karya ini adalah untuk mencari dasar pijakan untuk
memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan dugaan
sementara atau disebut hipotetis penelitian, sehingga para peneliti dapat mengerti,
mengorganisasi, dan kemudian menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Sumber
literatur dalam pembuatan karya ini meliputi buku-buku yang relevan dan artikel-artikel
ilmiah yang sesuai.
Karya ini dirancang untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal beras ketan
yang belum termanfaatkan dengan baik di wilayah Indonesia. Pengembangan produk lokal
gipang yang berbahan dasar beras ketan ini didasarkan pada cara pembuatan produk yang
telah ada dengan memberikan sentuhan teknologi baru untuk memperluas skala produksi dan
tidak hanya berkembang dalam skala industri rumah tangga. Selain teknologi, pemberian
inovasi pada varian rasa, bentuk dan kemasan juga dilakukan untuk memberikan nilai tambah
dan menarik perhatian konsumen.
.

Ê
Ä Ä
Ä
 

Ä  c  
Ketan yang sering disebut dengan beras ketan adalah jenis beras berwarna putih mirip
dengan beras putih biasa, hanya saja ketan putih benar-benar berwarna putih tidak transparan
seperti beras putih biasa. Seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Kandungan amilopektin yang tinggi (>90%) dan kandungan amilosa rendah (<10%)
menyebabkan beras ketan bersifat lengket dan mudah untuk mengsalami gelatinisasi. Beras
ketan seperti halnya beras biasa mengandung kandungan karbohidrat yang tinggi sekitar 87%.

 
Gipang merupakan jenis makanan ringan yang berbahan dasar beras ketan. Makanan
ringan yang satu ini konon merupakan salah satu penganan khas Banten yang banyak dijual
sebagai oleh-oleh. Rasanya renyah, manis, dan bertekstur sedikit lengket karena terbuat dari
ketan yang dicampur dengan air gula. Biasanya kue gipang dipasarkan dalam bentuk kotak-
kotak kecil dengan diberi selai kacang di bagian atasnya.


   
Gipang yang beredar di pasaran saat ini masih merupakan hasil pengolahan beras ketan yang
begitu sederhana dan umumnya masih diproduksi dalam skala rumah tangga. Harga jual
gipang bisa dibilang masih cukup rendah. Untuk meningkatkan mutu dan nilai jual gipang
yang berbahan dasar beras ketan ini, dapat diberikan beberapa perlakuan dan melibatkan
teknologi dalam pengolahannya. Adapun beberapa modifikasi yang dapat dilakukan pada
produk ini, seperti bentuk, rasa, aroma, warna, dan pengemasan.
1.Ê Bentuk
Bentuk suatu produk pangan merupakan salah satu aspek organoleptik yang
dapat mempengaruhi mutu dan nilai dari produk tersebut. Gipang yang dijual di
pasaran saat ini umumnya berbentuk persegi panjang, Untuk menarik perhatian
6

Ê
konsumen dan meningkatkan mutu serta harga jualnya, gipang dapat dibentuk dengan
berbagai bentuk yang menarik seperti dibuat dalam bentuk bulat, segitiga, dan
sebagainya. Pembentukan gipang dapat melibatkan teknologi yaitu pembuatan loyang
untuk mencetaknya.
2.Ê Rasa
Karakteristik organoleptik suatu produk pangan juga ditentukan dari rasa
produk tersebut. Gipang memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang lengket.
Peningkatan nilai mutu gipang dapat juga dilakukan dengan memodifikasi rasa dari
gipang itu sendiri.
Beras ketan yang r  dibuat melekat satu sama lain dengan gula yang
digelatinisasi. Rasa manis ini dapat dicampurkan dengan perisa berbagai rasa. Salah
satunya adalah rasa pedas. Selain rasa pedas, kita juga bisa tetap membuat gipang
dengan rasa manis tapi dengan mengganti larutan gula menggunakan lelehan coklat.
Sehingga kita tetap mendapatkan sensasi rasa yang berbeda.
3.Ê Aroma
Aroma dari gipang dapat menjadi salah satu karakteristik yang dapat
menambah nilai mutu gipang. Salah satu caranya adalah dengan penambahan jahe
pada pembuatannya. Di Vietnam, makanan sejenis gipang diproduksi dengan
menambahkan jahe sehingga memiliki aroma yang harum dan menarik. Selain itu,
penambahan jahe juga dapat menghangatkan tubuh dan berdampak dalam
meningkatkan kesehatan.
4.Ê Warna
Modifikasi warna pada gipang dapat dilakukan dengan penambahan berbagai
jenis pewarna makanan. Modifkasi warna ini dapat menambah ketertarikan konsumen
pada produk ini.
5.Ê Ukuran dan pengemasan
Saat ini, produk gipang dijual dalam kemasan sederhana dan ukuran yang
relatif besar. Modifikasi dapat dilakukan dengan memproduksi gipang dengan ukuran
yang cukup kecil sehingga mempermudah dalam konsumsi dan kemudian dikemas
7

Ê
dalam kemasan dengan á  yang menarik. Pembuatan gipang dengan ukuran yang
sama dan pengemasan dengan á  yang menarik dapat dilakukan dengan bantuan
teknologi. Kemasan dapat berupa kotak dari bahan mika yang transparan dan diberi
label yang menarik.

        



1.Ê Mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan
Alat : Wajan, Baskom, sendok pengaduk, papan segiempat yang terbuat
dari irisan bambu, dan panci ukuran besar
Bahan : Beras ketan, gula, coklat batang, air, dan cabe merah

2.Ê Proses pembuatan


a.Ê Pembuatan gipang dengan rasa pedas
Proses pembuatan gipang diawali dengan memilih biji beras ketan yang
bagus. Pemilihan ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses perendaman. Beras
ketan yang bagus akan tenggelam saat perendaman sedangkan beras ketan yang
jelek akan mengambang saat direndam. Proses perendaman kita lakukan selama
kurang lebih 14 jam. Proses perendaman ini berguna untuk memberikan
kesempatan penetrasi air kedalam biji beras, sehingga membantu proses
pemasakan biji beras selama pengukusan. Setelah direndam, beras ketan dikukus
selama kurang lebih 40 menit. Beras ketan yang telah dikukus dimasukkan dalam
baskom dan ditunggu sampai dingin kemudian baru dicuci dengan air dingin
sampai tidak terasa lengket.
Beras ketan kemudian ditaruh diatas papan bambu yang telah disiapkan,
ratakan dan pipihkan kemudian jemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih
3 hari. Setelah beras ketan mengering, beras ketan digoreng sampai mengembang
tanpa ada perubahan warna. Beras ketan yang telah digoreng kemudian
dimasukkan ke dalam wajan panas yang telah berisi campuran larutan gula dan
sambal balado. Aduk sampai larutan gula sambal balado merata dan mengental.
Terakhir kita tinggal mencetak campuran beras ketan dan larutan tadi dalam
8

Ê
loyang yang bentuknya disesuaikan dengan keinginan dengan melakukan
pengepresan agar bentuknya padat dan oleskan selai kacang diatasnya. Tunggu
sampai mengering dan kita tinggal mengemas hasil akhir.

b.Ê Pembuatan Gipang dengan rasa manis coklat


Proses pembuatan gipang diawali dengan memilih biji beras ketan yang
bagus. Pemilihan ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses perendaman. Beras
ketan yang bagus akan tenggelam saat perendaman sedangkan beras ketan yang
jelek akan mengambang saat direndam. Proses perendaman kita lakukan selama
kurang lebih 14 jam. Proses perendaman ini berguna untuk memberikan
kesempatan penetrasi air kedalam biji beras, sehingga membantu proses
pemasakan biji beras selama pengukusan. Setelah direndam, beras ketan dikukus
selama kurang lebih 40 menit. Beras ketan yang telah dikukus dimasukkan dalam
baskom dan ditunggu sampai dingin kemudian baru dicuci dengan air dingin
sampai tidak terasa lengket.
Beras ketan kemudian ditaruh diatas papan bambu yang telah disiapkan,
ratakan dan pipihkan kemudian jemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih
3 hari. Setelah beras ketan mengering, beras ketan digoreng sampai mengembang
tanpa ada perubahan warna. Beras ketan yang telah digoreng kemudian
dimasukkan ke dalam wajan panas yang telah berisi lelehan coklat. Aduk sampai
lelehan coklat bercampur rata dengan beras ketan dan mengental. Terakhir kita
tinggal mencetak campuran beras ketan dan lelehan coklat tadi dalam loyang yang
bentuknya disesuaikan dengan keinginan dengan melakukan pengepresan agar
bentuknya padat dan oleskan selai kacang diatasnya. Tunggu sampai mengering
dan kita tinggal mengemas hasil akhir.

Ê
3.Ê Bagan Proses Pengolahan

rendam beras ketan selama


14 jam


ambil beras yang terendam
 dengan baik dalam air (tidak
mengambang) sebagai beras ketan
yang berkualitas baik

a 
a Ê Êa  Ê  Ê
 ÊÊ Êa 
ÊÊ
Ê



Ê Êa  Êa   Ê
 a Ê
 Ê Ê
Ê  Ê
 ÊÊ ÊÊ Ê
aÊÊ ÊÊaÊÊÊ

kukus beras ketan selama 40


menit

cuci beras ketan dengan air dingin


sampai kelengketannya hilang

Ê
olesi dengan selai kacang pada
bagian atasnya

cetak beras ketan dalam loyang


sesuai bentuk yang diinginkan
kemudian pres agar teksturnya
padat

Ê
Ä Ä
c    

c  
Beras ketan merupakan jenis beras yang memiliki kandungan karbohidrat yang
jumlahnya hampir sama dengan kandungan karbohidrat pada beras biasa yaitu sekitar 87%.
karbohidrat ini terdiri atas pati yang berupa amilosa dan amilopektin. Beras ketan memiliki
tekstur yang lengket karene memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi (>90%) dan
kandungan amilosa yang rendah (<10%). Beras ketan dapat dimanfaatkan untuk membuat
berbagi jenis makanan tradisional, antara lain : rengginang, tape, jadah, wajik, dodol, gipang,
dan lain-lain. kita membahas lebih dalam tentang gipang yang dikenal sebagai makanan
tradisional khas Serang, Banten.

Gipang merupakan suatu produk olahan dari beras ketan yang dicampur dengan
larutan gula yang berbentuk kotak, memiliki rasanya manis dan tekstur yang sedikit lengket.
Namun, disini kami mencoba untuk melakukan inovasi pada rasa dan bentuk gipang yang
biasa beredar di pasar. Inovasi rasa kita lakukan dengan mengganti larutan gula dengan
larutan gula balado untuk rasa pedas dan lelehan coklat untuk rasa manis coklat. Sedangkan
untuk bentuknya dapat kita ubah sesuai dengan bentu cetakan yang kita gunakan. Inovasi ini
dilakukan untuk meningkatan nilai mutu dan nilai jual dari gipang itu sendiri karena
sepertinya orang sudah merasa bosan dengan gipang yang umum beredar dipasaran dengan
satu bentuk dan satu rasa yang ditawarkan.

  
1.Ê Kepada para mahasiswa terutama mahasiswa jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB
harusnya mulai memperhatikan keragaman makanan lokal yang ada di Indonesia dan
mencoba memberikan sentuhan teknologi dan inovasi agar makanan ini dapat
dikembangkan dan menjadi bagian dari kuliner negara Indonesia
2.Ê Kepada masyarakat khususnya masyarakat di wilayah Banten hendaknya terus
mengembangkan usaha gipang ini dan selalu berusaha melakukan perbaikan untuk
meningkatkan nilai mutu dan nilai jual produk
3.Ê Kepada pihak pemerintah hendaknya selalu memberikan dukungan untuk usaha-usaha
pangambangan makanan lokal seperti ini dengan tujuan untuk menambah
keanekaragaman makanan khas Indonesia

12

Ê


   c 

Afif, Muhamad. 2007. pembuatan Jenang dengan Tepung Buah Durian (Durio Zibetinus
Murr). = . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Astawan, Made. 2010. Beras Makanan Pokok Sumber Protein [terhubung berkala].
http://bumiganesa.com/?p=229 (17 Desember 2010)
Haryadi. 2008.   
 
 . Jogjakarta: Gadjah Mada University Press

Kabupaten Lumajang. 2010. Lumajang Lumbung Padi Nasional [terhubung berkala]. http://
Lumajang.blogspot.com/ 2010/Lumajang-Lumbung-Padi-nasional.html. (15 Desember
2010)
Priwit. 2009. Rengginang Beras Ketan [terhubung berkala]. http://DCeKGxuG5mwWE-
Dg&cad=rjahttp://topagriculture.blogspot.com/2009/05/teknologi-pengolahan-
beras.html. (15 Desember 2010)

Sari, Devita. 2010. Gipang, Si Renyah Manis dari Banten [terhubung berkala].
http://www.detikfood.com/read/2010/09/28/164229/1450592/482/gipang-si-renyah-
manis-dari-banten. (17 Desember 2010)

13

Ê
Ê

You might also like