Professional Documents
Culture Documents
Unikom
I. Pendahuluan
Bentuk INGO mulai dikenal pada tahun 1846. Yang tercatat sebagai INGO pertama,
dalam berbagai literature, adalah World Evangelical Alliance (Perhimpunan Penginjil
Sedunia).
Setelah Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 maka banyak INGO terbentuk, seperti
juga halnya IGO yang makin digandrungi pada masa itu. Untuk bentuk kerjasama IGO,
perkembangan pesat terjadi antara tahun 1921 sampai tahun 1930, dan antara tahun 1941
sampai 1960.
Pertikaian antarnegara dan juga perdebatan ideology dan kepentingan, ternyata cukup
berperan dalam menghambat keberhasilan yang ingin dicapai melalui INGO – INGO. Dan
tidak dapat dipungkiri sepenuhnya bahwa INGO memang telah berusaha dan bermanfaat
cukup banyak dalam menanggulangi berbagai masalah umat manusia serta lingkungan hidup.
Namun perkembangan serta usaha INGO itu sendiri bergerak lamban dan kurang terarah.
Menggunakan pemikiran John Boli dan George Thomas, Coleman dan Wayland
(2006) menjelaskan ada lima karakteristik dan operasional organisasi non-pemerintah
internasional (INGO – international nongovernmental organization) yaitu
Universalisme
Individualism
aktivitas sukarela rasional (rational voluntaristic activity)
rasionalisasi
warga dunia (world citizenship)
Ada tiga perspektif teori organisasi untuk menganalisis organisasi sebagai sistem
yaitu :
Perspektif sistem natural melihat organisasi memiliki struktur yang informal. Scott
mendefinisikan perspektif sistem natural sebagai kelompok bersama yang anggotanya
berbagi kepentingan bersama agar sistem bisa bertahan hidup dan yang ikut dalam kegiatan
kolektif yang diselenggarakan secara informal untuk memastikan agar bisa terus bertahan
(Scott, 1987). Struktur informal yang terjadi lebih memberikan panduan yang akurat dan
informatif untuk memahami perilaku organisasi dibandingkan struktur yang formal.
Ada tiga teori berkembang di dalam perspektif sistem terbuka yaitu teori
ketergantungan sumber daya, teori institusional, dan teori ekologi organisasi.
Ketiga perspektif ini berakar pada organisasi bisnis. Para pencetus teori dari ketiga perspektif
ini mengembangkan teori-teori mereka untuk diterapkan pada organisasi bisnis. Salah satu
organisasi yang termasuk dalam INGO adalah Greenpeace, yaitu suatu organisasi yang
bergelut dalam bidang pelestarian lingkungan hidup dan dapat dikategorikan sebagai global
civil society. Oleh karena itu saya akan membahas tentang Greenpeace dan mengkaitkannya
dengan tema tugas ini yaitu “INGO: Teman atau Lawan??”. Dampak apa yang ditimbulkan
oleh Greenpeace di dalam kehidupan bernegara.
Greenpeace tidak meminta atau menerima dana dari pemerintah, perusahaan atau
partai politik.
Greenpeace tidak mencari atau menerima sumbangan yang akan mengkompromikan
kemandirian, tujuan, atau integritasnya.
Greenpeace memegang teguh prinsip-prinsip: tanpa kekerasan (non-violence),
independen dari politik (political independence), dan internasionalisme.
Greenpeace tidak memiliki sekutu atau musuh permanen (no permanent allies or
enemies).
Greenpeace, sebagai organisasi non-pemerintah, memegang teguh prinsip transparan
dan akuntabilitas
Selain NRO, Greenpeace memiliki lebih dari 3 juta orang supporter dan jutaan
sukarelawan (volunteer) dan cyber activists sebagai aktor sosial organisasi Selain NRO,
Greenpeace memiliki lebih dari 3 juta orang supporter dan jutaan sukarelawan (volunteer)
dan cyber activists sebagai aktor sosial organisasi Greenpeace. Supporter adalah individu
yang menyumbangkan uangnya untuk membiayai kegiatan Greenpeace. Volunteer adalah
individu yang mendukung dan ikut terlibat secara sukarela dalam kegiatan Greenpeace.
Supporter dan volunteer memiliki aturan tersendiri yang tertulis.
IV. Analisis
Penelitian mengenai organisasi akan sangat tergantung dari latar belakang siapa yang
meneliti. Para ilmuwan politik akan tertarik meneliti struktur partai-partai politik dan struktur
administrasi negara. Para ahli ekonomi akan tertarik meneliti organisasi sebagai perusahaan
bisnis. Ahli sosiologi akan meneliti asosiasi-asosiasi tanpa ikatan, lembaga-lembaga yang
bergerak di bidang peningkatan kesejahteraan dan kontrol sosial. Dan para antropolog akan
meneliti administrasi perbandingan di dalam perkembangan masyarakat.
Apakah para sosiolog akan tertarik meneliti organisasi nir-laba? Atau para ahli politik
yang tertarik karena organisasi nir-laba internasional akan berpengaruh pada pengambilan
kebijakan di dalam pemerintahan?
Eksplisit Greenpeace menyatakan tidak ada sekutu atau musuh abadi, menunjukkan
Greenpeace sangat sadar sebagai organisasi yang terbuka dan ingin mempertahankan struktur
formalnya.
Dilihat dari beberapa uraian pada poin III dan poin IV, kita harus bisa menarik
kesimpulan bahwa hubungan antara INGO, yang salah satu contohnya adalah Greenpeace
dengan suatu Negara. Apa peran serta Greenpeace terhadap perkembangan Indonesia?? Itu
adalah salah satu hal yang akan saya paparkan di poin V ini.
Indonesia dengan Greenpeace adalah hubungan antara Negara dengan INGO yang
terkenal di dunia. Dalam waktu dekat ini, mungkin kita pernah mendengar tentang datangnya
kapal – kapal Greenpeace yang akan masuk ke perairan Indonesia.
Salah satu contohnya, sawit pernah dijadikan objek black campaign oleh Greenpeace,
dengan modus ‘penyelamatan hutan’ itu digunakan untuk menghalangi Indonesia untuk
meningkatkan produk unggulannya yang jelas akan berpengaruh pada factor perekonomian
Indonesia itu sendiri. Karena sawit adalah salah satu produk unggulan Indonesia dan di masa
datang akan berkontribusi untuk sustainable development bagi ekonomi Indonesia, karena
Indonesia adalah produsen sawit terbesar.
Dan kita bisa menarik kesimpulan bahwa sawit adalah salah satu penghasil devisa
terbesar di bidang perkebunan. Devisa yang dihasilkan dari kelapa sawit tersebut sangat
berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Selain itu, sawit juga mampu meningkatkan
perekonomian, dimana lahan – lahan sawit tersebut dibuka dan membuka lapangan pekerjaan
di kalangan masyarakat Indonesia.
Menjaga hutan itu harus dilakukan secukupnya saja, lahan – lahan dan kekayaaan
alam yang ada di Indonesia harus dimanfaaatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi
kepentingan masyarakat Indonesia itu sendiri. Tetapi kita tidak boleh lupa untuk melestarikan
atau memperbaruinya kembali.
Coleman, W.D. dan Wayland, Sarah. 2006. “The Origins of Global Civil Society and
Nonterritorial Gobernance: Some Empirical Reflections.” Global Governance, Vol.
12.: 241-261.
Darlington, Tim. 1998. “From Altruism to Action: Primary Task and the Not-for-
Profit Organization.” Human Relations, Vol. 51, No. 12: 1477-1493.
http://www.findtoyou.com/ebook/download-organisasi+international-1716554.html
http://www.findtoyou.com/ebook/download-ingo-2465517.html
http://www.findtoyou.com/ebook/download-ingo-2465517.html