You are on page 1of 5

c 


   
   
Jumat, 01 Mei 2009 by manusia biasa

Bosan mengikuti c  , mending ikutan manusia biasa aja deh. manusia biasa
perkenalkan satu tempat yang dijamin gak rugi kalo seandainya teman-teman jalan-jalan ke

    
Desa ini merupakan desa   yang berada di Kabupaten Gunung Mas Kecamatan
Damang Batu. Nah, Kali ini manusia biasa akan ajak rekan-rekan untuk mengetahui bentuk dan
rupa ë
   . Karena di desa 
   terkenal akan wisata budaya rumah
betangnya.
m 
   merupakan rumah betang yang paling banyak memiliki nilai
sejarah bagi masyarakat dayak kalimantan. Karena dirumah inilah menjadi tempat
dilaksanakannya rapat besar    untuk menghentikan perang suku dayak yaitu 
   

Perjanjian Tumbang Anoi merupakan sebuah perjanjian penting yang ada


di Pulau Kalimantan ini, Karena Perjanjian Inilah Ô ë 
semakin dalam dengan filsafat Rumah Betang, berikut isi perjanjian
tumbang anoi itu.

Ô ë
   

 !

1. Memilih siapa yang berani dan sanggup menjadi ketua dan sekaligus
sebagai tuan rumah untuk menghentikan 3 H (Hakayau=Saling mengayau,
Hopunu¶=saling membunuh, dan Hatetek=Saling memotong kepala
musuhnya).
2. Merencanakan di mana tempat perdamaian itu.
3. Kapan pelaksanaan perdamaian itu.
4. Berapa lama sidang damai itu bisa dilaksanakan.
5. Residen Banjar menawarkan siapa yang bersedia menjadi tuan rumah
dan menanggung beaya pertemuan. Damang Batu¶ menyanggupi. Karena
semua yang hadir juga tahu bahwa Damang Batu¶ memiliki wawasan yang
luas tentang adat-istiadat yang ada di Kalimantan pada waktu itu, maka
akhirnya semua yang hadir setuju dan ini disyahkan oleh Residen Banjar.
   !

1. Pertemuan damai akan dilaksanakan di Lewu¶ (kampung) Tumbang


Anoi, yaitu di Betang tempat tinggalnya Damang Batu¶.
2. DibePerjanjian Tumbang Anoi merupakan sebuah perjanjian penting
yang ada di Pulau Kalimantan ini, Karena Perjanjian Inilah Ô ë 
 semakin dalam dengan filsafat Rumah Betang, berikut isi
perjanjian tumbang anoi itu.

Ô ë
   

 !

1. Memilih siapa yang berani dan sanggup menjadi ketua dan sekaligus
sebagai tuan rumah untuk menghentikan 3 H (Hakayau=Saling mengayau,
Hopunu¶=saling membunuh, dan Hatetek=Saling memotong kepala
musuhnya).
2. Merencanakan di mana tempat perdamaian itu.
3. Kapan pelaksanaan perdamaian itu.
4. Berapa lama sidang damai itu bisa dilaksanakan.
5. Residen Banjar menawarkan siapa yang bersedia menjadi tuan rumah
dan menanggung beaya pertemuan. Damang Batu¶ menyanggupi. Karena
semua yang hadir juga tahu bahwa Damang Batu¶ memiliki wawasan yang
luas tentang adat-istiadat yang ada di Kalimantan pada waktu itu, maka
akhirnya semua yang hadir setuju dan ini disyahkan oleh Residen Banjar.

   !

1. Pertemuan damai akan dilaksanakan di Lewu¶ (kampung) Tumbang


Anoi, yaitu di Betang tempat tinggalnya Damang Batu¶.
2. Diberikan waktu 6 bulan bagi Damang Batu¶ untuk mempersiapkan
acara.
3. Pertemuan itu akan berlangsung selama tiga bulan lamanya.
4. Undangan disampaikan melalui tokoh/kepala suku masing-masing
daerah secara lisan sejak bubarnya rapat di Tumbang Kapuas.
5. Utusan yang akan menghadiri pertemuan damai itu haruslah tokoh atau
kepala suku yang betul-betul menguasai adat-istiadat di daerahnya masing-
masing.
6. Pertemuan Damai itu akan di mulai tepat pada tanggal 1 Januari 1894
dan akan berakhir pada tanggal 30 Maret 1894.

Ô ë
 
 ë  ë   "#ë  

   
 $ 
   
 ë
 

      !

1. Menghentikan permusuhan antar sub-suku Dayak yang lazim di sebut


3H (Hakayou =saling mengayau, Hapunu¶ = saling membunuh, dan
Hatetek = saling memotong kepala) di Borneo pada waktu itu.
2. Menghentikan sistem Jipen¶ (hamba atau budak belian) dan
membebaskan para Jipen dari segala keterikatannya dari Tempu
(majikannya) sebagai layaknya kehidupan anggota masyarakat lainnya
yang bebas.
3. Menggantikan wujud Jipen yang dari manusia dengan barang yang bisa
di nilai seperti baanga¶ (tempayan mahal atau tajau), halamaung, lalang,
tanah / kebun atau lainnya.
4. Menyeragamkan dan memberlakukan Hukum Adat yang bersifat umum,
seperti : bagi yang membunuh orang lain maka ia harus membayar
Sahiring (sanksi adat) sesuai ketentuan yang berlaku. pada yang digunakan
lawannya.
5. Memutuskan agar setiap orang yang membunuh suku lain, ia harus
membayar Sahiring sesuai dengan putusan sidang adat yang diketuai oleh
Damang Batu¶. Semuanya itu harus di bayar langsung pada waktu itu juga,
oleh pihak yang bersalah.
6. Menata dan memberlakukan adat istiadat secara khusus di masing-
masing daerah, sesuai dengan kebiasaan dan tatanan kehidupan yang di
anggap baik.

rikan waktu 6 bulan bagi Damang Batu¶ untuk mempersiapkan acara.


3. Pertemuan itu akan berlangsung selama tiga bulan lamanya.
4. Undangan disampaikan melalui tokoh/kepala suku masing-masing
daerah secara lisan sejak bubarnya rapat di Tumbang Kapuas.
5. Utusan yang akan menghadiri pertemuan damai itu haruslah tokoh atau
kepala suku yang betul-betul menguasai adat-istiadat di daerahnya masing-
masing.
6. Pertemuan Damai itu akan di mulai tepat pada tanggal 1 Januari 1894
dan akan berakhir pada tanggal 30 Maret 1894.

Ô ë
 
 ë  ë   "#ë  

   
 $ 
   
 ë
 

      !

1. Menghentikan permusuhan antar sub-suku Dayak yang lazim di sebut


3H (Hakayou =saling mengayau, Hapunu¶ = saling membunuh, dan
Hatetek = saling memotong kepala) di Borneo pada waktu itu.
2. Menghentikan sistem Jipen¶ (hamba atau budak belian) dan
membebaskan para Jipen dari segala keterikatannya dari Tempu
(majikannya) sebagai layaknya kehidupan anggota masyarakat lainnya
yang bebas.
3. Menggantikan wujud Jipen yang dari manusia dengan barang yang bisa
di nilai seperti baanga¶ (tempayan mahal atau tajau), halamaung, lalang,
tanah / kebun atau lainnya.
4. Menyeragamkan dan memberlakukan Hukum Adat yang bersifat umum,
seperti : bagi yang membunuh orang lain maka ia harus membayar
Sahiring (sanksi adat) sesuai ketentuan yang berlaku. pada yang digunakan
lawannya.
5. Memutuskan agar setiap orang yang membunuh suku lain, ia harus
membayar Sahiring sesuai dengan putusan sidang adat yang diketuai oleh
Damang Batu¶. Semuanya itu harus di bayar langsung pada waktu itu juga,
oleh pihak yang bersalah.
6. Menata dan memberlakukan adat istiadat secara khusus di masing-
masing daerah, sesuai dengan kebiasaan dan tatanan kehidupan yang di
anggap baik.

Sedikit mengingat tentang sejarahnya ë


    ini sendiri digunakan pada saat rapat damai
suku dayak dihadiri oleh semua    yang ada dipelosok Kalimantan, yang pada saat itu
tuan rumahnya adalah 
    ë    

  Rapat
itu sendiri berlangsung dari tanggal 22 mei S/D 24 Juli 1894. (lama buangetttttt Ueyyy)
Nah, bisa dibayangkan donk lamanya Rumah Betang ini. Karena udah tua Rumah Betang ini pun
sudah menjadi kerangkanya saja dan sudah menjadi situs budaya yang menjadi aset pemerintah
sekarang ini. Tetapi disampingnya udah dibangun pemerintah lagi Kok duplikatnya panjangnya
sih 24 Meter, Lebar 10,5 Meter, dan Tingginya 4 Meter cuyyyyy........ dan kamarnya ada 7
ueyyyyyyy..........
%    ë ë
    ë 
   &
#        ë  ë
'#        
 ë ë
#       
(   )ë  
#        ë 
*  
  ë  


Nah, untuk dapat mengunjungi daerah +  


   
  i ini, kita
harus melewati perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan untuk sampai ke ibukota
kabupaten ,  # yaitu ë yang menggunakan jalan darat memakan waktu 4
jam itu dari  ëke kuala kurun. Selanjutnya dari kuala kurun ke tumbang miri pake
jalan darat juga bisa dan memakan waktu sekitar 2Jam. seterusnya dari 
 
ë
dilanjutkan ke desa 
   memakan waktu 4 jam karena kita akan menggunakan
kelotok kecil untuk menyusuri hulu dari sungai kahayan, nah serunya jika air sedang surut maka
bebatuan di hulu sungai kahayan akan muncul.... manthaf buat arung jeram uey.....
|

You might also like