Professional Documents
Culture Documents
PERTOLONGAN PERTAMA
Tingkat Dasar
Kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan dapat terjadi dimana saja dan kapan
saja. Kejadian ini dapat berupa suatu insiden kecil atau suatu bencana yang melibatkan
penderita dalam jumlah besar.
Orang pertama yang akan memberikan pertolongan adalah mereka yang berada di
tempat kejadian. Mereka yang berupaya memberikan pertolongan ini memiliki berbagai
tingkat pengetahuan mulai dari yang tidak mempunyai pengetahuan pertolongan
pertama dan tidak terlatih sampai yang sudah berpengalaman & terlatih. Ada waktu
antara pertolongan di lokasi kecelakaan sampai korban dapat memperoleh pertolongan
oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan, sehingga masa tenggang inilah yang harus diisi
oleh orang pertama yang terdekat dengan korban yang telah memiliki keterampilan
Pertolongan Pertama.
Pertolongan yang diberikan harus menjadi satu kesatuan pertolongan korban dari
lapangan sampai perawatan lanjutan di rumah sakit.
Pertolongan ini dikenal dengan Pelayanan Gawat Darurat . Pelayanan ini dibagi dalam
dua fase :
a. Fase Pra Rumah Sakit
Pada fase ini dilakukan perawatan di tempat kejadian dengan atau tanpa melakukan
transportasi penderita ke fasilitas kesehatan. Konsep dasar dari pertolongan
pertama adalah memberikan bantuan hidup dasar dan mempertahankan nyawa
dengan melakukan tindakan pertolongan pertama secepatnya setelah kejadian.
Posisi Anatomis
Posisi Anatomis yaitu berdiri tegak, kedua lengan
disamping tubuh, telapak menghadap ke depan.
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat
oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia
dibagi menjadi :
1. Kepala terdiri dari : Tengkorak, wajah dan
rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh, Terdiri dari : Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas, Terdiri Dari :
• Sendi bahu
• Lengan Atas
• LenganBawah
• Siku
• Lengan Bawah
• Pergelangan Tangan
• Tangan
5. Anggota Gerak Bawah, Terdiri Dari :
• Sendi Panggul
• Tungkai atas (paha)
• Lutut
• Tungkai Bawah
• Pergelangan Kaki
• Kaki
Pelaku pertolongan pertama harus menilai penderita dan kaadaannya sedemikian rupa
sehingga dapat melakukan penatalaksanaan penderita dengan baik.
Langkah - langkah penilaian adalah sebagai berikut :
A. Penilaian Keadaan
Pada saat penolong mencapai tempat kejadian sebelum melakukan sesuatu hendaknya
dilakukan penilaian keadaan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara umum tentang kejadian yang sedang dihadapi, faktor-faktor yang akan
mendukung atau menghambat pertolongan pertama.
3. Bagaimana mengatasinya
Penolong melakukan langkah - langkah untuk mengamankan keadaan atau ancaman
bahaya dan menentukan tindakan pengamanan bila sesuatu terjadi. Cara - cara
mengatasi keadaan secara sederhana dan cepat sehingga bantuan pertolongan tidak
akan mengalami kesulitan.
B. Penilaian Dini
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang dapat
mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana.
1. Kesan umum
Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis.
Kasus trauma adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu ruda paksa/ trauma
yang jelas terlihat, tidak jelas terlihat, dan atau teraba, misalnya kasus
perdarahan,luka terbuka, patah tulang, penurunan kesadaran.
Kasus medis adalah kasus yang diderita oleh seseorang tanpa ada riwayat ruda
paksa, misalnya sesak nafas, nyeri dada dan lain - lain.
2. Pemeriksaan respon
Untuk menentukan tingkat respon seseorang penderita berdasarkan rangsangan yang
diberikan penolong ada empat tingkatan :
a. A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaannya lingkungan serta waktu.
b. S = Suara
Penderita hanya menjawab / bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
c. N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan penolong,
misalnya dicubit, ditekan pada titik tulang dada.
d. T = Tidak Respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan oleh
penolong.
4. Penilaian pernafasan
Periksa ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar, dan rasakan selama 3-5 detik.
Ini bertujuan apakah nafas penderita cukup untuk dapat mempertahankan hidupnya,
bila ternyata penderita tidak bernafas maka segera lakukan nafas buatan.
Menilai sirkulasi
1. Penderita respon, periksalah nadi radial (pergelangan tangan), pada bayi
periksalah pada nadi brakial (bagian dalam lengan atas).
2. Penderita tidak respon, periksalah nadi karotis (leher) selama lima sampai 10
detik. Bila tidak ada nadi segera mulai tindakan resusitasi jantung paru.
Apabila dirasakan perlu segera minta bantuan rujukan, pesan yang disampaikan
harus singkat, jelas dan lengkap.
Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa
sudah harus ditanggulangi sebelum pemeriksaan fisik.
Dalam penilaian dini perlu dipertimbangkan prioritas transportasi penderita, apakah
harus sesegera mungkin atau dapat ditunda.
TANDA VITAL
Parameter yang dikelompokan dalam tanda vital adalah :
A. Riwayat Penderita
Untuk menentukan riwayat penderita harus diadakan wawancara baik dengan penderita
keluarga atau saksi mata. Riwayat penyakit ini sangat penting terutama pada kasus
medis.
B. Pelaporan
Semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan dilaporkan secara singkat dan jelas
kepada penolong selanjutnya.
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
Umur dan jenis kelamin penderita
Perasat Heimlich :
Hentakan perut-pada penderita dewasa dan anak, ada
respon.
Hentakan perut, pada penderita dewasa dan anak tidak
ada respon.
Hentakan dada, pada penderita dewasa yang kegemukan
atau wanita hamil yang ada respon.
Hentakan dada, pada penderita dewasa yang kegemukan
atau wanita hamil yang tidak ada respon.
Bantuan Pernapasan
Bahaya bagi penolong yang melakukan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut:
Penyebaran penyakit
Kontaminasi bahan kimia
Muntahan penderita
Pada beberapa keadaan kita mungkin akan menemukan sumbatan jalan napas setelah
melakukan bantuan pernapasan, dalam situasi ini maka kita harus kembali ke tindakan
AIRWAY CONTROL.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernapasan
akan langsung mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya.
Resusitasi Jantung Paru (RJP).
RJP harus dimulai sesegera mungkin. Pada orang dewasa dikenal 2 rasio, yaitu:
(15:2) per siklus = 15 kali pompa dada, 2 kali tiupan mulut
(5:1) per siklus = 5 kali pompa 1 kali tiupan
Setelah membuka jalan napas, tentukan fungsi pernapasan dengan teknik; lihat, dengar
dan rasakan selama 3 – 5 detik.
Untuk menentukan ada tidaknya denyut nadi, harus dilakukan perabaan pada tempat
nadi karotis (dewasa dan anak). Jika denyut nadi karotis teraba, maka jangan lakukan
pijatan jantung luar. Tetapi jika nadi karotis tidak teraba segera lakukan RJP
UNTUK DI PRAKTEKKAN
Teknik komperesi dada pada penderita dewasa.
RJP dewasa satu penolong.
RJP dewasa dua penolong.
Catatan untuk pelaksanaan RJP
RJP yang baik bukan jaminan penderitanya akan selamat, tetapi ada hal-hal yang dapat
dipantau untuk menentukan keberhasilan tindakan maupun pemulihan sistem pada
penderita.
BAB V
PERDARAHAN DAN SYOK
Perdarahan
Jenis-jenis perdarahan
1. Perdarahan luar
Perdarahan yang tampak / terlihat jelas keluar dari luka terbuka.
2. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam, biasanya tak terlihat dan kulit tidak tampak rusak. Kadang -
kadang terlihat berada di bawah permukaan kulit tanpa memar.
Penanganan
A. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
1. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban
2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu
memberi perawatan
3. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
4. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan
darah atau cairan tubuh korban.
2. Elevasi (Tinggikan posisi luka dan lakukan bersamaan dengan tekanan langsung ).
Perawatan perdarahan
1. Pada perdarahan besar :
a) Jangan buang waktu hanya untuk mencari penutup luka
b) Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
c) Pertahankan dan tekan cukup kuat
d) Rawat luka setelah perdarahan terkendali
Perlu diingat :
Penanganan perdarahan berarti mengendalikan perdarahan, bukan berarti
menghentikan perdarahan sama sekali.
Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang
mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital (terutama otak, jantung dan paru –
paru).
Penyebab
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
Tanda
a) Pernapasan : cepat dan dangkal
b) Nadi : cepat dan lemah
c) Kulit : pucat, dingin dan lembab
d) Wajah : pucat, sianosis pada bibir, lidah dan cuping telinga
e) Mata : pandangan hampa, pupil melebar
Gejala
a) Mual dan mungkin muntah
b) Haus
c) Lemah
d) Pusing
e) Gelisah dan takut mati
Penanganan syok :
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan terlentang, tungkai ditinggikan 20 - 30 cm bila tidak ada kecurigaan
patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau
tandu maka angkat bagian kaki
3. Pakaian penderita dilonggarkan
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Bila ada berikan oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan dan minum
10. Periksa berkala tanda vital secara berkala
11. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Klasifikasi Luka :
1. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak yang disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu
rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit. Jenis Luka Terbuka :
a. Luka lecet
b. Luka sayat / iris
c. Luka robek
d. Luka tusuk
e. Luka avulsi (sobek)
Luka amputasi.
2. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan / terputusnya jaringan kulit, yang rusak
hanya jaringan di bawah kulit. Jenis Luka Tertutup :
Jenis luka ini dikelompokkan dalam luka tertutup namun beberapa jenis luka ini dapat
berupa campuran antara luka tertutup dan terbuka.
1. Memar
Gejala dan Tanda :
Nyeri
Bengkak
Warna merah kebiruan (memar)
Nyeri tekan.
Fungsi pembalut :
Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan
Mempertahankan penutup luka pada tempatnya
Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
2. Pembalutan
Usahakan untuk memasang pembalut setelah perdarahan terhenti.
Kecuali pembalut penekan yang memang berfungsi untuk menghentikan
perdarahan.
Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Jangan biarkan ujung sisa pembalut terurai.
Bila membalut luka sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar dari luas
luka. Ini dilakukan untuk menambah luasnya permukaan tubuh yang mengalami
tekanan sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.
Jangan menutupi ujung jari kecuali terdapat luka di bagian tersebut,
bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu
dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan
harus diperbaiki.
Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari distal ke proksimal
arah jantung.
Fraktur / Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang, seluruhnya atau sebagian.
Patah tulang dibagi dua : patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup yang
disebabkan oleh gaya langsung, gaya tidak langsung, gaya puntir.
Tanda & Gejala :
- Berubah bentuk
- Nyeri & Kaku
- Memar
- Adanya bunyi patahan
- Bengkak
- Ujung tulang terlihat
- Sendi terkunci
- Gangguan. Sirkulasi
- Gangguan. Gerakan Sirkulasi Sensasi
• Terkilir / Keseleo
Pengertian : Robeknya /terputusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal
Penyebab : gerakan yang salah ( terpeleset ), sendi meregang melampui
gerakan normal
Gejala & tanda : Nyeri bengkak, nyeri tekan, warna merah kebiruan.
6. Cedera Lutut
Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi tersebut dan
bila lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara membidainya sama seperti
patah tulang paha .
7. Patah tulang tungkai bawah
Umumnya kedua tulang tungkai bawah mengalami cedera bersamaan. Letaknya
yang sangat dekat denganpermukaan kulit menyebabkan cedera ini sering berupa
patah tulang terbuka . Pertolongan :
a. Pasang 2 bidai disebelah luar dan dalam tungkai yang patah
dari lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki.
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai atau kain.
c. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Catatan :
Penolong harus siap melaukan RJP pada penderita yang tersengat listrik. Penderita
harus dipantau dengan ketat, karena henti napas dan henti jantung sering berulang.
Luka bakar Inhalasi ( terhisap / tercium oleh hidung )
Penanganan :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Pindahkan penderita ke tempat aman
2. Berika oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan
3. Penilaian dini terutama jalan napas dan pernapasan
4. Bila perlu, lakukan pernapasan buatan
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Saat tiba dilokasi kita, ada kemungkinan penderita yang ditemukan harus segera
dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat dan waspada sangat penting.
Penanganan penderita yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru.
Jawaban secara pasti tidak ada mengingat semua hal di atas itu tergantung dari
keadaan.
Posisi Penderita
Selain masalah pemindahan penderita, hal lain yang perlu mendapat perhatian
adalah bagaimana mengatur posisi penderita. Secara umum dapat dikatakan
Kedaruratan Medis adalah segala sesuatu yang diderita seseorang tanpa adanya riwayat
ruda paksa.
Perhatikan gejala dan tanda, serta keluhan penderita melalui wawancara atau keterangan
keluarga / Saksi.
Gejala Umum :
Demam
Nyeri
Mual, muntah
Buang Air Kecil berlebihan atau tidak sama sekali
Pusing, pingsan, mau kiamat
Sesak / sukar bernapas
Haus lapar berlebihan, mulut terasa aneh
Tanda Umum :
Perubahan status mental
Perubahan irama jantun
Perubahan pernafasan
Perubahan keadaan kulit
Perubahan tekanan darah
Perubahan manik mata
Aktifitas otot tdk normal
Gangguan saluran cerna
Gangguan Jantung
Faktor Resiko :
Tidak dapat diubah
Penyakit keturunan
Jenis Kelamin (pria > wanita)
Etnis
Usia (30 thn<)
Dapat diubah
Merokok
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol tinggi
Kurang aktivitas fisik
Faktor Penyulit
Obesitas
Diabetes
Stres
Gejala
Perasaan tidak enak, nyeri, rasa berat didada.
Penderita memegang dada dan sedikit membungkuk
Nyeri berkembang dengan tiba-tiba
Tidak respon, henti nafas dan jantung
Tanda
Nadi tdk normal
Palpitasi
Pelebaran p. balik
Bengkak
Mual, muntah
Kepala ringan
Lemas mendadak
Sianosis
Keringat berlebihan
Merasa kiamat
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jangan tinggalkan penderita sendiri
Posisikan penderita pada posisi yg nyaman
Pastikan jalan nafas terbuka
Beri oksigen bila ada
Jangan beri makan / minum
Kendurkan pakaian yang mengikat
Bila penderita tidak sadar lakukan tindakan BHD
Rujuk segera ke tempat rujukan.
Gangguan Pernapasan
Contoh :
ISPA & ISBA
Edema paru akut
Penyakit paru obstruktif menahun
Pneumotoraks spontan
Asma / alergi
Sumbatan jalan napas
Emboli paru
Hiperventilasi
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jaga agar jalan nafas tetap terbuka
Nilai pernapasan penderita
Letakkan penderita pada posisi nyaman
Beri bantuan nafas bila perlu
Beri oksigen sesuai ketentuan bila ada
Bawa segera penderita ketempat rujukan
Pertolongan
Nilai dan pantau pernafasan dan jalan nafas penderita
Baringkan penderita pada posisi miring mantap bila tidak ada kecurigaan cidera
kepala, patah tulang leher dan punggung
Beri oksigen sesuai ketentuan bila ada
Pantau tanda vital dan tingkat respon
Bawa segera penderita ketempat rujukan
HIPOGLIKEMIA
Seperti mabuk limbung, bicaranya mengacau
Bertindak aneh
Agresif, gelisah
Nadi cepat
Kulit dingin, keriput
Lapar
Sakit kepala
Kejang-kejang
Pertolongan
Lakukan penilaian dini dan usahakan memperoleh riwayat penyakit
Awasi dan pantau jalan napas serta pernafasan
Beri minuman manis bila penderita sadar
Bawa segera penderita ketempat rujukan
STROKE
Tanda & Gejala :
Nyeri kepala
Kehilangan kesadaran
Berbagai tingkat respon
Rasa kesemutan / kelumpuhan pada wajah atau alat gerak
Sukar bicara
Penglihatan kabur
Kejang
Manik mata kanan & kiri tidak sama
Kehilangan kontrol saluran kemih & pelepasan
Faktor usia
Pertolongan
Tenangkan penderita
Jangan tinggalkan penderita sendiri
Baringkan penderita
Pastikan jalan nafas terbuka
Berikan oksigen bila ada
Kendurkan bagian yang mengikat tubuh penderita
Bila respon tidak ada beri tindakan BHD
Bawa segera penderita ketempat rujukan
Hati-hati bila ada bagian tubuh penderita yg lumpuh
EPILEPSI
Tanda & Gejala :
Pandangan mendadak kosong, merasa mendengar atau melihat sesuatu
Teriakan tercekik
Jatuh tiba-tiba, berbaring kaku sesaat, punggung melengkung
Wajah dan leher kebiruan dan sembab
Gerakan kejang otot
Tidak ada respon
Mulut berbuih, kadang berdarah
Mungkin lidah tergigit
Mungkin hilang kendali kemih dan pencernaan
Penderita kembali sadar dalam waktu yang tidak lama
Setelah kejang, penderita kelelahan dan tidur
Pertolongan
Lindungi penderita dari cedera
Jangan menahan atau melawan kejang
Lindungi lidah penderita dari tergigit
Posisikan stabil segera
Rawat cedera akibat kejang
Jaga jalan nafas agar tidak tersumbat
Biarkan istirahat
Hindari penderita daari ketegangan dan rasa malu sekeliling
HISTERIA
Tanda & Gejala :
Hilang kesadaran sesaat dengan sikap terkesan dibuat - buat
Mungkin berguling - guling di tanah
Nafas cepat
Tidak dapat bergerak atau jalan, tanpa sebab yang jelas
Pertolongan
Tenangkan penderita
Hindarkan penderita dari massa
Bawa penderita ketempat tenang
Dampingi penderita dan awasi terus
Anjurkan ke dokter, setelah tenang
PINGSAN
Tanda & Gejala :
Perasaan limbung
Pandangan berkunang – kunang dan telinga berdenging
Lemas, keluar keringat dingin
Menguap
Dapat menjadi tidak adaa respon, yang biasanya berlangsung dalam beberapa
menit
Denyut nadi lambat
Pertolongan
Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan
Longgarkan pakaian
Usahakan penderita menghirup udara segar
Periksa cedera lainnya
Beri selimut, agar badannya hangat
Bila pulih, usahakan istirahat beberapa saat
Bila tidak cepat pulih, maka :
- Periksa nafas dan nadi
- Posisikan stabil
- Bawa ke RS / dokter / Puskesmas
Pertolongan :
Pindahkan ketempat yang teduh / sejuk
Beri minum
Rujuk ke fasilitas kesehatan
KELELAHAN PANAS
Tanda & Gejala :
Pernafasan cepat dan dangkal
Nadi lemah
Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
Pucat, keringat berlebihan
Lemah
Pusing, kadang penurunan respons
Lidah kering dan haus
Pertolongan
Baringkan penderita di tempat teduh
Kendorkan pakaian yang mengikat
Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 – 30 cm
Berikan oksigen bila ada
Beri minum bila penderita sadar
Rujuk ke fasilitas kesehatan
SENGATAN PANAS
Tanda & Gejala :
Pernafasan cepat dan dalam
Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah
Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
Manik mata melebar
Kehilangan kesadaran
Kejang umum atau gemetar pada otot
Pertolongan :
Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin
Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki
serta di samping leher
Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan
tambahkan es ke dalamnya
Rujuk ke fasilitas kesehatan
Hipotermia Sedang
Tanda & Gejala :
Menggigil
Terasa melayang
Pernafasan cepat, nadi lambat
Gangguan penglihatan
Reaksi mata lambat
Gemetar
Hipotermia Berat
Tanda & Gejala :
Pernafasan sangat lambat
Denyut nadi sangat lambat
Tidak ada respon
Manik mata melebar dan tidak bereaksi
Alat gerak kaku
Tidak menggigil
Pertolongan :
Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada
Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering
Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan – pelan
Pantau tanda vital secara berkala
Rujuk ke fasilitas kesehatan
TENGGELAM
Pedoman Pertolongan :
Keamanan lokasi daan penolong
Kondisi penderita
Kondisi air
Sumber daya yang ada
Prinsip :
Raih
Lempar
Dayung
Renang
Pertolongan
Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman
Pertimbangkan untuk memasang papan spinal dalam air
Buka jalan nafas penderita
Sampai didarat lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu
Berikan oksigen
Jaga kehangata tubuh penderita
Lakukan pemeriksaan fisik
Segera bawa ke fasilitas kesehatan
BAB X
KERACUNAN
Pengertian racun
Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi
tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian. Reaksi kimianya
merusak jaringan tubuh atau mengganggu fungsi tubuh. Harus dibedakan dengan reaksi
obat karena reaksi obat dalam tubuh memang diinginkan, namun ada kalanya terjadi reaksi
obat yang tidak di inginkan. Beberapa contoh zat yang berupa racun: insektisida, sianida
(pada singkong beracun), racun binatang (ular, kalajengking dll).
Berdasarkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia, keracunan dibagi menjadi
empat :
1. Keracunan melaui mulut / alat pencernaan
Gejala : - Mual muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Napas berbau
- Suara parau
- Luka bakar pada daerah mulut
- Adanya sisa racun didaerah mulut
- Mulut berbusa
Penanganan :
- Beri minum anti racun umum ( norit, susu, putih telur, air kelapa,
air mineral )
- Usahakan si penderita muntah
- Jangan muntahkan bila menelan asam/basa kuat, minyak, korban
kejang, korban tidak sadar
Penanganan :
- Buka baju penderita
- Bila racun berupa serbuk sikat sampai bersih
- Siram bagian yang terkena racun dengan air ( minimal 20 Menit )
- Jangan siram kulit dengan air yang terkena soda api
Gigitan Ular
Bila seseorang penderita luka gigitan ular menunjukkan gejala dan tanda maka berarti
keadaannya serius dan perlu penanganan khusus.
Alternatif :
Pemakaian pembalut elastis
Identifikasi ular
JANGAN MEMAKAI TORNIKET