Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak
dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe
pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan
pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk,
distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita
menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita.
Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup
di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk
sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan
sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada
yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Dua
penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena tingkat
pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus
melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang
sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan
sama sekali.
1 Studi Kependudukan
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka kami mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Pengertian definisi pengangguran
2. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia
3. Pengelompokan pengangguran di Indonesia
4. Jenis, sifat dan sebab-sebab pengangguran di Indonesia
5. Penyebab terjadinya pengangguran
6. Dampak pengangguran
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta informasi
yang sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas sehubungan dengan makalah
tersebut dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menggunakan beberapa
metode pengumpulan data, yang pertama browsing internet, kedua dengan membaca
buku-buku terkait dengan masalah pengangguran di Indonesia.
2 Studi Kependudukan
BAB II
PEMBAHASAN
3 Studi Kependudukan
1. Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment)
Visible underemployment akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang sungguh-
sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang sanggup/disediakan untuk
bekerja. Tegasnya, ini merupakan suatu pengangguran. Meskipun beberapa dari
pengangguran itu terdapat di sektor-sektor kerajinan dan industri-industri sedang
maupun besar, namun cukup penting bagi negara-negara sedang berkembang karena
adanya sifat-sifat khas kegiatan sektor pertanian.
4 Studi Kependudukan
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai
berikut:
2 Pengangguran Struktural
. Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian yang
menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan
menganggur.
5 Studi Kependudukan
4 Pengangguran Musiman (Seasonal)
. Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak
menganggur.
5 Pengangguran Teknologi
. Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin
modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak
bekerja lagi.
6 Pengangguran Politis
. Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung
atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank
bermasalah sehingga menimbulkan PHK.
7 Pengangguran Deflatoir
. Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan
dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi
kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
6 Studi Kependudukan
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
2. Pengangguran struktural:
Disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi suatu negara, misalnya: perubahan dari
sektor agraris ke industri sehingga terjadi pengangguran di sektor agraris.
Cara mengatasi :
• Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
• Mendirikan industri padat karya
• Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja
• Memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang berlebihan ke
tempat dan sektor yang kekurangan
3. Pengangguran Teknologi:
7 Studi Kependudukan
Disebabkan adanya modernisasi /kemajuan teknologi dalam berproduksi, misalnya :
pabrik yang dulu menggunakan tenaga kerja manusia diganti dengan mesin mesin,
akibatnya mengurangi tenaga kerja manusia.
Cara mengatasi :
• Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan
cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
• Pengenalan teknologi sejak dini
• Pelatihan tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi
4. Pengangguran Friksional:
Disebabkan adanya kesulitan temporer, yaitu pergeseran yang tiba-tiba terjadi pada
penawaran dan permintaan tenaga kerja sehingga sulit mempertemukan pencari kerja
dengan lowongan kerja yang ada. Misalnya : pekerja yang berkeinginan memperoleh
pekerjaan yang lebih baik, selama proses seleksi ia akan menunggu maka ia dapat
dikategorikan sebagai pengangguran friksional.
Cara mengatasi :
• Memberikan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja
• Menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin
• Memberikan bantuan pinjaman lunak untuk UKM
5. Pengangguran Musiman :
Disebabkan adanya pergantian/perubahan musim, biasanya terjadi di daerah pertanian,
misalnya : petani yang menunggu musim panen, maka ia akan menganggur untuk
sementara waktu.
Cara mengatasi :
• Pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain
• melakukan pelatihan keterampilan tenaga kerja di waktu luang
• mengadakan pelatihan kerja
6. Pengangguran Voluntary/sukarela :
Disebabkan adanya orang yang sebenarnya masih dapat bekerja tetapi dengan sukarela
tidak bekerja, sebab ia memperoleh penghasilan dari harta/kekayaan mereka, misalnya:
seorang yang menyewakan rumah.
Cara mengatasi :
8 Studi Kependudukan
• Menarik Investor baru
• Pengembangan transmigrasi
• Memberikan bantuan pinjaman lunak untuk UKM
7. Pengangguran Deflasioner :
Disebabkan karena lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja.
Cara mengatasi :
• Pelatihan tenaga kerja
• Menarik investor baru
• Pengembangan transmigrasi
8. Pengangguran siklus
Adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena
terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat
(aggrerat demand).
2. Setengah Menganggur
Adalah orang yang bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari jam kerja,
produktivitas kerja, dan penghasilannya, misalnya :
• Pekerjaan yang seharusnya dilakukan 2 orang dikerjakan 4 orang, berarti 2 orang
diantaranya adalah setengah menganggur.
• Orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu dapat dikatakan setengah
menganggur.
3. Pengangguran Terselubung
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu, misalnya :
seorang sarjana yang bekerja sebagai tukang parkir mobil.
C. Menghitung Angka Pengangguran
9 Studi Kependudukan
Menggunakan rumus :
Jumlah pengangguran
Angka pengangguran = ---------------------- --------------------------------- x 100 %
jumlah angkatan kerja
contoh Soal :
Jumlah pengangguran di RT 5 RW 3 Wonokromo adalah 900 jiwa dan jumlah angkatan
kerjanya 4.500 jiwa. Hitunglah angka pengangguran !
Jawab :
Angka pengangguran :
jumlah pengangguran
= ------------------------------------- x 100%
Jumlah angkatan kerja
900
= -------------------- x 100 %
4.500
= 20 %
10 Studi Kependudukan
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut :
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada
kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik
tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada
angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu
terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh
struktur Angkatan Kerja Indonesia.
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang.
6. Menurunnya tingkat permintaan tenaga kerja.
7. Angkatan kerja tidak mampu memenuhi kualifikasi yang diminta oleh dunia
kerja.
8. Perkembangan teknologi tidak diimbangi oleh ketrampilan dan pendidikan.
9. Tidak adanya kecocokan upah.
10. Tidak memiliki kemauan wirausaha.
11. Ketidakberhasilan sektor industri kecil.
12. Ketidakstabilan keadaan perekonomian, politik dan keamanan Negara.
13. Kurangnya informasi mengenai lowongan kerja.
11 Studi Kependudukan
• naiknya jumlah orang stres
• naiknya jumlah orang bunuh diri
12 Studi Kependudukan
kemungkinan-kemungkinan investasi baru yang nantinya akan dapat mengubah sifat-sifat
sosial dan kebudayaan.
F. Dampak Ekonomi
Data mengenai jumlah orang yang bekerja dan orang yang menganggur merupakan
salah satu jenis data yang dirancang secara cermat dan data ekonomi yang sangat
komprehensif. Data tersebut dikumpulkan setiap bulan dengan menggunakan prosedur
yang disebut sample acak (random sampling) dari seluruh populasi. Setiap bulan
dilakukan Tanya jawab terhadap sekitar 60.000 rumah tangga terutama mengenai jenis
pekerjaan yang mereka miliki.
Survey tersebut membagi penduduk yang berumur 16 atau lebih ke dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Bekerja (employed). Dalam kelompok ini adalah orang-orang yang melakukan jenis
pekerjaan apa saja yang menghasilkan uang, termasuk di dalamnya orang-orang yang
mempunyai pekerjaan akan tetapi sedang tidak bekerja karena sakit, melakukan
pemogokan, atau sedang berlibur.
13 Studi Kependudukan
menganggur jika ia tidak bekerja dan (a) telah melakukan upaya-upaya tertentu untuk
mendapatkan pekerjaan selama 4 minggu terakhir, (b) diberhentikan untuk sementara
dan sedang menunggu untuk dipanggil kembali bekerja, atau (c) sedang menunggu
untuk melaporkan diri siap bekerja bulan depan. Orang yang tergolong bekerja atau
menganggur dikelompokkan ke dalam angkatan kerja (labor force).
14 Studi Kependudukan
masuk kembali ke barisan pencari kerja setelah mereka melahirkan anak-anak. Karena
mereka yang tergolong ke dalam pengangguran friksional ini sering berpindah dari
satu tempat pekerjaan ke pekerjaan lain, atau mencari tempat kerja yang lebih baik,
maka mereka ini sering dianggap sebagai penganggur “sukarela”.
2. Penganguran struktural
Menunjukkan terjadinya ketidaksesuain antara penawaran dan permintaan tenaga
kerja. Ketidaksesuaian ini terjadi karena permintaan atas satu jenis pekerjaan
bertambah sementara pemintaan atas jenis pekerjaan lain menurun, dan penawaran
tidak dapat melakukan penyesuaian dengan cepat atas situasi tersebut. Kita sering
melihat ketidakseimbangan struktural antara berbagai jenis pekerjaan ataupun daerah,
di mana sektorsektor tertentu bertumbuh sementara yang lain mengalami penurunan.
3. Pengangguran siklis
Terjadi apabila permintaan tenaga kerja secara keseluruhan rendah. Apabila total
pembelanjaan dan output menurun, maka pengangguran akan meningkat dengan
segera di segala bidang. Dalam masa resesi tahun 1982, tingkat pengangguran
meningkat di 48 dari 50 negara bagian. Kenaikan tingkat pengangguran ini telah
memberikan pertanda bahwa pengangguran ini sebagian besar bersifat siklis.
15 Studi Kependudukan
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya
yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb :
16 Studi Kependudukan
Tidak ada topik yang menimbulkan kontroversi tajam di kalangan para ahli
ekonomi selain pembahasan mengenai sebaba-sebab terjadinya pengangguran dalam
perekonomian pasar. Ilmu ekonomi mengajarkan bahwa harga selalu naik atau turun untuk
menyeimbangkan pasar kompetitif. Pada tingkat harga yang telah ditetapkan oleh pasar,
para pembeli akan mau membeli apa yang mau dijual oleh para penjual.
Para ahli ekonomi berpaling ke teori mikro ekonomi untuk mencoba memahami
eksistensi pengangguran ini. Meskipun sampai saat ini belum ditemukan satu teori yang
diterima secara umum, akan tetapi banyak analisis sseolah-olah bermuara ke satu pendapat
bahwa pengangguran itu terjadi karena tingkat upah tidak cukup fleksibel untuk
menyeimbangkan pasar. Berikut ini kita akan menelaah secara mendalam mengapa
tingakat upah bersifat tidak fleksibel(bersifat kaku) dan mengapa terjadi pengangguran
yang tidak dikehendaki. Kita mengawali analisis terhadap dasar-dasar mikroekonomi dari
teori pengangguran itu dengan melihat satu jenis pasar tenaga kerja tertentu.
Perlu kiranya dicatat di sini bahwa pengangguran sukarela ini kemungkinan akan
efisien secara ekonomis, meskipun secara filsuf atau politisi kemungkianan
menyayangkan kenyataan dimana orang-orang tidak dapat memp eroleh pekerjaan yang
mempunyai bayaran tinggi. Sama halnya sepertii sebuah pabrik membutuhkan suku
cadang apabila satu bagian penting dari mesin mereka rusak, kemungkinan suatu
perekonomian pun membutuhkan juga suku cadang, yaitu para pekerja yang menganggur,
17 Studi Kependudukan
yang mau langsung bekerja apabila terdapat kebutuhan akan tenaga kerja secara
mendadak. Keadaan ini melukiskan mengapa perekonomian modern yang kompleks, yang
bekerja pada tingkat produktifitas puncak, dapat menimbulkan pengangguran.
Untuk pasar tenaga kerja yang berada dibawah pengaruh serikat buruh, pola gaji
dan upah jauh lebih kaku lagi. Tingkat upah biasanya ditetapkan untuk masa kontrak tiga
tahun, di mana selama periode tersebut tingkat upah tidak akan disesuaikan, walaupun
terjadi kelebihan penawaran maupun permintaan dalam jenis pekerjaan tertentu.
18 Studi Kependudukan
Orang-orang yang berumur belasan tahun pada umunya mempunyai tingkat
pengangguran yang paling tinggi dari seluruh kelompok demografis yang ada. Orang-
orang kulit hitam yang berumur belasan tahun dalam tahun-tahun terakhir ini mempunyai
tingkat pengangguran antara 30 sampai 50 persen.
Bagi banyak orang, mendapatkan sebuah pekerjaan seperti mendapatkan harga diri.
Kehilangan pekerjaan bisa dianggap kehilangan harga diri. Walaupun bukan pilihan semua
orang, di zaman serba susah begini pengangguran dapat dianggap sebagai nasib.
Seseorang bisa saja diputus hubungan kerja karena perusahaannya bangkrut. Padahal di
masyarakat, jutaan penganggur juga antri menanti tenaganya dimanfaatkan.
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan
banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial, karena banyak
19 Studi Kependudukan
orang yang frustasi menghadapi nasibnya. Pengangguran yang terjadi tidak saja menimpa
para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang
kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa
dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi
pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi
yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
20 Studi Kependudukan
perluasan kesempatan pendidikan dari pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi
tidak boleh berhenti. Akan tetapi pemerataan pendidikan itu harus dilakukan tanpa
mengabaikan mutu pendidikan itu sendiri. Karena itu maka salah satu kelemahan dari
sistem pendidikan kita adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat
memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan
kita terlalu menekankan pada segi teori dan bukannya praktek. Pendidikan seringkali
disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi bosan.
Di negara kita, saat ini ada kecenderungan bahwa para siswa hanya mempunyai
kebiasaan menghafal saja untuk pelajaran-pelajaran yang menyangkut ilmu sosial, bahasa,
dan sejarah atau menerima saja berbagai teori namun sayangnya para siswa tidak memiliki
kemampuan untuk menggali wawasan pandangan yang lebih luas serta cerdas dalam
memahami dan mengkaji suatu masalah. Sedangkan untuk ilmu pengetahuan alam para
siswa cenderung hanya diberikan latihan soal-soal yang cenderung hanya melatih
kecepatan dalam berpikir untuk menemukan jawaban dan bukannya mempertajam
penalaran atau melatih kreativitas dalam berpikir.
21 Studi Kependudukan
Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum,
yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar
adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan
dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat
sangat bergantung kepada upah riil.
Tingginya angka inflasi selanjutnya akan menurunkan daya beli masyarakat. Untuk
bisa bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus mendapatkan
gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Kalau tidak, rakyat tidak lagi mampu membeli
barang-barang yang diproduksi. Jika barang-barang yang diproduksi tidak ada yang
membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang keuntungannya. Jika keuntungan
perusahaan berkurang maka perusahaan akan berusaha untuk mereduksi cost sebagai
konsekuensi atas berkurangnya keuntungan perusahaan. Hal inilah yang akan mendorong
perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh.
Salah satu dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai
tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga investor
asing (global investment society) mengalirkan modalnya masuk ke Indonesia (capital
inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi adalah penting dalam rangka
mengendalikan angka pengangguran.
BAB III
22 Studi Kependudukan
PENUTUP
A. Kesimpulan
b) Bagian yang paling besar dari pengangguran adalah bersifat jangak pendek. Pada
tahun-tahun dimana tingkat pengangguran sangat rendah (seperti tahun 1973) lebih
dari 90 persen pekerja yang menganggur hanya mengalami pengangguran selama
kurang dari 26 minggu. Lamanya menganggur rata-rata meningkat sangat tajam
dalam resesi yang berat dan berkepanjangan.
23 Studi Kependudukan
c) Hampir disemua situasi, jumlah yang paling besar dari pengangguran dikarenakan
oleh terjadinya perputaran (turnover), atas kasus-kasus friksional di mana orang-orang
memasuki angkatan kerja untuk pertama kali atau masuk kembali ke angkatan kerja.
Hanya selama masa resesi saja sebagian besar dari penganggur tersebut orang-orang
yang kehilangan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
24 Studi Kependudukan
http://www.google.co.id
http://www.tempointeraktif.com
http://www.datastatistik-indonesia.com
http://wikipedia.co.id
http://www.scribd.com
25 Studi Kependudukan