You are on page 1of 13

LAPORAN

“TERMOKIMIA”
Laporan ini diajukan untuk memenuhi syarat
Mata Pelajaran Kimia “Termokimia”

Disusun oleh : Athiyah amatillah


Kelas : XI-ipa 2

MAN 3 MALANG
Tahun ajaran 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alla Swt, karena atas kehendak-Nya lah saya dapat merangkumkan
sebuah laporan pelajaran kimia “TermoKimia”. Penyajian dalam laporan ini berupa langkah-langkah
menetukan perubahan suhu dalam berbagai larutan.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kimia. Selain itu juga diharapkan
dapat tambahan kepemilikan siswa.

saya sadar, laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
sarannya sangat saya harapkan untuk menyempurnakan laporan ini lebih lanjut.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
kita semua selaku para pecinta pendidikan. Amin.

Malang, 03 september 2010

Penyusun,
I. Latar belakang.

Latar belakang pembuatan laporan ini semata untuk memberikan laporan praktikum yang dilakukan di
laboratorium kimia MAN 3 MALANG pada tanggal 22 agustus 2010 dan untuk memenuhi nilai pada daftar
nilai kimia.

II. Tujuan

1. Menentukan tetapan kalorimeter (harga air kalorimeter).


2. Menentukan kalor reaksi berbagai reaksi kimia
3. Untuk mengetahui perubahan entalpi reaksi larutan NaOH dengan HCl secara kalorimetris sesudah dan
sebelum direaksikan.
4. Untuk mengetahui perubahan entalpi reaksi larutan urea dengan air secara kalorimetris sesudah dan
sebelum direaksikan.

III. Rumusan masalah


1. Apa definisi dari reaksi eksoderm dan endoderm?

2. Berapa perubahan entalpi yang terjadi dalam dua reaksi tersebut?

3. Sebutkan factor yang mempengaruhi perubahan energy (kalor) dalam reaksi kimia!

IV. Landasan teori.

Termokimia membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia
yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Perubahan energi yang terjadi dapat
berupa pelepasan energi (reaksi eksoterm) atau penyerapan kalor (endoterm). Kalor
reaksi dapat digolongkan dalam kategori yang lebih khusus (1) Kalor pembentukan,
(2) Kalor pembakaran, (3) Kalor pelarutan, dan (4) Kalor netralisasi.
Perubahan energi yang terjadi bersifat kekal, artinya tidak ada energi yang hilang
selama reaksi berlangsung, melainkan berubah bentuk dari bentuk energi yang satu ke
bentuk energi yang lain. Adanya kekekalan energi ini ditunjukkan oleh selisih
penyerapan dan pelepasan energi, yang disebut sebagai energi internal. Setelah
melakukan kerja sistem masih menyimpan sejumlah energi yang disebut sebagai
energi internal (U).
Dalam percobaan ini akan ditentukan kalor reaksi yang menyertai suatu reaksi kimia
pada tekanan tetap (qp). Perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan tetap disebut
perubahan entalpi (AH). Karena sistem yang diukur hanya melibatkan zat padat dan
zat cair, dimana perubahan volumenya kecil, maka besarnya kerja yang
dilakukan sistem dapat diabaikan.
Besarnya kalor yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diukur dengan alat yang
disebut kalorimeter. Besarnya kalor yang diserap kalorimeter untuk menaikkan suhu
satu derajat dinamakan tetapan kalorimeter atau harga air kalorimeter, dengan satuan
JK-1. Dalam perubahan ini akan digunakan suatu kalorimeter sederhana yang disusun
dari suatu wadah sederhana yang terbuat dari plastik. (http://www.scribd.com/doc/20901175/Termokimia).

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena
atom – atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari
semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada
energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20
(l) dan untuk es ditulis H H20 (s).

Perhatikan lampu spiritus, jumlah panas atau energi yang dikandung oleh spiritus pada
tekanan tetap disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat eksternal, yakni sifat yang
bergantung pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara
mempunyai isi panas atau entalpi.

Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi
selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi
(ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:

Δ H = H H20 (l) -H H20 (s) (7)

Marilah kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi
kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan
energi mekanik untuk menggerakkan motor.

Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia
diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan
reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.

Gambar 10 berikut ini menunjukkan diagram perubahan energi kimia menjadi berbagai
bentuk energi lainnya.

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat
ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada
perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH
adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.

Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang
menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam
jumlah entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif.
Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH
negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk
reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor
pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.

Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu reaksi yang
berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV = 0), maka sistem tidak
melakukan kerja, w = 0. Jika kalor reaksi pada volume tetap dinyatakan dengan qv , maka
persamaan hukum I termodinamika dapat ditulis:

ΔU = qv + 0 = qv = q reaksi (8)

q reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti bahwa semua perubahan energi yang
menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu reaksi eksoterm mempunyai
perubahan energi dalam sebesar 100 kJ. Jika reaksi itu berlangsung dengan volume tetap,
maka jumlah kalor yang dibebaskan adalah 100 kJ.

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap
(tekanan atmosfir). Maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja tekanan –
volume, w = 0). Oleh karena itu kalor reaksi pada tekanan tetap dinyatakan dengan qp ,
maka hukum I termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:

ΔU = qp + w atau qp = ΔU – w = q reaksi (9)

Untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli
mendefinisikan suatu besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content) dengan
lambang “H”

Entalpi didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dengan perkalian tekanan dan volume
sistem, yang dapat dinyatakan:

H = U + P V (10)
Reaksi kimia termasuk proses isotermal, dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor
reaksi dapat dinyatakan sebagai:

qp = Δ H (11)

Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi.
Oleh karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan
atmosfir, maka kalor reaksi selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH).

Akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan entalpi
reaksi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan) dan
keadaan akhir (produk).

q = ΔH reaksi = Hp-Hr (12)

Contoh:

Suatu reaksi berlangsung pada volume tetap disertai penyerapan kalor sebanyak 200 kJ.
Tentukan nilai Δ U , Δ H, q dan w reaksi itu

Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.

ΔU = q + w

= + 200 kJ + 0 kJ = 200 kJ Δ H = q = + 200 kJ


VI. Alat dan bahan.

-gelas ukur

-gelas kimia

-termometer
-wadah pengaduk

-Pipet volumetric
-timbangan digital

-larutan HCl dan NaOH 25ml

-air 50ml
-urea 50gr

VII. Langkah-langkah.

a. Ukur larutan NaOH & HCl sebanyak 25 ml


b. Masukkan 25 ml NaOH kedalam gelas kimia
c. Masukkan 25 ml HCl ke dalam gelas kimia
d. Ukur suhu masing-masing larutan dan ambil rata-rata suhu keduanya sebagai suhu awal
e. Masukkan 50 ml air ke dalam gelas kimia
f. Ukur suhu air sebagi suhu awal
g. Timbang urea 50 gr
h. Masukkan larutan NaOH dan HCl ke dalam gelas pengaduk khusus dari plastik, dan aduk
i. Ukur suhu larutan yang telah di campurkan tersebut dengan termometer yang telah di sterilkan dan
catat sebagai suhu akhir
j. Masukkan air dan urea yang telah di ukur jadi satu dalam wadah pengaduk, dan aduk
k. Ukur suhu campuran tersebut dengan termometer bersih dan catat sebagai suhu akhir
VI. Hasil kerja.

Reaksi Suhu awal Suhu akhir Perubahan


suhu

NaOH+HCl 27oC 34oC 7oC

NaCl+ H2O 26,8 oC 22, 9 oC -4,1oC

Pembahasan:
Dari percobaan di peroleh data seperti tertera di atas, tetapi setelah kami bandingkan
dengan data kelompok lainya kami temukan beberapa perbedaan seperti angka yang
diperoleh dalam pengukuran suhu, kami tidak mengetahui mengapa hal itu bisa terjadi,
mungkin dari kesalahan teknik mengukur suhu atau air raksa thermometer saat kami
menghentikan pengukuran sebenarnya belum selesai bergerak sehingga angka yang
diperoleh berbeda, perbedaan angka yang di peroleh sebesar 0,5oC.
Perubahan entalpi sebagai berikut:
NaOH + HCl NaCl + H2O ΔH= +3,57 kJ
H2O + NaCl NaOH + HCl ΔH= -1,575 kJ
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan energi kalor adalah suhu awal zat, suhu
lingkungan tempat zat bereaksi, dan kalor jenis.

VII. Kesimpulan.
Dari percobaan dan data-data di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. NaOH setelah direaksikan dengan HCl mengalami penurunan suhu sebesar 4oC
reaksi ini merupakan reaksi endoterm. Reaksi endoterm adalah reaksi perubahan
energy berupa penyerapan kalor dari lingkungan ke system.

2. NaCl setelah direaksikan dengan H2O mengalami kenaikan suhu 4,5oC reaksi ini
merupakan reaksi eksoterm yang merupakan kebalikan dari reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi perubahan energy berupa pelepasan kalor dari
system ke lingkungan.
LAPORAN KIMIA TERMOKIMIA

MAN 3 MALANG

OLEH : Athiyah Amatillah-05-XI IPA 2


PEMBIMBING : Bapak Barik

You might also like