You are on page 1of 3

SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK

Sekitar akhir abad ke-15 kerajaan Majapahit mulai mengalami masa-masa


keruntuhannya, beberapa daerah melepaskan diri dari Majapahit, termasuk yang
dilakukan salah satu adipatinya yang bernama raden Patah. Dia adalah adipati
Demak keturunan Raja Brawijaya V (Bhre Kertabumi) raja Majapahit yang
melakukan perlawanan terhadap kerajaan Majapahit dan kemudian dengan dibantu
beberapa daerah-daerah lainnya di Jawa Timur yang sudah Islam, seperti Jepara,
Tuban, dan Gresik mendirikan kerajaan Islam Demak.

Menurut cerita Raden Patah bahkan sampai berhasil merobohkan majapahit


dan kemudian memindahkan semua alat upacara kerajaan dan pusaka Majapahit
ke Demak, sebagai lambang dari tetap berlangsungnya kerajaan kesatuan
Majapahit itu tetapi dalam bentuk baru di Demak.

Banyak versi tentang tahun berdirinya kerajaan Demak, menurut Prof. Dr.
Slamet Muljana dalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya
Negara Negara Islam di Nusantara. Disebutkan bahwa kerajaan Demak berdiri
pada tahun 1478 setahun sebelum berdirinya masjid Agung Demak namun
kebanyakan sejarawan berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun
1500, para sejarawan ini beranggapan bahwa ada rentang waktu 21 tahun
semenjak didirikannya Masjid Demak untuk membangun fondasi kemasyarakatan
dan menyusun kekuatan di Demak dan dalam makalah ini kami mengambil
pendapat yang kedua.

Berdirinya kerajaan Demak merupakan klimaks dari perjuangan Wali Songo


dalam menyebarkan Islam, didalam Babad Demak diceritakan bahwa sebelum
kerajaan Demak berdiri di daerah Glagahwangipada, tepatnya pada tahun 1479
Masehi telah didirikan Masjid Agung Demak, yang proses pembangunannya
melibatkan Walisongo, Masjid ini kemudian berperan sebagai jantung penyebaran
islam dan penanaman akidah Islam bagi masyarakat Demak, sekaligus sebagai
fondasi awal bagi berdirinya kerajaan Demak.

Demak sebelumnya merupakan daerah yang dikenal dengan nama Bintoro


atau Gelagahwangi yang merupakan daerah kadipaten di bawah kekuasaan
Majapahit. Setelah Majapahit hancur maka Demak berdiri sebagai kerajaan Islam
pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah. Kerajaan Demak secara
geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah
Bintoro di muara sungai, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan
Laut Muria. (sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri
sungai Lusi).

Menurut Mohammad Ali (1963), dalam bukunya “Peranan Bangsa Indonesia


dalam Sejarah Asia Tenggara”, menarik untuk dilihat. Dalam menguraikan
terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden
Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke
barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah
wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa.
Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan
Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau
lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa
Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut
dinamai Raden Patah sebagai “Demak”.

II.1 Raja-Raja Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan yang menjadi Basis kekuatan Utama


dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa dan sekitarnya baik dari segi Militer
maupun pendidikan, kebesaran Demak tak bisa dilepaskan dari kepemimpinan
Raja-Rajanya, begitu pula kehancurannya yang diakibatkan perebutan kekuasaan
para penerus kekuasaan, selama berdirinya kerajaan Demak dipimpin oleh empat
Raja sebelum dipindahkan oleh Jaka Tingkir ke Pajang.raja-raja tersebut adalah:

ü Raden Patah (1500-1518)

Raden Patah merupakan Anak raja Majapahit Brawijaya V dari seorang


perempuan campa, dikenal juga dengan nama jinbun. Saat sebelum memberontak
kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di
Demak atau Bintara. Beliau adalah pendiri Pendiri kerajaan Demak dan murid
Sunan Ampel yang menjadi raja pertama dengan bergelar Sultan Syah Ngalam
Akbar Al-Fattah. Raden Patah memiliki tiga orang putra, yaitu Pati Unus, Pangeran
Trenggono, dan Pangeran Sekar ing Seda Lepen, serta bermenantukan Fatahillah.
Raden Patah meninggal tahun 1518, dan digantikan oleh anaknya Pati Unus.

ü Pati Unus/pangeran Sabrang Lor (1518-1521)

Beliau merupakan Anak dari raden patah dan kakak dari sultan trenggono.
Berkuasa selama 3 tahun dari tahun 1518-1521. Pada tahun 1513 dibawah
komandonya kerajaan Demak menyerang malaka yang dikuasai portugis sehingga
beliau dijuluki pangeran sabrang lor, walaupun serangan tersebut gagal namun
eksistensi kerajaan Demak mulai diperhitungkan. Upaya menghalau portugis terus
dilakukan dibawah komando beliau yaitu dengan melakukan blokade pengiriman
beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan. Setelah serangkaian
percobaan dalam menghalau tentara Portugis akhirnya pada tahun 1521 pangeran
sabrang lor meninggal dunia tanpa keturunan.

ü Sultan Trenggono (1521-1546)

Beliau adalah putra dari raden patah dan adik dari adipati Unus. Naik tahta
setelah bersama anaknya, Sunan Prawoto menyingkirkan raden kikin (pangeran
sekar sedo lepen) saudara tirinya. Bersama menantunya, Fatahillah mengirimkan
pasukan untuk menakhlukan sunda kelapa pada 22 juni 1527 dan berhasil
meghalau Portugis dari Sunda Kelapa. Beliau menyerang blambangan pada tahun
1546 dan beliau meninggal di Pasuruan sebelum berhasil menakhlukan
blambangan. Pada masa kepemimpinannya dianggap sebagai masa keemasan
kerajaan Demak karena memiliki daerah yang luas mulai dari Jawa Barat hingga
Jawa Timur dan meluaskan pengaruh sampai Kalimantan dan Sumatera.

ü Raden Mukmin /Sunan Prawoto (1546-1549)

Raden mukmin adalah Putra sulung Sultan Trenggono dan turut membantu
ayahnya naik tahta menyingkirkan pangeran Ing Seda Lepen. Beliau Naik tahta
setelah menyingkirkan raden kikin, beliau Memimpin antara tahun 1546-1549 dan
memindahkan ibu kota dari bintoro ke bukit prawoto sehingga ia dijuluki Sunan
Prawoto. Raden Mukmin sangat Berambisi untuk melanjutkan usaha ayahnya
menaklukkan pulau Jawa namun beliau Kurang ahli dalam berpolitik dan lebih suka
hidup sebagai ulama suci dari pada sebagai raja. Menurut babad tanah Jawi ia
dibunuh oleh rangkud anak buah arya penangsang. Sunan Prawoto tewas
meninggalkan seorang putra yang masih kecil bernama Arya Pangiri, yang
kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat dari Jepara. Setelah dewasa, Arya
Pangiri menjadi menantu Sultan Hadiwijaya raja Pajang, dan diangkat sebagai
bupati Demak.

You might also like