You are on page 1of 354

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 5 (LIMA) LANTAI

DEKRANASDA DINAS PERINDUSTRIAN DAN


PERDAGANGAN PROPINSI
JAWA TENGAH
Jl. Pahlawan No. 04 Semarang

Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh :
Nama : Karjono
Nim : 5150303020
Program Studi : D3 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)

Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing, Penguji,

K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Untoro Nugroho, S.T., M.T.


NIP. 132238497 NIP. 132158473

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131471402 NIP. 131763887

Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753
KATA PENGANTAR

Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Universitas Negeri

Semarang.

Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan

yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang

berkompeten, akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto Sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang;

2. Bapak Drs. Lashari, M.T. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang;

3. Bapak Karuniadi Satrijo Utomo, S.T., M.T. Selaku pembimbing selama

penyusunan Proyek Akhir ini;

4. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan serta bimbingan

sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan; dan

5. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan pengetahuan dan


pengalaman kami yang belum mencukupi serta terbatasnya waktu, sehingga tidak

semua hal yang dapat penyusun laporkan dengan baik. Oleh kerena itu kami

sangat mengharapkan saran dan kritik kearah perbaikan agar laporan Proyek

Akhir ini menjadi sempurna.

Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Semarang, Agustus 2006

Penulis
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

™ Kehidupan mengalami empat tahap yaitu hidup, tumbuh,

berkembang, mati (Jhon)

™ Kemalasan adalah kebiasaan beristirahat sebelum orang benar-

benar merasa lelah (Jules Benard)

™ Kesempatan hanya datang sekali dalam kehidupan, jangan sia-

siakan itu (Jhon FK)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada :

¾ Ayah dan Ibuku yang selalu mendo’akan aku

¾ Adikku yang ngasih semangat buat aku

¾ Keluargaku yang mendorong aku untuk selalu

maju

¾ Sahabat-sahabatku yang senantiasa membantu

aku dalam suka dan duka

¾ Teman-teman D3_vil ‘03


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Nama Proyek………………………………………………………….. 1
1.2 Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.3 Lokasi Proyek…………………………………………………………. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek …………………………………………... 3
1.5 Ruang Lingkup Penulisan……………………………………………... 3
1.6 Metodologi…………………………………………………………….. 4
1.7 Sistematika Penulisan………………………………………………….. 5
BAB II PERENCANAAN
2.1 Uraian Umum…………………………………………………………. 7
2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan…………………………………. 7
2.3 Dasar – dasar Perencanaan……………………………………………. 11
2.4 Metode Perhitungan……………………………………………………14
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana…………………………………….. 15
2.6 Dasar Perhitungan…………………………………………………….. 16
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1 Perencanaan Stuktur Atap……………………….……………………. 17
3.1.1 Perhitungan struktur rangka atap…………………………… 17
3.1.2 Perhitungan Struktur Plat……………………………………... 44
3.2 Perencanaan Tangga………………………………………………….. 56
3.2.1 Data Teknis Tangga..…………………………………………. 58
3.2.2 Pembebanan dan Penulangan Pangga..……………….……… 59
3.2.3 Pembebanan dan Penulangan Bordes…………………………. 69
3.3 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa……………………..…….. 84
3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)…………………….…….……….. 85
3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)………………………….…….….. 89
3.3.3 Koefisien Gempa Dasar…………………………….….…...… 89
3.3.4 Faktor Keamanan I dan Faktor Jenis Struktur K........................ 89
3.3.5 Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa ke Sepanjang
Tinggi Gedung........................................................................... 89
3.3.6 Distribusi Gaya Geser Horisontal Total Akibat Gempa
Kesepanjang Tinggi Gedung..…..……………………………. 90
3.4 Perencanaan Balok………………………………………..…………... 91
3.4.1 Balok Sloof …………………………………………………… 91
3.4.2 Balok Lantai ………………………………………………….. 95
3.4.3 Balok Ringbalk……………………………………………….. 98
3.5 Perencanaan Kolom ............................................................................ 102
3.5.1 Penulangan Kolom Lantai 1..................................................... 102
3.5.2 Penulangan Kolom Lantai 2..................................................... 106
3.5.3 Penulangan Kolom Lantai 3..................................................... 110
3.5.4 Penulangan Kolom Lantai 4..................................................... 115
3.5.5 Penulangan Kolom Lantai 5..................................................... 120
3.6 Perhitungan Pondasi..............................................................................125
3.6.1 Uraian Umum........................................................................... 125
3.6.2 Analisis Daya Dukung............................................................. 125
3.6.3 Perhitungan Pondasi................................................................. 126
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
4.1 Syarat-syarat Umum............................................................................. 129
4.2 Syarat-syarat Administrasi................................................................... 151
4.3 Syarat-syarat Teknis Umum................................................................ 165
4.4 Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan....................................... 167
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1 Perhitungan Volume Pekerjaan............................................................. 296
5.1.1 Pekerjaan Struktur dan Atap.................................................... 296
5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur................................................. 307
5.2 Rencana Anggaran Biaya......................................……........................ 342
5.3 Justifikasi Rencana Anggaran Biaya.....................……........................ 354
5.4 Time Schedule…………….....................................……...................... 356
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………. 357
6.2 Saran…………………………………………………………………… 358
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

Gambar 2. Rangka Kuda-Kuda

Gambar 3. Denah Balok Lantai

Gambar 4. Skema Tangga Type K

Gambar 5. Denah Tangga

Gambar 6. Potongan Tangga

Gambar 7. Penulangan Balok Sloof

Gambar 8. Penulangan Balok Lantai 2, 3, 4, dan 5

Gambar 9. Penulangan Ringbalk

Gambar 10. Penulangan Kolom Lantai 1

Gambar 11. Penulangan Kolom Lantai 2

Gambar 12. Penulangan Kolom Lantai 3

Gambar 13. Penulangan Kolom Lantai 4

Gambar 14. Penulangan Kolom Lantai 5

Gambar 15. Detail Pondasi


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dimensi Balok

Tabel 2. Dimensi Kolom

Tabel 3. Syarat-syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI 1987)

Tabel 4. Gaya-gaya pada Kuda-kuda

Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok

Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa

Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang

Tabel 8. Pekerjaan Persiapan

Tabel 9. Pekerjaan Struktur dan Atap

Tabel 10. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1

Tabel 11. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2

Tabel 12. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3

Tabel 13. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4

Tabel 14. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5

Tabel 15. Pekerjaan Sarana dan Fasilitas

Tabel 16. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya

Tabel 17. Time Schedule


LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima)

Lantai Dekranasda Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Ketua Program Studi

K. Satrijo Utomo, S.T., M.T. Drs. Tugino, M.T.


NIP. 132238497 NIP. 131763887

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Drs. Lashari, M.T.


NIP. 131 471 402
DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000)

4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000)

5. Input Portal (SAP 2000)

6. Output Portal (SAP 2000)

7. Uji Tarik dan Bengkok Baja

8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah

9. Gambar Bestek
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Nama Proyek

Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai

Dekranasda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4 Semarang.

1.2 Latar belakang Proyek

Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa

Tengah ini dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan kepada Pemerintah Daerah Semarang merasa karena masih

banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan dengan

kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung

dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung

Dekranasda sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang

memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain belum adanya Tugas

Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak.

Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan

yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda

mempunyai maksud dan tujuan antara lain :

1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di Disperindag.

2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Disperindag.

1
2

1.3 Lokasi Proyek

Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

Propinsi Jawa Tengah ini terletak di Jl. Pahlawan No.4 Semarang.

Error! U

Plaza Simpang Lima

E C B

A Jl. Pahlawan D

Keterangan :

A. Lapangan Pancasila

B. Biro Pusat Statistik (BPS)

C. DISPERINDAG (Lokasi Proyek)

D. Bundaran Air Mancur

E. Ramayana Dept. Store

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

Propinsi Jawa Tengah


3

1.4 Maksud dan Tujuan Proyek

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi

perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh.

Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan

merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga

lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan

mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan

mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan

Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada

permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang

perencanaan struktur meliputi:

1. Perencanaan atap,

2. Perencanaan plat lantai,

3. Perencanaan tangga,

4. Perencanaan balok,

5. Perencanaan kolom,

6. Perencanaan pondasi,

7. Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan

8. Rencana anggaran biaya


4

1.6 Metodologi

Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan

Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan

pengamatan langsung di lapangan terdari dari:

a. Lokasi Proyek : Jl. Pahlawan No.4 Semaramg

b. Topografi : Tanah datar

c. Elevasi bangunan :

o Lantai 1 : + 00,00 m

o Lantai 2 : + 04,73 m

o Lantai 3 : + 09,46 m

o Lantai 4 : + 14,19 m

o Lantai 5 : + 28,77 m

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam

proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang

termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain:

a. Literatur panjang

b. Grafik – grafik penunjang

c. Tabel – tabel penunjang


5

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui

peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak

melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek

yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November

2005.

2) Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan

landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan

maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.

Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi –

instansi pemerintah yang terkait.

1.7 Sistematika Penulisan

Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang

terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan

tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan.


6

BAB II : PERENCANAAN

Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar

perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan

klasifikasi pembebanan rencana.

BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR

Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat,

tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi

BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri

dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis.

BAB V : RENCANA ANGGARAN BIAYA

Berisi perhitungan volume pekerjaan, anggaran biaya,

rekapitulasi akhir rencana anggaran biaya serta time schedule

dalam kurva S.

BAB VI : PENUTUP

Berisi daftar pustaka dan lampiran.


BAB II

PERENCANAAN

2.1 Uraian Umum

Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag

Propinsi Jateng ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan

satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan,

disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung

tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat

syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu

faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang

ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan

beban besar dan berdampak pada balok.

Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil

perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep

pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya,

seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasar-

dasar perhitungan.

2.2 Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan

7
8

Perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi

Jateng ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga

konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi

kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.

Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah :

1. Harus memenuhi persyaratan teknis

Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis

yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang

dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari

luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan

teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang

berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi

dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang

berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada.

2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis

Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus

diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan

membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian

bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya

penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan

yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang

profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat


9

diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa

menimbulkan pemborosan.

3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional

Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut

akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.

4. Harus memenuhi persyaratan estetika

Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus

direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun

persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis

yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi

dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik

bangunan tersebut.

5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan

Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan

bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan)

maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek

lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak

lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan

terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin

dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung

Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini.


10

6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran

Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang

dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan

di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang

direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran

sehingga mudah didapat.

Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga

adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain:

1. Pengendalian biaya

Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan

untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai

dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah

ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin

tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat

kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.

a. Pengendalian mutu

Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang

dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam

RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan

pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat

sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan

yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik

pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat


11

bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai

dengan yang diharapkan atau belum.

b. Pengendalian waktu

Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek

bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time

schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan

pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar

tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

2. Pengendalian tenaga kerja

Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan

hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh

Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari

pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan

pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya

efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus

dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang

menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat

menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya.

2.3 Dasar – dasar Perencanaan

Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang

berlaku di Indonesia, antara lain:


12

1. Plat Lantai

Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan

Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan

syarat– syarat tumpuan.

Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi

Jateng ini tebal plat lantai adalah 12 cm.

2. Balok

Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03

yaitu:

a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:

1) Tumpuan jepit penuh

2) Tumpuan jepit sebagian

b. Ukuran balok

Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03

merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan.

Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan

Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah

sebagai berikut :
13

Tabel 1. Dimensi balok

No Balok Dimensi balok (cm)

1 Balok lantai 1 30 x 80

2 Balok lantai 2 30 x 80

3 Balok lantai 3 30 x 80

4 Balok lantai 4 30 x 80

5 Balok anak lantai 20 x 40

6 Balok atap (R) 20 x 70

7 Balok Sloof 25 x 70

3. Kolom

Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi

beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) =

0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran :

Tabel 2. Dimensi kolom

No Kolom Dimensi kolom (cm)

1 Kolom type K1 80 x 80

2 Kolom type K2 80 x 80
14

3 Kolom type K3 50 x 50

4 Kolom type K4 70 x 70

5 Kolom type K5 60 x 60

4. Pondasi

Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur

dan pondasi tiang pancang.

2.4 Metode Perhitungan

Dalam perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag

Propinsi Jateng ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan program

Struktur Analysis Program (SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk

memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perhitungan mekanika ini adalah :

1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat

dianggap sebagai beban merata.

2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban

hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.

Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus

menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:

1. Beban Gempa Statik

Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu

sendiri.
15

2. Beban Gempa Dinamik

Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar

gedung.

3. Beban Mati

Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di

atasnya.

4. Beban Hidup

Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.

2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana

Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan

diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada

gambar rencana.

Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3

2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2

3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2


2
4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m

5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2

6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2


16

7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2

Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku

di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa

alternatif, yaitu:

1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL

2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q

3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q)

Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan

dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam

yang berhubungan dengannya.

DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban mati.

LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban hidup.

Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang

berhubungan dengan beban gempa.

2.6 Dasar Perhitungan

Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda

Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang

didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain:

1. Pedoman Beton 1989.

2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK

SNI T-15-1991-03.
17

3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung

1987.

5. Data perhitungan SAP.


BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

3.1 Perencanaan Stuktur Atap

Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua

musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya

terdapat perbedaan temperatur yang cukup ekstrim yang menimbulkan

harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu menahan tekanan yang

timbul pada kedua musim.

Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas

gording baja profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai

rangka baja profil dobel siku.

3.1.1 Perhitungan Struktur Rangka Atap

1. Data teknis

ƒ Bentang kuda- kuda (L) : 20 m

ƒ Jarak antar balok atap arah horizontal ( l ) : 3,354 m

ƒ Kemiringan atap ( α ) : 45°

ƒ Penutup atap : genteng (50 kg/m²)

ƒ Sambungan konstruksi : baut (BJ 37)

ƒ Mutu baja profil siku : BJH 37

ƒ Tegangan dasar baja (σd) : 1600 kg/cm²

ƒ Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai : Kelas kuat II

ƒ Koefisien angin pantai : 40 kg/m²


1
18

ƒ Tegangan lentur kayu ( σlt ) : 100 kg/cm²

2. Perencanaan Reng

a. Pembebanan Reng

Berat genting (gt) = 50 kg/m²

Jarak reng (Jr) = 0,25 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada reng (qr)

Berat genting . Jarak reng = gt . Jr

= 50 . 0,25 = 12,5 kg/m²

b. Momen yang terjadi

Mx = 1/8 . qr . cos 45° . (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,707 . (0,5)²

= 0,2762 kg m

My = 1/8 . qr . sin 45° (Ju)²

= 1/8 . 12,5 . 0,707. (0,5)²

= 0,2762 kg m

c. Dimensi Reng

⎛2⎞
Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h
⎝3⎠

Wx = 1/6 . b . (h)2

⎛2⎞
= 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2
⎝3⎠

⎛1⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝9⎠

Wy = 1/6 . b2 . h
19

2
⎛2 ⎞
= 1/6 . ⎜ h ⎟ . h
⎝3 ⎠

⎛ 2 ⎞
= ⎜ ⎟ h3 cm3
⎝ 27 ⎠

Mx My
σltr = +
Wx Wy

27,62 + 27,62
100 kg/cm2 =
h3

615,87
100 kg/cm2 =
h3

615,87
h3 =
100

h3 = 6,1587

h = 3
6,1587

h = 1,83 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :

2
b = h
3

2
b = . 3 cm
3

b = 2 cm

Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm

d. Kontrol Lendutan

1
fijin = . Ju
200
20

1
= . 50
200

= 0,25 cm

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 2 . (3)3
12

= 4,5 cm4

1
Iy = . b3 . h
12

1
= . (2)3 . 3
12

= 2 cm4

5.qr. cos α .Ju 4


fx =
384.E.Ix

5.12,5. cos 45°.(50) 4


=
384.107.4,5

= 0,0159 cm

5.qr. sin α .Ju 4


fy =
384.E.Iy

5.12,5.sin 45°.(50) 4
=
384.107.2

= 0,0159 cm

f maks = ( fx) 2 + ( fy ) 2

= (0,0159) 2 + (0,0159) 2

= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin) Ok!

e. Kontrol Tegangan
21

Mx My
σ ytb = +
Wx Wy

27,62 27,62
= +
1 / 6.3.(2) 2 1 / 6.2.(3)3

= 23,016 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)

Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai

3. Perencanaan Usuk

a. Pembebanan Usuk

Berat genting (gt) = 50 kg/m3

Jarak gording (Jgd) = 1,665 m

Jarak usuk (Ju) = 0,5 m

Beban pada usuk (qu)

Beban genting, reng dan usuk = ggt . Ju = 50 . 0,5

qu = 25 kg/m

qx = qu . cos 45

= 25 . cos 45

= 17,677 kg/m

qy = qu . sin 45

= 25 . sin 45

= 17,677 kg/m

b. Momen yang terjadi

Mx1 = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . cos 45º . (1,665)2


22

= 6,125 kgm

My1 = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2

= 1/8 . 25 . sin 45º . (1,665)2

= 6,125 kgm

c. Karena Berat Pekerja

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

Px = 100 . cos 45

= 100 . cos 45

= 70,7111 kg

Py = 100 . sin 45

= 100 .sin 45

= 70,711 kg

Mx2 = 1/4 . P . cos α . Jgd

= 1/4 . 100 . cos 45º . 1,665

= 29,433 kg m

My2 = 1/4 . P . sin α . Jgd

= 1/4 . 100 . sin 45º . 1,665


23

= 29,433 kg m

d. Karena Beban Angin

Koefisien Angin pantai (w) = 0,4 kN/m2

Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4

= (0,02 . 45) – 0,4

= 0,5 kN/m

W tekan = angin tekan . w . Ju

= 0,5 . 0,4 . 0,5

= 0,1 kN/m

Momen yang timbul akibat beban angin

Mx = 1/8 . Wx . (Jgd)2

= 1/8 . 0,5. (1,665)2

= 0,1733 kg.m

Kombinasi pembebanan pada usuk

Mx = Mx1 + Mx2

= 6,125 + 29,433

= 35,558 Kg m

My = My1 + My2

= 6,125 + 29,433

= 35,558 Kg m

e. Dimensi Usuk

⎛2 ⎞
Dimensi usuk dimisalkan b = ⎜ h ⎟
⎝3 ⎠

Wx = 1/6 . b . h2
24

⎛2 ⎞
= 1/6 . ⎜ h ⎟ . h2
⎝3 ⎠

1 3
= h cm3
9

Wy = 1/6 . h . b2
2
⎛2 ⎞
= 1/6 . h . ⎜ h ⎟
⎝3 ⎠

2 3
= h cm3
27

Mx My
σ ltr = +
Wx Wy

3555,8 3555,8
100 = +
(1 / 9)h (2 / 27 )h3
3

3555,8 3555,8
100 = +
⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3
⎜ ⎟h ⎜ ⎟h
⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠

32002,2 32002,2
100 = +
h3 h3

100. h3 = 80005,5

h3 = 800,055

h = 3
800,055

h = 9,28 cm

diambil h = 9,28 cm = 10 cm

Untuk h = 10 cm, maka:

2
b = h
3

2
b = . 10 cm
3
25

b = 6,667 cm = 6 cm

Jadi dipakai Usuk dengan dimensi 6 / 10 cm

f. Kontrol Lendutan

1
Fijin = . Jgd
200

1
= . 166,5
200

= 0,832 cm

1
Ix = . b . (h)3
12

1
= . 6 . (10)3
12

= 500 cm4

1
Iy = . h . (b)3
12

1
= . 10 . (6)3
12

= 180 cm4

5 qx. cos α ..Jg 4 1 px. cos α .Jg 3


fx = . + .
384 E.Ix 48 E.Ix

5 17,677. cos 45°.(166,5) 4 1


= . + .
384 107.500 48

70,711. cos 45°.(166,5) 3


10 7.500

f max = ( fx) 2 + ( fy ) 2

= (0,025) 2 + (0,072) 2

= 0,07 cm ≤ 0,832 cm OK!


26

g. Kontrol Tegangan

Mx My
σytb = +
1 / 6bh 1 / 6hb 2
2

35,558 35,558
= +
1/ 6 1 / 6.

= 94,821 kg/cm

= 94,821 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK!

Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai

4. Perencanaan Gording

a. Pembebanan

Jarak antar balok (l) = 3,354 m

Jarak gording (Jgd) = 1,665 m

Jarak plapon (Jp) = 1,50 m

Berat sendiri gording ditafsir (ggd) = 5,93 kg/m

Berat sendiri plapon (gp) = 18 kg/m

b. Berat pada gording (qg)

Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m

Berat Penggantung = gp . jp = 18 . 1,50 = 27 kg/m

Berat atap genting = ggt . jgd = 0,50 . 1,665 = 83,25 kg/m

q = 120,123 kg/m

Berat Branching 10% = 12,0123 kg/m

q = 132,135 kg/m

Momen Akibat Beban Mati (DL)

Mx = 1/8 . q . cos α . (l)2

= 1/8 . 132,135 . cos 45º . (3,354)2


27

= 131,385 kg.m

My = 1/8 . q . sin α . (l)2

= 1/8 .132,135 . sin 45º . (3,354)2

= 32,846 kgm

c. Karena Berat Pekerja (LL)

Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN

Mx = 1/4 . P . cos α . l

= 1/4 . 100 . cos 45º . 3,354

= 59,291 kg m

My = 1/4 . P . sin α . l

= 1/4 . 100 . sin 45º . 3,354

= 29,645 kg m

d. Karena Beban Angin (Whisap, Wtekan)

Koefisien Angin pegunungan (w) = 40 kg/m2

Koefisien angin tekan = (0,02 . α) – 0,4

= (0,02 . 45) – 0,4

= 0,5

W tekan = angin tekan . w . Jgd

= 0.5 . 40 . 1,665

= 33,3 kg/m2
28

Koefisien angin hisap = - 0,4

W hisap = -0,4 . Jgd . w

= -0,4 . 1,665. 40

= - 26,64 kg/m

Momen yang timbul akibat beban angin

Momen akibat angin tekan

Mx = 1/8 . Wtekan . (l)2

= 1/8 . 33,3. (3,354)2

= 46,825 kg.m

My = 0

Momen akibat angin hisap

M = 1/8 Whisap . l2

= 1/8 . (-26,64) . 3,3542

= 37,46 kg.m

Kombinasi pembebanan pada gording

Mx1 = 1,4 .DL

= 1,4 . 131,3859

= 183,940 kg.m

My1 = 1,4 . DL

= 1,4 . 32,8465

= 45,981 kgm

Mx2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL

= (1,2 . 131,385) + (1,6 . 59,2909)

= 252,5285 kgm

My2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL


29

= (1,2 . 32,8465) + (1,6 . 29,6454)

= 86,8484 kgm

Mx3 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W

= (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)

= 217,275 kgm

My4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W

= (1,2 . 32,846) + (0,5 . 29,645) + (0,8 .0)

= 54,238 kgm

Mx4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL - 0,8 . W

= (1,2 . 131,385) + (0,5 . 59,291) + (0,8 . 37,46)

= 130,340 kgm

e. Pendimensian Gording

Direncanakan memakai profil C tipis, diambil moment arah x yang

terbesar.

Berat sendiri genteng (ggt) = 0,50 kN/m

Jarak gording (Jgd) = 1,88 m

Mx My
0,9 σ ijin = + .4
wx wx

25252,85 + (4.8684,84)
0,9 2400 =
wx

59992,21
2160 kg/cm2 =
wx

wx = 27,77 cm3
30

Direncanakan memakai profil baja C 150 x 65 x 20 x 3,2

Dari tabel Section Properties (hal 50) diperoleh data:

ωx = 44,3 cm3 ix = 5,89 cm1

ωy = 12,2 cm3 iy = 2,37 cm1

Ix = 332 cm4 berat = 7,51 kg/m

Iy = 53,8 cm4

f. Analisa Pembebanan

Beban Mati

o Berat sendiri gording (ggt) = 7,51 kg/m

o Berat plafon = gp . Jp =18 . 1,50 = 27 kg/m

o Berat sendiri genting = ggt . Jgd = 50 . 1,665 = 83,25 kg/m

q = 117,76 kg/m

o Berat Branching 10 % = 11,776 kg/m

q total = 129,536 kg/m

qx = q total . cos 450

= 129,536 . cos 450

= 91,59 kg/m

qy = q total . sin 450

= 129,536 . sin450

= 91,59 kg/m

Mx = 1/8 . qx . (I)2

= 1/8 . 91,59 . (3,354)2

= 128,79 kgm
31

⎛ (I ) ⎞
2

My = 1/8 . qy . ⎜ ⎟
⎝ 2 ⎠
2
⎛ 3,354 ⎞
= 1/8 . 91,59 . ⎜ ⎟
⎝ 2 ⎠

= 32,19 kg.m

¾ Momen Kombinasi (dimensi gording beban angin diabaikan)

Mx = 128,79 + 59,2909 = 188.0809 kgm

My = 32,19 + 29,645 = 61,8354 kgm

¾ Kontrol Tegangan

Mx My
σ ytb = + < σd
Wx Wy

18808,09 6183,54
= +
44,3 12,2

= 931,409 kg/cm2 < σd = 1600 kg/cm2 (OK!)

Kontrol Lendutan

Tabel 3. Syarat–syarat Lendutan Maksimum Berdasarkan (PBBI’87)

No Kondisi Pembebana δ maks

1 Beban mati + Bebab hidup L / 250

2 Beban hidup L / 100

3 δ atap 25 mm

1) Beban Mati + Beban Hidup

5 qx.( I ) 3 Px.( I )3
fx = . +
384 EIx 48.EIx
32

5.93,433.(3,354) 4 70,711.(3,354) 3
= +
384.2,1.10 6 .3,32 48.2,1.10 6.3,32

= 0,000221 + 0,0000797

= 0,000301 m = 0,0301 cm
3
⎛l⎞
4 Py.⎜ ⎟
5.qy.( I / 2) ⎝2⎠
fy = +
384.EIy 48.EIy

3
3,354 4 ⎛ 3,354 ⎞
5.93,4337( ) 70,711.⎜ ⎟
= 2 + ⎝ 2 ⎠
384.2,1.10 6 .0,538 48.2,1.10 6.0,538

= 0,0000852 + 0,000061

= 0,000146 m = 0,0146 cm

f = fx 2 + fy 2

= (0,0301) 2 + (0,0146) 2

= 0,0334 cm < L/250 = 3,354/250 = 1,3416 cm

= 0,0334 cm < 1,3416 cm (OK!)

2) Beban Hidup

Px.l 3
fx =
48.EIx

70,711(3,354) 3
=
48.2,1.10 6.3,32

= 0,0000797 m

= 0,00797 cm

Py.(l / 2)3
fy =
48.EIy
33

3
⎛ 3,354 ⎞
70,711.⎜ ⎟
= ⎝ 2 ⎠
48.2,1.10 6 .0,538

= 0,000061 m

= 0,0061 cm

f = fx 2 + fy 2

= (0,00797) 2 + (0,0061) 2

= 0,01001 cm < I/500 = 335,4/500 = 0,6708 cm

= 0,01001 cm < 0,6708 cm (OK!)

3) P = 100 kg = 1 kN

f = fx 2 + fy 2

= 0,00797 2 + 0,00612

= 0,01001 cm < 2,5 cm (OK!)

Jadi Gording Profil Canal 150 x 65 x 20 x 3,2 memenuhi syarat

5. Perhitungan pembebanan struktur rangka

a. Beban Mati

ƒ Berat penutup atap (genting) = ggt . l . Jgd

= 50 . 3,354 . 1,665

= 279,2205 kg

ƒ Berat sendiri gording = ggd . l

= 11 . 3,354 m

= 249,2202 kg

ƒ Berat sendiri plafond = gp . l . Jp

= 18 . 3,354 . 1,5
34

= 90.558 kg

Beban hidup = 100 kg

P = 718,9807 kg

Berat Branching 10 % = 71,807 kg

Ptot = 790,8787 kg

Titik buhul (P) = 790,8787 kN

diambil = 791 kN

½P = 395,5 kN

b. Beban Angin (bangunan di pantai, P = 40 kg dan α = 450)

ƒ Koefisien angin tekan = (0,02 . α) – 0,4

= (0,02 . 45) – 0,4

= 0,5

ƒ Koefisien angin hisap = - 0,4

ƒ Beban angin tekan (Wt) = 0,2 . 40 . 3,354 . 1,665

= 111,6882 kg

diambil = 112 kg

ƒ Angin pada tumpuan (1/2 Wt) = 56 kg

ƒ Beban angin hisap (Wh) = - 0,4 . 40 . 3,354 . 1,665

= - 89,3501 kg

diambil = 90 kg

Angin pada tumpuan (1/2Wh) = 45 kg

6. Perhitungan kuda – kuda


35

Gambar 2. Rangka kuda - kuda

Tabel 4 . Gaya - gaya pada Kuda - Kuda

Panjang (m) Gaya ( kgm) Panjang (m) Gaya (kgm)

A1= A16 = 2,578 572,76 V1 = V16 = 1,82 37,43

A2= A15 = 1,665 189,28 V2 = V15 = 3 129,38

A3= A14 = 1,665 378,34 V3 = V14 = 3 33,10

A4 = A13 = 1,665 484,42 V4 = V13 = 3 777,69

A5 = A12 = 1,655 495,75 V5 = V12 = 3 1640,27

A6 = A11 = 1,665 477,58 V6= V11 = 3 2551,46

A7 = A10 = 1,655 219,23 V7= V10 = 3 3506,24

A8 = A9 = 1,665 31,86 V8= V9 = 3 4225,91

B1 = B12 = 1,777 2662,73 D1 = D14 = 2,121 70,00

B2 = B11 =1,777 2874,07 D2 = D13 = 2,121 241,09


36

B3 = B10 = 1,777 2583,42 D3 = D12 = 2,121 10,10

B4 = B9 = 1,777 1804,12 D4 = D11 = 2,121 122,11

B5 = B8 = 1,777 512,63 D5 = D10 = 2,121 191,00

B6 = B7 = 1,777 193,97 D6 = D9 = 2,121 264,43

D7 = D8 = 2,121 340,46

¾ Kontrol terhadap kekakuan batang

1. Batang diagonal

P = 340,46 kg = 0,3406 ton

σ = 1600 kg/cm2

σl = 2400 kg/cm2

Angka keamanan (n) = 1,5

δ = 12 mm

lk = 2,121 m

imin = n . p . ( lk )2

= 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2

= 2,29 cm

Untuk satu profil

imin = 1,148 cm

Dicoba baja double siku 50 x 50 x 5

A = 4.80 cm2

ix = 1.51 cm

iy = 1.51 cm

lx = 11 cm4
37

I
y = 11 cm4

¾ Pemeriksaan tekuk arah (x – x )

Ix profil = 2 . Ix

= 2 . 11

= 22 cm4

A profil = 2.A

= 2 . 4,8

= 9,6 cm4

i I X profil
x =
Aprofil

22
=
9,6

= 1,514 cm

Lx
λx =
ix

212,2
=
1,514

= 140,15 < 240 oke

E
λg = π
0,7.σl

2,110 6
= 3,14
0,74.2400

= 111

λx
λs =
λg
38

140,158
=
111

= 1,2

ωx = 2,381 . (λs)2

= 2,381 . (1,2)2

= 3,42

¾ Kontrol tegangan

p.ω x
σ =
Aprofil

340,46.3,42
=
9,6

= 121,595 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

2. Batang atas

P = 57276 kg

σ = 1600 kg/cm2

σl = 2400 kg/cm2

Angka keamanan (n) = 1,5

δ = 12 mm

lk = 2,578 m

imin = n . p . ( lk )2

= 1,5 . 0,573 . ( 2,578 )2

= 5,71 cm

Untuk satu profil

imin = 2,855 cm
39

Dicoba baja double siku 90 x 90 x 9

A = 15,5 cm2

ix = 2,785 cm

iy = 2,785 cm

lx = 116 cm4
I
y = 116 cm4

e = 2,54

d = 2.e+δ

= 2 . 2,54 + 12

= 17,08

¾ Pemeriksaan tekuk arah (x – x )

Ix profil = 2 . Ix

= 2 . 116

= 232 cm4

A profil = 2. A

= 2 . 15,5

= 31 cm4

i I X profil
x =
Aprofil

232
=
31

= 2,74 cm

lx
λx =
ix
40

257,8
=
2,74

= 94,08 < 240 oke

E
λg = π
0,7.σl

2,110 6
= 3,14
0,74.2400

= 111

λx
λs =
λg

94,08
=
111

= 0,847

1,41
ωx =
1,593 − λ s

1,41
=
1,593 − 0,847

= 1,89

¾ Kontrol tegangan

p.ω x
σ =
Aprofil

572,76.1,89
=
31

= 34,919 kg/cm2 < 1600 kg/cm2


41

3. Batang bawah

P = 2874,07 kg

σ = 1600 kg/cm2

σl = 2400 kg/cm2

Angka keamanan (n) = 1,5

δ = 12 mm

lk = 1,177 m

σ tarik = 75% . 1600

= 1200 kg/cm2

p
Anet =
σtarik

287,07
=
1200

= 2,395 cm2

Anet
Abruto =
0,85

= 2,18 cm2

lk
imin =
240

182,3
=
240

= 0,759 cm

Dicoba baja double siku 80 x 80 x 8

A = 12,3 cm2

ix = 2,42 cm
42

iy = 2,42 cm

lx = 72,3 cm4
I
y = 72,3 cm4

e = 2,26

d = 0,5 . δ + e

= 0,5 . 12 + 2,26

= 2,86

¾ Pemeriksaan tekuk arah (y– y )

Iyr = 2 ( I y + a2 . A )

= 2 ( 72,3 + 12,3 . 2,862 )

= 345,82 cm4

i Iyprofil
y =
A.2

345,82
=
2.12,3

= 3,749 cm

dipakai min = 2,42 cm

lk
λ =
i min

182,3
=
2,42

= 8,679 cm

1,41
=
1,593 − 0,847

= 1,89
43

¾ Kontrol tegangan

p.ω x
σ =
Aprofil

2874,07
=
2.12,3

= 116,83 kg/cm2 < 1600 kg/cm2

3.1.2 Perhitungan Struktur Plat

Data teknis :

Dari PMI bab II pasal 2.2 diperoleh:

ƒ Mutu beton (fc) = 22,5 MPa

ƒ Mutu baja (fy) = 240 MPa

ƒ Beban lantai tribun (qLL) = 5 kN/m2

ƒ Beban tangga (qt) = 3 kN/m2

ƒ Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m

ƒ Berat satuan spesi/ adukan = 0,21 kN/m2

ƒ Berat keramik = 0,24 kN/m2

ƒ Berat satuan eternit = 0,11 kN/m2

ƒ Berat satuan penggantung = 0,07 kN/m2

ƒ Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3

- Lx : panjang plat arah x

- Ly : panjang plat arah y

- Lx1 : panjang plat efektif arah x

- Ly1 : panjang plat efektif arah y


44

- Mlx : momen lapangan arah x

- Mtx : momen tumpuan arah x

- Mly : momen lapangan arah y

- Mty : momen tumpuan arah y

- β : perbandingan antara Ly dan Lx

Ba Ba Ba Ba 400
Bi Bi Bi
Ba
Bi Bi Bi

Bi Bi Ba Bi
Ba Ba Ba
500
Ba Ba Bi
Ba
Bi Bi Bi

Bi Bi Ba Bi Bi
Ba Ba Ba 500

Ba Ba Ba
Bi Bi Bi

Bi Ba Bi
Ba Ba
Ba
Bi Bi 600

Ba
Bi Bi Bi

800 800 800

Keterangan:

Bi : Balok Induk

Ba : Balok Anak
45

Gambar 3. Denah Balok Lantai

Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang

diperoleh di lapangan, yaitu;

Tabel 5. Asumsi Dimensi Balok

Balok Dimensi (cm)

Balok lantai 1 30 x 80

Balok lantai 2 30 x 80

Balok lantai 3 30 x 80

Balok lantai 4 30 x 80

1. Perencanaan Plat Lantai

Ly = 8 m

Lx = 6 m

Ly1 = 8000 – 300 – 300

= 7400 mm

Lx1 = 6000 – 300 – 300

= 5400 mm

1
.200.8003
α = 12
1
.5400.1203
12

= 1,6 < 2,0

Ly1
β =
Lx1

7474000
=
5400
46

= 1,37

Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka

plat dua arah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

⎛ fy ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.Ly
⎝ 1500 ⎠
h min =
⎧ ⎛ 1 ⎞⎫
36 + 5.β .⎨α − 0,12⎜⎜1 + ⎟⎟⎬
⎩ ⎝ β ⎠⎭

⎛ 240 ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.7400
⎝ 1500 ⎠
=
⎧ ⎛ 1 ⎞⎫
36 + 5.1,37 ⎨1,6 − 0,12⎜1 + ⎟⎬
⎩ ⎝ 1,37 ⎠⎭

7104
=
53,538

= 132,69 mm, atau

⎛ fy ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.Ly
⎝ 1500 ⎠
h min =
36 + 9.β

⎛ 240 ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.7400
⎝ 1500 ⎠
=
36 + 9.1,37

7104
=
48,33

= 147,73 mm

⎛ fy ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.Ly
⎝ 1500 ⎠
h max =
36

⎛ 240 ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.7400
⎝ 1500 ⎠
=
36
47

7104
=
36

= 197 mm

Dipakai h min =15 cm

Pembebanan

• Beban Mati (qDL)

- Berat sendiri plat = 24 . 0,15 = 3,6 kN/m2

- Berat spesi = 0,21 kN/m2

- Berat keramik = 0,24 kN/m2

- Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2

q DL = 4,23 kN/m2

• Beban Hidup (q LL) = 5 kN/m2

• Beban Berfaktor (qu)

qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL

= 1,2 . 4,23 + 1,6 . 5

= 13,076 kN/m2

Momen Rancangan

Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik

interpolasi, dari tabel A – 14 dalam buku Dasar – dasar

Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh

faktor pengali momen sebagai berikut :

Cx+ = 40,8 Cx- = 70,65


48

Cy+ = 18,6 Cy- = 54,85

Mlx = Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

= 40,8 . 0,001 . 13,076 . (6)2

= 19,206 kNm

Mly = Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

= 18,6 . 0,001 . 13,076 .(6)2

= 8,756 kNm

Mtx = Cx- . 0,001 . qu . Lx2

= 70,65. 0,001 . 13,076 .(6)2

= 33,25 kNm

Mty = Cy- . 0,001 . qu . Lx2

= 54,85 . 0,001 . 13,076. (6)2

= 25,819 kNm

2. Penulangan plat lantai

- P (selimut beton) = 20 mm

- Asumsi tul. Utama

ƒ Arah x , Dx = 10 mm

ƒ Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif

ƒ Arah x, dx = h – p – Dx/2

= 120 – 20 – 10/2

= 95 mm

ƒ Arah y, dy = h – p – Dy – Dy/2

= 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
49

Dy

h dy dx

Dx

Menghitung penulangan plat lantai tribun

Digunakan lebar per meter panjang (b) = 1m = 1000 mm

• Tulangan Lapangan Arah X

Mlx = 19,2065 kNm

Mlx
Koefisien ketahanan (K) =
θ ..b.dx

19,206.106
=
0,8.1000.(95)
2

= 2,66 Mpa

Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa, maka diambil ρ perlu =

0,0120

Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0120 < ρ mak = 0,0363

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)


50

1
Luas tulangan ( Δ D10) = . π . d2
4

1
= . 3,14. 102
4

= 78,5 mm2

Untuk luas tampang (As Ix) = ρperlu . b . dx

= 0,0120 . 1000 . 95

= 1140 mm2

Aslx
Jumlah tulangan (n) =
ΔD10

1140
=
78,5

= 14,52

dipakai = 15 batang

1000
Spasi antar tulangan =
n −1

1000
=
15 − 1

= 71,428 mm

dipakai = 70 mm

Jadi dipakai D10-70

As = Δ D10 . n

= 78,5. 15

= 1177,5 mm2 > 1140 mm2 (Ok!)


51

• Tulangan Tumpuan Arah X

Mtx = 33,257 kNm

Mtx
Koefisien ketahanan (K) =
θ .b.dx

33,257.106
=
0,8.1000.(95)
2

= 4,601 MPa

Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa, maka diambil ρ perlu =

0,0224

Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0224 < ρ mak =

0,0363

Chek luas penampang tulangan

1
Dengan Δ D10 = . π . d2
4

1
= . 3,14. 102
4

= 78,5 mm2

As tx = ρperlu . b . dx

= 0,0224 . 1000 . 95

= 2128 mm2
52

Astx
Jumlah tulangan (n) =
ΔD10

2128
=
78,5

= 28 batang

1000
Spasi antar tulangan =
n −1

1000
=
28 − 1

= 37,037mm dipakai 40 mm

Jadi dipakai D10-40

As = Δ D10. n

= 78,5. 28

= 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)

• Tulangan lapangan arah Y

Mly = 8,756 kNm

Mly
Koefisien ketahanan (K) =
θ ..b.dy

8,756.106
=
0,8.1000.(85)
2

= 1,52 Mpa

Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

ditentukan untuk nilai K = 1,414 MPa, maka diambil ρ perlu =

0,0066

Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa, maka di dapat :


53

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0066 < ρ mak = 0,0363

Chek luas penampang tulangan

1
Dengan Δ D10 = . π . d2
4

1
= . 3,14. 102
4

= 78,5 mm2

As Iy = ρperlu . b . dy

= 0,0066 . 1000 . 85

= 561 mm2

Asly
Jumlah tulangan (n) =
ΔD10

561
=
78,5

= 7,146 dipakai 8 batang

1000
Tebal spasi =
n −1

1000
=
8 −1

= 142,25 mm dipakai 150 mm

Jadi dipakai D10-150

As = Δ D10. n

= 78,5. 8

= 628 mm2 > 561 mm2 (Ok!)


54

• Tulangan tumpuan arah Y

Mty = 25,819 kNm

Mty
Koefisien ketahanan (K) =
θ ..b.dy

25,819.106
=
0,8.1000.(85)
2

= 4,46 MPa

Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465)

ditentukan untuk nilai K = 4,17 MPa, maka diambil ρ perlu =

0,0215

Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa,maka di dapat

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0215 < ρ mak = 0,0363

Chek luas penampang tulangan

1
Dengan Δ D10 = . π . d2
4

1
= . 3,14. 102
4

= 78,5 mm2

As ty = ρperlu . b . dy

= 0,0215 . 1000 . 85

= 1831 mm2
55

Asty
Jumlah tulangan (n) =
ΔD10

1831
=
78,5

= 23,32 dipakai 24 batang

1000
Tebal spasi =
n −1

1000
=
24 − 1

= 43,47 mm dipakai 50 mm

Jadi dipakai D10-50

As = Δ D10. n

= 78,5. 24

=1884 mm2 > 1831 mm2 (Ok! )

3.2 Perencanaan Tangga

Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes

yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:

163,7 cm

163,7 cm
56

215,9 cm 197,7 cm

Gambar 4. Skema Tangga Type K

236,5 cm

236,5 cm

215,9 cm 197,7 cm

Gambar 5. Denah Tangga

3.2.1 Data teknis tangga

- Mutu beton (fc) = 22,5 MPa

- Mutu baja (fy) = 240 MPa

- Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 473,0 cm

- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm

- Lebar pijakan (a, antrede) = 30 cm

Tl
- Jumlah anak tangga =
optrede
57

473,0
=
18

= 25,98 buah

- Lebar bordes = 200 cm

18
- Kemiringan tangga ( α ) = arc. tg
30

= 30,96 0

- Tebal selimut beton (p) = 2 cm

Direncanakan - Tebal keramik maks (hk) = 1 cm

- Tebal spesi (hs) = 2 cm

Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

(PPIUG ‘83) diperoleh:

- Berat sendiri beton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3

- Berat sendiri keramik = 0,24 kN/m3

- Berat sendiri spesi = 0,21 kN/m3

- Beban hidup untuk tangga = 3 kN/m2

3.2.2 Pembebanan dan penulangan tangga

Panjang tangga sisi miring (L)

b = 163,7 cm

a = 215,9 cm
58

Gambar 6. Potongan Tangga

L = a2 + b2

= (215,9) 2 + (163,7) 2

= 274 cm = 2,74 m

Tebal plat min menurut SKSNI T-15-1991-03

1 fy
hmin = . L (0,4 + )
27 700

1 240
= . 2,74 (0,4 + )
27 700

= 7,4 cm dipakai 8 cm

o
hmaks = hmin + ( ) cosα
t

18
= 11 cm + ( ) cos 30,96 0
9

= 9,72 cm dipakai 12 cm

Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm

a. Pembebanan Tangga

a. Beban mati (q DL)

- Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton

= 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

- Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi

= 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2

- Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik

= 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2

q DL = 2,886 kN/m2
59

b. Beban hidup (q LL)

Beban hidup untuk tangga (q LL) = 3 kN/m2

c. Beban berfaktor (qu)

qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL

= 1,2 . 2,886 kN/m2 + 1,6 . 3 kN/m2

= 8,264 kN/m2

b. Penulangan Plat

Asumsi tulangan utama

- Arah x, Dx = 12 mm

- Arah y, Dy = 12 mm

Tinggi efektif

- Arah x, dx = ht – p – Dx/2

12
= 120 – 20 –
2

= 94 mm

- Arah y, dy = ht – p – Dx – Dy/2

12
= 120 – 20 – 12 –
2

= 82 mm

Lx = 1637 mm

Ly = 2159 mm

Ly
β =
Lx

2159
=
1637

= 1,4
60

Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik

interpolasi dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan

Beton Bertulang’ Gideon Kusuma G (1991), didapat faktor pengali

momen:

Cx+ = + 42 Cx- = - 72

Cy+ = + 18 Cy- = - 55

Momen Rancangan

Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

= + 42 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

= + 0,63010 kNm

= + 930100 Nmm

Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

= + 18 . 0,001 . 8,264 .(1,637)2

= + 0,3986 kNm

= + 398600 Nmm

Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2

= - 72 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

= - 1,5944 kNm

= - 1594400 Nmm

Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2

= - 55 . 0,001 . 8,264 . (1,637)2

= - 1,2179 kNm

= - 1217900 Nmm

Penulangan Tumpuan Arah X

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm


61

dx = 94 mm

Mtx = 1594400 Nmm

Mtx
Koefisien ketahanan (K) =
θ .b.dx 2

1594400
=
0,8.1000.(94 )
2

= 0,2255 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’

ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’

nilai K = 0,2255 maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!

As tx = ρperlu . b . dx

= 0,0058 . 1000 . 94

= 545,2 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Astx
Jumlah tulangan (n) =
ΔD12

545,2
=
113
62

= 4,82 dipaki 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Cek luas penampang tulangan (As)

As = ΔD12 . n

= 113 mm2 . 5

= 565 mm2

jadi As > Astx = 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

Penulangan Lapangan Arah X

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

dx = 94 mm

Mlx = 930100 Nmm

Mlx
Koefisien ketahanan (K) =
θ .b.dx 2

930100
=
0,8.1000.(94 )
2

= 0,1315 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’

ditentukan untuk fc = 22, 5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:


63

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

dari tabel A - 10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’

nilai k = 0,1315 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)

As lx = ρperlu . b . dx

= 0,0058 . 1000 . 94

= 545 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Aslx
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

545
=
133

= 4,82 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Chek luas penampang tulangan (As)


64

As = ΔD12 . n

= 113 mm2 . 5

= 565 mm2

jadi As > Aslx

= 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

Penulangan Tumpuan Arah Y

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

dy = 82 mm

Mty = 1217900 Nmm

Mty
Koefisien ketahanan (K) =
θ .b.dy 2

1217900
=
0,8.1000.(82 )
2

= 0,2264 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’

ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0323

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

k = 0,2264 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0323 (ok!)

As ty = ρperlu . b . dy

= 0,0058 . 1000 . 82

= 475,6 mm2
65

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Asty
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

475,6
=
113

= 4,20 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Chek luas penampang tulangan (As)

As = ΔD12 . n

= 113 . 5

= 565 mm2

jadi As > Asty

= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

Penulangan Lapangan Arah Y

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

Dy = 82 mm

Mly = 3986100 Nmm


66

Mly
Koefisien ketahanan (K) =
θ .b.dy 2

3986100
=
0,8.1000.(82 )
2

= 0,074 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’

ditentukan untuk fc = 2,25 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin= 0,0058

ρmaks = 0,0323

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

k = 0,074 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!)

As ly = ρperlu . b . dy

= 0,0058 . 1000 . 84

= 707,6 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Asly
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

475,6
=
113

= 4,20 dipakai 5 batang


67

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Chek luas penampang tulangan (As)

As = ΔD12 . n

= 113 . 5

= 565 mm2

jadi As > Asly

= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

3.2.3 Pembebanan dan penulangan bordes

Lx = 199,7 cm

Ly = 163,7 cm

Lx1 = 1997 – 300 mm

= 1677 mm

Ly1 = 1537 – 300 mm

= 1337 mm

Lx
β =
Ly

1677
=
1337

= 1,2
68

⎛ fy ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.Lx
⎝ 1500 ⎠
h min =
36 + 9.β

⎛ 240 ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.1677
⎝ 1500 ⎠
=
36 + 9.1,2

= 55,25 mm

⎛ fy ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.Lx
⎝ 1500 ⎠
h maks =
36

⎛ 240 ⎞
⎜ 0,8 + ⎟.1677
⎝ 1500 ⎠
=
36

= 44,72 mm

Digunakan persyaratan h min plat 2 arah harus > 120 mm, menurut

perhitungan diatas, maka dipakai tebal plat (hb) 120 mm

a. Pembebanan bordes

- Tebal plat bordes (hb) = 120 mm

a. Beban mati pada bordes (qDL)

- Berat sendiri plat = ht . berat sendiri beton

= 0,12 m . 24 kN/m3 = 2,88 kN/m2

- Berat spesi (2 cm) = hs . berat sendiri spesi

= 0,02 m . 0,21 kN/m3 = 0,0042 kN/m2

- Berat keramik (1cm) = hk . berat sendiri keramik

= 0,01 m . 0,24 kN/m3 = 0,0024 kN/m2

qDL = 2,89 kN/m2

b. Beban hidup (qLL)


69

qLL = 3 kN/m2

c. Beban berfaktor (qu)

qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL

= 1,2. 2,89 kN/m2 + 1,6. 3kN/m2

= 8,263 kN/m

b. Penulangan Bordes

Asumsi tulangan utama

- Arah x, Dx = 12 mm

- Arah y, Dy = 12 mm

Tinggi efektif

Dx
- Arah x, dx = hb – p –
2

12
= 120 – 20 –
2

= 94 mm

Dy
- Arah y, dy = hb – p – Dx –
2

12
= 120 – 20 – 12 –
2

= 82 mm

Berdasarkan karakteristik plat diatas dan menggunakan teknik interpolasi

dari tabel A-14 dalam buku ‘Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang’

Gideon Kusuma G .(1991), didapat faktor pengali momen:

Cx+ = + 34 Cx- = - 63

Cy+ = + 22 Cy- = - 54

Momen rancangan
70

Mlx = + Cx+ . 0,001 . qu . Lx2

= + 34 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

= + 0,7901 kNm

= + 790100 Nmm

Mly = + Cy+ . 0,001 . qu . Lx2

= + 22 . 0,001 . 8,263 .(1,677)2

= + 00,5112 kNm

= + 511200 Nmm

Mtx = - Cx- . 0,001 . qu . Lx2

= - 63 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

= - 1,4640 kNm

= - 1464000Nmm

Mty = - Cy- . 0,001 . qu . Lx2

= - 54 . 0,001 . 8,263 . (1,677)2

= - 1,2548 kNm

= - 1254800 Nmm

Penulangan Tumpuan Arah X

Dengan lebar b = 1m = 1000mm

Mtx = 1464000 Nmm

dx = 94 mm

Mtx
K =
θ .b.dx 2

1464000
=
0,8.1000.(94 )
2

= 0,207 MPa
71

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0323

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464 - 465’

nilai K = 0,207 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = ,0058 < ρ mak = 0,0203 (ok!)

As tx = ρperlu . b . dx

= 0,0058 . 1000 . 94

= 545,2 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Astx
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

545,2
=
133

= 4,82 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200


72

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD12 . n

= 133 mm2 . 5

= 565 mm2

Jadi As > Astx

= 565 mm2 > 545,2 mm2 (ok!)

Penulangan Lapangan Arah X

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

Mlx = 791000 Nmm

dx = 94 mm

Mlx
K =
θ .b.dx 2

791000
=
0,8.1000.(94 )
2

= 0,119 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0132

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

K = 0,1260 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0132 (ok!)

As lx = ρperlu . b . dx

= 0,0058 . 1000 . 94
73

= 545,2 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 113 mm2

Aslx
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

545,2
=
113

= 4,82 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD12 . n

= 113 mm2 . 5

= 565 mm2

jadi As > Aslx

= 565 mm2 > 545 mm2 (ok!)

Penulangan Lapangan Arah Y


74

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

Mly = 1254800 Nmm

dy = 82 mm

Mly
K =
θ .b.dy 2

1254800
=
0,8.1000.(82 )
2

= 0,233 Mpa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

K = 0,233 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)

As ly = ρperlu . b . dy

= 0,0058 . 1000 . 82

= 475,6 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 133 mm2

Asly
Jumlah tul. (n) =
ΔD12
75

475,6
=
133

= 4,20 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D12 – 200

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD12 . 5

= 133 . 5

= 565 mm2

jadi As > Asly

= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

Penulangan Tumpuan Arah Y

Dengan lebar b = 1m = 1000 mm

Mty = 511200 Nmm

dy = 82 mm

Mty
K =
θ .b.dy 2

511200
=
0,8.1000.(82 )
2

= 0,095 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 240 MPa diperoleh:


76

ρmin = 0,0058

ρmaks = 0,0363

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

K = 0,095 , maka diambil ρ perlu = 0,0058

Maka nilai ρ min = 0,0058 = ρ perlu = 0,0058 < ρ mak = 0,0363 (ok!)

As ty = ρperlu . b . dy

= 0,0058 . 1000 . 82

= 475,6 mm2

1
ΔD12 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (12)2
4

= 133 mm2

Asty
Jumlah tul. (n) =
ΔD12

475,6
=
133

= 4,20 dipkai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D16 – 200

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD12 . n
77

=133 . 5

= 565 mm2

jadi As > Asty

= 565 mm2 > 475,6 mm2 (ok!)

c. Penulangan balok bordes

Dimensi balok 500/200

fc = 22,5 MPa

fy = 350 Mpa

Tulangan Pokok = 16 mm

Tulangan Sengkang = 8 mm

Selimut beton (p) = 2 cm

a. Estimasi beban

1. Beban mati pada bordes (qDL)

- Berat sendiri balok = h . b . berat sendiri beton

= 0,5 . 0,2 . 24 kN/m3

= 2,4 kN/m

- Berat bordes = hb . lb . berat sendiri beton

= 0,12 m . 1,977 m . 0,21 kN/m3

= 0,049 kN/m

- Berat tangga = ht . lt . berat sendiri beton

= 0,12 m . 2,74 m . 24 kN/m3

= 7,89 kN/m

- Berat dinding = 1,977 m . 17 kN/m2

= 33,609 kN/m

q DL = 43,948 kN/m
78

2. Beban hidup (qLL)

Beban hidup untuk tangga (qLL) = 3 kN/m2

3. Beban berfaktor (qu)

qu = 1,2. qDL + 1,6. qLL

= (1,2. 543,948) kN/m + (1,6. 3) kN/m

= 54,177 kN/m

Penulangan Momen

Momen tumpuan = - 1/24 . qu . I2

= - 1/24 . 54,177 kN/m . 2,1192

= - 10,136 kNm

Momen lapangan = 1/11 . qu . I2

= 1/11 . 54,177 kN/m . 2,1192

= 22,114 kNm

Perhitungan tulangan

D efektif = h – p - Φ sengkang – ½ Φ tulangan pokok

= 500 – 20 – 8 – 16/2

= 464 mm

Tulangan tumpuan

Mtx = 10,136 kNm = 10136000 Nmm

Mtx
K=
θ .b.d 2

10136000
=
0,8.200.(464 )
2

= 0,29 MPa
79

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 MPa dan fy = 350 MPa diperoleh:

ρmin = 0,00442

ρmaks = 0,0251

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

k = 0,29 , maka diambil ρ perlu = 0,00442

Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!)

As tx = ρperlu . b . d

= 0,00442 . 200 . 464

= 410,176 mm2

1
ΔD16 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (16)2
4

= 200,96 mm2

Astx
Jumlah tul. (n) =
ΔD16

410,176
=
200,96

= 2,04 dipakai 5 batang

1000
Spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D16 – 200


80

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD16 . n

= 200,96 mm2 . 5

= 1004,8 mm2

jadi As > Astx

= 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)

Tulangan lapangan

Mlx = 22,114 kNm

= 22114000 Nmm

Mlx
K=
θ .b.d 2

22114000
=
0,8.200.(464 )
2

= 0,64 MPa

dari tabel A- 6 dalam buku ’ Struktur Beton Bertulang hal 460’ ditentukan

untuk fc = 22,5 Mpa dan fy = 350 Mpa diperoleh:

ρmin = 0,00442

ρmaks = 0,0251

dari tabel A-10 dalam buku ‘Struktur Beton Bertulang hal 464-465’ nilai

k =0,64 , maka diambil ρ perlu = 0,00442

Maka nilai ρ min = 0,00442 = ρ perlu = 0,00442 < ρ mak = 0,0251 (ok!)

As lx = ρperlu . b . d

= 0,00442 . 200 . 464

= 410,176 mm2
81

1
ΔD16 = . π . D2
4

1
= . 3,14 . (16)2
4

= 200,96 mm2

Astx
Jumlah tul. (n) =
As1

410,176
=
200,96

= 5 batang

1000
tebal spasi (s) =
n −1

1000
=
5 −1

= 250 mm dipakai 200 mm

Jadi dipakai D16 – 200

Chek luas penampang tulangan

As = ΔD16. n

= 200,96 mm2 . 5

= 1004,8 mm2

jadi As > Aslx

= 1004,8 mm2 > 410,176 mm2 (ok!)

3. 3 Perhitungan struktur akibat gaya gempa

(Berdasarkan PMI bab II pasal 2.2)


82

Data teknis

ƒ Beban lantai tribun (qLL) = 500 kg/m2

ƒ Koefisien reduksi = 0,5 (untuk beban hidup)

ƒ Berat satuan spesi/ adukan (s) = 21 kg/m2

ƒ Berat keramik (gk) = 24 kg/m2

ƒ Berat satuan eternit dan penggantung (ge) = 18 kg/m2

ƒ Berat satuan beton bertulang (gb) = 2400 kg/m3

ƒ Tebal plat (hl) = 0,12 m

ƒ Berat sendiri genteng (ggt) = 50 kg/m2

ƒ Tinggi bangunan (H) = 28,77 m

Perhitungan struktur akibat gaya gempa menggunakan Pedoman

Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung.

3.3.1 Berat Bangunan Total (Wt)

a. Beban Lantai 5

1. Beban Mati

Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

Berat balok induk (20x70)

= (5 . 24).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 33408 kg

= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 22272 kg

Berat balok anak (20x40)

={(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg

Kolom (60x60)

= 24 . 9,85 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 204249,6 kg

Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 216700 kg

Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg


83

Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

WDL = 694530,4 kg

2. Beban Hidup

qL lantai tribun = 500 kg/m2

Koefisien reduksi = 0,5

WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

= 120000 kg

W5 = WDLL + WLL

= 694530,4 kg + 12000 kg

= 814530,4 kg

b. Beban Lantai 4

1. Beban Mati

Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

Berat balok induk (30x80)

= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg

Berat balok anak (20x40)

= {(3 . 24) + (3 . 20)} .(0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 = 17740,8 kg

Kolom (60x60)

= 24 . 4,73 . 0,6 . 0,6 . 2400 = 98081,28 kg

Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg

Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg


84

Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

WDL = 517962,08 kg

2.Beban Hidup

qL lantai tribun = 500 kg/m2

Koefisien reduksi = 0,5

WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

= 120000 kg

W4 = WDL + WLL

= 517962,08 kg + 120000 kg

= 637962,08 kg

c. Beban Lantai 3

1. Beban Mati

Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

Berat balok induk (30x80)

= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

= (4 . 20).(0,7 - 0,12) . 0,2 . 2400 = 39168 kg

Berat balok anak (20x40)

= {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg

Kolom (70x70)

= 24 . 9,85 . 0,7 . 0,7 . 2400 =133499,52 kg

Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 4,73 . 250 = 104060 kg

Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

WDL =553380,32 kg
85

2.Beban Hidup

qL lantai tribun = 500 kg/m2

Koefisien reduksi = 0,5

WLL = 0,5 . 24 . 20 . 500

= 120000 kg

W3 = WDL + WLL

= 553380,32 kg + 120000 kg

= 673380,32 kg

d. Beban Lantai 2 dan 1

1. Beban Mati

Berat plat = 24 . 20 . 0,12 . 2400 = 138240 kg

Berat balok induk (30x80)

= (5 . 24).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 58752 kg

= (4 . 20).(0,8 - 0,12) . 0,3 . 2400 = 39168 kg

Berat balok anak (20x40)

= {(3 . 24) + (3 . 20)} . (0,4 – 0,12) . 0,2. 2400 =17740,8 kg

Kolom (80x80)

= 24 . 9,85 . 0,8 . 0,8 . 2400 =174366,72 kg

Dinding = {(2. 24) + (2. 20)} . 9,85 . 250 = 104060 kg

Plafond = 24 .20 . (11+7) = 8640 kg

Spasi = 24 . 20 . 21. 3 = 30240 kg

Keramik = 24 . 20 . 24. 2 = 23040 kg

WDL = 594247,52 kg

2.Beban Hidup

qL lantai tribun = 500 kg/m2


86

Koefisien reduksi = 0,5

WLL = 0,5 . 24. .20 . 500

= 120000 kg

W1,2 = WDL + WLL

= 594247,52 kg +120000 kg

= 714247,52 kg

Beban total (Wt)

Wt = W5 + W 4 + W3 + W2 + W1

= 814530,4 + 637962,08 + 673380,32 + 714247,52 +

714247,52

= 3554367,84 kg

3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)

Rumus empiris untuk portal beton

Tx = Ty = 0,06 H 3/4

H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung

diukur dari tingkat penjepitan lateral (dalam satuan meter)

H = 28,77 m

Tx = Ty = 0,06 (28,77)3/4

= 0,7 detik

3.3.3 Koefisien Gempa Dasar

Menurut pembagian gempa Indonesia, di jawa tengah masuk dalam

wilayah 4. Untuk Tx = Ty =0,7 detik dan jenis tanah lunak diperoleh C =

0,05

3.3.4 Faktor keamanan I dan factor jenis struktur K


87

Dari buku tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung

diperoleh I=1,5 dan K=1,0 untuk bangunan yang menggunakan struktur

rangka beton bertulang dan daktilitas penuh.

3.3.5 Gaya geser horisontal total akibat gempa ke sepanjang tinggi gedung

Vx = Vy = C . I .K .Wt

= 0,05 . 1,5 . 1,0 . 3554,38 ton

= 799,74 ton

3.6.6 Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa kesepanjang tinggi

gedung

a. Arah x (lihat tabel)

H 28,77
= = 1,198 < 3
A 24

wi.hi
Fix = Vx
∑ wi.hi
b. Arah y

H 28,77
= = 1,798 < 3
A 24

wi.hi
Fiy= Vy
∑ wi.hi
Keterangan :

Fi = Gaya geser horisontal akibat gempa lantai ke-i

hi = Tinggi lantai ke-I terhadap lantai dasar

Vx, y = Gaya geser horisontal total akibat gempa untuk arah x atau arah y

A = Panjang sisi bangunan dalam arah x dan y


88

Tabel 6. Distribusi Gaya Geser Total Akibat Gempa

Hi Wi Wi . hi Fix,y Untuk tiap portal


Tingkat
(m) (ton) (ton/m) (ton) 1/5 Fi,x 1/3 Fi,y

5 28,77 814,53 23434,03 327,75 65,55 81,94

4 18,92 637,69 12065,09 176,47 32,29 44,12

3 14,19 673,38 9044,42 132,29 26,46 33,07

2 9,46 714,25 6756,81 98,83 19,77 24,71

1 4,73 714,25 3378,40 49,41 9,88 12,35

Σ 57323,6

3.4 Perencanaan Balok

3.4.1 Balok sloof 700/250 (frame 147)

Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 700 mm

- Lebar balok (b) : 250 mm

- Selimut beton (p) : 20 mm

- Diameter tul. utama : 19 mm

- Diameter tul. sengkang : 12 mm

- Mutu baja (fy) : 350 MPa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa


89

Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 147 (frame 147)

P = 19279,3 N

Vu = 184107,4 N

Tu = 151500 Nmm

Mu = 356008900 Nmm

Penulangan longitudinal

d = 700 – 20 -12 -19/2

= 658,5 mm

Penulangan pada momen

Mu
K=
d 2 .b.θ

356008900
=
0,8.250.658,5 2

= 4,105 MPa

ρ min = 0,0040

ρ perlu = 0,0134

ρ maks = 0,022

ρ min [ ρ perlu [ ρ maks

0,0040 [ 0,0134 [ 0,022

As = ρ . b. d

= 0,0134 . 250 . 658,5

= 2205,975 mm2

Akibat gaya tekan aksial


90

P
A=
θ . fy

19279,3
=
0,65.350

= 91,806 mm2

Ast = As + A

= 2205,975 + 91,806

= 2297,78 mm2

Dipakai 10 D 19

250 − 40 − (3.19)
kontrol spasi =
2

= 76,5 mm dipakai 80 mm

Penulangan geser

Tu = 151500 Nmm

Vu = 184107,4 N

Sx2y = (250-40)2 . (700-40)

= 29106000 mm2

υ .1/24 . fc .Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 29106000

= 3451547,01 Nmm

Tu ≤ υ .1/24 . fc . Sx2y

151500 Nmm ≤ 3451547,01 Nmm

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 22,5 . 250 . 658,5

= 156176,98 N
91

Vu
Vs = − Vc
θ

184107,4
= − 156176,98
0,6

= 150668,68 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 250 . 658,5 . 22,5

= 520827,13 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

150688,68 N ≤ 520827,13 N

Dimensi sudah memenuhi syarat

Smaks = d/4

= 658,5 / 4

= 1634,63 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.S
Av =
fy.d

150668,68.150
=
350.658,5

= 98,05 mm2

Jadi dipakai D10 –150

3.4.2 Balok lantai 2,3,4,5 800/300 (frame 550)

Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 800 mm

- Lebar balok (b) : 300 mm


92

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 25 mm

- Diameter tul. sengkang : 12 mm

- Mutu baja (fy) : 350 MPa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

Gaya rencana yang dipakai gaya maksimum pada batang 550 (frame 550)

P = 278290,4 N

Vu = 382677 N

Tu = 198000 Nmm

Mu = 849107800 Nmm

Penulangan longitudinal

d = 800 – 40 -12 -25/2

= 735,5 mm

Penuangan pada momen

Mu
K=
d 2 .b.θ

849107800
=
0,8.300.735,5 2

= 6,5 MPa

ρ min = 0,0040

ρ perlu = 0,0191

ρ maks = 0,022

ρ min [ ρ perlu [ρ maks

0,0040 [ 0,0191 [ 0,022

As = ρ . b . d
93

= 0,0191 . 300 . 735,5

= 4214,415 mm2

Akibat gaya tekan aksial

P
A=
θ . fy

278790,4
= = 1225,45 mm2
0,65.350

Ast = As + A

= 4214,415 + 1225,45

= 5439,86 mm2

Dipakai 11 D 25

Penulangan geser

Tu = 198000 Nmm

Vu = 382677 N

Sx2y = (300-80)2 . (800-80)

= 34848000 mm2

υ .1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 34848000

= 4132464,45 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

198000 Nmm ≤ 4132464,45 Nmm

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 22,5 . 300 . 735,5

= 174439,14 N
94

Vu
Vs = − Vc
θ

382677
= − 174439,14
0,6

= 4633355,86 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 300735,5 . 22,5

= 697756,56 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

463355,86 N ≤ 697756,56 N

Dimensi sudah memenuhi syarat

Smaks = d/4

= 735,5 / 4

= 183,875 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.S
Av =
fy.d

463355,86.150
=
350.735,5

= 269,99 mm2

Jadi dipakai D 12 –150


95

3.4.3 Balok Ringbalk 700/200 (frame 742)

Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 700 mm

- Lebar balok (b) : 200 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 19 mm

- Diameter tul. sengkang : 12 mm

- Mutu baja (fy) : 350 MPa

- Mutu beton (fc) : 22.5 MPa

Gaya rencana dipakai gaya maksimum pada batang 742 (frame 742)

P = 690887,3 N

Vu = 128928,9 N

Tu = 6547700 Nmm

Mu = 328143700 Nmm

Penulangan longitudinal

d = 700 – 40 -12 -19/2

= 638,5 mm

Penulangan pada momen


96

Mu
K=
d 2 .b.θ

328143700
=
0,8.200.638,5 2

= 5,03 MPa

ρ min = 0,0040

ρ perlu = 0,0171

ρ maks = 0,022

ρ min [ ρ perlu [ ρ maks

0,0040 [ 0,0171 [ 0,022

As = ρ . b. d

= 0,0171 . 200 . 638,5

= 2183,67 mm2

Akibat gaya tekan aksial

P
A=
θ . fy

690887,3
=
0,65.350

= 3036,86 mm2

Ast = As + A

= 2183,67 + 3036,86

= 5220,53 mm2

Dipakai 8 D 19

Penulangan geser

Tu = 6547700 Nmm
97

Vu = 128928,9 N

Sx2y = (200-80)2 . (700-80)

= 8928000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 8928000

= 1058730,56 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

6547700 Nmm ≥ 1058730,56 Nmm

b.d
Ct =
∑ x2 y
200.638,5
=
8928000

= 0,014

1 / 6.b.d fc
Vc =
Tu 2
1 + (2,5.Ct. )
Vu

1 / 6.200.638,5 22,5
=
6547700 2
1 + (2,5.0,014. )
128928,9

= 49512,36 N

Vu
Vs = − Vc
θ

128928,9
= − 49512,36
0,6

= 165369,14 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 200 . 638,5 . 22,5


98

= 403822,85 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

165369,14 N ≤ 403822,85 N

Dimensi sudah memenuhi syarat

Smaks = d/4

= 638,5 / 4 = 159,62 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.S
Av =
fy.d

165369,14.150
=
350.638,5

= 110,99 mm2

Jadi dipakai D 8 –150

3.5 Perencanaan Kolom

3.5.1 Kolom lantai 1

Kolom 80x 80 (frame 2 )

P = 2621461,3 N

Vu = 328431,3 N

Tu = 1212800 Nmm

Mu = 1125725 Nmm

• Ukuran kolom = (800 x 800 ) mm

• Diameter tulangan pokok = 25 mm

• Selimut beton (p) = 50 mm

• Diameter sengkang = 12 mm

• fy = 350 MPa
99

• d = 800-50-12-25/2

= 725,5 mm

Mu
e =
P

1125725
=
2621461,3

= 429,43 mm > ½ b = 400 mm

600
Cb = .d
600 + fy

600
= 725,5
600 + 350

= 458,21 mm

ab = β . Cb

= 0,85 . 458,21

= 389,48 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete

Ccb = ab . b . 0,85 . fc

= 389,48 . 800 . 0,85. 22,5

= 5959044 N

Tsb = Csb

Karena kolom simetri

Pnb = Ccb + Csb – Tsb

= 5959044 N

Prb = 0,65 . Pnb

= 0,65 . 5959044

= 3893378,6 N
100

P ≤ Prb

2621461,3 N ≤ 3893378,6 N

control keluluhan baja

vy = 0,000167

cb − d '
vs = 0,003
d

458,21 − 50
= 0,003
50

= 0,0244 ≥ vy = 0,000167

h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2

800 389,48 800


= 5959044 ( − ) + 2 Tsb ( − 50)
2 2 2

= 1223153371 + 700 Tsb

1125725900 = 1223153371 + 700 Tsb

Tsb = 271967,03 N

Tsb
As’ =
fy

271967,30
=
350

= 777,05 mm2

As = 2 As’

= 2 . 777,05

= 7154,09 mm2

Dipakai tulngan 16 D25

800 − 100 − (4.25)


Spasi =
3
101

= 150 mm

Penulangan geser

Tu = 328431,3 Nmm

Vu = 1212800 Nmm

SX2y = (800-100)2 . (800-100)

=343000000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2y

= 0,6 . 1/24 . 22,5 . 343000000

= 40674796,4 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

1212800 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm

Vc = 1/6 .b . d . fc

= 1/6 . 800 . 725,5 . 22,5

= 458846,48 N

Vu
Vs = − Vc
θ

328431,3
= − 458846,48
0,6

= 88539,02 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 800 . 725,5 . 22,5

= 1835385,95 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc
102

88539,02 N ≤ 1835385,95 N

Dimensi memenuhi syarat

Smaks = d/4

= 725,5 / 4

= 181,375 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.s
Av =
fy.d

88539,02.150
=
350.725,5

= 53,302 mm2

Dipakai D 12-150

3.5.2 Kolom lantai 2

Kolom 80x 80 (frame 3 )

P = 2053252,2 N

Vu = 255349 N

Tu = 3390700 Nmm
103

Mu = 629904200 Nmm

• Ukuran kolom = (800 x 800 ) mm

• Diameter tulangan pokok = 25 mm

• Selimut beton (p) = 50 mm

• Diameter sengkang = 12 mm

• fy = 350 MPa

• d = 800 - 50 - 12 - 25 / 2

= 725,5 mm

Mu
e =
P

629904200
=
2053252,2

= 306,78 mm < ½ b = 400 mm

600
Cb = .d
600 + fy

600
= 725,5
600 + 350

= 458,21 mm

ab = β . Cb

= 0,85 . 458,21

= 389,48 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete

Ccb = ab . b .0,85 . fc

= 389,48 . 800 . 0,85 . 22,5

= 5959044 N
104

Tsb = Csb

Karena kolom simetri

Pnb = Ccb + Csb - Tsb

= 5959044 N

Prb = 0,65 . Pnb

= 0,65 . 5959044

= 3893378,6 N

P ≤ Prb

2053252,2 N ≤ 3893378,6 N

control keluluhan baja

vy = 0,000167

cb − d '
vs = 0,003
d

458,21 − 50
= 0,003
50

= 0,0244 ≥ vy = 0 ,000167

h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Ts b ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2

800 389,48 800


= 5959044 ( − ) + 2 Tsb ( − 50)
2 2 2

= 1223153371 + 700 Tsb

629904200 = 1223153371 + 700 Tsb

Tsb = 847498,8 N

Tsb
As’ =
fy
105

847498,8
=
350

= 241,43 mm2

As = 2 As’

= 2 . 241,43

= 4842,85 mm2

Dipakai tulangan 16 D 25

800 − 100 − (4.25)


Spasi =
3

= 150 mm

Penulangan geser

Tu = 3390700 Nmm

Vu = 255349 Nmm

SX2y = (800 – 100 )2 . ( 800 – 100 )

= 343000000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2 = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 343000000

= 40674796,4 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

3390700 Nmm ≤ 40674769,4 Nmm

Vc = 1/6 . b . d . fc

= 1/6 . 800 . 725,5 . 22,5

= 458846,48 N
106

Vu
Vs = − Vc
θ

255349
= − 458846,48
0,6

= 33264,81 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 800 . 725,5 . 22,5

= 1835385,95 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

33264,81 N ≤ 1835385,95 N

Dimensi memenuhi syarat

Smaks = d/4

= 725,5 / 4

= 181,375 mm , dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.s
Av =
fy.d

33264,81.150
=
350.725,5

= 19,65 mm2

Dipakai D12 - 150


107

3.5.3 Kolom lantai 3

Kolom 70x 70 (frame 4 )

P = 1483837,2 N

Vu = 227849,4 N

Tu = 10660000 Nmm

Mu = 568184500 Nmm

• Ukuran kolom = (700 x 700 ) mm

• Diameter tulangan pokok = 25 mm

• Selimut beton (p) = 50 mm

• Diameter sengkang = 12 mm

• fy = 350 MPa

• d = 700 – 50 – 12 – 25 / 2

= 625,5 mm

Mu
e =
P

568184500
=
1483837,2

= 382,92 mm < ½ b = 350 mm

600
Cb = .d
600 + fy

600
= 625,5
600 + 350

= 395,05 mm
108

ab = β . Cb

= 0,85 . 395,05

= 355,79 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete

Ccb = ab . b . 0,85 . fc

= 355,79 . 700 . 0,85 . 22,5

= 4495452,039 N

Tsb = Csb

Karena kolom simetri

Pnb = Ccb + Csb - Tsb

= 4495452,039 N

Prb = 0,65 . Pnb

= 0,65 . 4495452,039

= 2922043,83 N

P ≤ Prb

1438837,2 N ≤ 2922043,83

control keluluhan baja

vy = 0,000167

cb − d '
vs = 0,003
d

395,05 − 50
= 0,003
50

= 0,021 ≥ vy = 0,000167
109

h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2

700 335,79 700


= 4495452,039 ( − ) + 2 Tsb ( − 50)
2 2 2

= 818644293,6 N + 600 Tsb

568184500 = 818644293,6 + 600 Tsb

Tsb = 417432,98 N

Tsb
As’ =
fy

417432,98
=
350

= 1192,66 mm2

As = 2 As’

= 2 . 1192,66

= 2385,33 mm2

Dipakai tulangan 12 D25

700 − 100 − (3.25)


Spasi =
2

= 262,5 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser

Tu = 10660000 Nmm

Vu = 227489,4 Nmm

SX2y = ( 700 –100 )2 . ( 700 –100 )

= 216000000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 216000000

= 25614449,05 Nmm
110

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

10660000 Nmm ≤ 256140449,05 Nmm

Vc = 1/6 . b . d . fc

= 1/6 . 700 . 625,5 . 22,5

= 346150,82 N

Vu
Vs = − Vc
θ

227489,4
= − 346150,82
0,6

= 32998,18 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 700 . 625,5 . 22,5

= 1184603,27 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

32998,18 N ≤ 1184603,27 N

Dimensi memenuhi syarat

Smaks = d / 4

= 625,5 / 4

= 156.375 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.s
Av =
fy.d

323988,18.150
=
350.625,5
111

= 22,609 mm2

Dipakai D 12-150

3.5.4 Kolom lantai 4

Kolom 60x 60 (frame 19 )

P = 1118951,9 N

Vu = 333098,7 N

Tu = 16062300 Nmm

Mu = 736591000 Nmm

• Ukuran kolom = (600 x 600 ) mm

• Diameter tulangan pokok = 25 mm

• Selimut beton (p) = 50 mm

• Diameter sengkang = 12 mm

• Fy = 350 MPa

• d = 600 - 50 - 12 - 25 / 2

= 525,5 mm

Mu
e =
P
112

736391000
=
1118951,9

= 658,28 mm >1/2 b = 300mm

600
Cb = .d
600 + fy

600
= 525,5
600 + 350

= 331,89 mm

ab = β . Cb

= 0,85 . 331,89

= 282,11 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete

Ccb = ab . b . 0,85 . fc

= 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5

= 3237218,28 N

Tsb = Csb

Karena kolom simetri

Pnb = Ccb + Csb - Tsb

= 3237218,28 N

Prb = 0,65 . Pnb

= 0,65 . 3237218,28

= 2104191,88 N

P ≤ Prb

1118951,9 N ≤ 2104191,88 N

control keluluhan baja


113

vy = 0,000167

cb − d '
vs = 0,003
d

282,11 − 50
= 0,003
50

= 0,0139 ≥ 0,00016

h ab h h
Mnb = Ccb ( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2

600 282,11 600


= 3237218,28 ( − ) + 2 Tsb ( − 50)
2 2 2

= 514539659,5 + 500 Tsb

736591000 = 514539659,5 + 500 Tsb

Tsb = 444102,68 N

Tsb
As’ =
fy

444102,68
=
350

= 126,86 mm2

Ast = 2 As’

= 2 . 126,86

= 2537,72 mm2

Dipakai tulangan 8 D 25

600 − 100 − (3.25)


Spasi =
2

= 212,5 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser

Tu = 16062300 Nmm
114

Vu = 333098,7 Nmm

SX2y = ( 600 – 100 )2 . ( 600 – 100 )

= 125000000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0,6 . 1/24 . 22,5 . 1256000000

=14823176,53 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

16062300 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm

b.d
Ct =
∑ x2 y
600.525,5
=
125000000

= 0,0025

1 / 6.b.d fc
Vc =
Tu 2
1 + (2,5.Ct ) .
Vu

1 / 6.600.525,5 22,5
=
16062300 2
1 + (2,5.0,0025 ) .
333098,7

249266,54
=
1,044

= 238761,05 N

Vu
Vs = − Vc
θ

333098,7
= − 238761,05
0,6

= 316403,45 N ≥ 0
115

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 525,5 . 22,5

= 997066,14 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

316403,45 N ≤ 997066,14 N

Dimensi memenuhi syarat

Smaks = d / 4

= 525,5 / 4

= 131,13 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser

Vs.s
Av =
fy.d

316403,45.150
=
350.525,5

= 258,04 mm2

Dipkai D 12-150 mm

. 3.5.5 Kolom lantai 5

Kolom 60x 60 (frame 20 )

P = 801470,1 N

Vu = 242316,6 N

Tu = 78669000 Nmm
116

Mu = 703405000 Nm

• Ukuran kolom = (600 x 600 ) mm

• Diameter tulangan pokok = 25 mm

• Selimut beton (p) = 50 mm

• Diameter sengkang = 12 mm

• fy = 350 MPa

• d = 600 – 50 – 12 – 25 / 2

= 525,5 mm

Mu
e =
P

703405000
=
801470,1

= 877,64 ≥ ½ b = 300 mm

600
Cb = .d
600 + fy

600
= 525,5
600 + 350

= 331,89 mm

ab = β . Cb

= 0,85 . 331,89

= 282,11 mm

Dengan mengabaikan displacement concrete

Ccb = ab . b . 0,85 . fc

= 282,11 . 600 . 0,85 . 22,5


117

= 3237218,28 N

Tsb = Csb

Karena Tsb dan Csb simetri

Pnb = Ccb + Csb - Tsb

= 3237218,28 N

Prb = 0,65 . Pnb

= 0,65 . 3237218,28

= 2104191,88 N

P ≤ Prb

801470,1 N ≤ 2104191,88 N

Kontrol Keluluhan baja

vy = 0,000167

cb − d '
vs = 0,003
d

282,11 − 50
= 0,003
50

= 0,0139 ≥ 0,000167

h ab h h
Mnb = Ccb( - ) + Tsb ( - d ) + Csb ( - d )
2 2 2 2

600 282,11 600


= 3237218,28 ( − ) + 2 Tsb ( − 50)
2 2 2

= 514539659,5 + 500 Tsb

703405000 = 514539659,5 + 500 Tsb

Tsb = 377730,68 N

Tsb
As’ =
fy
118

377730,68
=
350

= 1079,23mm2

Ast = 2 . As’

= 2 . 1079,23

= 2158,46 mm2

Dipakai tulangan 8 D25

600 − 100 − (3.25)


Spasi =
2

= 212,5 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser

Tu = 78669000 Nmm

Vu =242316,6 Nmm

SX2y = ( 600 –100 )2 . (600 –100 )

=125000000 mm2

υ . 1/24 . fc . Sx2y = 0 ,6 . 1/24 . 22,5 . 1256000000

=14823176,53 Nmm

Tu ≤ υ . 1/24 . fc . Sx2y

78669000 Nmm ≥ 14823176,53 Nmm

b.d
Ct =
∑ x2 y
600.525,5
=
125000000

= 0,0025
119

1 / 6.b.d fc
Vc =
Tu 2
1 + (2,5.Ct ) .
Vu

1 / 6.600.525,5 22,5
=
78699000 2
1 + (2,5.0,0025 ) .
242316,6

249265,54
=
2,26

= 110294,93 N

Vu
Vs = − Vc
θ

242316,2
= − 110294,93
0,6

= 293566,07 N ≥ 0

Perlu tulangan geser

2/3 . b . d . fc = 2/3 . 600 . 525,5 . 22,5

= 997066,14 N

Vs ≤ 2/3 . b . d . fc

293566,07 N ≤ 997066,14 N

Dimensi memenuhi syarat

Smaks = d / 4

= 525,5 / 4

= 131,13 mm, dipakai 150 mm

Penulangan geser
120

Vs.s
Av =
fy.d

293566,07.150
=
350.525,5

= 239,42 mm2

Dipakai D12-150

3.6 Perhitungan Pondasi

3.6.1 Uraian Umum

Sebelum dimulai pembangunan Gedung Dekranasda, maka

dilaksanakan penyelidikan tanah pada lokasi tersebut. Penyelidikan tanah

yang dilakukan meliputi pekerjaan sondir dan pekerjaan boring, serta


121

pengambilan contoh tanah (sampling) untuk diselidiki mengenai sifat-sifat

fisik dan sifat-sifat mekanikmya di laboratorium.

Dari hasil pengujian tanah tersebut disarankan untuk menggunakan

pondasi pancang sesuai panjang beban yang bekerja dan tidak melebihi

daya dukung izin (Qa) dari data sondir. Untuk itu, Gedung Dekranasda ini

direncanakan dengan pondasi tiang pancang. Selanjutnya, besaran sifat-sifat

tanah dan harga-harga mechanichal properties tanah hasil pengujian di

laboratorium dapat dilihat pada laporan hasil penyelidikan tanah.

3.6.1 Analisis Daya Dukung

Data tanah hasil sondir:

• Kedalaman tanah (Df) : 30 m

• Konus (qc) : 140 kg/m2

• Total friksen (Tf) : 200 kg/m2

• Sf1 : 5

• Sf2 : 10

• Berat sendiri beton (gb) : 24 kN/m2

• Diameter panjang (d) : 0,45 m

3.6.3 Perhitungan Pondasi

Tabel 7. Perhitungan Pondasi Tiang Pancang

N0 Type P (kN) Mu (kNm) Jarak Jumlah Beban Beban Eksentrisitas

Pondasi Pancang Pancang yang yang kolom

(m) terjadi dapat

(kN) pikul
122

1 P1 1152,99 524,81 - 1 1230,85 2202,61 0,45

2 P4 3728,28 1354,829 1,5 4 4412,96 7341,15 0,36

3 P5 3563,41 1400,41 0,94 5 5114,82 11042,87 0,39

4 P6 2864,595 1393,108 1,5 6 6652,51 17008,92 0,48

5 P8 3190,670 1397,731 1,5 8 4648,169 6917,95 0,43

Contoh perhitungan pondasi type 8 ( P 8 )

P = 3190,6704 kN

Mu = 1397,738 kNm

• Ukuran : 4,25 m x 4,25 m x 1,25 m

• Jumlah Pancang arah y (m) :3

• Jumlah pancang arah x (n) :3

• Luas tiang pancang (A) : 0,158 m2

• Keliling tiang pancang (B) : 1,413 m

• Jarak antar tiang pancang (s) : 1,50 m

Rencana pemancangan dan pendimensian tiang pancang

Pembebanan Tiang pancang

Berat sendiri pancang = 0,25 x 3,14 x 0,452 x 24 x 8 x 30 = 915,624 KN

Berat poer = 4,25 x 4,25 x 1,25 x 24 = 541,875 KN

q = 1457,499 KN

Beban yang terjadi = 1457,499 + 190,670 = 4648,169 kN

Eksentrisitas kolom = Mu / P

=1397,731 / 3190,670
123

= 0,43 m

Efisiensi kelompok tiang pancang

θ (m − 1)n + (n − 1)m
α = 1- .( )
90 m.n

θ = Arc tg d/s

0,45
θ = Arc . tg .
1,5

= 0,29

θ (m − 1)n + (n − 1)m
α = 1- .( )
90 m.n

0,29 (3 − 1)3 + (3 − 1)3


= 1- .( )
90 3.3

= 1,328

Daya dukung tiang pancang

Daya dukung untuk satu tiang pancang

Tf .B qc. A
Q = +
SF 2 SF1

Tf .B qc. A
Q = +
SF 2 SF1

200.1.413 140.0,158
Q = +
10 5

= 32,684 kN

Daya dukung ijin

Qijin = α . Q. n

= 1,328. 32,684 . 8

= 347,426 kN

Beban yang dipikul satu tiang pancang


124

p Mu.x Mu. y
q1 = + +
n ∑ x2 ∑ y2

3190,6704 1397,7308.1,5 1397,7308.1,5


= + +
8 9 9

= 864,744 kN

Daya dukung untuk 8 tiang pancang adalah

= 8 x 864,744

= 6917,95 kN

Beban yang terjadi 4648,169 kN < 6917,95 kN

83

150

150

83

83 150 150 83

Gambar 15. Detail Pondasi


BAB IV

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

4.1. SYARAT – SYARAT UMUM

Pasal I. 01

PERATURAN UMUM

Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan

peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan

bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum

(disimngkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia

(AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28

Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571.

2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002, Pengganti

kepres R.I No.17 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 80 Tahun 2003,

PenggantiKepres No. 18 tahun 2000, dan Kepres R.I No. 61 Tahun 2004

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.

3. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan

181 / D.VI / 011999


Nomor :
SE − 07 / A / 21 / 0199

Tanggal 11 Januari 1999, Tentang harga satuan tertinggi

Pembangunan Bangunan Gedung Negara Tahun Anggaran 1999/2000.

4. Surat Edaran Bersama (SEB) Bappenas dan Departeman Keuangan


130

S − 42 / A /
Nomor : Tanggal 3 Mei, Tentang Petugas Teknis
S − 2262 / D.2 / 05 /

Pelaksanaan Keppres RI No. 18 tahun 2000 Tentang pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/jasa Instansi Pemerintah.

5. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Nomor :

0295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997, tentang Pedoman Operasional

Pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan, Pemeliharaan dan Perawatan

(Rehabilitas, Renovasi, Restorasi) Bangunan Gedung Negara.

6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1999 dan No. 3 tahun 1995 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Proyek APBDN Propinsi Jawa Tengah.

7. Suara Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. IK. 02.05-Mn/134

tanggal 19 Februari 2003, No. Ik.02.05-Mn/135 tanggal 19 februari 2003.

8. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.

9. Peraturan Pemerintah Daerah setempat yang berhubungan dengan pekerjaan.

Pasal I.02

PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN

Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Propinsi Jawa Tengah sebagai Pengguna Anggaran.

Pasal I.03

PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN

Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas :

1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran.


131

2. Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan (PKP) yang terdiri dari Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah.

3. Pengelolaan Teknis Kegiatan Pekerjaan (BPP) adalah personil yang ditunjuk

oleh Dinas Kimtaru Propinsi Jawa Tengah.

Pasal I.04

PERENCANA / ARSITEK

1. Biro Perencana teknis Pembangunan yang telah terdaftar dalam Daftar

Rekaman Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Tingkat

I Jawa Tengah dalam hal ini adalah ; CV. ARSI GRANADA, Jalan Pahlawan

No.04 Semarang.

2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang

arsitektur dan struktur.

3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan

pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pengguna Anggaran dan

Pengendali Kegiatan.

4. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan- kejanggalan dalam pelaksanaan

atau menyimpang dari bestek/RKS supaya memberitahukan secara tertulis

kepada Penguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.

5. Perencana terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.

6. Konsultan Perencana diwajibkan membuat buku Pedoman perawatan Gedung

Kegiatan ini ( disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali

Kegiatan).
132

Pasal I.05

PENGAWASAN LAPANGAN

1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan yang terdaftar dalam Daftar

Rekanan Mampu (DRM) yang telah disusun oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Propinsi Jawa Tengah, dalam hal ini akan ditentukan kemudian

oleh Pengguna Anggaran.

2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar

Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama

pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa

pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II.

3. Pengawasan lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan

pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pengguna Anggaran

dan Pengendali Kegiatan.

4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam

pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan

secara tertulis kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.

5. Kelalaian akibat Pengawas menjadi resiko konsultan Pengawas.

6. Pengawas terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.

7. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama

pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan

disampaikan kepada Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.


133

Pasal I. 06

CALON PEMBORONG / KONTRAKTOR

1. Perusahaan yang berstatus Badan Hukum yang usaha pokoknya adalah

melaksanakan pekerjaan pemborong bangunan yang memenuhin syarat-syarat

bonafiditas dan kwalitas menurut Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi yang

ditunjuk oleh Kepala Dinas ( Pengguna Anggaran ) untuk melaksanakan

pekerjaan pembangunan gedung tersebut setelah memenangkan lelang ini.

2. Rekanan yang diundang oleh Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi.

3. Pengundangan Kontraktor / Rekanan harus dengan memperhatikan peraturan

yang berlaku.

Pasal I.07

PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)

1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada :

1. Hari :

2. Tanggal :

3. Waktu :

4. Tempat : Ruang Rapat Kantor Disperindag Propinsi Jateng

2. Bagi mereka yang tidak mengikuti/menghadiri Aanwijzing tidak tetap

diperbolehkan mengikuti pelelangan.

3. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada :

1. Hari :

2. Tanggal :
134

3. Waktu :

4. Tempat : Kantor Disperindag Propinsi Jawa Tengah

Pasal I. 08

PELELANGAN

1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Presiden No.16 tahun 1994

serta perubahan saat pelelangan.

2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada :……………………….2005,

Jam :……………..WIB.

3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang

dihadapan Rekanan, pada :……………………..2005, Jam

:…………………..WIB.

4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat

kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab

penuh.

Pasal I.09

SAMPUL SURAT PENAWARAN

1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm

berwarna putih dan tidak tembus baca.


135

2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan

lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak

boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain.

3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya

ditulis (periksa contoh surat penawaran).

4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar

langsung pada kertas sampulnya.

5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.

Pasal I. 10

SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :

1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan

syarat – syarat.

2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau

terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan.

Pasal I. 11

PERSYARATAN PENAWARAN

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut

gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing


136

2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan

dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan

halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan

harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di

bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan.

3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong

sendiri harus dilampiri :

a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.

6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.

b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum.

4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-

lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan

materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.

5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam

satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.

6. Penawaran berisi :

1. Surat Penawaran

2. Lampiran :

a. RAB

b. Harga satuan

c. Analisa

d. Harga Upah dan Bahan


137

e. Jaminan Penawaran yang berbentuk copy (asli diserahkan ) dari

Bank Pemerintah atau lembaga Keuangan yang ditunjuk oleh

Menteri Keuangan sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

3. Dokumen Teknis

a. Tatakala / Time Schedule

b. Daftar Personil

c. Data peralatan

d. Data pengalaman perusahaan

e. Metode pelaksanaan

4. Dokumen Adminnistrasi

a. Melampirkan Daftar isian Pasca Prakualifikasi

b. Pakta Integritas

7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat

mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut

penawaran yang diajukan.

Pasal I.12

SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH

Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ;

1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.


138

2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas

kop Rekanan yang bersangkutan.

3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar.

4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis

dengan huruf.

5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak

terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan.

6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka

maupun huruf.

7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan

tidak diberi cap dari Rekanan.

8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang.

9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya.

10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan

Pasal I. 13

CALON PEMENANG

1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas

ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta

telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga)

peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan

Negara dalam arti :


139

a. Penawaran harga yang ditawarkan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang

memenuhi syarat seperti tersebut diatas.

2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan

kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut

tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana

harus dicatat dalam berita acara.

3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil

keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai

usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu

sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.

4. Aspek teknis, administrasi dan harga.

Pasal I. 14

PENETAPAN PEMENANG

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Panitia, pejabat yang berwenang

menerapkan pemenang pelelangan dan cadangan pelelangan diantara calon yang

ditentukan oleh Panitia dan Keputusan Panitia tidak dapat diganggu gugat.
140

Pasal I. 15

PENGUMUMAN PEMENANG

1. Penetapan pemenang lelang diputuskan oleh pejabat yang berwenang.

2. Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia setelah ada penetapan

pemenang pelelangan yang berwenang.

3. Kepada rekanan yang berkebaratan atas penetapan pemenang pelelangan

diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada

atasan yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 4 hari kerja

setelah diterimanya pengumuman penetapan pemenang.

4. Sanggahan hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur pelelangan,

jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya 4

hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.

5. Sanggahan tertulis ditujukan kepada :

a. Pengguna Anggaran

b. Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi

Pasal I. 16

PELELANGAN ULANG

Lelang dibatalkan bilamana :

1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan

penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga).

2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia.


141

3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.

4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar

5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan.

6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk

mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka

panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin

kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.

Pasal I. 17

PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN

1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang

penawarannya pantas, wajar dan menguntungkan Negara serta dapat

dipertanggungjawabkan.

2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling

lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan

pemenang pelelangan.

3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus

memberikan jaminan pelaksanaan.


142

Pasal I. 18

PELAKSANA PEMBORONG

1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya

memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.

2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1

Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas

namanya.

3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan

agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah

ditugaskan oleh direksi.

4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung

bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan

mengerti gambar.

Pasal I. 19

SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

Pekerjaan harus dikerjakan menurut :

1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk

kegiatan ini.

2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara

Aanwijzing).
143

3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola

Kegiatan.

4. Lapangan/lahan yang tersedia.

Pasal I. 20

PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-

ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada

perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi

Tugas/Manajemen Konstruksi lapangan.

3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan

RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman.

4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka

pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak

pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan

tersebut pemborong menderita kerugian.

5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka

perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis

berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana, gambar

perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas (tertuang dalam berita

acara perubahan pekerjaan).


144

6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan

RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi

tugas.

Pasal I. 21

PENJAGAAN DAN PENERANGAN

1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)

dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,

gudang dan lain-lain.

2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan

penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas

kehendak Direksi.

3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya

yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi

kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk

kelancaran pekerjaan.

4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat

pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang

sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.

5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam

pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain

sepenuhnya.
145

Pasal I. 22

KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan

penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.

2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang

perawatan korban dan keluarganya.

3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-

syarat palang merah.

4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu

memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air

minum yang memenuhi syarat kesehatan.

5. Pemborong diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja.

Pasal I. 23

PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri

kwalitas baik.

2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.

3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan

harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih

dahulu dan harus berkwalitas baik.


146

4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh pengendali kegiatan

tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat

pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab rekanan.

5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan

yang telah diafkir, maka pemimpin kegiatan/pengawas berhak untuk

memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang

memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong.

6. Bilamana Pemimpin kegiatan/ Pengelola kegiatan sangsi akan mutu bahan/

kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola

kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan–

bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan.

Pasal I. 24

KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE

1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia

dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai

dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik

Indonesia.

2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa

bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian
147

tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan

Pemborong.

4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada

pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam

demikian pula bila force majeure.

Pasal I. 25

ASURANSI

Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan

ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana

dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini.

Pasal I. 26

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku,

sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak.

Pasal I. 27

URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR

1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01.


148

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku

sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari RKS ini.

4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-

ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam

spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan

membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan

tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Bila terdapat perbedaan :

a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi

Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga

pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi.

b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS.

c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara

Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar.

d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam

Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran.

e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar

maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.

6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada

waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan


149

Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga

kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang.

7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka

Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga

kwalitas/ukuran.

8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan

yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.

9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam

dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan

Perencana atau Pengawas.

10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar

pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di

lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan

cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya,

mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy

gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan.

Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi

tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.


150

Pasal I. 28

LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam

Aanwijzing

2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir.

3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB

ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-

posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos

yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka

perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.

4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang

pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera

setelah dilakukan penandatanganan.

5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

6. BQ tidak mengikat.

7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi

sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Panitia/ Pimpinan Kegiatan akan

menjatuhkan sanksi.

8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan

Kegiatan.

9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini

merupakan hak dan wewenang Panitia Lelang/ Pimpinan Kegiatan.


151

4.2 SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal II. 01

JAMINAN LELANG

1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik

pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24

Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga

penawarn. Sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiuah).

2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan

diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pengguna

Anggaran/ pemberi tugas, sedang jangka waktu garansi selama 2 (dua) bulan

ditujukan khusus untuk kegiatan yang bersangkutan, Kepada Kepala

Disperindag Propinsi Jawa Tengah.

3. Bagi rekanan yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil

setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender

garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan

jaminan pelaksanaan.

Pasal II. 02

JAMINAN PELAKSANAAN

1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan

surat perjanjian Pemborongan.


152

3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana pekerjaan sudah

diserahkan pertama kalinya dan diterima dengan baik oleh Pengguna

Anggaran.

Pasal II. 03

RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)

1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time

Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas

Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta

daftar nama pelaksanan dan struktur organisasi pelaksanaan yang

ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini.

2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja

tersebut.

3. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada

waktunya.

Pasal II.04

LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan

laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir

oleh yang berwenang.


153

2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak

termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya

pengeluaran uang oleh Pemborong.

Pasal II. 05

PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.

2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan

pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi

dalam album.

Pasal II.06

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK)

1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp.

6000,- atas biaya pemborong.

2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap 12 (dua belas) atas

biaya pemborong.

3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh

kontrak disiapkan oleh Pemborong antara lain :

a. Suart undangan

b. Bestek dan RKS


154

c. Berita Acara Aanwijzing

d. Berita Acara Pembukuan Surat Penawaran

e. Berita Acara Evaluasi

f. SPK (Gunning)

g. Surat Penawaran

h. Daftar RAB

i. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja

j. Daftar Analisa Satuan Pekerjaan

k. Daftar Harga Satuan Pekerjaan

l. Time Schedule

m. Surat kesanggupan bermeterai Rp.6000,-

1) Untuk mengadakan jaminan pelaksanaan

2) Untuk bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah

setempat

3) Surat kesanggupan tunduk pada pereturan yang berlaku dan Perda

4) Untuk mengasuransikan tenaga kerja ke PT. Jamsostek

5) Untuk memperbaiki segala kerusakan akibat pelaksanaan selama

berlangsungnya pekerjaan.

6) Untuk mengadakan voonfinanciering.

n. Foto copy akte pendirian Perusahaan Dan Perubahannya

o. Foto copy NPWP dan PKP nyang masih berlaku

p. Foto copy SIUJK dari Kanwil Departemen PU yang masih berlaku.

q. Foto copy neraca perusahaan terakhir bermeterai Rp.6.000,-


155

r. Foto copy tender garansi dari Bank Pemerintah atau Bank lain yang telah

disetujui oleh Menteri Keuangan RI, dan masih berlaku dua bulan dari

tanggal lelang

s. Tender garansi asli diserahkan kepada Pemegang Kas kegiatan pada saat

pelelangan

t. Foto copy anggota Gapensi/ AKI yang masih berlaku.

u. Foto copy referensi Bank Pemerinatah khusus untuk tender kegiatan ini.

v. Daftar nama personalia yang ditetapkan dalam kegiatan ini.

w. Daftar peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini.

x. Daftar nama pelaksana yang akan ditunjuk dalan pelaksanaan ini.

y. Gambar pelaksanaan terdiri dari 6 (enam) ganda gambar komplit, dan 14

(empat belas) ganda gambar pokok.

z. Foto copy jaminan pelaksanaan.

Semua lampiran lampiran masuk dalam kontrak

Pasal II.07

PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK

(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.

2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan

dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.


156

3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara

tertulis kepada Pemberi Tugas.

4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak

menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Pasal II. 08

PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 170 (seratus tujuh puluh) hari

kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.

2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai

100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas dengan disertai

Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan

pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam

keadaan rapi dan bersih.

3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan

teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan

teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri :

a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan

diketahui oleh Pemborong.

b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.

c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik.


157

4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemimpin Kegiatan

harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas

waktu penyerahan pertama kalinya berakhir.

5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan

instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek

surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan

meterai Rp. 6000,-

Pasal II.09

MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN)

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak

penyerahan pertama.

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan

akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu

bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki

dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan

atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna

Anggaran dan Pengendali Kegiatan.


158

Pasal II.10

PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN

1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada pemberi

tugas harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum

batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya

dilampiri :

a. Data yang lengkap.

b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.

2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap

tidak akan dipertimbangkan.

3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat

diterima oleh Pemberi Tugas bilamana :

a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang

tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani

oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.

b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan

tambahan.

c. Adanya perintah tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali

Kegiatan, pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan.

d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,

perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.


159

e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan

secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan

Pengawas.

f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah.

Pasal II.11

SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV)

1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak

dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda

sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai

kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran

(termijn) penyerahan kesatu (I).

2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan

atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini

tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar

1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu

pengecualian.

3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak

disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan

tidak akan diperpanjang.


160

Pasal II.12

PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN

1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi

Tugas/Pimpinan Kegiatan/Pengelola Kegiatan, pemborong dapat mengajukan

pembayaran tambahan.

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan

kepada Pemberi Tugas agar diperhitungkan pembayarannya.

3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah

dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.

4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang

diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

Pasal II.13

DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0

% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut

pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna.

2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama

harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum

dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x

14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan


161

pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah

dipigur.

Pasal II.14

PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH

Konsultan pengawas diwajibkan untuk membantu pengelolaan kegiatan

menyelesaikan pendaftaran gedung-gedung Negara untuk mendapatkan himpunan

daftar nama dari Direktorat Tata Bangunan di Jakarta :

1. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:500 sebanyak 8 exemplar.

2. Gambar situasi sesuai dengan pelaksanaan skala 1:200 sebanyak 8 exemplar.

3. Daftar perhitungan luas bangunan luar dan dalam.

4. Foto copy ijin bangunan sebanyak 8 exemplar

5. Akte/ Keterangan tanah sebanyak sebanyak 8 exemplar

6. Kartu/ legger sebanyak 8 exemplar

7. Foto pemasangan instalasi listrik sebanyak 8 exemplar

8. Surat pernyataan dari instalatur bahwa pemasangan sudah 100 % selesai,

sebanyak 8 exemplar

9. As built drawing

10. Foto copy kontrak dan berita acara penyerahan ke 1 dan 2


162

Pasal II.15

PENCABUTAN PEKERJAAN

1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan

pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan

seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari

keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.

2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk

pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi

Tugas sedangkan harga bahan bangunan yang berad di tempat menjadi resiko

pemborong sendiri.

3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder

eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.

Pasal II.16

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN

1. Tanggung jawab Kontraktor :

Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama

sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata.

2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek

membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.

CONTOH SURAT PENAWARAN :


163

KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN

Nomor :

Lamp :

Perihal : Surat Penawaran Kepada

Pekerjaan ……………………..

Jl. ………………….

SEMARANG

Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada

hari….tanggal……

bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : ……………….

Jabatan : ……………….

Alamat : ……………….

Berkedudukan : ……………….

Dengan ini menyatakan :

1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan

pekerjaan bangunan-bangunan negara.

2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang

tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..

3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang

mungkin ada atas dasar bestek.


164

4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.

5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank

sebesar Rp …………

6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan

kontrak.

7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan

bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :

a. Pekerjaan :

b. Lokasi :

c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)

d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari

kalender

Semarang, 2004

Hormat Kami,

CV/ PT.

Materai Rp. 6000,-

Cap perusahaan

Nama Terang

Direktur

4.3 SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal III.01.
165

PENJELASAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :

Mendatangkan, pengolahan pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga

kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya

langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan

baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap.

Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan

yang walaupun tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam

lingkungan pekerjaan haruskah dilaksanakan sesuai petunjuk Pengguna

Anggaran.

2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :

Pembangunan Gedung 5 (lima) Lantai (Dekranasda) Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

a. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :

1. Pembangunan Gedung Dekranasda Lima Lantai

2. Instalasi non Standart

a. Instalasi dan Panel

b. Tarikan Feder Genset

c. Instalasi Telepon

d. Instalasi Komputer

e. Sound system Gedung

f. Alat Pemadam dan pipa splinker (2 gedung)

3. Sarana dan Fasilitas


166

a. Penataan sekat ruangan

b. Perapian Delatsi

c. Pembenahan Space Frame Lt.5

d. Pembuatan Pos Jaga (2 buah)

e. Pavingisasi

f. Saluran

g. Landscaping

h. Pembuatan rumah pompa

3. Pekerjaan prasarana

1. Pekerjaan instalasi listrik yang terdiri dari pekerjaan titik lampu, titik stop

kontak dan lampu-lampunya juga dan sub panel, serta stop kontak daya

pada semua ruang.

2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk instalasi air bersih untuk

halaman.

3. Penyambungan air bersih.

4. Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh instansi yang berwenang.

5. Pekerjaan halaman meliputi : saluran air hujan dll.

Pasal III.02

TEMPAT KEGIATAN
167

Pekerjaan ini dilaksanakan di Jalan Pahlawan No.04 Semarang, selanjutnya

lokasi/tempat kegiatan akan ditunjukkan pada waktu aanwijzing.

4.4 SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal IV.01

PEKERJAAN PERSIAPAN KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri

sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa kantor

administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang.

2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa

menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk

membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian

bangunan yang lain.

3. Tanda tetap dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah di ujung-

ujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas

lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga

pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pekerjaan yang pertama.

4. Sebagai ukuran dasar + 0,00 (peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau dari peil

(data).

5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar

pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal

minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).


168

6. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan

berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu

siap untuk mengadakan pengukuran ulang.

Pasal IV.02

PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai

dengan gambar rencana.

Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan

serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti

dicantumkan dalam syarat-syaratnya.

Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi

jalannya pekerjaan.

b. Melindungi benda–benda berharga yang berada di lapangan dan benda-

benda berfaedah lainnya.

c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.

d. Penggalian dan penimbunan, (untuk penimbunan dengan tanah urug).

e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes standard Proctor di laboratorim.

f. Pemindahan materil-material yang tak berguna dan puing-puing.


169

g. Menyediakan material-material yang baik.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pemeriksaan Lapangan

Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke

lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan

yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti

mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.

b. Penggalian dan Pembersihan

1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi

pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali

hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan

tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal seperti itu.

2. Pelaksanaan penggalian pondasi plat lajur baru bisa dimulai setelah as-

as ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing,

pemborong harus mencegahnya agar pekerjaan tetap lancar.

4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, haruslah sedemikian

rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin

berada di lapangan terhindar dari kerusakan.

5. Reparasi kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, di

dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh

kontraktor.
170

6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua

benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjuk-

petunjuk Pengawas Lapangan.

7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh

tumbuh-tumbuhan yang semacam itu harus dipindahkan seluruhnya

dari daerah yang akan ditimbun, keluar lapangan.

c. Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah

1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang

berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari

kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus

direparasi/diganti oleh pemborong dengan tanggungan biayanya

sendiri.

2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di

lapngan dan hal tersebut tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara

lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan

perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertanggung jawab

untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa

pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.

3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan

Pemborong harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi

dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan

Pemborong.
171

4. Sarana (Utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan

di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus

dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui oleh Pengawas

Lapangan atau tanggungan Pemborong.

d. Pemeriksaan Permukaan Tanah dan Air Tanah

1. Daerah sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan

sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya

erosi. Untuk itu Pemborong harus mempersiapkan saluran

pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahaya erosi tersebut.

2. Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini :

a. Tidak diperkirakan air tergenang di dalam/sekitar lapangan

pekerjaan kontrak ini.

b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan

genangan air.

c. Lapisan Tanah Teratas (TopSoil)

Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling

atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan

digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah yang lain seperti

yang akan ditentukan oleh Pengawas lapangan. Setelah topsoil

dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm

sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.

e. Bahan Pengisi
172

1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui oleh

Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan

yang telah disetujuioleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah

diluar Lapangan Pekerjaan dan merupakan bahan yang kaya akan

tanah berbatu kerikil.

2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,

barang-barang bekas/sampah.

f. Syarat-syarat Penimbunan dan Bachfill

1. Seluruh penimbunan harus di bawah pengawasan Pengawas Lapangan,

dan material bahan pengisi yang dipakai harus mendapat persetujuan

dari Pengawas lapangan terlebih dahulu. Pengawas Lapangan juga

akan mempersiapkan test-test yang diperlukan yang meliputi test

kepadatan yang terdiri atas lap. 1-2 minimal 3 titik, lap. 3-4 minimal 5

titik, lap. 5-6 minimal 7 titik, biaya Pemborong. Jika ternyata tidak

memenuhi syarat, maka pemadatan ulang akan ditentukan oleh

Pengawas Lapangan. Pemborong tidak diperkenankan melakukan

penimbunan tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan.

2. Pemborong harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah

yang akan ditimbun lapis demi lapis dengan tebal max. 20 cm,

dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan

sampai tercapai kepadatan yang diijinkan. Untuk pemadatan sirtu di

bawah pondasi dengan stamper, sedangakan untuk pemadatan halaman

parkir dengan mesin wals 4 s/d 6 ton.


173

3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat

mencapai 95 % dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor. Bila

ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,

maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.

4. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan

mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunaka stamper. Pemadatan

tangan atau dengan menggunakan timbres, sama sekali tidak

diperkenankan.

5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap “lapis jadi”

tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai

mencapai kepadatan yang disyaratkan.

6. Pembersihan

Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan

penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-

runtuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapnagan pekerjaan.

Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Pemborong.

Pasal IV.03.

PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :

pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding dll.


174

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta

pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar

pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor harus mengadakan

pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar

konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan

b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada

perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar

arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

3. Penggalian

a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis

pasir

b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih diketemukan lapisan tanah

jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan

pengarahan lebih lanjut.

c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal leber pondasi ditambah 2x 10

cm.

d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah.

e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller

hingga mencapai kepadatan 99 % dari standard proctor

f. Jika penggalian mengalami kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis

tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian
175

yang terlalu dalam harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan

hingga mencapai kepadatan 95 %.

4. Pengurugan Kembali

a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.

b. Lapisan sirtu dibawah harus dipadatkan dengan vibro roller/stemper

sehingga mencapai kepadatan minimal 90 %.

c. Pengurukan kembali dengan tanah :

1. Tanah yang akan digunakan untkm pengurugan harus mendapat

persetujuan dari pengawas.

2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing,

semua sampah harus disingkirkan.

3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan dengan komponen-

komponen yang kecil terlebih dahulu.

4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (masimal 20 cm) dengan

vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga

memperoleh kepadatan minimal 90 %.

5. Pelaksanaan Pondasi

a. Pelaksanaan podasi lobang harus dalam kondisi kering

b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan

beton.

c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus

terpasang secara bersamaan dengan pekerjaan pondasi.


176

d. Ketentuan mengenai batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, denga

catatan :

1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.

2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar.

e. pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan M. E,

jika ada kelainan / ketidakcocokan harus dikonsultasikan dengan

Perencana.

6. Pondasi Pasangan Batu Kali

a. Kegiatan pasangan pekerjaan batu kali dilaksanakan pada pekerjan

struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dll sesuai gambar

rencana

b. Bahan-bahan yang digunakan :

1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang

disetujui Pengawas Lapangan /perencana dan owner.

2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972.

3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.

c. Syarat pelaksanaan :

1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.

2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dengan aduk yang

sama.

Pasal IV.04.

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH


177

1. Lingkup Pekerjaan :

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Pancang.

b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan

tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai denga RKS dan

gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Galian Tanah Pondasi/Poer

a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilaksanakan

menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum

didalam gambar. Semua tugas-tugas pondasi bangunan lama, akar pohon-

pohon yuang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus

dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus

disumbat.

b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel

listrik, telepon dll yang masih digunakan maka secepatnya

memberitahukan kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenag

untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.

c. Kontraktor bertanggaung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan

sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian

melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka kontrakor harus mengisi/

mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan

syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi

pondasi.
178

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut

bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu

dilindungi dengan bahan-bahan penahan tanah) dan bebas dari genangan

air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan

dengan baik.

e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis,

sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pelaksanaan

pengisian kembaki hanya boleh dilakukkan setelah diadakan pemeriksaan

dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan

tanahnya maupun jenis tanah bakas galian tersebut.

3. Lantai Kerja

Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,

lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai

kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan

pasir yang dipadatkan setebal tidak kukrang 20 cm atau sesuai gambar.

4. Kwalitas Beton

a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk plat lajur

menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy

= 240 MPa untu besi diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk besi

diameter 16 mm keatas.

b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan

persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.

c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai ketentuan.


179

d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang

berlaku.

5. Pekerjaan Pondasi Plat Lajur

a. Umum

Peraturan yang digunakan adalah tata cara Perhitungan Struktur Beton

Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat

digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI, dan peraturan lainnya

yang relavan.

b. Besi Beton (steel reinforcement)

1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :

ƒ Pada SKSNI T-15-1991-03.

ƒ Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak

cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dsb).

ƒ Mempunyai penampang yang sama rata.

ƒ Disesuaikan dengan gambar-gambar.

2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-

ketenutuan dari Direksi.

3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk

diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 Kg/cm2 dan

fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum

3500 Kg/cm2.
180

4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak

dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi

beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.

5. Kontrakor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang

akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang

percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimal 3

batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan

panjangnya tidak kurang dari 100 cm.

6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana

dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut

sepenuhnya menjadi tangung jawab Kontraktor.

7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan

mendapat persetujun Direksi. Hubungan antar besi beton satu dengan

lainnya harus menggunakan kawat besi beton diikat teguh, tidak

menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.

8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak

sesuai dengan spesifikasi harus segera dari site. Setelah menerima

intruksi tertulis dari Direksi dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Beton

1. Umum

ƒ Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah dengan fc =

22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar

sebesar 40 kg/cm2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan


181

terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena

terletak di dalam tanah.

ƒ Pengecoran harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.

Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada

harus terus menerus dipompa unuk mencegah rusaknya adukan

beton akibat dari laut.

ƒ Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat–syarat PBI-1971

dan SKSNI T- 15-1991-03.

ƒ Panjang stek untuk penyambungan kolom untuk penyambungan

batang–batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).

2. Pengecoran Beton

ƒ Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran

dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,

sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan

tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar.

ƒ Pemakain beton ready mix harus mendapat persetujuan dari Direks,

baik nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat- alatnya.

ƒ Penggunaan alat- alat pengakut mesin harus mendapat persetujuan

dari pengawas, sebelum alat–alat tersebut didatangkan ketempat

pekerjaan.

ƒ Semua alat–alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu

harus di bersihkan dari sisa dari adukan yang mengeras.


182

ƒ Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum

pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat

persetujuan tertulis pengawas.

ƒ Pengecoran harus dilakukan kontinyu tanpa berhenti untuk

keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun

tanggal pengecoran.

ƒ Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan

menuangakn adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian

yang akan menyebabkan pengendapan agregat.

ƒ Beton dipadatkan dengan suatu vibrator selama pengocoran

berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak acuan

maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyedikan vibrator-

vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.

ƒ Permadatan beton secara berlebih–lebihan sehingga menyebabkan

kebocoran–kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus

dihindarkan.

3. Curing Dan Pendirian Atas Beton

ƒ Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan

terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air

dan kerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum

waktunya.
183

ƒ Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10

hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada

permukaan beton tersebut.

ƒ Terutama pada pengecoran beton pada cuca panas , curing dan

perlindungan atas beton harus diperlihatkan. Kontraktor harus

bertanggung jawab retaknya beton kerena kelaleain ini.

6. Pondasi Mesin–Mesin

Pekerjaan ini diselenggarakan oleh kontraktor sipil, dengan petunjuk- petunjuk

daripengawas dan kerjasama dengan kontraktor / sub kontraktor lainya. Semua

harus mendapat persetujuan perencana /pengawas.

7. Pekerjaan Sloof

Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggukan beton dengan mutu fc

= 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dan fy =

350 MPa untuk diameter 16 mm keatas. Besi –besi harus ditempatkan seperti

pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan

dipadatkan sampai peil yang diperlukan.

8. Pekerjaan Stek kolom

Pekerjaan stek kolom,stek dinding dan stek kolom praktis

ƒ Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.

ƒ Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada

waktu sloof dicor sampai batas permukaan tanah.


184

ƒ Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetep lurus setelah selesai

pekejaan sloof.

Pasal IV.05.

PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjasan ini adalah :

Semua pekerjaan beton struktur yang ada masing–masing jenis pekerjaan

yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini.

b. Pekerjaan ini meliputi penyidiaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta

pelaksanaan beton sesuai RKS dan gambar–gambar pelaksanaan yang telah

sediakan untuk proyek ini.

2. Pedoman Pelaksanaan

Pelaksanan pekerjaan ini harus meliputi:

semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut

pekerjaan beton struktur.

3. Bahan – Bahan yang digunakan

a. Semen

1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland cement II

menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut

standard cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi cement

Indonesia.
185

2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar – tukar dalam pelaksanaan tanpa

peresetujuan pengawas lapangan.

3. Persetujuan PC hanya akan diberiakan apabila dipasaran tidak

diperoleh merk yang telah dipilih dan telah digunakan.

4. Merk emen yang telah diusulkan sebagai merk semen yang telah

digunakan harus disertai jaminan dari pemborang yang telah

dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen

pengganti setaraf mutu semen yang digantikannya.

5. Batas- batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus

disetujui pengawas lapangan.

b. Aggregates

Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat – syatat dalam

SKSNI T-15-1991-03, terdiri atas:

1. Pasir beton (aggregate halus).kadar Lumpur tidak boleh melebihi 40%

berat pasir beton.

2. Koral atau crushed stone (aggregate kasar):

ƒ Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat

kekerasanya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimal 2,5 cm ,

dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian

kontruksi yang bersangkutan.

ƒ Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat

batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.


186

ƒ Pada bagian dimana pembesianaan cukup berat (cukup ruwet)

digunakan spit pecah/giling mesin.

c. Besi Beton

Besi beton yang digunakan ialah besi beton ulir mutu fy = 350 MPa

exkratau steel/setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm

dan fy = 240 MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk

mendapatkan jaminan kwalitas besi yang diminta, maka disamping

adanya certificate ,untuk setiap jenis diameter dari pabrik, juga harus

dimintakan certifikate dari labolaturium pada saat pendatanganan secara

priode minimal 2 contoh percoban tarik untuk setiap 20 ton besi. Untuk

pemotongan tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las),

pemotongan dengan gunting atau besi cutter atau gergaji besi.

d. Admixture

Pemakaian bahan tambahan untuk perbaiakan mutu beton dari merk

sementara super plstet SR (kedap air) dan plstet no.2 untuk beton biasa.

Namun sebelumnya kontraktor diwajibkan mengajukan analysis kimia

serta test, juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.

Penggunanan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.

4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Pengiriman dan penyimpanan pada umunya harus sesuai dengan jadwal

pelaksanan

b. Penyimpanan semen :
187

1. Semen harus didatangakan dan disimpan dalam kantong/sak yang

utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam sak.

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering , terlindung

pengaruh cuaca, berventilasi yang cukup dan lantai harus bebas dari

tanah.

3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras bilaq ada bagian

yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh

tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah yang mulai menheras ini tidak

lebih dari 5% berat semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen

dalam yang sama dengan syarat bahwa kwaliatas beton yang diminta

perencana.

c. Penyimpanan besi beton

1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan–bantalan kayu

sehingga terbebas dari tanah (minimal 20 cm)

2. Beton harus disimpan bebas dari Lumpur, minyak atau zat asing

lainya.

d. Aggragates harus ditempatkan dalam bak–bak yang terpisah arid an yang

lain jenis/gradasinya dan dciatas lantai beton ringan untuk menghindari

tercampurnyaq dengan tanah.

5. Bekisting yang Digunakan


188

a. Brekistig harus dibuat dari papan kayu kalimatan dengan rangka kayu

yang kuat dan tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan

baja.

b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa tidak ada perubahan yang nyata

dan dapat menampung bahan–bahan sementara sesuai dengan jalanya

kecepatan pem betonan.

c. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga

kemungkinanya bergeraknya bekising Selama dalam pelaksananan dapat

dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya

adukan (mortal leakage).

d. Susuanan bekisting dengan penunjang–penunjang harus teratur hingga

pengawasan mudah dilakukan. Penyusunan bekisting sedemikian rupa

sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding,

balok atau kolom beton yang bersangkutan.

e. Pada bagian terendah .pada setiap pasta pengecoran dari bekisting kolom

atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan

pembersihan.

f. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum

pengecoran.

g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa

agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.

h. Pemilihan susun yang tepat dari penyangga–penyangga atau silang-

silangan bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.


189

i. Pembokaran bekisting:

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan kusus

untuk memikul 2 x beban sendiri.

Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian kontruksi akan bekerja

beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka tidak boleh

dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa

tanggung jawab atas keamanan kontruksi seluruhnya terletak pada

pemborong, dan perhatian kontraktor mengenai pembongkaran cetaka

ditunjukan ke SKSNI T -15 -1991-03 dalam psal yang bersangkutan.

Pembongkaran harus memberi tahu petugas/arsitek bila mana ia akan

bermasuk membongkar cetakan pada bagian–bagian konstruksi yang

utama persetujuannya, tapi dengan danya persetujuan tidak berati

kontraktor terlepas dari tanggung jawabnya.

6. Pemasangan Pipa-Pipa

Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

7. Kualitas Beton

a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton dengan fc = 22,5

MPa. Sedang beton praktis dengan fc = 17,5 MPa.

b. Pemborong memberikan jaminan atas kemampuanya untuk memenuhi

kwalitas beton ini memperhatikan data pelaksanan dilain tempat atau

dengan mengadakan trialmik.

c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda- benda uji menurut ketentuan

yang telah disebutkan dalam SKSNI T-15-1991-03.


190

d. Pada masa permulaan pemborong harus membuat minimal 1 benda uji per

1,5 m3 beton sehingga dengan kecepatan dapat diperoleh 20 benda uji yang

pertama. Pengambilan benda –benda uji harus dengan priode antara yang

disesuaikan dengan kecepatan pembentukan .

e. Kontraktor harus membuat lapoaran tertulis atas data-data kwalitas beton

yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh pengawas lapangan

laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya.

f. Selama pelaksanan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm ,maximal

12,5 cm.

Cara pengujian slump sebagai berikut:

1. Beton diambil tepat sebelum dituangkankedalam cetakan (beton).

2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau

plat beton.

3. Cetakan diisi sapai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi berdiameter

16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat(seperti peluru).

4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.

Setiap lapis ditusuk- tusuk 25 kali dan setiqap tusukan harus masuk

dalam satu lapis yang dibawahnya.

5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan –lahan,

dan diukur penurunannya (slumpnya).

g. Pengujian kubus tau slinder percobaan harus dilakuakan dilaboraturium

ang disetujui oleh pengawas lapangan.


191

h. Perawatan kubus atau slinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah

tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam uara

terbuka.

i. Jika dianggap perlu, maka pemborong harus mengadakan pecobaan slinder

umur 7 hari dari dengan ketentuan–ketentuan dengan hasil yang tidak

kurang 65% kekuatan yang diminta pada hari 28. jika hasil kuat tekan

benda uji tidak mem berikan kekutan yang diminta, maka harus dilakuakn

pengujian beton ditempat dengan cara- cara yang telah ditentukandalam

SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung pemborong.

j. Pengadukan dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung

setelah seluruh komponen masuk dalam mixer.

k. Penyampaian beton adukan dari mixer ketempat pengecoran harus

dilakuakn dengan cara myang tidak mengakibatkan terjadinya separasi

komponen- komponen beton.

l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

8. Siar–Siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting dan penempatan siar–siar pelaksanaan, sepanjang

tidak ditentukan dalam gambar, harus sesuai dengan SKSNI T-15-199-03. Siar

–siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum

pengecoran lanjutan dimulai, Letak siar–siar tersebut harus disetujui oleh

pengawas lapangan.

9. Penggantian Besi
192

a. Pemborong harus menghusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai

dengan apa yang tertera dalam gambar.

b. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman pemborong atau pandapatnya

mengalami kekeliruan, kekurang atau penyempurnaan pembesian yang ada

maka:

1. Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi

pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini

diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk sekedar informasi.

2. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan pemborong sebagai kerja

tambahan, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah

ada persetujuan tertulis dari perencana dan disetujui pemberi tugas.

3. Jika diusulkan perubahan dari jalanya pembesian maka perubahan

tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari

perencana.

Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah

merupakan jugas kewajiban bagi pemborong.

c. Jika pemborong tidak berasil mendapatkan diameter besi yang sesuai

dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran

diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat:

1. Harus ada persetujuan dari pengawas lapangan.


193

2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam

gambar.

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian

ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan

pembetonan atau penyampaian penggetar.

d. Toleransi Besi

Diameter,ukuran sisi Variasi dalam berat Toleransi

(atau jarak antara dua yang diperbolehkan diameter

permukaan yang

berlawanan)

Dibawah 10 mm + 7% + 0,4 mm

10 mm sampai 16 + 5% + 0,4 mm

mm(tapi tidak termasuk

*16 mm)

16 mm sampai 28 mm + 5% + 0,5 mm

29 mm dan 32 mm + 4% -

10. Perawatan Beton

a. Beton harus dilindumgi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi

penguapan cepat

b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus

diperhatikan.
194

c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hri sesudah

pengecoran

11. Tanggung Jawab Pemborong

a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwuwalitas kontruksi sessuai

dengan ketentuan–ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar- gambar

kontruksi yang diberikan.

b. Adanya atau kehadiran pengawas lapangan selaku wakil Bouwher atau

perencana yang sejauh melihat/mengawasi/mengatur atau memberi

nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

c. Jika pengawas lapangan memberi ketentuan–ketentuan tambahan yang

menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah

terera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung

jawab pengawas lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara

tertulis.

Pasal IV. 06.

LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFI NG

1. Bagian–Bagian yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air

Lapisan kedap harus dipasang pada tempat – tempat:

Lantai ruang toilet dan janitor, plat beton atap, plat beto kanopi, talang beton,

talang seng, leufel –leufel yang menjorok keluar bangunan, serta tempat –

tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungn dengan air dan tanah.
195

2. Bahan kedap Air Yang Digunakan

a. Water proofing system coating 3x

b. Bahan water proofing yang digukan harus mempunyai jaminan/garasi

tertulis dari pabrik selama minimal 5 tahun.

3. Syarat Pelaksanan

a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman

dan cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh

pabrik pembuatnya.

b. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing seharusnya

kering dan bersih dari kotoran- kotoran, lubang–lubang dan celah–celah

harus ditambal dengan aduakan atau acian terlebih dahulu, tonjolan–

tonjolan harus dirapikan dengan gerinda terlebih dahulu.

c. Pekerjaan yang disebut dalam pint 2 tesebut harus disetujui dahulu oleh

pengawas lapangan/konsultan perencana sebelum pemasangamn lapisan

kedap air dilaksanakan.

d. Kalau terdapat pipa–pipa konduit atau benda–benda lain yang menembus

lapisan kedap air atau jika drain keluar dari water proofing, maka pada

keliling benda–benda yang sudah terpasang mutu harus diberi flashing.

e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang–bidang vertika yang

mengelilingi lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, sehingga setinggi

mnimal 20 em dari permukana bidang tersebut.

f. Hasil akir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan

dengan permukaan yang rata /tidak bergelombang serta tadak berlobang –


196

lubang atau bercelah–celah pada sambunganya ataupun keretakan–

keretakan lainya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.

4. Pengujian Terhadap pekerjan Water proofing

a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan–pekerjaan

waterproofing yang telah dilaksanakan.

b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang akan

diuji tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian dilihat hasilnya

selama 3 x 24 jam.

5. Perbaikan Pekerjaan

Setiap permukaan water proofing yang rusak harus diperbaiaki dengan cara–

cara yang dianjaurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian

rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finising lainya. Apabila ada

pekerjaan finising yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka

kerusakan perbaiakan finising tersebut harus segera diperbaiki.

6. Syarat Pemeliharaan

Pemborong harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai

dilaksanaakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa

menimbulkan kerusakan.
197

Pasal IV .07.

PEKERJAAN BAJA STRUKUTR (KAP BAJA DAN ATAP)

1. Ruang Lingkup

Pekerjan meliputi penyedian semua tenaga kerja, bahan instalasi kontruksi dan

perlengkapan untuk pembutan (dengan mesin) pembangunan dan pengecetan

semua pekerjaan baja srukutur, termasuk pemasangan alat–alat (fixing) dari

benda

2. Keahlian / Pertukangan

Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan haurs ahli (tukang

–tukang) yang berpengalaman dan mengerti benar–benar pekerjaanya. Segala

hasil pekerjaan mutunya sebanding dengan standard hasil pekerjaaan ahli/

tukang yang baik.

3. Bahan- Bahan

a. Biaya yang dipakai harus dari baja yang sesuai dengan standard

internasional yang telah disetujui.

Tegang putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield strees 2400 kg/cm2)

untuk setiap perubahan pemakaian baja untuk kontruksi bangunananya

harus harus dengan persetujuan konsultan /ahli

b. Bagian–bagian baja kontruksi dan plat-plat harus dari baja lunak dan

sesuai dengan daftar untuk kontruksi baja 1969.

c. Elektroda –elektroda harus standart internasional dengan yield stress 3,90

t/cm2, Allowable tensil stress 2,25 t/cm2 tidak berkarat, dan dilindungi

terhadap karat baik sebelum maupun sesudah terpasang.


198

Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas

terdapat alam baut.

4. Pekarjaan Las

a. Pekerjan las sebanyak mungkin didalam bengkel

Pekerjaan las dilapang harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan

sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.

b. Las perapat / pengedap :

Dalam setiap pondasi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda berekatan,

harus dibuat satu, perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas)

terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak.

c. Perbaikan las :

Bila las–lasan apapun membutuhkan perbaikan maka hal ini harus

dilakukan sebagianama diperintahkan oleh pengawas lapangan tanpa

diberi biaya tambahan.

5. Pembersihan

Sebelum mengecat semua pekerjan harus disikat dengan sikat kawat secara

baik-baik dimana segala kulit oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda tangan

pengeratan. Minyak gemuk dan debu halus di permukaan harus segera

dihilangkan sebelum pengecatan.

Permukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan,

tidak dicat.

6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktur


199

Tidak boleh pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau tidak

kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan

mungkin menimbulkan kerusakan pada cat.

Harus diberi waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa menjadi

kering terlebih dahulu dan pada waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua

hari.

Baja yang berada pada jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan atau yang harus

diselubungi dengan beton tidak boleh dicat.

Pakailah meni dari took untuk lapisan pertama. Setelah didirikan, bersihkan

semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan dan meni.

Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui semua cat harus dari satu pabrik

dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya. Kedua

lapisan cat harus menutupi semu permukaan baja.

7. Notasi dan Toleransi

semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut,

dengan diameter lubang baut adalah diameter baut + 1 mm.

Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ maka harus dilas

ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut ( dilas penuh) baru

dipasang bautnya.

8. Gambar Pabrik ( Shoop Drawing)

Apa yang diberikan adalah gambar kerja ( working drawing). Gambar Pabrik (

Shop Drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
200

dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus mendapat

persetujuan pengawas lapangan/Perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Pasal IV. 08.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANG DAN TALANG

1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum

a. Menyediakan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.

b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap listplang dan talang, seperti

dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

2. Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok, gording

dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain.

2. Pekerjaan yang berhubungan denagan pekerjaan ini : pekerjaan

kontruksi, atap, pekerjaan kerangka baja untuk gording, pekerjaan

talang, pekerjaan listplang beton, pekerjan listrik dan penangkal petir.

b. Bahan-bahan

1. Bahan kerangka kayu : gording, usuk 5/7 menggunakan kayu

bengkirai, sedang reng ¾, listplang, papan nok menggunakan kayu jati

masing- masing denagan ukuran sesuai gambar diawetkan dengan cat

meni.
201

2. Penutup menggunakan genting keramik sekualitas Abadi Jatiwangi

sesuai gambar kualitas terbaik dengan warna coklat

3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi bubungan atap/

pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi yang sama

dengan atapnya begitupun warnanya. Bentuk harus teratur menurut

fungsi penempatannya dipasang pada kedudukannya harus memakai

baut / paku berwarna khusus yang dikeluarkan pabrik pembuatnya agar

sesuai dengan warna gentingnya

3. Penutup Listplang Dengan Kayu

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplang dari kayu jati kualitas cat

yang dilapis dengan cat - catan.

b. Bahan penutup Listplang

1. Permukaan terdiri dari permukaan halus dan bagian lainnya kasar serta

tidak boleh retak-retak atau cacat bawaan lainnya.

2. Harus menggunakan mutu bahan yang baik dan teliti cara pelaksanaan

biar tidak keropos.

c. Pemasangan Listplang

1. Dipasang tegak ( vertical ) pada rangka penyangga listplang dengan

konsol- konsol beton yang sesuai di dalam jumlah yang cukup untuk

menyangga berat, sisi permukaan yang halus diletakkan di bagian luar.

2. Bidang permukaan listplang harus nampak lurus dan rata.


202

3. Pertemuan antara dua sudut harus siku tidak boleh terdapat celah dan

retak dengan bahan grounting.

4. Pekerjaan Talang

a. Lingkup pekerjaan

1. Meliputi penyelidikan secara lengkap tenaga, alat dan bahan untuk

pekerjaan ini

2. Pekerjan meliputi pemasangan saluran talang mendatar, saringan-

saringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan penggantung talang

berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

3. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini :

Pekerjan kontruksi atap, pekerjaan listplang dan pekerjaan langit-

langit.

b. Bahan–bahan

1. Bahan untuk saluran talang digunakan plat beton dan seng BJLS 18

yang dilapisi water proofing ukuran sesuai gambar.

2. Bahan untuk saluran talang tegak digukan pipa PVC 4” jenis AW

exwapin atau setara.

3. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan kontruksi beton bertulang

tebal 18 cm tidak boleh keropos.


203

Adapun cara pelak sanaan harus hati–hati.

c. Pemasangan talang

Semua pekerjaan dari plat beton yang water proofing harus dibuat dan

dipasang menurut standard yang paling baik.

Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betul-

betul kedap air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.

Pasal IV. 09.

PEKERJAAN PASANGAN

1. Jenis Pasangan dan Penggunaanya.

a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedang pasangan bata merah dan bagian

lain seperti yang ada dalam gambar pelaksana.

b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam

bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksana.pasangan bata

merah trastram untuk dinding toilet, dinding–dinding luar bangunan dan

bagian lain seperti ditunjukan dalam gambar.

2. Jenis Adukan Yang Digunakan

a. Adukan bisa dengan campuran 1 pc:5 ps.


204

Digunakan seluruh pasanagan pondasi batu kali, dan bata merah.

b. Adukan trastram dengan campuran 1 pc:3 ps.

Digunakan untuk dinding–dinding toilet, seluruh dinding–dinding luar

bangunan dan bagian–bagian seperti ditunjukan dalam gambar rencana.

c. Adukan khusus dengan campuran 1 pc:2 ps.

Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi

sloof sampai 20 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam pemasangan

keramik.

3. Jenis Plesteran Yang Digunakan

a. Plesteran bisa digunakan dengan campuran 1 pc: 5 ps, Digunakan untuk

permukaan–permukaan dinding bata merah.

b. Plsteran trastram dengan campuran 1pc: 3 ps. Digunakan untuk permukaan

dinding ruang–ruang toilet, seluruh permukaan dinding dibagian luar

bangunan, dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm

dari permukaan tanah.

4. Kwalitas Bahan yang Digunakan

a. Batu Kali

Batu kali yang digunakan harus dari jenis yang keras, kuat tidak mudah

pecah, permukaan halus tidak berlubang–lubang.


205

b. Bata Merah

Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut:

1. Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat yang

dibakar dan mencapai kematangan sesuai standard dan disetujui

pengawas.

2. Bilamana terdapat bahan yang tidak sesuai standard tersebut diatas

maka Direksi dapat mentukan jenis–jenis yang ada dipasaran local

dengan syarat–syarat yang ditentukan.

3. Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air

yang rendah.

4. Seluruh permukan datar/rata tidak melengkung, tanpa cacat/lubang

atau mengandung kotoran, sudut–sudutnya tidak tumpul.

5. Ukuran seragam dengan standard nominal.

6. Mutu setarap produksi/local dengan persetujuan Direksi.

c. Bahan Untuk Adukan, Plesteran dan Acian.

Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunkan untuk adukan harus

memenuhi ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku

RKS ini ataupun dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir

muntilan/sekwalitas.
206

5. Contoh–Contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan pasangan, pemborong terlebih dahulu harus

menyerahkan contoh–contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, bata

merah, kerikil, split ). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus

mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / perencana.

6. Syarat Pemasangan

a. Pemasang batu kali untuk pondasi

1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran

dan ketinggian yang diminta sesuai gambar rencana.

2. Pasangan Bata Merah

o Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian

sesuai gambar rencana.

o Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak 1cm, diberi

dasar adukan pengikat dengan baik.

o Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian setinggi

lebih dari 1 m.

o Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk bagian–

bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang terpaksa harus


207

menggunakan potongan, potongan yang diperbolehkan untuk

maksud tersebut tidak boleh lebih kecil dari ½ bata merah.

b. Perlindungan

Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena

udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi pelindung dengan

penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.

c. Perawatan

Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi

terus menerus selama paling sedikait 7 hari setelah didirikan.

d. Angkur–angkut dan pengikat

Setiap hubungan antar dinding bata merah dengan permukaan beton, harus

diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan

diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan

dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan

dinding dapat melekat.

e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar–

benar vertical, datar, rata, tidak melengkung/ bergelombang.

f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.


208

Untuk dinding dengan luas minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan

perkuatan kolom beton prakits dengan tulang pokok 40/8 dan begel 0/6–

15cm.

Pasal IV.10

PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peratan dan semua pekerjaan yang

berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar

kerjaan RKS.

b. Pemborong harus memberikan contoh–contoh bahan lain yang akan

dipasang, khususnya untuk seleksi kwalitas, warna, tekstur, bahan lain

untuk mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.

c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub

kontraktor kepada pemilik proyek untuk masing–masing penggunaan

bahan lantai dengan jangka waktu minimal 5 (lima) tahun.

d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan lantai keramik

2. Pekerjaan alat perabot


209

Masing–masing pekerjaan lantai tersebut diatas urainya adalah sebagai

berikut:

2. Pekerjaan Lantai Keramik

a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang toilet, ruang dapur, dan

ruang–ruang kerja dan mengikuti gambar kerja.

b. Data-data Teknis Bangunan

o Bahan : Keramik Tile setap ROMAN

o Ukuran : 20/20,40/40 dengan ketebalan 7 mm, toleransi ukuran < 1%

dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.

o Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY

o Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi lapangan atau pemilik

proyek.

c. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,

bentuk dan ukuran masing–masing unit yang sama, tidak bagian yang

gompal, retak atau pecah.

d. Pekerjaan pemasangan lantai bisa dimulai dan dilaksanakan apabila

pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah disetujui.


210

e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), telah dahulu

dipasang pasir uruk, minimal setebal 10 cm, tanah telah dipadatkan,

selanjutnya membuat lantai kerja minimal tebalnya 5 cm campuran 1:3:5.

f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong,

bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai rata dan halus. Perlu

dihindari pemotongan Graito Tile dan keramik yang < ½ x lebar/panjang

ukuran standard.

g. Bahan keramik yang belum dipasang harus direndam dalam air bersih

(tidak mengandung asam alkali) sampi jenuh.

h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1pc:3ps muntilan

dan ditambah bahan perekat dengan sekwalitas semerk Corafix.

i. Bahan pengisi adalah Graut semen berwarna yang sesuai dengan warna

Granito Tile dan keramik yang digunakan.

j. Apabila hasil pemasang tidak rapi, tidak membentuk garis lurus, retak dan

hasil gelombang, pemborong harus mengganti/mengulangi pekerjaan

dengan biaya ditanggung sendiri oleh pemborong.

k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda

pada permukaan keramik, hingga betul–betul bersih.


211

l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban

selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari pekerjaan

lain.

3. Lantai Rabat Beton

a. Pada jalan masuk ramp dan halaman pakir dipasang ubin paving,

sedangkan jalan pakir digunakan tegel paving segi 4 atau Holland tebal 8

cm dengan bentuk, ukuran dan cara pelaksanaan pelaksanaan sesuai

dengan gambar dan petunjuk pengawas.

b. Persyaratan Pelaksanaan

1. Sebagai dasar digunakan pasir urug dengan minimal tebal 10 cm atau

sesuai dengan rencana gambar/petunjuk–petunjuk pengawas

lapangan. Pekerjaan urukan pasir harus betul–betul padat dengan

direndam air hingga jenuh.

2. Pemasangan ubin paving baru boleh dilakukan setelah dapat

persetujuan dari pengawas.

Pemasangan dengan pola–pola tertentu sesuai dengan gambar dan

petunjuk pengawas.

3. Nat belum boleh dikolot terlebih dahulu sebelum mendapat ijin tertulis

dari pengawas.

c. Bahan yang digunakan


212

1. Ubin paving segi 4 atau Holland tebal 8 cm. Alam Daya Sakti/setara.

2. Pasir pasangan muntilan.

Pasal . IV.II.

PEKERJAAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerjaan yang

berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja

dan RKS.

b. Pemborong memberikan contoh – contoh bahan pelapis dinding yang akan

dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tekstur yang akan

ditentukan kemudian oleh Pengawas Tugas.

c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari prosedur Sub

Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan

dinding dengan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.

d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan

dinding dilapis keramik dan dinding cat.

Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan

dinding plesteran cat.


213

2. Pekerjaan Dinding Keramik

a. Persyaratan Bahan

1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada ruang

toilet lantai dasar adalah bahan keramik produksi setarap ROMAN

atau setara dengan ukuran 20x20 cm Janis single firing heavy duty.

Pemilihaan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau

Direksi lapangan.

2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan

ASTM, peraturan keramik Indonesia NI- 19, PVBB1970 dan PUBI

1982.

3. Bahan yang digunakan harus dapat persetujuan dapat dari direksi

lapangan, setalah diseleksi mengenai kwalitas bahan, warna, tektur dan

bahan tidak boleh rusak, maupun cacat .

4. Material lain yang tidak terdapat daftar tersebut tetapi dibutuhkan

untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus

baru, kwaliatas terbaik dan dari jenisnya dan harus disetujui Direksi

Lapangan.

b. Syarat–syarat pelaksanaan
214

1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik langsung

dapat diletakkan, dengan mengunakan perekat spesi 1pc: 3ps, adukan

baik menggunakan supersemen, jumlah pemakaian adalah 10%dari

berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm

atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga

mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera dalam gambar.

2. Keramik yang dipasang adalah yang sudah diseleksi dengan baik,

warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gumpal atau

cacat lainya.

3. Pemotongan keremik harus menggunakan alat potong khusus untuk

itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat.

4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam

air sampai jenuh.

5. Ketinggian peil atas pada keramik disesuaikan dengan gambar.

6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus

ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan perancang/

Direksi lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

7. Bidang dinding keramik harus benar–benar rata, garis–garis siar harus

benar–benar lurus, air arah horizontal pada dinding yang berbeda

ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.


215

8. Keramik harus disusun menurt garis–garis lurus dengan siar sebesar 3-

5 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis lurus.

Siar–siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga

membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam

persyaratan bahan dan warna yang akan ditentukan kemudian.

9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa–sisa adukan semen hanya boleh

dilakuakan dengan mnggunakan cairan pembersih untuk keramik

seperti “Gol Getter” butan johson wax atau setara.

10. Nad – nad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan

supergrout.

Pasal. IV.12

PEKERJAAN LANGIT – LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk pekrjaan langit–langit ini adalah penyedian bahan, tenaga

kerja dan peratan yang berhubungan dengan pelaksanan pekerjaan

pemasangan langit–langit, yang tertera sesuai menurut gambar kerja dan

RKS.

b. Pekerjaan langit-langit meliputi:


216

™ Pekerjaan langit – langit askutik

™ Pekerjaan plafond dengan ornamen khusus.

2. Pekerjaan Langit – langit Akustik

a. Pekerjaan bongkar pasang plafond akustik untuk pemasangan instalansi

splinker dan ducting.

b. Pemasanagan langit–langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar–

benar ahli untuk pemasangan lanit–langit akustik.

c. Sebelum pelaksanaan, pemborong wajib membuat dan menyerahkan

gambar pelaksanaan (shop drawing) kepada Direksi lapangan untuk

mendapatkan persetujuan.

d. Pemasangan kembali harus benar-benar lurus dan datar hingga saat

pemasangan panel akustik tidak bergelombamg, gridnya harus lurus dan

datar, gairs horizontal dan vertiakal harus tegak lurus sesuai dengan

desain, rangka plapon digunakan BMS/setara.

e. Untuk lubang–lubang penempatan titik splinkler dan diffuser, harus

disesuaiakandengan pekerjaan elektrinikal lainya.

f. Untuk menjaga mutu/kwaliatas, pemasangan langit–langit sebaikya

dilaksanakan oleh tenaga ahli/sub kontrakotr yang ditunjuk resmi oleh

pabrik dan harus dibuktikan dengan surat dari pabrik.


217

g. Apabila hasil pemasangan langit–langit terjadi lendutan–lendutan atau

kekurangan–kekurangan lain, pemborong harus memperbaiki dan

mengganti bila minta pembongkaran oleh direksi lapangan, biaya

perbaikan ditanggung oleh pemborong.

3. Plapon akustik dengan ornament khusus

a. Plafond khusus dipasang dengn type, sesuai gambar.

b. Persyaratn pemasangan masing – masing type plafond khusus tersebut,

harus sesuai dengan gambar, baik bentuk ukuran dan cara pelaksanaan.

Hasil akir pemasangan plafond harus betul–betul baik dimana cara

pelaksanaanya sesuai dengn rencana gambar danpetunjuk arsitek/

pemimpin proyek secara khusus.

Pasl. IV.13

PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termsuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga, persatan bahan

untuk pemasangan semua fixture pada ruang dapur dan toilet.

b. Bahan-bahan

™ Janitor : TOTO type SK 22a


218

™ Floor ddrain : TOTO

™ Wastapel : TOTO type L511.V3

™ Kran : TB 19 CSV 3

™ Cermin : Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame

™ Kloset jongkok : CE 6

™ Urinior : Type U 57 M

™ Doset duduk : Type C 438 / S 550 E

c. Pemasangan

1. Semua perlengkapan sanitasi air dipasang dalam keadaan kokoh pada

tempatnya yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan mur

baut yang sesuai.

2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitasi air harus mengikuti metode

pelaksanaaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar

kerja.

3. Pada saat pemasangan, dan dalam keadaan terpasang harus benar-

benar besih dari goresan–goresan dan kotoran–kotoran.

4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finising plesteran tiles

dilaksanakan.
219

d. Pekerjaan Pasangan antara lain :

1. Bak air mandi

• Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan yang

ditentukan dari pemasangan, digunakan pasangan batu merah 1pc:

2 ps lapis ubin keramik 20/20 setarap super itali, bentuk ukuran,

penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.

• Persyaratan pemasangan

Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan persyaratan

seperti uraan terdahulu juga pemasngan ubin keramik harus dengan

persyaratan yang sama.

• Penggunaan bak air mandi diluar ketentuaan – ketentuaan dalam

bab ini akan diatur /dijelaskan kemudian.

2. Sekat Urinoir

• Untuk keperluan menyekat pasangan urinoir dipakai produksi

TOTO A 100

• Satu dan lain atas persetujuan pengwas lapangan

3. Pekerjaan Zink–Put/Septictack

• Pekrjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan cara

pelaksanaan sesuai dengan rewncana gambar.


220

• Persyaratan pelaksaan:

ƒ Galian tanah sampai mencapai peil rencana

ƒ Ururkan pasir uruk setebal 20 cm

ƒ Lantai kerja lapangan batu kosong setebal 20 cm, dikancing

dengan pasir uruk

ƒ Sebagai pekerjaan utama :

• Buis beton 0/140 cm

• Tutup, dari beton bertulang 1 pc:2 ps:3 pk (bentuk,

ukuran sesuai dengan rencana gambar, syarat-syarat

pelaksanaan sesuai SKNI T – 15 – 1991 -03

• Dinding dari pasangan bata merah sesuai gambar

4. Pekerjaan Water Reservoir :

• Water reservoir terdiri dari ground reservoir kapasitas sesuai

dengan gambar.

• Ground perletakanya sesuai dengan lay out pada gambar, terbuat

dari :
221

™ Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan

campuran 1pc: 1,5 ps: 2kr sisi dalam dilapisi porselin 20x20

exRoman.

™ Persyaratan beton bertulang harus sesuai SKNI T- 15 -1991-

03

™ Pada pertemun dinding beton dengan bentuk sesuai gambar

penyekat karet (water- sop) dengan bentuk sesuai gambar.

• Ground reservoir dilengkapi dengan pipa supply 0/ ¾” pipa

ditribusi dari ground kepomp ¾”,tangga dari stainless stel dengan

penutup dan gewmbok untuk pengaman, dan juga disediakan

lubang hawa

• Untuk pengadaan air bersih dari ground reservoir ke bangunan

digunakan 2 (dua) buah pompa dimana salah satu pompa

berpungsi sebagai cadangan bila sebuah rusak.


222

Pasal. IV.14.

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :

a. Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir tang telah disetujui

Perencana melalui Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan

sekualitas MOWILEX.

b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi

pabriknya.

Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang

sama untuk masing-masing pemakaian. Tidak boleh mencampur bahan-

bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat jika tidak disarankan

oleh pabrik cat yang bersangkutan.

c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel,

tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Pemborong

utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu

dan sesuai dengan persetujuan Pengawas/Pengawas.

d. Sebelum dipakai haurs diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila

perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi

sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.


223

e. Semua pekerjaan pengecatan harus dilakukan oleh Painting Cotractor dan

harus ada surat rekomendasi dari pabrik pembuat / Mowilex perwakilan

Jawa Tengah.

2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :

a. Cat pekerjaan kayu :

Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat type

gloss/mengkilat.

b. Cat pekerjaan baja/besi :

Lapisan cat dasar harus yang mengandung axid merah.

Lapisn penyelesaian (finish) harus yang syntetic resins, yang khusus untuk

disesuaikan pada pekerjaan tersebut.

c. Cat dinding tembok :

Cat untuk dinding luar dipakai cat jenis Weater Shild dan dalam, kolom,

langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd

resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.

d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai dipariksa dan

disetujui oleh Pengawas.


224

2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran

dibersihkan.

3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,

lembab atau berdebu.

4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pada dinding atau bagian-

bagian yang akan dicat.

3. Daftar Bahan-bahan :

Setelah kontark ditanda tangani, pemborong harus secepatnya, tapi tidak

kuramg dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,

mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk

pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas.

4. Pemilihan Warna :

Semua warna harus dipilih arsitek Perencana, owner dan pemborong harus

mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.

5. Persiapan umum :

a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain

harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.


225

b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara

yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam

pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap-lap bersih.

6. Pengecatan tembok :

Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.

a. Persiapan :

Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin, jika terdapat

pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan

lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran

masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses

pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.

Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan

sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan

mongering.

b. Pelaksanaan.

Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari

pabrik pembuat.

7. Pengecatan Kayu :

a. Persiapan :
226

Biarkan kayu mongering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu,

kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mongering sebaik mungkin,

jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan bersihkan dengan lap

kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila

pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai

proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan

dari debu, kotoran dan percikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-

retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mongering.

b. Pelaksanaan.

Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik

pembuat.

8. Keahlian

a. Pekerjaan pengeceten hnya boleh dilaksanakan oleh orang – orang yang

sudah ahli dan berpengalaman.

b. Seoarang mandor yang benar – benar cakap harus mengawasi ditempat

tersebut selama pelak sanaan .

c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hsil pengecetan yang baik dan

harus mengatur waktu sedemikian urpa sengga terapat urutan –urutan yang

tepat mulai dari pengerjaan dasar sampai pengecetan akir


227

d. Pekerjaan pengecetan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga –tenaga dar

mana cat tersebut diproduksi atau kepaiting khusus.

e. Semua pekerjaan pengecetan haurs mengikuti petunjuk dari pengawas dan

pabrikan pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.

9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan

a. Setelah pengerjaan pengecatan selesai, pemborong harus menyimpan

sejumpah cat yang terpilih untuk persediaan bila ada perbaikan –

perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), pemborong harus

menyerahkan kepada pemberi utgas cat – cat untuk finising menurut

jumlah – jumlah sesuai daftar berikut ini.

b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap –tiap warna yang dipakai.

Cat tembok cat untuk kayu cat untuk kolom

5 liter 2 kg 1 kg

atau sesuai persetujuan / pengaturan dalam aanwijzing.


228

Pasal IV.15

PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DLL.

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahan – bahan

yang diperlukan, peralatan termasuk alat- alat Bantu dan pengakutan yang

diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil

pekerjaan yang maksimal.

b. Meliputi pekerjaan.

1. Kosen pintu dan jendela aluminium dan jendela kaca.

2. Pintu kayu dan pintu kaca.

2. Pekerjaan kosen pintu dan jendela Alumunium

Semua pekerjaan haurs dikerjaan menurut intrusik pabrikan / produsen atau

stanadr – standr anatara lain

• The Alumunium Association (AA)

• Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)

• American Socity for Testing Materials (ASTM)

a. Bahan –bahan
229

Kosen dan plat alumunium untuk kosen pintu, jendela dan plat alumunium

akan digunakan produk ALEXINDO atau setaraf.

1. Produk dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695 -82 dan SII

jendela 0549 -82)

2. Alloy 6063 T5/ Billet yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari

bahan serap / sisa).

3. Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian dalam ruang (interior)

menggunkan natural bahan.

b. Seluruh pekerjaan alumunium haurs memiliki syarat –syraat teknis

sebagai berikut :

1. Profil

• Beban angin : 120 kg/m2

• Ketehanan bocor dari air : mampu menahan

kebocoran pada

tekanan 15 kg/m2

• Ketehanan kebocoran terhadap udara : max 12 m3 /ham m

pada tekanan 15

kg/m2

• Ketebalan profil : 1,00 mm


230

• Ketebalan warna : 5 micron

2. Kelengkapan alumunium

• Joint Backer : Polyutrane foam, tidak menyerap air,

kepadatan 65-96 kg/m3, penampang 25%

lebih besar dari celah yang ada.

• Neoprene : Jenis extrusion, tahan terhaap matahari,

oksidasi engan kekerasan 60-80 dorometer.

• Sealant : Silicon Sealant

• Anker : Bagian yang berhubungan dengan

alumunium dilapisi galvanis 25 micron.

Bagian lain dilapis zinc chromate

• Shim : Plastik, multi polymer dengan kekuatan 565

kg/cm2

• Kunci –Kunci : Lihat pekerjaan kinci penggantung)

• Kaca : (Lihat pekerjaan kaca)

• Dan lain–lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan alumunium.

3. Contoh
231

Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan

contoh extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan sesuai

dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui perancang.

4. Gambar pelaksanaan

a. Gambar pelaksnaan menunjukan ukuran, besaran–besaran

ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, finish, detail–detail pertemuan

dan hubunganya dengan kontruksi secara keseluruhan.

b. Semua pekerjaan yang akan dirakit proses anodizing seperti “rock”

atau “gripper” pada permuaan alumunium harus diganti atas biaya

pemborong.

5. Pekerjaan Persiapan

6. Pekerjaan pelaksanaan

a. Pekerjaan pembuatan / penyetelan dan pemasangan kosen

alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh pemborong

alumunium yang ahli dalam bidangnya dan disetujui oleh Direki

lapangan.

b. Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong alumunium harus

datang lapangan dan melakukan pengukuran.


232

c. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen

alumunium harus dilakukan diprabrik secara maksimal dan di

lapangan tinggal pasang.

d. Antar tembok kolom/beton dan kusen alumunium harus diisi

dengan “sealant” yang elastis.

e. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan

“sealant” dan karet gasket.

f. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan

serta cat yang mempengruhi permukaan alimunium.

g. Sambungan–sambungan vertical maupun horizontal, sambungan

sudut atau silang, demikian juga pengkondisian profil–profil dari

bahan stainless tseel.

h. Kaca tidak boleh bergeter dan diberi tanda setelah terpasang.

i. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan

faktor –faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara.

7. Hubungan dengan Material lain.

Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus

dilapisi dengan zinc chromate + bitumen.

8. Perlindungan bahan
233

Perlindung terhaap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab

pemborong, oleh karena pemborong wajib memberikan perhatian

mengenai cara pengangkutan, penyimpanan dan lain –lain dengan cara

terbaik.

9. Pengetesan

a. Pemborong wajib melakukan pengetesan terhadap hasil yang baik,

jika hasil pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan

perbaikan dan pengetesan ulang hingga mencapai stand yang

disyaratkan.

Biaya tes dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong.

b. Pengetesan terdiri dari sebagai berikut:

• Performance test (tes terhadap kebocoran air, tes terhadap

kebocoran udara, beban angina, kekedapan suara dan lain –

lain) harus dilaksanakan dilaboraturium yang disetujui oleh

pengawas lapangan.

• Material tes(tes terhadap bahan, anodized, tes korosi, berat dan

lain–lain) dilaksakan dalam negeri yang disetujui pengawas

lapangan .

c. Hasil test harus diserahkan secara lengkap kepada pengawas

lapangan.
234

10. Garansi (Jaminan)

a. Pemborong wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun dan

garansi pemasangan selama 10 tahun, terhitung sejak selesainya

masa perawatan.

b. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadi cacat,

perawsatan akibat proses anozing yang tidak sempurna dan lain –

lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan

kemungkinana terjadi kebocoran udara, air akibat dari aplikasi

yaqng tidak sempurna.

3. Pekerjaan daun pintu dan panil kayu

a. Lingkup pekerjaan

1. Meliputi semua pekerjaan seperi memasak, memahat, menyetel,

membuat lidah –lidah ,sponi dan lain – lain pekerjaan yang diperlikan

untuk menyambung kayu dengan baik.

2. Menyedian alat –alat logam, skrup – skrup, paku – paku dan lain – lain

untuk keperluan pelaksanaan.

b. Bahan – bahan

1. Bahan kayu jati kwalitas politur


235

2. Pintu panil jalusi kayu jati dengan rangka tepi kayu jati, finish

melamine.

3. Pengikat berupa paku mur, baut, skrup yang harus digalvanisir sesuai

dengan NI-5 Bab.VI.

c. Pelaksanaan

1. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat

kelainan–kelainan agar segera dilaporkan kepada Direkisi lapangan

untuk mendapat persetujuan perubahan-perubahanya.

2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk

dimintakn persetujuanya lebih dahulu dari Direksi lapangan.

3. Diats kosen pintu dan jendel, untuk yang lebih besar dari 1,00 meter

harus dipasang balok beton bertulang (latei), untuk yang lebih kecil

dari 1,00 meter harus dipasang bata rollag dengan adukan 1 pc:3 Ps.

4. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela

a. Lingkup pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan,

perlengkapan daun pintu (daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-

alat Bantu linya untuk melaksanaan pekerjaan hingga tercapai hasil

pekerrjaan yang baik dan sempurna).


236

2. Pemasangan alat penggantung dan kunci dilakukan meliputi seluruh

pemasangan daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela

alumunium serta yang ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar.

b. Bahan – bahan

Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara keneri jaya, untuk

komponen sebagai berikut:

• Lockcase

• Cylinder

• Handle

• Back plate

• Engsel

• Handle pengunci dan daun jendela kaca setara interlock

c. Persyaratan Bahan

1. Semua “ harware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau

penggantian “harwarte” akibat dari pemilihan merk, pemborong wajib

melaporkan kejadian tersebut kepaa pengawas untuk pendapat

persetujuan.
237

2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus

dilakuakn pengujian secara kasar atau halus.

3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang dengan pintunya.

4. Pemborong wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar

dukomen kontrak yang telah disetujui dengan keadaan dilapangan .

Didalam shop drawing harus jalas dicantumkan semua data yang

diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail –

detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar Dokumen

kontrak sesuai dengan standr spesifikasi pabrik.

5. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui terdahulu oleh

konsultan pengawas.

d. Contoh – contoh

1. Setelah pekerjaan diberikan pemborong harus menyerahkan daftar alat

penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan

Direksi lapangan daftar perlengkpan pintu terlampir.

2. Daftar tersebut harus memuat hal–hal sebagai berikut: referensi, nama

barang, nama produsen dan katalok dari yang diusulkan berikut data

mengenai kekutan engsel, kekutan ayun dan lain - lain.


238

3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat

alumunium berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm, tanda pengenal ini

dihubungkan dengan cicin nikel kesetiap anak kunci.

e. Pekerjaan engsel

Untuk pintu panil padaumumnya menggunakan engsel pintu merk local,

warna stansdr, dipasang sekurang – kurangnya 4 buah untuk setiap daun

dengan menggunakan skrup kembang dengan warna yang sama dengan

warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut

beban berat daun pintu, flap enfsel memikul maximal 20 kg.

f. Persyaratan pelaksanaan

1. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan pintu.

Engsel bawah dipasang +35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut.

2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang +28 cm dari

permukaan pintu, engsel tewngah dipasang ditengah –tengah diantara

kedua engsel tersebut.

3. Penarik pintu dipasang 105 cm (as) dari permukaan lntai.

4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate sertadoor doser harus rapi,

lurus dan sesuai dengan letek possisi yang telah ditentukan oleh
239

pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, pemborong wajib

pemperbaiki tanp tambahan biaya.

5. Pekerjaan partisi dengan rangka metel BMS

a. Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan menyeluruh dinding pemisah

didalam bangunan dengan rangka metal BMS termasuk peralatanya dan

perubahan letek partisi sesuai yang tertera dalam gambar.

b. Persyaratan bahan

1. Bahan rangka

Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII

jendela 0649-82)

• Rangka utama metel BMS 70 mm ex jaya board, dengan ketebalan

sesuai gambar.

• Pengikat berupa mur, baut, skrup dan lain – lain harus gal vanisir

sesuai dengan NI -5.

• Penutup dauble teakwood.

2. Ukuran

• Kosen dengan ukuran profil : 50x100 mm


240

• Beban angina untuk partisi :100kg/m2

• Tebal profil minimal :2 mm

3. Gambar pelaksanaan

Kontraktor wajib membuat gambar pelaksanaan yang menunjukan

ukuran, besaran, ketebalan, kekuatan, alloy, tempers, trush detai-

detail, pertemuan dan hubunganya konrtuksi secara keseluruhan,

hitungan bila diperlukan. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan

dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar.

4. Contoh

Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan dan

contoh extrusion tidak kurang dad 30x30 cm2.

5. Pelaksanaan

• Pemborong harus mengadakan pengukuran seteliti mungkin

ditempat pemasangan. Hindari kemungkinan toleransi sambungan–

sambungan pada rangka.

• Rangka atas partisi yang berhubungan dengan langit–langit harus

diperkuat dengan sesi L ,H, T atau yang sesuai dengan petunjuk

pengawas lapangan.
241

• Penggunaan las hanya dibenarkan setelah mendapat persetujuan

pengawas lapangan.

• Setelah terpasang, dinding parisi harus cukup kaku dalam dua arah.

6. Pekerjaan kaca

a. Penggunaan

Seluruh penggunan kaca exterior kecuali yang ada ketentuan lain

menggunkan jenis panasap lbue 5 mm ex Asahi Mas/setarap, dengan

pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus pada

pintu utama digunaakan kaca tempered blue tebal 15 mm, sedang kca

lainya dengan ketebalan antara 5 s/d 6 mm ,sedang kaca jendela dalam

menggunkan kaca bening 5mm.

b. Bahan

Kaca harus dari pabrikan yang disetujui yang tebalnya seperti disebutkan

dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak bintik–bintik/

noda lainnya.

c. Pemasangan kaca pada kosen alumunium:

Pemasangan kaca harus betul–betul dijamin kerapianya/kekakuanya.


242

Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasanganya

harus menggunakan steel karet sesuai prosedur pemasangan kosen / kaca

dari pabrik.

d. Membesihkan dan memperbaiki:

1. Semua kaca yang sudah selesai dipasang harus diberi tanda silang

dengan kertas ditempel dengan lem hal tersebut dimaksudkan untuk

mernghindari benturan akibat salah masuk.

2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke 1, kaca harus

dibersihkan, yang retak–retak , goresan–goresan harus diganti dengan

yang baru.

7. Bahan panel penutup partisi

• Double teakwood masing–masing pada sisi luar dan dalam tebal 9 mmm.

• Finishing : woodstaind

• Fire rating : 1 jam

• Sound rating : 10-44 dB/KC-689


243

8. Railling tangga

a. Dikerjakan untuk seluruh railing tangga dan vide sesuai dengn rencana

gambar, sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanaaanya sesuai dengan

spesifikasi teknis.

b. Persyaratan pelaksanaan harus betul–betul kuat, rapi.

Seluruh permukaan railing yang terlihat difinish dengan pelitur sampai

baik

c. Bahan yang digunakan

• Besi Tempa

• Kayu Bengkirai

Pasal .IV. 16.

PEKERJAAAN PENGHIJAUAN / LANDSCAPING

1. Yang harus dikerjakan

a. Yang harus dikerjakan adalah pembautan reliep dinding, perbaikan tanah,

penanman dan penataan taman hias dan peneduh, penanaman rumput, dan

penyiraman dan perawatan sampai tanaman tersebut tumbuh sehat sesuai

dengan komposisi dan ungkapan yang diurakan design .


244

b. Pelaksananya peliputi

1. Pembutan relief dinding

2. Penanaman pohon sesuai dengan rencana gambar

3. Penanaman tanaman hias sesuai dengan rencana gambar

4. Rumput gajah dan rumput jepang

2. Pekerjaan Pendahuluan

a. Membersihkan areal perencanaan dari semua kotoran sisa-sisa bongkaran

(brangkal) sisa-sisa material bangunan, diangkut dan dikeluarkan dari

lokasi.

b. Mencabut dan menyingkirkan rumput atau perdu liar yang tidak

diinginkan dan dicabut sampai akarnya (tidak boleh dipotong), diangkut

dan dikeluarkan dari lokasi.

c. Menyiapkan bak-bak/tong untuk menampung air yang akan dipergunakan

menyiram sebanyak mungkin, agar tanaman maupun lahan selalu lembab.

3. Pekerjaan Tanah

a. Setelah dibersihkan dari kotoran maupun perdu, tanah / lokasi yang akan

dibentuk harus dicangkul / digemburkan terlebih dahulu sebelum ditutup

dengan tanah permukaan yang subur.


245

b. Pembentukan tanah permukaan harus cukup padat penimbunananya.

c. Tanah penimbun permukaan harus tanah subur dan tidak boleh

mengandung pupuk butan , bersih dan tidak mengandung rayap.

d. Penimbunan tanah yang akan ditanami rumput baru minimal tebalnya

adalah 30 cm padat dan diairi.

e. Galian untuk penanaman pohon, penimbunan harus sekali tanah baru

yangb sudah dicampur dengan pupuk kandang.

f. Pemadatan tanah harus dilakukan secara berlapis–lapis (30x10 cm) serta

disiram dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya.

g. Tanah yang digunakan untuk penimbunan tidak diperkenankan mengambil

dari kebun atau sawah, diutamakan dari galian pondasi atau semacamnya

(tanah dalam) dan tidak mengandumg biji rumput.

h. Tanah yang digunakan untuk penimbunan harus mendapat persetujuan

pengawas lapangan.

4. Pekerjaan penanaman

a. Pohon

1. Penanaman penghijaun yang termasuk katagori pohon harus terlebih

dahulu mempersiapkan lobangnya, dianginkan minimal dua hari baru

dilakukan penanaman.
246

2. Setelah tertanam, pohon harus disangga dengan bambu agar tidak

roboh dan disiram dengan air terus menerus.

b. Perumputan

1. Tanahn yang akan ditanami rumput baru harus dikupas maximal 5-7

cm, baru ditimbun tanah baru.

2. Penanaman untuk semua jenis rumput harus digebal, rapat dan

dipadatkan dan disiram air terus menerus.

5. Pekerjan pemupukan

a. Untuk pemupukan yang digunakan ialah pupuk kandang, prosesnya harus

dicampur tanah timbunan. Kondisi pupuk sebaiknya cukup kering,

kelembapanya bisa diperoleh dengan menyiram air (pupuk kandang basah

tidak digunakan arena disamping polusi dan derajat asamnya terlalu tinggi)

b. Pupuk buatan hanya boleh digunakan setelah proses penanaman selesai

dan berumur 1–2 minggu, penggunaannya harus hati–hati (untuk pohon

ditanamkan disekelilingya, untuk rumput hias dicampur dengan air untuk

disiramkan)

c. Tempat penyiraman pupuk harus dibuatkan atap, perlindungan terhadap

panas dan air, terutama untuk area menempatanya harus sedemikaian rupa

sehingga tidak terpengaruh kelembapan tanah (dibuatkan para-para).

6. Penyiraman air
247

a. Untuk penyiraman air dianjurkan menggunakan selang karet yang kucup

panjang, apabila hal tersebut tidak memungkinkan bisa menggunakan

karet penyiram (gembor), tiak perkenankan menggunakan ember biasa

(kecuali untuk penyiraman pohon).

b. Penyiraman rumput, ground cover dan schruba dilakukan dua hari sehari

(pagi dan sore), sedangkan pohon pada siang hari dengan debet yang

cukup banyak. Penyiraman menggunkan air bersih (air sungai boleh asal

bersih).

7. Penyiangan dan pemotongan

a. Rumput jepang

Rumput baru boleh dipotong (pembentukan ) setelah berumur 3,5 bulan,

pemangkasannya boleh dengan gunting babat maupun mesin potong

ketinggian minimal yang ditinggikan +3– 4 cm untuk lamuran.

b. Pohon kayu putih

c. Zammia Goldkas

d. Lidah Mertua

e. Macam Pohon (sesai gambar)

8. Pembersihan dan perlindungan :


248

a. Pelaksana setiap hari berkewajiban untuk membersihkan lingkungan dari

sampah sisa–sisa penanaman (keranjang–keranjang pembungkus),

rontokan–rontokan daun kering, tanah yang berceceran dan lain–lain

sebagainya, lokasi selalu bersih setiap hari.

b. Pelaksana harus melindungi tanaman dari gangguan ternak, manusia

maupun serangga yang tidak diharapkan (ulat dan sebagainya).Terhadap

bahaya tersebut (mulat), tanaman harus disemprot dengan pestisida dengan

kadar yang disetujui pengawas serta apabila ada satu tanaman yang

diperkirakan parah penyakitnya harus segera dicabut dan disingkirkan agar

tidak menjalar ketanaman lain.

c. Selama berlangsungnya penanaman, pelaksana berkewajiban menjaga

kebersihan lingkungan, baik jalan maupun dinding–dinding bangunan dan

sebagainya.

Pengotoran terhadap subjek–subjek tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana

untuk membersihkan, bila perlu pengecatan kembali.

4.5 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


249

Pasal V.01.

KETENTUAN UMUM

1. Ketentuan Pemborong

Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan

elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :

• Instalasi listrik dan penangkal petir.

¾ TDR dari jateng

¾ SIKA / SPI dari PULN Jateng

• Instalasi Air / Plumbing / Deep Well

¾ TDR dari Jateng

¾ Ijin kerja dari PAM Jateng

¾ Ijin kerja pembuatan sumur bor

b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi

mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :

• Ketentuan umum ini


250

• Uraian dan ketentuan teknis

• Gambar-gambar bestek

• Ketentuan administrasi

• Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan

2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk

pemasangan instalasi adalah :

a. Untuk instalai listrik :

• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987)

• Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978)

• Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-

PRT/1978)

• Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. 59/PD/1980.

• Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga

Pemerintah yang berwenang dan telah diakui penggunaannya,

diantaranya dari Departemen Pekerjaan umum, yaitu :

¾ NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.


251

¾ Standard penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit.

Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

¾ Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. Jen. Cipta

Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :

• Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)

• Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air

Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Direktorat Teknik Penyehatan).

• Ketentuan dari PAM setempat.

c. Untuk Instalasi Penangkal Petir :

• PUIL 1987

• Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.

• Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC

699.887.2.

d. Untuk Instalasi Telepon :

• Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon


Langganan, Perum Telekomunikasi.
252

• Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel.

• Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel

Perum. Telekomunikasi.

• Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.

Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :

a. Lingkup Pekerjaan.

• Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

• Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang

diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan

Jawatan Keselamatan Kerja.

• Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang

terpasang.

• Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga

mengenai betul seluruh instalasi.

• Penyambungan PLN.

• PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).


253

b. Penjelasan Umum Pekerjaan :

• Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum

dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong

dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.

• Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang

sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera

dibicarakan dengan konsultan pengawas.

• Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,

pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan

dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada

konsultan pengawas.

c. Syarat Mengenai Bahan :

• Semua Bahan disediakan oleh pihak pemborong.

• Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi

syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan

konsultan pengawas.

• Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak

memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan

bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.


254

d. Syarat Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja

yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-

syarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan /

arus listrik.

e. Serah Terima Pekerjaan.

• Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam

penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh

Konsultan Pengawas.

• Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan

memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan

penerimaan oleh pihak pemberi tugas.

f. Gambar Revisi

Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi

yang dipasang/as built drawing untuk :

• Arsip pemberi tugas (3 set)

• Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.


255

Pasal V.02.

PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk

testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,

bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik

yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk

dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.

Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :

• Sub Panel

• Panel-panel cabang sesuai single line diagram

• Kabel

• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian

• Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency

lightning)

• Pentanahan

b. Testing dan Commisioning.


256

2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan.

Pipa Galvanized 2” dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan

dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada

gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan

pengetanahan max. 1 ohm.

Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn

untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator

maupun penangkal petir.

3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah.

Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama

tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line

diagram.

4. Persyaratan Bahan.

a. Panel Listrik

• Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub

panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.

• Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis

master key.
257

• Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan

jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.

• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.

• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse

Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan

Merlin Gerin atau sederajat.

b. Kabel

Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

System Jenis kabel

MDP NYFGBY

MDP sub Panel NYY

Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY

Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM

Kabel lampu luar bangunan NYY

• Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari

LNK/SPLN.

• Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel

DUCT.
258

c. Lampu-lampu (lighting fixtures)

Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

™ Lampu TL

• Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat.

• Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat.

• Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum

0,7 mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau

sederajat.

• Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.

™ Lampu pijar Philips atau sederajat

™ Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat

d. Saklar dan kotak kontak :

Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat

5. Persyaratan Pemasangan

a. Panel

™ Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,

aman dan mudah diperbaiki


259

™ Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5

ohm, diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari

b. Kabel

™ Kabel utama

• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan

persyaratan umum yang berlaku.

• Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk

memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan

puntiran.

• Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan

kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.

• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh

ada sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di

panel harus menggunakan kabel schoen dengan system pres dan

patri.

• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada

bagian bangunan.

• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter

kabel. Kabel dalam bamgunan.


260

• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus

menggunakan conduit PVC/setara.

• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box

metal exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup

dengan las dop 3 m.

• Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada

diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi

dengan lebar 2 x jumlah lebar kabel.

• Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada

lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.

• Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16

AMP.

• Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas

6 AMP dan 10 AMP.

• Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala.

• Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan

pemasangan tanah (inbow).

c. Lampu-lampu
261

™ Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah

dibuka.

™ Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.

™ Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada

arah vertical maupun horizontal.

6. Commissioning dan testing.

™ Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur

tahanan isolasinya.

™ Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah

dimasukkan, maka jaringan instalasi harus ditest terhadap grup-grup

yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.

™ Setelah jaringan dibebani, beban terhadap masing-masing fase semua

bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing,

balancing, commission dan perbaikan, diatas kerusakan yang timbul

sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

7. Dokumentasi Instalasi

Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada pemberi

tugas, pemborong diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumetasi

sebagai berikut :
262

¾ 3(tiga) set : gambar-gambar instalasi terpasang yang telah diperiksa oleh

direksi pekerjaan.

¾ 2 (dua) set : buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan pemakaian

peralatn-peralatan

¾ 2 (dua) set : keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN

¾ 2 (dua) set : berita acara hasil testing.

Pasal V. 03

INSTALASI PENANGKAL PETIR

1. Pemasangan :

a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2

arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat

persetujuan dari instansi terkait (Depnaker).

b. Rod Electrode.

™ Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼”

dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼”

sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼”

sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10


263

cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang

10 cm.

™ Earthing conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2.

™ Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan

1,5 m. Rod Electrode ditanamkan ke tanah sampai ujung pipa tembaga

mencapai air tanah +4 meter.

c. Pengukuran tahanan system :

Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control

dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali

pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm.

2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang

dicantumkan pada Ketentuan Umum.

Pasal V. 04

PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,

bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh


264

instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap

untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :

a. Alat-alat Sanitair :

™ Closet jongkok

™ Meja cuci tangan (washtafel)

™ Floor Drain

™ Floor Clean out (tipe lantai)

™ Janitor, Urinor, Skat Urinor dll

™ Kaca cermin

b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.

Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci

piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.

c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar

d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke

selokan terdekat.

Pipa air hujan :

™ Pempompaaan dari atap gedung sampai selokan air hujan. Selokan air

hujan.
265

2. Persyaratan bahan dan peralatan

a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara

ƒ Closet jongkok CE 6

ƒ Washtafel L 511. V3

ƒ Cermin

ƒ Urinior 57 M

ƒ Wash Bak

ƒ Floor drain TOTO

ƒ Kraan

ƒ Kraan halaman

ƒ Clean Out plug

ƒ Janitor SK 22 A

b. Sistem Air Bersih

™ Pompa Penyalur (transfer Pump)

• Merk GAE atau setara

• Type SM 441 – 5,5 HP


266

• Daya Motor 1,5 KW

• Head 15 meter

• Kapasitas 12 m3/h

• Kecepatan 1.450 rpm

• Pipa D 1,5 “

• Tenaga Listrik 380 volt/660 volt/50 Hz

• Banyaknya 1 (satu) set

Pada pipa isap dilengkapi

ƒ Strainer 1 buah

ƒ Foot Valve 1 buah

ƒ Stop Valve 1 buah

Pada pipa tekan dilengkapi

ƒ Stop Valve 1 buah

ƒ Check valve 1 buah

Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.

Pompa dilengkapi dengan water level control :


267

ƒ 4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah

ƒ 2 buah upper level, untuk tangki atas.

™ Booster – pump 350 watt = 1 buah

Sebagai penguat tekanan air

™ Pempompaan air bersih pipa

ƒ Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das

medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.

ƒ Fitting T6

Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron

1560spi, screw type.

ƒ Valve.

Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150

spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron

150 spi, flange and ex KITAZAWA.

™ Sistim air kotor dan air bekas.

Pempopaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-

bahan sebagai berikut :


268

ƒ Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekwalitas Wavin Klas AW,

dengan sambungan lem.

ƒ Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai

dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus

menggunakan long radius bend.

ƒ Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi

pabrik.

ƒ Semua junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali

untuk vent.

™ Talang air hujan dan saringan

Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :

ƒ Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW

atau yang setara

ƒ Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara

Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat

dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.

c. Persyaratan Pemasangan

™ Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian

dari bangunan pada arah horizontal maupun vertical.


269

™ Semua pemasangan harus rapi dan baik.

™ Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan

penggantung dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran

pipanya, sehingga pipa tiada melentur.

™ Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus

minta persetujuan Konsultan Pengawas.

™ Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang

menembus bangunan.

™ Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis aspalt dan kain

gonni. Kemiringan pipa air kotor air bekas adalah ±2 % ke arah zink

put.

™ Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir

sehingga kemiringan dapat rata.

™ Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang

galian yang sama.

d. Pengujian

™ Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan

pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga system dapat

berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sbb:


270

ƒ Instalasi air bersih 8 kg/cm2 24 jam 5 % air

ƒ Instalsi pipa sanitair 2 kg/cm2 2 jam 5 % air

™ Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan

pengujian terhadap system dengan cara menjalankan system sekaligus

selam 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.

™ Senua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani

Konsultan Pengawas.

™ Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan

kepada Pemborong Plumbing.

e. Disinpeksi

™ Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari

seluruh instalsi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.

™ Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada

system pipa dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine

ialah 50 ppm.

™ Setelah 16 jam system tersebut harus dibilas dengan air bersih

sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2 ppm.

f. Pembersihan
271

™ Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari

kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine harus digosok sehingga

bersih dan mengkilap.

™ Semua pipa tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat

dengan warna berlianan agar mudah dikenali satu dengan yang

lainnya. Unutk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.

g. Dokumentasi

Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh pemborong kepada

pemberi tugas, pemborong harus menyerahkan dokumentasi-doikumentasi

berikut :

™ 4 (empat) set Gambar-gambar instalasi terpasang (As

Built Drawing) yang telah diperiksa oleh

Konsultan Pengawas.

™ 2 (dua) set Buku instruksi pemakaian dan pemiliharaan

untuk peralatan-peralatan.

™ 2 (dua) set Berita acara hasil testing pipa-pipa air.


272

Pasal V. 05.

INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER

1. Sistem Fire Extinguiser

Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam

kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan

pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya.

2. Persyaratan

a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus

ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan

ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap

lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.

b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus

ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m

dari setiap tempat.

3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs).

General Area

™ Type General Purpose Dry Chemical

™ Agent Multi Purpose Dry Chemical

™ Shell Material Iron Steel


273

™ Capacity 4 kg

™ Cargerd Weight Approx 8,0 kg

™ Tes pressure 250 kg/cm2

Pasal V. 06

PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN

1. Syarat-syarat umum

a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila

ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut

perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan

klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari

syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam

spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada

agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan

mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran

penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini

seharusnya dilaksanakan.
274

c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar

kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari

konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua

minggu sebelum dilaksanakan.

2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar

a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan

peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.

b. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang memungkinkan diperlukan

untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini

tanggungan sendiri.

c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruang-ruang dan peralatan-

peralatan, saluran-saluran (ducts), pipa-pipa dll. Hingga dapat dipasang

pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.

d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulius bahwa bahan dan

peralatan yang diserahkan adalah berkualitas baik, bahwa cara pelaksanaan

pengerjaan dilaukan dengan cara wajar dan terbaik.

e. Kontraktor ini harus menyediakan alat-alat pengatur dan alat pengaman

tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku di

Indonesia.
275

f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan

sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari

badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung

biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain.

Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keterangan-

keterangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.

3. Petunjuk Khusus

a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang

mendetail untuk bagian-bagian dri sistem duct, pipa, atau sistem distribusi

lainnya yang diterangkan bagian yang cukup kompleks atau yang

dibutuhkam koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian pakerjaan lainnya

dari penyelesaiannya proyek ini. Apabila ada hal-hal yang meragukan

tentang ini keputusan terakhir ada pada konsultan/wakil konsultan.

b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja

yang diserahkan tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan

kondisi lapangan/pekerjaan kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa

pernyataan ini gambar-gambartidak akan memperoleh persetujuan dari

konsultan/wakil konsultan.

c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas

bahwa seluruh instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan

bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor akan menanggung semua

biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 tahun.
276

d. Kontraktor ini harus menyerahkan kepada pemberi tugas gambar-gambar

instalasi sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing)

memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar

teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.

e. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus

dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga

out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan

4. Lingkup Pekerjaan

a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1,

lantai 2

b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan

oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.

c. Starting, testing, servising dan maintenance.

d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh

seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan

dalam spesifikasi ini.

e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah

berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang

elektrical tata udara.


277

5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin

Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan

gambar senua pemipaan yang ada.

6. Pekerjaan Pipa Pengembunan

a. Pekerjaan.

Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin

air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam

saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu .

Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan

gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain.

b. Bahan.

Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl

Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.

7. Pekerjaan Listrik

a. Pekerjaan

Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi :

i. Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch,

transformator, zekring, alat-0alat ukur serta peralatan-peralatan lainya

yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi mesin-mesin AC.


278

Pemborong menyediakan dan memesang peralatan-peralatan dari panel

kontrol ini sampai ke mesin-mesinya. Pihak lain yang menyediakan

peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.

ii. Panel AHU di sdetiap lantai yang meliputi wiring starter, switch,

trnsformator dan skring yang di perlukan untuk pamel ini.

b. Syarat-syarat

iii. Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan

peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan

pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.

iv. Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain

dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik

pembuatnya.

c. Bahan

Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan Jerman

atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara tersendiri.

Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh

mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang sama untuk

seluruh proyek.

d. Peralatan

v. hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.


279

vi. Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau alat

ukur lainya.

vii. Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.

viii. Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi nama

papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.

ix. Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui

dengan ketelitian 2%.

e. Zekering cadangan

Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan

sebanyak yang ada dan di simpan pada tempat khusus dan diberi tanda

pengenal.

f. Pemyambungan kabel

x. Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan :

1. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung

tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.

2. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.

3. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.

4. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.


280

g. Tarikan kabel

Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu cable

duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan tarikan

vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.

9. Kipas Angin / Exhaust Fan

a. Pekerjaan

Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan

sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.

b. Bahan

Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji

oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang

digunkan nasianal, KDK atau setara.

c. Peralatan

Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan

membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin

(fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung

“brid screen” dari rangka alumunium atau “galvanized iron ½” mesh”.

Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.
281

d. Mutu alat-alat dan bahan

a. Alat – alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian

alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar – tukar tanpa

mrnimbulkan kesulitan teknis

b. Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis.

Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari

kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur.

c. Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam

keadaan 100 % baru.

d. Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan

harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya.

e. Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus

memenuhi sandard industri indonesia.

f. Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari

agen tunggal di indonesia .

g. Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.

e. Penjelasan sistem

• Listrik
282

1. Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase

unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada.

2. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari

pabriknya.

• Tenperatur

1. Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap

ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil

pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada.

2. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk

dan keluar setiap alat.

f. Syarat

a. Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik

secara kontinue selama 9 jam.

b. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan”

sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

c. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn pada saat suhu luar 32.2

deg C ( 90 deg F ).

d. Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum

dan sesudah digunakan.


283

Pasal V. 07 .

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI

SOUND SYSTEM

1. Lingkup pekerjaan

Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan

pengabelanya antara lain:

2. Pengujian

A. Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan “balancing”

peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas

yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang

diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita

acara.

a. Jenis pekerjaan

Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis

besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :

a. Pipa

1. Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak hanya

diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi dan bebas
284

dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar – pemaqncar yang

baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung seperti orari, krap dan

sejenisnya.

Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat

menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan volume

control yang memiliki peredaran 3 db/ step.

b. System pemanggilan

System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi yang

telah ada pada kantor tersebut.

Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah :

b. Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk

selurauh karyawan.

c. Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana tidak

ada ditempat.

d. Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung. Berita

yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian ( intelligibility )

yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal derau ( s/n rasio + /- 80

db) .

Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap dilaksanakan

paging, volume control di by pass dan full power loud speker.


285

Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak menggangu

suasana kerja seluruh lantai maka system harus direncanakan agar dapat

paging perlantai dan atau seluruh lantai.

c. Emergency call

Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung bertingkat

tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan paging, tetepi juga

untuk pemanggialn atau penyampaian berita darurat.

e. Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain pengerahan

karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi darurat.

f. Instruksi – instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.

B. Amplifer Rack ( untuk back ground music )

Amplifer rack antara lainberisi bagian – bagian atau rungsi – rungsi tersebut:

a. 1 (satu ) set input source, terdiri dari:

• 1 buah cassete deck double players.

• 1 buah table stand microphone.

• 1 buah hand held micropune.

b. 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari

• 1 buah system amplifer .


286

• 1 buah power amplifer 240 watt.

• 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.

C. Amplifer

Power amplifier untuk background music :

1. Dalam konstruksi slide-in panel

2. Tegangan input dapat diatur dari luar dengan obeng

3. Daya out-put (musik) = 200 watt

4. Tegangan out-put (saluran) = 100 watt

5. Catu Tenaga : 220 volt, 50 Hz

6. Karakteristik frekuensi 1 dB dari 100 Hz – 15 kHz

7. S/N : 55 dB atau lebih

8. Cacat harmonis : 0,5 % atau kurang pada out-put nominal 200 W.

Pre-amplifier untuk background music.

Dalam konstruksi slide-in panel.


287

D. Channel Combiner

Karena cassette deck hanya diperoleh dalm model stereo, sedangkan yang

akan dipasang adalah sitem mono, maka perlu diadakan rangkaian khusus

untuk mennggabungkan channel kiri dan kanan.

Pasal V.08.

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI

TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah

a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan

perelatan utama / instalasi pengabelan utama.

b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk

memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan

penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.

c. Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian

Instalasi dengan PERUMTEL serta penyambungan ke jaringan

PERUMTEL.
288

2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung.

a. Umum

Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :

Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF

Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak

pembagi.

Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon

sesuai dengan syarat-ayarat instalasi.

b. Instalasi

1. Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketemtuan yang

dikeluarkan oleh PERUMTEL.

2. Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.

3. Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus

ditarik didalam pipa.

4. Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.

5. Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.

6. Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.


289

7. Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF,

dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh

ada sambungan.

c. Kotak Pembagi

8. Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm).

9. Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.

10. Untuk instalasi Inbouw.

11. Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan

ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus

terpisah sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring.

12. Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.

13. Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi

Pekerjaan.

d. kabel

14. Isolasi dan selubung luar dari PVC

15. Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang

jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain.

16. Screen dari lembar aluminium atau timah putih.


290

17. Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.

18. Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada

direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

e. Pipa dan konduit:

19. Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara.

20. Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.

f. Pengukuran

21. Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi

dan tahanan loop untuk semua pair yang telah dipsang.

22. Dalam pair tersebut tidak sampai rozet, maka pengukuran dilakukan

sampai ke ujung yang terjauh.

g. Pengujian oleh PERUMTEL.

23. Pemborong diwajibkan untuk mengurus dan membiayai pengujian

instalasi oleh PERUNTEL, sampai diperoleh surat lulus pengujian.

24. Semua dokumen yang diperlukan untuk pengujian tersebut harus

dipersiapkan oleh Pemborong.

3. Merk ISDN PABX yang direkomendasikan untuk ditawarkan adalah

Panasonic dengan persyaratan sesuai type yang dipergunakan atau setara

ASIA/JEPANG (yang memiliki pelayanan puma jual di Indonesia).


291

4. Fasilitas Pesawat Cabang (Analog / digital)

a. Music On Hold

b. Hot Line

Ada 2 Hot Line :

5. Segera (tanpa delay)

Hubungan hanya bisa dilakukan dengan tujuan yangt sudah ditentukan

lebih dahulu.

6. Dengan delay

Pesawat cabang bisa berfungsi sebagai hot line dan pesawat cabang

biasa. Begitu peasawat diangkat, pesawat berfungsi sebagai pesawat

biasa bila kita langsung memutar nomer yang diinginkan. Tetapi bila

diangkat beberapa lama tidak memutar nomor, maka secara otomatis

pesawat akan terhubung ke tujuan yang telah diprogram (hot line).

c. Call forwarding

Apabila ada panggilan kepada satu pesawat cabang dan tidak diangkat atau

sibuk, maka setelah selang waktu tertentu panggilan tersebut segera

dipindah kepada extension lain yang telah ditentukan.


292

d. Group Hunting

Sejumlah pesawat cabang, umumnya yang termasuk dalam satu

departemen/ bagian dapat digabung dalam satu group untuk hunting.

Nomor individu setiap pesawat cabang berfungsi seperti biasa. Apabila

nomor group yang dipuitar, pesawat yang bebas pada group tersebut akan

ringing baik secara siklis atau urutan yang lengkap.

e. Executive / Secretary

Kombinasi Executive / Secretary dapat diprogram sehingga dapat saling

berhubungan dengan memutar nomor yang telah disingkat. Panggilan

kepada Executive dapat dijtuhkan ke sekretaris.

5. STLO ; pesawat telepon cabang ; rectifier / penyearahan battery dan

main distribution frame harus mempunyai spesifikasi teknik.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Pengadaan dan pemasangan satu unit STLO (ISDN PABX)

¾ Type : PANASONIC KX TDN 1232 dengan kapasitas :

¾ 8 saluran PT. Telkom (PIT)

¾ 64 saluran extension

¾ 1 operator’s console

¾ Lightning arrestor pada 8 saluran PT. Telkom


293

¾ Rectifier / penyearahan 220 V AC/48 V DC dengan kapasitas 1x12

ampere dan accu 48 V/100 AH.

¾ Main Distribution Frame (MDF) kapasitas 2x100 pairs.

¾ Printer dan serial card

2. Pengadaan dan pemasangan STLO sampai dengan MDF.

3. Pengadaan dan pemasangan terminal box , kabel sampai dengan pesawat

cabangnya beserta biaya pengujian instalasi oleh PT. Telkom Indonesia.

4. Pengadaan dan pemaasangan pesawat telepon Standard dan Executiive.

5. Mengurus semua perijinan ke instalasi-instalasi terkait yang berwenang

penuh dalam pemberian ijin pemasangan sistem tersebut PT. Telkom

Indonesia.

6. Pengadaan semua dokumen teknis, pengetesan sistem, trainning operator,

training pemakai dan maintenance training sehingga sistem tersebut dapat

berfungsi dan terpelihara secara sempurna.


294

Pasal V. 09.

PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG


DIGUNAKAN

1. Peraturan Umum yang digunakan :

a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van

Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan

tambahan Lembaran Negara No. 14571.

b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971.

c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3 / 1970.

d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961.

e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979.

f. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.

g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970.

h. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961.

i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.

j. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.

k. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan

Indonesia tahun 1981.


295

l. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964.

m. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan

berdasarkan normalisasi di Indonesia.

Pasal V. 10.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang

pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh

Direksi.

2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung

oleh Pemborong.

3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar

detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan

kepentingan bangunan itu sendiri.

4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu

mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.

5. Hal-hal yang belum tercantum dalm uraian-uraian dalam pasal-pasal RKS ini

akan dijelaskan dalam Aanwijzing.


296

Semarang, Juli 2006


BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA

5. 1 PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN

5.1.1 Pekerjaan Stuktur dan Atap

A. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah Struktur Pondasi

Volume = 425,97 m3

2. Urugan Kembali

Volume = 209,44 m3

B. Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3

1. Pekerjaan Stuktur Lantai 1

a. Sirtu padat bawah pondasi / sloof

Luas keseluruhan = 123,28 m2

Ketebalan = 0,25 m

Volume = 0,25 m . 123,28 m2

= 30,82 m2

b. Lantai kerja 1:3:5

Luas keseluruhan = 123,28 m2

Ketebalan = 0,09 m

Volume = 0,09 m . 123,28 m

= 10,27 m3

296
297

c. Beton sloof stuktur

Panjang = 192 m

Ukuran = 0,25 . 0,7

Volume = 192 m . 0,25 m . 0,7 m

= 33,60 m3

d. Tiang pancang

Diameter pancang = 0,45 m

Panjang pancang = 30 m

Jumlah pancang =100 buah

Volume = 30 m . 100 buah

= 3000 m

e. Biaya pemancang

Panjang pancang = 30 m

Diameter pancang = 0,45 m

Jumlah pancang = 100 buah

Volume = 3000 m

f. Mobilisasi pancang

Volume = 1 ls

g. Beton poer

Volume = 133,1 m3

h. Beton kolom

Panjang kolom = 4,73 m

Ukuran kolom = 0,8 m x 0,8 m


298

Jumlah = 16 buah

Volume = 4,73 m . 16 buah . 0,8 m . 0 ,8 m

= 56,48 m3

i. Beton balok induk lantai 2

Panjang = 211,7 m

Ukuran = 0,25 m x 0,7 m

Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m

= 37,04 m3

j. beton balok anak lntai 2

Panjang = 179 m

Ukuran = 0,2 m . 0,4 m

Volume = 179 m . 0,2 m . 0,4 m

=14,32 m3

k. Beton plat lantai 2

Luas = 436 m2

Ketebalan = 0,12 m

Volume = 436 m2 . 0,12 m

= 52,32 m3

l. Beton lisplank

Volume = 4,64 m3

m. Tangga beton

Volume = 13,26 m3
299

n. Beton pit lift

¾ Beton pondasi dan beton plat

Volume = 42,34 m3

¾ Beton dinding

Tinggi = 0,2 m

Luas = 24 ,45 m2

Volume = 0,12 m . 24,45 m2

= 4,89 m3

¾ Beton kolom

Panjang = 42,67 m

Ukuran = 0,6 m x 0,6 m

Volume = 42,67 m . 0,6 m . 0,6 m

= 15,36 m3

¾ Plat lantai ruang mesin

Ketebalan = 0,12 m

Luas = 15 m2

Volume = 0,12 m . 15 m2

= 1,80 m3

¾ Beton ring balk

Panjang = 13,72 m

Ukuran = 0,2 m x 0,7 m

Volume = 13,72 m . 0,2 m . 0,7 m

= 1,92 m3
300

¾ Lantai kerja bawah pondasi pit lift

Luas = 3 m2

Ketebalan = 0,25 m

Volume = 0,75 m3

¾ Sirtu padat bawah pondasi pit lift

Panjang = 35,5 m2

Ketebalan = 0,9 m

Volume = 35,5 m2 . 0,9 m

= 3,20 m3

¾ Tiang pancang pit lift

Diameter = 0,45 m

Panjang = 12 m

Volume = 96 m

o. Pondasi batu belah

Volume =12,27 m3

p. Anstamping bawah tangga

Luas = 3,36 m2

Ketebalan = 0,25 m

Volume = 3,36 m2 . 0,25 m

= 0,84 m3

q. Pasir urug bawah tangga

Luas = 3,36 m2

Ketebalan = 0,125 m

Volume = 3,36 m2 . 0,125 m

= 0,42 m3
301

2. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2

a. Beton kolom struktur

Type 1

Panjang = 4,73 m

Ukuran = 0,8 x 0,8

Jumlah = 16 buah

Volume = 4,73 m . 0,8 m . 0,8 m . 16 buah

= 48.34 m3

Type 2

Ukuran = 0,5 x 0,5

Panjang = 2,12 m

Jumlah = 2 buah

Volume = 0,5 m . 0,5 m . 2,12 m . 2 buah

= 1,66 m3

Volume total = 48,34 m3 +1,66 m3

= 49,50 m3

b. Beton balok induk lantai 3

Panjang = 211,7 m

Ukuran = 0,25 x 0,7

Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m

= 37,04 m3
302

c. Beton anak lantai 3

Panjang = 171 m

Ukuran = 0,2 x 0,4

Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m

= 13,68 m3

d. Beton plat lantai 3

Luas = 420 m2

Ketabalan = 0,12 m

Volume = 420 m2 . 0,12 m

= 50,40 m3

e. Beton lisplank lantai 3

Volume = 1,28 m3

f. Tangga beton

Volume = 13,26 m3

3. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3

1. Beton kolom struktur

Type 1

Panjang = 4,73 m

Ukuran = 0,7 x 0,7

Jumlah = 16 buah

Volume = 4,73 m . 0,7 m . 0,7 m . 16 buah

= 37,08 m3
303

Type 2

Ukuran = 0,5 x 0,5

Panjang = 24 m

Jumlah = 2 buah

Volume = 0,5 m . 0,5 m . 24 m . 2 buah

= 12 m3

Volume total = 37,08 m3 +12 m3

= 49,50 m3

2. Beton balok induk lantai 4

Panjang = 211,7 m

Ukuran = 0,25 x 0,7

Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m

= 37,04 m3

3. Beton balok anak lantai 4

Panjang = 171 m

Ukuran = 0,2 x 0,4

Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m

= 13,68 m3

4. Beton plat lantai 4

Luas = 420 m2

Ketabalan = 0,12 m

Volume = 420 m2 . 0,12 m

= 50,40 m3

5. Beton tangga

Volume = 13,26 m3
304

4. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4

1. Beton kolom struktur

Panjang = 4,73 m

Ukuran = 0,6 x 0,6

Jumlah = 16 buah

Volume = 4,73 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah

= 49,50 m3

2. Beton balok induk lantai 5

Panjang = 211,7 m

Ukuran = 0,25 x 0,7

Volume = 211,7 m . 0,25 m . 0,7 m

= 37,04 m3

3. Beton balok anak lantai 5

Panjang = 171 m

Ukuran = 0,2 x 0,4

Volume = 171 m . 0,2 m . 0,4 m

= 13,68 m3

4. Beton plat lantai 5

Luas = 420 m2

Ketabalan = 0,12 m

Volume = 420 m2 . 0,12 m

= 50,40 m3

5. Beton tangga

Volume =13,26 m3
305

5. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 5

1. Beton kolom struktur

Panjang = 8,6 m

Ukuran = 0,6 x 0,6

Jumlah = 16 buah

Volume = 8,6 m . 0,6 m . 0,6 m . 16 buah

= 49,50 m3

2. Beton balok ring

Panjang = 110 m

Ukuran = 0,2 x 0,7

Volume = 110 m . 0,2 m . 0,7 m

= 15,40 m

3. Beton lisplank

Volume = 2,56 m3

4. Beton balok talang

Volume = 5,76 m3

5. Beton talang

Volume = 9,21 m3

6. Beton konsol

Volume = 5,46 m3

7. Water profing talang

Volume = 115,20 m3
306

C. Pekerjaan Rangka Atap Dan Atap

1. Kuda – kuda baja

Panjang = 499,77 m

Berat = 12,2 kg/m

Volume = 1499,77 m . 12,2 kg/m

= 18297,16 kg

2. Gording double canal

Panjang = 601,84 m

Berat = 7,51 kg/m

Volume = 601,84 m . 7,51 kg/ m

= 4519,8 kg

3. Usuk dan reng kayu bengkirai

Ukuran usuk = 8/10 cm

Ukuran reng = 2/3 cm

Volume = 1102 m2

4. Papan reuter kayu bengkirai

Panjang = 76 m

Ukuran = 2,5/30 cm

Volume = 76 m

5. Atap genteng kramik glazur

Volume = 1102 m2

6. Bubungan genteng kramik glazur

Panjang = 76

Volume =76m
307

7. Lisplang kayu jati 2,5/30

Panjang = 4,160 m

Ukuran = 2,5/30 cm

Volume = 31,2 m2

8. Lapis seng bawah atap genteng

Volume = 1102 m2

9. Corong talang

Panjang = 50 m

Ukuran = 3”

Jenis = PVC

Volume = 50 m

10. Saringan talang

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

5.1.2 Pekerjaan Finishing Arsitektur

1. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1

a. Pekerjaan pondasi batu belah

1. Galian tanah struktur pondasi

Volume = 143,00 m3

2. Urugan kembali

Volume = 55,9 m3

3. Pondasi batu belah 1:5

Volume = 57,2 m3
308

4. Aanstamping

Volume = 19.36 m3

5. Urug pasir

Volume = 10,56 m3

6. Urugan tanah dari luar

Volume = 256 m3

b. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran

1. Pasangan bata 1:3

Volume = 4,23 m3

2. Pasangan bata 1:5

Volume = 37,2 m3

3. Plesteran 1:3

Volume = 70,5 m2

4. Plesteran 1:5

Volume = 620 m2

5. Plesteran beton

Volume = 194.70 m2

6. Sponengan sudut

Volume = 650 m1

7. Plint lantai

Volume = 112 m1

8. Beton praktis, sloof dan kolom

Volume = 4,21 m3
309

c. Pekerjaan Pasangan Kosen

1. Kosen alumunium

Ketebalan = 6”

Panjang = 256,4 m

Volume = 256,4 m

2. Raam jendela alumunium

Panjang = 50,40 m

Volume = 50,40 m

3. Kaca bening

Ketebalan = 5 mm

Luas = 91,86 m

Volume = 91,86 m

4. Kunci tanam

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

5. Espongnolet

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

6. Engsel pintu whitco

Jumlah = 24 buah

Volume = 24 buahg

7. Grandel

Jumlah = 12 buah

Volume = 12 buah
310

8. Pintu frameless steel

Ketebalan = 12 mm

Luas = 6,72 m2

Volume = 6,72 m2

9. Portal pintu stainless steel

Volume = 1 unit

10. Kunci pintu utama danpitcher

Jumlah = 2 unit

Volume = 2 unit

11. Engsel floor hinge

Jumlah = 4 unit

Voume = 4 unit

12. Handle 2 buah pintu utama

Jumlah = 4 set

Volume = 4 set

13. Pintu shaft dan kusen

Ukuran = 0,6 x 1,70

Jumlah = 2 unit

Volume = 2 unit

14. Railing tangga kayu jati ornamen lantai 1 ke lantai 2

Panjang = 26 m

Volume = 26 m
311

d. Pekerjaan Plafond

Plafond gypsum

Jenis = gypsum acustik

Luas = 436 m2

Volume = 436 m2

e. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding

1. Urug pasir bawah lantai keramik

Ketebalan = 10 cm

Luas = 700 m2

Volume = 0,1 m . 700 m2

= 70 m3

2. Lantai kerja bawah lantai keramik

Ketebalan = 7 cm

Luas = 700 m2

Volume = 0,07 m . 700 m2

= 49 m3

3. Lantai keramik 40/40

Ukuran = 40 x 40 cm

Luas = 616 m2

Volume = 616 m2

4. Lantai keramik tangga 30/30

Ukuran = 30 x 30 cm

Luas = 72 m2

Volume = 72 m2
312

5. Lantai keramik granito

Luas = 84 m2

Volume = 84 m2

f. Pekerjaan Sanitasi

Septictank

Volume = 1 unit

g. Pekerjaan Pengecetan

1. Cat tembok luar

Luas = 326 m2

Volume = 326 m2

2. Cat tembok dalam

Luas = 488,7 m2

Volume = 488,7 m2

3. Cat plafond

Luas = 436 m2

Volume = 436m2

h. Pekerjaan Instalasi

1. Lampu TL x 2 18 W

Jumlah = 35 buah

Volume = 35 buah

2. Stop kontak

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah
313

3. Saklar tunggal

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

4. Saklar ganda

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

5. Instalasi titik lampu dan stop kontak

Jumlah = 39 titik

Volume = 39 titik

6. Panel penerangan

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

2. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2

a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran

1. Pasangan bata 1:3

Volume = 12,99 m3

2. Pasangan bata 1:5

Volume = 64,31 m3

3. Plesteran 1:3

Volume = 216,5 m2

4. Plesteran 1:5

Volume = 1.071,83 m2
314

5. Plesteran beton

Volume = 246,90 m1

6. Sponengan sudut

Volume = 770,00 m1

7. Plint lantai

Volume = 170,00 m1

8. Beton praktis, sloof dan kolom

Volume = 4,21 m3

b. Pekerjaan Pasangan Kosen

1. Kosen alumunium

Ketebalan = 6”

Panjang = 274,3 m

Volume = 274,3 m

2. Raam jendela alumunium

Ketebalan = 2,5”

Panjang = 33,6 m

Volume = 33,6 m

3. Daun pintu double texwood

Luas = 18,92 m2

Volume = 18,92 m2

4. Pintu km/wc

Jumlah = 11 unit

Volume = 11 unit
315

5. Partisi double texwood

Ketebalan = 6 mm

Luas = 173,56 m2

Volume = 173,56 m2

6. Pintu shart dan kosen

Ketebalan = 0,6 x 1,70

Jumlah = 2 unit

Volume = 2 unit

7. Railing tangga kayu jati ornamen

Panjang = 26 m

Volume = 26 m

8. Railing pipa pagar finfsh cat

Panjang = 16 m

Volume = 16 m

c. Pekerjaan Plafond

1. Plafond gypsum

Jenis = gypsum acustik

Luas = 432 m2

Volume = 432 m2

d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding

1. Lantai keramik 20/20

Luas = 41 m2

Volume = 41 m2
316

2. Lantai keramik 20/25

Luas = 44 m2

Volume = 44 m2

3. Lantai keramik tangga 30/30

Ukuran = 30 x 30 cm

Luas = 72 m2

Volume = 72 m2

4. Bordes dinding keram

Luas = 1,75 m2

Volume = 1,75 m2

5. Lantai keramik 40/40

Luas = 382 m2

Volume = 382 m2

6. Water profing ruang lavatory

Luas = 41 m2

Volume = 41 m2

e. Pekerjaan Sanitasi

1. Closet duduk

Jumlah = 7 buah

Volume = 7 buah

2. Saringan air

Jumlah = 12 buah

Volume = 12 buah
317

3. Kran air

Jumlah = 15 buah

Volume = 15 buah

4. Wastafel

Jumlah = 8 buah

Volume = 8 buah

5. Kaca cermin

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

6. Urinoir

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

7. Seket urinoir

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

8. Meja beton wastafel

Jumlah =3m

Volume =3m

f. Pekerjaan Pengecetan

1. Cat tembok luar

Luas = 527,49 m2

Volume = 527,49 m2
318

2. Cat tembok dalam

Luas = 791,24 m2

Volume = 791,24 m2

3. Cat plafond

Luas = 423 m2

Volume = 423 m2

g. Pekerjaan Instalasi Plambing

1. Pipa galvanis

I. Pipa galvanis 1,5”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

II. Pipa galvanis 1”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

III. Pipa galvanis ¾”

Panjang = 40 m

Volume = 40 m

IV. Pipa galvanis ½”

Panjang = 40 m

Volume = 40 m

2. Perelatan sambungan

Volume = 1 unit
319

3. PVC jenis AW

V. Pipa PVC 4”

Panjang = 30 m

Volume = 30 m

VI. Pipa PVC 6”

Panjang = 30 m

Volume = 30 m

VII. Pipa PVC 2”

Panjang = 75 m

Volume = 75 m

4. Peralatan sambungan

Volume = 1 bot

5. Gate valve

Ukuran = 1”

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

6. Peralatan bantu

Volume = 1 ls

h. Pekerjaan Instalasi Penerangan

1. Lampu TL x 2 18 W

Jumlah = 41 buah

Volume = 41 buah

2. Lampu pijar

Jumlah = 14 buah

Volume = 14 buah
320

3. Stop kontak

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

4. Saklar tunggal

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

5. Saklar ganda

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

6. Instalasi titik lampu dan stop kontak

Jumlah = 65 titik

Volume = 65 titik

7. Panel penerangan

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

3. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3

a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran

1. Pasangan bata 1:3

Volume = 6,71 m3

2. Pasangan bata 1:5

Volume = 62,8 m3

3. Plesteran 1:3

Volume = 111,83 m2
321

4. Plesteran 1:5

Volume = 1.046,67 m2

5. Plesteran beton

Volume = 224,5 m2

6. Sponengan sudut

Volume = 640 m1

7. Plint lantai

Volume = 164,5 m1

8. Beton praktis, sloof dan kolom

Volume = 2,43 m3

b. Pekerjaan Pasangan Kosen

1. Kosen alumunium

Ketebalan = 6”

Panjang = 208,60 m

Volume = 208,60 m

2. Raam jendela alumunium

Ketebalan = 2,5”

Panjang = 33,6 m

Volume = 33,6 m

3. Daun pintu double texwood

Luas = 12,18 m2

Volume = 12,18 m2
322

4. Pintu km/wc

Jumlah = 6 unit

Volume = 6 unit

5. Kaca bening

Ketebalan = 5 mm

Luas = 50 m2

Volume = 50 m2

6. Kunci tanam

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

7. Kunci tanam pada lavatory

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

8. Espangnolet

Jumlah = 3 unit

Volume = 3 unit

9. Engsel pintu steel

Jumlah = 45 buah

Volume = 45 buah

10. Engsel jendela whitco

Jumlah = 16 buah

Volume = 16 buah
323

11. Grandel

Jumlah \ = 8 buah

Volume = 8 buah

12. Partisi double texwood

Ketebalan = 6 mm

Luas = 168,40 m2

Volume = 168,40 m2

13. Pintu shart dan kosen

Ketebalan = 0,6 x 1,70

Jumlah = 2 unit

Volume = 2 unit

14. Railing tangga kayu jati ornamen

Panjang = 26 m

Volume = 26

c. Pekerjaan Plafond

1. Plafond gypsum

Jenis = gypsum acustik

Luas = 432 m2

Volume = 432 m2

d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding

1. Lantai keramik 20/20

Luas = 32 m2

Volume = 32 m2
324

2. Lantai keramik 20/25

Luas = 34 m2

Volume = 34 m2

3. Lantai keramik tangga 30/30

Ukuran = 30 x 30 cm

Luas = 72 m2

Volume = 72 m2

4. Bordes dinding keramik

Luas = 1,35 m2

Volume = 1,35 m2

5. Lantai keramik 40/40

Luas = 362 m2

Volume = 362 m2

6. Water profing ruang lavatory

Luas = 32 m2

Volume = 32 m2

e. Pekerjaan Sanitasi

1. Closet duduk

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

2. Saringan air

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah
325

3. Kran air

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

4. Wastafel

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

5. Kaca cermin

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

6. Urinoir

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

7. Seket urinoir

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

8. Meja beton wastafel

Jumlah =1m

Volume =1m

f. Pekerjaan Pengecetan

1. Cat tembok luar

Luas = 508,46 m2

Volume = 508,46 m2
326

2. Cat tembok dalam

Luas = 762,71 m2

Volume = 762,71 m2

3. Cat plafond

Luas = 423 m2

Volume = 423 m2

g. Pekerjaan Instalasi Plambing

1. Pipa galvanis

VIII. Pipa galvanis 1,5”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

IX. Pipa galvanis 1”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

X. Pipa galvanis ¾”

Panjang = 20 m

Volume = 20 m

XI. Pipa galvanis ½”

Panjang = 15 m

Volume = 15 m

2. Perelatan sambungan

Volume = 1ls
327

3. PVC jenis AW

I. Pipa PVC 4”

Panjang = 15 m

Volume = 15 m

II. Pipa PVC 6”

Panjang =5m

Volume =5m

III. Pipa PVC 2”

Panjang = 20 m

Volume = 20 m

4. Peralatan sambungan

Volume = 1 bot

5. Gate valve

Ukuran = 1”

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

6. Peralatan bantu

Volume = 1 ls

h. Pekerjaan Instalasi Penerangan

1. Lampu TL x 2 18 W

Jumlah = 33 buah

Volume = 33 buah
328

2. Lampu pijar

Jumlah = 12 buah

Volume = 12 buah

3. Stop kontak

Jumlah = 7 buah

Volume = 7 buah

4. Saklar tunggal

Jumlah = 14 buah

Volume = 14 buah

5. Saklar ganda

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

6. Instalasi titik lampu dan stop kontak

Jumlah = 52 titik

Volume = 52 titik

7. panel penerangan

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

4. Pekerjaan Finshing Arsitektur Lantai 4

a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran

1. Pasangan bata 1:3

Volume = 6,71 m3

2. Pasangan bata 1:5

Volume = 58,93 m3
329

3. Plesteran 1:3

Volume = 111,8 m2

4. Plesteran 1:5

Volume = 982,16 m2

5. Plesteran beton

Volume = 204,09 m2

6. Sponengan sudut

Volume = 579,0 m1

7. Plint lantai

Volume = 160,0 m1

8. Beton praktis, sloof dan kolom

Volume = 2,43 m3

b. Pekerjaan Pasangan Kosen

1. Kosen alumunium

Ketebalan = 6”

Panjang = 214,50 m

Volume = 214,50 m

2. Raam jendela alumunium

Ketebalan = 2,5”

Panjang = 35 m

Volume = 35 m

3. Daun pintu double texwood

Luas = 13,86 m2

Volume = 13,86 m2
330

4. Pintu km/wc

Jumlah = 6 unit

Volume = 6 unit

5. Kaca bening

Ketebalan = 5 mm

Luas = 49,60 m2

Volume = 49,60 m2

6. Kunci tanam

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

7. Kunci tanam pada lavatory

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

8. Espangnolet

Jumlah = 6 unit

Volume = 6 unit

9. Engsel pintu steel

Jumlah = 54 buah

Volume = 54 buah

10. Engsel jendela whitco

Jumlah = 16 buah

Volume = 16 buah

11. Grandel

Jumlah = 8 buah

Volume = 8 buah
331

12. Partisi double texwood

Ketebalan = 6 mm

Luas = 153,90 m2

Volume = 153,90 m2

13. Pintu shart dan kosen

Ketebalan = 0,6 x 1,70

Jumlah = 2 unit

Volume = 2 unit

14. Railing tangga kayu jati ornamen

Panjang = 26 m

Volume = 26 m

c. Pekerjaan Plafond

Plafond gypsum

Jenis = gypsum acustik

Luas = 432 m2

Volume = 432 m2

d. Pekerjaan Pasangan Lantai Dan Dinding

1. Lantai keramik 20/20

Luas = 32 m2

Volume = 32 m2

2. Lantai keramik 20/25

Luas = 34 m2

Volume = 34 m2
332

3. Lantai keramik tangga 30/30

Ukuran = 30 x 30 cm

Luas = 72 m2

Volume = 72 m2

4. Lantai keramik 40/40

Luas = 362 m2

Volume = 362 m2

5. Water profing ruang lavatory

Luas = 32 m2

Volume = 32 m2

e. Pekerjaan Sanitasi

1. Closet duduk

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

2. Saringan air

Jumlah = 7 buah

Volume = 7 buah

3. Kran air

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

4. Wastafel

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah
333

5. Kaca cermin

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

6. Urinoir

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

7. Seket urinoir

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

8. Meja beton wastafel

Jumlah =3m

Volume =3m

f. Pekerjaan Pengecetan

1. Cat tembok luar

Luas = 475 m2

Volume = 475 m2

2. Cat tembok dalam

Luas = 711,25 m2

Volume = 711,25 m2

3. Cat plafond

Luas = 420 m2

Volume = 420 m2
334

g. Pekerjaan Instalasi Plambing

1. Pipa galvanis

I. Pipa galvanis 1,5”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

II. Pipa galvanis 1”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

III. Pipa galvanis ¾”

Panjang = 20 m

Volume = 20 m

IV. Pipa galvanis ½”

Panjang = 25 m

Volume = 25 m

2. Perelatan sambungan

Volume = 1ls

3. PVC jenis AW

XII. Pipa PVC 4”

Panjang = 15 m

Volume = 15 m

XIII. Pipa PVC 6”

Panjang =5m

Volume =5m

XIV. Pipa PVC 2”

Panjang = 20 m

Volume = 20 m
335

4. Peralatan sambungan

Volume = 1 bot

5. Gate valve

Ukuran = 1”

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

6. Peralatan bantu

Volume = 1 ls

h. Pekerjaan Instalasi Penerangan

1. Lampu TL x 2 18 W

Jumlah = 27 buah

Volume = 27 buah

2. Lampu pijar

Jumlah = 12 buah

Volume = 12 buah

3. Stop kontak

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

4. Saklar tunggal

Jumlah = 10 buah

Volume = 10 buah

5. Saklar ganda

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah
336

6. Instalasi titik lampu dan stop kontak

Jumlah = 49 titik

Volume = 49 titik

7. Panel penerangan

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

5. Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 5

a. Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran

9. Pasangan bata 1:3

Volume = 3,6 m3

10. Pasangan bata 1:5

Volume = 59,6 m3

11. Plesteran 1:3

Volume = 60,0 m2

12. Plesteran 1:5

Volume = 993,4 m2

13. Plesteran beton

Volume = 167,6 m2

14. Sponengan sudut

Volume = 576 m1

15. Plint lantai

Volume = 75,0 m1

16. Beton praktis, sloof dan kolom

Volume = 2,15 m3
337

b. Pekerjaan Pasangan Kosen

1. Kosen alumunium

Ketebalan = 6”

Panjang = 191,20 m

Volume = 191,20 m

2. Daun pintu double texwood

Luas = 6,30 m2

Volume = 6,30 m2

3. Pintu km/wc

Jumlah = 3 unit

Volume = 3 unit

4. Kaca bening

Ketebalan = 5 mm

Luas = 47,42 m2

Volume = 47,42 m2

5. Kunci tanam

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

6. Kunci tanam pada lavatory

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

7. Espangnolet

Jumlah = 1 unit

Volume = 1 unit
338

8. Engsel pintu steel

Jumlah = 21 buah

Volume = 21 buah

9. Ornamen atap

Panjang = 1 buah

Volume = 1 buah

c. Pekerjaan Plafond

Plafond gypsum

Jenis = gypsum acustik

Luas = 416 m2

Volume = 416 m2

d. Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding

1. Lantai keramik 20/20

Luas = 16 m2

Volume = 16 m2

2. Lantai keramik 20/25

Luas = 34 m2

Volume = 34 m2

3. Water profing ruang lavatory

Luas = 16 m2

Volume = 16 m2

e. Pekerjaan Sanitasi

1. Closet duduk

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah
339

2. Saringan air

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

3. Kran air

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

4. Wastafel

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

5. Kaca cermin

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

f. Pekerjaan Pengecetan

1. Cat tembok luar

Luas = 464,40 m2

Volume = 464,60 m2

2. Cat tembok dalam

Luas = 696,60 m2

Volume = 696,60 m2

g. Pekerjaan Instalasi Plambing

1. Pipa galvanis

I. Pipa galvanis 1,5”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m
340

II. Pipa galvanis 1”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

III. Pipa galvanis ¾”

Panjang = 15 m

Volume = 15 m

IV. Pipa galvanis ½”

Panjang = 10 m

Volume = 10 m

2. Perelatan sambungan

Volume = 1ls

3. PVC jenis AW

I. Pipa PVC 4”

Panjang =5m

Volume =5m

II. Pipa PVC 2”

Panjang =5m

Volume =5m

4. Peralatan sambungan

Volume = 1 bot

5. Gate valve

Ukuran = 1”

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah

6. Peralatan bantu

Volume = 1 ls
341

h. Pekerjaan Instalasi Penerangan

1. Lampu TL x 2 18 W

Jumlah = 15 buah

Volume = 15 buah

2. Lampu pijar

Jumlah = 3 buah

Volume = 3 buah

3. Stop kontak

Jumlah = 4 buah

Volume = 4 buah

4. Saklar tunggal

Jumlah = 2 buah

Volume = 2 buah

5. Saklar ganda

Jumlah = 6 buah

Volume = 6 buah

6. Instalasi titik lampu dan stop kontak

Jumlah = 22 titik

Volume = 22 titik

7. Panel penerangan

Jumlah = 1 buah

Volume = 1 buah
BAB VI

PENUTUP

Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung

Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini banyak sekali dijumpai

hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis

dalam hal perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian,

penulis mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan

berbagai literatur tentang pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut,

hambatan – hambatan di atas dapat diatasi.

6.1 Kesimpulan

1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan

kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar –

benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan

penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan,

dan keuangan yang diperlukan.

3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal

pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan

disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).

357
358

6.2 Saran

1. Pelaksanaan poyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –

syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan

yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.

2. Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat

dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah

dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.

3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya

diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam

pembangunan proyek tersebut.

4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan

sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,

baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan

selama bangunan yang telah berdiri digunakan.


359

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, Henry. 2003. Materi Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT

UNNES Semarang.

DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan

Normalisasi Indonesia.

DPU. 1984. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia. Bandung:

Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung. Jakarta:

Yayasan Badan Penerbit PU.

DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan

Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.

DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03 “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung”. Bandung: Yayasan LPMB.

DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU.

Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta: Kanisus.

Suryolelono, K.B. 1994. Teknik Fondasi Bagian II . Yogyakarta: Nafiri.

You might also like