Professional Documents
Culture Documents
1
Langkah Percobaan :
Mengukur ketinggian suatu tempat, dan membagi tiap-tiap bagian dengan
jarak yang sama dan menandai masing-masing bagian tersebut.
menjatuh bola/kelereng dari titik tertinggi dan mencatat waktu yang
diperlukan untuk menempuh bagian tersebut (catatan stopwatch mula-mula
dinyalakan secara bersamaan, kemudian stopwatch dihentikan pada setiap
benda yang telah mencepai ketinggian pada tiap-tiap bagian).
Melakukan langkah 2 hingga 3-4 kali.
Mencatat semua hasil pengukuran yang dilakukan.
Hasil Percobaan :
No Jarak Waktu Kecepatan benda (V) Percepatan benda(a)
(x) (s) ∆x ∆v
v= a=
∆t ∆t
1 0.6 m 0,3 s 2 m/s 6,67 m/s2
2 1,2 m 0,6 s 2 m/s 0
3 1,8 m 0,8 s 3 m/s 5 m/s2
Pembahasan :
Kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil percobaan tidak sesuai
dengan teori yang telah ada, ketidaksinkronan percobaan kami antara lain:
Pengukuran waktu yang kurang teliti menyebabkan ketidaksinkronan itu,
seharusnya dalam GLBB, percepatannya harus konstan/tetap.
V1 dan V2 sama padahal kecepatan pada GLBB yang berupa gerak jatuh bebas
PERCOBAAN II
Judul : PERCEPATAN BENDA PADA BIDANG MIRING
Tujuan : Menentukan percepatan benda pada bidang
miring.
Landasan Teori :
Seperti halnya gerak jatuh bebas, gerak benda pada bidang miring juga sudah
ada dari dulu. Galileo menunjukkan kesalahan ide Aristoteles tentang gerak.
Hipotesis benda jatuh Aristoteles dengan mudah digugurkan Galileo. Ia
melakukan percobaan dengan menjatuhkan benda dengan beragam berat dari
puncak menara miring di Pisa dan membandingkan waktu kejatuhannya.
Berlawanan dengan Aristoteles, ia menemukan batu yang beratnya dua kali
lipat dibanding batu yang lain tidak jatuh lebih cepat dua kali lipat. Kecuali
akibat gaya gesek dengan udara, Galileo kemudian menemukan bahwa benda
dengan beragam berat, ketika dilepaskan pada waktu yang bersamaan, jatuh
bersama dan menyentuh tanah pada waktu yang bersamaan.
3
rumusnya yaitu V= V0+at dengan a=g. Bola yang menggelinding menuruni
bidang miring mirip dengan bola dalam gerak jatuh bebas. Benda pada bidang
miring yang licin apabila sebuah benda diletakkan di puncak bidang miring
yang licin, maka benda tersebut akan meluncur turun pada bidang miring
tersebut. Saat bergerak turun benda mengalami percepatan gravitasi sehingga
kecepatannya makin lama makin besar. Percobaan yang dilakukan ini tanpa
menghiraukan gaya geseknya karena berada pada bidang licin. Ini merupakan
aplikasi dari hukum Newton.
Alat Dan Bahan :
Bola/Kelereng.
Penggaris/meteran.
Stopwatch
Langkah Percobaan :
Mengukur ketinggian suatu tempat, dan membagi tiap-tiap bagian dengan
jarak yang sama dan menandai masing-masing bagian tersebut.
Menjatuhkan bola/kelereng dari titik tertinggi dan mencatat waktu yang
diperlukan untuk menempuh bagian tersebut (catatan stopwatch mula-mula
dinyalakan secara bersamaan, kemudian stopwatch dihentikan pada setiap
benda yang telah mencepai ketinggian pada tiap-tiap bagian).
Melakukan langkah 2 hingga 3-4 kali.
Mencatat semua hasil pengukuran yang dilakukan.
Hasil Percobaan :
No Jarak Waktu Kecepatan benda (V) Percepatan benda(a)
(x) (s) ∆x ∆v
v= a=
∆t ∆t
1 0,3 m 0,5 s 0,6 m/s 1,2 m/s2
2 0,6 m 0,7 s 1,5 m/s 0,45 m/s2
3 0,9 m 0,8 s 3 m/s 15 m/s2
Pembahasan :
Pada percobaan kedua ini, yaitu gerak benda pada bidang miring, kami juga
menemukan ketidaksinkronan antara hasil percobaan dengan materi yang telah
ada. Diantara kesalahan-kesalahan itu adalah:
Pada percobaan ini, kami juga kurang teliti dalam pengukuran waktu, hal ini
menjadikan percepatan tidak konstan. Yang mana gerak pada bidang
miring juga termasuk GLBB, maka percepatannya juga harus konstan.
Kecepatan pada percobaan ini sesuai dengan landasan teori yang telah ada,
yaitu semakin kebawah gerak suatu benda pada bidang miring, maka
kecepatannya juga semakin meningkat.
Percepatan pada percepatan ini tidak sesuai dengan landasan teori yang ada.
Karena gerak pada bidang miring termasuk GLBB, maka percepatannya
harus konstan/tetap. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian dalam mengukur
waktu.
Kesimpulan
Dari kedua percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Baik gerak jatuh bebas maupun gerak pada bidang miring adalah sama yaitu
merupakan GLBB, sehingga gerak tersebut harus mempunyai percepatan yang
konstan/tetap. Selain itu, semakin kebawah suatu benda, kecepatannya semakin
besar.
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian h
tertentu tanpa kecepatan awal (v0 = 0), jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh
gravitasi bumi g. Semakin ke bawah gerak benda semakin cepat. Waktu jatuh
benda bebas hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h = ketinggian dan g =
percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s2.
Pada percobaan ini, kami mengalami ketidaksinkronan antara hasil percobaan dan
landasan teori yang ada. Kebanyakan kesinkronan ini disebabkan kekurangtelitian
dalam mengukur waktu. Karena kesalahan itulah, sehingga menjadikan kesalahan
dalam menghitung besarnya kecepatan dan percepatan gerak suatu benda.
Benda pada bidang miring yang licin apabila sebuah benda diletakkan di puncak
bidang miring yang licin, maka benda tersebut akan meluncur turun pada bidang
miring tersebut. Saat bergerak turun benda mengalami percepatan gravitasi
sehingga kecepatannya makin lama makin besar. Percobaan yang dilakukan ini
tanpa menghiraukan gaya geseknya karena berada pada bidang licin.
5
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Fisika Dasar”
Oleh:
Laili Wahyuni D04207028
Farah Mahfudhoh D04207022
Defi Fefdianti D04207027
Dosen Pembimbing:
Drs. Trianto,M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
7
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2008