You are on page 1of 8

PERCOBAAN I

Judul : PERCEPATAN BENDA JATUH BEBAS


Tujuan : Menentukan percepatan benda jatuh bebas
Landasan Teori :
Pada masa lampau, hakekat gerak benda jatuh merupakan bahan pembahasan
yang sangat menarik dalam ilmu filsafat alam. Aristoteles, pernah mengatakan
bahwa benda yang beratnya lebih besar jatuh lebih cepat dibandingkan benda
yang lebih ringan. Pendapat aristoteles ini mempengaruhi pandangan orang-
orang yang hidup sebelum masa Galileo, yang menganggap bahwa benda yang
lebih berat jatuh lebih cepat dari benda yang lebih ringan dan bahwa laju
jatuhnya benda tersebut sebanding dengan berat benda tersebut. Dari
percobaan Aristoteles dan Galileo dapat disimpulkan bahwa jika percobaan
dilakukan di ruang hampa, dimana tidak ada hambatan udara, maka baik benda
yang berat maupun ringan akan jatuh dalam waktu yang hampir bersamaan.
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian
h tertentu tanpa kecepatan awal (v0 = 0), jadi gerak benda hanya dipengaruhi
oleh gravitasi bumi g. Semakin ke bawah gerak benda semakin cepat.
Percepatan atau pertambahan kecepatan benda saat jatuh bebas bergantung
juga pada lamanya waktu. Waktu jatuh benda bebas hanya dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu h = ketinggian dan g = percepatan gravitasi bumi. benda yang
kedudukannya lebih tinggi terhadap permukaan tanah akan memerlukan waktu
lebih lama untuk sampai pada permukaan tanah dibandingkan dengan benda
yang kedudukannya lebih rendah.
Setiap benda yang jatuh bebas mengalami percepatan tetap, semakin tinggi
kedudukan benda dari permukaan tanah, semakin cepat gerak benda ketika
hendak mencium tanah.
Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas selalu sama, yakni
sama dengan percepatan gravitasi bumi yang besarnya g = 9,8 dan sering
dibulatkan menjadi 10 .

Alat Dan Bahan :


Bola/Kelereng.
Penggaris/meteran.
Stopwatch

1
Langkah Percobaan :
Mengukur ketinggian suatu tempat, dan membagi tiap-tiap bagian dengan
jarak yang sama dan menandai masing-masing bagian tersebut.
menjatuh bola/kelereng dari titik tertinggi dan mencatat waktu yang
diperlukan untuk menempuh bagian tersebut (catatan stopwatch mula-mula
dinyalakan secara bersamaan, kemudian stopwatch dihentikan pada setiap
benda yang telah mencepai ketinggian pada tiap-tiap bagian).
Melakukan langkah 2 hingga 3-4 kali.
Mencatat semua hasil pengukuran yang dilakukan.
Hasil Percobaan :
No Jarak Waktu Kecepatan benda (V) Percepatan benda(a)
(x) (s) ∆x ∆v
v= a=
∆t ∆t
1 0.6 m 0,3 s 2 m/s 6,67 m/s2
2 1,2 m 0,6 s 2 m/s 0
3 1,8 m 0,8 s 3 m/s 5 m/s2

Pembahasan :
Kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil percobaan tidak sesuai
dengan teori yang telah ada, ketidaksinkronan percobaan kami antara lain:
Pengukuran waktu yang kurang teliti menyebabkan ketidaksinkronan itu,
seharusnya dalam GLBB, percepatannya harus konstan/tetap.
V1 dan V2 sama padahal kecepatan pada GLBB yang berupa gerak jatuh bebas

semakin ke bawah akan semakin besar. Namun pada V3 bernilai benar


sesuai dengan teorinya.
a1,a2, dan a3 seharusnya bernilai konstan /tetap karena percepatan pada GLBB
yang berupa gerak jatuh bebas selalu bernilai konstan.

PERCOBAAN II
Judul : PERCEPATAN BENDA PADA BIDANG MIRING
Tujuan : Menentukan percepatan benda pada bidang
miring.
Landasan Teori :
Seperti halnya gerak jatuh bebas, gerak benda pada bidang miring juga sudah
ada dari dulu. Galileo menunjukkan kesalahan ide Aristoteles tentang gerak.
Hipotesis benda jatuh Aristoteles dengan mudah digugurkan Galileo. Ia
melakukan percobaan dengan menjatuhkan benda dengan beragam berat dari
puncak menara miring di Pisa dan membandingkan waktu kejatuhannya.
Berlawanan dengan Aristoteles, ia menemukan batu yang beratnya dua kali
lipat dibanding batu yang lain tidak jatuh lebih cepat dua kali lipat. Kecuali
akibat gaya gesek dengan udara, Galileo kemudian menemukan bahwa benda
dengan beragam berat, ketika dilepaskan pada waktu yang bersamaan, jatuh
bersama dan menyentuh tanah pada waktu yang bersamaan.

Galileo menguji hipotesis ini dengan bereksperimen dengan gerakan beragam


benda pada bidang miring. Ia menyadari bahwa bola yang bergelinding ke
bawah bidang miring bertambah cepat, sementara bola yang bergelinding ke
atas bidang miring makin pelan. Dari hasil ini ia berargumen bahwa bola
bergelinding di sepanjang bidang horizontal tidak akan bertambah cepat
maupun berkurang cepat. Bola pada akhirnya akan berhenti bukan karena
“sifatnya” namun karena gesekan. Ide ini didukung oleh pengamatan Galileo
tentang gerak di sepanjang permukaan rata: ketika gesekan berkurang, maka
semakin gerakan benda mendekati kecepatan konstan.
Ia kemudian beranggapan bahwa tanpa gesekan atau gaya berlawanan, benda
yang bergerak horizontal akan terus bergerak.
Berdasarkan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada posisi
kemiringan berapapun besar koefisisen gesek kinetis tetap. Perubahan
kemiringan benda meskipun mempengaruhi kecepatan gerak benda tetap tidak
mempengaruhi koefisien gesek lintasan karena tingkat kekasaran benda tetap.
Gerak pada bidang miring juga merupakan GLBB, sehingga rumus yang
digunakan pada gerak jatuh bebas juga berlaku pada gerak pada bidang miring,

3
rumusnya yaitu V= V0+at dengan a=g. Bola yang menggelinding menuruni
bidang miring mirip dengan bola dalam gerak jatuh bebas. Benda pada bidang
miring yang licin apabila sebuah benda diletakkan di puncak bidang miring
yang licin, maka benda tersebut akan meluncur turun pada bidang miring
tersebut. Saat bergerak turun benda mengalami percepatan gravitasi sehingga
kecepatannya makin lama makin besar. Percobaan yang dilakukan ini tanpa
menghiraukan gaya geseknya karena berada pada bidang licin. Ini merupakan
aplikasi dari hukum Newton.
Alat Dan Bahan :
Bola/Kelereng.
Penggaris/meteran.
Stopwatch
Langkah Percobaan :
Mengukur ketinggian suatu tempat, dan membagi tiap-tiap bagian dengan
jarak yang sama dan menandai masing-masing bagian tersebut.
Menjatuhkan bola/kelereng dari titik tertinggi dan mencatat waktu yang
diperlukan untuk menempuh bagian tersebut (catatan stopwatch mula-mula
dinyalakan secara bersamaan, kemudian stopwatch dihentikan pada setiap
benda yang telah mencepai ketinggian pada tiap-tiap bagian).
Melakukan langkah 2 hingga 3-4 kali.
Mencatat semua hasil pengukuran yang dilakukan.
Hasil Percobaan :
No Jarak Waktu Kecepatan benda (V) Percepatan benda(a)
(x) (s) ∆x ∆v
v= a=
∆t ∆t
1 0,3 m 0,5 s 0,6 m/s 1,2 m/s2
2 0,6 m 0,7 s 1,5 m/s 0,45 m/s2
3 0,9 m 0,8 s 3 m/s 15 m/s2

Pembahasan :
Pada percobaan kedua ini, yaitu gerak benda pada bidang miring, kami juga
menemukan ketidaksinkronan antara hasil percobaan dengan materi yang telah
ada. Diantara kesalahan-kesalahan itu adalah:
Pada percobaan ini, kami juga kurang teliti dalam pengukuran waktu, hal ini
menjadikan percepatan tidak konstan. Yang mana gerak pada bidang
miring juga termasuk GLBB, maka percepatannya juga harus konstan.
Kecepatan pada percobaan ini sesuai dengan landasan teori yang telah ada,
yaitu semakin kebawah gerak suatu benda pada bidang miring, maka
kecepatannya juga semakin meningkat.
Percepatan pada percepatan ini tidak sesuai dengan landasan teori yang ada.
Karena gerak pada bidang miring termasuk GLBB, maka percepatannya
harus konstan/tetap. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian dalam mengukur
waktu.

Kesimpulan
Dari kedua percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Baik gerak jatuh bebas maupun gerak pada bidang miring adalah sama yaitu
merupakan GLBB, sehingga gerak tersebut harus mempunyai percepatan yang
konstan/tetap. Selain itu, semakin kebawah suatu benda, kecepatannya semakin
besar.
Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda pada arah vertikal dari ketinggian h
tertentu tanpa kecepatan awal (v0 = 0), jadi gerak benda hanya dipengaruhi oleh
gravitasi bumi g. Semakin ke bawah gerak benda semakin cepat. Waktu jatuh
benda bebas hanya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu h = ketinggian dan g =
percepatan gravitasi bumi yang besarnya 9,8 m/s2.
Pada percobaan ini, kami mengalami ketidaksinkronan antara hasil percobaan dan
landasan teori yang ada. Kebanyakan kesinkronan ini disebabkan kekurangtelitian
dalam mengukur waktu. Karena kesalahan itulah, sehingga menjadikan kesalahan
dalam menghitung besarnya kecepatan dan percepatan gerak suatu benda.
Benda pada bidang miring yang licin apabila sebuah benda diletakkan di puncak
bidang miring yang licin, maka benda tersebut akan meluncur turun pada bidang
miring tersebut. Saat bergerak turun benda mengalami percepatan gravitasi
sehingga kecepatannya makin lama makin besar. Percobaan yang dilakukan ini
tanpa menghiraukan gaya geseknya karena berada pada bidang licin.

5
DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob, 2004, FISIKA SMA kelas X, Jakarta : penerbit Erlangga.


Kanginan, Marthen, 2004, Terpadu FISIKA SMA kelas X, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kanginan, Marthen, 2004, Terpadu FISIKA SMA kelas XI, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Http://72.14.235.132/Search?Q=Cache:O6ldvbkfgkij:Www.E-
Dukasi.Net/Mol/Mo_Full.Php%3fmoid%3d68%26fname
%3dawalkb3.Htm+Gerak+Jatuh+Bebas&Hl=Id&Ct=Clnk&Cd=4&Gl=Id&Client=Fir
efox-A
Http://www.gurumuda.com/2008/10/hukum-newton-pada-bidang-datar-dan-bidang-
miring.
PERCEPATAN BENDA JATUH BEBAS DAN
BENDA DI BIDANG MIRING

TUGAS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Fisika Dasar”

Oleh:
Laili Wahyuni D04207028
Farah Mahfudhoh D04207022
Defi Fefdianti D04207027

Dosen Pembimbing:
Drs. Trianto,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
7
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2008

You might also like