Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi dilahirkan dan berlangsung
seumus hidup.pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
banyak dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada
bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum
kelahiran.
Pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan oleh manusia dengan lapangan
yang sangat luas, yang mencakup semua pengalaman serta pemikiran manusia tentang
pendidikan. Pendidikan sebagai suatu praktik dalam kehidupan, seperti halnya dengan
kegiatan-kegiatan lain.
Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik dan (2)
pendidikan sebagai teori. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa
dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan.
Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori
pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas
pada praktik pendidikan.
I. Praktik Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat
dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan
melewati generasi.
Tujuan praktik pendidikan adalah membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah
laku fundamental yang diharapkan.
Mengapa kita harus mempelajari teori pendidikan? Karena yang kita hadapi dalam
dunia pendidikan adalah manusia. Karena mendidik itu merupakan perbuatan yang
harus betul-betul didasari dan disadari dalam rangka membimbing manusia pada suatu
tujuan yang akan dicapai.
Dalam pendidikan tidak dikenal suatu resep yang pasti (mutlak), karena yang utama
dalam pendidikan adalah kreativitas dan kepribadian pendidik.
1) Teori pendidikan dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
yang akan dicapai.
3) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai dimana kita telah
berhasil dalam melaksanakan tugas dalam pendidikan.
a) Suatu susunan yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil-
dalil nyata atau dalil-dalil hipotesis.
b) Suatu penjelasan hipotesis tentang fenomena atau sebagai hipotesis yang belum
teruji secara empiris.
d) Suatu rencana atau sistem yang dapat dijadikan suatu metode bertindak
e) Suatu doktrin atau hukum yang hanya didasarkan atas renungan spekulatif.
Teroi merupakan suatu hipotesis tentang segala masalah, dapat diuji tetapi tidak perlu
diuji
b) As opposed to practice: systematically organized knowlegde of relatively high
generallity.
Teori diartikan sebagai lawan dari hukum-hukum dan observasi, suaru dedukdi dari
aksioma-aksioma dan teorema-teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu diuji),
secara relatif kurang problematif dan lebih banyak diterima atau diyakini.
Menurut Kneller, teori memiliki dua pengertian, antara lain ; teori itu empiris, dalam
arti sebagai suatu hasil pengujian terhadap hipotesis dengan melalui observasi dan
ekserimen, cara berpikir yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode induktif,
maka teori di sini sama dengan makna teori dalam sains. Seorang guru tidakboleh
dikacaukan dengan isu-isu yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Kedua, teori
dapat diperoleh melalui berpikir sistematis spekulatif, dengan metode deduktif, dalam
hal ini kneller mengemukakan bahwa teori merupakan “a set of coherent thought”,
seperangkat berpikir koheren yang sesuia dengan teori koherensi tentang kebenaran.
Jadi, teori tidak sebatas diartikan sebagai suatu penjelasan terhadap fenomena,
melainkan merupakan petunjuk untuk membangun atau mengontrol pengalaman.
BAB II
Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan filosofi; dan
(3) pendekatan religi, (4) pendekatan multidisiplin, dan (5) pendekatan dalam
penulisan.
1. 1. Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu
tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan
menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi
bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu
pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk
mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan
perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan;
suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji
tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan
dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu
pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek
metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu
cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika
untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling,
suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti:
sosiologi, teknologi dan terutama psikologi.
Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin
berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.
Karakteristik pendekatan sains dapat dilihat dari tiga segi yaitu; objek pengkajian,
tujuan pengkajian, dan metode kerja pengkajian.
Objek pengkajian dalam sains pendidikan sangat terbatas karena objeknya merupakan
salah satu aspek dari pendidikan. Oleh karenanya sains pendidikan mencoba
menganalisis objeknya menjadi unsur-unsur yang lebih kecil, misalnya, sosiologi
pendidikan sebagai salah satu bagian dari sains pendidikan.
Metode kerja pengkajian sains pendidikan ialah dengan menggunakan metode sains
yaitu dengan cara induktif yang berasal dari fakta-fakta khusus, fakta empiris
pendidikan dianalisis dan diverifikasi, lalu ditarik suatu kesimpulan generalisasi
sebagai suatu teori pendidikan.
Sebagai hasil pendekatan sains terhadap pendidikan, terdapat beberapa jenis sains
yang dihasilkan diantaranya,
2. Pendekatan Filosofi
Tujuan akhir suatu pengkajian filosofi dalam pendidikan adalam merumuskan apa dan
bagaimana seharusnya tentang pendidikan. Kajian filosofi berusaha merumuskan apa
yang dimaksud dengan pendidikan, bagaimana seharusnya tujuan pendidikan,
bagaimana seharusnya kurikulum dirumuskan.pengkajian seperti ini biasa disebut
sebagai pengkajian normatif, karena berkaitan dengan norma-norma, nilai-nilai yang
berlaku dalam kehidupan manusia.
Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih
mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual,
yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut
diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan
nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta,
namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan
oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir
yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat
dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat
preskriptif; (3) model filsafat analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada,
merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala
yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang
sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan
alam berfikir dan keseluruhan pengalaman.
1. 3. Pendekatan Religi
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana
cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan
religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang
meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian
mengerti, bukan sebaliknya.
Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu
Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam
yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan
Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk
membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber
utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan
demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan
manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Fungsi teori dalam pendidikan itu sendiri dalam pendidikan adalah sebagai petunjuk
perilaku peserta didik. Dalam pendidikan islami nilai-nilai Qurani merupakan bentuk
elemen dasar kurikulum, dan sekolah berkepentingan membawa siswa-siswanya agar
sesuai dengan nilai-nilai tersebut
Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan
Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat,
kuat dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu
menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan
filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat
dan (3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan
perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang
berkemampuan dengan alam gaib.
Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan
substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses
pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya.
Abdullah mengemukakan :
“jika prinsip-prinsip yang diderivasi dari bidang-bidang ilmu lain diadopsi ke dalam
pandangan Quran, maka akan muncul kontradiksi antara apa yang diajarkan tentang
penciptaan manusia pertama di muka bumi dengan apa yang diajarkan biologi. Karena
seluruh prinsip terkait erat, teori pendidikan islam dapat digambarkan sebagai teori
yang terintegrasi, dimana prinsip-prinsip Qurani membentuk intinya. Disebabkan Al
Quran mengandung satu kesatuan pandangan tentang manusia dan alam, teori nyang
berdasakan kepanya juga harus pula begitu.”
1. 4. Pendekatan Multidisiplin
Jadi pendekatan yang perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh,
pendekatan multidisiplin yang terpadu. Pendekatan filosofi, pendekatan sains,
pendekatan religi atau mungkin pendekatan seni , dipergunakan secara terpadu tidak
terpisah. Antara pendekatan yang satu dengan pendekatan yang lainnya harus
memiliki hubungan yang komplementer, karena satu sama lainnya saling melengkapi.