You are on page 1of 76

HUBUNGAN KECEPATAN DRIBBLE DAN HASIL

UNDERBASKET TERHADAP HASIL LAY UP


PADA UKM BOLABASKET PUTRA
UNNES TAHUN 2007

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1


untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Annas Nuzula Rahman


NIM : 6101403509
Program Studi : PJKR S1
Jurusan : PJKR
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2007
ABSTRAK

Annas Nuzula Rahman (2007) : Hubungan Kecepatan Dribble, dan Hasil


Underbasket, terhadap Hasil Lay Up pada UKM Bolabasket Putra UNNES Tahun
2007.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah : 1. Apakah ada hubungan antara
kecepatan dribble dengan hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada
permainan bola basket?, 2. Apakah ada hubungan antara hasil underbasket dengan
hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bola basket?, 3.
Apakah ada hubungan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan
hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bola basket?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecepatan dribble
dengan hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bola
basket. Dan hubungan hasil underbasket dengan hasil kemampuan melakukan
tembakan lay up pada permainan bola basket. Serta hubungan kecepatan dribble
dan hasil underbasket dengan hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada
permainan bola basket.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey tes. Populasi
yang diambil adalah anggota UKM Bolabasket putra UNNES tahun 2007. Sampel
berjumlah 30 orang diambil menggunakan teknik total sampling. Variabel yang
diukur meliputi kecepatan dribble, hasil underbasket sebagai variabel bebas dan
hasil lay up sebagai variabel terikat. Data diukur menggunakan test kecepatan
dribble, test underbasket serta test lay up. Data dianalisis menggunakan regresi
ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (83,3%) responden mampu
memperoleh skor dribble antara 86-100 karena mampu melakukan dribble dengan
waktu kurang dari 9,9 detik. Kemampuan underbasket responden bervariasi,
sebagian (43,3%) mampu memperoleh skor 76-85 karena mampu melakukan
underbasket sebanyak 16-17 kali, namun 30% responden mampu melakukan
underbasket < 13 kali atau memperoleh skor < 55. Kemampuan lay up sebagian
responden (40%) mampu melakukan 8 kali atau skor 100 dan 33,3% responden
mampu melakukan 7 kali dengan skor 88. Hasil analisis regresi menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribble dan hasil
underbasket terhadap hasil lay up, terbukti dari uji simultan diperoleh p value =
0,00 < 0,05. Besarnya hubungan secara simultan antara kecepatan dribble dan
underbasket dengan kemampuan lay up sebesar 0,685 (berinterpretasi cukup).
Secara parsial kecepatan dribble berhubungan secara signifikan dengan hasil lay
up, terbukti dari p value = 0,026 < 0,05 dengan korelasi sebesar 0,414. Secara
parsial hasil underbasket berhubungan secara signifikan dengan hasil lay up,
terbukti dari p value = 0,016 < 0,05 dengan korelasi sebesar 0,444.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket terhadap hasil lay
up baik secara simultan maupun parsial. Disarankan kepada pelatih atau guru
penjas untuk memberikan latihan dribble sebagai dasar untuk melakukan
tembakan lay up, memberikan latihan underbasket untuk melatih keterampilan
menembak ketika melakukan tembakan lay up.

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Uen Hartiwan, M.Pd. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes.


NIP. 131281216 NIP. 131876221

Mengetahui,

Ketua Jurusan PJKR

Drs. Harry Pramono, M.Si.


NIP. 131469638

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi


Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 23 Agustus 2007
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Sutardji, MS. Drs. Sulaiman, M. Pd.


NIP. 130523506 NIP. 131813670

Dewan Penguji

1. Drs. Taufik Hidayah, M. Kes. (Ketua)


NIP. 132050000

2. Drs. Uen Hartiwan, M. Pd (Anggota)


NIP.131281216

3. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes. (Anggota)


NIP. 131876221

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
“ Siapa saja yang banyak bersyukur atas nikmat Allah SWT, maka Allah SWT
akan menambah atas nikmat kamu, dan barang siapa ingkar atas nikmat Allah
SWT sesungguhnya adzab Allah SWT sangat pedih”. ( Q. S. Ibrahim : 7 )

PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT
2. Ibu tercinta (Niswati), Bapak tersayang
(Bambang W. J.), seluruh keluargaku.
3. Teman-teman “Kurawa Kost”
4. Teman- teman seperjuangan PJKR ‘03.
5. Teman-teman UKM Bolabasket UNNES
6. Almamater FIK UNNES

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi atas bantuan, dorongan, dan

saran dari semua pihak, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Uen Hartiwan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. Bapak Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ijin penelitian dan memberi kesempatan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini.

vi
6. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menempuh kuliah di Universitas Negeri Semarang.

7. Bapak Priyanto, S.Pd., selaku pendamping UKM Bolabasket UNNES, dan

Sdri. Dina Aminuranti selaku Ketua UKM Bolabasket UNNES, yang telah

mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di UKM Bolabasket

Putra UNNES.

8. Semua anggota UKM Bolabasket Putra UNNES, yang telah bersedia

menjadi sampel dalam penelitian ini.

9. Teman-teman PJKR ‘03, yang telah membantu dan memberi semangat

dalam penulisan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, maka penulis

ucapkan banyak-banyak terima kasih semoga amal dan bantuannya mendapat

balasan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan pecinta olahraga khususnya bolabasket.

Semarang, Juni 2007

Penulis.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULIAN ................................................................................. 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ................................................................ 1

1.2 Permasalahan ................................................................................ 5

1.3 Penegasan Istilah........................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

1.6 Sumber-sumber Pemecahan Masalah .......................................... 9

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................... 10

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 10


2.1.1 Sejarah Bolabasket ................................................................ 10
2.1.2 Lapangan Bolabasket ............................................................ 12
2.1.3 Papan Pantul.......................................................................... 13

viii
2.1.4 Keranjang .............................................................................. 13
2.1.5 Bola ....................................................................................... 14
2.1.6 Teknik Dasar Bolabasket ..................................................... 15
2.1.6.1 Tembakan Lay Up .................................................... 15
2.1.6.2 Teknik Dribble .......................................................... 20
2.1.6.3 Teknik Underbasket .................................................. 31

2.2 Analisis Kecepatan Dribble, Hasil Underbasket dan Hasil


Lay Up......................................................................................... 31
2.2.1 Hubungan Kecepatan Dribble dan Hasil Lay Up.................. 32
2.2.2 Hubungan Hasil Underbasket dan Hasil Lay Up .................. 33
2.2.3 Hubungan Kecepatan Dribble, Hasil Underbasket dan Hasil
Lay Up................................................................................... 33
2.3 Hipotesis.......................................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 35

3.1 Populasi ...................................................................................... 35

3.2 Sampel ......................................................................................... 36

3.3 Variabel Penelitian ...................................................................... 37

3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 37


3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian................................................. 38
3.4.1.1 Cara Mendapatkan Sampel Tabel ............................ 38
3.4.1.2 Tempat Penelitian..................................................... 39
3.4.1.3 Waktu Penelitian ...................................................... 39
3.4.1.4 Sarana dan Prasarana Penelitian............................... 39
3.4.1.5 Instrumen Penelitian ................................................ 39
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................... 41
3.4.2.1 Tes Kecepatan Dribble............................................. 41

ix
3.4.2.2 Tes hasil Underbasket .............................................. 42
3.4.2.3 Tes Hasil Lay Up...................................................... 43

3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian ........................... 44

3.4 Analisis Data ............................................................................... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 46

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 46


4.1.1 Deskriptif Variabel Penelitian........................................... 46
4.1.2 Uji Prasyarat...................................................................... 48
4.1.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 48
4.1.2.2 Uji Linieritas ........................................................ 49
4.1.2.3 Uji Homogenitas ................................................... 51
4.1.3 Uji Hipotesis ..................................................................... 52
4.1.3.1 Uji Parsial.............................................................. 53
4.1.3.2 Uji Simultan .......................................................... 54

4.2 Pembahasan ................................................................................. 55


4.2.1 Hubungan Kecepatan Dribble dan Hasil Lay Up.............. 55
4.2.2 Hubungan Hasil Underbasket dan Hasil Lay Up .............. 56
4.2.2 Hubungan Kecepatan Dribble, Hasil Underbasket dan
Hasil Lay Up ..................................................................... 57

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 59

5.1 Simpulan ..................................................................................... 59

5.2 Saran............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 63

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Distribusi Frekuensi Tes Kecepatan Dribble ............................................... 46

4.2 Ditribusi Frekuensi Hasil Underbasket........................................................ 47

4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Lay Up............................................................... 48

4.4 Hasil Uji Normalitas Data............................................................................ 49

4.5 Hasil Uji Linieritas Hubungan Antara Kecepatan Dribble dan Hasil

Lay Up........................................................................................................... 50

4.6 Hasil Uji Linieritas Hubungan Antara Hasil Underbasket dan Hasil

Lay Up........................................................................................................... 50

4.7 Model Regresi dan Uji Parsial ..................................................................... 52

4.8 Uji Simultan ................................................................................................. 54

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Pengujian Homogenitas Model Regresi......................................................... 51

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Bolabasket ..................................................................................... 12

2. Papan Pantul................................................................................................... 13

3. Keranjang ....................................................................................................... 14

4. Langkah Lay Up.............................................................................................. 16

5. Tembakan Lay Up ........................................................................................... 16

6. Gerakan Kecepatan Dribble........................................................................... 23

7. Gerakan One Two Stop Pada Akhir Speed Dribble ....................................... 24

8. Gerakan Foot Fire Dribble ............................................................................ 25

9. Gerakan Change Of Pace Dribble ................................................................. 26

10. Gerakan Retreat Dribble ............................................................................... 27

11. Gerakan Crossover Dribble .......................................................................... 28

12. Gerakan Inside Out Dribble .......................................................................... 29

13. Gerakan Reverse Dribble .............................................................................. 30

14. Tes Kecepatan Dribble.................................................................................. 40

15. Tes Hasil Underbasket .................................................................................. 40

16. Tes Tembakan Lay Up .................................................................................. 41

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Pembimbing........................................................................ 64

2. Surat Usul Penetapan Pembimbing................................................................ 65

3. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................................. 66

4. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 67

5. Daftar Nama Sampel ...................................................................................... 68

6. Data Hasil Penelitian...................................................................................... 69

7. Penentuan Skor Hasil Tes .............................................................................. 70

8. Uji Normalitas Data ....................................................................................... 71

9. Uji Linieritas Y dan X1.................................................................................. 72

10. Uji Linieritas Y dan X2................................................................................. 73

11. Regression ..................................................................................................... 74

12. Analisis Regresi Ganda ................................................................................. 76

13. Skor Test Underbasket dan Dribble.............................................................. 79

14. Tabel Interpretasi Nilai r (Hubungan)........................................................... 80

15. Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 81

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Permainan bolabasket merupakan cabang olahraga yang makin banyak

digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.

Melalui kegiatan olahraga bolabasket ini para remaja banyak memperoleh manfaat

khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Permainan bola basket

saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan munculnya klub-

klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bolabasket pelajar baik di tingkat sekolah

maupun perguruan tinggi. Ditunjang lagi dengan sering diadakannya turnamen-

turnamen antar klub, event-event pelajar dari tingkat daerah hingga nasional.

Selain itu dengan bervariasinya permainan bola basket dengan unsur hiburan

seperti streetball, three on three, crushbone, menjadikan olahraga bola basket

menjadi olahraga yang bergengsi dan trend mode di kalangan anak muda.

Permainan bolabasket di Indonesia sekarang ini mulai menunjukkan

perkembangan yang sangat pesat. Sekarang banyak sekali terlihat lapangan bola

basket di berbagai kota maupun di pelosok-pelosok tanah air. Itu tertanda bahwa

masyarakat di tanah air ini mulai menyukai permainan bolabasket. Permainan

bolabasket ini sudah mulai dipertandingkan dalam Olympiade di Jerman pada

tahun 1936. Bolabasket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 yang lalu dan

berkembang setelah proklamasi kemedekaan. Namun baru pada tanggal 23

Oktober 1951 didirikanlah Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI).


2

Dengan adanya PERBASI ini perkembangan bolabasket di Indonesia jauh

lebih maju karena ada suatu organisasi yang bertujuan mengembangkan olahraga

bola basket mulai dari pusat (PB Perbasi), daerah tingkat I oleh pengurus daerah

(Pengda Perbasi), sampai ke pelosok tanah air di daerah tingkat II oleh pengurus

cabang (Pengcab Perbasi) (A. Sarumpaet, 1992:202).

Perkembangan bolabasket di Jawa Tengah juga tidak mau kalah dengan

daerah-daerah lain yang sudah maju. Di Jawa Tengah sudah berdiri klub-klub

bolabasket yang cukup besar. Perkembangan bolabasket di Jawa Tengah dapat

berkembang pesat dikarenakan adanya pembibitan-pembibitan atlet yang baik dari

berbagi klub di daerah. Dengan adanya pembibitan inilah lahir atlet-atlet yang

berpotensial untuk meningkatkan prestasi bolabasket di daerahnya dan khususnya

di Jawa Tengah. Di Semarang misalnya, sering terjadi turnamen-turnamen bola

basket antar klub, pelajar, maupun antar mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk

mengembangkan bola basket sekaligus sebagai ajang untuk mencari atlet-atlet

yang berbakat.

Di Semarang setiap tahunnya pasti ada banyak sekali pertandingan-

pertandingan bola basket yang diadakan di berbagai daerah oleh klub bolabasket,

sekolahan, maupun perguruan tinggi. Baik yang sifatnya resmi maupun tidak

resmi atau hiburan. Bahkan ada suatu pertandingan bolabasket untuk kalangan

umum seperti streetball, three on three, crushbone. Pertandingan seperti ini

biasanya dilaksanakan untuk entertaiment dan juga bisa untuk pencarian bibit-

bibit atlet yang berbakat. Karena dari situlah para bibit-bibit atlet mulai tumbuh

dan berkembang.
3

Setiap satu tahun sekali di Jawa Tengah diadakan pertandingan bolabasket

antar mahasiswa yang bernama LIBAMA (Liga Basket Mahasiswa) yang diikuti

oleh beberapa Universitas yang berada di Jawa Tengah. UKM bolabasket UNNES

merupakan salah satu tim bolabasket yang sering mengikuti pertandingan tersebut.

Tim bolabasket UNNES yang tergabung dalam UKM bolabasket UNNES ini

merupakan peringkat 5 besar di Jawa Tengah. Mahasiswa yang tergabung dalam

UKM bolabasket UNNES ini rata-rata mempunyai teknik dasar bolabasket yang

baik karena mereka berasal dari klub-klub di daerahnya masing-masing. Dari

pertandingan tersebut akan diambil satu pemenang yang akan berlaga di LIBAMA

Nasional.

Dalam menghadapi persaingan kompetisi atau pertandingan, penguasaan

teknik permainan sangat penting terutama dalam pengusaan teknik dasar

permainan bolabasket. Adapun syarat untuk dapat melakukan teknik dasar

permainan bolabasket adalah keseimbangan dan kecepatan. Penguasaan teknik

dasar yang baik harus benar-benar dikuasai oleh seorang pemain bolabasket

karena pencapaian prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja akan

tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan teknik bermain.

Penguasaan teknik dasar bolabasket dan sebuah kondisi fisik yang baik

tidaklah mudah. Perlu latihan keras yang dimulai dari sejak dini. Jika teknik dasar

telah dimiliki dengan baik maka akan dapat bermain bolabasket dengan baik pula.

Hal ini sudah wajar untuk dimiliki oleh setiap atlet dari berbagai macam cabang

olahraga.
4

Pada permainan bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan

efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik dasar

dalam permainan bolabasket dapat dibagi sebagai berikut :

1. Teknik melempar dan menangkap

2. Teknik menggiring bola

3. Teknik menembak

4. Teknik gerakan berporos

5. Teknik tembakan Lay up

6. Merayah (Imam Sodikun, 1992:48).

Sebagai salah satu bagian dari teknik dasar permainan bolabasket, teknik

lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang

sedekat-dekatnya dengan basket (Imam Sodikun, 1992:64). Menurut Sukintaka

(1979:23), tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak sekali

dengan basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam basket yang

didahului dengan gerakan dua langkah.

Teknik awalan melakukan tembakan lay up ada dua cara yaitu : 1) melalui

operan atau passing dari kawan. 2) menggiring bola. Dari kedua awalan tersebut

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tembakan lay up dengan mendribble

bola atau menggiring bola. Jika seseorang ingin memiliki tembakan lay up yang

bagus, maka harus ditunjang kecepatan dribble dan ketrampilan underbasket yang

sangat bagus juga. Karena kedua teknik dasar tersebut sangat penting, maka harus

benar-benar dimiliki oleh seorang pemain bolabasket.


5

Dari pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : Hubungan Kecepatan Dribble dan Hasil UnderBasket

Terhadap Hasil Lay Up Pada UKM Bolabasket UNNES Tahun 2007. Adapun

yang menjadi alasan pemilihan judul dalam penelitian ini adalah :

1. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bolabasket adalah sangat

penting.

2. Dalam permainan bolabasket, lay up merupakan teknik yang harus

dikuasai dengan baik karena teknik ini sangat penting dalam permainan

bolabasket.

3. Kecepatan dribble mempunyai peranan penting dalam kemampuan

melakukan tembakan lay up dalam permainan bolabasket.

4. Ketrampilan underbasket juga mempunyai peranan penting dalam

kemampuan melakukan tembakan lay up dalam permainan bolabasket

1.2 Permasalahan

Dalam suatu penelitian terdapat suatu permasalahan yang perlu untuk

diteliti, dianalisis dan diusahakan pemecahannya. Setelah memperhatikan uraian

di atas penulis merumuskan masalah penelitian ini penulis membatasi

permasalahan pada hasil kemampuan melakukan tembakan lay up dengan

hubungannya kecepatan dribble dan hasil underbasket. Adapun permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara kecepatan dribble dengan hasil kemampuan

melakukan tembakan lay up pada permainan bolabasket ?


6

2. Apakah ada hubungan antara hasil underbasket dengan hasil kemampuan

melakukan tembakan lay up pada permainan bolabasket ?

3. Apakah ada hubungan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan

hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bolabasket ?

1.3 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai istilah-istilah yang

terdapat pada tema skripsi dan permasalahan yang dibicarakan tidak meluas atau

menyimpang dari tujuan penelitian maka penulis memberikan penegasan istilah

yang meliputi :

1.3.1 Hubungan

Hubungan adalah keadaan berhubungan, ikatan, atau pertalian (Depdiknas,

2005:409). Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah hubungan antara

kecepatan dribble dan hasil underbasket terhadap hasil kemampuan melakukan

tembakan lay up dalam permainan bolabasket pada UKM Bolabasket putra

UNNES.

1.3.2 Kecepatan Dribble

Kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu

(Depdiknas, 2005:208). Yang dimaksud kecepatan dribble dalam penelitian ini

adalah menghitung kecepatan mendribble (waktu) seseorang melakukan dribble

zig zag dengan jarak yang telah ditentukan.


7

1.3.3 Hasil

Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya)

oleh usaha (Depdiknas, 2005:391).

Hasil di sini adalah keberhasilan dalam memasukkan bola ke dalam

keranjang basket baik dengan lay up, shooting, maupun underbasket.

1.3.4 Hasil Underbasket

Underbasket adalah menembak dari sudut 45 derajat dari setiap arah ke

keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut 45 derajat dengan papan

yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane. Jarak tepi sudut melebar

ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel / cerobong 45 derajat). Pada

underbasket tunjukkan bola pada puncak sudut boks sudut kotak dari papan (Hal

Wissel, 2000:67).

Yang dimaksud hasil underbasket dalam penelitian ini adalah usaha

melakukan underbasket ke dalam ring basket selama waktu yang telah ditentukan.

1.3.5 Hasil Lay up

Lay up adalah jenis tembakan yang dilakukan dengan sedekat mungkin

dengan basket yang didahului dengan lompat – langkah – lompat. Tembakan lay

up dapat dilakukan dengan didahului berlari, menggiring, atau memotong

kemudian berlari dan menuju ke arah basket (Dedy Sumiyarsono, 2002:35). Pada

kali ini yaitu melakukan lay up kanan.

Yang dimaksud hasil lay up dalam penelitian ini adalah usaha melakukan

tembakan lay up ke dalam ring basket sebanyak 8 kali.


8

1.3.6 UKM Bola Basket Putra Unnes

UKM bolabasket putra Unnes adalah mahasiswa Unnes yang tergabung

dalam suatu unit kegiatan mahasiswa yang membidangi salah satu cabang

olahraga yaitu bolabasket khususnya mahasiswa putra yang berjumlah 30 orang.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Hubungan kecepatan dribble dengan hasil kemampuan melakukan tembakan

lay up pada permainan bolabasket.

2. Hubungan hasil underbasket dengan hasil kemampuan melakukan tembakan

lay up pada permainan bolabasket.

3. Hubungan kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan hasil kemampuan

melakukan tembakan lay up pada permainan bolabasket.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

informasi dan kajian mengenai teknik-teknik dalam permainan bolabasket

terutama masukan bagi para pelatih dalam menyusun program latihan khususnya

dalam hal tekhnik tembakan lay up pada UKM Bolabasket UNNES tahun 2007.

Dalam kajian penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam menentukan teknik yang baik yang dapat digunakan dalam

permainan bolabasket karena dalam dunia olahraga pengembangan teknik-teknik

baru akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan dan pengembangan


9

permainan dalam rangka peningkatan prestasi olahraga sekaligus sebagai bahan

pertimbangan bagi para peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan.

1.6 Sumber-sumber Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis

mengambil beberapa sumber data sebagai berikut :

1.6.1 Sumber Data Pokok

Sumber data pokok dari hasil survey tes pada anggota UKM bolabasket

putra UNNES

1.6.2 Sumber Data Pelengkap

Sunber data pelengkap dalam penyusunan skripsi ini adalah :

1. Buku literatur yang berhubungan dengan penulisan skripsi.

2. Hasil wawancara dengan para pakar bolabasket

3. Hasil perkuliahan dan pengalaman-pengalaman selama peneliti berada di

FIK UNNES.

4. Petunjuk dan bimbingan dari para dosen pembimbing.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sejarah Bolabasket

Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu berusaha

memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan

untuk memasukkan bola atau mencetak angka dengan cara bola dioper,

digelinding, dipantulkan atau di dribble ke segala arah, sesuai dengan peraturan

yang telah ditentukan (PB PERBASI, 2004:11).

Sedangkan menurut Dedy Sumiyarso (2002:1), permainan bolabasket

merupakan olahraga permainan menggunakan bola besar, dimainkan dengan

dua tangan. Permainan bolabasket mempunyai tujuan memasukkan bola

sebanyak mungkin ke keranjang lawan, serta menahan lawan agar jangan

memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan lempar tangkap, menggiring, dan

menembak.

Tujuan dalam permainan bolabasket adalah untuk menciptakan

tembakan yang tepat dan mendapat angka pada setiap kesempatan, yang

merupakan syarat regu tersebut dinyatakan pemenang. Menurut Machfud

Irsyada (2000:14), bahwa sesuai dengan tujuan utama permainan bolabasket itu

sendiri yaitu memasukan bola sebanyak mungkin ke keranjang lawan dengan

cara yang sportif sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Regu yang dapat

mencatat atau mencetak angka (score) paling tinggi adalah sebagai pemenang.

Dengan demikian ketrampilan gerak dasar menembak (shooting) dalam


11

permainan bolabasket sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak

boleh mengesampingkan ketrampilan gerak dasar yang lain. Menembak

merupakan suatu keterampilan yang paling penting dan untuk memiliki

keterampilan ini dibutuhkan latihan-latihan yang banyak sekali (Vic Ambler,

1982:35). Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Keberhasilan

suatu regu dalam permainan selalu ditentukan dalam keberhasilannya dalam

menembak. Untuk dapat berhasil dalam menembak perlu dilakukan teknik-

teknik yang betul.

Permainan bolabasket diciptakan pada bulan Desember 1891 oleh Dr.

James Naismith, seseorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield

Massachusetts yang dikenal dengan Sringfield College.

Permainan bolabasket di Indonesia berasal dari pedagang dari Cina dan

mulai berkembang atau mendapat tempat di masyarakat. Mulai dari Jogja, Solo,

dan sekitarnya. Pada PON 1 tahun 1948 di Solo permainan bolabasket

dipertandingkan.

Untuk mengkoordinir perkembangan bolabasket di Indonesia,

dibentuklah organisasi yang disebut PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh

Indonesia) pada tanggal 23 Oktober 1951 dengan Tonny Wen sebagai ketua dan

Win Latumeten sebagai sekretarisnya. Pada tahun 1955 kepanjangan PERBASI

diubah menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia dengan singkatan tetap

PERBASI. Sampai sekarang PERBASI yang bertanggung jawab atas

perkembangan bolabasket di Indonesia.


12

2.1.2 Lapangan Bolabasket

Menurut PB PERBASI dalam peraturan resmi bolabasket (2004:5),

lapangan permainan harus memiliki permukaan yang rata, keras, dan bebas dari

halangan. Ukurannya adalah panjang 28 meter dan lebar 15 meter yang diukur

dari sisi dalam garis batas (gambar 1). Federasi Nasional menyetujui ukuran

lapangan yang akan dipakai untuk kompetisi dengan ukuran minimum adalah

panjang 26 meter dan lebar 14 meter.

Gambar 1
Lapangan Bola Basket
(Imam Sodikun, 1992:82)
13

2.1.3 Papan Pantul

Kedua papan pantul terbuat dari kayu keras atau bahan tembus pandang

(transparan) dengan tebal 3 cm sesuai dengan kekerasan kayu, dengan lebar 1,80

meter dan tinggi 1,05 meter di belakang ring dibuat petak persegi panjang

dengan ukuran 59 cm dan tinggi 45 cm dengan lebar garis tepi 5 cm (Imam

Sodikun, 1992:83). Lihat gambar 2

Gambar 2
Papan Pantul
(Sumber Imam Sodikun, 1992:83)

2.1.4 Keranjang

Keranjang terdiri dari keranjang atau simpai dan jala. Simpai terbuat dari

besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga. Garis tengah besi 20

mm dengan sedikit tambahan lengkungan besi kecil di bawah simpai tempat


14

memasang jala. Jarak tepi bawah sampai dengan lantai 3,05 meter. Jarak

terdekat dengan bagian dalam tepi simpai 15 cm dari permukaan papan pantul

(Imam Sodikun, 1992:83).

Jala terbuat dari tambang putih teranyam dan tergantung sedemikian

rupa sehingga menahan bola masuk ke keranjang, kemudian terus masuk ke

bawah. Panjang jala 40 cm (lihat gambar 3).

Gambar 3
Keranjang
(Sumber Imam Sodikun, 1992:84)

2.1.5 Bola

Bola yang digunakan adalah bola yang betul-betul bundar terbuat dari

kulit, karet atau sintesis. Kelilingnya antara 75-78 cm dengan berat antara 600-

650 gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian

1,80 meter, pantulannya antara 1,20-1,40 meter (Imam Sodikun, 1992:84).


15

2.1.6 Teknik Dasar Bolabasket

Teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menurut Imam

Sodikun (1992:48) adalah sebagai berikut : 1) teknik passing (melempar dan

menangkap), 2) teknik dribble (menggiring bola), 3) teknik shooting

(menembak), 4) teknik pivot (gerakan berporos), 5) teknik lay up shoot, 6)

teknik rebound (merayah). Dari kelima teknik dasar tersebut jika telah dimiliki

dengan baik oleh seorang pemain, maka ia dapat bermain dengan baik pula.

2.1.6.1 Tembakan Lay Up

Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan

pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Hal ini menguntungkan yaitu

menembak dari jarak yang jauh dapat diperdekat dengan basket dengan

melakukan lompat – langkah – lompat. Pada lompatan terakhir ini pada posisi

setinggi-tingginya mendekati basket, diteruskan dengan memasukkan bola

(Imam Sodikun 1992:64).

Menurut Sukintaka (1979:23), tembakan lay up adalah tembakan yang

dilakukan dengan jarak sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola itu

diletakkan kedalam basket yang didahului dengan gerakan dua langkah.

Tembakan lay up dapat dilakukan dengan didahului berlari, menggiring, atau

memotong kemudian berlari dan menuju ke arah basket (Dedy Sumiyarsono,

2002:35).

Tembakan ini dimulai dari menangkap bola sambil melayang →

menumpu satu kaki → melangkah yang lain ke depan → menumpu satu kaki →
16

melompat setinggi-tingginya atau sedekat-dekatnya dengan basket. Biasanya

tembakan ini dilakukan dari samping (kiri atau kanan) basket dan bola

dipantulkan lebih dulu ke papan. Cara ini adalah yang paling mudah dilakukan,

tinggal memperhitungkan sudut pantulan bola dan kekuatan tangan melepas

bola (Imam Sodikun, 1992:64). Lihat gambar 4

Gambar 4
Langkah Lay up
(Imam Sodikun, 1992:64)

Tembakan lay up dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui operan

kawan dan menggiring bola sendiri (Imam Sodikun, 1992:65). Berikut ini

adalah gambar untuk melakukan gerakan lay up. Lihat gambar 5

A B C D E F

Gambar 5
Tembakan Lay up
(Imam Sodikun, 1992:65)
17

Keterangan:
A : Sikap melompat
B : Sikap melayang sambil menerima bola
C : Sikap melayang untuk melangkah lagi
D : Melangkah
E : Sikap menumpu lagi untuk naik (melompat)
F : Sikap menembak

Sesuai dengan peraturan permainan bahwa seorang pemain yang

menerima bola saat melayang, maka pemain tersebut diperbolehkan untuk

menambah langkah 2 (dua) hitungan, dan hitungan ketiga adalah saat

melepaskan bola sebagai suatu tembakan. Langkah lay up dapat dilakukan

sebagai berikut : Bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki

kanan di depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kanan mendarat di

lantai, hitungan dua pada saat kaki kiri melangkah ke depan dan mendarat,

sedang hitungan tiga adalah saat melepaskan bola untuk tembakan. Yaitu pada

saat tercapainya titik tertinggi dan sedekat mungkin dengan simpai, sesaat dalam

keadaan berhenti di udara (A. Sarumpaet, dkk., 1992:235). Begitu juga

sebaliknya bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki kiri di

depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kiri mendarat di lantai,

hitungan dua pada saat kaki kanan melangkah ke depan dan mendarat, sedang

hitungan ketiga adalah saat melepaskan bola untuk tembakan.

Menembak, khususnya tembakan lay up merupakan keahlian yang

sangat penting dalam bola basket di samping teknik dasar yang lain. Penembak

yang baik sering disebut dengan pure shooter, disebut demikian karena

kehalusan tembakannya. Penembak yang handal itu merupakan hasil dari


18

latihan, bukan bawaan dari lahir. Menembak (lay up) adalah suatu teknik yang

dapat dilatih sendiri setelah mengerti mekanisme tembakan yang benar

Dalam melakukan tembakan lay up sangat diperlukan adanya ketepatan

dalam mengarahkan bola ke ring basket. Menurut Wissel (2000:43) keahlian

dasar yang harus dilatih dalam tembakan lay up adalah keakuratan dalam

menembak. Salah satu faktor yang menetukan untuk menghasilkan suatu

tembakan yang akurat adalah sudut tembakan.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam tembakan lay up menurut

Sukintaka (1979:23) adalah sebagai berikut :

a. Saat menerima bola

Saat menerima bola harus dalam keadaan melayang.

b. Saat melangkah

Langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara

keseimbangan, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan

agar dapat melompat setinggi-tingginya.

c. Saat melepaskan bola

Bola harus dilepas dengan kekuatan kecil, perhatikan pantulan pada

papan di sekitar garis tegak sebelah kanan pada pada petak kecil di atas basket,

kalau arah bola dari kanan.

Sesuai dengan peraturan permainan bahwa seorang pemain yang

menerima bola pada saat melayang, maka pemain itu diperbolehkan untuk

menambah langkah 2 hitungan. Adapun 2 langkah itu dapat dilakukan sebagai

berikut :
19

“Bila tolakkan pertama dengan kaki kanan langkah pertama kaki kiri dan

langkah kedua kaki kanan lagi atau sebaliknya (kiri, kanan, kiri)”.

Menurut Hal Wissel (1996:61) bahwa terdapat beberapa kunci sukses

melakukan tembakan lay up yaitu:

1. Fase persiapan: a) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara

keseimbangan, b) langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan

yang kuat agar dapat melompat yang tinggi, c) bahu rileks, d) tangan yang

tidak menembak diletakkan di bawah bola, e) tangan yang menembak

diletakkan di belakang bola, f) siku masuk dan rapat

2. Fase pelaksanaan: a) angkat lutut untuk melompat ke arah vertikal, b) tangan

yang menembak diangkat lurus ke atas, c) bola dilepas dengan kekuatan

ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah

kanan pada petak kecil di atas keranjang, jika dilakukan dari sisi kanan.

3. Fase follow through: a) mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, b)

tangan ke atas.

Adapun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat melakukan

tembakan lay up menurut Hal Wissel (2000:62-63) adalah:

1. Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan jauh (imbang

ke depan atau ke samping) daripada melompat tinggi.

2. Sebelum melakukan tembakan, bola diputar ke arah dalam sehingga mudah

dihalang atau dicuri oleh lawan.

3. Anda kehilangan perlindungan dan kontrol bola karena terlalu cepat menarik

tangan penyeimbang pada bola.


20

4. Tembakan anda berputar dari samping, menghasilkan gerakan bola yang

berputar menjauhi ring.

5. Bola memantul terlalu rendah pada papan dan keluar. Dengan sedikit

persentuhan dengan tangan anda, tembakan jatuh rendah.

6. Setelah melakukan lay up anda tidak siap merebutnya kembali atau gagal

melakukan rebound.

Teknik tembakan lay up ini ada 2 cara, yaitu dengan melalui operan

kawan dan menggiring bola. Sedangkan cara melepaskan bola disaat tembakan

lay up pada dasarnya ada dua cara, yaitu dengan ayunan satu tangan atau dua

tangan dari arah bawah kepala (underhand lay up shoot) dan dengan ayunan

satu tangan atau dua tangan ditembakan dari arah atas kepala (overhand lay up

shoot). Adapun teknik lay up yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tembakan lay up dari sisi kanan dengan menggiring bola.

Dalam melakukan tembakan lay up diperlukan keseimbangan dan

konsentrasi yang tinggi karena pada saat kita melakukan tembakan ini posisi

tubuh dalam keadaan melayang. Kita harus mengkondisikan titik pusat gaya

berat tubuh sesuai dengan posisi tubuh. Khususnya jika kita melakukan dribble

dengan cepat, maka kita harus merendahkan tubuh dan mencondongkan ke

depan agar dapat bergerak dengan cepat dan dinamis sehingga dapat melakukan

lay up secara optimal.

2.1.6.2 Teknik Dribble

Dribble merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bolabasket dan

penting bagi permainan individual dan tim. Seperti operan, dribble adalah suatu
21

cara membawa bola. Agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda harus

memantulkannya pada lantai. Pada awalnya, bola harus lepas dari tangan

sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Sementara mendribble anda tidak boleh

menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam

genggaman tangan anda.

Kemampuan mendribble dengan tangan lemah dan tangan kuat adalah

kunci untuk meningkatkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah

agar tubuh anda agar berada di antara bola dan lawan. Dengan kata lain, jika

anda mendribble dengan sisi tangan yang lemah, maka lindungi dengan tubuh

anda (Hal Wissel 2000:95).

Menurut Imam Sodikun (1992:58), cara melakukan dribble adalah

sebagai berikut :

a. Peganglah dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan secara relax,

tangan kanan di atas bola, kiri di bawah menjadi tempat terletaknya bola.

b. Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit ke depan dan kaki kanan.

c. Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.

d. Pantulkan bola dengan tangan kanan (pada permulaaan bola dilihat).

e. Gerakan lengan hampir seluruhnya.

f. Pantulkan bola dilakukan dengan jari-jari tangan dibantu dengan

pergelangan tangan (bukan memukul dengan telapak tangan).

g. Menjinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya bola ke atas

sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian baru

dipantulkan kembali.
22

h. Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama pantulan (get the feeling)

dengan sikap bediri di tempat maka mulailah sambil bergerak maju atau

mundur.

i. Mulailah dengan tidak melihat bola, dan percepatkanlah gerakannya.

j. Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri kanan,

berkelok-kelok dengan rintangan dan dengan lawan.

k. Kombinasikan antara mengoper, menggiring, dan menembak sehingga

dapat dilakukan dengan cepat.

Ada beberapa manfaat khusus dribble menurut Hal Wissel (2000:95)

antara lain :

a. Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan tidak

memungkinkan (contoh ketika setelah rebound atau dijaga dua orang).

b. Memindahkan bola ketika penerima tidak bebas penjagaan.

c. Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas

penjagaan untuk mencetak angka.

d. Menembus penjagaan ke arah ring.

e. Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim.

f. Menyiapkan permainan menyerang.

g. Memperbaiki posisi atau sudut (angle) sebelum mengoper ke rekan, dan

h. Membuat peluang untuk menembak dan melakukan lay up.


23

Berikut adalah macam-macam ketrampilan melakukan dribble untuk

melatih kemampuan dan kecepatan dalam melakukan dribble antara lain :

1. Kontrol Dan Kecepatan Mendribble

Gambar 6
Gerakan Kecepatan Dribble
(Hal Wissel 2000:97)

Kecepatan mendribble amat berguna ketika anda tidak dijaga ketat, ketika

anda harus cepat membawa bola dalam dalam lapangan yang kosong, dan ketika

anda harus cepat mencapai keranjang (Hal Wissel, 2000:96). Untuk kecepatan

mendribble lakukan dribble setinggi pinggang angkat kepala anda dan lihat sisi

keranjang sehingga anda dapat melihat keseluruhan lapangan-rekan setim dan

para lawan.
24

2. Peningkatan Kontrol Setelah Speed Dribble

Kecepatan dalam mendribble penting, begitu pula berhenti tiba-tiba

dengan seimbang. Setelah mendribble pada kecepatan penuh, pemain yang tidak

berpengalaman sering kehilangan keseimbangan dan kontrol pada saat mencoba

berhenti cepat. The one two stop dapat mencegah ayunan kaki dan berpindah

ketika anda berhenti setelah mendribble dan hal ini amat penting dalam

melakukan terobosan. Lihat gambar 7

Gambar 7
Gerakan One Two Stop Pada Akhir Speed Dribble
(Hal Wissel 2000:99)

3. Footfire Drible

The Footfire Dribble adalah metode berhenti sementara sambil menjaga

dribble tidak mati ketika anda mendekati pemain lawan dalam lapangan terbuka.

Terutama pada akhir serangan balik yang memungkinkan anda mendapat

keseimbangan dan membaca posisi pemain lawan sementara anda punya tiga

ancaman melalui tembakan, operan atau bergerak ketika mendribble.


25

Untuk mengeksekusi footfire anda harus dengan cepat mengubah

kecepatan dribble menjadi control dribble, untuk kemudian berhenti dengan tetap

mendribble. Dribble di tempat, menghadap ring basket dengan kaki telentang

selebar bahu. Gerak cepat footfire ini membantu anda meningkatkan

keseimbangan pada saat yang bersamaan memaku lawan di tempat. Efektifitas

footfire dribble anda didapat dari keseimbangan dan kontrol yang prima, prediksi

lawan anda, dan pembuatan gerak tipuan. Sebelum gerakan selanjutnya untuk

menembak, mengoper atau membawa bola. Lihat gambar 8

Gambar 8
Gerakan Foot Fire Dribble
(Hal Wissel 2000:100)

4. Change Of Pace Dribble

The change of pace dribble (dribble dengan perubahan kecepatan langkah)

berguna untuk menipu dan menghindari lawan anda. Untuk melakukan

perpindahan langkah, ubah metode dribble dari cepat ke terkontrol dan kembali

lagi ke cepat. Kemampuan anda dalam dribble ini tergantung pada gerak
26

mengecoh dan kecepatan. Ubahlah dribble anda dari lambat ke cepat. Dalam

mengubah langkah anda mendapat keuntungan karena anda sendiri yang

memutuskan untuk mengubah kecepatan. Dengan gerak tipuan yang baik dan

dengan kekuatan yang penuh pada dribble untuk meningkatkan kecepatan anda,

seharusnya paling sedikit berada satu langkah di depan lawan anda setelah

mengontrol langkah dan kecepatan dribble. Lihat gambar 9.

Gambar 9
Gerakan Change Of Pace Dribble
(Hal Wissel 2000:102)

5. Retreat Dribble

Retreat dribble (dribble mundur) ini dilakukan untuk mengatasi masalah

ketika ditekan lawan. Dengan mundur dulu ke belakang sambil tetap mendribble,

anda dapat memperpendek jarak untuk melakukan perubahan di depan dan


27

kecepatan mendribble untuk menghindari jebakan. Untuk melakukan dribble

mundur gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat diikuti mendribble ke

belakang. Ketika anda mundur lindungi bola dan jaga keseimbangan, dengan

begitu anda bisa mengontrol perubahan arah dribble, dan dapat melewati lawan

dengan mendribble cepat. Lihat gambar 10.

Gambar 10
Gerakan Retreat Dribble
(Hal Wissel 2000:103)

6. Crossover Dribble

Crossover dribble (perubahan arah dribble dari depan) ini penting dalam

menyusuri lapangan dengan gerak cepat, untuk mulai menjangkau keranjang dan

untuk menciptakan peluang bagi tembakan. Keefektifan dalam dribble ini


28

didasarkan pada seberapa tajam perubahan dribble anda dari satu arah ke arah

yang lain. Untuk melakukan dribble menyilang, silangkan bola di depan anda

pada sudut belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain. Untuk

melakukan dribble cepat bola dipantulkan sebatas lutut atau lebih rendah dengan

control dribble yang telah ditentukan. Lihat gambar 11.

Gambar 11
Gerakan Crossover Dribble
(Hal Wissel 2000:04)

7. Inside Out Driblle

Inside out dribble (menipu dengan merubah arah) ini merupakan dribble

tipuan untuk dapat membuka jalan menuju keranjang atau untuk menembak. Anda

melakukan penipuan dengan mengubah arah kepala ke isi lain. Dalam melakukan
29

inside out dribble dapat dilakukan dengan menyilangkan bola di depan badan.

Daripada melepaskan bola dan mengubah tangan yang mendribble, putar tangan

anda dan dribble bola keluar ke arah yang akan anda tuju. Dribble harus

dilakukan dekat dengan badan dan sebatas lutut. Lindungi bola dengan badan

anda sedangkan tangan yang lainnya diangkat. Lihat gambar 12.

Gambar 12
Gerakan Inside Out Dribble
(Hal Wissel 2000:105)

8. Reverse Dribble

Pada reverse dribble (spin dribble) anda harus mempertahankan posisi

badan antara bola dan lawan untuk melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan

ini paling tepat jika dilakukan sebagai gerakan untuk menyerang dan mematahkan
30

permainan lawan yang kuat. Cara melakukannya yaitu lakukan dribble mundur

dan kemudian putar ke belakang dengan kaki yang lain sambil memutar balik

anda ke belakang ke arah tangan yang mendribble. Bawa kaki ke belakang

kemudian ke depan ketika anda melakukan dribble ke dua ke depan dan dekat

pada badan dengan menggunakan tangan yang sama. Lihat gambar 13.

Gambar 13
Gerakan Reverse Dribble
(Hal Wissel 2000:107)

9. Behind The Back Dribble

Pada Behind the back dribble (dribble belakang) untuk ini anda harus tetap

menjaga tubuh agar selalu berada diantara bola dan sebagai perlindungan ketika
31

berganti arah. Dribble ini sangat tepat digunakan untuk mengatasi lawan yang

menjaga di depan anda. Dribble ini adalah dribble dengan dua gerakan yang

dilakukan di belakang badan.

2.1.6.3 Underbasket

Underbasket merupakan salah satu teknik dasar dalam bola basket yang

harus dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bola basket. Karena

teknik ini sangat mendukung terhadap teknik yang lain seperti lay up. Agar

pemain dapat melakukan gerakan lay up dengan baik maka harus menguasai

teknik underbasket dengan baik pula. Teknik adalah salah satu teknik yang paling

mudah dilakukan daripada teknik-teknik tembakan yang lain. Karena dilakukan

pada jarak yang sangat dekat dengan ring. Jika anda dapat menguasai teknik ini

dengan baik maka persentase memasukkan bola ke dalam ring lebih besar dari

pada teknik menembak yang lainnya.

Menurut Hal Wissel (2000:67), underbasket adalah menembak dari sudut

45 derajat dari setiap arah ke keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut

45 derajat dengan papan yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane.

Jarak tepi sudut melebar ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel /

cerobong 45 derajat). Pada underbasket tunjukkan bola pada puncak sudut boks

sudut kotak dari papan.

2.2 Analisis Kecepatan Dribble, Hasil underbasket, dan Tembakan lay up

Telah dikemukakan di atas, bahwa banyak faktor yang dapat

memberikan pengaruh untuk hasil tembakan lay up. Dalam teknik bolabasket,
32

salah satu faktor yang sangat mendukung dalam melakukan tembakan lay up

salah satunya adalah teknik mendribble dan teknik underbasket. Selain itu juga

didukung oleh teknik-teknik yang lain terutama dari segi anatomi tubuh.

Menurut para pelatih dan pakar bola basket jika ingin mengajarkan

teknik tembakan lay up, maka harus mengajarkan teknik dribble dan

underbasket terlebih dahulu. Karena jika ingin menguasai tembakan lay up,

maka harus benar-benar menguasai teknik dribble dan underbasket dengan baik.

Selain itu juga perlu diajarkan teknik-teknik yang lain.

2.2.1 Hubungan Kecepatan Dribble dan Hasil Melakukan Tembakan lay up.

Yang dimaksud kecepatan dribble dalam penelitian ini adalah

menghitung kecepatan mendribble seseorang melakukan dribble zig zag dengan

jarak yang telah ditentukan.

Dari keterangan di atas dapat suatu pengertian bahwa awalan melakukan

tembakan lay up yaitu dengan mendribble bola melewati lawan yang berusaha

menghadang, karena dalam bola basket gerakannya dinamis sehingga banyak

sekali mendribble bola dengan melewati lawan dan diakhiri dengan tembakan

lay up.

Kecepatan dribble membantu dalam memperkuat daya tolak pada waktu

melompat sehingga makin mudah untuk memasukkan bola ke dalam basket saat

melakukan tembakan lay up. Semakin terampil pemain mendribble bola maka

semakin sulit lawan untuk menghalangi seorang pemain untuk mendekatkan diri

ke arah basket dan melakukan tembakan lay up ke basket.


33

2.2.2 Hubungan Hasil Underbasket dan Hasil Lay Up

Underbasket merupakan salah satu teknik dasar dalam bolabasket yang

harus dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bolabasket. Karena

teknik ini sangat mendukung terhadap teknik yang lain seperti lay up. Agar

pemain dapat melakukan gerakan lay up dengan baik maka harus menguasai

teknik underbasket dengan baik pula.

Teknik underbasket merupakan modal utama untuk bisa melakukan

tembakan lay up. Jika seseorang tidak bisa melakukan teknik underbasket maka

secara otomatis dapat dikatakan orang tersebut tidak bisa melakukan tembakan

lay up.

2.2.3 Hubungan Antara Kecepatan Dribble, Hasil Underbasket, dan Hasil

Tembakan Lay Up.

Telah dikemukakan di atas bahwa banyak faktor yang dapat memberikan

pengaruh untuk hasil tembakan lay up, kecepatan dribble dan hasil tembakan

underbasket merupakan faktor yang memberikan pengaruh terhadap hasil

tembakan lay up dalam permainan bolabasket.

Menurut Rubianto Hadi (2006:29), belajar gerak dimulai dari yang

mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan yang

kurang tenaga ke yang lebih banyak memerlukan tenaga. Begitu pula belajar lay

up, bahwa belajar lay up harus diimbangi dahulu dengan latihan dribble dan

underbasket. Kemudian setelah kedua teknik tersebut dikuasai dengan baik,

baru menginjak ke teknik yang lebih kompleks yaitu belajar lay up


34

2.3 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan dari landasan teori yang telah dijelaskan

tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara kecepatan dribble terhadap hasil tembakan lay up pada

UKM Bolabasket UNNES tahun 2007.

2. Ada hubungan antara hasil underbasket terhadap hasil tembakan lay up pada

UKM Bolabasket UNNES tahun 2007.

3. Ada hubungan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket terhadap hasil

tembakan lay up pada UKM Bolabasket UNNES tahun 2007.


BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian harus sesuai dengan metode yang telah

dibakukan karena berbobot atau tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh

bagaimana cara yang digunakan dalam penelitian itu. Ada tiga persyaratan penting

dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu : sistematis, berencana, dan

mengikuti konsep ilmiah (Suharsimi Arikunto, 2002:18).

Syarat mutlak dalam penelitian adalah metode penelitian, berbobot atau

tidaknya penelitian tergantung dari pertanggungjawaban metode penelitian

sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan

mengajukan syarat-syarat yang keras, maksudnya adalah untuk menjaga

pengetahuan yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah

yang setinggi-setingginya.

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Menurut Sutrisno

Hadi (2000:220), populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling

sedikit mempunyai satu sifat yang sama.


36

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa putra yang ikut

dalam UKM bolabasket UNNES yang jumlahnya kurang lebih ada 30 mahasiswa

(ada di lampiran). Adapun alasan pengambilan populasi tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Populasi adalah para atlet bolabasket yang tergabung dalam UKM Bolabasket

UNNES.

2. Populasi sama-sama mempunyai jenis kelamin laki-laki.

3. Populasi mendapat pembelajaran secara bersama-sama di UKM Bolabasket

UNNES.

4. Populasi mempunyai latar belakang yang sama di klub bolabasket masing-

masing

3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2002:109). Mengenai besar kecilnya sampel dari jumlah populasi oleh

Suharsimi Arikunto (2002:112), bahwa "Apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau lebih

tergantung setidak-tidaknya dari : a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu,

tenaga, dan dana. b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek. c)

besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini sampel yang

digunakan adalah semua mahasiswa UKM bolabasket putra sebanyak 30


37

mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah total sampling.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi obyek penelitian

(Suharsini Arikunto, 2002: 104). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas atau X yang terdiri dari dua sub variabel yaitu :

ƒ Variabel bebas 1 atau X 1 adalah Kecepatan Dribble

ƒ Variabel bebas 2 atau X 2 adalah Hasil Underbasket

b. Variabel terikat atau Y yaitu : Hasil lay up

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti pada dasarnya harus

mengetahui jenis dasar apa yang harus dipakai. Dengan demikian peneliti akan

memperoleh hasil yang relevan terhadap obyek yang akan diteliti sehingga dapat

dipercaya. Menurut Sudjana (2005:7-8) bahwa data harus betul-betul “jujur”,

yakni kebenarannya harus dapat dipercaya.

Faktor penting dalam penelitian yang berhubungan dengan data adalah

metode pengukuran data. Data adalah suatu keterangan pendukung penelitian.

Data yang diperoleh nantinya dianalisis untuk disimpulkan. Jenis data yang

dibutuhkan tergantung dari tujuan penelitian itu sendiri, jenis data dalam

penelitian ini dibagi dua bagian yaitu data yang dapat diukur secara langsung dan

data yang diukur secara tidak langsung. Survey adalah untuk menentukan keadaan
38

dan untuk menentukan itu semua dipergunakan data atau informasi untuk

memperoleh melalui proses pengukuran.

Metode yang digunakan adalah metode survey tes dan pengukuran dengan

alat pengukuran dan dilakukan pengukuran akan data yang merupakan hasil

pengukuran data hasil dan tes. Langkah-langkah pengumpulan data dalam

penelitian ini sebagai berikut : semua peserta tes melakukan tes yang meliputi

kecepatan dribble menggunakan tes menggiring cepat (dribble zig-zag), untuk

hasil underbasket menggunakan tes menembak 30 detik, untuk hasil lay up

menggunakan tes tembakan lay up yaitu melakukan lay up dengan benar sebanyak

8 kali (Imam Sodikun, 1992:124-128).

Dalam kegiatan pengumpulan data ini, dibagi dua tahap yaitu : tahap

persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian.

3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian

3.4.1.1 Cara Mendapatkan Sampel Tabel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa putra

Universitas Negeri Semarang yang tergabung dalam UKM Bolabasket UNNES.

Untuk mendapatkan sampel tersebut, peneliti harus mengajukan permohonan ijin

ke pihak Fakultas yang kemudian diserahkan ke pihak UKM Bolabasket UNNES.

Langkah berikutnya adalah observasi pada UKM Bolabasket UNNES

mengenai jumlah mahasiswa yang tergabung di UKM tersebut. Adapun jumlah

mahasiswa yang tergabung adalah 30 mahasiswa dan diambil semuanya untuk

dijadikan sampel dengan teknik pengambilan total sampling.


39

3.4.1.2 Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah lapangan bolabasket

Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES.

3.4.1.3 Waktu Penelitian

Waktu pada saat penelitian adalah pada hari selasa tanggal 3 April 2007,

pada jam 15.30 sampai 17.30 WIB.

3.4.1.4 Sarana dan Prasarana Penelitian

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam penelitian antara lain :

1. Lapangan bolabasket

2. Ring basket 2 set

3. Bola basket 2 buah

4. Rool meter

5. Kerucut besar 6 buah

6. Stop watch

7. Peluit

8. Buku dan alat tulis

3.4.1.5 Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu :

1) Tes kecepatan dribble yaitu melakukan dribble zig-zag yang diukur dengan

stopwatch. Testee menggiring bola berkelok-kelok melewati kursi atau

kerucut sesuai dengan arah anak panah. Sesudah melewati kursi terakhir

(keenam) untuk memutarinya dan kembali ke garis finish dengan arah yang
40

berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter,

sedang jarak antar kursi 1,5 meter. Lihat gambar 14

Gambar 14
Tes kecepatan dribble
(Sumber Imam Sodikun, 1992:128)

2) Tes hasil underbasket yaitu melakukan tes menembak 30 detik. Testee berdiri

di bawah basket dengan memegang bola. Ketika mendengar aba-aba ''ya"

melakukan tembakan ke basket pada sebelah kanan basket, boleh dengan satu

tangan atau dua tangan. Menangkap lagi, menembak lagi beberapa kali selama

30 detik. Lihat gambar 15.

Gambar 15
Tes hasil underbasket
(Sumber Imam Sodikun, 1992:124)
41

3) Tes hasil lay up yaitu dengan tes tembakan lay up sebanyak 8 kali. Testee

berada di tengah lapangan sebelah kanan sambil memegang bola. Menggiring

bola sendiri menuju ke basket dan melakukan tembakan lay up sebanyak 8

kali. Lihat gambar 16.

Gambar 16
Tes tembakan lay up
(Sumber Imam Sodikun, 1992:125)

3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, sampel diberi pengarahan terlebih

dahulu tentang apa yang akan dilakukannya nanti. Kemudian melakukan

pemanasan agar tubuh benar-benar siap untuk melakukan tes secara maksimal dan

dapat mengurangi terjadinya cedera.

3.4.2.1 Tes Kecepatan Dribble

Adapun tujuan melakukan tes ini adalah untuk mengukur kecepatan

menggiring bola melalui rintangan.

1) Pelaksanaaan tes adalah sebagai berikut :

Teste berdiri di belakang garis start dengan memegang bola. Aba-aba "ya"

testee menggiring bola kelok-kelok melewati kerucut-kerucut sesuai dengan arah

anak panah. Sesudah melewati kursi yang terakhir memutarinya dan kembali ke
42

garis finish dengan arah yang berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi

pertama adalah 2 meter. Sedang jarak antara kursi yang lain adalah 1,5 meter.

Setelah melewati garis finish petugas mencatat waktu yang telah ditempuh.

Peraturan :

− Bola digiring dengan tangan 1, yaitu kiri atau kanan

− Menggiring dilakukan dengan benar/syah

− Urutan kursi harus dilalui berkelok dengan teratur

− Percobaan dilakukan 2 kali putaran.

2) Penilaian

Skor tes adalah waktu yang ditempuh untuk menggiring mulai dari aba-

aba "ya" sampai ke garis finis setelah melalui rintangan kursi-kursi dua kali

putaran. Semakin sedikit waktu yang ditempuh berarti kecepatan menggiringnya

makin baik. Kemudian petugas mencatat kedua hasil tes, dan hanya mengambil 1

data yang paling baik diantara keduanya.

3.4.2.2 Tes Hasil Underbasket

Adapun tujuan melakukan tes ini adalah untuk mengukur hasil

ketrampilan menenbak dari bawah ring basket.

1) Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

Testee berdiri di bawah basket dengan memegang bola. Aba-aba "ya"

testee melakukan tembakan ke basket, boleh dengan satu tangan atau dua tangan.

Menangkap lagi, menembak lagi beberapa kali selama 30 detik.


43

Peraturan :

− Bola boleh ditembak dengan berbagai cara.

− Setelah menembak baik masuk atau tidak terus mengambil bola dan

menembak lagi.

− Bila bola dilepas, ia boleh mengambil dan meneruskan tembakan.

− Percobaan dilakukan 2 kali 30 detik.

2) Penilaian

Skor Setiap bola masuk diberi skor 1. Skor tes adalah jumlah bola yang

masuk selama percobaaan 30 detik. Percobaan dilakukan dua kali, sedang skor

yang dipakai adalah skor yang terbanyak. Makin banyak skor yang diperoleh

makin baik.

3.4.2.3 Tes Hasil Lay Up

Adapun tujuan melakukan tes ini adalah untuk mengukur hasil

ketrampilan tembakan lay up.

1) Pelaksanaaan tes adalah sebagai berikut :

Testee berada di tengah lapangan, samping kanan dengan memegang bola.

Kemudian menggiring bola sendiri menuju ke basket dan melakukan tembakan

lay up sebanyak 8 kali dan sebelumnya diberi kesempatan untuk melakukan

percobaan terlebih dahulu.

Peraturan :

− Bola digiring sendiri dari tengah lapangan.

− Pada saat menggiring bola harus benar.


44

− Langkah untuk melakukan lay up harus benar.

− Posisi tangan pada saat melakukan lay up adalah seperti orang melakukan

tembakan.

2) Penilaian

Tembakan yang sah masuk adalah langkah lay upnya betul dan bola masuk

ke basket. Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali. Skor tes adalah dihitung semua

bola yang sah masuk. Makin banyak skor tes yang diperoleh makin baik.

3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam setiap penelitian hasil yang dicapai berbeda, hal ini terjadi karena

adanya faktor-faktor di luar yang tidak dapat dikendalikan dan mempengaruhi

hasil penelitian.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam hasil penelitian ini adalah :

1) Faktor kesungguhan hati

Kesungguhan hati dari setiap sampel tidak sama, sehingga dapat

mempengaruhi hasil penelitian. Untuk menghindari hal seperti ini, peneliti

berusaha memberi motivasi kepada sampel agar melaksanakan tes dengan

sungguh-sungguh.

2) Faktor kemampuan sampel

Setiap sampel pasti memiliki kemampuan dan kondisi fisik serta teknik

yang berbeda-beda, maka kemampuan sampel juga dapat mempengaruhi hasil

penelitian.
45

3) Faktor psikologi sampel

Faktor psikologi atau mental membawa pengaruh yang cukup besar dalam

hasil penelitian. Sampel harus dapat berkonsentrasi penuh melakukan tes-tes yang

akan dilaksanakan.

3.6 Analisis Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka meliputi : data dari

kecepatan dribble dengan satuan detik. Hasil underbasket dengan satuan jumlah.

Hasil lay up dengan satuan jumlah. Secara teknik meliputi 4 cara karena

satuannya berbeda, maka sebelum dilakukan perhitungan statistik deskriptif

terlebih dahulu dilakukan transformasi data diubah distandarisasi ke skor T baru

kemudian dilakukan perhitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan uji

persyaratan yakni uji normalitas menggunakan statistik non parametrik dengan

kolmogorov-Smirnov tes. Apabila nilai p value > 0,05, dapat disimpulkan bahwa

data berdistribusi normal. Uji homogenitas secara grafis dapat dilihat dari

multivariate standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran

nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random

dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen. Untuk uji linearitas

menggunakan uji F, apabila p value > 0,05, dapat diismpulkan bahwa hubungan

kedua variable bersifat liner, sedangkan uji keberartian model dengan uji t dan uji

F. Apabila nilai p value < 0,05, dapat disimpulkan hipotesis diterima. Pengolahan

data ini menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 12.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecepatan dribble, hasil

underbasket dan hasil lay up. Ketiga variabel tersebut diukur melalui test. Test

dilakukan pada 30 mahasiswa yang mengikuti UKM Bolabasket UNNES Tahun

2007.

4.1.1.1 Kecepatan Dribble

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan dribble zigzag mencapai 8,97 detik. Dari 30

teste waktu paling cepat 7,38 detik dan waktu paling lambat untuk melakukan

dribble 11,59 detik. Lebih jelasnya gambaran tentang waktu tempuh untuk

melakukan dribble dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Waktu yang Dibutuhkan dalam Melakukan Test Kecepatan
Dribble
No Interval waktu (detik) Skor Frekuensi Persentase
1 11.5 < t < 55 1 3.3
2 10.0 < t < 11.5 55-65 0 0.0
3 10.5 < t < 11.0 66-75 1 3.3
4 9.9 < t < 10.5 76-85 3 10.0
5 t < 9.9 86-100 25 83.3
Jumlah 30 100

Terlihat dari tabel 4.1, sebanyak 25 teste (83,3%) mampu memperoleh

skor dribble antara 86-100 karena dapat menempuh waktu dribble kurang dari 9,9

detik, dan 3 teste (10%) memperoleh skor 76-85 karena mampu melakukan
47

dribble dengan waktu 9,9 < t < 10,5 detik, selebihnya 1 teste (3,3%) memperoleh

skor 66-75 karena mampu melakukan dribble dengan waktu 10,5 < t < 11,0 detik

dan sebanyak 1 teste (3,3%) memperoleh skor < 55 karena melakukan dribble

dengan waktu > 11,5 detik.

4.1.1.2 Hasil Underbasket

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata

kemampuan teste dalam melakukan underbasket mencapai 15 kali masuk selama

30 detik. Dari 30 teste kemampuan tertinggi mencapai 19 kali dan terendah 9 kali.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Underbasket

No Hasil Underbasket Skor Frekuensi Persentase


1 < 13 < 55 9 30.0
2 14 55-65 3 10.0
3 15 66-75 3 10.0
4 16-17 76-85 13 43.3
5 18-34 86-100 2 6.7
Jumlah 30 100

Terlihat dari table 4.2, sebanyak 13 teste (43,3%) memperoleh skor antara

76-85 karena mampu melakukan underbasket antara 16-17 kali selama 30 detik

bahkan sebanyak 2 teste (6,7%) memperoleh skor antara 86-100 karena mampu

melakukan underbasket antara 18-34 kali, namun masih ada 3 teste (10%)

memperoleh skor 66-75 karena mampu melakukan underbasket sampai 15 kali,

sebanyak 3 teste (10%) memperoleh skor 55-65 karena mampu melakukan

melakukan underbasket sampai 14 kali dan sebanyak 9 teste (30%) hanya mampu
48

melakukan underbasket kurang dari atau sama dengan 13 dan memperoleh skor

kurang dari 55.

4.1.1.3 Hasil Lay up

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata

kemampuan lay up mencapai 7 kali masuk dari 8 kali test lay up. Dari 30 teste

kemampuan terendah 5 kali masuk dan paling tinggi 8 kali masuk.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Lay up

Hasil lay up Skor Frekuensi Persentase


5 kali 63 4 13.3
6 kali 75 4 13.3
7 kali 88 10 33.3
8 kali 100 12 40.0
Jumlah 30 100

Terlihat dari tabel 4.3, sebanyak 12 teste (40%) telah mampu melakukan

lay up sampai 8 kali masuk atau memperoleh skor 100, sebanyak 10 teste (33,3%)

mampu melakukan lay up hingga 7 kali masuk atau memperoleh skor 88,

sebanyak 4 teste (13,3%) telah melakukan lay up sampai 6 kali atau memperoleh

skor 75 dan 4 teste (13,3%) telah melakukan lay up sampai 5 kali atau

memperoleh skor 63.

4.1.2 Uji Prasyarat

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi dengan

syarat bahwa data berdistribusi normal dan linier.

4.1.2.1 Uji Normalitas Data

Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data

dan model regresi berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji
49

normalitas Kolmogorov-Smirnof dari masing-masing variabel. Data dianalisis

dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 Windows 2000. Dasar

pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka

data penelitian berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat

dilihat dari output SPSS versi 12 seperti pada tabel 4.4.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y
N 30 30 30
Normal Parameters a,b Mean 50.0000 50.0000 50.0000
Std. Deviation 10.00000 10.00000 10.00000
Most Extreme Absolute .146 .201 .233
Differences Positive .095 .109 .171
Negative -.146 -.201 -.233
Kolmogorov-Smirnov Z .799 1.101 1.278
Asymp. Sig. (2-tailed) .546 .177 .076
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Terlihat dari tabel 4.4 pada baris asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh nilai

signifikansi variabel kecepatan dribble (X1) sebesar 0,546, untuk variabel hasil

underbasket (X2) sebesar 0,177 dan untuk variabel hasil lay up (Y) sebesar 0,076.

Nilai signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05 yang berarti bahwa Ho

diterima atau data dari masing-masing variabel berdistribusi normal.

4.1.2.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity

untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat

disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.


50

1. Uji Linieritas Hubungan antara Kecepatan Dribble dengan Hasil Lay up

Hasil uji linieritas hubungan antara kecepatan dribble dengan hasil lay up

dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5
Hasil Uji Linieritas Hubungan antara Kecepatan Dribble dengan Hasil Lay up
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X1 Between (Combined) 2854.688 27 105.729 4.667 .192
Groups Linearity 981.400 1 981.400 43.317 .022
Deviation from
1873.288 26 72.050 3.180 .267
Linearity
Within Groups 45.313 2 22.656
Total 2900.000 29

Terlihat pada tabel 4.5, nilai F hitung untuk deviation from linerity sebesar

3,180 dengan nilai signifikansi 0,267. Nilai signifikansi tersebut melebihi 0,05,

yang berarti bahwa hubungan kedua variabel bersifat linier.

2. Uji Linieritas Hubungan antara Hasil Underbasket dengan Hasil Lay up

Hasil uji linieritas hubungan antara hasil underbasket dengan hasil lay up

dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Hasil Uji Linieritas Hubungan antara Hasil Underbasket dengan Hasil Lay up
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X2 Between (Combined) 1653.403 9 183.711 2.947 .021
Groups Linearity 1040.928 1 1040.928 16.700 .001
Deviation from
612.475 8 76.559 1.228 .333
Linearity
Within Groups 1246.597 20 62.330
Total 2900.000 29
51

Terlihat pada tabel 4.6, nilai F hitung untuk deviation from linerity sebesar

1,228 dengan nilai signifikansi 0,333. Nilai signifikansi tersebut melebihi 0,05,

yang berarti bahwa hubungan kedua variabel bersifat linier.

4.1.2.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas secara grafis dapat dilihat dari multivariate standardized

Scatterplot. Dasar pengambilannya apabila sebaran nilai residual terstandar tidak

membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model

regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Hasil uji

homogenitas menggunakan program SPSS dapat dilihat pada grafik berikut.

Scatterplot

Dependent Variable: Y

2
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3

-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value

Grafik 1
Scatterplot Pengujian Homogenitas Model Regresi
52

Terlihat dari grafik 1 di atas, titik-titik tersebar tidak teratur (acak) dan

berada di atas maupun di bawah nol sumbu vertikal, yang berarti bahwa model

regresi bersifat homogen.

4.1.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji parsial dan uji

simultan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan tercantum pada

tabel 4.7

Tabel 4.7
Model Regresi dan Uji Parsial

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Std.
Model B Error Beta t Sig. Partial
1 (Constant) 10.329 8.246 1.253 .221
X1 .380 .161 .380 2.362 .026 .414
X2 .414 .161 .414 2.574 .016 .444
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil analsis regresi pada tabel 4.7, diperoleh konstanta

sebesar 10,329, dengan koefisien regresi untuk variabel kecepatan dribble sebesar

0,380 dan untuk variabel hasil underbasket sebesar 0,414. Dengan konstanta dan

koefisien regresi tersebut diperoleh model regresi:

^
Y = 10,329 + 0,380X1 + 0,414 X2

Keterangan:
^
Y : nilai prediksi hasil lay up
X1 : kecepatan dribble
X2 : hasil underbasket
53

Model regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu

satuan kecepatan dribble akan diikuti dengan kenaikan hasil lay up sebesar 0,380

apabila variabel hasil underbasket dikontrol, sebaliknya setiap terjadi kenaikan

satu satuan kemampuan underbasket akan diikuti dengan peningkatan

kemampuan lay up sebesar 0,414 apabila variabel kecepatan dribble dikontrol.

Secara umum menunjukkan bahwa kecepatan dribble dan hasil underbasket

berbanding lurus dengan kemampuan lay up, artinya jika terjadi perubahan

kecepatan dribble dan hasil underbasket ke arah positif pada pemain bola basket

akan diikuti dengan kenaikan kemampuan lay up, begitu juga sebaliknya.

4.1.3.1 Uji Parsial

Model regresi tersebut diuji kebermaknaannya menggunakan uji parsial.

Terlihat dari tabel 4.7, diperoleh koefisien korelasi parsial untuk variabel

kecepatan dribble sebesar 0,414, yang menunjukkan besarnya hubungan antara

kecepatan dribble dengan hasil lay up apabila hasil underbasket dikontrol.

Korelasi tersebut diuji kebermaknaannya dengan uji parsial diperoleh thitung =

2,362 dengan p value 0,026. Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 30-2-1 = 27,

diperoleh ttabel = 2,05. Karena nilai thitung > ttabel dan p value < 0,05, menunjukkan

bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara

kecepatan dribble dengan hasil lay up pada UKM Bolabasket UNNES Tahun

2007.

Berdasarkan tabel 4.7 juga diperoleh koefisien korelasi parsial untuk

variabel hasil underbasket sebesar 0,444, yang menunjukkan besarnya koefisien


54

korelasi antara hasil uderbasket dengan hasil lay up apabila kecepatan dribble

dikontrol. Korelasi tersebut diuji kebermaknaannya dengan uji parsial diperoleh

thitung = 2,574 dengan p value 0,016. Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 30-2-

1 = 27, diperoleh ttabel = 2,05. Karena nilai thitung > ttabel dan p value < 0,05,

menunjukkan bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan

antara hasil underbasket dengan hasil lay up pada UKM Bolabasket UNNES

Tahun 2007.

4.1.3.2 Uji Simultan

Di samping uji parsial, model regresi juga diuji kebermaknaannya secara

simultan menggunakan uji F. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8
Uji Simultan

Model Summaryb

Change Statistics
Model R R Square F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .685a .469 11.912 2 27 .000
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Terlihat dari tabel 4.8, hasil pengujian secara simultan diperoleh F hitung

sebesar 11,912 dengan p value = 0,000. Pada taraf signifikansi 5% dengan dk 1 =

2 dan dk 2 = 27, diperoleh Ftabel = 3,354. Karena nilai F hitung > Ftabel dan p value <

0,05, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang

signifikan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan hasil lay up

pada UKM Bolabasket UNNES Tahun 2007. Besarnya korelasi secara simultan

sebesar 0,685. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 245), 0,685 termasuk dalam

interpretasi cukup berhubungan.


55

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan antara Kecepatan Dribble dan Hasil Lay up

Hasil pengujian hipotesis I yang menyatakan ada hubungan yang

signifikan antara kecepatan dribble dengan hasil lay up diterima. Hal ini terjadi

karena sampel melakukan dribble dengan cepat untuk memperoleh langkah dan

tolakan yang maksimal sehingga dapat melakukan lay up secara maksimal pula.

Selain itu terbukti dengan hasil uji parsial diperoleh thitung = 2,362 > ttabel (2,05)

dan p value = 0,026 < 0,05. Besarnya hubungan antara kecepatan dribble dengan

hasil lay up sebesar 0,414. Korelasi parsial yang bertanda positif tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan dribble akan diikuti dengan

perubahan hasil lay up ke arah yang lebih baik, begitu juga sebaliknya semakin

berkurang kecepatan dribble akan diikuti dengan penurunan hasil lay up.

Lay up merupakan jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada

jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Apabila lay up ini dilakukan secara

baik dapat menguntungkan. Dengan lay up jarak tembakan diperdekat dengan

basket dengan melakukan lompat–langkah–lompat. Pada lompatan terakhir ini

pada posisi setinggi-tingginya mendekati basket, diteruskan dengan memasukkan

bola (Imam Sodikun, 1992:64). Seperti yang diungkap pula oleh Sukintaka

(1979:23) yang menyatakan bahwa tembakan lay up merupakan tembakan yang

dilakukan dengan jarak yang dekat sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola

itu diletakkan ke dalam basket yang didahului dengan gerakan dua langkah

diteruskan dengan tembakan.


56

Hubungan kecepatan drible dan lay up adalah bahwa semakin cepat

melakukan dribble maka dapat mengambil awalan pada tolakan petama dan kedua

secara maksimal dan dapat melakukan lay up secara maksimal pula. Pada

dasarnya lay up ini dapat diawali dengan dribble. Dribble merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari bolabasket dan penting bagi permainan individual dan tim.

Dribble merupakan suatu cara membawa bola sambil bergerak dengan cara

memantulkannya ke lantai menggunakan salah satu tangan.

Menurut Imam Sodikun (1992:58), salah satu manfaat dribble adalah

membuat peluang untuk menembak dan melakukan lay up. Ketika melakukan lay

up selain melakukan langkah yang benar (dua kali langkah), diperlukan pula

tolakan yang kuat untuk melompat mendekatkan bola ke basket. Tolakan ini dapat

dilakukan secara maskimal apabila pemain memiliki kecepatan awalan (dribble)

yang tinggi. Dengan demikian semakin tinggi kecepatan dribble dari pemain akan

diikuti dengan perubahan hasil lay up yang lebih baik, sebab akan menghasilkan

lompatan yang sedekat mungkin dengan basket sehingga berpeluang besar dapat

memasukkan bola. Di samping itu dengan semakin cepat pemain melakukan

dribble maka semakin sulit lawan untuk menghalangi seorang pemain, sehingga

berpeluang besar dapat melakukan lay up.

4.2.2 Hubungan antara Hasil Underbasket dan Hasil Lay up

Hasil pengujian hipotesis II menyatakan bahwa ada hubungan antara hasil

underbasket dan hasil lay up diterima, terbukti dari hasil uji parsial diperoleh thitung

= 2,574 > ttabel (2,05) dan p value = 0,016 < 0,05. Besarnya hubungan antara
57

antara hasil underbasket dan hasil lay up sebesar 0,444. Dari analisis ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi hasil underbasket akan diikuti dengan

perubahan hasil lay up semakin baik, begitu sebaliknya. Lay up selain dibutuhkan

tolakan yang kuat untuk mendekatkan diri ke basket, diperlukan pula keterampilan

pemain untuk mendekatkan bola ke basket. Hasil underbasket, merupakan faktor

yang penting dalam melakukan lay up. Hasil underbasket yang tinggi

menunjukkan kemampuan pemain untuk memasukkan bola ke basket. Menurut

Hal Wissel (2000:67), underbasket merupakan menembak dari sudut 45 derajat

dari setiap arah ke keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut 45 derajat

dengan papan yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane. Jarak tepi

sudut melebar ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel / cerobong

45 derajat). Pada underbasket pemain dapat menembakkan bola ke puncak sudut

boks sudut kotak dari papan sehingga berpeluang besar dapat masuk ke basket.

Kemampuan pemain dalam melakukan underbasket memberikan

kontribusi yang lebih tinggi dalam memasukkan bola ke basket. Pemain yang

mampu melakukan lompatan setinggi mungkin akan menjadi sia-sia apabila tidak

diimbangi dengan kemampuan melakukan underbasket yang baik. Dengan

demikian kemampuan underbasket merupakan puncak keberhasilan untuk

melakukan tembakan lay up setelah melakukan dribble dan langkah yang benar.

4.2.3 Hubungan antara Kecepatan Dribble dan Hasil Underbasket dengan

Hasil Lay up

Kecepatan dribble yang tinggi dan diikuti dengan kemampuan melakukan

underbasket secara baik merupakan kunci keberhasilan pemain melakukan lay up.
58

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji simultan (uji F) diperoleh

Fhitung sebesar 11,912 > Ftabel (3,354) dan p value = 0,000 < 0,05. Besarnya

hubungan antara kecepatan dribble, hasil underbasket dan hasil lay up sebesar

0,685. Besarnya hubungan tersebut menunjukkan bahwa hasil lay up akan dapat

optimal apabila adanya kecepatan dribble dan hasil underbasket yang tinggi

secara bersama-sama. Lay up tidak akan berhasil secara optimal apabila hanya

memiliki kecepatan dribble atau hasil underbasket saja. Keduanya harus saling

melengkapi untuk dapat memperoleh suatu rangkaian gerakan lay up yang

optimal.

Sedangkan selebihnya hubungan sebesar 0,315 dipengaruhi oleh faktor

lain. Faktor-faktor tersebut adalah faktor fisik dan teknik yang dimiliki oleh

masing-masing sampel. Faktor inilah yang harus dikuasai dengan baik supaya

pada saat melakukan dribble, underbasket, dan lay up akan lebih maksimal dan

akan mnyebabkan hubungan yang lebih erat.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa

simpulan, antara lain :

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan dribble dengan

hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bola basket.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil underbasket dengan

hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada permainan bola basket.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan dribble dan hasil

underbasket dengan hasil kemampuan melakukan tembakan lay up pada

permainan bola basket.

5.2 Saran

1. Melihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribble dengan

hasil lay up, maka disarankan kepada pelatih atau guru penjas untuk

memberikan latihan dribble sebagai dasar untuk melakukan tembakan lay up.

2. Melihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara hasil underbasket dengan

hasil lay up, maka disarankan kepada pelatih atau guru penjas untuk

memberikan latihan underbasket untuk melatih keterampilan menembak

ketika melakukan tembakan lay up.


60

3. Hasil penelitian ini sebagai dasar bagi peneliti lain agar dapat membuat bentuk

variasi latihan guna menunjang kemampuan lay up pada permainan bola

basket. Disarankan kepada peneliti lain untuk mengkaji lebih mendalam

tentang kontribusi kedua komponen (kecepatan dribble dan underbasket)

melalui latihan yang bervariasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ambler, Vic. 1982. Petunjuk Untuk Para Pemain dan Pelatih Bola basket.
Bandung : CV. Pionner.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : PT Rineka Cipta.

A. Sarumpaet, dkk. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek


Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Collins, D.Ray. 1978. A Comprehensive Guide to Sport Skills Tests and


Measurement. U.S.A. Charles C. Thomas Publesher.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hadi, Rubianto. 2006. Belajar Motorik. Semarang : Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Semarang.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset.

Irsyada, Machfud. 2000. Bola Basket. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan


Dasar dan Menengah.

PB. PERBASI. 2004. Peraturan Resmi Permainan Bolabasket. Jakarta : PB


PERBASI.

PB. PERBASI. 2006. Bolabasket Untuk Semua Buku Pegangan Bagi Pecinta
Bolabasket. Jakarta : PB PERBASI.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO.

Sukintaka. 1979. Permainan dan Metodik. Bandung : TARATE.

Sumiyarso, Dedy. 2002. Ketrampilan Bolabasket. Yogyakarta: Fakultas Ilmu


Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sodikun, Imam. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
62

Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik
Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

.....................1996. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik


Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

You might also like