Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Dewan Penguji
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“ Siapa saja yang banyak bersyukur atas nikmat Allah SWT, maka Allah SWT
akan menambah atas nikmat kamu, dan barang siapa ingkar atas nikmat Allah
SWT sesungguhnya adzab Allah SWT sangat pedih”. ( Q. S. Ibrahim : 7 )
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Allah SWT
2. Ibu tercinta (Niswati), Bapak tersayang
(Bambang W. J.), seluruh keluargaku.
3. Teman-teman “Kurawa Kost”
4. Teman- teman seperjuangan PJKR ‘03.
5. Teman-teman UKM Bolabasket UNNES
6. Almamater FIK UNNES
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,
skripsi.
saran dari semua pihak, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
1. Bapak Drs. Uen Hartiwan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
skripsi ini.
2. Bapak Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
skripsi ini.
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Keolahragaan
vi
6. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
Sdri. Dina Aminuranti selaku Ketua UKM Bolabasket UNNES, yang telah
Putra UNNES.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu, yang telah
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, maka penulis
Penulis.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULIAN ................................................................................. 1
viii
2.1.4 Keranjang .............................................................................. 13
2.1.5 Bola ....................................................................................... 14
2.1.6 Teknik Dasar Bolabasket ..................................................... 15
2.1.6.1 Tembakan Lay Up .................................................... 15
2.1.6.2 Teknik Dribble .......................................................... 20
2.1.6.3 Teknik Underbasket .................................................. 31
ix
3.4.2.2 Tes hasil Underbasket .............................................. 42
3.4.2.3 Tes Hasil Lay Up...................................................... 43
5.2 Saran............................................................................................ 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.5 Hasil Uji Linieritas Hubungan Antara Kecepatan Dribble dan Hasil
Lay Up........................................................................................................... 50
4.6 Hasil Uji Linieritas Hubungan Antara Hasil Underbasket dan Hasil
Lay Up........................................................................................................... 50
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Papan Pantul................................................................................................... 13
3. Keranjang ....................................................................................................... 14
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.
Melalui kegiatan olahraga bolabasket ini para remaja banyak memperoleh manfaat
khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial. Permainan bola basket
saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti dengan munculnya klub-
klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bolabasket pelajar baik di tingkat sekolah
turnamen antar klub, event-event pelajar dari tingkat daerah hingga nasional.
Selain itu dengan bervariasinya permainan bola basket dengan unsur hiburan
menjadi olahraga yang bergengsi dan trend mode di kalangan anak muda.
perkembangan yang sangat pesat. Sekarang banyak sekali terlihat lapangan bola
basket di berbagai kota maupun di pelosok-pelosok tanah air. Itu tertanda bahwa
tahun 1936. Bolabasket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 yang lalu dan
lebih maju karena ada suatu organisasi yang bertujuan mengembangkan olahraga
bola basket mulai dari pusat (PB Perbasi), daerah tingkat I oleh pengurus daerah
(Pengda Perbasi), sampai ke pelosok tanah air di daerah tingkat II oleh pengurus
daerah-daerah lain yang sudah maju. Di Jawa Tengah sudah berdiri klub-klub
berbagi klub di daerah. Dengan adanya pembibitan inilah lahir atlet-atlet yang
basket antar klub, pelajar, maupun antar mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk
yang berbakat.
pertandingan bola basket yang diadakan di berbagai daerah oleh klub bolabasket,
sekolahan, maupun perguruan tinggi. Baik yang sifatnya resmi maupun tidak
resmi atau hiburan. Bahkan ada suatu pertandingan bolabasket untuk kalangan
biasanya dilaksanakan untuk entertaiment dan juga bisa untuk pencarian bibit-
bibit atlet yang berbakat. Karena dari situlah para bibit-bibit atlet mulai tumbuh
dan berkembang.
3
antar mahasiswa yang bernama LIBAMA (Liga Basket Mahasiswa) yang diikuti
oleh beberapa Universitas yang berada di Jawa Tengah. UKM bolabasket UNNES
merupakan salah satu tim bolabasket yang sering mengikuti pertandingan tersebut.
Tim bolabasket UNNES yang tergabung dalam UKM bolabasket UNNES ini
UKM bolabasket UNNES ini rata-rata mempunyai teknik dasar bolabasket yang
pertandingan tersebut akan diambil satu pemenang yang akan berlaga di LIBAMA
Nasional.
dasar yang baik harus benar-benar dikuasai oleh seorang pemain bolabasket
karena pencapaian prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja akan
Penguasaan teknik dasar bolabasket dan sebuah kondisi fisik yang baik
tidaklah mudah. Perlu latihan keras yang dimulai dari sejak dini. Jika teknik dasar
telah dimiliki dengan baik maka akan dapat bermain bolabasket dengan baik pula.
Hal ini sudah wajar untuk dimiliki oleh setiap atlet dari berbagai macam cabang
olahraga.
4
efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik dasar
3. Teknik menembak
Sebagai salah satu bagian dari teknik dasar permainan bolabasket, teknik
lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang
(1979:23), tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak sekali
dengan basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam basket yang
Teknik awalan melakukan tembakan lay up ada dua cara yaitu : 1) melalui
operan atau passing dari kawan. 2) menggiring bola. Dari kedua awalan tersebut
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tembakan lay up dengan mendribble
bola atau menggiring bola. Jika seseorang ingin memiliki tembakan lay up yang
bagus, maka harus ditunjang kecepatan dribble dan ketrampilan underbasket yang
sangat bagus juga. Karena kedua teknik dasar tersebut sangat penting, maka harus
Terhadap Hasil Lay Up Pada UKM Bolabasket UNNES Tahun 2007. Adapun
penting.
dikuasai dengan baik karena teknik ini sangat penting dalam permainan
bolabasket.
1.2 Permasalahan
3. Apakah ada hubungan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan
terdapat pada tema skripsi dan permasalahan yang dibicarakan tidak meluas atau
yang meliputi :
1.3.1 Hubungan
UNNES.
1.3.3 Hasil
keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut 45 derajat dengan papan
yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane. Jarak tepi sudut melebar
ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel / cerobong 45 derajat). Pada
underbasket tunjukkan bola pada puncak sudut boks sudut kotak dari papan (Hal
Wissel, 2000:67).
melakukan underbasket ke dalam ring basket selama waktu yang telah ditentukan.
dengan basket yang didahului dengan lompat – langkah – lompat. Tembakan lay
kemudian berlari dan menuju ke arah basket (Dedy Sumiyarsono, 2002:35). Pada
Yang dimaksud hasil lay up dalam penelitian ini adalah usaha melakukan
dalam suatu unit kegiatan mahasiswa yang membidangi salah satu cabang
Manfaat hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
terutama masukan bagi para pelatih dalam menyusun program latihan khususnya
dalam hal tekhnik tembakan lay up pada UKM Bolabasket UNNES tahun 2007.
perbandingan dalam menentukan teknik yang baik yang dapat digunakan dalam
Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis
Sumber data pokok dari hasil survey tes pada anggota UKM bolabasket
putra UNNES
FIK UNNES.
untuk memasukkan bola atau mencetak angka dengan cara bola dioper,
menembak.
tembakan yang tepat dan mendapat angka pada setiap kesempatan, yang
Irsyada (2000:14), bahwa sesuai dengan tujuan utama permainan bolabasket itu
cara yang sportif sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Regu yang dapat
mencatat atau mencetak angka (score) paling tinggi adalah sebagai pemenang.
permainan bolabasket sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak
mulai berkembang atau mendapat tempat di masyarakat. Mulai dari Jogja, Solo,
dipertandingkan.
Indonesia) pada tanggal 23 Oktober 1951 dengan Tonny Wen sebagai ketua dan
lapangan permainan harus memiliki permukaan yang rata, keras, dan bebas dari
halangan. Ukurannya adalah panjang 28 meter dan lebar 15 meter yang diukur
dari sisi dalam garis batas (gambar 1). Federasi Nasional menyetujui ukuran
lapangan yang akan dipakai untuk kompetisi dengan ukuran minimum adalah
Gambar 1
Lapangan Bola Basket
(Imam Sodikun, 1992:82)
13
Kedua papan pantul terbuat dari kayu keras atau bahan tembus pandang
(transparan) dengan tebal 3 cm sesuai dengan kekerasan kayu, dengan lebar 1,80
meter dan tinggi 1,05 meter di belakang ring dibuat petak persegi panjang
Gambar 2
Papan Pantul
(Sumber Imam Sodikun, 1992:83)
2.1.4 Keranjang
Keranjang terdiri dari keranjang atau simpai dan jala. Simpai terbuat dari
besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga. Garis tengah besi 20
memasang jala. Jarak tepi bawah sampai dengan lantai 3,05 meter. Jarak
terdekat dengan bagian dalam tepi simpai 15 cm dari permukaan papan pantul
Gambar 3
Keranjang
(Sumber Imam Sodikun, 1992:84)
2.1.5 Bola
Bola yang digunakan adalah bola yang betul-betul bundar terbuat dari
kulit, karet atau sintesis. Kelilingnya antara 75-78 cm dengan berat antara 600-
650 gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian
teknik rebound (merayah). Dari kelima teknik dasar tersebut jika telah dimiliki
dengan baik oleh seorang pemain, maka ia dapat bermain dengan baik pula.
pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Hal ini menguntungkan yaitu
menembak dari jarak yang jauh dapat diperdekat dengan basket dengan
melakukan lompat – langkah – lompat. Pada lompatan terakhir ini pada posisi
dilakukan dengan jarak sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola itu
2002:35).
menumpu satu kaki → melangkah yang lain ke depan → menumpu satu kaki →
16
tembakan ini dilakukan dari samping (kiri atau kanan) basket dan bola
dipantulkan lebih dulu ke papan. Cara ini adalah yang paling mudah dilakukan,
Gambar 4
Langkah Lay up
(Imam Sodikun, 1992:64)
Tembakan lay up dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui operan
kawan dan menggiring bola sendiri (Imam Sodikun, 1992:65). Berikut ini
A B C D E F
Gambar 5
Tembakan Lay up
(Imam Sodikun, 1992:65)
17
Keterangan:
A : Sikap melompat
B : Sikap melayang sambil menerima bola
C : Sikap melayang untuk melangkah lagi
D : Melangkah
E : Sikap menumpu lagi untuk naik (melompat)
F : Sikap menembak
sebagai berikut : Bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki
kanan di depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kanan mendarat di
lantai, hitungan dua pada saat kaki kiri melangkah ke depan dan mendarat,
sedang hitungan tiga adalah saat melepaskan bola untuk tembakan. Yaitu pada
saat tercapainya titik tertinggi dan sedekat mungkin dengan simpai, sesaat dalam
sebaliknya bila saat menerima bola dalam keadaan melayang dengan kaki kiri di
depan, maka hitungan satu dikenakan pada saat kaki kiri mendarat di lantai,
hitungan dua pada saat kaki kanan melangkah ke depan dan mendarat, sedang
sangat penting dalam bola basket di samping teknik dasar yang lain. Penembak
yang baik sering disebut dengan pure shooter, disebut demikian karena
latihan, bukan bawaan dari lahir. Menembak (lay up) adalah suatu teknik yang
dasar yang harus dilatih dalam tembakan lay up adalah keakuratan dalam
b. Saat melangkah
papan di sekitar garis tegak sebelah kanan pada pada petak kecil di atas basket,
menerima bola pada saat melayang, maka pemain itu diperbolehkan untuk
berikut :
19
“Bila tolakkan pertama dengan kaki kanan langkah pertama kaki kiri dan
langkah kedua kaki kanan lagi atau sebaliknya (kiri, kanan, kiri)”.
1. Fase persiapan: a) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk memelihara
yang kuat agar dapat melompat yang tinggi, c) bahu rileks, d) tangan yang
ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah
kanan pada petak kecil di atas keranjang, jika dilakukan dari sisi kanan.
tangan ke atas.
3. Anda kehilangan perlindungan dan kontrol bola karena terlalu cepat menarik
5. Bola memantul terlalu rendah pada papan dan keluar. Dengan sedikit
6. Setelah melakukan lay up anda tidak siap merebutnya kembali atau gagal
melakukan rebound.
Teknik tembakan lay up ini ada 2 cara, yaitu dengan melalui operan
kawan dan menggiring bola. Sedangkan cara melepaskan bola disaat tembakan
lay up pada dasarnya ada dua cara, yaitu dengan ayunan satu tangan atau dua
tangan dari arah bawah kepala (underhand lay up shoot) dan dengan ayunan
satu tangan atau dua tangan ditembakan dari arah atas kepala (overhand lay up
shoot). Adapun teknik lay up yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsentrasi yang tinggi karena pada saat kita melakukan tembakan ini posisi
tubuh dalam keadaan melayang. Kita harus mengkondisikan titik pusat gaya
berat tubuh sesuai dengan posisi tubuh. Khususnya jika kita melakukan dribble
depan agar dapat bergerak dengan cepat dan dinamis sehingga dapat melakukan
penting bagi permainan individual dan tim. Seperti operan, dribble adalah suatu
21
cara membawa bola. Agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda harus
memantulkannya pada lantai. Pada awalnya, bola harus lepas dari tangan
sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Sementara mendribble anda tidak boleh
menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam
agar tubuh anda agar berada di antara bola dan lawan. Dengan kata lain, jika
anda mendribble dengan sisi tangan yang lemah, maka lindungi dengan tubuh
sebagai berikut :
a. Peganglah dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan secara relax,
tangan kanan di atas bola, kiri di bawah menjadi tempat terletaknya bola.
b. Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit ke depan dan kaki kanan.
dipantulkan kembali.
22
h. Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama pantulan (get the feeling)
dengan sikap bediri di tempat maka mulailah sambil bergerak maju atau
mundur.
j. Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri kanan,
antara lain :
a. Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan tidak
c. Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas
Gambar 6
Gerakan Kecepatan Dribble
(Hal Wissel 2000:97)
Kecepatan mendribble amat berguna ketika anda tidak dijaga ketat, ketika
anda harus cepat membawa bola dalam dalam lapangan yang kosong, dan ketika
anda harus cepat mencapai keranjang (Hal Wissel, 2000:96). Untuk kecepatan
mendribble lakukan dribble setinggi pinggang angkat kepala anda dan lihat sisi
para lawan.
24
dengan seimbang. Setelah mendribble pada kecepatan penuh, pemain yang tidak
berhenti cepat. The one two stop dapat mencegah ayunan kaki dan berpindah
ketika anda berhenti setelah mendribble dan hal ini amat penting dalam
Gambar 7
Gerakan One Two Stop Pada Akhir Speed Dribble
(Hal Wissel 2000:99)
3. Footfire Drible
dribble tidak mati ketika anda mendekati pemain lawan dalam lapangan terbuka.
keseimbangan dan membaca posisi pemain lawan sementara anda punya tiga
kecepatan dribble menjadi control dribble, untuk kemudian berhenti dengan tetap
footfire dribble anda didapat dari keseimbangan dan kontrol yang prima, prediksi
lawan anda, dan pembuatan gerak tipuan. Sebelum gerakan selanjutnya untuk
Gambar 8
Gerakan Foot Fire Dribble
(Hal Wissel 2000:100)
perpindahan langkah, ubah metode dribble dari cepat ke terkontrol dan kembali
lagi ke cepat. Kemampuan anda dalam dribble ini tergantung pada gerak
26
mengecoh dan kecepatan. Ubahlah dribble anda dari lambat ke cepat. Dalam
memutuskan untuk mengubah kecepatan. Dengan gerak tipuan yang baik dan
dengan kekuatan yang penuh pada dribble untuk meningkatkan kecepatan anda,
seharusnya paling sedikit berada satu langkah di depan lawan anda setelah
Gambar 9
Gerakan Change Of Pace Dribble
(Hal Wissel 2000:102)
5. Retreat Dribble
ketika ditekan lawan. Dengan mundur dulu ke belakang sambil tetap mendribble,
mundur gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat diikuti mendribble ke
belakang. Ketika anda mundur lindungi bola dan jaga keseimbangan, dengan
begitu anda bisa mengontrol perubahan arah dribble, dan dapat melewati lawan
Gambar 10
Gerakan Retreat Dribble
(Hal Wissel 2000:103)
6. Crossover Dribble
Crossover dribble (perubahan arah dribble dari depan) ini penting dalam
menyusuri lapangan dengan gerak cepat, untuk mulai menjangkau keranjang dan
didasarkan pada seberapa tajam perubahan dribble anda dari satu arah ke arah
yang lain. Untuk melakukan dribble menyilang, silangkan bola di depan anda
pada sudut belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain. Untuk
melakukan dribble cepat bola dipantulkan sebatas lutut atau lebih rendah dengan
Gambar 11
Gerakan Crossover Dribble
(Hal Wissel 2000:04)
Inside out dribble (menipu dengan merubah arah) ini merupakan dribble
tipuan untuk dapat membuka jalan menuju keranjang atau untuk menembak. Anda
melakukan penipuan dengan mengubah arah kepala ke isi lain. Dalam melakukan
29
inside out dribble dapat dilakukan dengan menyilangkan bola di depan badan.
Daripada melepaskan bola dan mengubah tangan yang mendribble, putar tangan
anda dan dribble bola keluar ke arah yang akan anda tuju. Dribble harus
dilakukan dekat dengan badan dan sebatas lutut. Lindungi bola dengan badan
Gambar 12
Gerakan Inside Out Dribble
(Hal Wissel 2000:105)
8. Reverse Dribble
badan antara bola dan lawan untuk melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan
ini paling tepat jika dilakukan sebagai gerakan untuk menyerang dan mematahkan
30
permainan lawan yang kuat. Cara melakukannya yaitu lakukan dribble mundur
dan kemudian putar ke belakang dengan kaki yang lain sambil memutar balik
kemudian ke depan ketika anda melakukan dribble ke dua ke depan dan dekat
pada badan dengan menggunakan tangan yang sama. Lihat gambar 13.
Gambar 13
Gerakan Reverse Dribble
(Hal Wissel 2000:107)
Pada Behind the back dribble (dribble belakang) untuk ini anda harus tetap
menjaga tubuh agar selalu berada diantara bola dan sebagai perlindungan ketika
31
berganti arah. Dribble ini sangat tepat digunakan untuk mengatasi lawan yang
menjaga di depan anda. Dribble ini adalah dribble dengan dua gerakan yang
2.1.6.3 Underbasket
Underbasket merupakan salah satu teknik dasar dalam bola basket yang
harus dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bola basket. Karena
teknik ini sangat mendukung terhadap teknik yang lain seperti lay up. Agar
pemain dapat melakukan gerakan lay up dengan baik maka harus menguasai
teknik underbasket dengan baik pula. Teknik adalah salah satu teknik yang paling
pada jarak yang sangat dekat dengan ring. Jika anda dapat menguasai teknik ini
dengan baik maka persentase memasukkan bola ke dalam ring lebih besar dari
45 derajat dari setiap arah ke keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut
45 derajat dengan papan yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane.
Jarak tepi sudut melebar ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel /
cerobong 45 derajat). Pada underbasket tunjukkan bola pada puncak sudut boks
memberikan pengaruh untuk hasil tembakan lay up. Dalam teknik bolabasket,
32
salah satu faktor yang sangat mendukung dalam melakukan tembakan lay up
salah satunya adalah teknik mendribble dan teknik underbasket. Selain itu juga
didukung oleh teknik-teknik yang lain terutama dari segi anatomi tubuh.
Menurut para pelatih dan pakar bola basket jika ingin mengajarkan
teknik tembakan lay up, maka harus mengajarkan teknik dribble dan
underbasket terlebih dahulu. Karena jika ingin menguasai tembakan lay up,
maka harus benar-benar menguasai teknik dribble dan underbasket dengan baik.
2.2.1 Hubungan Kecepatan Dribble dan Hasil Melakukan Tembakan lay up.
tembakan lay up yaitu dengan mendribble bola melewati lawan yang berusaha
sekali mendribble bola dengan melewati lawan dan diakhiri dengan tembakan
lay up.
melompat sehingga makin mudah untuk memasukkan bola ke dalam basket saat
melakukan tembakan lay up. Semakin terampil pemain mendribble bola maka
semakin sulit lawan untuk menghalangi seorang pemain untuk mendekatkan diri
harus dimiliki dan dikuasai dengan baik oleh setiap pemain bolabasket. Karena
teknik ini sangat mendukung terhadap teknik yang lain seperti lay up. Agar
pemain dapat melakukan gerakan lay up dengan baik maka harus menguasai
tembakan lay up. Jika seseorang tidak bisa melakukan teknik underbasket maka
secara otomatis dapat dikatakan orang tersebut tidak bisa melakukan tembakan
lay up.
pengaruh untuk hasil tembakan lay up, kecepatan dribble dan hasil tembakan
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan yang
kurang tenaga ke yang lebih banyak memerlukan tenaga. Begitu pula belajar lay
up, bahwa belajar lay up harus diimbangi dahulu dengan latihan dribble dan
2.3 Hipotesis
1. Ada hubungan antara kecepatan dribble terhadap hasil tembakan lay up pada
2. Ada hubungan antara hasil underbasket terhadap hasil tembakan lay up pada
3. Ada hubungan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket terhadap hasil
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian harus sesuai dengan metode yang telah
bagaimana cara yang digunakan dalam penelitian itu. Ada tiga persyaratan penting
pengetahuan yang dicapai dari suatu penulisan dapat mempunyai harga ilmiah
yang setinggi-setingginya.
3.1 Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
diselidiki. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa putra yang ikut
dalam UKM bolabasket UNNES yang jumlahnya kurang lebih ada 30 mahasiswa
berikut :
1. Populasi adalah para atlet bolabasket yang tergabung dalam UKM Bolabasket
UNNES.
UNNES.
masing
3.2 Sampel
Arikunto, 2002:109). Mengenai besar kecilnya sampel dari jumlah populasi oleh
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau lebih
tenaga, dan dana. b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek. c)
Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini sampel yang
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey tes.
(Suharsini Arikunto, 2002: 104). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
a. Variabel bebas atau X yang terdiri dari dua sub variabel yaitu :
mengetahui jenis dasar apa yang harus dipakai. Dengan demikian peneliti akan
memperoleh hasil yang relevan terhadap obyek yang akan diteliti sehingga dapat
Data yang diperoleh nantinya dianalisis untuk disimpulkan. Jenis data yang
dibutuhkan tergantung dari tujuan penelitian itu sendiri, jenis data dalam
penelitian ini dibagi dua bagian yaitu data yang dapat diukur secara langsung dan
data yang diukur secara tidak langsung. Survey adalah untuk menentukan keadaan
38
dan untuk menentukan itu semua dipergunakan data atau informasi untuk
Metode yang digunakan adalah metode survey tes dan pengukuran dengan
alat pengukuran dan dilakukan pengukuran akan data yang merupakan hasil
penelitian ini sebagai berikut : semua peserta tes melakukan tes yang meliputi
menggunakan tes tembakan lay up yaitu melakukan lay up dengan benar sebanyak
Dalam kegiatan pengumpulan data ini, dibagi dua tahap yaitu : tahap
Waktu pada saat penelitian adalah pada hari selasa tanggal 3 April 2007,
1. Lapangan bolabasket
4. Rool meter
6. Stop watch
7. Peluit
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu :
1) Tes kecepatan dribble yaitu melakukan dribble zig-zag yang diukur dengan
kerucut sesuai dengan arah anak panah. Sesudah melewati kursi terakhir
(keenam) untuk memutarinya dan kembali ke garis finish dengan arah yang
40
berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter,
Gambar 14
Tes kecepatan dribble
(Sumber Imam Sodikun, 1992:128)
2) Tes hasil underbasket yaitu melakukan tes menembak 30 detik. Testee berdiri
melakukan tembakan ke basket pada sebelah kanan basket, boleh dengan satu
tangan atau dua tangan. Menangkap lagi, menembak lagi beberapa kali selama
Gambar 15
Tes hasil underbasket
(Sumber Imam Sodikun, 1992:124)
41
3) Tes hasil lay up yaitu dengan tes tembakan lay up sebanyak 8 kali. Testee
Gambar 16
Tes tembakan lay up
(Sumber Imam Sodikun, 1992:125)
pemanasan agar tubuh benar-benar siap untuk melakukan tes secara maksimal dan
Teste berdiri di belakang garis start dengan memegang bola. Aba-aba "ya"
anak panah. Sesudah melewati kursi yang terakhir memutarinya dan kembali ke
42
garis finish dengan arah yang berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi
pertama adalah 2 meter. Sedang jarak antara kursi yang lain adalah 1,5 meter.
Setelah melewati garis finish petugas mencatat waktu yang telah ditempuh.
Peraturan :
2) Penilaian
Skor tes adalah waktu yang ditempuh untuk menggiring mulai dari aba-
aba "ya" sampai ke garis finis setelah melalui rintangan kursi-kursi dua kali
makin baik. Kemudian petugas mencatat kedua hasil tes, dan hanya mengambil 1
testee melakukan tembakan ke basket, boleh dengan satu tangan atau dua tangan.
Peraturan :
− Setelah menembak baik masuk atau tidak terus mengambil bola dan
menembak lagi.
2) Penilaian
Skor Setiap bola masuk diberi skor 1. Skor tes adalah jumlah bola yang
masuk selama percobaaan 30 detik. Percobaan dilakukan dua kali, sedang skor
yang dipakai adalah skor yang terbanyak. Makin banyak skor yang diperoleh
makin baik.
Peraturan :
− Posisi tangan pada saat melakukan lay up adalah seperti orang melakukan
tembakan.
2) Penilaian
Tembakan yang sah masuk adalah langkah lay upnya betul dan bola masuk
ke basket. Percobaan dilakukan sebanyak 8 kali. Skor tes adalah dihitung semua
bola yang sah masuk. Makin banyak skor tes yang diperoleh makin baik.
Dalam setiap penelitian hasil yang dicapai berbeda, hal ini terjadi karena
hasil penelitian.
sungguh-sungguh.
Setiap sampel pasti memiliki kemampuan dan kondisi fisik serta teknik
penelitian.
45
Faktor psikologi atau mental membawa pengaruh yang cukup besar dalam
hasil penelitian. Sampel harus dapat berkonsentrasi penuh melakukan tes-tes yang
akan dilaksanakan.
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka meliputi : data dari
kecepatan dribble dengan satuan detik. Hasil underbasket dengan satuan jumlah.
Hasil lay up dengan satuan jumlah. Secara teknik meliputi 4 cara karena
kolmogorov-Smirnov tes. Apabila nilai p value > 0,05, dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal. Uji homogenitas secara grafis dapat dilihat dari
nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak random
dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen. Untuk uji linearitas
menggunakan uji F, apabila p value > 0,05, dapat diismpulkan bahwa hubungan
kedua variable bersifat liner, sedangkan uji keberartian model dengan uji t dan uji
F. Apabila nilai p value < 0,05, dapat disimpulkan hipotesis diterima. Pengolahan
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecepatan dribble, hasil
underbasket dan hasil lay up. Ketiga variabel tersebut diukur melalui test. Test
2007.
yang dibutuhkan untuk melakukan dribble zigzag mencapai 8,97 detik. Dari 30
teste waktu paling cepat 7,38 detik dan waktu paling lambat untuk melakukan
dribble 11,59 detik. Lebih jelasnya gambaran tentang waktu tempuh untuk
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Waktu yang Dibutuhkan dalam Melakukan Test Kecepatan
Dribble
No Interval waktu (detik) Skor Frekuensi Persentase
1 11.5 < t < 55 1 3.3
2 10.0 < t < 11.5 55-65 0 0.0
3 10.5 < t < 11.0 66-75 1 3.3
4 9.9 < t < 10.5 76-85 3 10.0
5 t < 9.9 86-100 25 83.3
Jumlah 30 100
skor dribble antara 86-100 karena dapat menempuh waktu dribble kurang dari 9,9
detik, dan 3 teste (10%) memperoleh skor 76-85 karena mampu melakukan
47
dribble dengan waktu 9,9 < t < 10,5 detik, selebihnya 1 teste (3,3%) memperoleh
skor 66-75 karena mampu melakukan dribble dengan waktu 10,5 < t < 11,0 detik
dan sebanyak 1 teste (3,3%) memperoleh skor < 55 karena melakukan dribble
30 detik. Dari 30 teste kemampuan tertinggi mencapai 19 kali dan terendah 9 kali.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Underbasket
Terlihat dari table 4.2, sebanyak 13 teste (43,3%) memperoleh skor antara
76-85 karena mampu melakukan underbasket antara 16-17 kali selama 30 detik
bahkan sebanyak 2 teste (6,7%) memperoleh skor antara 86-100 karena mampu
melakukan underbasket antara 18-34 kali, namun masih ada 3 teste (10%)
melakukan underbasket sampai 14 kali dan sebanyak 9 teste (30%) hanya mampu
48
melakukan underbasket kurang dari atau sama dengan 13 dan memperoleh skor
kemampuan lay up mencapai 7 kali masuk dari 8 kali test lay up. Dari 30 teste
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Lay up
Terlihat dari tabel 4.3, sebanyak 12 teste (40%) telah mampu melakukan
lay up sampai 8 kali masuk atau memperoleh skor 100, sebanyak 10 teste (33,3%)
mampu melakukan lay up hingga 7 kali masuk atau memperoleh skor 88,
sebanyak 4 teste (13,3%) telah melakukan lay up sampai 6 kali atau memperoleh
skor 75 dan 4 teste (13,3%) telah melakukan lay up sampai 5 kali atau
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data
dan model regresi berdistribusi normal. Kenormalan data dapat dilihat dari uji
49
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 Y
N 30 30 30
Normal Parameters a,b Mean 50.0000 50.0000 50.0000
Std. Deviation 10.00000 10.00000 10.00000
Most Extreme Absolute .146 .201 .233
Differences Positive .095 .109 .171
Negative -.146 -.201 -.233
Kolmogorov-Smirnov Z .799 1.101 1.278
Asymp. Sig. (2-tailed) .546 .177 .076
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Terlihat dari tabel 4.4 pada baris asymp. Sig untuk dua sisi diperoleh nilai
signifikansi variabel kecepatan dribble (X1) sebesar 0,546, untuk variabel hasil
underbasket (X2) sebesar 0,177 dan untuk variabel hasil lay up (Y) sebesar 0,076.
Nilai signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05 yang berarti bahwa Ho
Uji linieritas dapat dilihat dari nilai signifikansi dari deviation of linierity
untuk X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat
Hasil uji linieritas hubungan antara kecepatan dribble dengan hasil lay up
Tabel 4.5
Hasil Uji Linieritas Hubungan antara Kecepatan Dribble dengan Hasil Lay up
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X1 Between (Combined) 2854.688 27 105.729 4.667 .192
Groups Linearity 981.400 1 981.400 43.317 .022
Deviation from
1873.288 26 72.050 3.180 .267
Linearity
Within Groups 45.313 2 22.656
Total 2900.000 29
Terlihat pada tabel 4.5, nilai F hitung untuk deviation from linerity sebesar
3,180 dengan nilai signifikansi 0,267. Nilai signifikansi tersebut melebihi 0,05,
Hasil uji linieritas hubungan antara hasil underbasket dengan hasil lay up
Tabel 4.6
Hasil Uji Linieritas Hubungan antara Hasil Underbasket dengan Hasil Lay up
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X2 Between (Combined) 1653.403 9 183.711 2.947 .021
Groups Linearity 1040.928 1 1040.928 16.700 .001
Deviation from
612.475 8 76.559 1.228 .333
Linearity
Within Groups 1246.597 20 62.330
Total 2900.000 29
51
Terlihat pada tabel 4.6, nilai F hitung untuk deviation from linerity sebesar
1,228 dengan nilai signifikansi 0,333. Nilai signifikansi tersebut melebihi 0,05,
membentuk pola tertentu namun tampak random dapat dikatakan bahwa model
Scatterplot
Dependent Variable: Y
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Grafik 1
Scatterplot Pengujian Homogenitas Model Regresi
52
Terlihat dari grafik 1 di atas, titik-titik tersebar tidak teratur (acak) dan
berada di atas maupun di bawah nol sumbu vertikal, yang berarti bahwa model
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji parsial dan uji
simultan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan tercantum pada
tabel 4.7
Tabel 4.7
Model Regresi dan Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Std.
Model B Error Beta t Sig. Partial
1 (Constant) 10.329 8.246 1.253 .221
X1 .380 .161 .380 2.362 .026 .414
X2 .414 .161 .414 2.574 .016 .444
a. Dependent Variable: Y
sebesar 10,329, dengan koefisien regresi untuk variabel kecepatan dribble sebesar
0,380 dan untuk variabel hasil underbasket sebesar 0,414. Dengan konstanta dan
^
Y = 10,329 + 0,380X1 + 0,414 X2
Keterangan:
^
Y : nilai prediksi hasil lay up
X1 : kecepatan dribble
X2 : hasil underbasket
53
satuan kecepatan dribble akan diikuti dengan kenaikan hasil lay up sebesar 0,380
berbanding lurus dengan kemampuan lay up, artinya jika terjadi perubahan
kecepatan dribble dan hasil underbasket ke arah positif pada pemain bola basket
akan diikuti dengan kenaikan kemampuan lay up, begitu juga sebaliknya.
Terlihat dari tabel 4.7, diperoleh koefisien korelasi parsial untuk variabel
2,362 dengan p value 0,026. Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 30-2-1 = 27,
diperoleh ttabel = 2,05. Karena nilai thitung > ttabel dan p value < 0,05, menunjukkan
bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara
kecepatan dribble dengan hasil lay up pada UKM Bolabasket UNNES Tahun
2007.
korelasi antara hasil uderbasket dengan hasil lay up apabila kecepatan dribble
thitung = 2,574 dengan p value 0,016. Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 30-2-
1 = 27, diperoleh ttabel = 2,05. Karena nilai thitung > ttabel dan p value < 0,05,
menunjukkan bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang signifikan
antara hasil underbasket dengan hasil lay up pada UKM Bolabasket UNNES
Tahun 2007.
simultan menggunakan uji F. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Uji Simultan
Model Summaryb
Change Statistics
Model R R Square F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .685a .469 11.912 2 27 .000
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Terlihat dari tabel 4.8, hasil pengujian secara simultan diperoleh F hitung
2 dan dk 2 = 27, diperoleh Ftabel = 3,354. Karena nilai F hitung > Ftabel dan p value <
0,05, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dengan kata lain ada hubungan yang
signifikan antara kecepatan dribble dan hasil underbasket dengan hasil lay up
pada UKM Bolabasket UNNES Tahun 2007. Besarnya korelasi secara simultan
sebesar 0,685. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 245), 0,685 termasuk dalam
4.2 Pembahasan
signifikan antara kecepatan dribble dengan hasil lay up diterima. Hal ini terjadi
karena sampel melakukan dribble dengan cepat untuk memperoleh langkah dan
tolakan yang maksimal sehingga dapat melakukan lay up secara maksimal pula.
Selain itu terbukti dengan hasil uji parsial diperoleh thitung = 2,362 > ttabel (2,05)
dan p value = 0,026 < 0,05. Besarnya hubungan antara kecepatan dribble dengan
hasil lay up sebesar 0,414. Korelasi parsial yang bertanda positif tersebut
perubahan hasil lay up ke arah yang lebih baik, begitu juga sebaliknya semakin
berkurang kecepatan dribble akan diikuti dengan penurunan hasil lay up.
jarak yang sedekat-dekatnya dengan basket. Apabila lay up ini dilakukan secara
bola (Imam Sodikun, 1992:64). Seperti yang diungkap pula oleh Sukintaka
dilakukan dengan jarak yang dekat sekali dengan basket, hingga seolah-olah bola
itu diletakkan ke dalam basket yang didahului dengan gerakan dua langkah
melakukan dribble maka dapat mengambil awalan pada tolakan petama dan kedua
secara maksimal dan dapat melakukan lay up secara maksimal pula. Pada
dasarnya lay up ini dapat diawali dengan dribble. Dribble merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari bolabasket dan penting bagi permainan individual dan tim.
Dribble merupakan suatu cara membawa bola sambil bergerak dengan cara
membuat peluang untuk menembak dan melakukan lay up. Ketika melakukan lay
up selain melakukan langkah yang benar (dua kali langkah), diperlukan pula
tolakan yang kuat untuk melompat mendekatkan bola ke basket. Tolakan ini dapat
yang tinggi. Dengan demikian semakin tinggi kecepatan dribble dari pemain akan
diikuti dengan perubahan hasil lay up yang lebih baik, sebab akan menghasilkan
lompatan yang sedekat mungkin dengan basket sehingga berpeluang besar dapat
dribble maka semakin sulit lawan untuk menghalangi seorang pemain, sehingga
underbasket dan hasil lay up diterima, terbukti dari hasil uji parsial diperoleh thitung
= 2,574 > ttabel (2,05) dan p value = 0,016 < 0,05. Besarnya hubungan antara
57
antara hasil underbasket dan hasil lay up sebesar 0,444. Dari analisis ini
perubahan hasil lay up semakin baik, begitu sebaliknya. Lay up selain dibutuhkan
tolakan yang kuat untuk mendekatkan diri ke basket, diperlukan pula keterampilan
yang penting dalam melakukan lay up. Hasil underbasket yang tinggi
dari setiap arah ke keranjang. Mulai dengan sikap seimbang pada sudut 45 derajat
dengan papan yaitu, jarak antara kotak dan tengah-tengah pada lane. Jarak tepi
sudut melebar ketika anda bergerak keluar disebut (45 degree funnel / cerobong
boks sudut kotak dari papan sehingga berpeluang besar dapat masuk ke basket.
kontribusi yang lebih tinggi dalam memasukkan bola ke basket. Pemain yang
mampu melakukan lompatan setinggi mungkin akan menjadi sia-sia apabila tidak
melakukan tembakan lay up setelah melakukan dribble dan langkah yang benar.
Hasil Lay up
underbasket secara baik merupakan kunci keberhasilan pemain melakukan lay up.
58
Fhitung sebesar 11,912 > Ftabel (3,354) dan p value = 0,000 < 0,05. Besarnya
hubungan antara kecepatan dribble, hasil underbasket dan hasil lay up sebesar
0,685. Besarnya hubungan tersebut menunjukkan bahwa hasil lay up akan dapat
optimal apabila adanya kecepatan dribble dan hasil underbasket yang tinggi
secara bersama-sama. Lay up tidak akan berhasil secara optimal apabila hanya
memiliki kecepatan dribble atau hasil underbasket saja. Keduanya harus saling
optimal.
lain. Faktor-faktor tersebut adalah faktor fisik dan teknik yang dimiliki oleh
masing-masing sampel. Faktor inilah yang harus dikuasai dengan baik supaya
pada saat melakukan dribble, underbasket, dan lay up akan lebih maksimal dan
5.1 Simpulan
1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan dribble dengan
2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara hasil underbasket dengan
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan dribble dan hasil
5.2 Saran
1. Melihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecepatan dribble dengan
hasil lay up, maka disarankan kepada pelatih atau guru penjas untuk
memberikan latihan dribble sebagai dasar untuk melakukan tembakan lay up.
2. Melihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara hasil underbasket dengan
hasil lay up, maka disarankan kepada pelatih atau guru penjas untuk
3. Hasil penelitian ini sebagai dasar bagi peneliti lain agar dapat membuat bentuk
Ambler, Vic. 1982. Petunjuk Untuk Para Pemain dan Pelatih Bola basket.
Bandung : CV. Pionner.
PB. PERBASI. 2006. Bolabasket Untuk Semua Buku Pegangan Bagi Pecinta
Bolabasket. Jakarta : PB PERBASI.
Sodikun, Imam. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta : Depdikbud Dirjen
Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
62
Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik
Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.