You are on page 1of 12

A.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap dan akan diteliti. Objek yang akan

diteliti dalam populasi disebut dengan elemen/unit populasi. Elemen/unit

populasi dapat berupa orang, perusahaan, media, dsb.

Misalnya akan melakukan penelitian di perusahaan Indocom Surabaya,

maka perusahaan Indocom Surabaya merupakan populasi. Perusahaan ini

mempunyai sejumlah subjek/orang dan objek yang lain. Dan perusahaan

Indocom juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi

kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, dsb.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu, mempunyai karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap

bisa representativ (mewakili) populasi. Dinamakan penelitian sampel apabila

peneliti bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud

menggeneralisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu

yang berlaku bagi populasi. Ada beberapa hal mengapa penelitian sampel

dipakai, yaitu:

1. Objek penelitian homogen atau hampir homogen.

2. Penghematan biaya dan waktu.

3. Ketelitian. Semakin besar jumlah populasi atau semakin banyak objek yang

diteliti maka keakuratan hasil penelitian juga berkurang.

Adapun syarat yang harus dipenuhi agar sampel bisa dikatakan sebagai

sampel yang baik:

1. Sampel harus representative.

Suatu sampel dikatakan representative adalah apabila ciri-ciri sampel sama

atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi.


2. Memadai.

Suatu sampel dikatakan memadai apabila ukuran sampelnya cukup untuk

meyakinkan kestabilan ciri-cirinya.

B. TEHNIK SAMPLING

Tehnik sampling merupakan cara yang dipergunakan dalam pengambilan

sampel penelitian. Tehnik samplimg pada dasarnya dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1. Probability Sampling

2. Non Probability Sampling

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan

probability (peluang) melalui proses acak (random). Artinya semua objek atau

elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Di

sini peneliti bersikap netral, tidak ada keinginan untuk mengistimewakan satu

atau beberapa subjek untuk dijadikan sebagai sampel.

Dalam Probability Sampling terdapat beberapa model, yaitu:

a. Simple random sampling (sampel acak sederhana)

b. Stratified random sampling (sampel acak berlapis)

c. Cluster random sampling (sampel berkelompok)

d. Systematic random sampling (sampel sistematis).

 Simple random sampling adalah pengambilan sample penelitian dilakukan

dengan menggunakan cara acak sederhana tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi itu. Tiap unsur (anggota) populasi mempunyai kesempatan
(probability) yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Model ini dilakukan

jika anggota populasi dianggap homogen atau relative homogen.

Simple random sampling dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode,

yaitu:

 With replacement, artinya elemen yang sudah terpilih dikembalikan lagi

sehingga bisa dipilih kembali. Misalnya

N= 3  X1, X2, X3, dan n= 2, maka K= 3²= 9

sampel 1: X1,X1, 2: X1,X2, 3: X1,X3, 4: X2,X1, 5: X2,X2, 6: X2,X3, 7: X3,X1, 8:

X2,X3, 9: X3,X3

Jadi ada 9 perkiraan, sebab setiap sampel bisa dibuat perkiraan.

 Without replacement, yaitu elemen yang sudah terpilih tidak

dikembalikan lagi, sehingga tidak akan terpilih kembali.

K= N!/n! (N-n)!

n!= n factorial, n!= n(n-1)(n-2)…1

0!=1!=1;3!=3(2)(1)=6,5!= 5(4)(3)(1)= 120

karena N=3, n=2

K=3!/2!(3-2)!=3.2.1/2.1.1=3  X1 X2; X1,X3; dan X2,X3

 Sampling stratified yaitu sampel acak di mana populasi (elemen populasi)

heterogen dan bertingkat (strata). Adanya strata tidak boleh diabaikan,

dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.

Sampling stratified dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Sampel acak berlapis proporsional, jika proporsi sampel pada setiap

lapisan sama.
 Sampel acak berlapis tidak proporsional, jika proporsi sampelnya tidak

sama.

Sampling stratified dilakukan karena elemen-elemen populasi heterogen dan

bertingkat (strata). Proses melakukan sampling stratified, adalah:

 Membagi populasi menjadi sub populasi / stratum.

 Pada tiap sub populasi / stratum diambil sampel random.

 Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel

yang diperlukan.

Aplikasi 

Populasi terdiri dari 500 PKL, dengan komposisi 200 pedagang makanan, 150

pedagang mainan, 100 pedagang kerajinan dan 50 pedagang rokok. Jika

sampel yang ingin diambil 20 peadagang, maka cara yang dipakai adalah:

Stratum I = 200/500 x 20 = 8 pedagang

Stratum II = 150/500 x 20 = 6 pedagang

Stratum III = 100/500 x 20 = 4 pedagang

Stratum IV = 50/500 x 20 = 2 pedagang

Jumlah sampel seluruhnya = 20 pedagang.

 Cluster random sampling yaitu bentuk sampling random di mana populasinya

dibagi menjadi kelompok (cluster) dengan menggunakan aturan-aturan

tertentu. Dalam menentukan jenis cluster harus dipertimbangkan dengan

masak tentang ciri-ciri yang ada. Dalam masyarakat kita jumpai ada

cluster / kelompok yang berprofesi sebagai guru, ABRI, pedagang, petani,

nelayan, dsb.

Proses melakukan Cluster random sampling adalah:

 Membagi populasi menjadi beberapa sub populasi / cluster.


 Dari kelompok tersebut, dipilih satu sejumlah kelompok (dengan cara

acak).

 Dari satu sejumlah kelompok yang terpilih, ditentukan sampelnya (dengan

cara acak).

Aplikasi 

Sebuah desa mempunyai 1500 KK, ingin diteliti mengenai respon pengguna

TV merek Panasonic. Untuk keperluan ini akan digunakan 100 KK.

 Dari 1500 KK, dibagi menjadi 75 cluster dengan 20 KK tiap kelompok.

 Dari 75 cluster, dipilih sebuah sampel random yang terdiri dari 5 cluster

 Dari 5 cluster pilihan ini, diperoleh 5 x 20 KK= 100 KK sebagai sampel.

 Systematic random sampling adalah sampling di mana pemilihan elemen

anggota sampel yang pertama secara acak (random), pemilihan elemen

berikutnya secara sistematis berjarak k, di mana k=N/n

caranya adalah; N=600, n=20, jadi k=600/20=30

Sekarang pilih angka secara acak dari 1 s/d 30

Misalnya terpilih 5  sampel: X5, X35, X65, X95, … sampai diperoleh n=20

2. Non Probability Sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang (probability) sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk menjadi sampel. Oleh karena itu, sampel yang diambil tidak dapat

dikatakan representative dan hasil perkiraan dari sampel tidak bisa dibuat

generelalisasi.

Yang termasuk sampling nonprobabilitas adalah:

♦ Purposive Sampling (sampel bertujuan)

♦ Convenience Sampling
♦ Quota Sampling (sampel quota)

♦ Snowball Sampling (sampel bola salju)

 Purposive Sampling adalah pemilihan elemen sampel dengan pertimbangan

tertentu, misalnya pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana.

Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling amat baik karena

peneliti dapat memilih sumber data sesuai dengan pertimbangan peneliti

sendiri dan variable yang diteliti sehingga dapat mewakili populasi.

Sementara kelemahannya peneliti tidak dapat menggunakan statistik

parametrik sebagai analisis data, karena tidak memenuhi persyaratan

random.

Contoh  Seorang mahasiswa ingin meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kesuksesan badan usaha. Mahasiswa mengambil

koperasi yang bergerak dibidanng usaha toko sebagai objek penelitiannya.

Dpilihnya satu koperasi yang sukses dan satu lagi koperasi yang kurang

sukses. Dalam hal ini peneliti menitik beratkan pada kemampuan manajer.

Asusmsi peneliti, manajer adalah fakkor terpenting dalam mengelola toko

tersebut.

 Convenience Sampling adalah penentuan elemen sampel berdasarkan

kesenangan atau dilakukan seadanya, misalnya yang mudah ditemui atau

mudah diperoleh datanya.

Contoh: Pengambilan sampel mengenai ramalan tentang partai yang akan

menang dalam pemilu mendatang. Pengambilan sampelnya dengan

mengumpulkan opini masyarakat, dalam hal ini mungkin dari orang-orang

yang mungkin lewat, dan sebagainya. Orang-orang yang diambil sampel ini
tidak merupakan bagian representative dari kesuluruhan mereka yang

berhak memilih.

 Quota Sampling adalah menentukan sampel dari populasi yang mempunyai

ciri-ciri tertentu sampai pada quota (jatah) yang diinginkan.

Sebagai contoh, akan melakukan penelitian pada suatu kawasan yang dihuni

1000 KK. Dalam rangka penelitian itu diperlukan 50 KK dalam kategori umur

dan pendapatan tertentu. Dalam penentuan sampelnya itu peneliti yang

melakukan pertimbangan sendiri.

 Snowball Sampling adalah tehnik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Dalam penentuan sampel, dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang

tadi diminta untuk memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu

seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak.

C. PENYAJIAN DATA

Penyajian data penelitian dapat dilakukan melalui beberapa cara:

1. Tabel data

Yaitu penyajian data dalam bentuk kumpulan angka-angka yang

disusun menurut kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam table data

disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, atau

menurut kelas-kelas yang lazim.

Contoh 

Tabel 12.1
Harga Beberapa Komoditas Ekspor
Nama Tahun
Komoditas 2006 2007 2008
Karet 28.46 68.726 57.556
Kopi 126.438 125.431 78.780
Teh 72.167 68.333 69.375
Kopra 20.611 25.109 26.736
Jumlah 247.680 287.599 232.447
Sumber: Statistik Indonesia, BPS, 2007

2. Grafik data

Yaitu penyajian data dalam bentuk gambar-gambar. Terdapat

beberapa macam grafik data, seperti:

a. Grafik batang atau balok, yaitugrafik data berbentuk persegi

panjangyang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau ukuran

tertentu.

b. Grafik garis, yaitu grafik data berupa garis. Pada grafik ini dipergunakan

dua garis yang saling berpotongan dan saling tegak lurus, yaitu garis X

dan garis Y.

c. Grafik lingkaran, yaitu grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi-

bagi menjadi juring-juring sesuai dengan kebutuhan. Bagian-bagian dari

keseluruhan data dinyatakan dengan persen.

d. Histogram, yaitu grafik batang yang batangnya saling berhimpitan atau

melekat.

e. Kartogram, yaitu grafik data berupa peta yang menunjukkan kepadatan

penduduk, curah hujan, hasil pertanian, dll.

D. TEHNIK ANALISA DATA

1. Statistik deskriptif dan Inferensia

Tehnik analisa data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

statistik. terdapat dua macam statistik yang digunakan, yaitu statistik


deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik

parametris dan statistik nonparametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi jika

peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik

analisis yang digunakan adalah statistik inferensial.

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian

data melalui table, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus,

median, mean (pengukuran tendensi sentral, perhitungan desil, perhitungan

persentil, perhitungan prosentase dan deviasi. Dalam statistik deskriptif

juga dapat dilakukan dalam mencari kuatnya hunbungan antara variable

melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan

membuat perbandingan dengan mengkomparasikan rata-rata data sampel

atau populasi. Dalam analisis korelasi, regreasi atau membandingkan dua

rata-rata atau lebih tidak perlu dilakukan uji signifikansinya. Jadi secara

teknis, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf

kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga

tidak ada kesalahan generalisasi.

Statistik inferensial (statistik induktif/probabilitas) adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menganilisis data sampel yang hasilnya

diberlakukan untuk populasi. Statistik akan cocok digunakan bila sampel

diambil dari populasi yang jelas dan dilakukan secara random (acak).

Statistik inferensial disebut dengan statistik probabilitas karena

kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel yang


kebenarannya bersifat probability (peluang). Peluang itu mengandung dua

kemungkinan, yaitu salah dan benar (kepercayaan) yang dinyatakan dalam

prosentase. Bila peluang kesalahannya 5 % maka taraf kepercayaannya 95

%, bila peluang kesalahannya 2 % maka taraf kepercayaannya 98 %. Peluang

kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian

taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan

pada table sesuai teknik analisis yang digunakan.

2. Statistik Parametris dan Nonparametris

Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.

Parameter populasi itu meliputi; rata-rata dengan notasi, µ (mu), simpangan

baku  (sigma) dan varians 2. Sedangkan statitistiknya meliputi; rata-rata

 (x bar), simpangan baku s, dan varians s2. Jadi parameter populasi yang

berupa µ diuji melalui  (x garis, selanjutnya  diuji melalui s, dan 2 diuji

melalui s2. Dala data sampel.

E. UJI HIPOTESIS

Dalam pengujian hipotesis ini, kesimpulan yang diperoleh hanyalah

berupa penerimaan atau penolakan dari hipotesis yang diajukan dan tidak

berarti bahwa kita telah membuktikan atau tidak membuktikan kebenaran

hipotesis itu. Hal ini disebabkan karena kesimpulan itu hanyalah merupakan

inferensia yang didasarkan atas sampel.

Suatu kesimpulan dianggap diterima/benar apabila Ho diterima/benar

atau Ho ditolak/salah. Kesalahan dapat terjadi apabila H o benar, tetapi


ditolak atau sebaliknya Ho salah tetapi diterima. Jadi dalam pengujian

hipotesis, dapat terjadi dua jenis kesalahan, yaitu:

1. Kesalahan jenis 1

Kesalahan ini terjadi apabila Ho ditolak padahal kenyataannya Ho benar,

artinya menolak hipotesis tersebut yang seharusnya diterima.

2. Kesalahan jenis 2

Kesalahan terjadi apabila Ho diterima padahal kenyataannya Ho salah,

artinya menerima hipotesis tersebut yang sebenarnya ditolak.

Situasi
Ho Ha
Kesimpulan
Menolak Ho  (1 - )
(1 - ) 
Menerima Ho

PENGGUNAAN STATISTIK PARAMETRIS DAN NONPARAMETRIS

UNTUK MENGUJI HIPOTESIS

MACAM
DATA

You might also like