You are on page 1of 13

Laporan Praktikum

Titrasi Asam Basa (Alkalimetri)

Nama Kelompok :

Asti Damayanti [09]


Dhiyaa Putri Kaniawati [15]
Muhammad Fadhil Arif [28]
Reza Raditya [34]
Kelas XI – IPA – 4
Tanggal Percobaan
Tujuan : Mengetahui molaritas suatu asam atau basa dengan menggunakan metoda Titrasi
Asam Basa (Alkalimetri)
Alat dan Bahan
1. Alat : a. Ball Pipet 2. Bahan : a. Asam Sulfat [HCl]
b. Buret b. Natrium Hidroksida [NaOH] 0,1 M
c. Labu Erlenmeyer c. Phenolftalein
d. Gelas Kimia / Gelas Ukur d. Air
e. Pipet Gondok
f.Pipet Biasa
g. Klem Statis
Cara Kerja
1. Buret dibersihkan, kemudian dimasukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan
gelas kimia hingga volume melebihi skala nol buret. Kemudian volume larutan NaOH
pada buret diturunkan sampai tepat skala nol, yaitu dengan cara keran buret dibuka
perlahan-lahan.
2. 25mL larutan HCl yang akan ditentuakan konsentrasinya dipipet dengan pipet gondok
dan ball pipet, lalu dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer dengan teknik yang benar.
3. Air ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 25mL agar larutan yang
menempel pada dinding labu Erlenmeyer terbilas. Lalu indikator Phenolftalein
ditambahkan sebanyak 3 tetes dengan menggunakan pipet biasa.
4. Titrasi dilakukan dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan-
lahan tetes demi tetes. Keran buret diungkit perlahan hingga larutan di dalam labu
Erlenmeyer berubah warna.
5. Keadaan skala akhir buret yang menunjukkan volume larutan NaOH yang dipakai
dicatat. Yang dicari adalah selisih volume semula dengan volume akhir.
6. Percobaaan diulangi sebanyak 3 kali hingga data yang diperoleh dianggap akurat.
7. Konsentrasi larutan HCl yang telah dititrasi dihitung dengan menggunakan rumus :

n.M.V asam = n.V.M basa


keterangan :
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

Pengamatan dan Data Hasil Percobaan


Pengamatan
Data No. Volume HCl Volume NaOH
1 25mL + 25mL Air 6mL
2 25mL + 25mL Air 8mL
3 25mL + 25mL Air 5mL

Perhitungan
Data 1 : Data 2:

n.M.V asam = n.V.M basa n.M.V asam = n.V.M basa

50.1.M1 = 6.1.0,1 50.1.M1 = 8.1.0,1


50M1 = 0,6 50M1 = 0,8
M1 = 0,012 M 50M1 = 0,016 M

Data 3 :

n.M.V asam = n.V.M basa

50.1.M1 = 5.1.0,1
50M1 = 0,5
M1 = 0,010 M
Kesimpulan
Dari ketiga data diatas kami mengambil molaritas rata-rata, yaitu :
0,012 + 0,016 + 0,010 = 0,0126 M
3
Sehingga data yang dianggap paling akurat adalah data pada percobaan satu, yaitu :
a. Molaritas HCl yang dicari adalah : 0,012 M
b. Volume NaOH yang digunakan adalah : 6mL
Dasar Teori

Definisi Titrasi

 Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk
bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.
 Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.

 Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut
alkalimetri.

 larutan penguji disebut “TITRAN” sedangkan

 larutan yang ingin diuji kadarnya disebut “TITRAT / TITER”

Prinsip Titrasi Asam basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan
larutan basa dan sebaliknya.

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya
secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik
ekuivalen”.

Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data
volume titran, volume dan konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar titran.

Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian


membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah
dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah
titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan
alat tambahan, dan sangat praktis.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya
dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya
adalah dua hingga tiga tetes.

Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin
dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan
sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.

Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”.

Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :

1. Asam kuat - Basa kuat

2. Asam kuat - Basa lemah

3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah

5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

- Asam kuat : HCl


- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH   →   NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat


Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl


- Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH   →   NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH   →   H2O + NH4+

Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

contoh :
- Asam lemah : CH3COOH 
- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH   →   NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH-   →   H2O

Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

contoh :

- Asam kuat : HCl


- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2   →   HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2-   →   HBO2

Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

contoh :

- Basa kuat : NaOH


- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4   →   CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4-   →   NH4OH

Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang
telah ditera

2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau
erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran

3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien

4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah
ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat

5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai
larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir
titrasi. Hentikan titrasi !

set alat titrasi


Indikator Asam Basa

 Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang
dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
 Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan
perubahan warna yang kuat.

 Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

Beberapa indikator asam basa

Perubahan warna
Pelarut
Indikator
Asam Basa

Thimol biru Merah Kuning Air

Etanol
Metil kuning Merah Kuning
90%

Kuning-
Metil jingga Merah Air
jingga

Metil merah Merah Kuning Air

Bromtimol biru Kuning Biru Air

Tak Etanol
Fenolftalein Merah-ungu
berwarna 70%
Tak Etanol
Thimolftalein biru
berwarna 90%

Materi pengayaan

      Analisis volumetri atau disebut juga titrasi,berdasarkan jenis reaksinya digolongkan
menjadi:
1. asidimetri / alkalimetri : analisis yang didasarkan pada reaksi netralisasi
2. iodometri / permanganometri : analisis yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi
3. argentometri : analisis yang didasarkan pada penbentukanendapan dari ion Ag+

Rumus Umum Titrasi

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent
basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus
diatas dapat kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

nxMxV asam = nxVxM basa

keterangan :
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

Gambar Penunjang ;
Gambar 1dan 2 : Ball Pipet dan Pipet Gondok
Gambar 3 : Buret

Gambar 4 : Phenolftalein
Gambar5 dan 6 : Gelas Kimia dan Gelas Ukur

Gambar 7 : Penitrasian dan Hasil Titrasi

Gambar 8 dan 9 : HCl sebelum ditritasi dan saat penitrasian dilakukan

Daftar Pustaka

www.isolabgmbh.com/product.asp%3...rup%3D19
www.indigo.com/glass/gphglass/buret.html
www.daym.gov.tr/index2.php%3Fad%...kat%3D57
www.analisateknisia.blogspot.com/200...ive.html
www.oldprint.blogspot.com/2009/12/pe...int.html
www.try4know.co.cc/2009/12/gelas...mia.html
www.an89.wordpress.com/2009/03/2...am-basa/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/SRIYANI(050679)/latihan.html
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah
%20054828/materi.HTM
http://akhitochan.wordpress.com/2010/02/06/titrasi-asam-basa/

You might also like