You are on page 1of 18

NASKAH PUBLIKASI

Pengujian Tepung Azolla Terfermentasi Sebagai


Penyusun Pakan Ikan Terhadap Pertumbuhan
dan Daya Cerna Ikan Nila Gift

Oleh :
Hany Handajani

Jurusan Perikanan
Fakultas Peternakan Perikanan
Universitas Muhammadiyah Malang
Mei, 2008
Pengujian Tepung Azolla Terfermentasi Sebagai Penyusun Pakan
Ikan Terhadap Pertumbuhan dan Daya Cerna Ikan Nila Gift
(Oreochromis sp)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat substitusi tepung azolla
terfermentasi yang optimal sehingga dapat dihasilkan pertumbuhan dan daya cerna ikan
Nila Gift yang maksimal. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak
lengkap yang diulang tiga kali, dengan empat level perlakuan; Perbandingan substitusi
protein tepung kedelai dengan tepung azolla terfermentasi P1 = 100% : 0%; P2 = 85% :
15%; P3 = 70% : 30%; dan P4 = 55% : 45%. Variabel utama yang diamati adalah
pertumbuhan mutlak, konversi pakan, dan daya cerna ikan Nila Gift (Oreochiomis sp.)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung kedelai dan tepung azolla
terfermentasi memberikan ..............................................................................................

Kata Kunci: Pakan Ikan, Tepung Azolla Terfermentasi, Ikan Nila Gift.

The Use of Fermented Azzola Meal as Feedstuff to Growth Rate


and Digestibility in Tilapia ((Oreochromis sp)

The research has been conducted to evaluate the fermented azzola meal
substitutions that optimize the growth rate and digestibility in Tilapia. The research was
based on Completely Randomized Design (CRD) with three replications. Four levels of
substitution of soy meal with azzola were: P1 (100%:0%), P2 (85%:15%), P3
(70%:30%), and P4 (55%:45%). The main parameters were absolute growth rate, feed
conversion, and digestibility of Tilapia (Oreochiomis sp.).
The result showed that the substitution of soy meal with fermented azzola has
…………………………………………………………………………………….

Key word : Fish feed, Fermented of Azolla meal, Tilapia


Pengujian Tepung Azolla Terfermentasi Sebagai
Penyusun Pakan Ikan Terhadap Pertumbuhan
dan Daya Cerna Ikan Nila

Pendahuluan
Usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang cukup
dalam jumlah dan kualitasnya untuk mendukung kualitas yang maksimal. Faktor pakan
menentukan biaya produksi mencapai 60% - 70% dalam usaha budidaya ikan. Sehingga
perlu pengelolaan yang efektif dan efisien. Beberapa syarat bhan yang baik untuk
diberikan adalah memenuhi kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) yang tinggi, tidak beracun, mudah diperoleh, mudah diolah dan bukan sebagai
makanan pokok manusia.
Ada beberapa alternatif bahan pakan yang dapat dimanfaatkan dalam
penyusunan pakan salah satunya adalah tepung Azolla. Tanaman Azolla memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi 28,12% berat kering (Handajani, 2000),
sedangkan Lumpkin dan Plucknet (1982) menyatakan kandungan protein pada Azolla
sp sebesar 23,42% berat kering dengan komposisi asam amino esensial yang lengkap.
Kandungan protein yang tinggi dari tanaman Azolla belum dapat
menggambarkan secara pasti nilai gizi yang sebenarnya. Protein yang berkualitas
tinggi adalah protein yang memiliki nilai kecernaan yang tinggi dan dapat menyediakan
semua asam amino essensial dalam perbandingan yang menyamai tubuh ikan. Nilai
kecernaan suatu protein memberikan gambaran tentang persentase protein makanan
yang dapat dicerna
Dari hasil penelitian Handajani (2006) kandungan serat kasar tepung azolla
sebesar 23,06%. Tepung Azolla dimanfaatkan sebagai salah satu penyusun pakan ikan
Nila Gift dengan hasil daya cerna protein ikan berkisar 55,51% - 67,68%. Disamping
itu dari hasil penelitian Haetami dan Sastrawibawa (2005) nilai daya cerna ikan Gurami
terhadap pakan yang menggunakan tepung azolla berkisar 58,70% - 67,90%. Nilai daya
cerna ini belum maksimal karena pakan yang diberikan tidak tercerna dengan baik, hal
ini disebabkan kandungan serat kasar yang cukup tinggi pada tepung azolla. Selanjutnya
Handajani, 2007 mencoba meningkatkan nilai gizi tepung azolla melalui proses
fermentasi dan didapatkan hasil fermentasi tepung azolla dengan Rhizophus sp
memberikan hasil yang terbaik dari beberapa fermentor, terbukti dapat menurunkan
kadungan serat kasar tepung azolla dari 23,06% menjadi 14,62%.
Dari beberapa hasil penelitian tersebut perlu dilakukan pengujian untuk
memanfaatkan tepung azolla terfermentasi dalam pakan ikan Nila Gift.
Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
- Bagaimana pengaruh substitusi protein tepung kedelai dengan tepung azolla
terfermentasi terhadap pertumbuhan dan daya cerna ikan Nila ?
- Pada tingkat substitusi berapa didapatkan pertumbuhan dan daya cerna ikan
Nila yang terbaik ?
Tujuan penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan bertujuan untuk :
1. Menguji pengaruh substitusi protein tepung kedelai dengan tepung azolla
terfermentasi terhadap pertumbuhan dan daya cerna ikan Nila
2. Mendapatkan komposisi substitusi yang tepat antara tepung kedelai dengan
tepung azolla terfermentasi sehingga didapatkan pertumbuhan dan daya cerna
ikan Nila yang tertinggi
Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menggunakan tepung Azolla
terfermentasi sebagai sumber protein nabati alternative dalam pengusunan pakan ikan.
Sehingga dapat menekan biaya produksi pada budidaya ikan khususnya biaya pakan,
karena tepung Azolla yang digunakan sebagai substitusi tepung kedelai mempunyai
nilai ekonomis yang rendah.

Tinjauan Pustaka
Kebutuhan Protein Pada Ikan
Tacon (1990) mengatakan protein mempunyai beberapa fungsi, yaitu (1)
Memperbaiki jaringan yang rusak, membangun jaringan baru dan memeliharanya, (2)
sebagai sumber energi, (3) membentuk hormone, enzim dan berbagai macam substansi
biologi yang penting lainnya seperti antibody dan haemoglobin. Ditambahkan oleh
Winarno (1991), protein juga ikut mengatur keseimbangan cairan didalam jaringan dan
pembuluh darah.
Protein merupakan senyawa organic kompleks yang tersusun atas banyak asam
amino yang mengandung unsure-unsur C, H, N, dan O yang tidak dimiliki oleh lemak
dan karbohidrat. Molekul protein juga mengandung sulfur dan fosfor. Kualitas protein
dapat dilihat dari keseimbangan asam-asam amino yang terdapat dalam bahan pakan
sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara (Rasyaf, 1984). Mujiman (1994) lebih
jauh menjelaskan, asam amino adalah bagian terkecil dari protein. Di alam ada sekitar
50 macam asam amino yang 10 diantaranya adalah asam amino esensial, yaitu asam
amino yang mutlak diperlukan dan tidak diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga harus
tersedia dalam pakan.
Umumnya ikan membutuhkan protein dengan kadar berkisar 20% - 60%
sedangkan ikan Nila membutuhkan protein sekitar 27,19% - 35% untuk pertumbuhan
optimal (Wee dan Tuan, 1998). Kordi (1994) menambahkan bahwa pada padat
penebaran yang cukup tinggi, ikan Nila harus diberikan pakan dengan kandungan
protein 25% - 27%.

Fermentasi Sebagai Alternatif Peningkatan Nilai Nutrisi Suatu Bahan Pakan


Munawarah (1995) mengatakan fermentasi merupakan perubahan kimia yang
disebabkan oleh aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau mikroba.
Sujono (2001) menambahkan bahwa mikroba yang mampu melakukan proses
fermentasi pada substrat adalah kapang, khamir, dan bakteri. Fermentasi dapat
berlangsung dalam suasana aerob maupun anaerob. Teknologi fermentasi telah
membuka lembaran baru dalam upaya manusia untuk memanfaatkan bahan-bahan yang
murah harganya menjadi produk yang lebih bernilai.
Setiap fermentasi didasari oleh adanya proses enzimatis dan tergantung pada
metabolisme mikroorganisme, ditegaskan pula oleh Judoamidjojo, et.al., (1992) bahwa
bahan utama yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya suatu proses fermentasi
adalah berbagai jenis mikroorganisme dengan berbagai enzim yang dihasilkan.
Proses fermentasi dikarenakan adanya sejumlah sel dengan karakteristik yang
sama dibiakkan pada kondisi terkontrol, mampu menghasilkan enzim, antibiotika, zat
kimia organik atau protein sel tunggal. Protein sel tunggal adalah protein dari
mikroorganisme yang dapat berkembang melalui proses fermentasi atau proses
fotosintesis. Dengan adanya enzim yang dihasilkan dalam proses fermentasi akan
menguntungkan, sehingga dapat memperbaiki nilai nutrisi dan meningkatkan
pertumbuhan serta daya cerna nutrisi pakan (Winarno, 1991)
Inokulum sebagai starter fermentasi dapat menggunakan spora kapang Rhizopus
sp dengan media pembawa seperti tepung beras atau yang lain dalam bentuk kering.
Selama dalam proses fermentasi akan terjadi perubahan pada komponen dari bahan
substrat oleh beberapa enzim yang dihasilkan oleh kapang pada saat pertumbuhan.
Disamping perubahan-perubahan tersebut Rhizopus sp juga mampu melakukan sintesis
beberapa vitamin yang larat dalam air seperti Rhiboflavin, asam pantotenat, niasin dan
vitamin B12 yang kadarnya dapat meningkat selama berlangsungnya proses fermentasi
(Sujono, 2001).
Hasil penelitian Handajani (2004), pemanfaatkan bekatul fermentasi pada pakan
ikan Nila sebagai substitusi tepung kedelai dapat digunakan sebesar 60% bekatul
fermentasi dan 40% tepung kedelai. Nilai daya cerna yang dihasilkan sebesar 93,34%,
daya cerna ini sudah cukup tinggi, karena pakan yang diberikan dapat tercerna dengan
baik.
Hasil penelitian Purnomohadi (2006), peranan bakteri selulolitik pada fermentasi
jerami padi dengan konsentrasi 30% dapat meningkatkan mutu jerami padi. Peningkatan
mutu jerami padi ditandai dengan penurunan kadar Bahan Kering dari 91,29% menjadi
81,53%, peningkatan kadar Protein Kasar dari 4,1% menjadi 9,01%, dan penurunan
Serat Kasar dari 37,10% menjadi 31,17%.

Jamur Rhizopus oligosporus


Rhizopus oligosporus merupakan salah satu kapang dari genus Rhizopus sp.
Yang paling sering ditemukan pada tempe dan termasuk kelompok kapang karena
memiliki hifa yang bersekat dan membentuk miselium. Rhizopus oligosporus banyak
dikenal di Indonesia dan merupakan kapang terbaik dibandingkan spesies yang lain
dengan cirri-ciri yaitu : tumbuh dengan cepat pada suhu 30 – 42oC, membentuk
miselium seperti kapas, tumbuh sempurna setelah 18 – 20 jam, tidak dapat
memfermentasi sukrosa, memiliki aktifitas proteolitik yang tinggi, dan lipolitik akan
membentuk amina setelah fermentasi selama 48 – 72 jam, menghasilkan antioksidan
yang kuat dan menghasilkan aroma dan flavor yang spesifik (Sudharmadji, 1989).
Hasil penelitian Rotib (1994) dengan melakukan fermentasi bungkil kedelai
memakai Rhizopus sp, mampu meningkatkan kandungan protein kasar bungkil kedelai
dari 41% menjadi 55% dan meningkatkan asam amino sebesar 14,2%, sehingga diduga
dapat dipakai untuk alternative sebagai sebagai bahan pemicu pertumbuhan.

Metode Penelitian
Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 8 bulan. Tempat penelitian di
Laboratorium In door Perikanan dan Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan dan
Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Materi dan Alat Penelitian
- Materi
1). Ikan Uji
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan Nila yang berukuran
5 – 7 cm dengan berat rata-rata 1,3 gram
2). Media percobaan
Media percobaan yang digunakan berupa air tawar yang berasal dari air sumur.
Air ditempatkan pada aquarium percobaan yang berjumlah 16 buah dengan volume
masing-masing 20 liter. Kualitas air diusahakan optimal bagi pertumbuhan ikan uji.
3). Pakan percobaan
Pada penelitian ini akan digunakan empat macam pakan percobaan dengan
kandungan protein 25% dengan energi 360 kkal/g pakan. Protein terdiri dari tepung ikan
sebagai protein hewani dan tepung Azolla sebagai bahan substitusi protein tepung
kedelai untuk protein nabati.
- Alat
Alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquarium, aerator,
selang, serok, batu aerasi, blender, timbangan, tissue, pipet ukur, thermometer,
peralatan analisis proksimat, dan peralatan kualitas air.
- Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan ditentukan/didapatkan dari
hasil penyusunan formulasi pakan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
- Tahapan penelitian
- Tahap I
1) Pembuatan Tepung Azolla Terfermentasi dengan Rhizophus sp
2) Persiapan pakan uji
- Analisis proksimat bahan penyusun pakan
- Penyusunan Formulasi pakan
- Pembuatan pakan ikan dalam bentuk pelet
- Analisis proksimat pakan uji
- Penyesuaian ukuran pakan untuk ikan uji
3) Persiapan media
- Persiapan media aquarium
- Persiapan sirkulasi udara
- Persiapan kualitas air
4) Persiapan ikan uji
- Adaptasi ikan uji terhadap lingkungan selama 7 hari dengan kepadatan 15
ekor/unit percobaan
- Pemberian pakan dengan pakan komersial sebesar 5% dari bobot biomassa
selama masa adaptasi
- Memuasakan ikan uji selama 2 hari sebelum penelitian dimulai
Tahap II
1) Pelaksanaan penelitian
‰ Penimbangan ikan uji dan memasukkannya dalam aquarium percobaan
dengan kepadatan 10 ekor/unit aquarium.
‰ Pemberian pakan sebanyak 5 persen dari berat biomassa, diberikan dengan
frekuensi 3 kali sehari yaitu pada pukul : 07.00, 12.00 dan 16.00 WIB.
‰ Feses ikan uji diambil menggunakan pipet tetes atau selang sifon dari tiap
akuarium sebelum waktu pemberian pakan. Feses yang telah diambil
kemudian dikeringkan dan disimpan dalam freezer agar tidak terjadi
kerusakan kemudian dianalisis kadar protein dengan metode kjeldal dan
analisi energi dengan menggunakan bomkalorimeter adiabatis, kemudian
dianalisis dengan menggunakan Metode Chromix Oxide (Cr2O3) untuk
mengetahui daya cerna protein dan energi.
‰ Membersihkan akuarium setiap 3 hari sekali dengan cara menyipon feses
dan sisa pakan, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas air agar tetap baik.
‰ Mengganti air akuarium setiap 1 minggu sekali sebanyak 25 – 30% dari total
volume akuarium.
‰ Pengukuran kualitas air meliputi DO, pH, amonia dilakukan seminggu sekali
pada waktu yang sama, sedangkan suhu diukur setiap hari pada pukul 06.00,
14.00 dan 17.00 WIB.
‰ Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan setiap 7 hari sekali dengan
menimbang seluruh ikan uji pada setiap aquarium. Kemudian dilakukan
penyesuaian jumlah pakan untuk diberikan pada hari selanjutnya kurangi
untuk daya cerna.
‰ Pengamatan akhir penelitian terhadap feses ikan uji dianalisis dengan
metode Kjeldahl.
(a) Ikan uji dianalisis proksimat
(b) Analisis terhadap feses untuk mengetahui daya cerna protein dilakukan
dengan uji Chromix Oxide (Cr2O3).
- Variabel Uji
a. Variabel utama
- Pertumbuhan mutlak (G) (Effendi, 1997)
- Daya cerna protein (D) Metode Chromix Oxide (Cr2O3) ( Zonneveld, 1991)
b. Variabel penunjang
- Kelulushidupan ikan Nila (Effendi, 1997)
- Rasio konversi pakan (Zonneveld, 1991)
- Kualitas air meliputi : suhu, DO, pH
- Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (anova).
Apabila hasil analisis menunjukkan perbedaan akan dilanjutkan dengan Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan-bahan pakan yang akan digunakan sebagai penyusun pakan dianalisis
proksimat, komposisi nutrisi bahan pakan dapat dilihat pada Tabel 1, formulasi pakan
pada Tabel 2. dan hasil analisis proksimat pakan uji pada Tabel 3.

Tabel 1. Komposisi nutrisi bahan pakan ikan Nila Gift (Oreochromis, sp)
Protein Lemak Serat Kasar DE
Bahan Abu (%) BETN
(%) (%) (%) (kkal/g)
Tepung ikan 50,07 4,9 8,68 26,93 9,42 282,06
Tepung kedelai 37,58 18,28 9,56 4,43 30,15 435,44
Tepung Azolla 19,54 8,8 23,06 12,48 36,12 307,28
Tepung Azolla Fermentasi 20.05 6,42 14,62 12,83 37,05 368.27
Bekatul 10,79 10,56 12,86 411.24
Tepung tapioka 3,34 0,55 0,53 0,58 95,00 398,31
(Hasil analisis laboratorium Nutrisi Fapetrik 2008 - UMM )

Tabel 2. Formulasi Pakan ikan Nila Gift


Perbandingan Protein dari Tepung Kedelai
Bahan dengan Tepung Azolla Fermentasi
P1 = 100 : 0 P2 = 85 : 15 P3 = 70 : 30 P4= 55 : 45

Tepung ikan 22,5 22,5 22,5 22,5


Tepung kedelai 29,5 25,07 20,65 16,22
Bekatul 22,75 22,75 18,5 18,5
Tepung Tapioka 19,25 19,25 13,5 13,5
Tepung Azolla Fermentasi 0 4,43 8,85 13,27
Minyak kelapa 0 0 0,58 0,61
Mineral Mix 2 2 2 2
Vitamin Mix 2 2 2 2
Cr2O3 0,5 0,5 0,5 0,5
Jumlah 100 100 100 100
Protein (%) 27,83 24,96 23,62 22,93
Energi (kkal/g) 417,59 376,57 381,41 379,28
Tabel 3. Hasil Proksimat Pakan Uji
Kandungan P1 P2 P3 P4
Berat kering (%) 88,57 89,15 88,04 87,47
Protein (%) 24,52 24,75 24,94 24,66
Lemak (%) 9,38 7,5 6,65 7,80
Serat kasar (%) 4,53 6,24 9,045 13,58
Abu (%) 13,24 14,23 12,76 16,72
BETN 36.9 36,43 34,65 24,71

Pertumbuhan
Pola pertumbuhan ikan nila (Oreochiomis sp.) adalah eksponensial. Dengan
menggunakan pola ini, maka diperoleh data pertumbuhan mutlak untuk tiap-tiap
perlakuan seperti tertera pada Gambar 1.

Grafik Hubungan Perlakuan dengan Pertumbuhan


Mutlak

0.90
Pertumbuhan Mutlak ( gr )

0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
-
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 1. Grafik rata-rata pertumbuhan mutlak ikan nila gift (Oreochiomis


sp.) tiap-tiap perlakuan selama penelitian.

Keterangan:
P1 = Substitusi 0% protein tepung azolla fermentasi dengan substitusi 100%
Protein tepung kedelai.
P2 = Substitusi 15% protein tepung azolla fermentasi dengan substitusi 85%
Protein tepung kedelai.
P3 = Substitusi 30% protein tepung azolla fermentasi dengan substitusi 70%
Protein tepung kedelai.
P4 = Substitusi 45% protein tepung azolla fermentasi dengan substitusi 55%
Protein tepung kedelai.

Dari hasil perhitungan statistik diperoleh sidik ragam seperti tertera pada
Tabel 3

Tabel 4 Daftar Sidik Ragam Pertumbuhan Mutlak Pada Ikan Nila Gift
(Oreochiomis sp.)

F. tabel
Sumber Variansi db JK KT F.hitung
0,05 0,01
*
Perlakuan 3 0,22 0,07 5,14 4,07 7,59
Galat 8 0,11 0,01
Total
Keterangan : *) berbeda nyata

Dari hasil perhitungan sidik ragam pada Tabel 6.2, tersebut menunjukkan
hasil bahwa, perlakuan pemanfaatan tepung Azolla fermentasi sebagai substitusi
protein tepung kedelai dalam ransum memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
pertumbuhan mutlak pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.).
Tabel 5 Daftar Uji BNT Pertumbuhan Mutlak Ikan Nila Gift (Oreochiomis
sp.) Pada Tiap-Tiap Perlakuan Selama Penelitian

PERLAKUAN P3 P2 P0 P1
RATAAN 0,443 0,550 0,567 0,813 Notasi
P3 0,443 0,000 - - - a
P2 0,550 0,107 0,000 - - a
P0 0,567 0,124 0,017 0,000 - a
**
P1 0,813 0,370 0,263* 0,246* 0,000 b
Keterangan : ns : non significant/tidak nyata
* : nyata (F hitung > F 5%)
** : sangat nyata (F hitung > F 1%)

Hasil penelitian di atas menunjukkan adanya perbedaan pada substitusi


tepung azolla fermentasi terhadap tepung kedelai, hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan tepung azolla dapat digunakan sebagai substitusi tepung kedelai
sebesar 15%. Hasil subtitusi tepung Azolla fermentasi sebesar 15% dengan tepung
kedelai 85%, menghasilkan pertumbuhan mutlak lebih tinggi (0,81) dibandingkan
dengan pakan yang mengandung tepung kedelai 100% (0,57). Hal ini disebabkan
oleh kandungan asam-asam amino dari subtitusi tepung azolla fermentasi (15%)
dan tepung kedelai (85%) lebih tinggi dibandingkan pada pakan yang 100% tepung
kedelai. Sehingga apabila pakan yang diberikan mempunyai nilai nutrisi yang baik,
maka dapat mempercepat laju pertumbuhan, karena zat tersebut akan dipergunakan
untuk menghasilkan energi mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Zat-zat nutrisi yang
dibutuhkan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral (Mudjiman, 2000).
Pada penelitian ini jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan
kebutuhan ikan yaitu 5 persen dari berat tubuh ikan perhari, disamping itu
komposisi pakan yang diberikan terutama pada kandungan protein sudah berada
pada kisaran optimum yaitu sebesar ±25 persen. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Mudjiman (1991), bahwa umumnya ikan membutuhkan
pakan yang kandungan proteinnya 20 – 60 persen sedangkan optimumnya adalah
berkisar antara 30 – 60 persen. Selanjutnya Fakih (1992) menyatakan bahwa dalam
pemeliharaan intensif, pakan yang berkadar protein 25 persen memberikan
pertumbuhan yang optimum untuk ikan nilai gift (Oreochiomis sp.).
Dari data tersebut diketahui bahwa perlakuan yang memberikan laju
pertumbuhan mutlak tertinggi dicapai pada pakan dengan tingkat substitusi 15%
memiliki rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,81, kemudian pakan dengan
tingkat substitusi 0% memiliki rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,57,
selanjutnya pakan dengan tingkat substitusi 30% memiliki rata-rata pertumbuhan
mutlak sebesar 0,55, kemudian pakan dengan tingkat substitusi 45% memiliki rata-
rata pertumbuhan mutlak sebesar 0,44. Sehingga syarat utama yang harus
diperhatikan dalam pembuatan pakan ikan antara lain: kandungan nutrisi suatu
bahan pakan harus cukup sesuai dengan kebutuhan ikan, disukai oleh ikan, mudah
dicerna dan jika dilihat dari nilai ekonominya pakan yang dihasilkan dari
pemanfaatan tepung azolla fermentasi mempunyai harga yang relatif lebih murah
jika dibanding dengan penggunaan tepung kedelai, sehingga dengan pemanfaatan
tepung azolla dapat menekan biaya produksi pakan.

Rasio Konversi Pakan (Feed Convertion Ratio).


Rasio konversi pakan merupakan salah satu parameter efisiensi pemberian
pakan. Data perhitungan rasio konversi pakan pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.)
untuk tiap-tiap perlakuan selama penelitian pada Gambar 2
Grafik Hubungan antara Perlakuan dengan FCR

6,00
5,00
FCR 4,00
3,00
2,00
1,00
-
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 2 Grafik Rata-rata Rasio Konversi Pakan (FCR) Ikan Nila Gift
(Oreochiomis sp.) Tiap-tiap Perlakuan Selama Penelitian.

Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan perhitungan statistik. Diperoleh sidik


ragam rasio konversi pakan pada ikan nila gift untuk tiap-tiap perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 5
Tabel 5 Daftar Sidik Ragam Rasio Konversi Pakan (FCR) Pada Ikan Nila
Gift (Oreochiomis sp.)

F. tabel
Sumber Variansi db JK KT F.hitung
0,05 0,01
Perlakuan 3 7,57 2,52 4,96* 4,07 7,59
Galat 8 4,07 0,51
Total
Keterangan : *) = berbeda nyata

Tabel 6 Daftar Uji BNT Konversi Pakan Ikan Nila Gift (Oreochiomis sp.)
Pada Tiap-Tiap Perlakuan Selama Penelitian

PERLAKUAN P1 P0 P3 P2
RATAAN 3,140 4,383 4,950 5,197 Notasi
P1 3,140 0,000 - - - a
P0 4,383 1,243 0,000 - - a
P3 4,950 1,810* 0,567 0,000 - b
P2 5,197 2,057** 0,814 0,247 0,000 b
Keterangan * : nyata (F hitung > F 5%)
** : sangat nyata (F hitung > F 1%)
Dari hasil perhitungan sidik ragam pada Tabel 6.5 di atas menunjukkan
hasil bahwa perlakuan pemanfaatan tepung azolla fermentasi sebagai substitusi
protein tepung kedelai dalam ransum memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
rasio konversi pakan pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.).
Tingkat efisiensi penggunaan pakan pada ikan nila gift (Oreochiomis sp.)
ditentukan oleh pertumbuhan dan jumlah pakan yang diberikan. Keefisienan
penggunaan pakan menunjukkan nilai pakan yang dapat merubah menjadi
pertambahan pada berat badan ikan.
Efisiensi pakan dapat dilihat dari beberapa faktor dimana salah satunya
adalah rasio konversi pakan. Nilai rasio konversi pakan pada penelitian ini
berdasarkan perhitungan statistik menunjukkan bahwa pemanfaatan tepung azolla
fermentasi sebagai bahan substitusi protein tepung kedelai dalam ransum
berpengaruh nyata terhadap rasio konversi pakan. Hal ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan nilai kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan, selanjutnya
juga dipengaruhi oleh adanya tingkat konversi pakan dengan bertambahnya berat
badan ikan sehingga semakin tinggi berat badan ikan maka semakin tinggi pula
konversi pakan yang dimanfaatkan.
NRC (1993) menjelaskan bahwa besar kecilnya rasio konversi pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor tetapi yang terpenting adalah kualitas dan
kuantitas pakan, spesies, ukuran dan kualitas air. Besar kecilnya rasio konversi
pakan menentukan efektivitas pakan tersebut.
Menurut Hariati (1989) bahwa tingkat efisiensi penggunaan pakan yang
terbaik akan dicapai pada nilai perhitungan konversi pakan terendah, dimana pada
perlakuan tersebut kondisi kualitas pakan lebih baik dari perlakuan yang lain.
Kondisi kualitas pakan yang baik mengakibatkan energi yang diperoleh pada ikan
nila gift (Oreochiomis sp.) lebih banyak untuk pertumbuhan, sehingga ikan nila gift
(Oreochiomis sp.) dengan pemberian pakan yang sedikit diharapkan laju
pertumbuhan meningkat.

Daya Cerna Ikan Nila GIFT (Oreochiomis sp.)


Data dalam proses analisis, insyaAllah dalam waktu 2 minggu kedepan
sudah selesai
Kualitas Air
Parameter penunjang dari penelitian ini adalah parameter kualitas air seperti
suhu, DO, pH, dan amonia. Air sebagai media hidup ikan yang dipelihara harus
memenuhi persyaratan baik kualitas maupun kuantitasnya. Adapun kisaran kualitas
air yang optimal untuk ikan nila Gift (Oreochiomis sp.) pada ukuran 5 – 7 cm, suhu
antara 25oC sampai dengan 30oC, DO 5 ppm, pH 6,5 – 8,5, dan batasan konsentrasi
amoniak yang dapat mematikan ikan berada pada 0,1 – 0,3 mg/l (Arie, 1999).
Pada waktu penelitian hasil pengukuran kualitas air yang terdiri dari : suhu,
DO, pH dan amoniak dalam kisaran yang optimum. Suhu berkisar 24,0oC – 25,5oC,
DO berkisar 4,21 ppm – 7,13 ppm, pH berkisar 7 – 8, dan amoniak berkisar 0 ppm
– 0,5 ppm

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil penelitian selama 28 hari pemeliharaan ikan nila gift
(Oreochiomis sp.) yang diberi pakan dengan tepung azolla fermentasi sebagai
bahan substitusi protein tepung kedelai yang berbeda dapat diambil dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbedaan tepung azolla fermentasi sebagai bahan substitusi protein tepung
kedelai dalam pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak, rasio
konversi pakan,
2.
3. Kualitas air pada media pemeliharaan ikan Nila Gift selama penelitian masih
dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan.
Saran
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Arie, U. 1999. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar Swadaya. Jakarta.
128 hal.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusantara.


Yogyakarta. 163 hal.

Haetami dan Sastrawibawa, 2005. Evaluasi Kecernaan Tepung Azolla dalam Ransum
Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Bionatura, Vol 7,
No 3, November 2005 : 225 – 233.

Handajani, 2000. Peningkatan kadar protein tanaman Azolla microphylla dengan


mikrosimbion Anabaena azollae dalam berbagai konsentrasi N dan P yang
berbeda pada media tumbuh

Hariati, A.M. 1989. Makanan Ikan. LUW/UNIBRAW/Fish Fisheries Project Malang.


99 hal.

Lumpkin, T.A and D.L. Plucknet, 1982. Azolla a green manure: Use abd Management
in Crop Production. Westview Tropical Agriculture Series

Mudjiman, A. 1994. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.

Mudjiman, A. 2000. Budidaya Ikan Nila. CV. Yasaguna. Jakarta. 46 hal.

Tillman, D. Hariartadi, R. Soedomo, P. Soeharto dan D. Soekamto, 1984. Ilmu


Makanan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada. 422 hal.

Willujeng, A. 1998. Teknik Pembuatan Pakan Ikan. Dibuat dalam rangka Pelatihan
Pembuatan Pellet Ikan di Fak. Perikanan Univ. Brawijaya 5 September
1998. Malang. 14 hal.

Zonneveld, N. E.A. Huinsman dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budaya Ikan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hal.

Daftar Pustaka
Effendi, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Penerbitan Yayasan Pustaka Nusantara.
Yogyakarta.

Handajani, 2000. Peningkatan kadar protein tanaman Azolla microphylla dengan


mikrosimbion Anabaena azollae dalam berbagai konsentrasi N dan P yang berbeda
pada media tumbuh. Tesis, Progran Pasca Sarjana IPB. Bogor
Handajani, 2004. Pengaruh Pemberian Bekatul Terfermentasi Dengan Rhizopus sp
Sebagai Penyusun Pakan Ikan Terhadap Produktivitas Ikan Nila. Laporan
Penelitian. Lembaga Penelitian UMM. Malang

Handajani, 2006. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan Terhadap
Pertumbuhan dan Daya Cerna Ikan Nila Gift (Oreochiomis sp). Jurnal Gamma

Handajani, 2007. Peningkatan Nilai Nutrisi Tepung Azolla Melalui Fermentasi. Laporan
Penelitian. Lembaga Penelitian UMM. Malang

Lumpkin, T.A and D.L. Plucknet, 1982. Azolla a green manure: Use abd Management
in Crop Production. Westview Tropical Agriculture Series

Mujiman, 2002 edisi revisi. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta

Sujono, 2001. Tampilan Produksi Semen Ayam arab yang diberi Pakan Mengandung
Berbagai Aras Bekatul Terfermentasi dengan Rhizopus oligoporus. Desrtasi
Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya.

Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Winarno dan Fardiaz, 1980. Biofermentasi dan Biosintesis Protein. Angkasa. Bandung

Zonneveld, N.E.A. Huinsman dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.
Gramedia. Jakarta.

You might also like