Professional Documents
Culture Documents
JENIS-JENIS
Sucker rod Pump (SRP)
Gas lift
Plunger Lift
GAS LIFT
Operasi gas lift dilakukan dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi >250 psi (dari
kompressor atau sumur gas HP) kedalam kolom minyak didalam sumur dengan meringankan
kolom minyak dan mengangkatnya (dengan tenaga ekspansi gas tsb) kepermukaan.
b. Tekanan injeksi
Prisip kerjanya dengan mengangkat fluida dengan energi dari prime mover permukaan yang
ditransfer ke subsurface pump yang diletakkan di dalam sumur.
Prinsip kerjanya mengangkat fluida dengan energi motor yang ditransfer ke subsurface pump
yang semuanya diletakkan didalam sumur.
a. Electric motor
d. Transformer
Plunger Lift
Plunger lift merupakan metode dengan prinsi seperti gas lift, dimana fluida diangkat dengan
bantuan gas. Pada metode ini diletakkan pompa dalam sumur yang terletak diantara fluida yang
diangkat (minyak/air) dengan fluida pengangkat (gas).
Water flooding
Thermal methods : steam stimulation, steamflooding, hot water drive dan insitu
combustion.
DRILLING ENGINEER
CONTENT
Sejarah Pemboran
Tipe-Tipe Rig
Sistem Di Rig
a. Sistem Putar
b. Sistem Angkat
c. Sistem Sirkulasi
d. Sistem Tenaga
e. BOP System
Casing
Lumpur Pemboran
Sejarah Pemboran
Pengusahaan secara modern minyak bumi dunia terjadi pada saat pemboran minyak bersejarah
yang dilakukan oleh Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada
tahun 1859, yang menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki.
Pemboran minyak pertama di Indonesia telah dilaksanakan pada tahun 1871 di desa Maja,
Majalengka, Jawa Barat oleh seorang pengusaha Belanda benama Jan Reerink, namun sumur ini
gagal menghasilkan minyak.
Titik balik Industri minyak di Indonesia terjadi ketika pada tahun 1885, A.J. Zijkler, seorang
pemimpin perkebunan tembakau Belanda berhasil menemukan sumur Telaga Tunggal I yang
bernilai komersial di daerah Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara.
Inilah yang menjadi titik pangkal pendirian perusahaan raksasa yang terkenal dengan nama The
Royal Dutch pada Tanggal 16 Juli 1890
Segeralah berdiri pabrik penyulingan di Pangkalan Brandan dan pipa-pipa serta tangki-tangki
dan kapal-kapal tanker. Pada Tanggal 1 Maret 1892 pabrik mulai berproduksi dan hasilnya mulai
dijual dan bersaing di pasaran bebas dunia dengan Minyak Amerika, Rusia dan Cina.
Penemuan ini pada tahun 1902 melahirkan suatu perusahaan minyak Belanda yang bernama
"Bataafsche Petroleum Maatschappij", disingkat B.P.M, yang kemudian lebih dikenal sebagai
perusahaan SHELL, salah satu dari tujuh perusahaan minyak terbesar di dunia.
Hampir pada waktu yang sama di Jawa Timur beroperasi suatu perusahaan Belanda lain yang
benama "Dordtsche Petrolewn Maatschappif' yang pada tahun 1893 melakukan pemboran sumur
Ledok yang menghasilkan lapangan minyak Ledok. Perusahaan "Dordtsche" kemudian diambil
alih oleh B.P.M
Sebelum perang dunia II meletus, pada tahun 1939, jumlah produksi minyakbumi Indonesia
adalah rata-rata perhari adalah sebesar 170.000 barrel . Angka ini mulai menurun selama kurun
waktu 1942-1948 menjadi dibawah 100.000 barrel perhari karena disebabkan peperangan-
peperangan di Indonseia.
Setelah menyerahnya Jepang dan Lahirnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, era baru Industri Perminyakan bagi Republik Indonesia dimulai, Tambang-
tambang minyak yang tadinya dikuasai Jepang segera diambil alih. Tambang minyak yang
pertama kali dikuasai oleh Republik Indonesia adalah tambang minyak Pangkalan Brandan,
Sumatera Utara, dengan upacara serah terima antara pihak Jepang dengan pihak Republik
Indonesia.
Kolonel William Drake di Titusvile, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tahun 1859,
menemukan minyak pada kedalaman 69 kaki dengan menggunakan teknologi pemboran tumbuk
(Seperti mengebor air saat ini).
Setelah itu banyak pemboran sumur minyak dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Pemboran ini berlangsung sampai adanya teknologi pembuatan besi dan baja di awal tahun
1900-an.
Persiapan :
lokasi
sumur air/persediaan air
peralatan pendukung
Pengiriman Peralatan
Darat
Air
Udara
Man power :
Kontraktor
Operator sumur
Service company
Konsultan Khusus
Kedatangan
Pemasangan
Pendirian
Cek
Power System
Hoisting System
Alat untuk menaikkan dan menurunkan drill string, casing string atau peralatan-peralatan lain
Terdiri Dari :
• Supporting stucture
• Hoisting equipment
• Drum
• Brakes
• Transmisi
• Cathead
Circulating System
• Fungsi : untuk memindahkan serpih bor (rock cutting) dari lubang sumur pada saat
pemboran berjalan dgn fluida pemboran.
pompa lumpur
mud pit
Tanki baja
Pompa lumpur
Drilling string
Bit
Nozzle bit
Suction tank
ROTATING SYSTEM
Sistem penggerak putar yang meneruskan gaya putar dari permukaan ke dalam lubang bor.
Rotating System
Swivel
Rotary drive
Drill pipe
Drill collar
Bit
Sistem yang berfungsi untuk mencegah semburan liar fluida (kick/blow-out) dari dalam formasi
batuan melalui lubang bor akibat tekanan yang tinggi
Casing
Fungsi:
Casing program:
- Conductor casing
- Surface casing
- Production casing
Lumpur Pemboran
Definisi: campuran fluida yang komplek yang terdiri atas zat kimia dan padatan yang secara
terus menerus dipompakan dan disirkulasikan dari mud pits dgn tekanan tinggi ke lubang sumur
melalui drill string dan kembali ke permukaan melalui annulus selama proses pemboran.
Mendinginkan dan mselumasi drill string sehingga bisa mengurangi panas yang diderita
Cutting Suspension
Media Logging
Penyemenan
Penyemenan atau cementing adalah sutau proses pendorongan bubur semen ke dalam lubang
sumur melalui casing menuju annulus casing-formasi dan dibiarkan untuk beberapa saat hingga
mengering dan mengeras sehingga dapat melekatkan casing dgn formasi.
Mencegah korosi
Primary cementing
Secondary cementing
Proses penyemenan untuk memperbaiki penyemenan pertama yang tidak
sempurna (terdapat celah-celah yang tidak tersemen), menutup lubang perforasi,
dan menutup formasi untuk membelokkan lubang pemboran.
Untuk melihat kualitas dari proses primary cementing dan secondary cementing
dilakukan dgn CBL.
Untuk mendapatkan kualitas bubur semen yang baik maka perlu ditambahkan zat additif
yang sesuai dengan keadaan formasi.
Komponen dari bubur semen antara lain:
Zat cair (air atau minyak)
Semen.
WELL PERFORMANCE
IDENTIFIKASI PROBLEM PRODUKSI
Pada prinsipnya problem produksi yang mengakibatkan tidak optimumnya produksi minyak di
suatu sumur dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok :
A. Menurunnya Produktifitas Formasi
B. Menurunnya Laju Produksi
MENURUNNYA PRODUKTIFITAS FORMASI
PROBLEM KEPASIRAN
PROBLEM CONING ( GAS DAN AIR)
• PROBLEM SCALE
• PROBLEM KOROSI
• PROBLEM PARAFIN
“Problem produksi yang terjadi sangat bergantung pada karakteristik batuan reservoir,
karakteristik fluida reservoir, dan kondisi reservoir itu sendiri”
PROBLEM KEPASIRAN
Problem kepasiran adalah ikut terproduksinya pasir bersama dengan aliran fluida
reservoir. Problem ini umumnya terjadi pada formasi-formasi yang dangkal, berumur
batuan tersier terutama pada seri miocene
PENYEBAB:
- Tenaga Pengerukan ( drag force )
- Penurunan Kekuatan Formasi
- Penurunan Tekanan Formasi
- Tingginya Kapasitas Produksi
- Penambahan Saturasi Air
Scale
Scale merupakan endapan yang terbentuk dari proses kristalisasi dan pengendapan
mineral yang terkandung dalam air formasi
Pembentukan scale biasanya terjadi pada bidang-bidang yang bersentuhan secara
langsung dengan air formasi selama proses produksi, seperti pada matrik dan rekahan
formasi, lubang sumur, rangkaian pompa dalam sumur (downhole pump), pipa produksi,
pipa selubung, pipa alir, serta peralatan produksi di permukaan (surface facilities)
Endapan Parafin
Parafin adalah unsur-unsur pokok yang banyak terkandung dalam minyak mentah. Jenis
kerusakan akibat endapan organik ini umumnya disebabkan oleh perubahan komposisi
hidrokarbon , kandungan wax (lilin) di dalam crude oil, turunnya temperatur dan tekanan,
sehingga minyak makin mengental (pengendapan parafinik) dan menutup pori-pori batuan.
Secara umum rumus parafin adalah CnH2n+2.
Pemindahan panas dari minyak ke dinding pipa dan diteruskan ke tempat sekitarnya.
Tubing
Flow line
Separator
Stock tank
PENGERTIAN KOROSI
Korosi merupakan suatu proses penurunan mutu suatu material logam. Hal ini dapat terjadi oleh
lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul kesetimbangan antara
logam dengan lingkunganya
RESERVOIR ENGINEERING
PENENTUAN CADANGAN
Faktor penting dalam pengembangan reservoir dan perencanaan produksi :
• Perkiraan volume awal hidrokarbon di tempat (initial volume in place)
• Volume hidrokarbon yang dapat diperoleh (recoverable volume) à reserve atau cadangan
PENENTUAN CADANGAN
Definisi cadangan:
Perkiraan jumlah minyak mentah, gas alam, gas condensate, fasa cair yang diperoleh
dari gas alam, dan material lainnya (mis. sulfur), yang dianggap bernilai komersial untuk
diambil dari reservoir dengan menggunakan teknologi yang ada pada suatu saat dalam keadaan
ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku pada saat yang sama
PENENTUAN CADANGAN
• Jumlah lapangan minyak (in terms of reservoir) di dunia yang diketahui = 30,000 lapangan
dengan cadangan 140,000 Mton.
• Lebih dari 50% cadangan minyak dunia (71,000 Mton) terkandung hanya di 33 lapangan minyak
(0.1% dari jumlah lapangan); 26% berikutnya terkandung di 0,8% dari jumlah lapangan; 0.91%
lapangan minyak dunia mengandung 76% total cadangan minyak dunia.
• Lapangan minyak terbesar di dunia: Ghawar dengan cadangan 11,400 Mton, kedua Burgan
dengan 9,800 Mton.
• Cadangan hidrokarbon adalah volume hidrokarbon yang mengisi pori-pori batuan yang oleh
suatu sebab terperangkap dan terakumulasi dalam suatu reservoir dengan bentuk dan kondisi
tertentu.
• Initial hydrocarbon in place adalah jumlah hidrokarbon yang mula-mula ada di dalam reservoir.
• Ultimate recovery adalah taksiran tertinggi dari jumlah hidrokarbon yang mungkin dapat
diproduksikan ke permukaan sampai batas ekonomisnya.
PENENTUAN CADANGAN
Menurut SPE/WPC cadangan minyak dan/atau gas bumi dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
• Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering dapat diperkirakan dengan
tingkat kepastian yang pantas (reasonable) dan dapat diambil dengan menggunakan teknologi
dalam keadaan ekonomi dan dengan peraturan yang berlaku pada suatu saat
• Proved apabila produktivitas komersial didukung oleh data produksi aktual atau oleh data hasil
pengujian
• Seringkali harus ditentukan berdasarkan data core, log, atau pengujian lainnya
Meliputi:
• Daerah yang telah delineated oleh pemboran dan jika ada, dengan batas fluida yang jelas.
• Jika tidak ada batas fluida, volume HC didasarkan pada letak HC terbawah yang diketahui (the
lowest known occurrence - LKO).
• Daerah yang belum dibor namun berdasarkan data geologi dan engineering terbukti sebagai
daerah produktif dan bernilai komersial.
1.Proved developed, daerah di mana instalasi fasilitas produksi dan transportasi sudah pasti dapat
dilakukan.
• Lokasinya berada dalam atau berbatasan langsung dengan daerah proved producing
• Memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk penyelesaian sumur dan instalasi peralatan
produksi.
• Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai kemungkinan
terambil lebih besar dari kemungkinan tidak terambil.
• Jika menggunakan metode probabilistik, tingkat kemungkinan proved reserves + probable
reserves minimal 50%
Meliputi:
• Daerah di luar batas proved atau merupakan bagian terbawah dari struktur yang diperkirakan
mengandung hidrokarbon
• Daerah produktif yang hanya disimpulkan dari data log (tidak didukung data lainnya sehingga
dipandang kurang pasti)
• Daerah yang jika dilakukan infill drilling dapat menjadi proved reserves
Meliputi: (Lanjutan)
• Dapat diperoleh dengan cara perubahan mekanis (workover, treatment, perubahan peralatan).
Daerah proved producing yang berdasarkan interpretasi kinerja atau data volumetrik menunjukkan
cadangan yang lebih dari yang sudah dinyatakan proved.
• Jumlah hidrokarbon yang berdasarkan data geologi dan engineering mempunyai tingkat
kemungkinan terambil lebih rendah dari tingkat kemungkinan terambil probable reserves
Meliputi:
• Daerah di luar batas probable yang berdasarkan ekstrapolasi struktur atau stratigrafi dapat terjadi
• Daerah produktif yang dapat disimpulkan dari data log dan data core tetapi belum dapat
ditentukan secara komersial
• Diperoleh dari infill drilling namun mempunyai ketidakpastian dalam teknis pelaksanaan
• Daerah dalam formasi yang terpisah dari daerah proved oleh patahan dan interpretasi geologi
menunjukkan daerah tersebut lebih rendah dari daerah proved
Penentuan Cadangan
Metode yang digunakan tergantung pada ketersediaan data dan informasi reservoir yang mendukung
metode tersebut
• Metode volumetrik – jika ada data geologi, data log, dan/atau data core
• Metode volumetrik-probabilistik – jika tidak ada data geologi, data log, dan data core. (mis.
simulasi Monte Carlo)
• Performance analysis methods – jika ada data geologi, data log, data core, dan data produksi (mis.
metode material balance, decline curve, simulasi reservoir)
Simulasi Reservoir
• Kondisi Subsurface (reservoir minyak/gas) adalah kondisi yang dinamik dan sangat
tergantung pada banyak hal yang tidak mungkin dapat kita sederhanakan dengan
menghilangkan faktor-faktor yang membuatnya dinamik tersebut. Estimasinya sangat
dipengaruhi tidak hanya oleh ketepatan model geologinya, tetapi juga oleh sifat-sifat
batuan, sifat fluida pengisinya, tekanan dan faktor-faktor lain selama fluida reservoir
(minyak, gas, air) diproduksikan.
• Seiring dengan perkembangan teknologi menuntut kita untuk melangkah lebih maju
dalam hal memperkirakan kondisi subsurface, sehingga mempermudah pelaksanaan
pengembangan sebuah lapangan migas dengan berbagai software Simulasi resrvoir spt:
Eclipse, CMG, dsb.
WELL LOGGING
logging adalah merupakan salah satu metode pengukuran perekaman besaran-besaran
fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor.
Logging memberikan data-data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitas banyaknya
hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi yang sesungguhnya.
Sesuai dengan tujuan logging yaitu menentukan besaran-besaran fisik dari batuan reservoir (yang
terpenting antara lain porositas, saturasi air formasi, ketebalan formasi produktif, dll), maka
dasar dari prinsip logging adalah sifat-sifat fisik atau petrophysic dari batuan reservoir itu
sendiri. Sifat-sifat fisik batuan reservoir tersebut dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu:
sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) dari batuan reservoir.
BAGIAN-BAGIAN LOG
Kepala Log
Kolom Log
Skala kedalaman
Skala kurva
Corak kurva
SP LOG
Kurva SP adalah rekaman perbedaan potensial antara electrode yang bergerak didalam
lubang bor dengan electrode di permukaan, satuannya adalah milivolt.
SP digunakan untuk :
Dan sebelumnya ditinjau pula dari segi kondisi lubang bor yang dipengaruhi oleh filtrat lumpur.
Dan permeabel akan selalu terbentuk tiga zone infiltrasi yaitu :
Flushed zone
Merupakan zone infiltrasi yang paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh air filtrat
lumpur yang mendesak kandungan semula (gas, minyak, atau air) Meskipun demikian mungkin
saja tidak seluruh kandungan semula terdesak kedalam zone yang lebih dalam.
Transition zone
Merupakan zone transisi antara zone yang paling dekat dengan lubang bor dengan zone
yang terjauh dari lubang bor.
Uninvaded zone
Merupakan zone infiltrasi yang terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori
batuan terisi oleh kandungan semula. Dengan demikian zone ini sama sekali tidak dipengaruhi
oleh adanya infiltrasi air filtrat lumpur.
Prinsip log GR adalah perekaman radioaktifitas alami bumi. Radioaktifitas GR berasal dari tiga
unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Uranium-U, Thorium-Th, dan Potasium-K yang
secara kontinue memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar GR ini
mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma. Setiap GR yang terdeteksi
akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa
yang tercatat persatuan waktu (cacah Gamma Ray).
Neutron Log
Neutron log pada dasarnya direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa
memandang apakah pori-porinya diisi hidrocarbon atau air formasi.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : neutron merupakan suatu partikel netral yang
memiliki masa sama dengan masa atom hidrogen. Energi tinggi dari neutron secara
kontinue dipancarkan dari sebuah kapsul sumber neutron yang ditempatkan didalam
sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10 hingga 18 inci dari
detector gamma ray. Selama operasi logging, neutron dipancarkan dari sumbernya
dengan energi yang sangat tinggi, tetapi selanjutnya semakin berkurang karena tumbukan
dengan inti- inti elemen didalam formasi (mineral-mineral) dengan tipe tumbukan
”billiard ball collision”. Berkurangnya energi ini tergantung dari perbedaan massa
neutron dengan massa material pembentuk formasi /batuan. Hilangnya energi yang paling
besar adalah bila neutron bertumbukan dengan suatu atom hidrogen. Dengan demikian
besar hilangnya energi neutron hampir semuanya tergantung dari banyak / sedikitnya
jumlah hidrogen dalam formasi
Density log
Density log adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas (bulk density) dari batuan yang
ditembus lubang bor. Dari besaran densitas batuan ini sangat berguna untuk menentukan
besarnya porositas. Disamping itu pula log density memiliki kegunaan yang lain yaitu : dapat
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air bersama-sama dengan neutron log, menentukan densitas
dari hidrokarbon (ρh) dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly
Log caliper
Log caliper merupakan suatu kurva yang menunjukkan kondisi diameter lubang bor. Pada
lapisan permeabel dimana lapisan dinding lubang bornya terbentuk mud cake, maka diameter
lubang bor menjadi lebih kecil dari pada ukuran pahatnya.