You are on page 1of 5

TUGAS PATOFISIOLOGI

RESUME

“Human Papiloma Virus (HPV)”

Disusun Oleh :

1. Dian Wulan Sari S (062310101026)

2. Ahdya Islaha W (082310101055)

3. Maulidiyah Megasari (092310101012)

4. Aridha Silmi (092310101041)

5. Mokhlas Kholidi (092310101059)

6. Rozy Yudha (092310101071)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2010
Virus Papiloma Manusia (HPV)

A. Definisi

Virus papiloma manusia (HPV) adalah suatu patogen DNA yang


menyebabkan timbulnya berbagai tumor jinak (kutil) dan beberapa lesi
pramaligma dan maligna. Sampai saat ini sudah diketahui lebih dari 100 subtipe
HPV, dengan 33 diantaranya diketahui menginfeksi saluran genital. Infeksi HPV
dapat menyebabkan kanker serviks, penis dan anus. Penularan HPV genital
hampir semata-mata melalui hubungan kelamin, walaupun autoinokulasi dan
penularan melalui fomite juga dapat terjadi. Infeksi dapat ditularkan kepada
neonatus saat persalinan. Faktor resiko terbesar untuk timbulnya HPV adalah
jumlah pasangan seks. Merokok, pemakaian kontrasepsi oral (KO), dan kehamilan
tampaknya meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV.

B. Etiologi

Human Papillomavirus (HPV) diidentifikasi sebagai penyebab kondiloma


akuminata. Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital
dan rektum). Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh
buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan
tanpa tanda dan gejala penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan
dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun
sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah
akumulasi bahan-bahan purulen pada belahan-belahan, biasanya berbau tidak
sedap warnanya abu-abu, kuning pucat atau merah muda.

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk bunga


kol atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk
kelompok yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma
akuminata dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui
hubungan seksual melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada
permukaan mukosa pada vulva, serviks, pada perineum atau disekitar anus.
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa terssebar
multifocal dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.
Lesinya bisa sangat meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan
anatomi pada genitalia. Daerah tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,
glans pada pria dan daerah introitus posterior pada wanita.

C. Manifestasi Klinis

Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab, biasanya pada


penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai
daerah perianal, berbau busuk, warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat,
gambaran bunga kol

Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat
dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam
folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.

Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia
minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian
kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge

Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai
berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai
tidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Pada kasus yang
jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra.
Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.

D. Patofisiologi

HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV


dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan
muncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui
aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok
resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.

Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari


adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada
lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal
sel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi
hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang. Gambaran
hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui pada waktu yang
lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum korneum hanya
mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes terpancar – pencar keluar
dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa yang zona mature
perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa diperluas
dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural
menunjukkan adanya partikel-partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik
dari HPV.

E. Patogenesis

Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada kulit
dan mukosa  inokulasi virus pada sel basal  diferensiasi sel menjadi sel
keratinosit  kepekaan sel berubah  memungkinkan virus berkembang secara
vegetatif sehingga infeksi menjadi produktif  perubahan morfologi dan
hiperplasia akibat percepatan proliferasi dan terhambatnya diferensiasi sel  sifat
kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas yang tegas dengan jaringan
normal. Ada pula yang menjadi displastik dan ditandai oleh atipi inti sel, mitosis
tak terkontrol dan perubahan kromosom. Beberapa diantaranya berlanjut menjadi
karsinoma dan ditandai oleh invasi sel ke jaringan sekitarnya ataupun metastase
jauh ke organ lain.
Daftar Pustaka

1. Jawetz, dkk. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC

2. Staf Pengajar FK UI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :


FK UI

3. Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi “ Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit” Jilid II. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

You might also like