You are on page 1of 3

Reporter:

Apa makna nasionalisme dalam sebuah Negara?

Narasumber :

Saya tidak perlu bicara tentang definisi nasionalisme, karena kita anggap mungkin ini sudah menjadi suatu yang sudah dapat dipahami.
Tetapi kita harus refresing dulu, bahwa hal yang terpenting dalam pembangunan suatu negara adalah “national and character building” .
Pembentukan karakter bangsa menjadi hal yang paling fundamental dalam suatu Negara. Sedangkan nasionalisme hanyalah sebagian kecil
dari aspek pembangun sebuah karakter. Karena nasionalime yang berlebihan akan menimbulakan sebuah paham chauvinism, yaitu sebuah
paham yang menganggap Negara atau kelompoknya adalah yang paling baik, bahkan mengunggulkannya diatas segalanya dan merendahkan
lainnya. Sehingga dari paham ini akan muncul sebuah semboyan “right or wrong, is my country”, semboyan radikal dan ekstrim yang akan
membawa kehancuran Negara itu sendiri. Semboyan yang membawa mereka pada keegoisan bertindak. Dan sebaliknya jika tataran
nasionalisme kurang maka tidak akan muncul perjuangan-perjuangan dalam bembangunan Negara. Sehingga kadar dari nasionalisme
haruslah proporsional, sesuai dengan keadan dan kebutuhan suatu Negara dalam usaha pembangunannya.

Reporter :

Kadar nasionalisme seperti apakah yang sesuai dengan keadaan Indonesia saat ini ?

Narasumber :

Indonesia sekarang ini adalah suatu Negara berkembang. Sebuah Negara berkembang harus banyak belajar dari Negara-negara lain yang
lebih maju. Sehingga tidak dipungkiri apabila Indonesia mendatangkan materi-materi ataupun bantuan dari pihak luar. Karena memang kita
membutuhkan hal itu, baik materi pembangunan fisik ataupun idiologi. Tetapi dalam pembelajaran tersebut jangan sampai karakter dari
Negara Indonesia menghilang dan mengikuti karakter Negara lain yang mendominasi di dalam Negara kita. Seperti dalam kebudayaan
ataupun adat isdiadat, kebiasaan dan karakter-karakter lainnya. Dan kita juga jangan menjadi bangsa yang berpaham chauvinism yang
menolak apapun yang datang dari luar. Sehingga akan menjadi bangsa anti asing, padalah keadaan seperti inilah yang akan menjadikan
keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya. Sehingga kembali lagi, bahwa nasionalisme yang standar bagi Indonesia adalah seperti politik
Indonesia bebas aktif.

Reporter :

Seperti apakah peran nasionalisme dalam pembangunan Negara Indonesia ?

Narasumber

Kita harus mengetahui bahwa Negara kita dibangun atas dasar perbedaan-perbedaan, yang disebut bhinneka tunggal ika. Kekuatan Indonesia
itu terletak pada semboyan tersebut. Apabila kita berbicara masalah warisan, bahwa Negara Indonesia berdiri karena adanya penjajahan
Belanda. Jika ditinjau dari segi sosiologi dan antropologi, Indonesia muncul karena adanya persamaan nasib dan keinginan beberapa
kelompok masyarakat yang berada dalam penjajahan Belanda. Mereka yang mengalami nasib dijajah oleh Belanda, memiliki satu keinginan
yang sama, yaitu keinginan untuk keluar dari penjajahan dan hidup selayaknya manusia yang merdeka. Sehingga dari kesamaan-kesamaan
tersebut, mucullah keinginan untuk menentang penjajahan dengan saling bergabung. Mereka yang memiliki ras, budaya, agama, bahasa dan
bentuk fisik yang berbeda-beda berusaha bersatu dalam melawan penjajah. Sehingga puncak dari perjuangan mereka adalah proklamasi
kemerdekaan sebuah Negara yang dinamai sebagai Indonesia yang diwakili oleh presiden pertamanya; Sukarno. Sebuah Negara yang
memiliki keaneragaman ras, budaya dan bahasa, tetapi mengalami nasib dan keinginan yang sama.

Dan setelan berdiri sebuah Negara yang memiliki bergaimacam ras, budaya, agama dan bahasa, maka peran nasionalisme disini sangatlah
penting untuk menjaga keutuhan Negara. Karena bibit-bibit separatism dan perpecahan akan selalu muncul dan tetap akan ada selamanya,
selama Negara masih dalam keaneragaman ras dan budaya. Sebagai salah satu contoh munculnya Gerakan Papua Merdeka (GPM). Pernah
juga muncul Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan gerakan-gerakan lain yang menginginkan untuk keluar dari Indonesia dan mendirikan
Negara sendiri. Karena memang kita tidak bisa menafikan kebhenekaan, dari keanekaragaman adat, ras dan kedaerahan. Sehingga usaha kita
adalah bagaimana banyaknya kedaerahan yang ada menjadi soko guru nasionalisme. Sebagaimana sabda Nabi, bahwasanya perbedaan adalah
rahmat. Sehingga kita harus mengambil hal-hal positif dari perbedaan-perbedaan yang ada, dalam rangka pembangunan Negara. Dan itulah
yang merupakan simbolisasi dari makna bhinneka tunggal ika.
Reporter;

Bagaimana cara menjaga nasionalisme bangsa?

Narasumber ;

Dalam rangka menjaga nasionalisme, peran pendidikan disini sangatlah penting. Yaitu menanamkan pada peserta didik ataupun masyarakat
mengenai beberapa hal. Yang pertama, bahwasanya Indonesia adalah suatu Negara yang majemuk. Negara yang memiliki beraneka ragam
ras, budaya dan agama. Yang kedua, Indonesia adalah Negara yang pernah dijajah, sehingga semua daerah memiliki rasa senasib dan
sepenanggungan pernah mengalami masa kelam penjajahan. Karena ababila Indonesia tidak pernah mengalami masa penjajahan, maka
tidaklah mungkin akan muncul Negara yang disebut Indonesia, tetapi mungkin akan muncul Negara Sriwijaya ataupun Negara-negara lain.
Sehingga dari penanaman pemahaman tentang sejarah dan geografis Indonesia diharapkan kepada masyarakat untuk saling memahami dan
saling bersatu dalam usaha pembangunan Negara.

Intermezo: bagaimana jika ras melayu mendirikan Negara sendiri. Sehingga tidak akan ada Negara Indonesia ataupun Negara Malaysia.
Tetapi adanya Negara melayu, yang terdiri dari orang Malaysia, Indonesia bagian barat dan thailand bagian selatan. Dimana mereka
memiliki ras yang sama. Akan tetapi apabila ini memang dilanjutkan maka Indonesia bagian selatan meliputi; Maluku, papua, dll tidak akan
termasuk dalam Negara melayu tersebut. Karena memang mereka memiliki ras yang berbeda. Akan tetapi walau berbeda ras Indonesia tetap
menjadi Indonesia seperti saat ini. Dan hal itu disebabkan karena persamaan nasib pernah dijajah oleh Belanda. Karena memang Negara-
negara yang ada saat ini kebanyakan adalah bekas dari suatu penjajahan. Dan fakta yang ada sekarang ini mengatakan bahwa suatu Negara
dapat diakui secara defacto adalah Negara-negara bekas jajahan. Seperti daerah Malaysia yang dijajah oleh Inggris, Indonesia yang dijajah
oleh Belanda. Ada juga seperti Mesir, Sudan dan Syiria yang pembagiannya hanya dalam selembar kertas yang digaris untuk menentukan
wilayah. Timor timur yang berada dalam kawasan Indonesia tetapi ia mendirikan Negara yang berbeda karena berada dalam kekuasaan
penjajahan yang berbeda, dan banyak lagi contoh-contoh lain. Sehingga kembali lagi pada topik, bahwa penanaman rasa senasib dan
sepenanggungan adalah kunci dalam penanaman rasa nasionalisme pada masyarakat Indonesia.

Reporter:

Bagaimana pendapat bapak mengenai gerakan pendirian khilafah islamiyah di Indonesia?

Narasumber :

Persoalannya kita ini sudah membuat komitmen dengan konstitusi yang telah kita sepakati. Demokrasi memang telah memberikan ruang
kepada seluruh masyarakat untuk berpendapat dan tidak ada larangan dalam berpendapat, asalkan masih dalam koridor tertentu. Pendapat
tersebut bisa saja disosialisasikan dan menjadi pendapat mayoritas yang mendominasi sehingga menang, karena diikuti banyak orang. Akan
tetapi pada awal pembentukan Negara kita sudah sepakat bahwa Negara dibentuk dari kebhinnekaan. Bhinneka dari suku, ras, agama dan
budaya. Salah satu yang dapat kita buktikan adalah ketika Piagam Jakarta sebagai rancangan muqadimah UUD pada rapat BPUPKI.
Sedangkan pengesahan UUD 1945 pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 kata muqadimah diubah menjadi “pembukaan”, dan butir
pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” juga diubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Mengapa diubah sedemikian rupa? Karena memang Indonesia bukanlah Negara islam. Dan pasal satu tersebut
telah menampung seluruh agama yang ada di Indonesia, bahwa masyarakat Indonesia harus beragama. Seorang yang berpaham ateis tidak
boleh hidup di Indonesia karena sudah menjadi kesepakatan bersama dalam konstitusi. Kembali lagi bahwa pendapat itu boleh asal masih
dalam koridornya. Lalu bagaimana jika upaya pembentukan kekhalifahan terus di jalankan dan diperjuangkan? Apakah penganut agama lain
juga tidak boleh mendirikan Negara sesuai agama mereka? Maka apabila hal ini terus diperjuangkan yang akan terjadi adalah perpecahan
Indonesia itu sendiri. Justru yang harus diperjuangkan adalah esensi dari syariah agama itu sendiri. Walaupun Indonesia bukanlah Negara
islam, akan tetapi para muslim yang hidup di dalamnya senantiasa menjalankan syariaat sebagaimana yang yang telah dituntunkan Rosul.
Dan sangat ironi apabila berpapankan islam akan tetapi esensi didalamnya sangat jauh dari islam. Maka menurut hemat saya yang terpenting
adalah menjaga nasionalisme dengan saling menghormati dan toleransi dalam bermuamalah. Sedangkan dalam akidah dan syariat kita
sebagai muslim harus menjaga dan menjalankan syariat dengan sebaik-baiknya.

Reporter;

Bagaimanakah pengaruh masisir dengan organisasi kekeluargaannya dengan nasionalisme?

Narasumber;
Hal inilah salah satu yang menjadi kekhawatiran Bapak Dubes, bahwa adanya sekat-sekat kekeluargaan dan pihak KBRI juga ikut andil di
dalamnya, menjadi suatu pemecah persatuan. Sehingga di suatu periode tidak akan diwajibkan bagi mahasiswa untuk mengikuti
kekeluargaan tertentu. Akan tetapi selama peran staf KBRI dalam membina kekeluargaan menjadikan suatu sarana pembangun nasionalisme,
maka kekeluargaan menjadi suatu yang syah dan harus dipertahankan.

Kairo, 19 November 2010

Reporter : kru wawancara bulletin prestasi

Narasumber : nama panjange aku ora mudeng(atase politik)

You might also like