You are on page 1of 17

Jadwal Imunisasi / Vaksinasi

www.infoibu.com

Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda tepat pada waktunya


adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi anda. Yakinlah
bahwa dengan membawa bayi anda untuk melakukan imunisasi adalah
salah satu yang terpenting dari bagian tanggung jawab anda sebagai
orang tua. Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir sampai
awal masa kanak-kanak. Imunisasi biasanya diberikan selama waktu
pemeriksaan rutin ke dokter atau klinik.

Imunisasi yang diwajibkan

Vaksinasi Jadwal Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan


pemberian-usia
BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis
Hepatitis B Waktulahir-dosis 1 tahun-- pada bayi Hepatitis B
I yang lahir dari ibu
dengan hep B.
1bulan-dosis 2

6bulan-dosis 3
DPT dan 3 bulan-dosis1 18bulan-booster1 Dipteria, pertusis, tetanus, dan
Polio polio
4 bulan-dosis2 6tahun-booster 2

5 bulan-dosis3 12tahun-booster3
campak 9 bulan -- Campak

Imunisasi yang dianjurkan:


Vaksinasi Jadwal pemberian-Booster/Ulangan Imunisasi untuk
usia melawan
MMR 1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis,
rubella
Hib 3bulan-dosis 1 18 bulan Hemophilus influenza
tipe B
4bulan-dosis 2

5bulan-dosis 3
Hepatitis A 12-18bulan -- Hepatitis A
Cacar air 12-18bulan -- Cacar air

Yang harus diperhatikan, tanyakan dahulu dengan dokter anda sebelum imunisasi

jika bayi anda sedang sakit yang disertai panas; menderita kejang-kejang

sebelumnya ; atau menderita penyakit system saraf.

Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan anak anda.

Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh

terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun

awal kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan

vaksinasi tidak menyenangkan untuk bayi anda (karena biasanya akan mendapatkan

suntikan), tapi rasa sakit yang sementara akibat suntikan ini adalah untuk kesehatan

anak dalam jangka waktu panjang.

© Dr.Suririnah-www.infoibu.com

Baca artikel yang berhubungan:


- Waspadai POLIO

-Mengapa Imunisasi itu penting


© Hak cipta pada www.infoibu.com. Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang menyalin,
mempublikasikan, meng-copy isi situs tanpa seizin Infoibu.com. Infoibu.com tidak bertanggung jawab
terhadap penyalahgunaan informasi bila dipublikasikan diluar Infoibu.com. www.infoibu.com memberikan
panduan informasi kesehatan keluarga anda, yang semata sebagai penyebaran informasi dan edukasi, yang
tidak merupakan dasar diagnosa, pengobatan dan perawatan. Tetaplah berkonsultasi kepada dokter anda
untuk menjalani pengobatan dan perawatan kesehatan. Pemakaian Informasi di situs ini diluar tanggung
jawab penerbit www.infoibu.com.

adwal imunisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa
menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini
adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi atau imunisasi
harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi suatu negara dapat saja berbeda dengan
negara lain tergantung kepada lembaga kesehatan yang berwewenang mengeluarkannya.

[sunting] Jadwal imunisasi di Indonesia


Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) Periode 2004 (revisi September 2003):

Umur pemberian imunisasi

V
Bulan Tahun
a
k
s
i L
n a
1 1 1 1 1
h 1 2 3 4 5 6 9 2 3 6
2 5 8 0 2
i
r
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

B
C
G

H
e
p
a
t
i 1 2 3
t
i
s

P
o
l 0 1 2 3 4
i
o

d
T
D
a
T 1 2 3 4
t
P
a
u

T
T

C 1 2
a
m
p
a
k

Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)

H
i 1 2 3 4
b

M
M
R
| 1 2
M
M
R

T
i
f
Ulangan, tiap 3 tahun
o
i
d

H
e
p
a
t
diberikan 2x, interval 6-12
i
bulan
t
i
s

A
V
a
r
i
s
e
l
a

Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:

Umur Vaksin Keterangan

Saat Hepatitis • HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah


lahir B-1 lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila
status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam
setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan
dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg
ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka
masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi
berumur 7 hari.

Polio-0 • Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk


bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat
bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus
vaksin kepada bayi lain)

1 Hepatitis • Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1


bulan B-2 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 BCG • BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan
bulan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan
uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan
apabila uji tuberkulin negatif.
2 DTP-1 • DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu,
bulan dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1
diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)

Hib-1 • Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval


2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan DTP-1.

Polio-1 • Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 DTP-2 • DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara


bulan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Hib-2 • Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan


dengan DTP-2

Polio-2 • Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 DTP-3 • DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan


bulan dengan Hib-3 (PRP-T).

Hib-3 • Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada


umur 6 bulan tidak perlu diberikan.

Polio-3 • Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis • HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan


B-3 respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 Campak- • Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2


bulan 1 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6
tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur
15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18 MMR • Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan


bulan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur
12 bulan.

Hib-4 • Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-


OMP).

18 DTP-4 • DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah


bulan DTP-3.

Polio-4 • Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 Hepatitis • Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2


tahun A tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 Tifoid • Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan


tahun untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida
injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 DTP-5 • DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)


tahun

Polio-5 • Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6 MMR • Diberikan untuk catch-up immunization pada anak


tahun. yang belum mendapatkan MMR-1.

10 dT/TT • Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau


tahun TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama
25 tahun.
Varisela • Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Imunisasi Mencegah Penyakit Lebih Dini


Label: imunisasi
Baru: Anggota DechaCare.com
Pilih sendiri informasi yang Anda inginkan dengan bergabung dalam "Anggota
DechaCare.com"

Daftar sekarang (GRATIS)


Daftarkan email Anda, selanjutnya DechaCare.com hanya akan mengirimkan informasi
pilihan Anda ke email Anda.

Gunakan Widget Profile DechaCare.com Anda untuk mendapat informasi terupdate...

Informasi selengkapnya...

Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang
dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif
yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan. Pemberian vaksin
bisa melalui injeksi ,misalnya vaksin BCG, DPT, DT, TT, Campak, dan Hepatitis B.
Sedangkan yang diberikan secara oral yaitu vaksin polio. Pemberian vaksin secara dini
dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memunculkan kekebalan tubuh secara
alamiah. Cara itu sangat efektif, mudah, dan murah untuk menangkal berbagai penyakit
menular.

DIFTERI

Penyakit difteri termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri


corynebacterium diphtheria. Bakteri tersebut bersarang dan berkembang biak dalam
tenggorokan dengan toksin yang sangat kuat. Penularannya bisa terjadi melalui udara
atau cipratan sewaktu si penderita batuk atau bersin. Toksin dari bakteri itu dapat
merusak saluran pernafasan dan masuk ke dalam aliran darah hingga bisa menyebabkan
kelainan pada organ tubuh yang penting, misalnya jantung. Penyakit tersebut terutama
menyerang anak-anak usia balita, padahal difteri bisa ditangkal dengan imunisasi DPT.

PERTUSIS (Batuk Rejan)

Pertusis disebabkan oleh bakteri bordetella pertusis yang bersarang di saluran pernafasan.
Penyakit yang mudah menular tersebut digolongkan sebagai penyakit berat pada bayi.
Pada balita, jarang menyebabkan kematian. Namun adanya batuk yang disertai nafas
yang tersengal serta muntah-muntah dapat menimbulkan gangguan gizi pada anak,
akibatnya pertumbuhannya akan terganggu. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi
DPT.

TETANUS

Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri clostridium tetani yang terdapat dimana-mana,
misalnya di tanah, kotoran hewan, debu dan lain sebagainya. Bakteri tersebut bisa masuk
ke dalam tubuh manusia melalui luka yang tercemar oleh kotoran. Di dalam luka itu,
bakteri akan berkembang biak dan membentuk toksin yang menyerang saraf. Gejala awal
berupa ketegangan pada otot rahang dan leher yang dalam beberapa hari dapat berubah
menjadi kejang otot disertai kesulitan menelan, gelisah dan mudah terangsang oleh suara,
sentuhan, sinar dan sebagainya. Penyakit tetanus dapat dicegah dengan imunisasi
DPT/DT pada usia bayi. Selain itu, wanita yang tengah hamil juga perlu diberikan
imunisasi dengan vaksin TT (Tetanus Toksoid) untuk melindungi bayinya dari tetanus
ketika lahir.

Jenis/Macam Vaksin Imunisasi Untuk Anak - Informasi Imunisasi Lengkap Wajib


Penangkal Penyakit
Wed, 26/11/2008 - 9:56pm — godam64

Imunisasi adalah salah satu cara untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang
terkadang belum ada obat untuk menyembuhkannya. Imunisasi umumnya diberikan
kepada anak-anak balita (usia di bawah lima tahun). Imunisasi dilakukan dengan
memberikan vaksin yang merupakan bibit penyakit yang telah dibuat lemah kapada
seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit kuat yang
sama.

Anak-anak kecil adalah korban yang lemah terhadap berbagai serangan penyakit yang
berbahaya karena tubuh anak masih belum sempurna sistem kekebalan tubuhnya di mana
belu banyak terdapat antibodi di dalam tubuhnya. Untuk itulah diperlukan imunisasi
lengkap wajib yang teratur pada anak agar terhindar dari berbagai macam gangguan
penyakit berbahaya dan fatal.

Vaksin imunisasi mungkin dapat memberikan efek samping yang membuat anak jatuh
sakit, namun dampak positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut amat sangat
berguna. Berikut di bawah ini adalah merupakan beberapa jenis-jenis atau macam-macam
imunisasi bagi anak :

A. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak :

1. BCG

- Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis


- Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin
- Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 2 bulan

2. DPT/DT

- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan


Tetanus (kaku rahang).
- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun

3. Polio
- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri
otot, lumpuh dan kematian.
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun

4. Campak / Measles

- Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek


- Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 9 bulan atau lebih
II. Umur / usia 5-7 tahun

5. Hepatitis B

- Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan


- Waktu Pemberian :
I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
II. Tergantung situasi dan kondisi I
III. Tergantung situasi dan kondisi II
IV. Tergantung situasi dan kondisi III

B. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan Pada Anak :

1. MMR
- Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan
II. Umur / usia 4-6 tahun

2. Hepatitis A

- Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)


- Penyebab : Virus hepatitis A
- Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi I
II. Tergantung situasi dan kondisi II

3. Typhoid & parathypoid

- Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid


- Penyebab : Bakteri Salmonela thypi
- Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi

4. Varisella (Cacar Air)

- Perlindungan Penyakit : Cacar Air


- Penyebab : Virus varicella-zoster
- Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan selang waktu 4 s/d
8 minggu.

Jenis dan Macam-Macam Imunisasi Kekebalan Tubuh / Anti Bodi - Ilmu Sains Biologi
Tue, 30/05/2006 - 9:00pm — godam64

A. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara
aktif membentuk zat anti bodi.
1. Imunisasi aktif alamiah
Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu
penyakit.
2. Imunisasi aktif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan
perlindungan dari suatu penyakit

B. Imunisasi Pasif
Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya didapatkan dari luar.
1. Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan
orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit
tertentu.

Macam - Macam Imunisasi Untuk Anak

Ditanyakan oleh trijana, 10 hari yang lalu | 65 Kunjungan | 4 Jawaban 2


Ayah dan Bunda putra putrinya yg belom di imunisasi mongo di baca2 dulu dan
dicocokan dengan KMS nya .

B ila ingin si kecil sehat, lakukan imunisasi secara teratur. Tak perlu khawatir
imunisasinya akan kelebihan. Justru semakin banyak, si kecil akan semakin aman.

Hampir sebulan sekali bayi pasti dibawa ke dokter untuk imunisasi. Merunut peraturan
WHO yang ada di UCI (Universal Child Imunitation), imunisasi untuk bayi atau anak
usia 0-1 tahun terdiri dari BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B dan MMR. "Khusus
MMR, pemerintah kita belum mewajibkannya. Pertimbangannya, vaksin ini masih
diimpor sehingga harganya relatif mahal, yaitu sekitar Rp. 120 ribu," tutur dr. H. Adi
Tagor, Sp.A, DPH dari RS. Pondok Indah, Jakarta.

USIA BUKAN PATOKAN BARU


Lebih jauh dijelaskan Adi, imunisasi sebenarnya terdiri dari 2 golongan. Golongan
pertama adalah imunisasi yang harus selesai sebelum usia setahun (lihat boks Jenis
Imunisasi Bayi) dan golongan kedua adalah imunisasi yang tak boleh dilaksanakan pada
usia di bawah setahun. Namun demikian, patokan usia sebagaimana yang ditulis dalam
jadwal iminusasi di rumah sakit-rumah sakit ataupun puskesmas dan poli anak maupun di
buku-buku kesehatan anak, bukanlah patokan baku.

Misalnya, imunisasi DPT ke-1 yang dijadwalkan pada usia 2 bulan, DPT ke-2 di usia 3
bulan dan DPT ke-3 di usia 4 bulan. Bukan berarti setiap bayi harus diimunisasi DPT
pada usia-usia tersebut. Yang penting, sebelum usia setahun si bayi harus sudah
diimunisasi DPT lengkap. Memang, aku Adi, ada beberapa imunisasi yang sebaiknya
dilakukan tepat berdasarkan umur. Misalnya, BCG, sebaiknya dilaksanakan setelah bayi
berusia 1 bulan atau 1 bulan lebih 1 minggu. "Sebenarnya BCG bisa dilaksanakan
sewaktu bayi berumur sehari.

Namun menurut penelitian, imunisasi BCG akan efektif bila bayi sudah berumur sebulan
atau sebulan lebih seminggu. Alasannya, karena imunologi terhadap BCG belum bisa
bangkit dengan baik pada bayi yang baru lahir," terangnya. Imunisasi lain yang sebaiknya
dilaksanakan tepat umur ialah Campak, yaitu di usia 9 bulan. Mengapa? Karena pada
umumnya, hampir semua ibu sudah pernah kena campak. "Nah, sewaktu hamil, dia
mewariskan kekebalannya pada janin yang dikandungnya melalui plasenta. Kekebalan ini
bertahan hingga bayi berusia 8 bulan. Itulah mengapa vaksinasi Campak harus dilakukan
di usia 9 bulan. Jadi, sebelumnya bayi masih ada kekebalan campak dari ibunya," terang
Adi.

PENTINGNYA HiB

Selain soal jadwal imunisasi, yang kerap membingungkan para ibu ialah imunisasi HiB
(Hemophilus Influenzae type B) . Pasalnya, tak setiap dokter menganjurkan imunisasi ini.
"Beberapa dokter memang memandang imunisasi ini tak perlu," aku Adi. Sebab,
terangnya, imunisasi yang dimaksudkan untuk menghindari radang selaput otak ini,
selain harganya mahal, juga penyakit tersebut memang di Indonesia sangat jarang terjadi.
"Umumnya penyakit radang selaput otak banyak dijumpai di negeri dingin, seperti
Australia, Amerika, atau negara-negara di Eropa."

Namun, bukankah pasien berhak diberi tahu atau istilah kedokterannya, inform concent?
Setuju atau tak setuju dilakukan, dikembalikan pada diri orang tua si pasien. Iya, kan!
Terlebih lagi, kata Adi, komunikasi di negeri kita sudah mengglobalisasi, terutama untuk
Jakarta dan Bali. "Coba saja, bila kita berjalan-jalan di mal atau berenang, pasti, kan, kita
bertemu anak bule. Nah, kalau enggak disuntik HiB, bayi pun bisa terkena. Akibatnya
sangat fatal, lo, karena langsung ke selaput otak dan dapat menimbulkan kematian
dengan cepat. Kalaupun sembuh, si anak bisa cacat seperti orang terkena stroke."

Jadi, sarannya, bila memang orang tua cukup mampu, apa salahnya si bayi diberi
imunisasi HiB. Toh, tak ada ruginya. Imunisasi HiB, terang Adi, dilaksanakan 3 kali. Dua
kali dilakukan pada saat bayi berusia di bawah setahun dan sekali dilakukan di atas usia
setahun. Jarak waktu imunisasi HiB yang pertama dan kedua adalah sebulan, sedangkan
HiB ketiga dilakukan setelah setahun. Oleh karena itu, saran Adi, bila orang tua ingin
mengajak bayinya pergi ke negeri dingin, sebaiknya si bayi sudah disuntik "tiga-satu".
Artinya, 3 kali di bawah usia setahun dan satu kali di atas usia setahun. Jadi, 4 kali
suntikan. "Kalau mau aman, sebelum berangkat disuntik sekali lagi."

Lo, apa nanti enggak kelebihan? Ternyata tidak. Menurut Adi, kelebihan pun enggak apa-
apa. Bahkan, mau dilakukan sampai 10 kali juga enggak apa-apa. Tapi kalau sampai 3
kali dinilai sudah cukup, ya, tak perlu lebih. Bukankah harganya mahal? Hal ini juga
berlaku untuk semua jenis imunisasi. Sebab, terangnya, "imunisasi bukan obat. Kalau
obat, bisa overdosis. Namun imunisasi, tidak." Jadi, Bu, kalau memang lupa apakah si
bayi sudah diimunisasi atau belum, tak ada salahnya Ibu lakukan lagi imunisasi.
"Daripada bingung-bingung, suntik saja sekali lagi. Enggak akan bahaya, kok, malah biar
safe ," kata Adi.

EFEKTIVITAS IMUNISASI

Soal tempat dilaksanakannya imunisasi, menurut Adi, bisa di mana saja. Entah di rumah
sakit, di poli anak, maupun di puskesmas. Asal jangan di rumah; tapi para dokter
biasanya juga enggak berani, kok, melaksanakan imunisasi di rumah. Pasalnya, vaksin
untuk imunisasi harus disimpan di lemari pendingin.
Jadi, kalau lampu mati sehingga lemari pendingin tak bekerja, maka vaksin-vaksin
tersebut sudah tak efektif lagi. "Di rumah sakit besar biasanya memiliki special storage
atau tempat penyimpanan khusus. Juga kalau lampu mati, generator langsung hidup,"
tutur Adi. Tapi, toh, kita tak perlu khawatir terhadap rumah sakit kecil ataupun
puskesmas yang tak memiliki tempat penyimpanan khusus maupun generator.

Karena kalau sampai terjadi listrik padam, maka pihak rumah sakit/puskesmas tersebut
akan segera meletakkan vaksin-vaksin imunisasi di antara es batu agar tetap bisa efektif
pada saat digunakan. Lantas, bagaimana mengukur efektivitas dari vaksin-vaksin
tersebut? Menurut Adi, caranya dengan mengambil darah. "Tapi hal ini jarang dilakukan
karena biayanya yang terlalu mahal." Namun ada beberapa imunisasi yang jelas-jelas bisa
diukur; antara lain imunisasi BCG. "Suntikan ini akan membuat suatu tanda seperti 'bisul'
kecil di tempat yang disuntik, entah itu di lengan kanan atau pantat sebelah kiri."

Nah, bila "bisul" tersebut tak muncul, berarti imunisasinya gagal dan harus diulang.
Pengulangan bisa dilakukan kapan saja. "Tapi sebaiknya sebelum usia setahun. Karena
setelah usia setahun, biasanya anak sudah banyak dibawa ke mana-mana sehingga bisa
tertular TBC. Bukankah data TBC di Indonesia masih yang tertinggi di dunia, seperti
juga di India dan Bangladesh? Nah, bila anak tak diproteksi, maka ia akan gampang
terkena TBC," jelas Adi. Selain BCG, imunisasi Hepatitis B juga bisa diukur dengan cara
yang tak terlalu mahal, "yaitu dengan cara mengecek kadar Hepatitis B-nya setelah anak
berusia setahun."

Dari hasil tes dokter akan mendapat angka. Di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun;
di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tapi kalau angkanya cuma 100,
maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus
disuntik ulang 3 kali lagi. Yang patut disadari orang tua, lanjut Adi, imunisasi tak bisa
memproteksi bayi hingga 100 persen.

"Bila bayi bisa terproteksi sampai 80 persen saja, itu sudah bagus; karena banyak hal
yang memperngaruhi imunisasi, salah satunya adalah gizi dan kesehatan bayi." Selain itu,
efektivitas imunisasi hanya bertahan sekitar 5-10 tahun. Jadi di antara usia tersebut, anak
perlu diimunisasi lagi atau istilahnya booster (penguat). Nah, Bu-Pak, sudah paham, kan!
Jadi, jangan malas mengimunisasi si kecil, ya.

JENIS IMUNISASI (0-1 TAHUN)

* BCG (Bacille Calmette Guerin).

Manfaatnya untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit TB (tuberkolosis); diberikan


hanya 1 kali. Usia efektif dilakukannya imunisasi pada 1 bulan atau 1 bulan 1 minggu.
Suntikan ini akan menampakkan "bisul" kecil di daerah yang disuntik. Bila tidak, harus
dilakukan suntikan ulang.

* DPT (Difteri Pertusis Tetanus) Polio.


Untuk mencegah timbulnya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Biasanya setelah 6 jam
bayi akan mengalami panas atau timbul uneasy feeling seperti tak mau makan atau
murung. Tapi ini hanya efek sementara.

DPT bisa digabungkan dengan Polio, sehingga imunisasi menjadi DPT Polio.
Imunisasinya dilaksanakan sebanyak 4 kali; 3 kali di bawah usia setahun dan 1 kali di
atas usia setahun.

* Hepatitis B.

Agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Imunisasinya dilakukan


sebanyak 3 kali. Aturannya, bila suntikan ke-1 dilakukan pada usia sebulan, maka jangka
waktu suntikan ke-2 antara 1-2 bulan kemudian, sedangkan suntikan ke-3 boleh sampai 5
bulan kemudian.

* Campak.

Agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit campak; harus dilakukan di usia 9
bulan. Biasanya setelah seminggu bisa timbul sedikit demam pada bayi, namun ini hanya
efek sementara.

* HiB (Hemophilus Influenzae type B).

Tujuannya agar bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit radang selaput otak.
Imunisasi dilaksanakan 3 kali; 2 kali di bawah usia setahun dan 1 kali di atas usia
setahun.

* MMR (Measles Mumps Rubella).

Untuk mencegah penyakit campak, gondongan atau campak jerman. Imunisasi


dilaksanakan hanya 1 kali. Setelah hari ke-3 biasanya bayi akan panas dan timbul bintik-
bintik seperti terkena campak. Namun tak usah cemas, karena bintik-bintik tersebut akan
hilang sendiri. Sedangkan panasnya bisa diturunkan dengan obat penurun panas yang
dapat dibeli bebas di apotik.

BAYI HARUS SEHAT

Penting diperhatikan, bayi yang hendak diimunisasi haruslah dalam kondisi benar-benar
fit. Sebab, imunisasi yang dilaksanakan pada bayi tak sehat akan menjadi tak efektif atau
malah berubah jadi penyakit. Jadi, Bu, bila si kecil tengah pilek, misalnya, tundalah
jadwal imunisasinya sampai ia sembuh dulu dari sakitnya.

Biasanya dokter akan memberi tahu kapan bayi Ibu harus diimunisasi. Namun demikian,
tak ada salahnya bila Ibu dan Bapak aktif bertanya, kapan dan imunisasi apa yang harus
dilaksanakan bayi selanjutnya. Tanyakan pula apa efeknya setelah bayi menerima
imunisasi tersebut dan apa yang harus Bapak-Ibu lakukan.
BILA KEJANG DEMAM

Biasanya bayi akan mengalami panas setelah menerima imunisasi DPT dan MMR. Bila
panasnya tak terlalu tinggi atau hanya sekadar sumeng, tak usah khawatir. Cukup diberi
obat penurun panas khusus untuk bayi yang dapat dibeli bebas di apotik.

Obat penurun panas juga dapat diberikan sebelum bayi menerima imunisasi. "Obat ini tak
berbahaya dan tak akan menimbulkan efek apa-apa, karena jangka waktu bekerjanya
hanya 6 jam," terang Adi Tagor . Jadi, kalau sudah lewat waktunya dan si bayi masih
panas, maka boleh diberikan lagi. Normalnya 3 kali sehari. Namun bila panasnya tinggi
(38 derajat atau lebih) atau panasnya berlangsung lebih dari 2 hari, sebaiknya Bapak dan
Ibu segera menghubungi dokter yang bersangkutan.

Yang penting diperhatikan, bila keluarga Anda memiliki keturunan stuip atau kejang
demam; sebaiknya, sebelum bayi diimunisasi, beri tahu dokter tentang hal itu. Sebab,
terang Adi, walaupun stuip bukan penyakit berbahaya, namun bila berbaur dengan
imunisasi, terutama DPT, maka keadaannya akan tragis.

Selain itu, dengan Anda memberi tahu dokter, maka dokter tak akan menggunakan DPT
tapi hanya DT. Jadi, tak termasuk Pertusis atau batuk rejan alias batuk 100 hari.
Pertimbangannya, batuk rejan sudah jarang sekali terjadi sehingga lebih baik dilewatkan
saja daripada si bayi nanti panas dan kejang.

Kadang dokter juga menggunakan DPT aceluler yang tak ada efek panasnya. Atau, tutur
Adi, "sebelum suntikan DPT yang pertama, dubur bayi akan dimasukan dengan obat anti
kejang. Dengan begitu, bayi akan aman sampai 6 jam. Disamping, bayi juga diberi obat
penurun panas sebelum disuntik dan diulangi setiap 6 jam sekali."

You might also like