You are on page 1of 13

Menemukan Nilai-Nilai Sebuah Cerita

Jika ingin menceritakan sebuah cerpen kepada orang lain, hal yang perlu kamu perhatikan
adalah unsur-unsur cerita itu, di antaranya tema, tokoh, alur, dan latar. Tentunya, kamu sudah
paham maksud keempat tersebut.
Cerita adalah cermin kehidupan. Dengan demikian, tentulah di dalam cerpen kamu dapat
menemukan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan, misalnya :
Nilai Sosial
Nilai Budaya
Nilai Religi(agama), dan
Nilai Moral
Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang
menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku dan saya); ada yang menggunakan
sudut pandang kedua (kamu atau kau). Namun, tidak jarang orang menggunakan sudut pandang
orang ketiga (ia, dia, atau nama orang).

Diposkan oleh yosua_pratama di 22.39


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-
tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih berkisar pada sastra lisan. Hal
ini seperti yang disampaikan Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni, “Sastra lisan atau
sastra tradisional (traditional literature) merupakan suatu bentuk ekspresi masyarakat pada masa lalu
yang umumnya disampaikan secara lisan. Sastra lisan tetap hidup dalam segala perubahan zaman.
Sastra lisan sebagian besar masih tersimpan di dalam ingatan orang tua atau tukang cerita yang
jumlahnya semakin berkurang”. Sebagai kekayaan sastra, cerita rakyat yang merupakan bagian dari
sastra lisan yaitu salah satu unsur kebudayaan yang perlu dikembangkan karena mengandung nilai-
nilai budaya, norma-norma, dan nilai-nilai etika serta nilai moral masyarkat pendukungnya. Dengan
mengetahui cerita rakyat tersebut, kita dapat mengetahui gambaran mengenai berbagai aspek
kehidupan masyarakat tertentu dan dapat pula membina pergaulan serta pengertian bersama sebagai
suatu bangsa yang memiliki aneka ragam kebudayaan, dalam pembangunan nasional yang terus
dijalankan. Dalam hal ini Nurgiyantoro (2005 : 167 ) juga menegaskan,
“Pembangunan karya seni dan budaya mendapat perhatian yang cukup besar pada saat sekarang ini.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya pencanangan tahun seni dan budaya. Ini merupakan perwujutan
dari perlunya penggalian dan pengembangan nilai-nilai budaya dari semua suku bangsa di Indonesia
sebagai warisan budaya yang berharga dan telah diwariskan oleh nenek moyang kita
Universitas Sumatera Utara
yang menyebabkan eksistensi kita di masa kini, dan belajar mengapresiasi warisan leluhur ”. Salah
satu dari sekian banyak warisan budaya di Indonesia adalah cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan
satu jenis cerita yang hidup dan berkembang dengan caranya sendiri, sampai saat ini. Cerita rakyat
juga memainkan peranan penting dalam usaha pembinaan dan pengembangan kebudayaan Nasional,
terutama dalam pembangunan rohani bangsa Indonesia secara umum dan masyarakat Melayu pada
khususnya, serta cerita rakyat juga banyak memberikan pesan moral maupun pengajaran yang
penting untuk setiap pembaca. Trisna (1997 : 1) mengatakan bahwa, “Cerita rakyat Melayu selain
bersifat hiburan juga memiliki nilai-nilai pendidikan atau didaktis yang terkandung di dalam sebuah
cerita dan juga dapat menjadi alat untuk memelihara dan menurunkan buah pikiran suatu suku atau
bangsa pemilik sastra itu”. Cerita rakyat Melayu juga selalu berhubungan dengan kepercayaan dan
merupakan peradaban yang erat pula hubungannya dengan kehidupan, selain itu juga berfungsi
sebagai alat untuk memelihara serta menurunkan buah pikiran suatu suku atau bangsa penulis sastra
itu. Untuk itu cerita rakyat Melayu merupakan bahan analisis yang tepat untuk memahami tingkah
laku, pikiran dan falsafah kehidupan masyarakat pemilik cerita tersebut. Cerita rakyat yang menjadi
bahan analisis dalam skripsi ini adalah cerita rakyat “Aji Kahar”
Dalam masyarakat yang sedang membangun seperti halnya Indonesia, berbagai bentuk penelitian
terhadap sastra daerah terutama sastra lisan yang berbentuk cerita rakyat masih kurang dan itu tidak
mustahil akan terabaikan dan mungkin lama kalamaan akan hilang tanpa bekas. Selama ini
kurangnya perhatian
Universitas Sumatera Utara
pada cerita rakyat disebabkan berbagai hal, yakni orang mengira bahwa karya sastra itu tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman yang serba canggih pada saat ini. Ada yang beranggapan bahwa
segala sesuatu yang tidak modern, apalagi yang bersifat pribumi termasuk sastra lisan dan sastra lama
kurang mendapat perhatian masyarakat bahkan tidak mengenal dan mengetahui lagi apa itu karya
sastra yang berupa cerita-cerita rakyat. Diakui bahwa ada di antara cerita rakyat itu yang tidak sesuai
lagi dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekarang ini. Namun, banyak di antara cerita rakyat
itu yang mengandung ide yang besar, buah pikiran yang luhur, penyelaman jiwa yang berharga dan
sebagainya. Semuanya itu masih tetap dapat dimanfaatkan pada masa sekarang dan pada masa yang
akan datang. Dalam hal ini Nurgiayantoro juga menegaskan dalam bukunya yang berjudul Sastra
Anak (2005 : 166) bahwa, “unsur-unsur (buah pikiran yang luhur) lebih ditekankan, karena cerita
tradisional ( cerita rakyat) hadir pertama-tama dan terutama untuk memberikan pengajaran
(didaktis)”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa cerita rakyat Melayu
layak dikaji dan dianalisis, sebagai salah satu usaha pelestarian serta pengembangan
nilai-nilai karya sastra daerah juga akan memperkaya hazanah sastra dan budaya
Indonesia, sehingga dapat menambah koleksi bahan bacaan bagi generasi yang akan
datang. Apabila tidak dilestarikan atau dikembangkan maka dikhawatirkan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya akan hilang maka para generasi yang akan datang tidak
akan mengenal lagi cerita-cerita rakyat tersebut. Sementara itu cerita-cerita yang tidak
sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia akan lebih dikenal bahkan mendapat
posisi di hati
Universitas Sumatera Utara
masyarakat kita, seperti cerita-cerita yang bercorak kriminal, kekerasan, perusakan,
penindasan, pemboman di mana-mana dan lain-lain. Harus diakui secara jujur pada saat ini bahwa
minat dan perhatian masyarakat khususnya generasi muda sangat rendah terhadap cerita rakyat
apabila dibandingkan dengan generasi yang lalu. Hal ini terjadi karena para orang tua dahulu apabila
berkumpul bersama anggota keluarganya mendidik mereka dengan berbagai cerita rakyat, sedangkan
para orang tua sekarang hampir melupakan tradisi seperti itu, ditambah lagi dengan masuknya cerita-
cerita yang hanya bersifat hiburan saja dan tidak mengandung nilai-nilai pengajaran dan pendidikan
(didaktis), melalui media informasi seperti televisi. Hal-hal di atas lah yang menjadi latar belakang
penulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu usaha untuk memperkenalkan dan mengangkat
kembali sebagian kecil dari cerita rakyat yang ada di Labuhan Batu. Masyarakat Labuhan Batu
adalah salah satu bagian dari suku Melayu di Sumatera Utara, sebagai salah satu suku bangsa,
Labuhan Batu memiliki kebudayaan atau kesenian tersendiri, sebagai mana sastra lisan lainnya yang
ada di Indonesia khusus mengenai nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam cerita “Aji Kahar”.
Berdasarkan hal tersebut pula penulis meneliti dan menganalisis cerita rakyat Aji Kahar, sebab
dikhawatirkan akan punah ditelan arus kemajuan jaman, seperti hilangnya tukang-tukang cerita
(pencerita), dukun-dukun, atau orang tua yang dapat dikatakan sebagai pewaris aktif dari cerita
rakyat tersebut pada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan dianalisis nilai-nilai didaktis yang terdapat pada cerita rakyat Aji
Kahar, tepatnya kepada masyarakat Kuala Pane Kabupaten Labuhan Batu. Adapun masalah yang
akan dibahas pada skripsi ini yakni :
1. Struktur pembentuk cerita yang terdapat dalam cerita rakyat Aji Kahar.
2. Nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam cerita rakyat Aji Kahar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam menyusun rencana penelitian.
Tujuan yang jelas akan memudahkan peneliti atau pembaca untuk meneliti masalah, sehingga dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Sesuai dengan hal tersebut, tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui struktur umum cerita rakyat Aji Kahar sebagai karya sastra yang terdapat di dalam
cerita rakyat.
2. Mengungkapkan dan mengetahui nilai-nilai didaktis yang terdapat di dalam cerita rakyat Aji
Kahar, sehingga dapat pula digunakan sebagai penyaring bagi masyarakat terhadap pengaruh
masuknya budaya asing.

1.4 Manfaat Penelitian

Seorang yang telah melakukan penelitian tentu telah memikirkan kemungkinan manfaat yang akan
diperoleh dari hasil penelitinya. Manfaat peneliti
Universitas Sumatera Utara
adalah suatu yang dapat memberikan faedah dan mendatangkan keuntungan baik bagi peneliti,
lembaga tertentu maupun bagi orang tertentu. Adapun manfaat yang diharapkan dari penganalisisan
cerita rakyat Aji Kahar adalah sebagai berikut :
1. Memelihara karya sastra lisan agar terhindar dari kemusnahan dan dapat diwariskan pada generasi
yang akan datang.
2. Dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap cerita rakyat masyarkat Melayu,
khususnya ditinjau berdasarkan struktur dan nilai-nilai didaktis yang terkandung di dalamnya.
3. Dapat menjadi salah satu rujukan bagi para peneliti cerita rakyat masyarkat Melayu
4. Dapat memperkaya hasil kajian terhadap kesusasteraan Melayu terutama cerita rakyat Aji
Kahar.

1.5 Anggapan Dasar

Suatu penelitian senantiasa memerlukan anggapan dasar, yang dapat memberikan gambaran arah
pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Anggapan dasar adalah
titik tolak pemikiran untuk penyelidikan tertentu, titik tolak yang dapat diterima
kebenarannya. Oleh karena itu, penulis beranggapan bahwa cerita rakyat Aji Kahar memiliki
struktur cerita yang baik dan memiliki nilai-nilai didaktis yang baik.
Dikatakan memiliki struktur yang baik sebab cerita rakyat Aji Kahar memiliki unsur-unsur
cerita yang lengkap seperti tema, alur, latar, tokoh dan penokohan sehingga dapat dijadikan bahan
bacaan yang menarik sebagai sebuah
Universitas Sumatera Utara
karya sastra. Kelengkapan unsur-unsur cerita tersebut telah berbentuk tulisan karena unsur-unsur
cerita itu memiliki komponen-komponen pada setiap unsurnya. Misalnya untuk komponen latar,
dalam cerita rakyat Aji Kahar terdapat komponen latar tempat, latar waktu dan latar sosial secara
lengkap hanya memiliki satu atau dua saja dari komponen tersebut. Namun demikian sebagai sebuah
karya sastra cerita ini sudah dianggap sebagai sebuah karya sastra yang baik karena memiliki unsur-
unsur pembentuk cerita yang lengkap. Dalam cerita rakyat Aji Kahar ini berbentuk cerita bukan
hanya berfungsi sebagai salah satu alat hiburan saja, melainkan juga memiliki nilai-nilai pengajaran
yang sipatnya mendidik baik bagi para pendengar dan pembacanya. Dalam cerita ini banyak nilai-
nilai pengajaran atau pendidikan yang terkandung di dalamnya seperti pengajaran tentang tolong-
menolong, memiliki sikap kemanusiaan, kejujuran, sikap tidak hati-hati akan merugikan diri sendiri
dan yang terakhir amanah.
1.6 Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap cerita rakyat Melayu dengan pendekatan didaktis telah ada dilakukan oleh para
sarjana, di antaranya dilakukan oleh Akbar pada tahun 2000, beliau meneliti cerita Jenaka Abu
Nawas di Langkat. Penelitiannya ditulis dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Nilai-Nilai
Didaktis Dalam Cerita Jenaka Abu Nawas Pada Masyarakat Melayu Langkat”. Dikatakan
bahwa cerita dan peristiwa dalam kisahnya berkaitan dengan sistem sosial yang pernah berlaku di
dalam masyarakat Langkat. Kemudian Sujadi pada tahun 1999, beliau meneliti cerita tentang Sri
Putih Cermin di Serdang. Penelitiannya ditulis dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
skripsi yang berjudul : “Analisis Didaktis Enam Cerita Rakyat Masyarakat Melayu Serdang”.
Dikatakan bahwa struktur ceritanya berkaitan dengan nilai-nilai moral, selain itu berhubungan juga
dengan ketaatan janji dan kesetiaan. Cerita rakyat Melayu khususnya cerita Aji Kahar yang terdapat
di masyarakat Kuala Pane Kabupaten Labuhan Batu juga pernah dibahas oleh Suroso. K.S. di harian
surat kabar Pos Metro Medan Sumatera Utara, namun dalam pembahasannya beliau menceritakan
cerita secara umum dalam kisahnya (lihat lampiran). Berdasarkan pemahaman beberapa penelitian
dan pembahasan tentang cerita rakyat masyarakat Melayu di atas jelas menunjukan perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan dari sisi objek penelitian maupun fokus pada analisisnya.
1.7 Metodologi Penelitian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) yang dimaksud dengan “Metodologi” adalah
ilmu tentang metode. Arti metode itu sendiri (KBBI : 2000) adalah cara yang teratur dan ilmiah
dalam mencapai untuk memperoleh ilmu atau cara mendekati, mengamati, menganalisis dan
menjelaskan suatu fenomena yang harus menggunakan landasan teori. Sedangkan menurut
Endraswara (2003 : 8) bahwa metode adalah menyangkut cara yang operasional dalam penelitian.
Arti kata penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis, penyajian data yang dilakukan secara sistematis serta objektif untuk
memecahkan suatu persoalan.
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian itu adalah upaya untuk menghimpun
data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain, metodologi penelitian akan memberikan
petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau bagaimana penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh kebenaran atau membuktikan kebenaran terhadap suatu objek
permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penulis
menggambarkan serta menerangkan sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca
dapat merasakan apa yang penulis uraikan sesuai dengan gambaran pemahaman penulis tentang
kajian yang dilakukan. 1.7.1 Metode Dasar Metode dasar yang penulis gunakan pada penelitian ini
yakni metode deskriptif, yaitu metode dengan mendekriptifkan semua data yang terdapat dalam
cerita Aji Kahar. Menurut Suryabrata (1995 :18) Penelitian deskriptif adalah untuk membuat
pecandraan secara sistematis, faktual yang akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat populsi yang
terdapat di daerah tertentu. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan,
dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006 : 72).
Selain itu juga Furchan (2004 : 447) menjelaskan bahwa, penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang
Universitas Sumatera Utara
status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif
tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana
yang terdapat pada penelitian eksperiman. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan
yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang
terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Dengan cara ini maka penulis dapat
mengumpulkan, memahami dan memilih teks yang terdapat di dalam cerita Aji Kahar, sehingga
dapat diketahui unsur-unsur pembentuk cerita dan nilai-nilai didaktisnya.
1.7.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan (library). Adapun
sumber penelitian yang penulis analisis adalah : Judul yang di analisis : Cerita Rakyat Daerah
Sumatera Utara tepatnya Masyarakat Kuala Pane Kabupaten Labuhan Batu Judul buku : Aji
Kahar Bentuk karya sastra : Prosa lama (terdiri atas 3 sub bab cerita) Pengarang buku :
Suroso KS Penerbit : Proyek penelitian dan pencatat kebudayaan daerah Tahun terbit : 2006
Jumlah halaman : 28 halaman Ukuran : 20x14 cm
Universitas Sumatera Utara
Sampul depan : Warna kecoklatan dan bergambar-gambar Sampul belakang : Warna putih
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka digunakan teknik pengumpulan data.
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Teks a. Membaca secara berulang-ulang dengan seksama bahan yang hendak diteliti.
b. Mengadakan penyeleksian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang sangat berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas merupakan prioritas utama dalama penyeleksian data.
c. Menelaah dan membahas seluruh data yang telah diseleksi, kemudian menerapkannya dalam
pembahasan masalah.

2. Menafsirkan Teks

Melaksanakan penafsirkan terhadap struktur cerita dan nilai-nilai didaktis atau pendidikan
(moral) yang terdapat di dalam cerita.

1.7.4 Teknik Menganalisis Data

Menurut Semi (Endraswara, 2003 : 4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan


dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Endaswara (2003 : 5 ) ciri penting dari penelitian kualitatif dalam kajian
sastra, antar lain :
1. Peneliti merupakan instrumen kunci yang akan membaca secara cermat sebuah karya sastra.
2. Penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dalam bentuk kata-kata atau
gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka.
3. Lebih mengutamakan proses dibandingkan hasil, karena karya sastra merupakan
fenomena yang banyak mengandung penafsiran.
4. Analisis secara induktif.
5. Makna merupakan andalan utama.

Dari pendapat di atas penulis berkesimpulan bahwa dalam penelitian ini yang penulis gunakan adalah
penelitian kualitaif yaitu penulis bersikap netral sehingga tidak mempengaruhi data, untuk itu
penulis hanya membaca dan memperhatikan lalu berusaha menggambarkan atau
menginterpretasikan data tersebut, untuk dianalisis sehingga dapat memberikan kesimpulan
setelah dilakukan penganalisisan terhadap data tersebut. Setelah data itu dianalisis maka
penulis menentukan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat di dalam cerita rakyat Aji
Kahar yakni :
1. Unsur intrinsik, adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di
dalam cerita rakyat Aji Kahar berupa tema, alur, tokoh, penokohan dan latar, baik latar tempat, latar
waktu, maupun latar sosial.
2. Unsur ekstrinsik, yaitu menganalisis data-data yang terdapat dalam cerita rakyat Aji Kahar
degan teori didaktis. Artinya, menganalisis cerita dengan pendekatan didaktis dengan tetap
menitikberatkan pada cerita itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

You might also like