Professional Documents
Culture Documents
tegangannya dapat dilihat pada Gbr.4.5. - Jumlah beban sumbu dan kumulatif beban ekivalen
yang lewat,
dan konfigurasi sumbu (lihat llab 1.2.1)
4.4.2.2.Ikiteria Des ain Perkeras an Kaku. - Khusus unt'rk pcrkerasan kaku, beban laru lintas rencana
didapatkan dengan mengaL,-im.rlasikan jumiah beban
Tiga faktor desain untuk perancangan perkerasan kaku yang sangat sumbu untuk masing_
masing jenis kelompok, cralam rcncanarajur selama
penting, adalah: umur rencana.
Prosedur yang clilakukan adalah r
\I TEGANGAN a). Hitung LHR pada akhir usia renczna, sesuai kapasitas jalan.
}.4.Frnr<ERASAN b). Estimasi LHR awal dari kelompok sumbu, pada masing-
lr-rrxunrnN masing jenis kelompok sumbu kendanan niaga @isa dibuat
./ PERKERASAN
keJipatan 0,5 ton, misal: (5 - 5,5), (5,5 - 6), ( 6 - 6,5 )
Kekuoton
Subgrode demikian seterusnya.
Tegongon c). Bila ada konversikan beban sumbu tridem ke beban sumbu
Subgrode ganda, yaitu bahwa beban sumbu tridem set^ra dengan dua
TEGANGAN PCC: KEKUATAN PCC sumbu ganda.
TEGANGAN SG < < KEKUATAN SG d). Hitung JSKN (fumlah sumbu kendaraan ntaga), selama
umuf fencana.
dimana:
JSKN'R -
jumlah total sumbu kendaraan niaga selama
w
l*-*B?*:lHS
6iuoton
umur fencana
JSKNH - jr-rmlah total sumbu kendanan maksimum
harian, pada saatjalan dibuka.
Perkeroson R = fhktor pertumbuhanlalu lintas selama umur
rc.ncan .
:
SUMBER : PAVEMEM DESIGN
PROF, M,W WTCZAK
* (l+;)u -1
TEGANGAN SG KEKUATAN SG
TEGANGAN AC << KEKUATAN AC ^ i
Faktor pertumbuhan lalu lintas kondisi i) dapat juga
PRINSIP DISTRIBUSI TEGANGAN - KEKUATAN ditentr-r kan dari T abel 4.1, 4.
PADA PERKERASAN KAKU DAN LENTUR
ii).Untuk i + 0, jika setelah waktu tertentu (J\ tahun),
pertumbuhen lalu lintas tidak berubahlag1:
Gbr.4.5. Distribusi dan tegang an pada perkerasan
(1+i)""
4= + (uR-uR){e+ i)'o*-1 }........... ........(4.31)
I.
UMUR LAJU PERTUMBUHAN (0 PEK-TAHUN (%) -Iilan dengan volurne kendaraan niaga 1,CI
rendah.
(thn) l) 2 4 6 8 10
\2 qg
5 5 5,4 5,8 6,1 4.4.3. METODA PERANCANGAN.
10 10 10,9 t2 13,2 14,5 15,9
4.4.3.1. Metoda AASHTO 1993.
1'7 n
15 15 17,j 2A 23,3 31,8
Tidak jauh berbeda dengan perkerasan lentur,untuk perkerasan kaku
20 20 24,3 29,8 36,8 45,8 11 A mengedepankan rumus untuk perkerasan kaku. Identik dengan rumus
25 )<, 32 41,6 54,9 73,1. 98,3 4.22. AASHTO menurunkan rumus berikut:
' $'34')
Dimana D = Tcbal petat beton(inch)
(e) HitungJumlah Sumbu Kendaraan Niaga rencana per laiur ialan: S(/,ls - Reban sumbu standar total ( ESA ) selama umur rencana.
A PSI = Selisih antara nilai PSI diawal dan akhit masa layan struktur
:'l
-z
Its -
{z a
//YY/
r//V
,/A a
Y t
t
iry,
tco
t metoda PCA
//,
\5
! Gbr. 4.7. Beban Roda Kendataan -
aoo
t.
too
.oJ t
too 500 100 !o o t Kasus 2 memberikan tegang^n yang lebih tinggi dari I(asus 1,
o5
5 sedang kasus 3 memberikan tegangan patng rendah dari ketiganya.
l,todulur ol Subgrddl
: ,":l
R.qcllotrr t (pcil
CONTOIl: Frekuensi terjadtnya beban roda, pada posisi repetisi paling sering,
k=12Vt. S -0,29
SIINIBIIR : AASHTO Guide [irr Design of E"=5x10' psi R =95% ( z-=-1,645 )
lihat gambar diagram scbclah kanan. Tetny^ta kasus 1 dan kasus 3
Pavement Sffucturcs
S"'- 650 psi APSI=4,2-2,5=1,7 memberikan kondisi yang representatif untuk rancangan.
c, =1,t1 w,, = 5,1$1d( 18 kip EsA)
didapat D=1{),(linch.
Hal ini diperkuat dengan oleh Dr.Girald Pickett dan Gordon K.Ray-
Gbr.4.6. Nomogram AASHTO untuk Perkerasan kaku
for Co n crete P anements Transactions-ASCE Vol. 1 6'1,9 51 ;
Inflaence C hafts
4.4.3.2. Metoda PCA. bahwa:
PCA (Portland Cement Association) Thickness Design USA, 1. Untuk beban as tunggal pada lokasi 75 mm dari tepi pelat beton,
diiadikan oleh NAASRA Q'{ational Association of Australia State Road dan as tanclcm pada lokasi 25 mm dari tepi pelat beton, akan
Authorities) sebagai referensi untuk men)'usun Standar Perkerasan I(aku memberikan tcgangan maksimum pada pelat beton >99oh dati
NAASRA. keseluruhan beban lalu lintas yang lewat Q<asus 1)
€ E
6
,'A
rL'
c6 q
t'P e
,#0
^rtr g
ts 3
d
f, 5'a
E
B *
#
I
x
$
#
&
$ e
;E
q
s
6
F-{ 3h:i:}:., t*****ll B'xrl'+::. q
A D.sign Chatt lot Singte-wheeted Singte B fidffid C;nr{ /$r tld$revhfldltsd Siflf,@ Aeit* :
4
Kekuatan Tanah dasar dapat didekati dengan modulus reaksi tanah Gbr. 4.8 c. Nomogram untuk sumbu tandem, toda ganda.
dasar (modulus of subgrade reaction), atau Caltfornia Bearing Ratio d. Nomogram untuk konversi nilai CBR ke
(cBR). Subgrade Reaction (k)
,ull
Urrt
ul
i.# sNr 03-1744-1989.
Apabila CBR mempunyai nilai < 2o/o maka harus dipasang pondasi
bawah terbuat dari beton kurus (Lean Mix Concrete) setebal 15 cm
<.; yang dtanggap mempunyai n1lat CBR tanah dasar effektip 5o/o.
fi;
ofi
fi){ d. Tebal pondasi bawah minimum didapatkan dari Gbr.4.10. dengan
Bil I" tebal paling sedikit 10 cm yang mempunyai muru sesuai dengan SNI
ru!,t
{i.u No.03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989.
sny Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji,
r,u
lr: pondasi bawah harus mcnggunakan campuran beton kurus (CBI!.
U. LJ
srJ e. CBR tanah dasar effektip clapat dilihat pada Gbr.4.11. CBR effektip
AS$5S$ECI $UB6f,An6 STHENSTH -C8m Fbt adalah peningkatan (lBR tanah dasar sesudah diperkuat dengan
campuran beton kurus (CBK).
Beberapa jenis pondasi bawah yang direkomendasikan adalah: sirtu
6ff*cfiv* /ficrease ln $ubErnde $treng#t
Oue lo Cemenf-Ireefsd Silb-$flse @ranular rubbase), beton kurus gilas padat (lean rolled concrete),
campuran beton kurus (CBI(=learu mix concrete), atau stabilisasi.
CATATAN:
Gbr.4.9. Peningkatan kekuatan subgrade Sebagai alternarif (walau bukan cata Bina Marga) untuk mencari kekuatan sub-base
dengan adanya CTSB. unbound dan bound subbase c{apat menggunakan Tabel 4.16 dan Tabel 4.17, yang
merupakan effek ketebalan sub-base pada k desain(Handbook of Concrete Engineering -
peniiaian perwujudan perkerasan dalam bentukan seniceabili4t Qihat Robert G. Packard ).
4.3.) tidak ditinjau. Sehingga relatif lebih mudah untuk dilaksanakan.
f. Analisa perkerasan beton semen didasarkan dua modcl
kerusakan yaitu:
^t^s
4.4.3.3.Metoda Bina Matga 2003. - fatik : kelelahan struktur pelat beton akibat repetisi beban.
- erosi pada pondasi bawah t^nah dasar yang diakibatkarr
^tav
oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yanu
Pada dasarnya pe:lrrncangan dengan metoda Bina Marga sesuai
dengan pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen edT-14- direncanakan.
2003), mengadopsi perancangan perkerasan kaku dari Aastroad Australia.
Tabel4.16. Pengaruh Unbound Sub-Base pada nilai k
NILAI K NILAI k SUB-BASE ( pci )
TANAH DASAR 4in 6 irr 9in 12 in
50 65 75 85 110 :ialia cER ri*Ernun
100 130 140 160 i90 -
2A0 220 230 27A 32A
300 32A 330 370 430
ts^ 2. Merubah data lalu lintas clalam satuan kendaraan menjadi dalam satuan
dt sumbu kendaraan.
(,
, i). Menghitung jumlah l<onfigurasi beban sumbu untuk masing-masing
f bd {r l'{t {r }$ ienis kendaraan ni:rg;r.
Bp.B$il!.iefid &mhh npetlrirunlu ii). Menghitung jumlalr surnrbu kendaraan niaga 0sKN) rcncana dican
C$rCtrlltrftrll
dengan rumus 4.29.
iii).Menghitung jr-rmlah repetisi kumulatif tt^p kombinasi
Gbr.4.10. Tebal Pondasi Bawah minimum untuk konfigurasi/ bel>an sumbu pada laiur rencana'.
Perkerasan Beton Semen ( Sumber: Pedoman pd T-14-2003)
LANGI(AH 3:
3. Pilih tipe struktur pcrkerasan.
a). Jenis perkerasan :BBDT, BBTT, arau BMDT dengan atau tanpa ruJi.
b) Bahu adaf ticlak,kalau ada apa jcnis bahur.
c ry^ng sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda, dari
c). Jenis dan tebal lapis pondasi bawah. semua jenis sumbu yangada.
d). Sifat kekuatan struktur: CBR tanah dasar, CBR effektip, kuat tarik k. Hitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total
lentur.
kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.
e). Faktor kezmanan beban. l. Ulangi langkah a) sampai k) hingga diperoleh ketebalan tertipis yang
I,ANGKAH 4 : menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan atau erosi < 100o/o.
4. Menghitung Kekuatan Pelat Beton. Tebal tersebut adalah tebal pelat yang paling ekonomis untuk tebal
Pilih satu tebal pelat beton lebih besar dari tebal minimum 15 cm. perkerasan beton semen yang direncanakan.
^. Pemilihan tebal pelat berdasarkan pengalaman atau contoh yang ada
sebelumnya, atau gsnakan gambar yang bersesuaian dengan kondisi 4.4.3.3.2. Perancangan Penulan gan pada Perkerasan Beton Semen.
langkah 3 menggunakan grafik padaLampiranCl2 s/d C-15.
Penulangan pada perkerasan beton semen bersambung
b. Hitung beban renc na per-roda untuk setiap jenis sumbu = Fru ^. talnpa tulangan (BBTT).
xBeban Sumbu/jumlah roda ff*u diambil dari Tabel 4.15.)
Jumlah rodapadajenis sumbu STRT adalah2buah, STRG zdalah4 Pada tipe ini penulangan tetap dipedukan untuk meminimalkan
buah, STdRG adalah B buah, dan STrRG 12 buah. Jika beban retak Tambahan penul^ngan secar^ khusus mudak diperlukan bila
renc na per-roda > 65 kN(6,5 ton) anggap dan gunakan nilai ada
tersebut sebagai batas tertinggi pada nomogram di Lampiran C-7 - Pelat dengan bentuk adaklazim.
s/d C-9.. - Pelat dengan sambungan ticlak sejalur.
c. Tentukan tegangan ekivalen (IE) dan faktor erosi (FE) untuk setiap - Pelat bedubang.
jenis sumbu dengan menggunakan Tabel pada Lampiran C-1 s/d C- b. Penulangan pada pcrkerasan beton semen bersambung
6. dengan tulangan (BBDT).
d. Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan
ekivalen (TE) dengan kuat tarik lentur f.r. Luas penampang tulangan dapat dicari dengan rumus berikut ini:
e. Dengan faktor rasio tegangan fRT) dan beban tenc na, tentukan p.L.M.g.h
jumlah repetisi ijin untuk fatik(fatigue) dari nomogram Lampiran C- A= (4.3s.)
7, yang dimulai dari beban roda tertinggi dari jenis masing-masing
2f.
sumbu. dimanz:
f. Hitung jumlah prosentase dari repetisi fatik yang direncanakan
terhadap jumlah repetisi ijin.
A, = luas penampang tulangznbaja (mm2/mlebar pelat)
f, : kuat taril< iiin tulangan Q{Pa). Biasanya 0,6 x tegangan
g. Dengan menggunakan faktor erosi(FE) tentukan jumlah repetisi ijin
leleh.
untuk erosi, dengan menggunakan nomogram Lampiran C-8 atau C-
9.
g = gravitasi (m/cleC)
h. Hitung prosentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap h = tebal pelat bcton (m)
jumlah repetisi ijin. L = jarak antara sambungan yang tidak dtlkat dan/atau tepi
bebas pclat (m).
Ulangi langkah e) sampai h) untuk setiap beban roda pada. jenis
sumbu tersebut, sehingga jumlah repetisi beban ijin yang terbaca M = berat pcr-saruan volume pelat 1t<g/m3)
pada Nomogram Lampiran C-7 dan C-B atau C-9 yang masing-
p = koefisicn gesek antara pelat beton dengan pondasi bawah
masing mencapai 10 juta dan 100 iuta repetisi. (Tabcl 4.18.)
Hitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan prosentase fatik Luas penampang, tulangan berbentuk any^man empat persegi
dari setiap beban roda dari semua jenis sumbu tersebut. Dengan panjang dan bujur sangkar ditunjukkan padaTabel4.19.
Tabel4.18. Koefisien gesek p. P. prosentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan
terhadap luas penampang beton (%).
No. IAPIS PEMECAH IKATAN {bownd breaker)
KOEFISIEN GESEKAN f., : kuat tarik langsung beton= 0,4-:0,5 {, ( kg/cm).
(t) fv= tegangan leleh rencan a bala (kg/cm';
-t Lap$J€sap lkat aspal dratas permukaan pondasi I'U n= angka ekivalensi antarabaja dan beton(E,/E)
2 1,5
a
J L;i;;;;. parafin dpis pemecah ikatan 2,4 Qabel 4.20.)
I(aret kompon ( a rhtar;nated nbber arring wrtpounfi p : koefisien gesekan pelat dan lapis dibawahnya.
^ntara
E," = modulus elastisitas baia =2,1.x1.0n 1kg/cmt)
E. = modulus elastisitas beton = 1485 r/ q Gg/.-';.
Tabel4.19. Ukuran dan berat tulangan anyaman polos dilas.
TUIANGAN TULANGAN
Tabel4.20. Proporsi angka ekivalen baja
I,UAS PEI.{AMPANG Berat per-
MEMANlANG MELTNTANG TULANGAN satllafl dan be ton ln).
Diameter
(mnr)
Jatak
fmm)
Diameter
(mm)
Jarak
lmm)
Memaniang
(mm2/rn),
Melintang
(mm2/nr)
luas t
(l.g/.*') n
&e/ml)
Egpet Fersegr Pn+j"ne 175 *225 10
12,5 100 8 200 1.227 25L 11,606 235 *255 I
11,,2 100 8 200 986 251. 9,707 290 - keatas 6
10 100 I 200 iss 251 8.138
o 100 8 200 636 251 6,967 Prosentase minimum dari tr,rl^ngan memanjang pada perkerasan beton
8 100 8 200 503 251 5,919
7.1 100 8 200 396 251
menefus adalah 0,60/o x ltrts penampang beton. Jumlah optimum
5.091
9 200 8 254 318 241 +,476
tulangan memanjang perl' tliprsang agar latak dan lebar retakan dapat
I 200 I 250 251 201 3.552 dikendalikan.
tsuiul $angkar Secara teoritis iafak antlrrlr retakan pada perkerasan beton menerus
I 100 I 100 503 503 7,892 dengan tulangan dihitrrng clcngan rumus berikut:
10 200 10 200 3s3 393 6,1.65
9 200 9 20a 318 318 4,994
I 2A0 200 251 L., = .t',,'
R 2s1 3-c)46 (4.37.)
7,1 2AA 7,1 204 198 198 3,108 n. p' .u..f',,(t:.,.E, - -f,,)
6,3 200 6j,Z 200 156 156 2,447
( 200 5 200 98 dimana:
98 1,542
4 200 4 2A0 83 83 0.987
L., = jarak tcoritis retakan (cm)
^ntara
p = perbantlirrsrrn luas tulangan memanjang dengan luas
c. Penulangan pada perkerasan beton semen menerus penampans bcton
dengan tulangan. u = perbanrlingrrn keliling terhadap luas tulangan= 4/d
c1. Penulangan memaniang.
fb = tegangrur lcktt antara tulangan dengan beton =
1,97",1 i, (kg/cm';.
Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan beton c
= kocfisicn susurt beton = 400.10 6.
semen bertulang menerus, dengan tulangan dihitung dengan rumus q, = kuat tarik langsung beton = 0,4 + 0,5 4, ( kg/cm'z).
berikut ini. n = angka ekivalensi antar^ baia dan beton (n=E,/E)
p,- 100 .f ,,(1,3 - 0,2tt) ...................rj,; E. = moclr-ilus elastisitas beton = 1485 ! f. ($/cm';.
............(4.36.)
E. = modul4sr elastisitas baja = 2,1. x1.06 1kg/cm2;
f , - n..fn ',i
Untuk menjamin agzr dtdapat retakan yang halus dan iarzk ant^ra y^ng s^m seperti perhitungan tebal pelat beton semen pada perencanaan
rctakan yang optimum, maka: perkerasan beton semen baru yang sudah dijelaskan diatas.
- o/o tulangan dan perbandingan keliling dan luas Modulus reaksi perkerasan lama (k) diperoleh dengan melakukan
tulangan(u) harus besar.
^nt^r pengujian pembebanan pelat (plate bearing tesl berdasarkan AASHTO T 222-
- perlu menggunakan tulangan ulir (deforned bars) untuk 81, pada perkerasan lamayang selanjutnya dikorelasikanterhadap nilai CBR
memperoleh tegangan \ekzt yanglebih tinggi. Qihat Lampiran C- 1 0) . B:ILa tt:lai k > 1 40 I{Pa / mm (14 kg/ cm'z), maka nilai k
tersebut dianggap sama dengan 140 l{Pa/mm (14 kg/cm'z) dengan nilai
CBR 5O%.
Jank retakan teoritis yang dihitung dengan pers^m^an 4.37. dtatas
harus memberikan hasil. antarz 150 dan 250 cm.
+
Jarak antara tuLangan 100 mm 225 mm. Diameter batang tulangan
b. Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan beton
memanjang berkisar ant^rz 1.2 mm dan 20 mm' semen lama.
c2. Penulangan melintang. bl. Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbounded atatt
Luas tulangan melintang (A,) yang diperlukan pada perkerasan beton sepatated ovetlay\
menerus dengan tulangan dihitung menggunakan rumus 4.35.
Tulangan melintang direkomendasikan sebagai berikut: Tebal lapis tambahan dihitung dengan rumus berikut ini:
- Diameterbatangulir tidak lebih kecil dari 12 nrr":'. T, = {( T'- c".T,,') . (4.38.)
- Jankmaksimum tulangan dari sumbu kesumbu 75 cm'
dimana:
T, = T-T"............ ..(4.40.)
T, = ''o{( Tt'o - c..T"t*) ............. ..(4.39.)
dimana:
dimana:
T, = tebal lapis tambahan
T, = tebal lapis tambahan T = tebal yang dipedukan berdasarkan beban rencana
T = tebal yang dipedukan berdasarkan beban rencan dan daya dan daya dukung tanah dasar dan atau lapis
dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari ialan pondasi bawah da'*j, jalan lama sesuai prosedur
lama sesuai prosedur diatas' diatas.
To = tebal pelat lama (yangada). T" = tebal effektip perkerasan lama.
C, = koefisien yang menyatakan keadaan struktur perkerasan lama
yang bernilal antar^ 0,75 + 1,. Tebal lapis tambahan perkerasan lenrur yang diletakkan langsung diatas
Tebal minimum lapis tambahan ini sebesar 130 mm. perkerasan beton semen, dianjurkan minimum 100 mm. Bila iebJlapisan
Letak sambungan pada lapis tambahan harus pada posisi yang sama tambahan lebih dad 180 mm, struktur lapis tambahan dapat menggunakan
dengan letak sambungan pada perkerasan lama. Jenis sambungan dan lapis peredam retak (G*.4.12)
penulangan pada lapis tambahan tidak harus sama dengan jenis sambungan
dan penulangan pada perkerasan lama. Perkerasan lama yang mengalami
retak awal (C.=0,75) dapat diberi lapisan tambahan larigsung bila I bcron aspal sebagai Japis aus (l;
kerusakanny a dapat diperbaiki. j bcron aspal sebagai lapis perata (2)
beton aspal sebagai lapis peredam retak (3)
c. Lapis tambah petkerasan beton aspal diatas perketasan beton a perkerasan beton semen lama(yang ada)-(4)
semen larna.
s tanah dasar (5)
Pedu ada evaluasi kembaii mengenai kondisi stfuktuf perkerasan Gbr.4,12. Lapis peredam rctak p ada pelapis an tambahan
beton lama supaya tebal effektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk perkerasan beton semen. (Sumber: pd.T _14-2003)
menentukan tebal effektlf GJ setiap lapis perkefasan yang ada harus
dikonversikan kedalam tebal ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 4.19.
Dengan demikian tebal lapis tambahan yang dipedukan, dihitung
CONTOH SOAL 4.6.
Perkerasan beton semen mempunyai: [] nl til Ul tbl {$ ffi {& tll fll] {t0
a). tipe BBTT b). tipe BBDT c). tipe BMDT I Itr
dengan ketentuan:
- kuat tarik lentur =4,25 MPa ( i = 310 kg/cm2,silinder) tm[fir I 5 H 0
a flr ffi 6 flr
- bahan pondasi bawah=stabilisasi semen 12,5 cm
- mutu baja tulangan &kr*blbr I W lls 2 ?8
Perhitungan :
r.[ldhftuh-ilh 3 11 5 $ s II t u t{ fr
t u I
Langka}:'1..: E fr
Langkah 2: CATATAN: RD=roda deptn, Ill)=rocla belakang, RGD=toda gandeng depan, RGB=toda
gandeng belakang, BS=beban sunrlxr,.f S= jumlah sumbu,STRT=sumbu tunggal roda
2a).Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-masing tunggal, STRG= sumbu tung4al rrxla gancla,STdRG=sumbu tandem roda ganda
jenis kendar^ n n1^ga danJSI{N" l
2b).Menghitung jumlah sumbu kendaraan niaga (JSI{N ) rcncana. Langkah 3: Memilih tipe struktur perkerasan
JSKNuR = 365 XJSKNH X R dari (rumus 4.29.) dan a). Sifat dan jenis strr,rktur :
JSI(Nu*t"1"'- JSKN'*x C dari rumus (4.33) Menggunakan Rr-rji (Dowel)
Untuk Umur Rencana 25 tahun, dengan i=6o/o didapat R=54,9 (Tabel Tanpa bahu beton
4.14.) dan dalam hal ini , menurut Tabel 4.2. untuk 4Iajv 2 arah, ntlat f.r= 4,25MPa
C = 0,45 Lapis Pondasi bawah : stabilisasi semen 1.2,5 cm.
JSKN'R =365 x 3284 x 54,9 = 6,58 x 107 CB&,.uran.". = 4r5oh
JSKN uRloi" = 6,58 x107 x 0,45 = 2,96 x 1,07. CB&r*u,,' = 20o/o ( dari Gbr.4.11.)
E
|KB --1aI,Z.
2c).Menghitung jumlah repetisi kumulatif tiap kombinasi konfigurasi/beban
sumbu padaLa1v renc na. b). Jenis perkerasan :tipe BBTT,BBDT ataa tspe BMDT.
Tabel Contoh Soal 4.6(2). Perhitunsan Reoetisi Sumbu rencana 140
- STdRG= *t.2= l1 ......... dst.
% REPRTISI 8
BEBAN I-AI.U
JENIS BRBAN PROPORSI SUMBU
c). Gunakan Tabel pada Lampiran D.
SUMBU JUMI"C.H LINTAS
SUMBI] SUMBU TERHADAP SUMBTJ - untuk kondisi tanpa bahu,tebal pelat 19 cm dan CBR
(ton) RENCANA YANG
TERJADI effektip = 200/o masing-masing akan didapat untuk:
TOTAT,
TE'.*'. = 1,09 TEr.ro., = 1,,75 TErro*" = 1,45
(1) (3) (4) (s) (6)
(7)
FErr.*''' = 1,82 FE',*,, = 2,42 FErroo., = 2,48 (dengan
Q)
-(4)x(5)x(6) ruji).
STRT 6 435 0,13 0,66 2,96x1.A1 2,54x1.06 d). FRTr.,.o..= TErr*, =-42 = u.ro
f 4'25
5 735 023 0,66 2,96x10? 4,49x106 'r l'J5
TE'tRr
4 754 a.23 0,66 2,96x1,41 4,49x1,A6
FRTrr*,,= - 0,4 I
f, 4.25
3 586 0,18 0,66 2,96x107 3,51x106
FRTsranc: TEr,r,', 1,L5 .,,1y.j4
2 754 0,23 0,66 2,96x107
=
4,49x1,06 .l',t 4.25
u),fl,d dan h).
TOTAL 3.264 1,00 Gunakan Lampiran [,)-l rlcngan masing-masing beban roda dan
STRG 685
masing-masing FRT Lrntuli nrcndapatkan repetisi beban iiin(fatik).
8 0,54 0,2(, 2,96x1,01 4,15x106
Gunakan pula Lampilur l') 2 (untuk kondisi tanpa bahu beton pada
5 sB6 0,46 a,26 2,96x1.07 3,54x100
analisa erosi untuk mcrrrlllutl<an repetisi beban ijin (erosi).
TOTAL t.271
D,D,k). Lihat petunfuli lrltlrr liolom pada Tabel.
1,00
a). Dengan data dan langkah 3 gunakan gambar grafik pada 0) (z) (j) (.r) (5) (6)
(?) =
IM/(6)
(4)r
(8)
(e)-(4)r
100/(8)
Lanpuan 2 s/d B dengan : s'rRT 6(60) 36,00 .1,5,1x10('
TE=1.09 fi TT
- Lalu Lintas dalam kota, dengan ruii;f.r=4,25; F*u=1,2; 5(50)
4(40)
30,00
24,01)
4,4qr 106
,1,.1')\ 10.
l.5l
FRT:0,26 fi
fi
0
0
0
fi
TT
0
0
0
CB\rr.n,o=200lo dan reperisi sumbu=2,96x107 didapat
3G0) 1 8,00 x I 0/' ItF,-2,2'J
2Q0) 12,00 .1-1tlxl0r' TT 0 TI 0
pendekatan tebal perkerasan= 19,0 cm. STRG 8(80) 24.00 4,1 5s 1 06 TE=lJ5 0,')x100 461 3,5x1()o 118
5(50) i 5,00 1.54r 1l)', FRT=0.41 TI 0 fi 0
I'Ii=z,88
b) Beban Rencana per-roda: STdRG 14040) 2l,rlr 2,37x106 Tll=1,45 TT (l 4,6x1 l)! 51
60
l
FRT=0,34
- STRT - xt.2 = 36 ........ dst. l.E=298
2 T.)TAI, 4tll > 1 Oll% (rLl>llxl'/, j
Soal a).
A.'''= 0,14,/u x luas pelat ( SNI '91)
Untuk BBTT pelat tidak ditulangi secar^ struktur, hanya
= 0,0014.200.1000 = 280 mmtf m' lebar < A,o"t".
Gunakan tulang;rrr @ 12 - 300 mm -> A, : 377 mm'fm'
dipasangi ruji dan batang pengikat.
lebar>367,9
Tebal pelat beton 200 mm
Lebar pelat = 4 x 3,5 m. (untuk 4 lajur tanpa median)
EL{K^ 2:
PER.4NC,4Ni.
" r-\'j''RKER-4's'4NJ.4r-4N
,.4^./ PERKER .
-ltilansan Melinfan&
. Metoda Perancangan perkerasan Jalan
,_.
A,r',,1"
= t!!E! =
1,5. il,o.zq0o.s,x
r .0.20
t47
-r , Z.tq4 _ = 343,35 mm2/m,
lel)ar.
Tulangan Melintang.
!:,*o';.""'Jr',i*ao;:*"lapispemecahrekatan(bound
- Kuar CONTOH SOAL 4.8.
rekan b"eto,
u t' kg'lcm2(s'inder; PEI.APISAN TAMBAH(OVERI.AY) PADA
:,"''!";j, ti:: f;l.r= BETON SEMEN.
PERKERASAN
-
- y:i=rt'itfi;^"i^.'d,=0,50
Unruk u",, gliJ3,r,
{. - 0,s.4,2s Mpa=2,125 7' Lapis tambah perkerasan beton semen diatas
perkerasan beton
u*rtarik semen lama-
Jele
, iil:ilffi il'j"1',T:,'-;ff:,1;;'.1""
:' "' ml* p ani ang 4 5c
= 3200 kg/ cm,
Contoh soal4.8.a:
," T',:i",'::;" ^Z't2 rru u 3 0 cm. Jalanlamaperkerasan bcron semen mempunyai tebal 1B .m
Hasil plate bearing rest mendaputkan"k G")
"]ffi= irrzu$|Sa
o, r., = 0.7 o%.
Data lalu lintas seperti soal 4.6.
= 15 kg/cnt'.'
I(uat tarik lentur {,, = 3,50 Mpa (35 kg/cm2)
Tentukan:
a)' Lapis tambah dengan lapis pemis ah,btJa
fi*ffitn**-b16rnrn
- 16 mrn too .t
struktural
f)
dalam keadaan
keadaan perkerasan lama secara
ruiakl C=0,3!).
r,anis tambah langsung pelat'beton baru
mengal ami retakawal (c=0,75).
o'------'
^^ti.To,, cm2). Jawab:
a)'Tebal lapis beton sem.en yang criperrukan
scpcrti pada rancanean perkerasan ircton
(r) dilakukan dengan c:rr.:r
ban-r.
I)iambil tebal lapis tambah T, = 15 cm.
Nilai k= 1,5 kg/cm3 berarti lebih besar dari 14 kg/cm3, maka niiai k l).Untuk menghitung tebal lapis tambah yang dipedukan digunakan rtrr.rrus
dianggap sama dengan k = 14 kg/cm3
dengan nilai CBR'rr"up=50%0. 1.39.
Asumsikan tebal pelat beton lapis tambah 1B cm. 'l', = ''o{( Tt'o * c,.T.,t'o)
clengan diketahui, tebal lapis pelat beton yang diperlukan T = 17 cm, T,,= l5
Tabel Con toh Soal 4.Ea(1). Analisa Fatik dan Erosi. cm C,=0,35.
BEBAN
FAKTOR
ANALISA FATIK
sehingga T, = ''o!{ 1.71j_-0,35.(15)'''} =13,26 cm)T, minimum=13 cm
BRBAN REPETlSl ANALISA EROS]
jENrs
RENCANA
TEGANGAN Diambil tebal lapis tambah 14 cm.
SUM]JU
PER- YAN(;
SUMBU DAN REPETISI RF,PETISI
RODA PERSEN PERSEN
TON(KN) TERJADI
L,ROS1 IJIN
RIiSAK RUSAK Tabel Contoh Soal4.8a(2). Analisa Fatik dan Erosi.
UIN
&N) w (v")
BF,BAN
IiAKTOR
(t) Q) (e) ANAI,ISA F'A'|II{ ANALISA EROSI
a) (3) (4) (5) (6) (8) BNBAN
RENCANA
RtiPF,TISI
=(4)x100/ (6) ]ENIS Tli(;ANGAN
{4)x1001(8)
SUMBU YANO
STRT 6(60) 3600 2,54x106 TT 0 PER-
3,8X108 0,66 SUMBU I)AN R.EPET]S-I PERSTiN REPEIlSI PERSF]N
TONGf\I) RODA
TI]]RJADI
5(50) 30,00 449x100 'IE=1,03 TT 0 1'T r) RUSAK RUSAK
I ll( )st rllN UIN
(kN)
4(40) ?4,00 4y'9x100 pg''0,24 'ff 0 TT : ("/") (h\
FEz2,92
3(30) 18,00
l,5 l r 10"
1r11:1,40
TT 0 fi 0
GATATAN: TE=Tegangan E,kivalen,FRT=Faktot Rasio Tegangan,FE=Faktor Er.rsi, Tlr=tid"k STdRG r4(140) 21,00 171106 TIt=1,46 TT 0 B-r I UB rJ.3t)
tefbatas
I RT-0,lL)
Asumsikan tebalpelat / 7,0 cm.
IF--3"08
Setelah dicoba dengan asumsi tebal pelat beton 16 cm, jumlah prosentase TO 0<1(lirY n 25,6<1 00'%
faktor erosi lebih besar dari 1000h, sehingga diambjl tebal pelat 17
cm.Karena bila dilihat Tabel contoh soal 4.8a.(2) diatas prosentase
l<crusakan akibat fatik dan erosi lebih kecil dari 1000 .
Contoh Soal4.8b:
Diketahui:
- Susunan petkerasan beton semen lama:
x tebal pelat beton semen 18 cm
x tebal pondasi bawah 12 cm,stabilisasi semen PI=7oh
* CBR tanah dzszr 4,5o/o
Kondisi perkerasan lama sudah retak,tidak rata dan terjadi
fractare (potongan-potongan pelat 1 + 4 m2,sudah selesai
dipe$aiki).
- Data lalu lintas sebagaimana Contoh 4.3. tahun pembukaan
2015.
Diminta : Tebal lapis tambah perkerasan beton aspal diatas perkerasan
beton semen.
Jawab: Dari perhitungan Contoh 4.3 khusus untuk Oveday,didapzt tebal
lapis tambah total = 33 cm@.
- Tebal effektip perkerasan lama:
Tebal effektip pelat beton aspal = 18 x 0,70 = 1.2,6 cm.
Tebal effektip pondasi bawah = 1.2x0,30 = 3.6 cm.
Tebal effektip perkerasan lama = 1,6,2 cm.
- Tebal perkerasan beton aspal yang dipedukan,dihirung dengan
rumus 4.40.
T, = T - T"= 33 - 16,2 = 1.6,8 cm)T-i.i-*=10 cm.