You are on page 1of 19

BAB I kalangan mahasiswa yang tergabung dalam IPNU ini makin

kuat, hal ini terbukti pada muktamar III IPNU di Cirebon Jawa
MASA EMBRIONAL KELAHIRAN PMII Barat, pucuk pimpinan IPNU didesak oleh para peserta
( 1955 - 1963 ) muktamar membentuk suatu wadah khusus yang akan
menampung para mahasiswa nahdliyin, namun secara
A. CIKAL BAKAL PMII fungsional dan struktur organisatoris masih tetap dalam
naungan IPNU, yakni dalam wadah departemen perguruan
Ide dasar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam tinggi IPNU 2).
Indonesia (PMII) bermula dari adanya hasrat kuat para
mahasiswa Nahdliyin untuk membentuk suatu wadah Namun langkah yang diambil oleh IPNU untuk
(organisasi) mahasiswa yang berediologi Ahlussunnah menampung aspirasi para mahasiswa nahdliyin dengan
Waljama’ah (aswaja). Ide ini tak dapat dipisahkan dari membentuk departemen perguruan tinggi IPNU pada
eksistensi IPNU-IPPNU (ikatan pelajar nahadlatul ulama - kenyataannya tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
ikatan pelajar nahdlatul ulama), secara historis, PMII mrupakan Terbukti apda Konprensi Besar IPNU di Kaliurang Yogjakarta
mata rantai dar departemen perguruan tinggi IPNU yang pada tanggal 14 - 16 Maret 1960, Forum konprensi besar
dibentuk dalam muktamar IIII PNU di Cirebon Jawa Barat pada memutuskan terbentuknya suatu wadah/organisasi mahasiswa
tanggal 27 - 31 Desember 1958. Di dalam wadah IPNU-IPPNU nahdliyin yang terpisah secara struktural maupun fungsional
ini banyak terdapat mahasiswa yang menjadi anggotanya, dari IPNU-IPPNU.
bahkan mayoritas fungsionaris pengurus pusat IPNU-IPPNU
berpredikat sebagai mahasiswa. Itulah sebabnya, keinginan
dikalangan mereka untuk membentuk suatu wadah khusus yang B. UPAYA DIBALIK KELAHIRAN PMII
menghimpun para mahasiswa nahdliyin. Pemikiran ini sempat
terlontar pada muktamar II IPNU tanggal 1 - 5 Januari di Usaha untuk mendirikan suatu wadah yang khusus
Pekalongan Jawa Tengah, 1) tetapi para pucuk pimpinan IPNU menghimpun mahasiswa nahdliyin sebenarnya sudah lama ada,
sendiri tidak menanggapi secara serius. Hal ini mungkin hal ini dapat dilihat dengan adanya kegiatan sekelompok
dikarenakan kondisi di dalam IPNU sendiri masih perlu mahasiswa NU yang di Jakarta. Patut dicatat disini:
pembenahan, yakni banyaknya fungsionaris IPNU yang telah
Pertama: misalnya berdirinya IMANU (ikatan mahasiswa
berstatus mahasiswa, sehingga dikhawatirkan bila wadah
NU)
khusus untuk mahasiswa ini berdiri akan mempengaruhi
pada bulan Desember 1955 di Jakarta. Namun
perjalanan IPNU yang baru saja terbentuk, Tetapi aspirasi
kehadirannya belum bisa diterima oleh banyak
pihak, terutama oleh kalangan sespuh NU sendiri.
1 Sejarah singkat IPNU-IPPNU, Buku kenang-kenangan Makesta IPNU-
IPPNU, Kodya Surakarta, Tahun 1970, halaman 11 2 Ibid Halaman 12.
Sebab disamping kelahiran IPNU itu sendiri masih mahasiswa nahdliyin, tidak banyak berarti bagi kemajuan dan
baru (didirikan pada tanggal 24 Februari 1954) yang perkembangan mahasiswa nahdliyin, haltersebut disebabkan
notabene mayoritas pengurusnya mahasiswa, beberapa hal :
sehingga dikhawatirkan justru akan melumpuhkan
IPNU. A. Kondisi obyektif menunjukkan bahwa keinginan para
Kedua: Sekelompok mahasiswa nahdliyin yang berdomisili pelajar sangat berbeda denga keinginan, dinamika dan
di perilaku mahasiawa.
kota Surakarta Jawa Tengah yang diprakarsai oleh H. B. Kenyataan gerak dari departemen perguruan tinggi
Mustahal Ahmad, juga sempat mendirikan suatu IPNU itu sangat terbatas sekali. Terbukti untuk duduk
organisasi yang diberi nama “Keluarga Mahasiswa sebagai anggota PPMI persatuan perhimpunan
NU” (KMNU) Surakarta, juga pada tahun 1955. mahasiswa indonesia), suatu konfederasi organisasi
Bahkan KMNU ini merupakan organisasi mahasiswa mahasiswa ekstra universitas tidak mungkin bisa, sebab
yang NU yang mampu bertahan sampai lahirnya PPMI merupakan organisasi yang hanya menampung
PMII pada tahun 1960 3). ormas-ormas mahasiswa. Apalagi dalam MMI (majlis
Ketiga: Di Bandung ada usaha serupa dengan nama PMNU mahasiswa indonesia), suatu federasi dari dewan/senat
(persatuan mahasiswa NU) dan masih banyak lagi di mahasiswa, juga tak mungkin dilakukan 5)
kota-kota lain dimana ada perguruan tinggi Kesimpulan dari perdebatan mengenai hasil
yangmempunyai gejala yang sama, tetapi ternyata pengamatan ketua IPNU waktu itu ternyata tidak berbeda jauh.
pimpinan IPNU tetap membendung usaha-usaha Para anggota pimpinan pusat IPNU lebih condong untuk
tersebut dengan suatu pemikiran bahwa pimpinan merintis pembentukan wadah khusus bagi mahasiswa
pusat IPNU akan lebih mengintensifkan pada usaha- nahdliyin. Pertimbangan yang menyertai kwsimpulan ini juga
usaha mengadakan penelitian pada dua permasalahan lebih kompleks. Sebab di penghujung dasa warsa 1950 itu
pokok : situasi politik dan keamanan di tanah sir kita sedang bergolak.
1. Seberapa besar potensi mahasiswa NU Dengan demikian, pertimbangan-pertimbangan yang
2. Sampai seberapa jauh kemampuan untuk berdiri diperdebatkan dalam rapat piminan pusat IPNU itu :
sebagai organisasi mahasiswa 4).
Pertama: Wadah departemen perguruan tinggi IPNU
Upaya yang dilakukan oleh IPNU dengan membnetuk dianggap tidak lagi memadai, tidak cukup kuat
departemen perguruan tinggi untuk menampung aspirasi untuk mewadahi gerakan kemahasiswaan.
Kedua : Perkembangan poltik dan keamanan di dalam negeri
3 Wawancara dengan sahabat Drs. H. Mustahal Ahmad pada tanggal 25 Agustus
1984 di rumah beliu Jl. Imam Bonjol 53 Surakarta Jawa Tengah.
4 Op-cit, Halamah 2 5 Op-cit, Halaman 3
menuntut pengamatan yang ekstra hati-hati,
khususnya bagi para mahasiswa Islam. 1. Didirikannya perguruan tinggi NU di berbagai
Ketiga : Satu-satunya wadah kemahasiswaan Islam yang ada tempat, misalnya PTINU di Surakarta (sekarang
pada waktu itu ialah HMI (himpunan mahasiswa Universitas NU), Fakultas Ekonomi dan Tata Niaga
Islam), yang tokoh-tokohnya dinilai terlalu dekat serta fakultas Hukum dan Tata Praja di Bandung
dengan partai Masyumi, sedangkan tokoh masyumi (sekarang Universitas Islam Nusantara - Uninus)
telah melibatkan diri dalam pemberontakan PRRI. dan Akademi ilmu pendidikan dan Agama Islam di
Malang (sekarang Universitas Islam Malang -
Sementara itu, dikalangan intern NU sendiri, waktu itu Unisma).
masih belum terungkap suatu rasa percaya diri. Maksudnya para
tokoh pimpinan NU masih seolah-olah dalam lingkungan 2. Adanya keinginan dari individu-individu
jam’iyah nahdliyin tidak ada anggota yang berkualitas mahasiswa nahdliyin yang menuntut ilmu di
intelektual. Sehingga untuk mengisi jabatan menteri dan perguruan tinggi NU maupun pergutuan tingg
anggota DPR saja, pimpinan NU terpaksa meng-NU-kan negeri dan lainnya untuk segera mengkonkritkan
sarjana-sarjana dari luar lingkungan nahdliyin. Padahal NU suatu wadah khusus bagi mahasiswa nahdliyin.
waktu itu adalah sebuah partai besar, pemenang nomor tiga 3. Adanya signal dari pucuk pimpinan LP. Ma’arif
dalam pemili 1955. Kewibawaan partai NU tidak selayaknya NU sendiri untuk lebih mengkonkritkan bentuk
dihambur-hamburkan untuk memberi hadiah jabatan dan organisasi mahasiswa nahdliyin.
kedudukan kepada orang diluar jema’ah. 4. Adanya kenyataan praktis maupun psikologis yang
sangat bertolak belakang diantara pelajar dan
Inilah cry yang selalu diteriakkan para mahasiswa mahasiswa khususnya yang tergabung dalam
nahdliyin pada waktu itu. Dan merekapun merasa perlu segera IPNU, baik dari segi belajar, dinamika maupun
melakukan langkah-langkah tertentu untuk meyakinkan semua strategi perjuangannya, semakin mendorong
pihak yang berkepentingan, bahwa dalam lingkungan nahdliyin terbentunya suatu wadah tersendiri. 7)
sudah muncul banyak generasi muda yang berpendidikan
perguruan tinggi. 6) Semangat untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang
khusus dilingkungan mahasiswa nahdliyin nampak semakin
Menyadari keterbatasan dan berkat dorongan-dorongan menguat. Puncaknya ketika IPNU mengadakan konprensi besar
berbagai kenyataan obyektif serta adanya usaha mengambil pada tanggal 14 - 17 Maret 1960, setelah sahabat Isma’il Makky
langkah-langkah pertimbangan, antara lain : (selaku ketua departemen perguruan tinggi IPNU) dan sahabat
Moh. Hartono BA (mantan wakil pimpinan Usaha Harian Pelita
6 HA. Cholid Mawardi, PMII dan Cita-cita NU, Dalam Pemikiran PMII,
Dalam berbagai visi dan Persepsi, Oleh A. Effendy Choirie dan Choirul
Anam, Aula, Surabaya 1991, Halamanan 72-74. 7 Op-Cit, Halaman 3
Jakarta) berbicara di depan peserta komprensi besar IPNU wadah seperti itu aktivitas mahasiswa banyak memberikan andil
tersebut di Kaliurang Yogjakarta. Dari sinilah akhirnya lahir besar terhadap pasang surutnya sejarah bangsa Indonesia,
suatu keputusan “perlunya didirikan suatu organisasi mahasiswa khususunya generasi muda. Andil tersebut biasanya digerakkan
secara khusus bagi mahasiswa nahdliyin 8) yang lepas baik secara oleh idealisme yang berorientasi pada situasi yang selalu
struktural organisatoris maupun adminstratif. menghendaki adanya perubahan kearah perbaikan bangsanya,
sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia,
Untuk mempersiapkan musyawarah pembentukan suatu Pancasila dan UUD 1945.
wadah/organisasi mahasiswa tersebut dibentuklah 13 orang
panitia sebagai sponsor pendiri organisasi mahasiswa nahdliyin Generasi muda khususnya para mahasiswa
dengan limit waktu kerja satu bulan, yang diirencanakan merupakan kelompok terpelajar yang mendapat perhatian dari
dilaksanaka di Surabaya 9). pemerintah, lantaran menyangkut masa depan kehidupan
bangsa. Situasi dunia kemahasiswaan saat itu banyak terkait
dengan kondisi politik nasional. Sebab sejarah kemahasiswaan
di Indonesia pun paralel dengan apa yang terjadi pada dasa
warsa 1950-an, kegiatan mahasiswa pada dasa warsa 1950-an
banyak berkaitan dengan persoalan-persoalan politik, sebab
mahasiswa pada saat itu lebih cendrung merupakan alat partai
C. SITUASI DAN KONDISI POLITIK SEKITAR politik.10) Oleh karena itu wajar kalau organisasi mahasiswa
KELAHIRAN PMII harus terlibat dalam masalah penyusunan kabinet.11) Demikian
juga misalnya ketika pelaksanaan Pemilu tahun 1955, organisasi
Ada beberapa situasi dan kondisi yang melatar mahasiswa Islam yang diwakili oleh HMI pada saat itu
belakangi proses kelahiran PMII saat itu, antara lain situasi menyerukan kepada masyarakat supaya memilih partai-partai
politik negara Republik Indonesia, Posisi Umat Islam Indonesia, Islam, dan khusus kepada warganya supaya memilih salah satu
dan Keadaan Organisasi Mahasiswa saat itu. Namun disini partai Islam yang disenangi.12 Sedangkan dalam pelaksanaan
penulis tidak akan mengulas semua situasi dan kondisi politik sidang Dewan Konstituante 1957 di Bandung diwakili oleh
disekitar proses kelahiran PMII tersebut, tetapi hanya akan Porpisi (perserikatan organisasi-organisasi pemuda Islam
sedikit mengulas keadaan organisasi mahasiswa saat itu.
Yang dimaksud dengan keadaan organisasi
mahasiswa disini adalah suatu wadah aktivitas para mahasiswa di 10 ) Christianto Wibisono, Sejarah Demonstrasi Mahasiswa 1966, aksi-aksi
tritura (PT. Tanjung Mas Semarang, 1980) hal. 11
luar kampus (ekstra universiter dan ekstra kurikuler). Dengan 11 ) Yozar, Pergolakan Mahasiswa abad ke 20, Kisah Perjuangan anak-anak
Pemberang (Sinar Harapan, Jakarta, 1981) hal. 201
8 Op-Cit, Halaman 3 12 ) Drs. Agussalim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI, 1947-1975, (PT Bina
9 Fauzan Alfas, Ke-PMII-an, Makalah Mapaba PMII Malang , 1990. Ilmu, Surabaya, 1976) hal. 107
Indonesia)13 yang dipimpin oleh EZ. Muttaqin menjadi peninjau sejarahnya PPMI dan MMI juga sama saja, yaitu kedua
pada pelaksanaan sidang tersebut. organisasi ini tidak bisa melepaskan diri dari soal politik. Oleh
karena itu jika mengungkapkan dunia kemahasiswaan secara
Keterlibatan mahasiswa dalam politik praktis di organisasi pada tahun 1950-an tidak terlepas dari adanya
imbangi pula oleh aktivitas-aktivitas di bidang kepemudaan, baik persaingan politik dalam dua tubuh organisasi federatif itu,
dalam skala nasional maupun International. Porpisi dan FPII bahkan persaingan tersebut berlangsung hingga tahun 1965
(front pemuda Islam Indonesia) adalah dua organisasi yang telah disaat meletusnya G.30.S/PKI. PPMI dan MMI yang sudah
mengantarkan peran serta para pemuda islam Indonesia. didominasi oleh CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa
Demikian juga kahadiran GPII (Gerakan pemuda Islam Indonesia) yang berhaluan Komunis kemudian tamat
Indonesia) sebelumnya telah memainkan peranan penting dalam riwayatnya bersamaan dengan penganyangan terhadap
hubungannya dengan BKPRI (Badan Kongres Pemuda Republik G.30.S/PKI.
Indonesia) yang dipimpin oleh Khairul Saleh.14 Dalam pertemuan
Kongres Pemuda Islam sedunia (International Assembly of Dinamika kehidupan mahasiswa yang seperti itu
Muslem Youth) pada tahun 1955 di Karachi Pakistan, pemuda telah mendorong sekelompok mahasiswa nahdliyin untuk ikut
Islam Indonesia diwakili oleh PORPISI. berperan didalamnya, sebab dalam suasana seperti itu para
mahasiswa nahdliyin merasa tidak cukup tersalurkan
Sementara PPMI (Perserikatan Perhimpunan aspirasinya hanya melalui HMI. Wajar bila akhirnya para
Mahasiswa Indonesia) dan MMI (Majlis Mahasiswa Indonesia) mahasiswa nahdliyin segera membentuk wadah tersendiri,
yaitu wadah federatif organisasi ekstra dan intra-universiter telah disamping alasan intern yakni IPNU sudah tidak lagi mampu
memberi warna tersendiri dalam dunia kemahasiswaan. PPMI mewadahi gerakan para mahasiswa nahdliyin tersebut.
berdiri tahun 1947 yang didukung oleh organisasi-organisasi
ekstra-universiter baik yang beraliran nasionalis, agama, sosialis
maupun organisasi lokal. Organisasi sangat aktif dalam kegiatan- D. PROSES KELAHIRAN PMII
kegiatan politik dalam dan luar negeri. Sebagai atas PPMI, maka
mahasiswa-mahasiswa yang masih menginginkan kemurnian Seperti telah disebutkan dimuka bahwa pada puncak
aktivitasnya dari politik mereka mendirikan organisasi Intra- konfrensi besar IPNU pada tanggal 14 - 17 Maret 1960 di
universiter di tiap-tiap perguruan tinggi beruapa Sema (Senat Kaliurang Yogjakarta dicetuskan suatu keputusan perlunya
Mahasiswa) dan Dema (Dewan Mahasiswa) yang akhirnya didirikan suatu organisasi mahasiswa yang terlepas dari IPNU
berkembang menjadi MMI.15 Akan tetapi dalam perjalanan baik secara struktur organisatoris maupun administratif.
Kemudian dibentuklah panitia sponsor pendiri organisasi
13 ) Ridwan Saidi, Pemuda Islam dalam dinamika politik bangsa 1925-1984,
mahasiswa yang terdiri dari 13 orang dengan tugas
(CV.Rajawali, Jakarta, 1984) Hal. 74 melaksanakan musyawarah mahasiswa nahdliyin se-Indonesia,
14) Ibid
15 ) Sarlito Wirawan Sarwono, Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam gerakan protes Mahasiswa, ( Bulan Bintang, Jakarta, 1978) Hal. 84
bertempat di Surabaya dengan limit waktu satu bulan setelah pertemuan tersebut selain memberikan nasehat sebagai
keputusan itu. landasan pokok untuk musyawarah, beliau juga menekankan
hendaknya oraganisasi yang akan dibentuk itu benar-benar
Adapun ke 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa itu dapat diandalkan sebagai kader partai NU, dan menjadi
adalah sebagai berikut : mahasiswa yang berprinsip ilmu untuk diamalkan bagi
1. Sahabat Cholid Mawardi ( Jakarta ) kepentingan rakyat, bukan ilmu untuk ilmu. Yang lebih
2. ,, Said Budairy ( ,, ) penting lagi yaitu menjadi manusia yang cakap serta bertaqwa
3. ,, M. Sobich Ubaid ( ,, ) kepada Allah SWT. Setelah beliau menyatakan “merestui
4. ,, M. Makmun Syukri BA ( Bandung ) musyawarah mahasiswa nahdliyin yang akan diadakan di
5. ,, HIlman ( ,, ) Surabayaitu” 16).
6. ,, H. Isma’il Makky ( Yogjakarta ) Pesan yang disampaikan oleh ketua partai NU tersebut,
7. ,, Munsif Nahrawi ( ,, ) terasa sekali suasana kepercayaan NU pada organisasi
8. ,, Nuril Huda Suaidy HA ( Surakarta ) mahasiswa yang akan dibentuk ini. Bagaimana dengan
9. ,, Laily Mansur ( ,, ) organisasi yang lain ?, keadaan yang demikian ini nampaknya
10. ,, Abd. Wahab Jailani ( Semarang ) dapat kita maklumi.
11. ,, Hisbullah Huda ( Surabaya )
12. ,, M. Cholid Narbuko ( Malang ) Keadaan waktu itu (60-an) memang sangat kondusif
13. ,, Ahmad Husain ( Makasar ) bagi organisasi mahasiswa untuk bersikap politis bahkan
partai minded. Meningkatnya jumlah ormas-ormas mahasiswa
Seperti diuraikan oleh sahabat Chotbul Umam (mantan disertai oleh meningkatnya peran mereka secara kualitas dan
Rektor PTIQ Jakarta), sebelum malaksanakan musyawarah terbukanya kesempatan untuk mobilitas sosial dibidang
mahasiswa nahdliyin, terlebih dahulu 3 dari 13 orang sponsor politik 17). Hal ini senada yang disampaikan oleh Rocamora
pendiri itu - terdiri dari : (dikutip oleh Burhan D. Magenda dalam Prisma nomor 12
1. Sahabat Hisbullah Huda ( Surabaya ) Desember 1977) tentang keterkaitan/hubungan antara
2. ,, M. Said Budaury ( Jakarta ) organisasi mahasiswa dan partai politik. Rocamora
3. ,, Makmun Syukri BA ( Bandung ) menunjukkan bagaimana pimpinan organisasi mahasiswa
berafiliasi dengan partai politik waktu itu. Proses regenerasi
Pada tanggal 19 Maret 1960 mereka berangkat ke Jakarta ini berjalan secara damai dan sesuai dengan prinsip-prinsip
menghadap ketua Umum partai NU yaitu KH. DR. Idham organisasi. Gejala seperti itu juga terlihat hampir pada semua
Khalid untu meminta nasehat sebagai pegangan pokok dalam
musyawarah yang akan dilaksanakan. Dan pada tanggal 24 16 Op-Cit, Halaman 3
Maret 1960 mereka diterima oleh ketua partai NU, dalam 17 Burhan D. Magenda, Gerakan Mahasiswa Indonesia dan sistem Politik,
Prisma Nomor 12, Desember 1977.
organisasi mahasiswa, termasuk di dalamnya PMII yang baru Awal mula berdirinya PMII nampaknya lebih
dibentuk 18). dimaksudkan sebagai alat untuk memperkuat partai NU. Hal
ini terlihat jelas dalam aktivitas PMII antara tahun 1960 - 1972
Kalau PMII juga aktif dibidang politik, seperti ang (sebelum PMII menyatakan diri independen) sebagian besar
disampaikan oleh Abd, Rohim Hasan di depan forum Kongres program-programnya berorientasi politis. Ada beberapa hal
PMII ke IV di Makasar pada tahun 1970 “mengapa PMII mesti yang melatarbelakangi :
berpolitik ? bukankah itu akan mengganggu tugas utamanya,
belajar dan belajar ?, bukankah persoalan poltik itu nanti Pertama : Adanya anggapan bahwa PMII dilahirkan untuk
setelah lulus dan terjun ditengah masyarakat ?, Ruang kuliah pertama kali sebagai kader muda partai NU,
adalah preparasi untuk pekerjaan politik. Gerakan-gerakan sehingga gerakan dan aktivitasnya selalu
kita adalah sekaligus gerakan belajar dan gerakan politik 19). diorientasikan untuk menunjang gerak dan langkah
Lebih lanjut ia mengatakan “Mengapa PMII mesti berpolitik partai NU.
baik secara praktis maupun konsepsional, belajar dan
berpolitik bukanlah suatu hal yang tabu, tetapi justru prinsip Kedua : Suasana kehidupan berbangsa dan bernegara pada
berpolitik itu adalah bersamaan dengan keberadaan PMII itu waktu itu sangat kondusif untuk gerakan-gerakan
sendiri. Hal ini ditegaskan dalam dokumen historis PMII - politk, sehingga politik sebagai panglima betul-
Gelora Megamendung - Pokok-pokok pikiran training course II betul menjadi policy pemerintah orde lama. Dan
PMII pada tanggal 17 - 27 April 1965 di Megamendung Bogor PMII sebagai bagian dari komponen bangsa mau
Jawa Barat - yang menolak dengan tegas prisnsip ilmu untuk tidak mau harus berperan aktif dalam konstalasi
ilmu. PMII dengan tegas menetapkan bahwa ilmu harus politik seperti itu 21).
diamalkan, dalam arti untuk kepentingan agama, bangsa dan
negara. Bagi PMII organisasi tak lebih sebagai alat perjuangan, Lebih jauh Sahabat H. Mahbub Junaidi
sedang berpolitik tak lain untuk mengamalkan ilmu mengatakan (sambutan pada acara Panca warsa
pengetahuan dalam perjuangan mengabdikan diri pada agama, hari lahir PMII) “Mereka bilang mahasiswa yang
bangsa dan negara. Tugas setiap warga PMIIadalah memadukan baik adalah mahasiswa non partai, bahkan non
ketinggian ilmu dan kesadaran berpolitik. Berpolitik bagi PMII politis, yang berdiri diatas semua golongan, tidak
(waktu itu) dan terjun dalam kegiatan partai dalam bentuk kesana, tidak kesini, seperti seorang mandor yang
apapun 20). tidak berpihak. Sebaliknya kita beranggapan,
justru mahasiswa itulah yang harus berpartisipasi
secara konkrit dengan kegiatan-kegiatan partai
18 Ibid, Halaman 10. politik 22).
19 Drs. H. Abd, Rohim Hasan, Partisipasi PMII kepada Partai, Makalah pada
kongres IV PMII di Makasar tahun 1970. 21 Wawancara dengan H. Mahbub Junaidi pada tanggal 11 Desember 1984
20 Ibid, Halaman 3 22 Pidato Ketua Umum PP PMII dalam Panca Warsa PMII, pada tanggal 17
: Drs. H. Mustahal Ahmad
Seperti diketahui, bahwa kelahiran PMII disponsori oleh 23
)
13 orang tokoh mahasiswa nahdliyin. Mereka berasal dari
Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogjakarta, Surabaya, Susunan kepengurusan pimpinan pusat PMII di atas
Malang dan Makasar (Ujung pandang), maka kedelapan kota adalah merupakan kelanjutan dari hasil musyawarah
itulah cikal bakal berdirinya cabang-cabang PMII yang pertama mahasiswa nahdliyin di kota Surabaya pada tanggal 14 - 16
kali. Adapaun yang menjadi pucuk pimpinan PMII (sekarang April 1960 yang hanya memutuskan hal-hal sebagai berikut :
PB) periode pertama ini adalah sebagai berikut :
1. Berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin, dan organisasi
tersebut diberi nama Pergerakan Mahasiswa Islam
SUSUNAN PIMPINAN PUSAT PMII Indonesia (PMII).
( Periode 1960 - 1961 )
2. Penyusunan peraturan Dasar PMII yang di dalam
Ketua Umum : H. Mahbub Junaidi Mukaddimahnya jelas dinyatakan bahwa PMII merupakan
Ketua Satu : Drs. H. Chalid Mawardi kelanjutan/mata rantai dari departemen perguruan tinggi
Ketua Dua : Drs. H. Sutanto Martoprasono IPNU-IPPNU.
Sekretaris Umum : H.M. Said Budairi
Sekretaris Satu : Drs. Munsif Nahrowi 3. Persidangan dalam musyawarah mahasiswa nahdliyin itu
Sekretaris Dua : A. Aly Ubaid (bertempat di Gedung madrasah Muallimin NU
Keuangan Satu : M. Sobich Ubaid Wonokromo Surabaya) dimulai tanggal 14-16 April 1960.
Keuangan Dua : Ma’sum Sedangkan peraturan dasar PMII dinyatakan berlaku mulai
21 Syawal 1379 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal
Departemen-departemen : 17 April 1960. Maka mulai dari itulah PMII dinyatakan
Pendidikan dan Pengajaran : MS. Hartono, BA berdiri dan tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari
Penerangan dan publikasi : Aziz Marzuki jadi PMII yang akan diperingati setiap tahun dengan istilah
Kesejahteraan mahasiswa : Drs. H. Fahrurrozi “Hari lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”
Kesenian dan kebudayaan : HM. Said Budairi (Harlah PMII).
Keputrian : Mahmudah Nahrowi
Luar negeri : Nukman 4. Musyawarah juga memutuskan membentuk 3 orang
Pembantu Umum : Drs. H. Isma’il Makky formatur Yakni H. Mahbub Junaidi, sebagai Ketua Umum,
: Drs. H. Makmun Syukri A. Chalid Mawardi sebagai Ketua Satu, dan M. Said
: Hisbullah Huda, HS
23 Drs. H. Chotibul Umam, Sewindu PMII, PC. PMII Ciputat Jakarta, Tahun
April 1965. 1968, Halaman 9.
Budairi sebagai Sekretaris Umum PP. PMII 24). tidak perlu dicantumkan. Mereka menyepakati bahwa nama
organisasi yang akan dibentuk itu tidak terlepas dari unsur-
Kelahiran PMII ini kemudian diproklamirkan di Balai Pemuda unsur pemikiran sebagai berikut:
Surabaya dalam suatu resepsi yang mendapatkan perhatian besar
dari massa mahasiswa , organisasi-organisasi ekstra dan intra 1. Menunjukkan adanya kedinamisan sebagai organisasi
universitas di Surabaya serta dihadiri juga oleh wakil-wakil partai mahasiswa, terutama suasana pada saat itu sedang diliputi
politik. oleh isu Nasional, yaitu semangat revolusi.
2. Menampakkan identitas keislaman, sekaligus sebagai
Mengapa organisasi yang baru dibentuk itu menggunakan penerus paham Islam Ahluss Sunnah Wal Jama’ah
nama “PMII” , dikalangan peserta musyawarah mahasiswa 3. Memanifestasikan Nasionalisme sebagai semangat
terlontar beberapa pemikiran yaitu : kebangsaan, karenanya nama “Indonesia” harus jelas
Pertama: Seperti pola pemikiran kalangan mahasiswa pada tercantum.
umumnya yang diliputi oleh pemikiran bebas. Mengenai nama PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Kedua : Berfikir taktis demi masa depan organisasi yang akan Indonesia) itu sendiri, adalah usulan dari delegasi Bandung dan
dibentuk, karenanya untuk merekrut anggota harus Surabaya yang mendapatkan dukungan dari utusan Surakarta.
memakai pendekatan ideologi Aswaja. Sementara delegasi dari Yogjakarta mengusulkan nama
“Perhimpunan/Persatuan Mahasiswa Ahlussunnah
Ketiga : Inisial NU tidak perlu dicantumkan dalam nama Waljama’ah” dan nama “Perhimpunan Mahasiswa Sunny”.
organisasi yang akan didirikan itu Sedangkan utusan dari Jakarta mengusulkan nama “IMANU”
(ikatan mahasiswa nahdlatul Ulama).
Keempat : Manivestasi nasionalisme sebagai semangat kebang
saan, karenanya Indonesia harus jelas dicantumkan. Akhirnya forum menyetujui nama “PMII”,
Biarpun dikalangan peserta musyawarah tidak singkatan dari “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”,
menampakkan persaingan yang tajam soal nama organisasi yang setelah melalui beberapa perdebatan , Apakah PMII itu
kan dibentuk itu, tetapi ditetapkannya nama PMII harus melalui singkatan dari “Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia”, atau
proses seleksi di dalam musyawarah tsb. “Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia?”. Ternyata
permasalahannya mengerucut pada haruf “ P ”. Kemudian atas
Kendati mereka menyadari bahwa organisasi yang akan dasar pemikiran bahwa sifat mahasiswa itu diantaranya harus
mereka lahirkan itu adalah sebagai organisasi kader Partai NU, aktif, dinamis atau bergerak (movement). Selanjutnya mendapat
namun mereka pada umumnya menghendaki bahwa nama “NU” awalan “Per” dan akhiran “an”, maka disepakati huruf “P”
kependekan dari “Pergerakan”.
24 Ibid, Halaman 2
Makna “Pergerakan” yang terkandung dalam PMII
adalah Dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak Pengertian “Indonesia” yang terkandung dalan PMII
menuju tujuan idealnya memberikan rahmat bagi alam adalah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
sekitarnya. mempunyai ffalsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta
UUD 1945 dengan kesadaran kesatuan dan keutuhan bangsa
Dalam konteks individual, komunitas maupun dan negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang
organisatoris, kiprah PMII harus senantiasa mencerminkan di ikat dengan kesadaran wawasan Nusantara.
pergerakannya menuju kondisi yang labih baik sebagai
perwujudan tanggung jawabnya memberi rahmat pada Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan
lingkungannya. suatu gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader bangsa
yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa
“Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi kepada Allah SWT dan atas dasar ketaqwaannya berkiprah
mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mewujudkan peran ketuhanannya membangun masyarakat
mengembangkan potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan bangsa dan negara Indonesia menuju suatu tatanan masyarakat
agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada didalam yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridlo Allah SWT 25)
kualitas ke khalifahannya.
Sedangkan pengertian Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah
Pengertian “Mahasiswa” yang terkandung dalam PMII yang menjadi paham organisasi adalah Islam sebagai
adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan universalitas yang meliputi segala aspek kehidupan manusia.
tinggi yang mempunyai identitas diri. Aspek-aspek tersebut dapat dijabarkan kedalam tata Aqidah,
Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai Syariah, dan Tasyawuf. Dalam bidan Aqidah mengikuti paham
insan religius, insan akademis, insan sosial dan isan mandiri. Dari Al-Asya’ari dan Al-Maturidi, dalam bidang syariah mengikuti
identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab salah satu mazhab empat yaitu: Syafi’I, Maliki, Hambali dan
keagamaan, tanggung jawan intelektual, tanggung jawab sosial Hanafi. Sedang dalam bidang Tasawuf, mengikuti Imam Juned
kemasyarakatan dan tanggung jawab individu baik sebagai Al-Bagdadi dan Imam Al-Gozali. Masing-masing ketiga aspek
hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara itu dijadikan paham organisasi PMII dengan tanpa
meninggalkan wawasan dasar Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
Pengertian “Islam” yang terkandung dalam PMII adalah perilaku sahabat Rasul. Aspek Fiqih diupayakan penekanannya
Islam sebagai agama yang dipahami dengan paradigma pada proses pengambilan hukum, yaitu Ushul Fiqih dan Qoidah
ahlussunnah waljama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap Fiqih, bukan semata-mata hukum itu sendiri sebagai produknya.
ajaran agama Isalam secara proporsional antara Iman. Islam dan (lihat NDP PMII)
Ihsan yang di dalam pola pikir dan pola perilakunya tercermin
25 Dokumen historis - Pola Pembinaan, Pengembangan dan Perjuangan
sifat-sifat selektif, akomodatif dan integratif.
PMII (P4 - PMII)
PMII. Dalam sidang pleno II PP PMII yang diselenggarakan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dari tanggal 8 - 9 September 1960, Peraturan rumah tangga
para mahasiswa nahdliyin sebenarnya dari segi cara berfikir tidak PMII dinyatakan syah berlaku melengkapi paraturan dasar PMII
jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, yang yang sudah ada sebelumnya27)
menghedaki kebebasan. Sedangkan dalam bertindak cendrung
anti anti kemapanan, terlebih jika kelahiran PMII itu Disamping itu, sidang pleno II PP PMII juga
dihubungkan dengan tradisi keagamaan di kalangan NU, mengesahkan bentuk muts (topi), selempang PMII, adapun
misalnya bagi putra-putri harus berbeda/dipisah organisasi, PMII lambang PMII diserahkan kepada pengurus harian, yang
justru keluar dari tradisi itu. Fenomena ini barangali termasuk hal akhirnya dipuruskan bahwa lambang PMII berbentuk perisai
yang patut mendapat perhatian bagi perkembangan pemikiran seperti yang ada sekarang (rincian secara lengkap dapat dilihat
ahlussunnah wal-jama’ah dalam lampiran peraturan rumah tangga PMII). Dalam sidang
ini pula dikeluarkan pokok-pokok aturan mengenai penerimaan
Adapun susunan pengurus pusat PMII periode pertama anggota baru 28) sekarang dikenal dengan MAPABA.
ini baru tersusun secara lengkap pada bulan Mei 1960. Seperti
diketahui, bahwa PMII pada awal berdirinya merupakan Pada tahap-tahap awal berdirinya PMII banyak dibantu
organisasi mahasiswa yang dependen dengan NU , maka PP. warga NU terutama PP LP. Ma’arif NU. Sejak musyawarah
PMII dengan surat tertanggal 8 Juni 1960 mengirim surat mahssiswa nahdliyin di surabaya sampai memberikan
permohonan kepada PBNU untuk mengesahkan kepengurusan pengertian kepada Pesantren-pesantren (perlu diketahui, pada
PP PMII tersebut. Pada tanggal 14 Juni 1960 PBNU menyatakan awal berdirinya, di Pondok-pondok Pesantren dapat dibentuk
bahwa organisasi PMII dapat diterima dengan sah sebagai PMII dengan anggota para santri yang telah lulus madrasah
keluarga besar partai NU dan diberi mandat untuk membentuk Aliyah dan seang mengkaji kitab yang tingkatannya sesuai
cabang-cabang di seluruh Indonesia, sedang yang dengan pelajaran yang diberikan di perguruan tinggi agama).
menandatangani SK tersebut adalah DR. KH. Idham Chalid Dengan adanya kebijakan seperti ini ternyata dapat
selaku ketua Umum PBNU dan H. Aminuddin Aziz selaku wakil mempercepat proses pengembangan PMII 29).
sekretaris jendral PBNU 26).
Musyawarah mahasiswa nahdliyin di Surabaya yang
dikenal dengan nama PMII, hanya menghasilkan peraturan dasar
organisasi, maka untuk melengkapi peraturan organisasi tersebut
dibentuklsn satu panitia kecil yang diketuai oleh sahabat M. Said
Budairi dengan anggota sahabat Chalid mawardi dan sahabat
Fahrurrazi AH, untuk merumuskan peraturan rumah tangga 27 Ibid, Halaman 10
28 Ibid, Halaman 20
26 Ibid, Halaman 3 29 Ibib, Halaman 9
E. REAKSI TERHADAP KELAHIRAN PMII “Mengapa PMII itu lahir?” karena HMI yang mengklaim
dirinya sebagai satu-satunya organisai mahasiswa Islam sudah
Seperti telah disebutkan diatas, bahwa PMII lahir atas tidak lagi mampu berdiri diatas semua golongan.
inisiatif murni dari mahasiswa-mahasiswa nahdliyin yang
tergabung dalam Departemen Perguruan Tinggi IPNU, dengan Misalnya di Yogjakarta kegoncangan itu terjadi
melalui proses yang cukup panjang, sampai pada pelaksanaan bersamaan dengan disidangkannya Syaiful Mujab oleh
Konbes I IPNU di Kaliurang Yogjakarta yang memutuskan akan Pengurus HMI Cabang Yogjakarta, yang kemudia ia dipecat
adanya organisasi mahasiswa Nahdliyin yang terpisah secara dari keanggotaan HMI.30) demikian juga tuduhan-tuduhan
struktural dengan IPNU, kemudian ditunujuklah 13 orang dari “Pemecah belah mahasiswa Islam” selalu dialamatkan kepada
peserta Konbes untuk menjadi panitia sponsor yang bertanggung Tolchah Mansoer dan Ismail Makky, dua orang mantan
jawab untuk menyelenggarakan musyawarah Mahasiswa pengurus HMI cabang Yogjakarta.31)
nahdliyin seluruh Indonesia. Maka pada tanggal 14-16 April
1960 di Sekolah Mu’alimat NU Wonokromo Surabaya Walaupun perlakuan HMI seperti itu, tidak membuat PMII,
diselenggarakan musyawarah mahasiswa nahdliyin se Indonesia. khususnya Mahbub Junaidi sebagai Ketua Umum PP.PMII
Hadir dalam musyawarah itu perwakilan mahasiswa nahdliyin harus membalas dendamnya pada saat HMI nyaris dibubarkan
dari Jakarta, Bandung, Yogjakartam Semarang, Surabaya, pemerintah menjelang meletusnya G.30S/PKI, malah justru
Malang, Makasar, dan Surakarta. Serta perwakilan dari Senat- sebaliknya Mahbub membela HMI dari kepunahannya.
senat mahasiswa Perguruan tinggi NU. Mengingat PMII dalam posisi disudutkan terus-
Kendatipun kelahiran PMII itu murni atas inisiatif menerus dengan tuduhan pemecah belah persatuan mahasiswa
mahasiswa-mahasiswa nahdliyin, ternyata di kemudian hari Islam dan pemecatan yang dikenakan kepadanya, Mahbub
masih saja menimbulkan masalah, setidak-tidaknya bagi memprakarsai adanya pertemuan antara PMII dan HMI, yaitu
organisasi mahasiswa yang sudah ada, seperti HMI sempat upaya cease fire. Pertemuan itu diadakan satu bulan setelah
mengalami kegoncangan internal, sebab para anggotanya yang pengangkatan Mahbub sebagai Ketua Umum PP.PMII. Dengan
berasal dari mahasiswa nahdliyin akan keluar dari HMI, pertemuan itu diharapkan tidak perlu lagi ada ribut-ribut dan
kemudian bergabung menjadi anggota PMII. Kegoncangan main pecat, sebab PMII bagaimanapun sudah lahir dan tidak
dalam tubuh HMI itu dapat dilihat pada level pengurus tingkat mungkin dicegah lagi, apalgi yang mencegah itu hanya HMI.
pusat, diantaranya Ketua Umum PP PMII Mahbub Junaidi, Oleh karena itu kahadiran PMII harus diterima sebagaimana
Fahrurrazi dan Darto Wahab di pecat dari keanggotaan HMI. adanya. PMII ya PMII, HMI ya HMI, dua organisasi
Masalahnya adalah bahwa HMI menganggap organisasinya itu 30) Syaiful Mujab adalah perintis berdirinya PMII di UGM (Universitas Gajah
sudah menampung seluruh paham keagamaan, kemudian muncul Mada) , hingga PMII berjaya di kampus ini antara tahun 1966 sampai 1968,
PMII, maka tidak heran kalau HMI menganggap kelahiran PMII yaitu ditandai dengan menduduki posisi puncak Dema UGM.
itu sebagai sparatis. Walaupun menurut Tolchah Mansoer 31 Otong Abdurrahman, PMII 1960-1985, Untukmu Satu Tanah Airku,
Untukmu satu Keyakinanku, PB PMII 2005,
kemahasiswaan ini hendaknya berdamai seperti halnya HMI bisa 6. Cabang Ciputat
sejalan dengan organisasi-organisasi yang lainnya. 7. Cabang Malang
8. Cabang Makasar / Ujungpandang
Reaksi lainnya timbul dari kalangan para Kiai atau 9. Cabang Surabaya
mereka yang berpandangan pada tradisi keagamaan di dalam NU. 10. Cabang Banjarmasin
Pandanga itu adalah bahwa antara putra dan putri harus 11. Cabang Padang
dipisahkan, tidak boleh satu wadah, seperti IPNU dan IPPNU. 12. Cabang Banda Aceh
Sedangkan oranisasi PMII justru menyatukan antara putra dan 13. Cabang Cirebon
putri.
Satu tahun sejak lahir (1960-1961), Mahbub Junaidi
Reaksi itu semakin keras ketika acara resepsi pada ditunjuk sebagai ketua umum, selama satu tahun itu, Mahbub dkk
Kongres II PMII di Yogjakarta tahun 1963, dalam acara resepsi mempersiapkan konsepsi, konsolidasi, memperkenalkan sosok
itu ditampilkan hiburan group musik dengan para penyanyi organisasi yang baru dibentuk ini, baik ke dalam maupun keluar
perempuan. Peristiwa itu telah membuat tidak senang para Kiai dan mempersiapkan pelaksanaan Kongres pertama.
dan hadirin yang berpandangan tradisional. Akibatnya PMII
mendapat teguran dari PB.NU. Akan tetapi berkat ketulusan dan Kongres I PMII berlangsung pada bulan Desember
argumentasi yang baik dari PMII, akhirnya bisa meyakinkan 1961 di Tawangmangu Surakarta Jawa Tengah dan memilih
semua pihak, terutama para Kiai, bahkan Subchan ZE yang kembali sahabat Mahbub Junaidi sebagai Ketua Umum PP PMII
menandatangani surat teguran PB.NU itu sangat mengerti dan untuk periode 1961-1963, dengan susunan pengurus PP PMII
memahami apa yang dikehendaki PMII. Kenyataan itu terus sebagai berikut:
berlanjut sampai sekarang.32)
SUSUNAN PP PMII PERIODE 1961-1963
Kurang lebih satu tahun sejak berdirinya PMII di
Surabaya sampai dengan kongres I PMII di Tawangmangu Ketua Umum : Mahbub Junaidi
Surakarta Jawa Tengah, PMII masih mempunyai 13 cabang, Ketua I : A. Chalid Mawardi
yaitu : Ketua II : M. Zamroni BA
Sekretaris Umum : M. Said Budairi
1. Cabang Yogjakarta Sekretaris I : Chatibul Umam
2. Cabang Surakarta Keuangan I : Arif Amnan
3. Cabang Semarang
4. Cabang Bandung Departemen-Departemen:
5. Cabang Jakarta Dep. Pendidikan/Pengajaran : Imam Mawardi Zaini BA
Dep. Penerangan/Publikasi : Harus Al-Rasyid
32) Ibid, Halaman 43 Dep. Kesenian/Kebudayaan : M. Darto Wahab
Dep. Olah Raga : Abdurrahman R pikiran tentang syarat-syarat yang harus dipunyai oleh seorang
Dep. Kesejahteraan Mahasiswa : Abd. Majid Thayyib menteri dimaksud. Usulan tersebut diterima oleh Presiden
Dep. Keputrian : Enny Suhaeni Soekarnoe dengan baik. Terbukti dengan terpilihnya Mr. Iwa
Dep. Luar Negeri : M. Ramlan Ahmad Arif Kusumasumantri, yang sebelumnya menjabat sebagai Rektor
Pembantu Umum : Fahrurrazy AH Universitas Pajajaran Bandung.
: TB.Abbas Saleh Ma’mun
5. Awal April 1961 Menteri P dan K (sekarang Depdikbud) yakni
Dalam usia yang relatif masih muda, PP PMII Priyono dan komisi J DPR GR melalui kantor berita Antara
disamping secara intensif melakukan konsolidasi kedalam untuk mengumumkan rencana peraturan pemerintah mengenai
pembenahan dan pengembangan organisasi, juga secara aktif terlibat larangan bagi Fak. Ekonomi dan Fak. Sosial Politik melakukan
dalam dunia kemehasiswaan dan kepemudaan : afiliasi dibidang ilmu pengetaguan kecuali dengan perguruan
tinggi dari negara sosialis. Menanggapi rencana ini PMII
1. Bersama-sama dengan organisasi pemuda dan mahasiswa Islam mengeluarkan pernyataan “Menolak Rencana Pemerintah
lainnya turut aktif dalam wadah PORPISI (persatuan organisasi Tersebut” , karena menurut anggapan PMII, rencana tersebut
pemuda Islam indonesia). Dalam wadah yang bersifat akan mempengaruhi politik luar negeri Indonesia yang bebas
konfederatif ini PP PMII diwakili oleh Sekjen yaitu Sahabat dan atkif. Kenyataannya pemerintah membatalkan rencana
Said Budairi. tersebut.
2. Sejalan dengan iklim politik yang berkembang saat itu, bahwa 6. Kongres PMII yang ke II di Kaliurang Yogjakarta pada tanggal
segenap organisasi massa dan organisasi politik harus bergabung 25-29 Desember 1963 yang dihadiri 31 Cabang PMII, 18 buah
dalam wadah Front Nasional. PB Front nasional dengan cabang diantaranya merupakan cabang baru, antara lain :
suratnya tertanggal 22 Maret 1962 Nomor : 046/0/pbfn/III/62
menyatakan menerima PB PMII bergabung dengan Front 1. Cabang Menado
Nasional. 2. Cabang Tulungangung
3. Cabang Serang
3. Demikian juga dalam organisasi PPMI (Perhimpunan 4. Cabang Jambi
Pergerakan Mahasiswa Indonesia) suatu organisasi konfederasi 5. Cabang Ambon
organisasi mahasiswa ekstra universitas, PMII masuk dalam 6. Cabang Jember
jajaran persedium. 7. Cabang Purwokerto
4. PMII bersama-sama dengan lima organisasi mahasiswa lainnya 8. Cabang Palembang
menanggapi pengumuman Presiden Sukarrnoe tentang akan 9. Cabang Medan
dibentuknya departemen perguruan tinggi dan ilmu pengetahuan 10. Cabang Martapura
pada tanggal 3 Maret 1961. PMII mengirimkan pokok-pokok 11. Cabang Sibolga
12. Cabang Kudus
13. Cabang Bogor Departemen-departemen :
14. Cabang Pematang siantar Pendidikan dan Pengajatan : Abd. Rahman Saleh BA
15. Cabang Curup (Bengkulu) Penerangan dan Publikasi : Abd. Hamid Jalil BA
16. Cabang Tasikmalaya Kesejahteraan Mahasiswa : Abd. Majid Toyib
17. Cabang Kediri Kesenian,Kebudayaan & Olah Raga : RS. Munara
18. Cabang Amuntai Keputrian : Eny Suchaeni, Bsc
Luar Negeri : HM. Said Budairy
Dalam Kongres II ini PMII mengeluarkan pokok-pokok pikiran Pembantu Umum : Drs. H. Isma’il Makky
antara lain : : Drs. H. Fachrurrazi
AH
• PenegasanYogjakarta, sebuah tekad PMII untuk selalu
berpihak kepada amanat penderitaan rakyat. Dll. 7. Dibidang kesejahteraan anggota PP PMII membentuk yayasan
Jakmindo - sebuah yayasan kesejahteraan mahasiswa Indonesia
• Tentang perlunya penyelenggaraan Konprensi Islam Asia - bergerak dibidang sosial dengan beberapa aktivitas antara lain
Afrika, Tentang perlunya kerjasama Internasional, ukhuwah • Mendirikan asrama-asrama mahasiswa
islamiyah, serta pernyataan bahwa PMII siap melaksanakan • Membentuk club-club olah raga
pernyataan itu tanpa reserve. • Menerbitkan buku-buku, Majalah dan Brosur-brosur
• Memberikan bea siswa dan lain-lain
Dalam Kongres II ini Sahabat Mahbub Junaidi terpilih kembali
sebagai Ketua Umum didampingi sahabat Harun Al-Rasyid Yakmindo ini dipimpin oleh sahabat Abd. Majid Toyib
sebagai sekjen yang baru.
8. Kegiatan-kegiatan PMII dibidang kepemudaan dan
kemahasiswaan yang berskala Internasional, antara lain :
SUSUNAN PENGURUS PUSAT PMII
( Periode 1963 - 1967 ) A. HM. Said Budairi Selaku sekretaris Umum PMII, pada
Ketua Umum : H. Mahbub Junaidi bulan September 1960 mewakili PMII dalam konprensi
Ketua Satu : H. Chalid Mawardi pembentukan panitia Internasional Furum Pemuda sedunia
Ketua Dua : H. Zamroni BA di Moskow (constitutuent meeting for the youth forum).
Sekretaris Umum : H. Harun Al-Rasyid Sepulangnya dari Moskow, singgah di Mesirdalam rangka
Sekretaris Satu : H. Chatibul Umam BA konsolidasi dengan mahasiswa NU yang tergabung dalam
Sekretaris Dua : Azwar Tias KMNU (keluarga mahasiswa NU) yang merupakan cabang
Bendahara Satu : Arif Amnan, BA istimewa PMII di luar negeri.
Bendahara Dua : RT. Naksabandiyah Hatar
B. Pada bulan Juni 1961, ketua satu PP PMII diwakili oleh
sahabat Chalid Mawardi berangkat ke Moskow untuk
menghadiri forum Pemuda sedunia.
C. Sebagai anggota WAY - Indonesia (word assembly of youth
- organisasi pemuda sedunia) PMII mengirin ketua cabang
PMII Yogjakarta sahabat Munsif Nahrowi dalam kegiatan
seminar pemuda sedunia di Kuala Lumpur Malaysia pada
bulan September 1962.
D. Pada bulan Oktober 1962 sekretaris Umum PMII sahabat
Harun Al-Rasyid berangkat ke Helsingky Finlandia,
mewakili pemuda Indonesia dalam rangka menghadiri
festival pemuda Internasional.
Hal ini membuktikan bahwa PMII bukan organisasi
“sempalan” dari organisasi mahasiswa yang lebih dulu ada,
tetapi merupakan proses lanjut dari mahasiswa-mahasiswa
nahdliyin yang tergabung dalam (departemen PT) IPNU sebagai
embrio terbentuknya suatu organisasi mahasiswa secara formal.
Dalam perkembangannya PMII banyak dibantu oleh partai NU
- dan itu merupakan hal yang wajar - sebab kerjasama antar
organisasi mutlak perlu, apalagi salah satu tujuan PMII adalah
mengembangkan nilai-nilai pemahaman Islam Ahlussunnah
Waljama’ah. Kalau pada akhirnya PMII menyatakan diri
sebagai organisasi “independen” hal ini bukan berarti “habis
manis sepah dibuang” - seperti yang sering dituduhkan
sementara orang - tetapi harus diartikan sebagai tindakan
membuka wawasan agar lebih terbuka kemungkinan mencari
alternatif dan pematangan diri dalam proses pendewasaannya.

BAB II
Sebenarnya ada/tidaknya G.30.S/PKI, Orde Baru dapat
MASA KEBANGKITAN dipastikan tetap akan lahir, karena rezim Orde Lama sudah
( 1964 - 1968 ) sangat salah langkah dalam mengelola negara. Politik
A. PMII DAN KEBANGKITAN ORDE BARU berdikarinya menyebabkan distopnya semua bantuan dari luar
negeri, akibatnya rakyat sangat menderita, karena laju inflasi
Pada tanggal 19 - 26 Desember 1964 di Jakarta pernah membubung tinggi sampai 600% dan pemangkasan nilai mata
diadakan musyawarah nasional generasi muda Islam yang uang rupiah dilakukan berkali-kali, tetapi hal itu tidak mampu
kemudian lebih dikenal dengan “GEMUIS” . Musyawarah yang merubah keadaan. Keadaan yang sudah kritis ini ditambah lagi
gagasan awalnya muncul dari gerakan pemuda Ansor ini, dengan tindakan rezim Orde Lama yang melakukan “politik
bertujuan untuk memperkuat ukhuwah islamiyah (kerukunan konfrontasi” dengan Malaysia, yang berakibat separoh dari
intern ummat Islam) yang pada saat itu sedang mengalami anggaran belanja negara tersedot untuk kepentingan politik
cobaan-cobaan akibat fitnah yang dilancarkan oleh PKI (partai konfrontasi tersebut.
komunis Indonesia). Hasil dari pertemuan tingkat nasional
generasi muda Islam ini memutuskan membentuk suatu Dalam kondisi seperti itu, PKI memanfaatkan situasi -
organisasi yang bersifat konfederatif. PMII dalam organisasi ini mengail ikan di air keruh - dengan melemparkan issu bahwa
duduk sebagai Sekretaris Jenderal persedium pusat yang dewan Jenderal akan merebut kekuasaan (kudeta) dari tangan
diwakili oleh sahabat Said Budairy. Musyawarah nasional ini Presiden Soekarnoe. Dalam keadaan seperti itu, rezim Orde
sebagai reaksi atas aksi-aksi yang dilancarkan oleh antek-antek Lama dihadapkan pada keadaan yang sangat delematis, disatu
PKI khususnya CGMI (consentrasi gabungan mahasiswa pihak, jika rezim ini menghukum dan membubarkan PKI, jelas
Indonesia), sebuah organisasi mahasiswa yang berafiliasi akan berhadapan dengan pemerintahan Komunis di Cina yang
kepada PKI, yang kian memuncak menjelang peristiwa selama ini mendukung politik Soekarnoe dalam politik
G.30.S/PKI. konfrontasinya dengan Malaysia, tetapi dilain pihak, jika
tetapmempertahankan PKI jelas akan berhadapan dengan
Adapun kelahiran Orde Baru dapat dikatakan sebagai rakyatnya sendiri, terutama rakyat yang selama ini terus
langkah koreksi total terhadap kebijakan rezim Orde Lama. menerus difitnah oleh PKI.
Kelahiran Orde Baru sebenarnya merupakan conditionine
quonon, karena nampaknya rezim Orde Lama sudah tidak
mampu lagi berdiri secara politis apalagi secara ekonomis.
Kelahiran Orde Baru ini dipercepat dengan adanya gerakan PKI
yang berusaha merebut kekuasaan melalui aksi kudeta yang
kemudian lebih dikenal dengan gerakan 30 September /
G.30.S/PKI.

You might also like