Professional Documents
Culture Documents
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
2. Variabel Bebas
b. Pengembangan karir
B. Definisi Operasional
1. Stres Kerja
ini berdasarkan teori Robbins (2004) dan Schultz dan Schultz (1994) yang
meliputi diviasi fisikologis, deviasi psikologis, dan deviasi perilaku. Stres kerja
individu ditunjukkan oleh skor subjek penelitian, semakin tinggi skor yang
diperoleh subjek penelitian berarti semakin tinggi stres kerja yang di alami
berarti semakin rendah stres kerja yang di alami karyawan. Selain itu penentuan
gangguan stres yang di alami oleh individu adalah dengan melihat deviasi stres
yang dominan dalam diri individu yang ditunjukkan oleh skor atau nilai tertinggi.
Konflik peran ganda adalah suatu konflik atau permasalahan yang di alami
oleh ibu rumah tangga baik sebagai istri atau karyawan dalam memperoleh
kehidupan sosial yang lebih baik. Adapun aspek-aspek konflik peran ganda
merupakan pengembangan dari teori Sekaran (1986) yang terdiri dari pengasuhan
anak, bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga,
waktu untuk keluarga, menentukan prioritas, serta tekanan karir dan tekanan
keluarga. Konflik peran ganda individu ditunjukkan oleh skor subjek penelitian,
semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin tinggi
konflik peran ganda yang di alami karyawan. Kemudian semakin rendah skor
yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin rendah konflik peran ganda yang
di alami karyawan. Selain itu penentuan konflik peran ganda yang di alami oleh
individu adalah dengan melihat aspek-aspke konflik peran ganda yang dominan
dalam diri individu yang ditunjukkan oleh skor atau nilai tertinggi.
serangkaian pelatihan, kesempatan kerja, posisi kerja, atau promosi jabatan yang
pengembangan karir ini merupakan pengembangan dari teori Delery dan Dorthy
(1996) meliputi pelatihan dan pengembangan, promosi dan gerak karir, serta
imbalan organisasi. Pepsepsi pengembangan karir individu ditunjukkan oleh skor
subjek penelitian, semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian berarti
semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin rendah
pengembangan karir yang dominan dalam diri individu dan ditunjukkan oleh skor
1. Populasi
diselidiki, mempunyai satu sifat yang sama dan diperoleh dari subjek penelitian
berikut;
mengetahui visi, misi, dan tujuan perusahaan. Selain itu hal ini akan
b. Karyawati yang telah menikah dan memiliki anak. Hal ini dimasudkan
karyawati yang telah menikah dan memiliki anak akan mengalami konflik
peran ganda dan mengalami tingkat stress kerja yang lebih tinggi daripada
tentang tuntutan kerja, arah perkembangan organisasi dan karir, dan iklim
organisasi.
d. Pendidikan karyawati adalah minimal SMU, D3, S1, atau S2, asumsinya
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan yang bekerja di PT. Apac
Inti Coorpora Semarang. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan
adalah teknik random sampling cara undian menggunakan komputer. Teknik ini
sebagai salah satu cara terbaik untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili
peluang yang sama untuk dimasukkan menjadi anggota sampel. Adapun jumlah
menggunakan data pribadi subjek dan alat pengukuran atau instrumen. Alat
pengukuran atau instrumen yang digunakan ada tiga macam, yaitu alat ukur stress
kerja, pengembangan karir, dan konflik peran ganda. Skala pengukuran tersebut
1. Stres Kerja
Alat ukur stres kerja merupakan pengembangan dari teori Robbins (2004)
yang terdiri dari gangguan psikologis, gangguan fisiologis, dan perilaku. Skala
stres kerja disusun mengacu kepada skala Likert dengan empat jenjang penelitian
yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS (tidak sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat
sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak dari empat sampai satu. Untuk aitem
yang favorable, nilai empat diartikan sangat sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai
dua diartikan tidak sesuai, dan nilai satu diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai
unfavorable nilai empat diartikan sangat tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak
sesuai, nilai dua sesuai, dan nilai satu diartikan sangat sesuai.
Nilai yang diperoleh subjek menunjukkan tingkat stres kerja yang dimiliki,
semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula stres kerja yang
subyek, semakin rendah pula tingkat stres kerja yang dialami subjek. Adapun
sebaran aitem stres kerja dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Sebaran Item Skala Stres Kerja
prioritas, dan tekanan karir serta keluarga. Skala konflik peran ganda disusun
mengacu kepada skala Likert dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat
penelitian ini bergerak dari empat sampai satu. Untuk aitem yang favorable, nilai
empat diartikan sangat sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai dua diartikan tidak
sesuai, dan nilai satu diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai unfavorable nilai
empat diartikan sangat tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak sesuai, nilai dua
dialami subjek, semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula
konflik peran ganda yang dialami subjek. Begitupun sebaliknya, semakin rendah
skor yang diperoleh subyek, semakin rendah pula konflik peran ganda yang
dialami subjek. Adapun sebaran item konflik peran ganda dapat dilihat pada tabel
2 dibawah ini:
Tabel 2. Sebaran Item Skala Konflik Peran Ganda
3. Pengembangan Karir
dan Russel (1998) yang mencakup konseling karir, pelayanan informasi, program
karyawan. Skala pengembangan karir ini disusun mengacu kepada skala Likert
dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS (tidak
sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak dari
empat sampai satu. Untuk aitem yang favorable, nilai empat diartikan sangat
sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai dua diartikan tidak sesuai, dan nilai satu
diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai unfavorable nilai empat diartikan sangat
tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak sesuai, nilai dua sesuai, dan nilai satu
dialami subjek, semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula
skor yang diperoleh subyek, semakin rendah pula pengembangan karir yang
dialami subjek. Adapun sebaran item pengembangan karir dapat dilihat pada tabel
3 dibawah ini:
Uji validitas alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauhmana skala yang
digunakan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya
(Azwar, 2004). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas
isi (content validity), validitas butir, dan validitas konstruksi teoritis (construct
aitem dengan menggunakan spesifikasi tes yang telah ada. Validitas butir
bertujuan untuk mengetahui apakah butir atau aitem yang digunakan baik atau
validitas konstruksi teoritis bertujuan untuk mengetahui apakah skor hasil alat
pengukuran suatu alat ukur. Hal ini ditunjukkan konsistensi skor yang diperoleh
subjek yang diukur dengan alat yang sama (Azwar, 2004; Suryabrata, 2002).
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas, dengan angka antara 0
sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas
alat ukur semakin tinggi. Sebaliknya alat ukur yang rendah ditandai oleh
Cronbach karena dapat digunakan untuk menguji skala ataupun tes dengan
tingkat kesukaran yang seimbang atau hampir seimbang dan dapat digunakan
dan kemampuan prediksi kedua variabel bebas (konsep diri dan pengendalian
Menurut Hadi (2000) analisis regresi digunakan untuk mencari korelasi antara
satu variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi