You are on page 1of 9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel Terikat dalam penelitian ini ialah stres kerja

2. Variabel Bebas

Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Konflik peran ganda

b. Pengembangan karir

B. Definisi Operasional

1. Stres Kerja

Stres kerja merupakan dampak negatif dari tuntutan pekerjaan berupa

diviasi fisikologis, deviasi psikologis, dan deviasi perilaku yang dialami

karyawan. Adapun aspek-aspek stres kerja yang dikembangkan dalam penelitian

ini berdasarkan teori Robbins (2004) dan Schultz dan Schultz (1994) yang

meliputi diviasi fisikologis, deviasi psikologis, dan deviasi perilaku. Stres kerja

individu ditunjukkan oleh skor subjek penelitian, semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek penelitian berarti semakin tinggi stres kerja yang di alami

karyawan. Kemudian semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian

berarti semakin rendah stres kerja yang di alami karyawan. Selain itu penentuan
gangguan stres yang di alami oleh individu adalah dengan melihat deviasi stres

yang dominan dalam diri individu yang ditunjukkan oleh skor atau nilai tertinggi.

2. Konflik Peran Ganda

Konflik peran ganda adalah suatu konflik atau permasalahan yang di alami

oleh ibu rumah tangga baik sebagai istri atau karyawan dalam memperoleh

kehidupan sosial yang lebih baik. Adapun aspek-aspek konflik peran ganda

merupakan pengembangan dari teori Sekaran (1986) yang terdiri dari pengasuhan

anak, bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga,

waktu untuk keluarga, menentukan prioritas, serta tekanan karir dan tekanan

keluarga. Konflik peran ganda individu ditunjukkan oleh skor subjek penelitian,

semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin tinggi

konflik peran ganda yang di alami karyawan. Kemudian semakin rendah skor

yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin rendah konflik peran ganda yang

di alami karyawan. Selain itu penentuan konflik peran ganda yang di alami oleh

individu adalah dengan melihat aspek-aspke konflik peran ganda yang dominan

dalam diri individu yang ditunjukkan oleh skor atau nilai tertinggi.

3. Persepsi Pengembangan Karir

Pengembangan karir merupakan persepsi individu terhadap karir melalui

serangkaian pelatihan, kesempatan kerja, posisi kerja, atau promosi jabatan yang

ditawarkan kepada karyawan dengan tujuan dapat meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, dan kemampuan kerja karywan. Adapun aspek-aspek

pengembangan karir ini merupakan pengembangan dari teori Delery dan Dorthy

(1996) meliputi pelatihan dan pengembangan, promosi dan gerak karir, serta
imbalan organisasi. Pepsepsi pengembangan karir individu ditunjukkan oleh skor

subjek penelitian, semakin tinggi skor yang diperoleh subjek penelitian berarti

semakin tinggi persepsi pengembangan karir yang di alami karyawan. Kemudian

semakin rendah skor yang diperoleh subjek penelitian berarti semakin rendah

persepsi pengembangan karir yang di alami karyawan. Selain itu penentuan

persepsi pengembangan karir individu adalah dengan melihat aspek-aspek

pengembangan karir yang dominan dalam diri individu dan ditunjukkan oleh skor

atau nilai tertinggi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Hadi (2004) populasi adalah keseluruhan individu yang akan

diselidiki, mempunyai satu sifat yang sama dan diperoleh dari subjek penelitian

yang hendak digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut;

a. Subyek adalah karyawati tetap dengan asumsi bahwa para karyawati

mengetahui visi, misi, dan tujuan perusahaan. Selain itu hal ini akan

berpengaruh pada sistem pengembangan karir karyawati dan tingkat stres

kerja yang akan dialami.

b. Karyawati yang telah menikah dan memiliki anak. Hal ini dimasudkan

karyawati yang telah menikah dan memiliki anak akan mengalami konflik

peran ganda dan mengalami tingkat stress kerja yang lebih tinggi daripada

karyawati yang belum menikah dan berumah tangga.


c. Karyawati telah memiliki masa kerja > 2 tahun, asumsinya dengan tingkat

masa kerja yang dimiliki karyawan, diharapkan karyawati lebih mengerti

tentang tuntutan kerja, arah perkembangan organisasi dan karir, dan iklim

organisasi.

d. Pendidikan karyawati adalah minimal SMU, D3, S1, atau S2, asumsinya

dengan tingkat pendidikan yang dimiliki karyawati, diharapkan lebih

mengerti tentang tuntutan kerja yang diberikan dan arah perkembangan

perusahaan, maka karyawan dapat mengembangkan karirnya dan dapat

menekan tingkat stres kerja yang akan dialami.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diselidiki dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi (Hadi, 2004).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan yang bekerja di PT. Apac

Inti Coorpora Semarang. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan

adalah teknik random sampling cara undian menggunakan komputer. Teknik ini

sebagai salah satu cara terbaik untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili

populasi (Suryabrata, 2002). Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004),

pengertian random sampling adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk dimasukkan menjadi anggota sampel. Adapun jumlah

sampel yang akan dijadikan penelitian sebanyak 90 orang karyawan.


D. Metode Pengmpulan Data

Metode pengumpulam data yang dimaksud pada penelitian ini adalah

menggunakan data pribadi subjek dan alat pengukuran atau instrumen. Alat

pengukuran atau instrumen yang digunakan ada tiga macam, yaitu alat ukur stress

kerja, pengembangan karir, dan konflik peran ganda. Skala pengukuran tersebut

diuraikan sebagai berikut :

1. Stres Kerja

Alat ukur stres kerja merupakan pengembangan dari teori Robbins (2004)

yang terdiri dari gangguan psikologis, gangguan fisiologis, dan perilaku. Skala

stres kerja disusun mengacu kepada skala Likert dengan empat jenjang penelitian

yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS (tidak sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat

sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak dari empat sampai satu. Untuk aitem

yang favorable, nilai empat diartikan sangat sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai

dua diartikan tidak sesuai, dan nilai satu diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai

unfavorable nilai empat diartikan sangat tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak

sesuai, nilai dua sesuai, dan nilai satu diartikan sangat sesuai.

Nilai yang diperoleh subjek menunjukkan tingkat stres kerja yang dimiliki,

semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula stres kerja yang

dialami subjek. Begitupun sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh

subyek, semakin rendah pula tingkat stres kerja yang dialami subjek. Adapun

sebaran aitem stres kerja dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Sebaran Item Skala Stres Kerja

Aspek-aspek Nomor Item


No Jumlah
Stres Kerja Favourable Unfavourable
1 Fisiologis
2 Psikologis
3 Perilaku
Total

2. Konflik Peran Ganda

Alat ukur konflik peran ganda merupakan pengambangan dari teori

Sekaran (1986) yang meliputi pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga,

komunikasi dan interaksi dengan suami, waktu untuk keluarga, menentukan

prioritas, dan tekanan karir serta keluarga. Skala konflik peran ganda disusun

mengacu kepada skala Likert dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat

tidak sesuai), TS (tidak sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat sesuai). Penilaian

penelitian ini bergerak dari empat sampai satu. Untuk aitem yang favorable, nilai

empat diartikan sangat sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai dua diartikan tidak

sesuai, dan nilai satu diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai unfavorable nilai

empat diartikan sangat tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak sesuai, nilai dua

sesuai, dan nilai satu diartikan sangat sesuai.

Nilai yang diperoleh subjek menunjukkan konflik peran ganda yang

dialami subjek, semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula

konflik peran ganda yang dialami subjek. Begitupun sebaliknya, semakin rendah

skor yang diperoleh subyek, semakin rendah pula konflik peran ganda yang

dialami subjek. Adapun sebaran item konflik peran ganda dapat dilihat pada tabel

2 dibawah ini:
Tabel 2. Sebaran Item Skala Konflik Peran Ganda

Aspek-aspek Nomor Item


No Jumlah
Konflik peran ganda Favourable Unfavourable
1 Pengasuhan anak
2 Pekerjaan rumah tangga
3 Komunikasi dan interaksi
dengan keluarga
4 Waktu untuk keluarga
5 Menentukan prioritas
Total

3. Pengembangan Karir

Alat ukur pengembangan karir merupakan pengembangan teori Bernard

dan Russel (1998) yang mencakup konseling karir, pelayanan informasi, program

untuk karyawan baru, program penilaian organisasi, dan program pengembangan

karyawan. Skala pengembangan karir ini disusun mengacu kepada skala Likert

dengan empat jenjang penelitian yaitu STS (sangat tidak sesuai), TS (tidak

sesuai), S (sesuai), dan SS (sangat sesuai). Penilaian penelitian ini bergerak dari

empat sampai satu. Untuk aitem yang favorable, nilai empat diartikan sangat

sesuai, nilai tiga diartikan sesuai, nilai dua diartikan tidak sesuai, dan nilai satu

diartikan sangat tidak sesuai. Untuk nilai unfavorable nilai empat diartikan sangat

tidak sesuai, nilai tiga diartikan tidak sesuai, nilai dua sesuai, dan nilai satu

diartikan sangat sesuai.

Nilai yang diperoleh subjek menunjukkan pengembangan karir yang

dialami subjek, semakin tinggi skor yang diperoleh, berarti semakin tinggi pula

pengembangan karir yang dialami subjek. Begitupun sebaliknya, semakin rendah

skor yang diperoleh subyek, semakin rendah pula pengembangan karir yang
dialami subjek. Adapun sebaran item pengembangan karir dapat dilihat pada tabel

3 dibawah ini:

Tabel 3. Sebaran Item Skala Pengembangan Karir

Aspek-aspek Nomor Item


N Jumlah
Pengembangan karir Favourable Unfavorabe
o
l
1 Pelatihan dan pengembangan
2 Promosi dan gerak karir
3 Imbalan organisasi
Total

E. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauhmana skala yang

digunakan mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya

(Azwar, 2004). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas

isi (content validity), validitas butir, dan validitas konstruksi teoritis (construct

validity). Validitas isi ditentukan melalui pendapat profesional dalam telaah

aitem dengan menggunakan spesifikasi tes yang telah ada. Validitas butir

bertujuan untuk mengetahui apakah butir atau aitem yang digunakan baik atau

tidak, yang dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir total. Sedangkan

validitas konstruksi teoritis bertujuan untuk mengetahui apakah skor hasil alat

ukur mampu merefleksikan konstruksi teoritis yang mendasari penyusunan alat

ukur. Uji validitas ini dilakukan dengan analisis faktor.

Adapun reliabilitas menunjukkan konsistensi atau keterpercayaan hasil

pengukuran suatu alat ukur. Hal ini ditunjukkan konsistensi skor yang diperoleh

subjek yang diukur dengan alat yang sama (Azwar, 2004; Suryabrata, 2002).
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas, dengan angka antara 0

sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas

alat ukur semakin tinggi. Sebaliknya alat ukur yang rendah ditandai oleh

koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0 (Azwar, 2004).

Uji reliabilitas dilakukan dengan konsistensi internal yaitu dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Alasan penggunaan teknik Alpha

Cronbach karena dapat digunakan untuk menguji skala ataupun tes dengan

tingkat kesukaran yang seimbang atau hampir seimbang dan dapat digunakan

untuk butir-butir dikotomi atau nirdikotomi (Hadi, 2004).

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian adalah

dengan menggunakan analisis regresi untuk mengetahui seberapa besar hubungan

dan kemampuan prediksi kedua variabel bebas (konsep diri dan pengendalian

konflik interpersonal) terhadap variabel tergantung (subjective well-being).

Menurut Hadi (2000) analisis regresi digunakan untuk mencari korelasi antara

satu variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y). Sebelum

dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi

normalitas sebaran linearitas hubungan antara variabel bebas dan variabel

tergantung. Keseluruhan teknik analisis data menggunakan SPSS versi 13.

You might also like