You are on page 1of 61

 Gol Ta berijazah SMP/SMA, setelah jadi Ba jika memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi

Dikcapa.

 Gol Ba berijazah SMA dapat mengikuti Dikcapa.

Syarat Umum Kenaikan Pangkat Militer

Berdasarkan Skep Panglima TNI No. Skep/190/V/2005 Tgl. 17 Mei 2005


Syarat  Konduite Baik
Umum  Prestasi Kerja Baik
 Menduduki jabatan Penuh DSP/TOP dengan 6 bulan peninjauan
 MDP dan Dikbangum sesuai persyaratan
Dasar Berdasarkan ST Panglima TNI No. ST/94/2006 Tgl. 21 April 2006
ST Kasal No. ST/322/2006 Tgl. 08 Mei 2006
Dikbangum Sekso TNI Seskoal Diklapa (+)
Kenkat ke
MDP 24 th 24 th 27 th
Sekso Diklapa (+) Diklapa Dikspespa (+) Dikspespa Dikpasis
Kolonel 20 th 22 th 24 th 27 th 28 th -
Letkol 16 th 18 th 20 th 22 th 23 th -
Mayor 11 th 13 th 14 th -
Kapten 7 th
Lettu 3 th

Kenkat ke BA MDDP Kenkat ke TA MDDP


Peltu 4 th Kopka 5 th
Pelda 5 th Koptu 5 th
Serma 5 th Kopda 4 th
Serka 5 th Klk/Praka 4 th
Sertu 5 th Kls/Pratu 3 th

Jabatan dan Masa Dinas

1) Untuk ke sampai tidak menggunakan MDP maupun MDDP

2) MDDP Perwira minimal 2 tahun untuk yang tidak bermasalah

3) Proses UKP Perwira yang berkarier normal berpedoman pada MDP, sedangkan perwira yang
bermasalah/berkarier menonjol berpedoman pada MDDP.
4) Menduduki jabatan penuh pada struktural/fungsional TNI, Athan Rl/Ajudan Presiden Wapres
RI/Dephan /Lemhanas /Menkopolkam /Sesmilpres /BIN /Basarnas/Lemsanneg minimal 6
bulan.

f. Jenis Pangkat
1. Pangkat Efektif untuk TNI Sukarela/Wajib, mempunyai pengaruh terhadap karier dan
administrasi penuh.

2. Pangkat Khusus :

a) Pangkat Lokal : diberikan kepada TNI Sukarela yang menjalankan tugas dalam
lingkungan tertentu dan pangkat efektifnya tidak sesuai dengan pangkat yang
diperlukan secara mutlak dalam menjalankan tugas tersebut. Pangkat lokal tidak
mempunyai akibat administrasi penuh.

b) Pangkat Anumerta : diberikan kepada anggota TNI Sukarela yang meninggal


dunia dan dianggap pantas diberi kenkat secara biasa. Pangkat anumerta
mempunyai akibat administrasi penuh.

3. Pangkat Tituler : Diberikan kepada Personal sipil yang menduduki jabatan tertentu
dalam organisasi TNI karena kebutuhan organisasi TNI perlu menggunakan pangkat
TNI. Pangkat Tituler tidak mempengaruhi akibat administrasi.

4. Pangkat Kehormatan : Diberikan kepada WNI bukan TNI sebagai suatu penghargaan
atas jasa-jasa yang telah disumbangkan sehingga membawa kemajuan atau memberi
keuntungan bagi TNI keseluruhannya. Pangkat kehormatan tidak mempengaruhi
administrasi.

g. Penetapan Skep Kenkat


1. Kenkat ke Kolonel ke dalam Pati oleh Presiden.
2. Kenkat ke Mayor dan Letkol oleh Panglima TNI.
3. Kenkat ke dalam Golongan Pama oleh Kepala Staf Angkatan.
4. Kenkat ke dalam Golongan Ba/Ta oleh KS Angkatan/Pejabat yang ditunjuk.

Mendahului Skep definitif dapat diterbitkan Skep sementara oleh :

1. Kas Angkatan untuk Kenkat Mayor/Letkol.


2. Panglima Ops untuk KPMT/KPMTA bagi Ba/Ta.

 Jumlah Kenkat militer tiap periode berdasarkan pada ketentuan komposisi strata pangkat
berdasarkan hasil analisis dan penelitian Renteman. Kekurangan jumlah personal dalam satu
strata pangkat merupakan peluang personal lain untuk dapat naik pangkat.
 Mengingat jumlah personel yang memenuhi syarat Kenkat pada umumnya lebih besar dari
pada peluang maka perlu adanya urutan prioritas dengan pembuatan rangking berdasarkan
nilai matrik.

Xu = ß Xk +SS Xp +SS Xg +SS Xh +ß Xs +ß Xm

Dimana :
k adalah nilai konduite sesuai NSK
p adalah nilai pendidikan
g adalah nilai penugasan sesuai tabel
h adalah nilai kesehatan terakhir
s adalah nilai kesehatan sesuai stakes
m adalah nilai senioritas sesuai tabel

 Dalam seleksi untuk menentukan kenkat militer Pimpinan TNI AL dapat membentuk
Wankenkat.

 Bila Xu sama maka urutan prioritas harus ditinjau dari :

1) ß Xk
2) ß Xp
3) ß Xg
4) ß Xh
5) ß Xs
6) ß Xm

PERAWATAN PERSONEL MILITER

a) Umum. Perawatan personel merupakan bagian integral dari pembinaan personel.


Sehingga harus mampu menjamin setiap prajurit siap mengemban tugas dengan sebaik-
baiknya. Perawatan personel diberikan kepada setiap personel dan keluarganya mulai
diangkat menjadi prajurit siswa (Dikma) sampai dengan berakir masa keprajuritannya.
Rawatan personel berupa gaji prajurit beserta tunjangannya dan rawatan keluarga
prajurit.

b. Fungsi Perawatan Personel


1. Pembinaan Mental
a) Pembinaan prajurit dengan tujuan tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
YME untuk mewujudkan budi pekerti yang luhur, membentuk dan mengisi jiwa
kejuangan sebagai insan pancasila yang dilandasi nilai sapta marga dansumpah
prajurit serta mewujudkan jiwa persatuan dan kesatuan.
b) Pembinaan mental dilaksanakan secara terus menerus yang meliputi rawatan rohani
untuk membentuk dan memelihara moral dan budi pekerti yang didasari keimanan
dan ketaqwaan serta pemantapan ideologi melalui kegiatan pemantapan ideologi
berbangsa dan bernegara yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta doktrin-
doktrin Sapta Marga, Sumpah Prajurit serta Catur Dharma Eka Karma. Pemupukan
tradisi, kejuangan serta sejarah TNI sangat diperlukan dalam upaya pembinaan
mental prajurit.

2. Pembinaan Moril
a) Secara umum pembinaan moril dimaksudkan untuk mewujudkan sikap positif
prajurit sehingga siap apapun malaksanakan tugas yang dibebankan. Meliputi
kegiatan menumbuhkan keyakinan terhadap keyakinan pada tujuan bersama yaitu
pelaksanaan tugas organisasi, menumbuhkan kepercayaan terhadap atasan,
menumbuhkan rasa saling percaya dan jiwa korsa sesama prajurit serta mewujudkan
kondisi jasmani dan rohani yang prima.

b) Pembinaan moril dilaksanakan melalui kegiatan :


a) Penganugerahan Tanda Jasa Kenegaraan dan penghargaan. Pemberian Tanda
Jasa Kenegaraan dan penghargaan pada hakikat-nya merupakan pengakuan
terhadap prestasi dan jasa prajurit/prajurit siswa yang pemberiannya melalui
pertimbangan Dewan Pertmbangan Tanda Jasa Kenegaraan. Kewenangan
pemberian Bintang dan Samkarya berada pada Presiden sedangkan Satyalencana
pada Panglima TNI yang didelegasikan kepada Kas Angkatan.

b) Pemberian Cuti. Cuti dimaksudkan untuk memberikan kesempatan istirahat


kepada prajurit setelah melaksanakan tugas sehari-hari dalam jangka waktu
tertentu atau setelah melaksanakan tugas tertentu atau karena keadaan tertentu.

c) Pemakaman. Pemakaman kedinasan merupakan penghargaan negara yang


dilaksanakan dengan upacara militer terhadap prajurit/mantan prajurit di Taman
Makam Pahlawan, Taman Makam Bahagia maupun Taman Makam Umum atas
biaya negara, menurut ketentuan yang berlaku. Pemakaman kedinasan tidak berlaku
bagi prajurit/mantan prajurit yang Tanda Jasa Kenegaraan yang dimilikinya dicabut,
BDTH atau meninggal sebagai akibat perbuatan yang menyebabkan BDTH,
meninggal karena bunuh diri yang bukan untuk kedinasan.

d) Perkawinan, penceraian dan rujuk yang dilaksanakan menurut ketentuan/peraturan


agama yang dianut prajurit yang bersangkutan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Pembinaan Disiplin, Tata tertib dan Hukum

a) Tujuan pembinaan disiplin, tata tertib dan hukum adalah mewujudkan prajurit yang
bertanggung jawab, patuh dan taat pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, mewujudkan prajurit dan keluarganya sebagai bagian masyarakat yang
dapat menjadi tauladan serta menjamin ketertiban/ketentraman dalam masyarakat.

b) Pembinaan Disiplin dan Tata tertib


1) Peraturan Dasar TNI adalah pedoman dasar bagi setiap prajurit, sehingga harus
menjadi sikap prajurit dengan pangkat apapun, kapanpun dan dimanapun.
Peraturan-peraturan dasar tersebut adalah Peraturan Penghormatan Militer,
Peraturan Baris Berbaris, PDD Khas, Peraturan Umum Dinas Dalam, Peraturan
Dinas Garnisun, Tata Upacara Militer.

2) Disiplin merupakan sikap patuh dan taat terhadap aturan yang berlaku baik
secara lahir maupun batin. Sehingga pembinaannya harus dilakukan secara
stimulatif dan persuatif dengan menggunakan komunikasi tatap muka,
keteladanan, penindakan tegas yang bersifat mendidik.

3) Pakaian Dinas Seragam TNI (GAM TNI). Pakaian seragam prajurit, termasuk
tanda pangkatnya, merupakan wujud jati diri dan kebanggaan prajurit TNI.
Prajurit yang sudah purna tugas pada saat-saat tertentu diijinkan memakai Gam
TNI sesuai ketentuan yang berlaku.

c) Pembinaan hukum merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi :


1) Penyuluhan hukum, segala usaha/kegiatan yang bertujuan agar setiap prajurit
memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan hukum yang berlaku
terutama yang berkaitan dengan dunia prajurit.

2) Penegakan hukum, segala usaha yang dimaksudkan untuk penerapan sanksi


hukum atau permasalahan pada profesi hukum.

3) Penyelenggaraan bantuan dan nasehat hukum, segala usaha untuk memberikan


bantuan hukum kepada prajurit dan keluarganya saat menghadapi permasalahan
hukum baik di dalam maupun di luar lembaga peradilan serta pertimbangan,
saran dan nasehat hukum tanpa berhubungan dengan pihak lain.

4. Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani merupakan rangkaian Tri Pola Dasar yang
digunakan dalam pembinaan personel yang meliputi pembinaan moral, profesional matra
laut dan fisik samapta. Dimana tiga bagian pokok tersebut harus dibina secara terus-
menerus, selaras dan serasi sehingga terbentuk prajurit yang memenuhi tiga kualitas
pokok sebagai prajurit matra laut.
5. Pembinaan Kesejahteraan
a) Kesejahteraan prajurit yang meliputi penghasilan prajurit, rawatan prajurit dan
keluarga serta rawatan purna dinas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
prajurit. Pembinaan kesejahteraan yang baik memberikan jaminan kepada prajurit
dan keluarganya untuk hidup layak, sehingga mendorong mereka untuk lebih
konsentrasi pada tugas-tugas yang diemban.

b) Penghasilan prajurit, terdiri dari :


1) Gaji (gaji pokok dan tunjangan keluarga)
a) PK dan PSDP menerima gaji.
b) PW menerima tunjangan dinas wajib yang besarnya sama dengan gaji
pokok PK pada pangkat sama.
c) PWD yang DDA menerima tunjangan pengabdian sebesar gaji pokok PK
pada pangkat sama.
d) prajurit siswa menerima uang saku pendidikan.

2) Tunjangan, merupakan tambahan penghasilan prajurit.


a) Tunjangan jabatan struktural, diberikan sebagai akibat jabatan di struktural
TNI.
b) Tunjangan fungsional, diberikan sebagai akibat jabatan yang diperlukan
untuk melengkapi peranan badan-badan TNI (tunjangan hakim tentara,
tunjangan oditur tentara, tunjangan penelitian, tunjangan tenaga pendidik).
c) Tunjangan Khusus : tunjangan brevet (untuk personel yang memiliki
kualifikasi tertentu dan bertugas dalam bidangnya), tunjangan korp wanita
TNI, tunjangan kemahalan (untuk personel yang ditugaskan di daerah-
daerah terpencil/tingkat kerawanan tinggi/biaya hidup mahal), tunjangan
keahlian.

c) Rawatan Prajurit dan Keluarga Prajurit


1) Ransum makanan dan perlengkapan perorangan :
a) Ransum makanan merupakan bahan makanan bagi prajurit yang terdiri dari
ransum standart (beras dan ULP), ransum khusus (untuk pasukan dan tugas
khusus), ransum tambahan.
b) Perlengkapan perorangan diberikan kepada prajurit berupa perlengkapan
standart (untuk setiap prajurit), perlengkapan khusus (untuk pasukan dan
tugas khusus) dan perlengkapan tambahan.

2) Pelayanan dan Perawatan Kesehatan, kepada setiap prajurit dan keluarganya


diberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang meliputi :
a) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang bersifat
prefentif (pencegahan), kuratif (pengobatan) serta rehabilitasi medis
yang cepat dan tepat.
b) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan pra dan pasca pelaksanaan tugas
operasi.
c) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan khusus bagi prajurit tertentu
yang memerlukan persyaratan kesehatan lebih dalam pelaksanaan tugasnya.
d) Penyediaan fasilitas olah raga dan rekreasi untuk meningkatkan dan
menjaga kesegaran jasmani dan rohani prajurit beserta keluarganya.

d) Rawatan prajurit dan keluarga berlaku untuk semua suku prajurit.


e) Rawatan Purna Dinas (secara khusus ditulis pada bagian pemisahan).
f) Rawatan Kedinasan Prajurit Penyandang Cacat.

1) Santunan cacat :
a) Cacat berat akibat tindakan langsung lawan diberikan 18 x penghasilan
terakhir dan diberikan sekaligus.
b) Cacat sedang akibat tindakan langsung lawan diberikan 15 x penghasilan
terakhir dan diberikan sekaligus.
c) Cacat berat karena dinas tapi bukan akibat tindakan langsung lawan
diberikan 15 x penghasilan terakhir dan diberikan sekaligus.
d) Cacat sedang karena dinas dan bukan akibat tindakan langsung lawan
diberikan 12 x penghasilan terakhirdan diberikan sekaligus.

2) Cacat berat karena tindakan langsung lawan pada intinya tidak diberhentikan
dari dinas.

g) Rawatan Kedinasan Prajurit yang diberhentikan sementara dari jabatan (Skorsing).


1) Prajurit yang di skorsing karena diduga melakukan perbuatan yang merugikan
TNI/berada dalam penahanan yustisial mendapatkan rawatan dinas kecuali
tunjangan jabatan.

2) Prajurit yang di skors karena sedang menjalani hukuman kurungan serendah-


rendahnya satu bulan dan tidak PDTH tetap mendapatkan rawatan kedinasan
berupa penghasilan 75% tanpa tunjangan jabatan.

h) Rawatan Kedinasan Prajurit Tituler


1) Rawatan prajurit tituler dan keluarganya sama dengan ketentuan yang berlaku
pada PK.

2) Prajurit tituler yang berasal dari PNS menerima gaji pokok dan tunjangan
keluarga sesuai golongan PNS nya ditambah 15% gaji pokok PK pada pangkat
sama serta tunjangan sesuai ketentuan.
PEMISAHAN PERSONEL MILITER

Agar pemisahan prajurit dapat di capai dengan baik seluruh kegiatan harus bertolak dari
kebijaksanaan dasar disertai petunjuk-petunjuk yang jelas meliputi pengakhiran baik
pemberhentian dengan hormat maupun pemberhentian dengan tidak hormat, pemberhentian
prajurit siswa, rawatan purna dinas serta pelaksanaan dan penyelesaian administrasinya
kewajiban prajurit yang telah diberhentikan dan penyaluran.

Kebijaksanan Dasar
Dalam melaksanakan kegiatan pemisahan ditentukan kebijaksanaan dasar, yaitu :

a. Setiap pengakhiran dinas keprajuritan diberitahukan sedini mungkin kepada prajurit yang
bersangkutan.

b. Pemberian hak kepada prajurit yang diberhentikan dari dinas keprajuritan dilaksanakan secara
cepat tepat dan benar.

c. Penyelesaian administrasi pemberian hak diupayakan untuk tidak membebani prajurit yang
bersangkutan.

d. Pemberhentian dengan tidak hormat pada dasarnya merupakan tindakan terakhir terhadap
seorang prajurit yang akan membawa pengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Sehingga
perlu dipertimbangkan secara matang dan penyelesaian administrasinya harus diprioritaskan.

e. Penyaluran diupayakan untuk mempersiapkan prajurit yang akan mengakhiri dinas


keprajuritan, agar hidup secara mandiri serta layak ditengah masyarakat dan tetap bermanfaat
untuk kepentingan dinas.

Pengakhiran Dinas Keprajuritan


a. Umum, pengakhiran dinas keprajuritan adalah pemberhentian seorang prajurit dari dinas
keprajuritan untuk memberikan kepastian hukum bahwa yang bersangkutan tidak lagi
berstatus sebagai prajurit. Serta memberikan kesempatan untuk yang seluas-luasnya untuk
melanjutkan pengabdiannya di luar lingkungan TNI.

b. Macam-macam pengakhiran dinas keprajuritan, terdiri atas :

5) Pemberhentian dengan hormat.


6) Pemberhentian dengan tidak hormat

c. Masa persiapan pensiun (MPP) sebelum berakhirnya masa dinas keprajuritan, bagi PK dapat
diberikan masa persiapan masa pensiun (MPP). Pemberian kesempatan bertujuan untuk
menyelesaikan administrasi pensiun dan menyesuaikan diri ke dalam kehidupan di luar
lingkungan TNI.

1. PK yang diberikan dengan hormat dari dinas keprajuritan diberi kesempatan MPP
selama-lamanya satu tahun bagi yang berhak pensiun dan selama-lamanya enam bulan
bagi yang berhak tunjangan bersifat pensiun.
2. Paling lambat enam bulan sebelum menjalani MPP, kepada yang bersangkutan
disampaikan pemberitahuan.

3. Ketentuan selama menjalani MPP:


a) Yang bersangkutan tetap berstatus sebagi prajurit.
b) MPP diperhitungkan penuh sebagai masa dinas keprajuritan (MDK).
c) Yang bersangkutan dapat bekerja di luar lingkungan TNI.
d) Dalam keadaan bahaya MPP dapat di cabut.

Pemberhentian Dengan Hormat


a. Umum. Pemberhentian dengan hormat terhadap seorang prajurit adalah pengakhiran dinas
keprajuritan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku yang berakibat pemberian rawatan purna dinas.

b. Sebab pemberhentian dengan hormat.


1. Bagi PK, untuk menjalani masa pensiun telah mencapai usia maksimum.

2. Bagi PK dan PCS, tidak memperpanjang atau diperpanjang IDP-nya


.
3. Bagi PSDP, PW, PCS dan PCW, telah berakhir masa dinas keprajuritan.

4. Bagi PWD, keadaan bahaya dinyatakan dicabut.

5. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau yang menyangkut keamanan negara
yang telah diputuskan dalam kategori pemberhentian dengan hormat.

6. Tidak lagi memenuhi persyaratan jasmani atau rohani kecuali cacat berat sebagai akibat
tindakan langsung lawan.

7. Atas permohonan sendiri tidak melanjutkan ikatan dinas dan ijinkan.

8. Gugur, tewas atau meninggal dunia termasuk meninggal dunia karena bunuh diri untuk
kepentingan dinas, bunuh diri karena tidak sadarkan diri, dan bunuh diri karena
kepentingan pribadi yang disebabkan kesulitan hidup yang tidak dapat diatasi lagi.

9. Tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun sejak dinyatakan hilang dalam tugas.

10. Kehilangan kewarganegaraan RI bukan karena tindak pidana.

c. Ketentuan lain prajurit yang diberhentikan dengan hormat karena alasan :


1. Usia/proses alamiah yang hanya diketahui dari tahun kelahirannya saja ditetapkan
kelahiran tanggal 1 Januari tahun yang sama.

2. Gugur, tewas atau meninggal dunia di dalam atau karena dinas, yang tidak
meninggalkan istri atau seorang anak pun, kepada ayah/ibu kandung yang menjadi
tanggungan penuh sesama hidupnya di berikan tunjangan orang tua.
d. Ketentuan bagi prajurit yang hilang dalam tugas. Prajurit yang hilang dalam tugas wajib terus
dicari, selama-lamanya satu tahun belum/ tidak ada berita atas dirinya, diberhentikan dengan
hormat dari keprajuritan karena hilang dalam tugas. Mulai dinyatakan hilang dalam tugas
adalah 7 (tujuh) hari sejak tanggal yang bersangkutan tidak kembali atau tidak bergabung
lagi ke satuannya, serendah-rendahnya oleh komandan Batalyon atau setingkat. Apabila
kepastian atas dirinya diadakan penyesuaian antara lain :

1. Diadakan rehabilitasi

2. Diberhentikan dengan hormat karena gugur, tewas atau meninggal dunia, terhitung mulai
tanggal ada kepastian atas dirinya.

3. Diberhentikan dengan tidak hormat karena nyata-nyata merugikan disiplin keprajuritan


atau TNI

4. Diajukan ke mahkamah tentara karena desersi

5. Wewenang-wewenang pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan ditetapkan


sebagai berikut :

a) Kolonel ke atas
1) Kasal mengusulkan BDH ke Panglima TNI.

2) Panglima TNI menerbitkan skep sementara BDH dan mengusulkan ke Presiden.

3) Petikan Skep Sementara BDH disampaikan kepada yang bersangkutan 6 bulan


sebelum MPP.

4) Presiden menerbitkan Skep BDH.

5) Petikan BDH disampaikan kepada yang bersangkutan.

b) Letnan Dua s/d Letnan kolonel :


1) Panglima/Komandan Kotma/Setingkat mengusulkan BDH ke Kasal.

2) Kasal menerbitkan Skep Sementara BDH dan mengusulkan ke Panglima TNI.

3) Petikan Skep Sementara BDH disampaikan kepada yang bersangkutan 6 bulan


sebelum MPP.

4) Panglima TNI menerbitkan Skep BDH.

5) Petikan BDH disampaikan kepada prajurit yang bersangkutan.

c) Kelasi Dua s/d Pembantu Letnan Satu :


1) Komandan Satuan mengusulkan BDH ke Panglima/Dan Kotama.
2) Panglima/Dan Kotama menerbitkan Skep Sementara BDH dan mengusulkan ke
Kasal.

a. Petikan Skep Sementara BDH disampaikan kepada yang bersangkutan 6 bulan


sebelum MPP.

b. Kasal menerbitkan Skep BDH.

c. Petikan BDH disampaikan kepada yang bersangkutan.

Catatan :
a. Usia BDH karena usia maksimum dilampiri Surat Keterangan Kelahiran.

b. Usul BDH karena berakhir masa dinas dilampiri fotocopy Skep ID Pertama.

c. Usul BDH karena kepentingan dinas dilampiri daftar (nama, Korps/Jur, Nrp, TMT Pangkat
terakhir).

d. Usul BDH karena tidak sehat dilampiri Surat Keterangan dari BPKP.

 Usul BDH karena permohonan sendiri dilampiri surat permohonannya.

 Usul BDH karena gugur/tewas/meninggal dunia dilampiri Surat Keterangan


Gugur/tewas/meninggal dunia.

 Usul BDH karena hilang dalam dinas dilampiri Surat Keterangan Hilang.

 Usul BDH karena hilang kewarganegaraan bukan akibat tindak pidana dilampiri surat
permohonan yang bersangkutan.

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat


a. Umum. Pemberhetian tidak dengan hormat terhadap seorang prajurit adalah pengakhiran
dinas keprajuritan oleh pejabat yang berwenang karena sebab-sebab tertentu yang membawa
akibat kepada yang bersangkutan tidak diberikan rawatan purna dinas kecuali nilai tunai
ASABRI.

b. Sebab pemberhentian tidak dengan hormat.


a) Menganut ideologi, pandangan atau ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.

b) Melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan keselamatan bangsa dan negara.

c) Dijatuhi hukuman tambahan diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas keprajuritan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
d) Dijatuhi hukuman pidana yang lebih berat dari penjara tiga bulan dan menurut
pertimbangan pejabat yang berwenang ia tidak dapat lagi dipertahankan untuk tetap
berada dalam dinas keprajuritan.

e) Diketahui kemudian bahwa untuk diterima menjadi prajurit, yang bersangkutan telah
dengan sengaja memberikan keterangan palsu, tidak benar atau tidak lengkap.

f) Bunuh diri dengan maksud menghindari penyelidikan, tuntutan hukum atau menghindari
tugas yang dibebankan kepadanya.

g) Meninggal dunia dalam melakukan tindak kejahatan yang dapat disamakan atau sama
seperti tersebut pada sub pasal b, c dan d.

c. Pelaksanaan pemberhentian dengan tidak hormat.


1. Pemberhentian tidak dengan hormat dipertimbangkan secara obyektif berdasarkan bukti
yang lengkap dan meyakinkan. Khusus untuk perwira perlu diperhatikan pertimbangan
dan pendapat DKP.

2. Pertimbangan BTDA harus obyektif yaitu :

a) Pa melalui Dewan Kehormatan Perwira (terdiri dari 9 orang termasuk 2 orang


cadangan ).

b) Ba/Ta melalui tim peneliti tabiat.

3. Pelaksanaan pemberhentian tidak dengan hormat diupayakan agar memberikan dampak


positif kepada prajurit lainnya serta upaya penegakkan hukum. Penyelesaian
administrasi diupayakan secepat mungkin, sedangkan terhadap putusan Mahkamah
Militer yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dapat diterbitkan surat
keputusan sementara mendahului surat keputusan definitif.

4. PW, PCS dan PCW yang diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas keprajuritan
diberitahukan kepada instansi atau badan swasta tempat yang bersangkutan bekerja.

d. Wewenang-wewenang pemberhetian tidak dengan hormat dari dinas keprajuritan


1. Pangkat Kolonel dan yang lebih tinggi berada pada Presiden RI.

2. Pangkat Letda sampai dengan Letkol berada pada Panglima TNI.

3. Pangkat Peltu dan yang lebih rendah berada pada KS Angkatan dan tidak dapat
didelegasikan.
Pemberhetian Prajurit Siswa
a. Umum. Prajurit siswa dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat oleh
pejabat yang berwenang.

b. Sebab-sebab pemberhentian dengan hormat :


1. Tidak lagi memenuhi persyaratan jasmani atau rohani kecuali cacat berat sebagai akibat
tindakan langsung lawan.

2. Gugur, tewas atau meninggal dunia termasuk meninggal dunia karena bunuh diri untuk
kepentingan dinas, bunuh diri karena keadaan tidak sadarkan diri, dan bunuh diri karena
kepentingan pribadi yang disebabkan kesulitan hidup yang tidak dapat diatasi lagi.

3. Tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun sejak dinyatakan hilang dalam tugas.

4. Kehilangan kewarganegaraan RI bukan karena tidak pidana.

5. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau yang menyangkut keamanan negara
yang telah diputuskan dalam kategori pemberhentian dengan hormat.

6. Dikeluarkan dari pendidikan pertama karena alasan akademis.

7. Mengajukan permohonan berhenti dan disetujui, serta sanggup mengembalikan biaya


negara yang telah dikeluarkan menurut ketentuan yang berlaku.

c. Wewenang-wewenang pemberhentian dengan tidak hormat atau tidak dengan hormat prajurit
siswa, adalah :

1. Prajurit siswa pada golongan perwira berada pada Panglima TNI.

2. Prajurit siswsa pada golongan Ba/Ta berada pada Kas Angkatan atau pejabat yang
ditunjuk.

Rawatan Purna Dinas


a. Pemberhentian Dengan Hormat, Prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari dinas
keprajuritan menerima rawatan purna dinas sebagai berikut :

1. PK menerima :

a) Pensiun/tunjangan bersifat pensiun/tunjangan/pesangon


b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku

2. PSDP menerima :

a) Tunjangan/pesangon
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku.

3. PW/ PCS/ Prajurit siswa menerima :

a) Tunjangan/pesangon
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku

4. PWD menerima :

a) Pensiun/tunjangan bersifat pensiun /tunjangan/pesangon


b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku

b. Pemberhentian tidak dengan hormat, prajurit/prajurit siswa yang diberikan tidak dengan
hormat tidak mendapat rawatan purna dinas kecuali :

1. Nilai tunai Asabri bagi prajurit

2. Pengembalikan ke daerah asal penerimaan atau penyerahan yang bersangkutan, bagi


prajurit siswa.

3. Rawatan purna dinas yang diterimakan sebelumnya tetap diberikan bagi PWD.

Pelaksanaan Pemberian Perawatan Purna Dinas

a. Pensiun/tunjangan bersifat pensiun


1. Umum. Pensiun/tunjangan bersifat pensiun diberikan kepada prajurit selama hidupnya
dan apabila yang bersangkutan meninggal.

2. Istri/suami dan anaknya berhak menerima pensiun warakawuri/ duda dan tunjangan anak
yatim/piatu atau tunjangan anak yatim-piatu.

3. Pensiun dapat diberikan apabila telah memenuhi salah satu syarat sebagai berikut :

a) PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya 20 tahun.

b) Prajurit yang di dalam dan atau karena dinas, menyandang cacat sedang akibat
tindakan langsung lawan atau cacat berat/sedang di dalam dan atau karena dinas
bukan akibat tindakan lansung lawan berdasarkan keputusan Panglima TNI.

4. Besarnya pensiun pokok dihitung dengan ketentuan 2,5 % x MDK x GPT, setinggi-
tingginya 75 % x GPT (gaji pokok terakhir).

5. Perhitungan MDK sebagai berikut :

a) MDK sebagai PK, PSDP/PW dihitung penuh


b) MDK sebagai PCS dihitung 4 tahun
c) MDK sebagai PCW dihitung dua tahun

6. MDK untuk perhitungan pensiun adalah jumlah tahun dari MDK sebagai PK, ditambah
MDK sebagai Prajurit sebelum diangkat sebagai PK dan masa kerja PNS sebelum
diangkat sebagai prajurit.

7. Prajurit yang menyandang cacat didalam dan oleh karena dinas :

a) Cacat sedang akibat tindakan langsung lawan atau cacat berat bukan akibat tindakan
langsung lawan :

1) PK, PSDP menerima pension sebesar 100% x GPT ditambah tunjangan-tunjangan


menurut ketentuan yang berlaku dan santunan cacat.

2) PW, PCS dan PCW menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 100% GPT PK
dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang
berlaku dan santunan cacat.

3) Prajurit siswa menerima tunjangan bersifat pensiun :

 Bagi yang menyandang cacat sedang akibat tindakan langsung lawan sebesar
100% GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah
lulus pendidikan, ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku dengan santunan cacat.

 Bagi yang menyandang cacat berat bukan akibat tindakan langsung lawan
sebesar 75% x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan, ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut
ketentuan yang berlaku dengan santunan cacat.

b) Cacat sedang bukan akibat tindakan langsung lawan :

1) PK, PSDP menerima pensiun sebesar 75 % x GPT ditambah tunjangan-tunjangan


menurut ketentuan yang berlaku dan santunan cacat.

2) PW, PCS dan PCW menerima tunjangan sebagai pensiun sebesar 75% X GPT PK
dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang
berlaku dan santunan cacat

3) Prajurit siswa menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 50% GP permulaan


PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan
ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku dan santunan
cacat.
Penerimaan tunjangan bersifat pensiun :
1. Cacat Berat : ( bukan cacat berat karena tindakan langsung lawan )

a) PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya 4 tahun


hingga kurang dari 20 tahun menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 2,5% x MDK
x GPT, sekurang-kurangnya 40% x GPT, ditambah tunjangan-tunjangan menurut
ketentuan yang berlaku.

b) PWD mantan PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sebelum dan selama menjadi
PWD sekurang-kurangnya 30 tahun menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar jumlah
MDK sebagai PK dan PWD dikalikan 2,5% x GP, sekurang-kurangnya 45% x GPT,
ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku. Rawatan purna dinas
yang diterima sebelumnya dihentikan.

2. Cacat sedang :

a) PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya 10 tahun


hingga kurang dari 20 taun, menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 2,5% x MK x
GPT, sekurang-kurangnya 30% x GPT ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku.

PTBP : 30% x MK x GPT


T1/8 : 10% x GPT
TA : 2% x GPT ( 1A maks 3A )
TP : jatah beras x Rp (HP)

b) PWD mantan PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sebelum dan selama menjadi
PWD sekurang-kurangnya 10 tahun hingga kurang 20 tahun menerima tunjangan
bersifat pensiun sebesar jumlah MDK sebagai PK dan PWD dikalikan dengan 2,5% GP
PK dalam pangkat yang sama. Sekurang-kurangnya 35% x GPT, ditambah tunjangan-
tunjangan menurut ketentuan yang berlaku. Rawatan purna dinas yang diterima sebelum
dihentikan.

c) PWD mantan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya selama
10 tahun hingga 12 tahun menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar jumlah MDK
sebagai PSDP dan PWD dikalikan 2,5% x GP PK dalam pangkat yang sama, sekurang-
kurangnya 35% x GPT ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku.
Rawatan purna dinas yang diterima sebelumnya dihentikan.
b.Tunjangan
1. Tunjangan diberikan kepada prajurit untuk selama jumlah masa dinas keprajuritan yang
telah dijalaninya dan apabila prajurit yang bersangkutan meninggal dunia, istri/suami dan
anaknya tidak dapat diberi tunjangan.

2. Tunjangan dapat diberikan apabila telah memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut :

a) PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya 5 tahun hingga


kurang dari 15 tahun dan belum mencapai usia 45 tahun bagi perwira dan 38 tahun bagi
Ba/Ta. MK 5 - < 15 tahun.

b) PSDP yang telah menjalani dinas sekurang-kurangnya 5 tahun.

3. Penerimaan Tunjangan

a) Tunjangan diberikan dengan sendirinya kepada prajurit yang diberhentikan dengan


hormat dari dinas keprajuritan dan memenuhi syarat.

b) Besarnya tunjangan pokok dihitung dengan ketentuan 5 % x MDK x GPT


mempunyai MDK antara 5 < 15 tahun.

c) PK/PSDP/PW/PWD penyandang cacat tidak dalam dan atau karena dinas :

Cacat Berat

 PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 4 tahun, menerima
tunjangan sekurang-kurangnya 20 % x GPT untuk selama jumlah tahun masa dinas
keprajuritan yang telah dijalaninya, ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku.

 PW menerima tunjangan sekurang-kurangnya 20 % x GP PK dalam pangkat yang sama


untuk selama jumlah masa dinas keprajuritan yang telah dijalaninya, ditambah tunjangan-
tunjangan menurut ketentuan yang berlaku.

Cacat Sedang

 PK dan PSDP yang telah mejalani dinas keprajuritan sekurang dari 10 tahun,
menerima tunjangan sekurang-kurangnya 10 % x GPT untuk selama jumlah tahun
masa dinas keprajuritan yang telah dijalaninya, ditambah tunjangan-tunjangan
menurut ketentuan yang berlaku.

 PW menerima tunjangan sekurang-kurangnya 10 % x GP PK dalam pangkat yang


sama untuk selama jumlah tahun massa dinas keprajuritan yang telah dijalaninya,
ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku.

4. Tunjangan diberikan mulai bulan berikutnya setelah diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan.

c. Pesangon
1. Pesangon diberikan sekaligus kepada prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan dan prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat, jika memenuhi
syarat sebagai berikut :

a) PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 5 tahun.

b) PW, PCS dan PCW yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan dengan hormat
dari dinas keprajuritan dan PCS/PCW penyandang cacat berat/sedang tidak dalam
dan atau karena dinas.

c) Prajurit siswa yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan dengan hormat dan
yang menyandang cacat berat/sedang tidak dalam dan atau tidak karena dinas.

2. Penerimaan Pesangon

a) PK dan PSDP, menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x gaji terakhir.

b) PCS dan PCW menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x tunjangan dinas
cadangan terakhir. PW menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x tunjangan
dinas wajib terakhir.

c) PWD yang berasal dari mantan PK/PSDP/PW/PCS/PCW, menerima pesangon


sebesar jumlah tahun MDK sebagai PWD x tunjangan pengabdian terakhir.

d) Prajurit siswa menerima pesangon sebesar jumlah tahun masa pendidikan pertama x
GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus
pendidikan pertama.

e) Prajurit siswa penyandang cacat berat atau cacat sedang, menerima pesangon
sebesar jumlah masa tahun pendidikan pertama dikalikan gaji pokok permulaan PK
untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidkan pertama.

Pensiun Warakawuri dan Tunjangan Wakawuri


a) Persyaratan pemberian pensiun Warakawuri/tunjangan warakawuri adalah :

1. Pensiun Warakawuri diberikan kepada istri dari PK/PSDP dan PWD, mantan PK/PSDP
yang diberhentikan dengan hormat dari dimnas keprajuritan, karena :

a) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas.

b) Meninggal dunia tidak dalam dan atau tidak karena dinas (meninggal dunia biasa)
c) Hilang dalam tugas

2. Tunjangan warakawuri diberikan kepada istri dari PW/PCS/PCW dan PWD mantan
PW/PCS/PCW dan prajurit sisw yang maknanya sama dengan pensiun wakawuri,
kecuali PWD mantan PW/PCS/PCW dan prajurit siswa yang meninggal dunia tidak di
dalam atau tidak karena dinas, diberikan tunjangan ahli waris bagi PWD mantan
PW/PCS/PCW dan uang duka bagi prajurit siswa.

b. Sebelum pemberian pensiun/tunjangan dilaksanakan, Warakawuri diberi penghasilan penuh


almarhum suaminya dengan ketentuan :
1. Selama enam bulan jika suaminya meninggal dunia biasa dan tidak memiliki jasa
kenegaraan berupa bintang.

2. Selama dua belas bulan jika suaminya meninggal dunia biasa dan memiliki tanda jasa
kenegaraan berupa bintang, serendah-rendahnya bintang Angkatan.

3. Selama dua belas bulan jika suaminya gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau
karena dinas.

4. Selama delapan belas bulan jika almarhum ditetapkan sebagai pahlawan berdasarkan
keputusan Presiden RI.

c. Penerimaan Pensiun Warakawuri/Tunjangan Warakawuri dengan ketentuan sebagai berikut :


1. PK/PSDP dan PWD mantan PK/PSDP yang diberhentikan dengan hormat dari dinas
keprajuritan, karena :
a) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas dan ditetapkan
sebagai pahlawan, istri menerima pensiun warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 60 % x GPT ditambah tunjangan anak yatim/piatu yang banyaknya anak
tidak terbatas.
Contoh : Pokok Penswari : 60 % x GPT
Anak : (1A) : 11,50 % x GPT
(2A) : 22,50 % x GPT
(3A) : 33,75 % x GPT

b) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas, istri menerima


pensiun Warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 50 % x GPT ditambah
tunjangan anak yatim/piatu setinggi-tingginya 50 % x GPT
Contoh : Pokok Penswari : 50 % x GPT
Anak : (1A) : 10 % x GPT
(2A) : 20 % x GPT
(3A) : 30 % x GPT

c) Meninggal dunia tidak di dalam dan atau karena dinas, istri menerima pensiun
warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 35 % x GPT ditambah tunjangan anak
yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 60 % x GPT

d) Hilang dalam tugas, istri menerima pensiun Warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GPT ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-
tingginya 80 % x GPT.

2. PW/PCS/PCW dan PWD mantan PW/PCS/PCW yang diberhentikan dengan hormat


dari dinas keprajuritan karena :
a) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas dan ditetapkan sebagai
pahlawan, istri menerima tunjangan warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 60 % x
GP PK dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan anak yatim/piatu yang banyaknya
anak tidak terbatas.

b) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas, istri menerima tunjangan
warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 50 % x GP PK dalam pangkat yang sama
ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT.

c) Hilang dalam tugas, istri menerima tunjangan Warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GP PK dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan anak yatim/piatu
menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT.

d) PW/PCS/PCW yang meninggal dunia tidak di dalam dan atau karena dinas, istri
menerima pensiun warakwuri, berupa pensiun pokok sebesar 35 % x GP PK dalam
pangkat yang sama ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya
60% x GPT.

e) Prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat, karena :


1) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas dan ditetapkan
sebagai pahlawan, istri menerima tunjangan warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 60 % x GP permulaan PK untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah
lulus pendidikan, ditambah tunjangan anak yatim/piatu yang banyaknya anak tidak
terbatas.

2) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas, istri menerima


tunjangan warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 50 % x GP untuk pangkat
yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan ditambah tunjangan anak
yatim/piatu setinggi-tingginya 80% x GPT.

3) Hilang dalam tugas, istri menerima tunjangan warakawuri berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GP untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan
ditambah tunjangan anak yatim/piatu setinggi-tingginya 80 % x GPT.

d. Mantan prajurit menerima pensiun/tunjangan sebagai pensiun/tunjangan bersifat pensiun,


apabila meninggal dunia, kepada istri diberikan pension warakawuri/tunjangan warakawuri
ditambah tunjangan anak yatim/piatu menurut ketentuan yang berlaku.

e. Apabila terjadi mantan prajurit yang pensiun/tewas atau gugur dan ditetapkan sebagai
pahlawan, maka perlakuan perawatan purna dinas wari/dudanya sama dengan perawatan
purna dinas wari/duda prajurit yang tewas/gugur yang ditetapkan sebagai pahlawan.

Tunjangan Anak Yatim Piatu


a. Tunjangan anak yatim piatu diberikan kepada anak sah dari prajurit/prajurit siswa yang
diberhentikan dengan hormat karena gugur/tewas/meninggal dunia dan tidak
meninggalkan istri/suami. Anak sah yang dapat menerima tunjangan yatim piatu adalah :
1. Anak kandung atau anak yang disyahkan menurut hukum.

2. Anak kandung yang dilahirkan selambat-lambatnya 300 hari, sejak prajurit yang
bersangkutan meninggal dunia.

3. Belum kawin atau belum mencapai usia 21tahun atau setinggi-tingginya 25 tahun
bagi yang masih sekolah.

b. Penghasilan penuh. Sebelum pemberian tunjangan anak yatim piatu, diberikan


penghasilan penuh seperti yang berlaku bagi penerima pensiun warakawuri/tunjangan
warakawuri.

c. Penerimaan tunjangan anak yatim piatu mulai bulan berikutnya, setelah penerimaan
penghasilan penuh berakhir, dengan ketentuan :
1. Besarnya tunjangan anak yatim piatu disusun dalam tabel sebagai berikut :
a) Yatim piatu prajurit/mantan prajurit yang mendapat pensiun / TBP meninggal
dunia.

(1A) : 22,5 % x GPT


(2A) : 30 % x GPT
(3A) : 45 % x GPT
(4A) : 48 % x GPT

b) Yatim piatu prajurit/mantan prajurit yang mendapat pensiun/TBP tewas/gugur dan


ditetapkan sebagai pahlawan :

Satu anak : 33,75 % x GPT


Dua anak : 45 % x GPT
Tiga anak : 67,5 % x GPT

2. Tunjangan anak yatim piatu prajurit/prajurit siswa yang gugur/tewas/meninggal dunia


di dalam dan atau oleh karena dinas dan ditetapkan sebagai pahlawan diberikan sesuai
dengan tabel A.

3. Tunjangan anak yatim-piatu prajurit/prajurit iswa yang gugur/tewas/meninggal dunia


di dalam dan atau oleh karena dinas atau hilang dalam tugas diberikan sesuai dengan
tabel B.

4. Tunjangan anak yatim-piatu prajurit meninggal dunia tidak di dalam dan atau tidak
oleh karena dinas diberikan sesuai dengan tabel C.

5. Tunjangan anak yatim-piatu prajurit/prajurit penyandang cacat berat akibat tindakan


langsung lawan yang diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia diberikan
sesuai denga tabel C.

Tunjangan orang tua


a. Tunjangan orang tua diberikan kepada ayah/ibu kandung prajurit/prajurit siswa yang
diberhentikan dengan hormat karena gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena
dinas, tidak meninggalkan istri/suami dan seorang anak pun.

b. Tunjangan orang tua diberikan mulai bulan berikutnya sejak prajurit/prajurit siswa
gugur/tewas/meninggal dunia dalam dan atau karena dinas atau setelah satu tahun dinyatakan
hilang dalam tugas, yang besarnya :

1. PK/PSDP 25% x GPT.

2. PW/PCS/PCW 25% x GP PK dalam pangkat yang sama.

3. Prajurit siswa 25% x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan pertama.

Uang duka
a. Uang duka diberikan kepada istri/suami, anak sah, orang tua (ayah/ibu kandung) atau ahli
waris lainnya dari prajurit/prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat karena
gugur/tewas/meninggal dunia.

b. Uang duka diberhentikan sekaligus dengan ketentuan :

1. Prajurit/prajurit siswa yang gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas :

a) PK dan PSDP menerima sebesar 6x gaji pokok terakhir.

b) PW menerima sebesar 6 x tunjangan dinas wajib.

c) PCS dan PCW menerima sebesar 6 x GPT PK dalam pangkat yang sama.

d) Prajurit siswa menerima sebesar 6 x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan


ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan pertama.

2. Prajurit/prajurit siswa yang meninggal dunia tidak di dalam dan tidak karena dinas.
a) PK dan PSDP menerima sebesar 3 x gaji terakhir.

b) PW menerima sebesar 3 x tunjangan dinas wajib.

c) PCS dan PCW menerima 3 x tunjangan dinas cadangan terakhir.

d) Prajurit siswa menerima sebesar 3 x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan


ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan pertama.

3. Pemberian uang duka kepada ahli waris prajurit/prajurit siswa yang hilang dalam tugas
ditetapkan setelah ada kepastian atas dirinya. Uang duka diberikan kepada istri/suami,
anak, orang tua atau saudara dan berasal dari :

a) Perum AS TNI bagi :

1) Prajurit/mantan prajurit meninggal dunia sebesar 3 x GA.

2) prajurit/mantan prajurit meninggal tewas/gugur sebesar 6 x GA.

3) Persmil yang tewas/gugur/meninggal dunia diberikan resiko kematian.

b) Besarnya :

1) Asuransi = 20 x GA ( Skep / 1212 / M / XI /2000 )


2) Nilai tunai asuransi MKS x GA
3) Resiko kematian :

a) Pati/ Pamen : 9 x GA
b) Pama : 10 x GA
c) BA : 11 x GA
d) TA : 12 x GA

4) Biaya pemakaman Rp. 50.000,-

c) TNI AL (Yasbhum) sebesar satu juta berdasarkan Telegram Kasal No. 042/SPRI
0599 TWU 0525. 1240 bagi :

1) Prajurit/PNS meninggal dunia.


2) Istri/suami Prajurit/PNS meninggal dunia.
3) Purnawirawan/Wredatama meninggal dunia.
4) Istri/suami Purnawirawan/Wredatama meninggal dunia.
5) Warakawuri-Janda/Duda Purnawirawan/Wredatama.
Pelayan Kesehatan
Prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan beserta keluarganya
mendapatkan pelayanan kesehatan menurut ketentuan yang berlaku :

a. Rawat Jalan.
b. Rawat Inap.
c. Rehabilitasi Medis.
ADMINISTRASI PENYEDIAAN TENAGA
PERSONEL SIPIL
( MINDIAGA PERSSIP )

Dasar Hukum

- Undang-undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian


- PP No. 6 tahun 1976 tentang Pengadaan PNS
- Surat Edaran kepala BAKN No. 5 tahun 1976

Pengadaan PNS adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong mulai dari :

a) Penentuan formasi
b) Werving :

1. Perencanaan
2. Pengumuman ( ± 1 bulan )
3. Pelamaran
4. Penyaringan

c) Pengangkatan Capeg ( 2 tahun )


d) Latprajab : diberi kesempatan 2 x bila tidak lulus diberhentikan dengan alasan tidak
cakap akademik.
e) Pengangkatan PNS
f) Sumpah / Janji

Tujuan pengangkatan PNS TNI adalah untuk mendapatkan PNS yang memenuhi kualitas dan
kuantitas sesuai persyaratan yang ditentukan organisasi TNI.

Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi
negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh Menpan.

Lowongnya formasi, karena :

a. Adanya PNS berhenti, pensiun minimal, maksimal, uang tunggu, keuzuran, jasmani.
b. Adanya perluasan organisasi
Sumber-sumber PNS TNI

a. Langsung dari masyarakat dengan dasar pendidikan :

1. PTN/PTS yang disamakan


2. Akademi Negeri/Swasta yang disamakan
3. SLTA setingkat
4. SLTP setingkat
5. SD ( khusus yang mendapatkan dispensasi )

b. Pelimpahan : untuk memenuhi kebutuhan PNS TNI yang memiliki keahlihan dibidang
tertentu dan dilaksanakan secara selektif sesuai dengan kebijaksanaan Menteri Pertahanan.

Pelaksanaan penerimaaan Capeg diselenggarakan oleh panitia yang dibentuk oleh pejabat yang
berwenang secara fungsional :

a. Di tingkat Mabes TNI oleh Kasum TNI


b. Di tingkat Angkatan oleh masing-masing Aspers Angkatan

Tugas Panitia

a. Melaksanakan seleksi administasi, ujian akademik, saringan Mental Ideologi, untuk sarjana
muda ( D 3 ) / Sarjana ( S1/S2 ) ditambah Ujian Psikologi.
b. Menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian
c. Menentukan jadwal dan tempat ujian
d. Memeriksa dan menentukan hasil ujian

Susunan Panitia

a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota, terdiri dari :

1. Tim periksa administrasi


2. Tim uji akademik
3. Tim pemeriksa kesehatan
4. Tim pemeriksa psikologi

Pantukhir

a. Mabes TNI terdiri dari Panitia dan Pejabat Personel.


b. Angkatan diatur tersendiri oleh Kas Angkatan.

Persyaratan Penerimaan

a. WNI, usia sekurang-kurangya 18 tahun, maksimal 35 tahun (bagi yang lebih dari 35 tahun
bisa diterima bila pernah mengabdikan diri pada negara minimal 5 tahun/dibutuhkan
keahliannya).
b. Tidak pernah dihukum pidana.

c. Tidak pernah terlibat gerakan yang menentang Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.

d. Tidak pernah Diberhentikan Dengan Tidak Hormat sebagai pegawai instalasi pemerintah /
swasta

e. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri/Capeg.

f. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan.

g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepolisian.

h. Berbadan sehat dengan tinggi badan sekurang-kurangya 155 cm untuk pria dan 100 cm untuk
wanita.

i. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah negera RI / luar negeri.

j. Terdaftar di Depnaker setempat.

k. Untuk wanita, pada waktu melamar tidak dalam keadaan hamil.

Pengumuman

Pengadaan PNS harus diumumkan seluas-luasya untuk memilih tenaga yang cakap. Dilakukan
oleh pejabat fungsional sekurang-kurangya satu bulan sebelum tanggal penutupan pendaftaran
dengan mencantumkan :

a. Jumlah dan jenis lowongan serta keahlian yang dibutuhkan.


b. Syarat-syarat yang harus dipenuhi.
c. Alamat tempat pendaftaran.
d. Batas waktu pengajuan surat lamaran.
e. Lain-lain yang dianggap perlu, misalnya warna map, jenis tulisan/huruf, dll

Pemeriksaan dan Ujian

a. Pemeriksaan administrasi, meliputi : Akte Kelahiran, Ijazah, Surat Kelakuan Baik dari Polres
setempat, Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter Pemerintah, Kartu Kuning, Pas
Foto.

b. Pemeriksaan kesehatan untuk memperoleh personel yang sehat jasmani dan mencegah adaya
penyakit menular, cacat yang dapat mengganggu lingkungan kerjanya.

c. Pemeriksaan psikologi untuk mendapatkan calon yang memenuhi syarat :

1. Intelegensi :

a) Potensi
b) Fungsional
2. Kepribadian :

a. Emosi : stabilitas dan pengendalian emosi.


b. Pengendalian diri.
c. Hubungan antar manusia.

d. Ujian akademik, untuk memperoleh calon yang memiliki pengetahuan bidang :

1. Pengetahuan Sosial.
2. Pengetahuan Umum.
3. Pengetahuan Bahasa.
4. Mental Ideologi, untuk memperoleh calon yang memiliki sikap mental positif
terhadap Ideologi Pancasila dan setia pada UUD 1945.

Yang harus diingat dalam Pengadaan PNS

a. Meningkatkan penerimaan Sarjana/Sarjana Muda dalam rangka mendukung terwujudnya


PNS dalam komplemen TNI.
b. Menghindari pengangkatan PNS dari kualifikasi pendidikan SLTA/SLTP yang tidak
punya nilai tambah/ketrampilan khusus.

Bagi pelamar dari tenaga honor TNI AL bila :

a. Tidak lulus akademik, kesempatan ikut test sebanyak dua kali.


b. Tidak lulus kesehatan, kesempatan ikutb test satu kali.

Syarat-syarat Khusus / Intern Organisasi

a. Bersedia menunaikan baktinya sekurang-kurangya dua tahun, TMT diangkat menjadi


Capeg.
b. Bersedia mengembalikan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh negara sebanyak dua
kali lipat, apabila ybs mengundurkan diri sebagai Capeg.
c. Bersedia mengabdikan diri di lingkungan TNI sekurang-kurangya lima tahun setelah
menjadi PNS.

Bagan Pengadaan PNS Berdasarkan PP No. 6 Tahun 1976

Persyaratan ( Ps. 3 ) Tugas Panitia Ps. Pengangkatan


7 Ayat 3 Capeg jadi PNS
(Ps. 3 ayat 1)

Diaga PNS hanya Pengangkatan tidak


Pengumuman Pelamar yang Pelamar yang
untuk isi formasi berlaku surut
Pengadaan penuhi syarat diterima dengan
yang ditetapkan
(administrasi) di persetujuan
Menpan/lowong Capeg yang lebih 2 tahun
panggil umtuk BAKN diangkat
test tertulis/lisan jadi Capeg dapat diangkat jadi PNS
(Ps.11) bila ada persetujuan
Pelamar mengajukan Kepala BAKN
lamaran yang ditulis
dengan sendiri
Bahan Ujian Ps.
7 ayat 4 Pemberitahuan Masa kerja yang
Capeg yang telah 2 th diperhitungkan
tidak penuhi syarat
Pengangkatan Capeg TNI

a. Calon PNS setelah lulus sidang pantukhir yang dinyatakan melalui sikap diusulkan ke
BAKN untuk mendapatkan persetujuan pengangkatan sebagai CPNS.

b. Penentuan golongan ruang, pertama kali sebagai Capeg didasarkan pada pendidikan umum
yang digunakan dalam penyaringan suatu alokasi, ditentukan :

Pengangkatan Pertama PNS

No Dik Pangkat Pertama Batas Pangkat Regular


1 SD I/a II/a
2 SLTP I/c II/c
3 SLTA II/a III/b
4 Sarmud, D III II/c III/c
5 SGPLB II/b III/c
6 S1 , D IV III/a III/d
7 Dokter , APT , S2 III/b IV/a
8 S3 III/c IV/b

Penghasilan Calon Pegawai

Capeg berhak atas gaji berdasarkan Perundang-undangan = 80 % Gaji Pokok, karena Capeg
belum mempunyai pangkat dan belum menduduki jabatan struktural.

Bagi Capeg yang mempunyai masa kerja di luar, dapat mengajukan tambahan masa kerja :

1. Masa kerja swasta = 50 %


2. Masa kerja di negeri = 100 %, maksimum 10 tahun

Hak Capeg atas gaji, mulai belaku pada bulan Capeg ybs. Secara nyata melaksanakan tugas yang
dinyatakan dengan surat pernyataan atasan langsungnya.

Masa Kerja Yang Diperhitungkan Penuh

a. Masa selama menjadi PNS/TNI kecuali, masa menjalankan cuti di luar tanggungan
negara.
b. Masa menjadi pejabat negara (Anggota DPR, Gubernur, Bupati, Mentari).
c. Masa selama menjalankan tugas pemerintahan.

1) Pamong desa.
2) Badan internasional.
3) Badan Urusan Warga Sukarela Indonesia (BUTSI).
4) Staf pada perwakilan RI di luar negeri.
5) Pendidikan sebagai tenaga honorer.

d. Masa selama menjalankan Wamil, sukarelawan.


e. Masa menjalankan wajib kerja tenaga para medis, dokter.
f. Masa selama menjadi pegawai perum, persero, BUMN.

Masa Percobaan

a. Sesuai Ps 16 ayat 1 Undang-undang no. 8 tahun 1974 jo. Ps. No. 16 tahun 1976 masa
percobaan Capeg sekurang-kurangya satu tahun paling lama 2 tahun.

b. Masa percobaan dihitung tanggal berlakunya Skep pengangkatan Capeg.

Capeg Wajib mengikuti Latprajab sebelum diangkat jadi PNS :

a. Capeg yang diangkat menjadi PNS tmt 010481 dan seterusnya.

b. Seseorang yang diangkat langsung menjadi PNS harus mengikuti latprajab umum.

c. Diangkat langsung PNS golongan IV, harus mengikuti latprajab Tk. III.

Proses usul pengangkatan Capeg PNS

MABESAL BAKN PUSAT

KOTAMA

Pemberhentian Capeg

a. Dengan Hormat, karena :

1. Tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas.


2. Sering melakukan pelanggaran peraturan.
3. Menunjukkan sikap yang tidak baik, misalnya : mengganggu lingkungan.
4. Tidak memenuhi syarat kesehatan.
5. Minta berhenti.

b. Diberhentikan Dengan Tidak Hormat, karena :

1. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan karena melakukan tindak pidana


yang diancam hukuman 4 tahun atau lebih.

2. Dihukum penjara/kurungan karena melakukan tindak pidana jabatan.

3. Melakukan pelanggaran terhadap ideologi negara.

4. Pada waktu melamar sengaja memberikan keterangan tidak benar.


Sumpah / Janji PNS

Dasar : - UU No. 8 tahun 1974, pasal 26


- PP No. 21 Tahun 197, tanggal 23 juni 1975

Pengambilan sumpah PNS Baru, dihadiri :

a. Pejabat pengambil sumpah.

b. PNS yang bersagkutan.

c. Rohaniwan.

d. Saksi-saksi, minimal golongannya sama.

e. Pejabat yang mengambil sumpah mengucapkan kata-kata diikuti yang bersumpah.

f. Setelah bersumpah, menandatangani Berita Acara rangkap tiga masing-masing untuk PNS
ybs, BAKN dan instansi penugasan (dhi TNI AL).
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PERSONEL SIPIL
(DIKLAT PERSSIP)

Dasar Hukum

a. Pasal 5 ayat 2 UUD 1945.

b. Pasal 31 UU No. 8 tahun 1974 tentang UU Pook Kepegawaian.

c. SE bersama Kepala BAKN dan Kepala LAN No. 11/SE/1981 dan 181/Sel.LAN/17/1981.

d. Keppres No. 30 Tahun 1974 (LNR) No. 20 Tahun 1994 tanggal 18 April 1994.

Manusia adalah unsur utama dalam suatu organisasi dan dituntut untuk selalu meningkatkan
kemampuannya dalam memenuhi tugas pokok organisasi yang dinamis. PNS TNI adalah
komponen organisasi TNI yang perlu mengembangkan kemampuan kualifikasi dan mental
kejuangan agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sasaran Diklat PNS adalah tersedianya PNS yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi
salah satu persyaratan untuk diangkat dalam jabatan tertentu. Sedangkan tujuan Diklat adalah :

a. Menjamin pembinaan PNS dan membentuk pola pikir yang sama.


b. Menigkatkan mutu pengabdian, keahlian dan ketrampilan.
c. Mengembangkan mutu kerja yang baik dan pembinaan karier.
d. Pembentukan sedini mugkin kepribadian PNS :

1. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945 , Negara dan Pemerintah.

2. Taat Perundang-undangan.

3. Melaksanakan tugas dinas yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.

4. Memenuhi Sumpah dan Janji PNS.

5. Memenuhi Sumpah dan Janji Jabatan.

6. Memenuhi disiplin PNS.

7. Memenuhi Kode Etik PNS.


Jenis-Jenis Diklat

a. Diklat Pra Jabatan : diklat yang disyaratkan dalam pengangkatan PNS :

1. Bersifat Umum :

a) Sebagai syarat pengangkatan jadi PNS


b) Peserta : Capeg dari Diklat Kedinasan

2. Bersifat Khusus :

a) Diikuti Capeg tertentu


b) Untuk melaksanakan tugas tertentu
c) Peserta anggota TNI yang alih status jadi PNS

b. Diklat dalam jabatan dipersyaratan bagi PNS yang diangkat pada jabatan struktral terdiri

1. Diklat Struktural

a) Diklat Spama (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Pertama); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan Eselon III.

b) Diklat Spamen (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Menengah); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk dalam jabatan Eselon II.

d. Diklat Spati (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Tinggi); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan Eselon I.

2. Diklat Fungsional

a) Dipersyaratkan bagi PNS yang akan menduduki jabatan fungsional.

b) Dapat dilaksanakan secara berjenjang, sesuai jabatan fungsional.

3. Diklat Teknis :

a) Untuk memberi ketrampilan/pengetahuan bidang teknis tertentu sehingga mampu


melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b) Dapat dilaksanakan secara berjenjang sesuai tingkat dan jenis pekerjaan PNS yang
bersangkutan.

Penyelenggaraan Diklat

a. Dapat dilaksanakan secara klasikal maupun non klasikal.

b. Latprajab golongan I, II dan III dilaksanakan masing-masing instalasi di bawah pembinaan


Instansi Pembina.
c. Latprajab golongan III dapat dilaksanakan secara gabungan oleh instansi Pembina.

d. Diklat Spati dan Spamen dilaksanakan secara gabungan oleh Instansi Pembina.

e. Spama dilaksanakan oleh instansi-instansi yang bersangkutan dengan pembinaan Instansi


Pembina

f. Diklat Fungsional dilaksanakan oleh instansi jabatan fungsional instansi yang bersangkutan
dan instansi Pembina.

g. Diklat Teknis diselenggarakan oleh instansi yang bersangkutan bekerja sama dengan instansi
teknis yang memiliki keahlian yang bersangkutan dengan pembinaan instansi Pembina.

Pemberdayaan Sumber Daya PNS TNI, melalui :

a. Pendidikan Non Formal

1. Selenggarakan, direncanakan dan dilaksanakan oleh instansi setempat


2. Untuk meningkatkan kemampuan personal sesuai tuntutan ketrampilan dalam
melaksanakan tugas
3. Tidak berpengaruh langsung pada pengembangan karier yang bersangkutan
4. Tidak dikendalikan secara terpusat
5. Dalam bentuk LDD (In Service Training)
6. Dilaksanakan di tiap-tiap kotama sesuai kebutuhan

b. Pendidikan Formal

1. Penyelenggaraannya melalui studi dan instruksi yang dikoordinasikan dan direncanakan


secara berlanjut
2. Berpengaruh langsung terhadap pengembangan karier personel dalam rangka memenuhi
kebutuhan organisasi
3. Dilaksanakan oleh kotama pendidikan
4. Dikendalikan secara terpusat

Pola Pendidikan PNS TNI / TNI AL

Kurikulum dan Metode Diklat :

a. Kurikulum Pra Jabatan; Menekankan pada pembentukan sikap mental, kesamaptaan, fisik dan
disiplin disamping managemen

b. Kurikulum Spama; Menekankan pada materi Prajab dan Kepemimpinan, bimbingan,


penguasaan, pengetahuan, ketrampilan pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan kegiatan dan
program
c. Kurikulum Spamen; Menekankan pada Kepemimpinan, bimbingan, Penguasaan pengetahuan
dan ketrampilan pembinaan strategi penataan program.

d. Kurikulum Spati; Menekankan pada Kepemimpinan, pembinaan, kedalaman pola piker dan
wawasan secara terpadu dalam lingkup nasional / internasional untuk memperkuat ketahanan
nasional guna kelangsungan dan peningkatan kehidupan bangsa.

e. Kurikulum Diklat Fungsional; Meningkatkan pada peningkatan penguasaan pengetahuan dan


ketrampilan sesuai bidang yang diperlukan.

f. Kurikulum Diklat Teknis; Meningkatkan pada peningkatan penguasaan pengetahuan dan


ketrampilan di bidang teknis masing-masing.

Prosedur pelaksanaan Diklat PNS TNI AL :

a. Disdikal c. q Subditpersip bekerja sama dengan Lemdik


b. Disminpersal minta calon ke Kotama-Kotama dikoordinasikan dengan Disdikal
c. Kotama mengirimkan calon
d. Disminpersal dan Disdikal memanggil calon
e. Calon diserahkan ke Lemdik
f. Selesai pendidikan diserahkan ke Disdikal / Disminpersal
g. Siswa kembali ke Kotama asal

Persamaan Eselon PNS Dephankam dan Non Hankam

Dephankam PNS
Golongan Pangkat Eselon Jenis Kepangkatan
Jabatan Awal Lanjutan Tertinggi
0 - I I-A IV/d - IV/e
I - I-B IV/c IV/d IV/e
II IV/c II II-A IV/c - IV/d
III IV/d II-B IV/b IV/c IV/d
IV IV/c III III-A IV/a IV/b IV/c
V IV/b III-B III/d IV/a IV/b
VI IV/a IV IV-A III/c III/d IV/a
VII III/c,d IV-B III/b III/c III/d
VIII III/b V V-A III/a III/b III/c
IX III/a V-B III/d III/a III/b
PENGGUNAAN PERSONEL SIPIL
(GUNPERSIP)

Penggunaan PNS adalah kegiatan penempatan PNS dalam jabatan yang tepat agar
diperoleh daya guna dan hasil yang optimal dalam mendukung Tupok TNI AL serta memberikan
kemungkinan pengembangan karier. Setiap jabatan memerlukan jenjang pangkat sehingga dalam
rangka pengembangan karier diperlukan perpindahan jabatan.

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang PNS dalam rangka susunan organisasi. Jabatan ini dapat ditinjau dari dua sudut yaitu
:

a. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi dan
memungkinkan PNS memimpin organisasi tersebut.

b. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari fungsinya dalam suatu organisasi,
seperti : peneliti, dokter ahli, juru ukur dan sebagainya.

Jabatan Yang Dapat Diduduki PNS

a. Jenis jabatan :

1. Kepala
2. Pembantu Pimpinan
3. Pengawas
4. Perencana
5. Penasehat
6. Guru
7. Pelaksana

b. Bidang jabatan yang bersifat non tempur :

1. Administrsi
2. Teknik
3. Pelayanan Kesehatan
4. Khusus

Penyusunan Jabatan dan Pangkat PNS TNI (TGM Kasal No. 049/DPER/1093 TWU.1013.146)
a. Golongan Jabatan 0 -
b. Golongan Jabatan I -
c. Golongan Jabatan II - Golongan Ruang IV/e
d. Golongan Jabatan III - Golongan Ruang IV/d
e. Golongan Jabatan IV - Golongan Ruang IV/c
f. Golongan Jabatan V - Golongan Ruang IV/b
g. Golongan Jabatan VI - Golongan Ruang IV/a
h. Golongan Jabatan VII - Golongan Ruang III/c – III/d
i. Golongan Jabatan VIII - Golongan Ruang III/b
j. Golongan Jabatan IX - Golongan Ruang III/a
Pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin, kesetiaan,
pengabdian, dapat dipercaya dan syarat-syarat obyektif lainnya.

Syarat – syarat untuk diangkat dalam Jabatan Struktural adalah :

a. Memiliki kemampuan manajerial, teknik fungsional dan kecakapan serta pengalaman


yang diperlukan.
b. Memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas organisasi
c. Memperhatikan DUK
d. Memiliki tingkat dan dik. format dan telah lulus Diklat Struktural yang dipersyaratkan
e. Berpangkat sekurang-kurangnya satu tingkat di bawah pangkat yang ditentukan
f. Dapat dikembangkan kemampuannya
g. Sehat jasmani dan rohani
h. Memenuhi syarat lain yang ditentukan dalam uraian jabatan. Mekanismenya adalah :

1. Kotama (Pejabat Personel) mengajukan konsep ST tentang pengangkatan dalam jabatan


2. Dan / Pangkotama Kotama mengesahkan ST
3. Dan Kolak menerbitkan Sprin
4. Pekas membayarkan Tunjab
5. Dan Kotama mengusulkan penerbitan Skep Jabatan ke Disminpersal
6. Pejabat yang berwenang menerbitkan Skep Jabatan

Pangkat adalah yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangka susunan
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Oleh sebab itu setiap PNS diangkat dalam
pangkat tertentu. Kenaikan pangkat adalah penghargaan atas pengabdian PNS yang bersangkutan
terhadap Negara. Pengangkatan pangkat pertama dan pangkat regular tertinggi sesuai dengan
STTB/Ijazah yang digunakan saat mendaftar sebagai PNS.

Nama dan susunan pangkat diatur dalam PP No. 7 tahun 1977 yaitu setiap pangkat
ditetapkan golongan dan ruang penggajian, serta digunakan sebagai dasar menentukan besarnya
gaji pokok. Masa kenaikan pangkat ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun,
kecuali jenis Kenkat yang berlakunya secara khusus.

Jenis Kenaikan Pangkat PNS

a. Kenkat Reguler
b. Kenkat Pilihan
c. Kenkat Istimewa
d. Kenkat Pengabdian
e. Kenkat Anumerta
f. Kenkat dalam tugas belajar
g. Kenkat selama menjadi pejabat negara
h. Kenkat selama dalam penugasan di luar instansi induk
i. Kenkat selama menjalankan wajib militer

Kewajiban Instansi Dalam Proses UKP

a. Satker
1. Teliti / siapkan data pers
2. UKP ke Kotama, dilengkapi syarmin

b. Kotama
1. Teliti syarat / kelengkapan UKP
2. Usulkan ke BKN (D-1 A/B)
3. Usulkan ke Mabesal (Konsep D-1)

c. Mabesal
1. Teliti kelengkapan usulan
2. Usulkan ke Mabes TNI
3. Usulkan persetujuan ke BKN

Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

Dasar
1. Ps 20 UU No. 8/74
2. PP No. 15/79
3. SR BAKN No. 03 / SE / 80 tanggal 12 Februari 1980
4. Ins. Menhankam / Pangab No. Ins / 17 / X / 80 tanggal 6 Okt 1980

DUK adalah salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier PNS, bila
ada lowongan maka PNS yang menduduki nomor urut yang lebih tinggi harus dipertimbangkan
terlebih dahulu dengan tetap memperhatikan syarat-syarat lainnya untuk mengisi lowongan
tersebut.

Setiap pemangku delegasi wewenang diwajibkan membuat dan memelihara DUK PNS
TNI di lingkungan masing-masing. Setiap Pimpinan Kotama / kastker membuat DUK sesuai
ketetapan instansi yang bersangkutan dan diumumkan.

Pengajuan keberatan dalam waktu 30 hari sejak diumumkan, tidak dapat diajukan
keberatan bila telah ditetapkan oleh atasan Pembuat dUK atau telah ditandatangani sendiri oleh
Panglima TNI.

Perubahan DUK dikarenakan Kenkat, turun pangkat, pangkat dalam jabatan,


pemindahan, BDH/BDTH. Perubahan cukup ditulis dalam kolom catatan mutasi.
Ukuran untuk menentukannya adalah :

1. Pangkat
2. Jabatan
3. Masa Kerja
4. Latihan Jabatan
5. Pendidikan
6. Usia

Kolom Daftar Urutan Kepangkatan

1. Nomor Urut
2. Nama
3. NIP
4. Pangkat/gol/Ruang, TMT
5. Jabatan : Nama, Eselon/Gol Jab, TMT
6. Masa kerja : Tahun, bulan
7. Latihan Jabatan : Nama, Bulan, Tahun
8. Pendidikan : Nama, Lulus Tahun, Tingkat Ijazah
9. Tanggal Lahir/Usia
10. Keterangan

Sifat DUK
Terbuka, diumumkan sedemikian rupa, mudah dibaca mungkin ada yang keberatan.

Pengangkatan PNS

a. Anggota TNI menjadi PNS :


1. Jika diperlukan anggota TNI karena keahliannya dapat diangkat menjadi PNS apabila
memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
dan usianya sekurang-kurangnya lima tahun di bawah batas usia pension PNS. Dan
diberi pangkat dengan mempertimbangkan pangkat terakhir dan jabatan yang akan
diemban. Usia sekurang-kurangnya lima tahun di bawah usia pension PNS.

2. Setelah anggota TNI tersebut diangkat menjadi PNS, maka sejak tanggal
pengangkatannya sebagai PNS ia diberhentikan dengan hormat sebagai TNI.

b. Pensiunan Pegawai Negeri menjadi PNS :

1. Pensiun Pegawai Negeri baik pensiunan PNS/TNI yang mempunyai keahlian yang
sangat diperlukan dapat diangkat menjadi PNS TNI.

2. Pengangkatan pensiun Pegawai Negeri menjadi PNS TNI sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan sangat selektif dan hanya dengan keputusan atau persetujuan Presiden.

3. Kepada yang bersangkutan diberikan pangkat setinggi-tingginya sama dengan pangkat


terakhir yang dimilikinya.

4. Hak atas pensiun bagi pensiunan Pegawai Negeri yang diangkat menjadi PNS TNI
dibatalkan TMT. Pengangkatannya menjadi PNS
c. Pensiunan Pegawai Negeri menjadi Pegawai Bulanan disamping pensiun :

1. Mantan pegawai negeri baik PNS maupun TNI yang mempunyai keahlian yang sangat
diperlukan dapat diangkat menjadi Pegawai Bulanan disamping Pensiun untuk masa
selama satu tahun.
2. Pengangkatan mantan Pegawai Negeri Menjadi Pegawai Bulanan disamping Pensiun
dilakukan sangat selektif denga keputusan atau persetujuan Presiden.
3. Apabila tenaganya masih sangat diperlukan, maka pengangkatannya sebagai Pegawai
Bulanan disamping Pensiun tiap kali dapat diperpanjang selama satu tahun dan selama-
lamanya 5 tahun
4. Pegawai Bulanan disamping Pensiun diberikan penghasilan berdasarkan pangkat dan
masa kerja golongan yang dimilikinya terakhir.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS

a. Dasar
1. PP No. 10/79 tentang P3 PNS
2. SE BAKN No. 0 /SE/80 tgl. 110280 tentang P# PNS
3. Instruksi Menhankam/Pangab No. Ins/19/X/80 tgl 8-10-80 tentang P3 PNS
Hankam
4. Juklak Kasal No. Juklak / 22 / IX / 81 tgl. 2 – 9 – 81 tentang P3 PNS TNI AL.

b. P3 merupakan sarana untuk mengikuti perkembangan propesi PNS TNI AL dalam bentuk
DP3, dimaksud untuk memperole baan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan
PNS TNI.

c. Sumber Pembuatan DP3


1. Buku Capen PNS
a) Setiap pejabat penilai berkewajiban mengisi dan memelihara buku dapen
b) Data yang tercantum dalam buku dapen adalah salah satu bahan-bahan obyektif
untuk membuat DP3
2. Daftar Absensi
3. Informasi lain

d. Waktu penilaian, jangka penilaiadalah mulai dari 1 jan s/d 31 des tahun yang
bersangkutan.

e. DP3 Bersifat raasia, oleh sebab itu hanya dapat diketahui oleh :
1. PNS yang bersangkutan
2. Pejabat Penilai
3. Atasan Pejabat Penilai
4. Atasan Dari Atasan Pejabat sampai dengan Pejabat Penilai yang tertinggi
5. Pejabat lain yang ada hubungan tugasnya dengan penilai tersebut.
f. DP3 Dipergunakan menjadi salah satu bahan pokok dalam melaksanakan pembinaan PNS
Antara lain :

1. Mempertimbangkan kenaikan pangkat


2. Mempertimbangkan penempatan dalam jabatan
3. Mempertimbangkan dalam mengikuti pendidikan
4. Mempertimbangkan pemindahan
5. Mempertimbangkan kenaikan gaji berkala

g. Aspek Penilaian

1. Kesetiaan : Kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada pancasila dan UUD 1945,
Negara dan pemeintah.

2. Prestasi kerja : Hasil kerja yang di capai oleh capeg/PNS dalam melaksanakan
tugasnya.

3. Tanggung Jawab : Kesanggupan melaksanakan pekerjaan yang baik, tepat waktu dan
berani memikul resiko atas keputusan yang dibuatnya.

4. Ketaatan : Kesanggupan mentaati segala peraturan, perintah kedinasan dan tidak


melanggar laranganyang ditentukan.

5. Kejujuran : Ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan kemampuan serta tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

6. Kerjasama : Kesanggupan kerjasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu


tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya.

7. Prakarsa : Kemampuan mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan


tindakan dalam melaksanakan tugas tanpa menunggu perintah atasan.

8. Kepemimpinan : Kemampuan meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan


secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

h. Nilai DP3 dinyatakan dengan sebutan angka sebagai berikut :


1. Amat baik : 91 - 100
2. Baik : 76 - 90
3. Cukup : 61 - 75
4. Sedang : 51 - 60
5. Kurang : 50 – ke bawah

i. Berdasarkan K Gram No. 4 dan SE BAKN Nol. 02 / SE / 80 ketentuan nilai DP3 PNS
yang termasuk nilai normal adalah : 76 – 79

j. Tata Cara Penilaian

1. Pejabat Penilai
a) Wajib menilai
b) Telah 6 bulan
c) Menyampaikan DP3 kepada atasan penilai :
1) Dengan catatan
2) Tanpa catatan

2. PNS yang dinilai


a) Menandatangani DP3 dan serahkan kembali selambat-lambatnya 14 hari
b) Mengajukan keberatan selambatnya 14 hari (bila ada)

3. Atasan Pejabat Penilai


a) Menilai DP3 yang diterima
b) Mengadakan perubahan nilai bila perlu
c) Mengesahkan atau menandatangani

4. Pengajuan keberatan
a) Keberatan sebagian / seluruhnya; mengajukan secara tertulis disertai alas an-
alasan kepada Atasan Pejabat Penilai secara hierarki
b) Walau keberatan tetap ditandatangani
c) Keputusan Atasan Pejabat Penilai adalah mutlak

Ujian Dinas (Udin)

a. Setiap PNS TNI yang akan naik pangkat ke dalam golongan yang lebih tinggi harus
mengikuti Ujian Dinas kecuali PNS Golongan I.

b. Ujian Dinas dibagi dua tingkat :


1. Ujian Dinas Tingkat II : Keniakan pangkat dari pengatur Tk. I II/d menjadi Penata
Muda III/a
2. Ujian Dinas Tingkat III : Kenaikan pangkat dari Penata Tk. I III/d menjadi Pembina
IV/a

c. Yang berhak mengikuti Ujian Dinas, telah penuhi syarat sebagai berikut :
1. Pengatur Tk. I II/d dan Penata Tk. I III/d
2. MDDP sekurang-kurangnya 2 tahun

d. Yang dikecualikan dari Syarat Ujian Dinas :


1. Golongan I
2. Memperoleh kenaikan pangkat istimewa
3. Memiliki ijazah sarjana / setingkat untuk kenaikan pangkat dari II/d – III/a
4. Memperoleh kenaikan pangkat otomatis
5. Memperoleh kenaikan pangkat pengabdian
6. Telah lulus dik penjenjangan
7. Memperoleh kenaikan pangkat Anumerta

e. Tanda Lulus Ujian Dinas


1. Diberikan STLUD (Surat Tanda Lulus Ujian Dinas)
2. STLUD digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan kenaikan pangkat PNS yang
pindah golongan

Pengembangan Karier
Pengembangan Karier adalah kemungkinan yang terbuka dan sama setiap personil guna
mendapatkan kesempatan peningkatandalam pendidikan, penugasan jabatan dan pangkat.
Pengembangan Karier Pers PNS TNI AL didasarkan pada :

 Kesempatan yang sama bagi setiap pers untuk mengikuti seleksi tingkatan dalam pendidikan,
penugasan, jabatan dan pangkat
 Prioritas yang diberikan kepada mereka loyalitas dedikasinya tidak diragukan lagi dan
berprestasi dalam penugasan yang lalu, mempunyai kemampuan untuk dipercayakan
memangku jabatan dengan tanggung jawab yang lebih besar, lebih luas dan lebih besar.

Karier PNS. Pola karier PNS didasarkan pada perpaduan antara system karier dan
system prestasi kerja. Pola ini disusun atas dasar suatu kerangka waktu masa dinas sampai
dengan 38 tahun dibagi menjadi 4 periode :
a. Periode Pengenalan Penugasan
1. SD, SLTP, dan SLTA berlangsung antara 1-7 tahun masa dinas (usia 19-25 tahun).
2. Sarjana Muda/Diploma-III berlangsung antara 1-4 tahun masa Dinas (usia 22 – 25 tahun)
3. Sarjana berlangsung antara 1-2 tahun masa dinas (usia 24 – 26 tahun)

b. Periode Penguasaan dan Pemantapan dalam Tugas


1. Dasar Pendidikan Umum :
a) SD, SLTP, dan SLTA berlangsung antara 8-12 tahun masa Dinas (usia 26-30
tahun).
b) Sarjana Muda/Diploma-III berlangsung antara 5-9 tahun masa Dinas (usia 26 – 30
tahun)
c) Sarjana berlangsung antara 3-7 tahun masa dinas (usia 26 – 30 tahun)

2. Periode ini sudah mulai menemukan bidang tugas yang sesuai. Tugas yang dipilih atau
ditetapkan diharapkan dijalani selama masa pengabdiannya. Pada periode ini juga masih
ada kemungkinan perubahan bidang penugasan. Masing-masing telah memahami pola
karier yang akan ditempuh

c. Periode Pengembangan dan Pematangan Kemampuan


1. Dasar Pendidikan Umum :
a) SD, SLTP, dan SLTA berlangsung antara 13-22 tahun masa Dinas (usia 31-40
tahun)
b) Sarjana Muda/Diploma-III berlangsung antara 10-19 tahun masa Dinas (usia 31 –
40 tahun)
c) Sarjana berlangsung antara 38-17 tahun masa dinas (usia 31 – 40 tahun)

2. Periode ini merupakan kreativitas, tingkatan efisiensi dan efektifitas


d. Periode Purna Bhakti
1. Dasar Pendidikan Umum
a) SD, SLTP, dan SLTA berlangsung antara 23-38 tahun masa Dinas (usia 41-56
tahun)
b) Sarjana Muda/Diploma-III berlangsung antara 20-35 tahun masa Dinas (usia 41 –
56 tahun)
c) Sarjana berlangsung antara 18-35 tahun masa dinas (usia 41 – 56 tahun)

2. Periode ini disamping peningkatan kemampuan minimal memelihara kemampuan yang


telah dicapai, bias terjadi potensi puncak
PEMISAHAN PERSONEL SIPIL
(SAHPERSSIP)

a. Dasar
1. Ps 23 dan 24 UU No. 8 tahun 1974
2. PP No. 32 tahun 1979
3. SE Kepala BAKN No. 04/SE/1980 tanggal 11 Februari 1980

b. Ditinjau dari Status Pemberhentian PNS ada dua macam pemberhentian yaitu :
1. Pemberhentian sementara
2. Pemberhentian sebagai PNS

Pemberhentian Sementara

a. Seorang PNS dikenakan pemberhentian sementara karena :


1. Ditahan dalam rangka penyidikan suatu tindak pidana
2. Dinyatakan terlibat dalam gerakan politik terlarang

b. Tanggal dimulainya pemberhentian sementara :


1. TMT penahanan
2. TMT Penetapan klasifikasi sementara oleh tim pemeriksa.

c. Tanggal dicabutnya :
1. TMT putusan pengdilan yang berkekuatan hukum tetap.
2. TMT Ketetapan klasifikasi resmi dari fokus Pangkopkamtip.

d. Penghasilan selama status pemberhentian sementara :


1. Bagi PNS yang sudah jelas kesalahannya diberikan penghasilan 50 % dari gaji pokok
ditambah tunjangan-tunjangan yang berlaku.

2. Bagi PNS yang belum jelas kesalahannya diberikan 75 % dari gaji pokok ditambah
tunjangan-tunjangan yang berlaku.

3. Status PNS yang dikenakan pemberhentian sementara setelah ada keputusan


Pengadilan/Pangkopkamtib.

4. Dinyatakan tidak bersalah, maka PNS tersebut direhabilitasi dan kekurangan hak yang
belum diterima selama dalam pemberhentian sementara dibayar kembali.

5. Dinyatakan bersalah, maka PNS tersebut akan diberhentikan sebagai PNS sesuai
berat/ringannya kesalahan.
6. Wewenang pemberhentian sementara bagi PNS di lingkungan TNI AL diatur dengan
Skep Kasal No.Skep/1840/VIII/1978, tanggal 14 Agustus 1978, yaitu pada
Panglima/Dan Kotama/Dan Denmabesal.

Pemberhentian Dari Jabatan Pegawai Negeri

a. Seorang yang diberhentikan dari Jabatan Negeri masih berstatus PNS, hanya yang
bersangkutan tidak melakukan tugas kedinasan sehari-hari.

b. Penyebabnya :
1. Dinyatakan sebagai tenaga kelebihan yang diakibatkan oleh penyederhanaan organisasi
dan tidak dapat disalurkan ke Instansi (Departemen) lain serta belum mencapai usia 50
tahun/masa kerja 10 tahun.

2. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi PNS itu sendiri maupun lingkungan
kerja yang dinyatakan oleh dokter Tim Penguji Kesehatan PNS dan belum mencapai 50
tahun/masa kerja 10 tahun.

3. Setelah berakhirnya cuti sakit (18 bulan) belum mampu bekerja kembali yang
dinyatakan oleh dokter Tim Penguji Kesehatan PNS.

4. Tidak dapat dipekerjakan kembali setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
Negara karena tidak ada lowongan (formasi) dan belum mencapai usia 50 tahun/masa
kerja 10 tahun.

5. Seorang PNS yang diberhentikan dari Jabatan diberikan hak uang tunggu selama satu
tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali 1 tahun, dengan catatan hak uang tunggu
selama-lamanya lima tahun.

6. Besarnya penghasilan selama status diberhentikan dari Jabatan :


a) Pada tahun ke-1 = 80% x Pokok gaji ditambah tunjangan-tunjangan

b) Pada tahun ke-2 s/d ke-5 = 75% x Pokok gaji ditambah tunjangan-tunjangan

7. Kewajiban PNS selama status tunggu :


a) Melaporkan ke Pejabat berwenang selambat-lambatnya sebulan sebelum
berakhirnya masa uang tunggu .
b) Karena melanggar Peraturan Disiplin PNS (PP No. 30 Tahun 1980) tingkat berat.

c) Karena dihukum penjara berasarkan Keputusan pengadilan karena melakukan


tindak pidana kejahatan yang diancam pidana penjara maksimal 4 tahun atau pidana
paling berat.

d) Karena dipidana penjara/kurungan berdasarkan Keputusan pengadilan yang


disebabkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang dimaksud pasal 104 s/d 161
KUHP yang merupakan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan Negara,
melanggar martabat Presiden/Wapres, kejahatan terhadap ketertiban umum.

e) Karena terlibat G 30 S/PKI atau organisasi terlarang lainnya.

f) Karena melakukan/terlibat usaha/kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan


UUD 1945 atau kegiatan yang menentang Negara dan atau Pemerintah.

Pemberhentian karena Permohonan Sendiri

a. Belum mencapai usia 50 tahun dan masa kerja minimum 20 tahun


1. Yang bersangkutan mengajukan permohonan sesuai prosedur dengan
menyebutkan alasan permohonan. Permohonan dapat ditangguhkan karena
kepentingan dinas, maksimal 1 tahun.

2. Pimpinan Kotama meneruskan permohonan ke Kasal.

3. Skep BDH sebagai PNS ditertibkan oleh Kasal.

4. Hak-hak PNS yang BD karena pemohonan sendiri dan belum memenuhi syarat
pensiun adalah hak ASABRI dan hak tabungan di koperasi Dinas.

b. Telah mencapai Usia Minimum Pensiun


1. Yang bersangkutan mengajukan permohonan sesuai prosedur dengan
menyebutkan alasan permohonan. Permohonan dapat ditangguhkan karena
kepentingan dinas, maksimal 1 Tahun.

2. Jika dikabulkan diteruskan ke Mabesal.

3. Skep BDH sebagai PNS diterbitkan oleh Kasal.

4. Hak-hak PNS yang BDH karena permohonan sendiri dan telah memenuhi syarat
pensiun :
a) Hak pensiun dengan sebesar 2 ½ % x MK x GP terakhir
b) Hak Asabri
c) Hak Tabungan di Koperasi Dinas

Pemberhentian karena telah mencapai Batas Usia Pensiun


a. Batas Usia Pensiun bagi PNS adalah 56 tahun kecuali beberapa jabatan yang ditentukan.

b. PNS yang telah mencapai batas usia pensiun harus diberhentikan sebagai PNS.

c. Yang bersangkutan diberikan hak pensiun apabila pada saat pemberhentian telah memiliki
masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun.

d. PNS yang akan berhenti pada batas tugas (MBT) selama 1 tahun. Selama MBT mendapat
penghasilan penuh kecuali tujuan jabatan dan hitungan sebagai masa kerja.

e. Hak PNS yang diberhentikan karena mencapai batas usia pensiun :


1. Hak pensiun dengan PP sebesar : 2 ½ % x MK x GP terakhir
2. Nilai tunai Asuransi TNI
3. Hak tabungan di Koperasi Dinas

Pemberhentian karena pelanggaran/tidak pidana/penyelewengan ringan

a. Seorang PNS di BDTH karena dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan atau
karena dengan segaja melakukan suatu tidak pidana yang diancam hukuman penjara
setinggi-tingginya 4 tahun atau yang lebih berat.
b. Hak-hak PNS yang diberhentikan karena pelangaran/tindak pidana/penyelewengan ringan :
1. Jika yang bersangkutan di BDH sebagai PNS pada saat telah berusia 50 tahun dan MK
sekurang-kurangnya 20 tahun, yang bersangkutan berhak pensiun, disamping hak
ASABRI dan tabungan-tabungan.

2. Jika belum mencapai usia 50 tahun dan MK 20 tahun yang bersangkutan tidak berhak
pensiun, maka hak-hak yang bersangkutan hanya nilai ASABRI dan tabungan di
Koperasi Dinas.

3. Jika yang bersangkutan di BTDH hak yang bersangkutan hanya nilai ASABRI.

Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani


a. PNS yang sakit bukan karena dinas, berhak cuti sakit selama-lamanya 18 bulan, bila sakit
karena dinas diberikan cuti sakit sampai sembuh.

b. PNS yang telah selesai menjalani cuti sakit 18 bulan dan belum mampu bekerja kembali
harus diajukan untuk diuji kesehatannya ke Tim Penguji Kesehatan PNS, jika hasilnya
dinyatakan belum mampu bekerja kembali maka :

1. Yang bersangkutan di BDH bila usia telah 50 tahun dan MK telah 10 tahun.
2. Yang bersangkutan dinonjobkan bila usia belum 50 tahun (status uang tunggu).

c. PNS yang menurut hasil pemeriksaan Tim Penguji Kesehatan PNS dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan negeri diperlukan sebagai berikut :
1. Jika sakitnya karena dinas, di BDH tanpa persyaratan usia dan MK. Dalam kasus ini
hak pensiun yang bersangkutan sebesar 75% x GP terakhir (Pensiun Maksimal), juga
diberikan Tunjangan cacat berdasarkan PP No. 12 thn 1981.

2. Jika sakitnya bukan karena dinas di BDH tanpa persyaratan usia dan tanpa pensiun
bila belum memiliki MK sekurang-kurangnya 4 tahun.

Pemberhentian karena meninggalkan tugas secara tidak sah selama kurang dari 6 bulan
terus-menerus
a. PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah selama kurang dari 6 bulan terus menerus di
BDH sebagai PNS. Bila telah berusia 50 tahun dan MK 20 tahun berhak atas pensiun.

b. PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah mulai bulan ketiga gaji tidak dibayarkan.

Pemberhentian karena Wafat/Tewas


a. PNS yang wafat atau tewas di BDH dan menerima hak sesuai ketentuan.

b. PNS yang wafat atau tewas diberhentikan TMT dinyatakan wafat / tewas.

c. Hak-hak PNS yang diberhentikan karena wafat / tewas :

1. Uang Duka
2. Biaya Pemakaman
3. Tunjangan tambahan penghasilan sebesar gaji terakhir selama 4 bulan
4. Pensiun Janda/duda
5. Nilai ASABRI dan tabungan koperasi dinas
6. Gaji dibayar sampai dibulan ia wafat
7. Khusus PNS tewas diberi kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi

Pemberhentian karena Hilang

a. PNS yang dinyatakan hilang, dianggap masih tetap berstatus PNS sampai dengan bulan kedua
belas sejak dinyatakan hilang, gaji dibayar penuh.

b. Pada akhir bulan kedua belas yang bersangkutan dianggap wafat/tewas.

c. Janda/duda PNS yang hilang mendapat hak-hak sebagaimana janda/duda PNS yang
meninggal dunia/tewas.

d. PNS yang hilang kemudian diketemukan kembali dalam keadaan masih hidup baik
sebelum/sesudah bulan kedua belas, diperlakukan sebagai berikut :
1. Apabila masih sehat, dipekerjakan kembali, gaji dibayarkan penuh sejak dinyatakan
meninggal dunia (sejak bulan ketiga belas) dengan memperhitungkan hak-hak yang telah
diterimakan janda/dudanya.

2. Apabila dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri berdasarkan
Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan PNS karena cacat, di BDH sebagai PNS :

a) Dengan hak pensiun, apabila telah memiliki MK sekurang-kurangnya 4 tahun tanpa


persyaratan usia.
b) Tanpa hak pensiun, apabila belum memiliki MK sekurang-kurangnya 4 tahun.

3. Dalam hal hilang atau cacatnya itu karena dinas, maka hak pensiunnya itu berupa
pensiun maksimum (75% x GP terakhir) dan yang bersangkutan mendapat tunjangan
cacat.

Pensiun

a. Syarat Pokok
1. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun
2. Telah memiliki MK sekurang-kurangnya 10 tahun
3. Yang bersangkutan di BDH sebagai Pegawai Negeri

b. Dalam hal luar biasa / di lura kemampuan sendiri dapat diberhentikan dengan persyaratan
sendiri dan dengan alasan :
1. Jasmani / rohani tidak memenuhi syarat
2. Penyusutan organisasi
3. Setelah menjalankan tugas Negara kemudian tidak dipekerjakan lagi
4. Alasan-alasan dinas lainnya

c. Timbulnya Pensiun Pegawai


1) Karena permohonan sendiri dan telah memiliki usia dan MK minimum.

2) Karena keuzuran jasmani / rohani :


a) Karena menjalankan tugas kewajiban : Usia dan MK tidak dipersyaratkan.

b) Bukan disebabkan karena menjalankan tugas kewajiban, MK sekurang- kurangnya 4


tahun.

c) Karena telah mencapai batas usia pensiun.


(1) Usia telah mencapai batas usia pensiun (56 tahun, 58 tahun, 60 tahun,
bahkan 65 tahun seperti yang ditentukan Ps. 3 PP No. 32 tahun 1979).
(2) MK sekurang-kurangnya 10 tahun.

d. Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun ialah :
1. Waktu bekerja jadi PNS

2. Waktu bekerja :

a) Menjalankan kewajiban Negara dalam kedudukan lain : misalnya sebagai Presiden,


dihitung penuh apabila yang bersangkutan pada saat pemberhentiannya sebagai
PNS telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun.

b) Bekerja pada badan-badan swasta dihitung sebanyak-banyaknya 10 tahun, apabila


yang bersangkutan pada pemberhentiannya sebagai PNS telah bekerja sekurang-
kurangnya 10 tahun.

3. Waktu selama berada dalam masa

a) Menerima uang tunggu


b) Cuti Sakit
c) Cuti Bersalin (Persalinan pertama dan kedua)
d) Cuti dengan alasan penting.

4. Waktu selama berbakti/berjuang

a) Sebagai Tentara Pelajar


b) Sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan/Pembela Kemerdekaan RI

5. MK yang digandakan :

a) MK sebagai Pegawai RI antara 17-08-45 s/d 01-01-50


b) Masa Bhakti sebagai Tentara Pelajar antara 17-08-45 s/d 01-01-50

e. Dasar hak pensiun adalah gaji pokok terkahir termasuk gaji pokok pangkat anumerta (bila
ada) yang dipaki untuk menentukan besarnya pensiun.

Besarnya : 2½ % x dasar pensiun x MK

Dengan ketentuan :

1. Hak pensiun pegawai sebanyak-banyak adalah 75% dan sekurang-kurangnya 40% dari
dasar pensiun.

2. Hak pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut PP
tentang gaji yang berlaku bagai PNS.

3. Mulai dan berakhirnya pensiun pegawai.

4. Mulai pembayaran pensiun yaitu bulan berikutnya setelah yang bersangkutan di BDH
sebagai PNS.

5. Hak pensiun pegawai berhenti pada akhir bulan penerima pensiun meninggal dunia.
Pembayaran dihentikan dan Skep pemberian pensiun dicabut apabila :

a) Penerima pensiun pegawai diangkat kembali sebagai PNS


b) Penerima pensiun pegawai tanpa ijin pemerintah menjadi WNA
c) Penerima pensiun pegawai menurut pejabat yang berwenang melawan terhadap
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.

6. Pensiunan pegawai dibatalkan apabila ternyata keterangan yang diajukan sebagai bahan
penetapan pensiun pegawai tidak benar. Dalam hal ini pensiun yang telah dibayarkan
harus ditagih kembali.

7. Lampiran yang harus disertakan bagi PNS yang BDH dengan hak pensiun.

a) Daftar susunan keluarga


b) Surat Permintaan Pembayaran Pensiun Pertama (SP4)
c) Salinan Skep pangkat/gaji pokok terakhir
d) Pas foto hitam putih 4x6 cm 7 lembar
e) Lain-lain yang dianggap perlu

8. Apabila PNS atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia maka istri/suami yang
terdaftar pada BAKN menerima pensiun janda/duda. Jika terdapat istri lebih dari satu
orang maka pensiun janda diberikan kepada istri yang paling lama dinikahi dan tidak
pernah terputus perceraian. Dihentikan jika yang bersangkutan nikah lagi.

9. Besarnya pensiun Janda/duda = 36% x GP terakhir

10. Dalam hal PNS tewas maka besarnya pensiun Janda/duda adalah 75% x dasar pensiun.
Ketentuan ini berlaku juga bagi capeg, pegawai bulanan atau pensiunan yang tewas.

11. Apabila PNS atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia sedang yang
bersangkutan tidak meninggalkan istri/suami, maka :

12. Pensiun Janda/duda yang diberikan pada anak-anaknya dengan syarat :

a) Belum berusia 25 tahun


b) Tidak mempunyai penghasilan sendiri
c) Belum menikah/belum pernah menikah

13. Kepada anak yang ibu dan ayahnya pegawai negeri dan keduanya meninggal dunia,
diberikan satu pensiun Janda/duda yang lebih menguntungkan.
KLASIFIKASI PERSONEL SIPIL
(KLASIFIKASI PERSSIP)

Macam pekerjaan adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu/satuan organisasi
dalam melaksanakan tugas pokoknya dan sifat pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan
formasi adalah sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.

Macam-macam Klasifikasi PNS


a. Klasifikasi Golongan

1. Strata Golongan IV
2. Strata Golongan III
3. Strata Golongan II
4. Strata Golongan I

b. Klasifikasi Pangkat
1. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangkaian
susunan kepegawaian digunakan sebagai dasar penggajian.

2. Setiap PNS diangkat dalam pangkat tertentu.

No PNS Setara
Pangkat Golongan Ruang Pangkat Militer
1 Pembina IV a Mayor
2 Pembina Tk. I IV b Letkol
3 Pembina Utama Muda IV c Kolonel
4 Pembina Utama Madya IV d Laksma
5 Pembina Utama IV e Laksda – Laksamana
6 Penata Muda III a Letda
7 Penda Tk. I III b Lettu
8 Penata III c Kapten
9 Penata Tk. I III d Kapten
10 Pengatur Muda II a Serda
11 Pengda Tk. I II b Sertu/Serka
12 Pengatur II c Serma
13 Pengatur Tk. I II d Pelda/Peltu
14 Juru Muda I a Kld
15 Jurda Tk. I I b Kls/Klk
16 Juru I c Kopda
17 Juru Tk. I I d Koptu/Kopka

c. Klasifikasi Kejuruan

1. Administrasi

a) Administrasi Umum
b) Administrasi Keuangan
c) Administrasi Kepegawaian
d) Administrasi Pengetikan
2. Teknik

a) Teknik Mesin
b) Teknik Sipil
c) Teknik Kapal
d) Teknik Listrik
e) Teknik Montir

3. Khusus

a) Guru
b) Perawat
c) Juru Masak
d) Penjahit
e) Pelayan

d. Klasifikasi Umur
e. Klasifikasi Agama
f. Klasifikasi Penugasan

1. Bidang Administrasi

a) Personal
b) Keuangan
c) Material
d) Umum

2. Bidang Teknik

a) Mesin
b) Listrik
c) Bangunan
d) Elektronik
e) Perkapalan
f) Senjata
g) Pesawat Terbang

3. Bidang Pelayanan Kesehatan

a)Dokter
b)Perawat Kesehatan
c)Penunjang Perawat Kesehatan

4. Bidang Khusus

a)Agama
b)Hukum
c)Perpustakaan
d)Komputer
e)Kimia, dll
g. Klasifikasi Pelanggaran Disiplin : (PP No. 30 Tahun 1980). Pelanggaran Disiplin :
ucapan, tulisan, perbuatan yang melanggar ketentuan Ps 2 dan 3 PP No. 30/1980 yang
dilakukan di dalam/luar jam kerja :

1. Ucapan : Setiap ucapan yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang lain,
seperti dalam rapat, ceramah, telepon, televisi, rekaman atau alat komunikasi lainnya.

2. Tulisan : Pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik berbentuk tulisan
maupun gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu.

3. Perbuatan : Setiap tingkah laku, sikap dan tindakan.

4. Termasuk pelanggaran disiplin : Setiap perbuatan memperbanyak, mengedarkan,


mempertontonkan, menempel, menawarkan, menyimpan tulisan/rekaman hasutan
untuk melanggar Pasal 2 dan 3.

5. Hukuman Disiplin tidak menghapus tuntutan Pidana.

6. Hukuman Disiplin : Hukuman yang dijatuhkan kepada PNS yang melanggar Peraturan
Disiplin PNS.

7. Pejabat yang berwenang menghukum → Pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan


hukuman disiplin

Kewajiban PNS dalam PP NO. 30 TAHUN 1980

1. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah
2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi / golongan
3. Menjunjung tinggi martabat Negara, kehormatan Negara, Pemerintah dan PNS
4. Mengangkat dan mentaati Sumpah dan Janji PNS
5. Menyimpan rahasia Negara dan jabatan
6. Mentaati segala ketentuan Pemerintah
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya
8. Bekerja dengan cermat, jujur, tertib untuk kepentingan Negara
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan dan kekompakan PNS
10. Melaporkan kepada atasannya bila mengetahui ada hal-hal yang merugikan dan
membahayakan Negara
11. Mentaati ketentuan jam kerja
12. Memelihara dan menciptakan suasana kerja yang baik
13. Menggunakan dan memelihara barang Negara dengan baik
14. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya
15. Bertindak dan bersikap tegas
16. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas
17. Memberikan/menjadi contoh serta teladan kepada bawahannya
18. Mendorong bawahannya berprestasi
19. Memberikan kesempatan bawahannya mengembangkan karier
20. Mentaati ketentuan UU pajak
21. Berpakaian rapi/sopan
22. Menjadi teladan dalam masyarakat

Tingkat dan jenis hukuman disiplin

1. Hukuman Disiplin Ringan (Ps 6 ayat 1)

a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Hukuman Disiplin Sedang

a) Penundaan kenaikan gaji berkala maksimum 1 tahun minimum 3 bulan.


b) Penurunan gaji sebesar 1 kali KGB maksimum 1 tahun minimum 3 bulan.
c) Penundaan kenaikan pangkat maksimum 1 tahun minimum 6 bulan.

3. Hukuman Disiplin Berat

a) Penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah maksimum 1 tahun minimum 6 bulan.
b) Pembebasan dari jabatan.
c) BDH tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
d) BTDH.

Penyelesain PNS yang melanggar Peraturan Disiplin

1. Dipanggil

a) Panggilan I : Lisan/tertulis.
b) Panggilan II : Harus tertulis.
c) Panggilan III : Tertulis, walaupun tidak hadir kumplin dapat dijatuhkan.

2. Diperiksa dan penjatuhan hukuman

a) Dijatuhi Kumplin ringan, pemeriksaan secara lisan.


b) Dijatuhi Kumplin sedang/berat, pemeriksaan secara tertulis dalam bentuk BAP Hasil
pemeriksaan diperhitungkan secara seksama dengan dasar rasa keadilan.

Penyampaian Kumplin

1. Kumplin teguran lisan dinyatakan/disampaikan secara lisan.


2. Kumplin teguran tertulis dan pernyataan tidak puas dinyatakan secara tertulis.
3. Kumplin disiplin sedang dan berat ditetapkan dengan Skep.

Pengajuan Keberatan atas Kumplin yang dijatuhkan :

1. Jenis Kumplin ringan tidak dapat diajukan keberatan.


2. Kumplin yang dijatuhkan Pesiden tidak dapat diajukan keberatan.
3. Jenis Kumplin sedang/berat dapat diajukan keberatan maksimum 14 hari sejak disampaikan,
kecuali yang dijatuhkan oleh :

a) Menteri dan Jaksa Agung.


b) Sekretaris Letertina dan Letina.
c) Gubernur/Kepala Daerah Tk. I.
d) Kepala Perwakilan RI di LN, kecuali jenis hukuman :

1) BDH tidak atas permintaan sendiri.


2) BDH sebagai PNS.

4. PNS yang dijatuhi Kumplin dan merasa tidak setimpal dengan perbuatannya dapat
mengajukan keberatan :

a) Diajukan secara hierarki kepada atasan Ankum.


b) Jangka waktu tidak boleh dari 14 hari sejak disampaikan.
c) Keputusan atasan ankum bersifat mutlak, tidak dapat diajukan keberatan lagi.

Berlakunya Keputusan

1. Kumplin ringan sejak tanggal disampaikan.


2. Tidak ada keberatan s/d hari ke-15 sejak disampaikan.
3. Ada keberatan sejak keputusan keberatan.
4. Ybs, tidak hadir dengan tidak sah mulai hari ke-30.

Kewajiban Menjalani Kumplin dihapus bila :

1. PNS meninggal dunia pada waktu menjalani jenis hukuman :


a) Penundaan keniakan gaji berkala
b) Penurunan gaji
c) Penurunan pangkat

2. PNS yang capai batas usia pensiun pada waktu menjalani Kumplin :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala
b) Penurunan gaji
c) Penurunan pangkat
d) Karena dianggap telah selesai menjalani Kumplin
h. Klasifikasi DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) PNS

1. Umum

a) Guna menjamin obyektivitas pembinaan PNS ditetapkan peraturan tentang P3, PP


No. 10 Tahun 1979.

b) Hasil penilaian dituangkan dalam DP3.

c) Yang berwenang membuat penilaian adalah :


1) Pejabat Penilai.
2) Atasan langsung PNS yang bersangkutan.
3) Pejabat Pembantu Penilai (Bila Ybs. Mengikuti Dik, dll sehingga tidak
dapat dibantu secara langsung).
4) Penilaian dilaksanakan secara obyektif.

2. Tujuan : Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan dan sebagainya, yang obyektif


dalam membina PNS berdasarkan system karier dan system prestasi kerja dan dibuat
dengan teliti serta seobyektif mungkin sesuai batas-batas yang ada.

3. Unsur yang dinilai : telah ditulis pada bagian Gunperssip.

i. Klasifikasi Pendidikan Pengembangan

j. Klasifikasi Status Personel

1. Organik aktif
a) Sebagai PNS
b) Sebagai CPNS

2. Organik Pasif
a) Masa bebas tugas (MBT)
b) Uang tunggu
c) Cuti di luar tanggungan Negara (CDTN)
d) Karena alasan penting (misal : ikut dinas LN)
e) Persalinan ke-3
f) Dipekerjakan
g) Diperbantukan

 Dipekerjakan : tugas di luar induknya tetapi pengelolaan gaji, tunjangan di organisasi


ditempatnya berada.
 Diperbantukan : tugas di luar induknya tetapi pengelolaan gaji, tunjangan masih di dalam
organisasi induknya.
 Pemindahan jabatan/tour of duty : masih di daerah semula.
 Pemindahan daerah/tour of area : keluar dari organisasi semula.
k. Klasifikasi Pekerjaan Golongan I dan II
Gol Golongan/Ruang Jabatan Keterangan
I I/a – I/b Pembantu Ijazah SD, usia 19 – 25 th
I I/c – I/d Pelaksana Usia 31 – 40 th
I/II I/d – II/a Pelaksana Kepala Usia 41 – 56 th
II II/a – II/b Pelaksana Ijazah SLTA, Usia 22 – 26 th
II II/b – II/c Pelaksana Usia 26 – 30 th
II II/c – II/d Pengawas Usia 31 – 40 th
II/III II/d – III/a Pengawas Usia 41 – 56 th

l. Klasifikasi Pekerjaan / Jabatan Gol Iii dan IV. Pengertian jabatan adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangkaian
susunan organisasi.

Jabatan PNS Golongan III dan IV


1. Kepala
2. Pembantu Pimpinan
3. Pengawas
4. Perencana
5. Penasehat
6. Guru
7. Pelaksana

Dua macam Jabatan


1. Struktural : Jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi; jabatan bersifat
marginal, memungkinkan memimpin organisasi tersebut.

2. Fungsional : Jabatan yang tidak ada/disebut dalam struktur organisasi tetapi jabatan
tersebut harus ada untuk kelancaran organisasi; jabatan bersifat teknis.

Jenjang Jabatan Berdasarkan Eselon

Pangkat Golongan Golongan Jabatan


Penata muda III/a IX
Penata muda Tingkat I III/b VIII
Penata Tingkat I III/c – III/d VII
Pembina IV/a VI
Pembina Tk. I IV/b V
Pembina Utama Muda IV/c IV
Pembina Utama Madya IV/d III
Pembina Utama IV/e II
Jenjang Jabatan Fungsional
(Dosen, Guru, Gumil)
Juklak Kasal No.10 / V / 1989 tanggal 18 Mei 1989 → tanggal 11 Januari 1990
Jabatan Fungsional Pangkat / Golongan Eselonisasi
Gadik Sipil Lemdik Mil Jab Fungsional
Guru Besar Guru Istimewa Pati/PNS Sederajat IC
Lektor Kepala Guru Utama Kolonel/PNS Sederajat II A
Lektor Guru Madya Letkol/PNS Sederajat II C
Lektor Madya Guru Muda Mayor/PNS Sederajat II E
Lektor Muda Guru Pertama Tk.I Kapten/PNS Sederajat III a
Asisten I Guru Pertama Tk.II Lettu/PNS Sederajat III C
Asisten Ahli Guru Pertama Tk.III Letda/PNS Sederajat III C
Ins. Bantu Klas I Guru Bantu Peltu-Pelda/ PNS Sederajat
Ins. Bantu Klas II Guru Bantu Serma- PNS Sederajat
Ins. Bantu Klas III Guru Bantu Sertu-Serka/ PNS Sederajat
Ins. Bantu Klas IV Guru Bantu Serda/ PNS Sederajat
Ins. Bantu Klas V Guru Bantu Kopda-koptu/ PNS Sederajat

You might also like