Professional Documents
Culture Documents
Dikcapa.
3) Proses UKP Perwira yang berkarier normal berpedoman pada MDP, sedangkan perwira yang
bermasalah/berkarier menonjol berpedoman pada MDDP.
4) Menduduki jabatan penuh pada struktural/fungsional TNI, Athan Rl/Ajudan Presiden Wapres
RI/Dephan /Lemhanas /Menkopolkam /Sesmilpres /BIN /Basarnas/Lemsanneg minimal 6
bulan.
f. Jenis Pangkat
1. Pangkat Efektif untuk TNI Sukarela/Wajib, mempunyai pengaruh terhadap karier dan
administrasi penuh.
2. Pangkat Khusus :
a) Pangkat Lokal : diberikan kepada TNI Sukarela yang menjalankan tugas dalam
lingkungan tertentu dan pangkat efektifnya tidak sesuai dengan pangkat yang
diperlukan secara mutlak dalam menjalankan tugas tersebut. Pangkat lokal tidak
mempunyai akibat administrasi penuh.
3. Pangkat Tituler : Diberikan kepada Personal sipil yang menduduki jabatan tertentu
dalam organisasi TNI karena kebutuhan organisasi TNI perlu menggunakan pangkat
TNI. Pangkat Tituler tidak mempengaruhi akibat administrasi.
4. Pangkat Kehormatan : Diberikan kepada WNI bukan TNI sebagai suatu penghargaan
atas jasa-jasa yang telah disumbangkan sehingga membawa kemajuan atau memberi
keuntungan bagi TNI keseluruhannya. Pangkat kehormatan tidak mempengaruhi
administrasi.
Jumlah Kenkat militer tiap periode berdasarkan pada ketentuan komposisi strata pangkat
berdasarkan hasil analisis dan penelitian Renteman. Kekurangan jumlah personal dalam satu
strata pangkat merupakan peluang personal lain untuk dapat naik pangkat.
Mengingat jumlah personel yang memenuhi syarat Kenkat pada umumnya lebih besar dari
pada peluang maka perlu adanya urutan prioritas dengan pembuatan rangking berdasarkan
nilai matrik.
Dimana :
k adalah nilai konduite sesuai NSK
p adalah nilai pendidikan
g adalah nilai penugasan sesuai tabel
h adalah nilai kesehatan terakhir
s adalah nilai kesehatan sesuai stakes
m adalah nilai senioritas sesuai tabel
Dalam seleksi untuk menentukan kenkat militer Pimpinan TNI AL dapat membentuk
Wankenkat.
1) ß Xk
2) ß Xp
3) ß Xg
4) ß Xh
5) ß Xs
6) ß Xm
2. Pembinaan Moril
a) Secara umum pembinaan moril dimaksudkan untuk mewujudkan sikap positif
prajurit sehingga siap apapun malaksanakan tugas yang dibebankan. Meliputi
kegiatan menumbuhkan keyakinan terhadap keyakinan pada tujuan bersama yaitu
pelaksanaan tugas organisasi, menumbuhkan kepercayaan terhadap atasan,
menumbuhkan rasa saling percaya dan jiwa korsa sesama prajurit serta mewujudkan
kondisi jasmani dan rohani yang prima.
a) Tujuan pembinaan disiplin, tata tertib dan hukum adalah mewujudkan prajurit yang
bertanggung jawab, patuh dan taat pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, mewujudkan prajurit dan keluarganya sebagai bagian masyarakat yang
dapat menjadi tauladan serta menjamin ketertiban/ketentraman dalam masyarakat.
2) Disiplin merupakan sikap patuh dan taat terhadap aturan yang berlaku baik
secara lahir maupun batin. Sehingga pembinaannya harus dilakukan secara
stimulatif dan persuatif dengan menggunakan komunikasi tatap muka,
keteladanan, penindakan tegas yang bersifat mendidik.
3) Pakaian Dinas Seragam TNI (GAM TNI). Pakaian seragam prajurit, termasuk
tanda pangkatnya, merupakan wujud jati diri dan kebanggaan prajurit TNI.
Prajurit yang sudah purna tugas pada saat-saat tertentu diijinkan memakai Gam
TNI sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani merupakan rangkaian Tri Pola Dasar yang
digunakan dalam pembinaan personel yang meliputi pembinaan moral, profesional matra
laut dan fisik samapta. Dimana tiga bagian pokok tersebut harus dibina secara terus-
menerus, selaras dan serasi sehingga terbentuk prajurit yang memenuhi tiga kualitas
pokok sebagai prajurit matra laut.
5. Pembinaan Kesejahteraan
a) Kesejahteraan prajurit yang meliputi penghasilan prajurit, rawatan prajurit dan
keluarga serta rawatan purna dinas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
prajurit. Pembinaan kesejahteraan yang baik memberikan jaminan kepada prajurit
dan keluarganya untuk hidup layak, sehingga mendorong mereka untuk lebih
konsentrasi pada tugas-tugas yang diemban.
1) Santunan cacat :
a) Cacat berat akibat tindakan langsung lawan diberikan 18 x penghasilan
terakhir dan diberikan sekaligus.
b) Cacat sedang akibat tindakan langsung lawan diberikan 15 x penghasilan
terakhir dan diberikan sekaligus.
c) Cacat berat karena dinas tapi bukan akibat tindakan langsung lawan
diberikan 15 x penghasilan terakhir dan diberikan sekaligus.
d) Cacat sedang karena dinas dan bukan akibat tindakan langsung lawan
diberikan 12 x penghasilan terakhirdan diberikan sekaligus.
2) Cacat berat karena tindakan langsung lawan pada intinya tidak diberhentikan
dari dinas.
2) Prajurit tituler yang berasal dari PNS menerima gaji pokok dan tunjangan
keluarga sesuai golongan PNS nya ditambah 15% gaji pokok PK pada pangkat
sama serta tunjangan sesuai ketentuan.
PEMISAHAN PERSONEL MILITER
Agar pemisahan prajurit dapat di capai dengan baik seluruh kegiatan harus bertolak dari
kebijaksanaan dasar disertai petunjuk-petunjuk yang jelas meliputi pengakhiran baik
pemberhentian dengan hormat maupun pemberhentian dengan tidak hormat, pemberhentian
prajurit siswa, rawatan purna dinas serta pelaksanaan dan penyelesaian administrasinya
kewajiban prajurit yang telah diberhentikan dan penyaluran.
Kebijaksanan Dasar
Dalam melaksanakan kegiatan pemisahan ditentukan kebijaksanaan dasar, yaitu :
a. Setiap pengakhiran dinas keprajuritan diberitahukan sedini mungkin kepada prajurit yang
bersangkutan.
b. Pemberian hak kepada prajurit yang diberhentikan dari dinas keprajuritan dilaksanakan secara
cepat tepat dan benar.
c. Penyelesaian administrasi pemberian hak diupayakan untuk tidak membebani prajurit yang
bersangkutan.
d. Pemberhentian dengan tidak hormat pada dasarnya merupakan tindakan terakhir terhadap
seorang prajurit yang akan membawa pengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Sehingga
perlu dipertimbangkan secara matang dan penyelesaian administrasinya harus diprioritaskan.
c. Masa persiapan pensiun (MPP) sebelum berakhirnya masa dinas keprajuritan, bagi PK dapat
diberikan masa persiapan masa pensiun (MPP). Pemberian kesempatan bertujuan untuk
menyelesaikan administrasi pensiun dan menyesuaikan diri ke dalam kehidupan di luar
lingkungan TNI.
1. PK yang diberikan dengan hormat dari dinas keprajuritan diberi kesempatan MPP
selama-lamanya satu tahun bagi yang berhak pensiun dan selama-lamanya enam bulan
bagi yang berhak tunjangan bersifat pensiun.
2. Paling lambat enam bulan sebelum menjalani MPP, kepada yang bersangkutan
disampaikan pemberitahuan.
5. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau yang menyangkut keamanan negara
yang telah diputuskan dalam kategori pemberhentian dengan hormat.
6. Tidak lagi memenuhi persyaratan jasmani atau rohani kecuali cacat berat sebagai akibat
tindakan langsung lawan.
8. Gugur, tewas atau meninggal dunia termasuk meninggal dunia karena bunuh diri untuk
kepentingan dinas, bunuh diri karena tidak sadarkan diri, dan bunuh diri karena
kepentingan pribadi yang disebabkan kesulitan hidup yang tidak dapat diatasi lagi.
9. Tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun sejak dinyatakan hilang dalam tugas.
2. Gugur, tewas atau meninggal dunia di dalam atau karena dinas, yang tidak
meninggalkan istri atau seorang anak pun, kepada ayah/ibu kandung yang menjadi
tanggungan penuh sesama hidupnya di berikan tunjangan orang tua.
d. Ketentuan bagi prajurit yang hilang dalam tugas. Prajurit yang hilang dalam tugas wajib terus
dicari, selama-lamanya satu tahun belum/ tidak ada berita atas dirinya, diberhentikan dengan
hormat dari keprajuritan karena hilang dalam tugas. Mulai dinyatakan hilang dalam tugas
adalah 7 (tujuh) hari sejak tanggal yang bersangkutan tidak kembali atau tidak bergabung
lagi ke satuannya, serendah-rendahnya oleh komandan Batalyon atau setingkat. Apabila
kepastian atas dirinya diadakan penyesuaian antara lain :
1. Diadakan rehabilitasi
2. Diberhentikan dengan hormat karena gugur, tewas atau meninggal dunia, terhitung mulai
tanggal ada kepastian atas dirinya.
a) Kolonel ke atas
1) Kasal mengusulkan BDH ke Panglima TNI.
Catatan :
a. Usia BDH karena usia maksimum dilampiri Surat Keterangan Kelahiran.
b. Usul BDH karena berakhir masa dinas dilampiri fotocopy Skep ID Pertama.
c. Usul BDH karena kepentingan dinas dilampiri daftar (nama, Korps/Jur, Nrp, TMT Pangkat
terakhir).
d. Usul BDH karena tidak sehat dilampiri Surat Keterangan dari BPKP.
Usul BDH karena hilang dalam dinas dilampiri Surat Keterangan Hilang.
Usul BDH karena hilang kewarganegaraan bukan akibat tindak pidana dilampiri surat
permohonan yang bersangkutan.
b) Melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan keselamatan bangsa dan negara.
c) Dijatuhi hukuman tambahan diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas keprajuritan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
d) Dijatuhi hukuman pidana yang lebih berat dari penjara tiga bulan dan menurut
pertimbangan pejabat yang berwenang ia tidak dapat lagi dipertahankan untuk tetap
berada dalam dinas keprajuritan.
e) Diketahui kemudian bahwa untuk diterima menjadi prajurit, yang bersangkutan telah
dengan sengaja memberikan keterangan palsu, tidak benar atau tidak lengkap.
f) Bunuh diri dengan maksud menghindari penyelidikan, tuntutan hukum atau menghindari
tugas yang dibebankan kepadanya.
g) Meninggal dunia dalam melakukan tindak kejahatan yang dapat disamakan atau sama
seperti tersebut pada sub pasal b, c dan d.
4. PW, PCS dan PCW yang diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas keprajuritan
diberitahukan kepada instansi atau badan swasta tempat yang bersangkutan bekerja.
3. Pangkat Peltu dan yang lebih rendah berada pada KS Angkatan dan tidak dapat
didelegasikan.
Pemberhetian Prajurit Siswa
a. Umum. Prajurit siswa dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat oleh
pejabat yang berwenang.
2. Gugur, tewas atau meninggal dunia termasuk meninggal dunia karena bunuh diri untuk
kepentingan dinas, bunuh diri karena keadaan tidak sadarkan diri, dan bunuh diri karena
kepentingan pribadi yang disebabkan kesulitan hidup yang tidak dapat diatasi lagi.
3. Tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun sejak dinyatakan hilang dalam tugas.
5. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas atau yang menyangkut keamanan negara
yang telah diputuskan dalam kategori pemberhentian dengan hormat.
c. Wewenang-wewenang pemberhentian dengan tidak hormat atau tidak dengan hormat prajurit
siswa, adalah :
2. Prajurit siswsa pada golongan Ba/Ta berada pada Kas Angkatan atau pejabat yang
ditunjuk.
1. PK menerima :
2. PSDP menerima :
a) Tunjangan/pesangon
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku.
a) Tunjangan/pesangon
b) Rawatan purna dinas lainnya, menurut ketentuan yang berlaku
4. PWD menerima :
b. Pemberhentian tidak dengan hormat, prajurit/prajurit siswa yang diberikan tidak dengan
hormat tidak mendapat rawatan purna dinas kecuali :
3. Rawatan purna dinas yang diterimakan sebelumnya tetap diberikan bagi PWD.
2. Istri/suami dan anaknya berhak menerima pensiun warakawuri/ duda dan tunjangan anak
yatim/piatu atau tunjangan anak yatim-piatu.
3. Pensiun dapat diberikan apabila telah memenuhi salah satu syarat sebagai berikut :
b) Prajurit yang di dalam dan atau karena dinas, menyandang cacat sedang akibat
tindakan langsung lawan atau cacat berat/sedang di dalam dan atau karena dinas
bukan akibat tindakan lansung lawan berdasarkan keputusan Panglima TNI.
4. Besarnya pensiun pokok dihitung dengan ketentuan 2,5 % x MDK x GPT, setinggi-
tingginya 75 % x GPT (gaji pokok terakhir).
6. MDK untuk perhitungan pensiun adalah jumlah tahun dari MDK sebagai PK, ditambah
MDK sebagai Prajurit sebelum diangkat sebagai PK dan masa kerja PNS sebelum
diangkat sebagai prajurit.
a) Cacat sedang akibat tindakan langsung lawan atau cacat berat bukan akibat tindakan
langsung lawan :
2) PW, PCS dan PCW menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar 100% GPT PK
dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang
berlaku dan santunan cacat.
Bagi yang menyandang cacat sedang akibat tindakan langsung lawan sebesar
100% GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah
lulus pendidikan, ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku dengan santunan cacat.
Bagi yang menyandang cacat berat bukan akibat tindakan langsung lawan
sebesar 75% x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan, ditambah dengan tunjangan-tunjangan menurut
ketentuan yang berlaku dengan santunan cacat.
2) PW, PCS dan PCW menerima tunjangan sebagai pensiun sebesar 75% X GPT PK
dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang
berlaku dan santunan cacat
b) PWD mantan PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sebelum dan selama menjadi
PWD sekurang-kurangnya 30 tahun menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar jumlah
MDK sebagai PK dan PWD dikalikan 2,5% x GP, sekurang-kurangnya 45% x GPT,
ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku. Rawatan purna dinas
yang diterima sebelumnya dihentikan.
2. Cacat sedang :
b) PWD mantan PK yang telah menjalani dinas keprajuritan sebelum dan selama menjadi
PWD sekurang-kurangnya 10 tahun hingga kurang 20 tahun menerima tunjangan
bersifat pensiun sebesar jumlah MDK sebagai PK dan PWD dikalikan dengan 2,5% GP
PK dalam pangkat yang sama. Sekurang-kurangnya 35% x GPT, ditambah tunjangan-
tunjangan menurut ketentuan yang berlaku. Rawatan purna dinas yang diterima sebelum
dihentikan.
c) PWD mantan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan sekurang-kurangnya selama
10 tahun hingga 12 tahun menerima tunjangan bersifat pensiun sebesar jumlah MDK
sebagai PSDP dan PWD dikalikan 2,5% x GP PK dalam pangkat yang sama, sekurang-
kurangnya 35% x GPT ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan yang berlaku.
Rawatan purna dinas yang diterima sebelumnya dihentikan.
b.Tunjangan
1. Tunjangan diberikan kepada prajurit untuk selama jumlah masa dinas keprajuritan yang
telah dijalaninya dan apabila prajurit yang bersangkutan meninggal dunia, istri/suami dan
anaknya tidak dapat diberi tunjangan.
2. Tunjangan dapat diberikan apabila telah memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut :
3. Penerimaan Tunjangan
Cacat Berat
PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 4 tahun, menerima
tunjangan sekurang-kurangnya 20 % x GPT untuk selama jumlah tahun masa dinas
keprajuritan yang telah dijalaninya, ditambah tunjangan-tunjangan menurut ketentuan
yang berlaku.
Cacat Sedang
PK dan PSDP yang telah mejalani dinas keprajuritan sekurang dari 10 tahun,
menerima tunjangan sekurang-kurangnya 10 % x GPT untuk selama jumlah tahun
masa dinas keprajuritan yang telah dijalaninya, ditambah tunjangan-tunjangan
menurut ketentuan yang berlaku.
4. Tunjangan diberikan mulai bulan berikutnya setelah diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan.
c. Pesangon
1. Pesangon diberikan sekaligus kepada prajurit yang diberhentikan dengan hormat dari
dinas keprajuritan dan prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat, jika memenuhi
syarat sebagai berikut :
a) PK dan PSDP yang telah menjalani dinas keprajuritan kurang dari 5 tahun.
b) PW, PCS dan PCW yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan dengan hormat
dari dinas keprajuritan dan PCS/PCW penyandang cacat berat/sedang tidak dalam
dan atau karena dinas.
c) Prajurit siswa yang memenuhi persyaratan untuk diberhentikan dengan hormat dan
yang menyandang cacat berat/sedang tidak dalam dan atau tidak karena dinas.
2. Penerimaan Pesangon
a) PK dan PSDP, menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x gaji terakhir.
b) PCS dan PCW menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x tunjangan dinas
cadangan terakhir. PW menerima pesangon sebesar jumlah tahun MDK x tunjangan
dinas wajib terakhir.
d) Prajurit siswa menerima pesangon sebesar jumlah tahun masa pendidikan pertama x
GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya setelah lulus
pendidikan pertama.
e) Prajurit siswa penyandang cacat berat atau cacat sedang, menerima pesangon
sebesar jumlah masa tahun pendidikan pertama dikalikan gaji pokok permulaan PK
untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidkan pertama.
1. Pensiun Warakawuri diberikan kepada istri dari PK/PSDP dan PWD, mantan PK/PSDP
yang diberhentikan dengan hormat dari dimnas keprajuritan, karena :
b) Meninggal dunia tidak dalam dan atau tidak karena dinas (meninggal dunia biasa)
c) Hilang dalam tugas
2. Tunjangan warakawuri diberikan kepada istri dari PW/PCS/PCW dan PWD mantan
PW/PCS/PCW dan prajurit sisw yang maknanya sama dengan pensiun wakawuri,
kecuali PWD mantan PW/PCS/PCW dan prajurit siswa yang meninggal dunia tidak di
dalam atau tidak karena dinas, diberikan tunjangan ahli waris bagi PWD mantan
PW/PCS/PCW dan uang duka bagi prajurit siswa.
2. Selama dua belas bulan jika suaminya meninggal dunia biasa dan memiliki tanda jasa
kenegaraan berupa bintang, serendah-rendahnya bintang Angkatan.
3. Selama dua belas bulan jika suaminya gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau
karena dinas.
4. Selama delapan belas bulan jika almarhum ditetapkan sebagai pahlawan berdasarkan
keputusan Presiden RI.
c) Meninggal dunia tidak di dalam dan atau karena dinas, istri menerima pensiun
warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 35 % x GPT ditambah tunjangan anak
yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 60 % x GPT
d) Hilang dalam tugas, istri menerima pensiun Warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GPT ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-
tingginya 80 % x GPT.
b) Gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas, istri menerima tunjangan
warakawuri, berupa pensiun pokok sebesar 50 % x GP PK dalam pangkat yang sama
ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT.
c) Hilang dalam tugas, istri menerima tunjangan Warakawuri, berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GP PK dalam pangkat yang sama ditambah tunjangan anak yatim/piatu
menjadi setinggi-tingginya 80% x GPT.
d) PW/PCS/PCW yang meninggal dunia tidak di dalam dan atau karena dinas, istri
menerima pensiun warakwuri, berupa pensiun pokok sebesar 35 % x GP PK dalam
pangkat yang sama ditambah tunjangan anak yatim/piatu menjadi setinggi-tingginya
60% x GPT.
3) Hilang dalam tugas, istri menerima tunjangan warakawuri berupa pensiun pokok
sebesar 50 % x GP untuk pangkat yang ditetapkan baginya setelah lulus pendidikan
ditambah tunjangan anak yatim/piatu setinggi-tingginya 80 % x GPT.
e. Apabila terjadi mantan prajurit yang pensiun/tewas atau gugur dan ditetapkan sebagai
pahlawan, maka perlakuan perawatan purna dinas wari/dudanya sama dengan perawatan
purna dinas wari/duda prajurit yang tewas/gugur yang ditetapkan sebagai pahlawan.
2. Anak kandung yang dilahirkan selambat-lambatnya 300 hari, sejak prajurit yang
bersangkutan meninggal dunia.
3. Belum kawin atau belum mencapai usia 21tahun atau setinggi-tingginya 25 tahun
bagi yang masih sekolah.
c. Penerimaan tunjangan anak yatim piatu mulai bulan berikutnya, setelah penerimaan
penghasilan penuh berakhir, dengan ketentuan :
1. Besarnya tunjangan anak yatim piatu disusun dalam tabel sebagai berikut :
a) Yatim piatu prajurit/mantan prajurit yang mendapat pensiun / TBP meninggal
dunia.
4. Tunjangan anak yatim-piatu prajurit meninggal dunia tidak di dalam dan atau tidak
oleh karena dinas diberikan sesuai dengan tabel C.
b. Tunjangan orang tua diberikan mulai bulan berikutnya sejak prajurit/prajurit siswa
gugur/tewas/meninggal dunia dalam dan atau karena dinas atau setelah satu tahun dinyatakan
hilang dalam tugas, yang besarnya :
3. Prajurit siswa 25% x GP permulaan PK untuk pangkat yang akan ditetapkan baginya
setelah lulus pendidikan pertama.
Uang duka
a. Uang duka diberikan kepada istri/suami, anak sah, orang tua (ayah/ibu kandung) atau ahli
waris lainnya dari prajurit/prajurit siswa yang diberhentikan dengan hormat karena
gugur/tewas/meninggal dunia.
1. Prajurit/prajurit siswa yang gugur/tewas/meninggal dunia di dalam dan atau karena dinas :
c) PCS dan PCW menerima sebesar 6 x GPT PK dalam pangkat yang sama.
2. Prajurit/prajurit siswa yang meninggal dunia tidak di dalam dan tidak karena dinas.
a) PK dan PSDP menerima sebesar 3 x gaji terakhir.
3. Pemberian uang duka kepada ahli waris prajurit/prajurit siswa yang hilang dalam tugas
ditetapkan setelah ada kepastian atas dirinya. Uang duka diberikan kepada istri/suami,
anak, orang tua atau saudara dan berasal dari :
b) Besarnya :
a) Pati/ Pamen : 9 x GA
b) Pama : 10 x GA
c) BA : 11 x GA
d) TA : 12 x GA
c) TNI AL (Yasbhum) sebesar satu juta berdasarkan Telegram Kasal No. 042/SPRI
0599 TWU 0525. 1240 bagi :
a. Rawat Jalan.
b. Rawat Inap.
c. Rehabilitasi Medis.
ADMINISTRASI PENYEDIAAN TENAGA
PERSONEL SIPIL
( MINDIAGA PERSSIP )
Dasar Hukum
Pengadaan PNS adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong mulai dari :
a) Penentuan formasi
b) Werving :
1. Perencanaan
2. Pengumuman ( ± 1 bulan )
3. Pelamaran
4. Penyaringan
Tujuan pengangkatan PNS TNI adalah untuk mendapatkan PNS yang memenuhi kualitas dan
kuantitas sesuai persyaratan yang ditentukan organisasi TNI.
Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi
negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh Menpan.
a. Adanya PNS berhenti, pensiun minimal, maksimal, uang tunggu, keuzuran, jasmani.
b. Adanya perluasan organisasi
Sumber-sumber PNS TNI
b. Pelimpahan : untuk memenuhi kebutuhan PNS TNI yang memiliki keahlihan dibidang
tertentu dan dilaksanakan secara selektif sesuai dengan kebijaksanaan Menteri Pertahanan.
Pelaksanaan penerimaaan Capeg diselenggarakan oleh panitia yang dibentuk oleh pejabat yang
berwenang secara fungsional :
Tugas Panitia
a. Melaksanakan seleksi administasi, ujian akademik, saringan Mental Ideologi, untuk sarjana
muda ( D 3 ) / Sarjana ( S1/S2 ) ditambah Ujian Psikologi.
b. Menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian
c. Menentukan jadwal dan tempat ujian
d. Memeriksa dan menentukan hasil ujian
Susunan Panitia
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Anggota, terdiri dari :
Pantukhir
Persyaratan Penerimaan
a. WNI, usia sekurang-kurangya 18 tahun, maksimal 35 tahun (bagi yang lebih dari 35 tahun
bisa diterima bila pernah mengabdikan diri pada negara minimal 5 tahun/dibutuhkan
keahliannya).
b. Tidak pernah dihukum pidana.
c. Tidak pernah terlibat gerakan yang menentang Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
d. Tidak pernah Diberhentikan Dengan Tidak Hormat sebagai pegawai instalasi pemerintah /
swasta
h. Berbadan sehat dengan tinggi badan sekurang-kurangya 155 cm untuk pria dan 100 cm untuk
wanita.
Pengumuman
Pengadaan PNS harus diumumkan seluas-luasya untuk memilih tenaga yang cakap. Dilakukan
oleh pejabat fungsional sekurang-kurangya satu bulan sebelum tanggal penutupan pendaftaran
dengan mencantumkan :
a. Pemeriksaan administrasi, meliputi : Akte Kelahiran, Ijazah, Surat Kelakuan Baik dari Polres
setempat, Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter Pemerintah, Kartu Kuning, Pas
Foto.
b. Pemeriksaan kesehatan untuk memperoleh personel yang sehat jasmani dan mencegah adaya
penyakit menular, cacat yang dapat mengganggu lingkungan kerjanya.
1. Intelegensi :
a) Potensi
b) Fungsional
2. Kepribadian :
1. Pengetahuan Sosial.
2. Pengetahuan Umum.
3. Pengetahuan Bahasa.
4. Mental Ideologi, untuk memperoleh calon yang memiliki sikap mental positif
terhadap Ideologi Pancasila dan setia pada UUD 1945.
a. Calon PNS setelah lulus sidang pantukhir yang dinyatakan melalui sikap diusulkan ke
BAKN untuk mendapatkan persetujuan pengangkatan sebagai CPNS.
b. Penentuan golongan ruang, pertama kali sebagai Capeg didasarkan pada pendidikan umum
yang digunakan dalam penyaringan suatu alokasi, ditentukan :
Capeg berhak atas gaji berdasarkan Perundang-undangan = 80 % Gaji Pokok, karena Capeg
belum mempunyai pangkat dan belum menduduki jabatan struktural.
Bagi Capeg yang mempunyai masa kerja di luar, dapat mengajukan tambahan masa kerja :
Hak Capeg atas gaji, mulai belaku pada bulan Capeg ybs. Secara nyata melaksanakan tugas yang
dinyatakan dengan surat pernyataan atasan langsungnya.
a. Masa selama menjadi PNS/TNI kecuali, masa menjalankan cuti di luar tanggungan
negara.
b. Masa menjadi pejabat negara (Anggota DPR, Gubernur, Bupati, Mentari).
c. Masa selama menjalankan tugas pemerintahan.
1) Pamong desa.
2) Badan internasional.
3) Badan Urusan Warga Sukarela Indonesia (BUTSI).
4) Staf pada perwakilan RI di luar negeri.
5) Pendidikan sebagai tenaga honorer.
Masa Percobaan
a. Sesuai Ps 16 ayat 1 Undang-undang no. 8 tahun 1974 jo. Ps. No. 16 tahun 1976 masa
percobaan Capeg sekurang-kurangya satu tahun paling lama 2 tahun.
b. Seseorang yang diangkat langsung menjadi PNS harus mengikuti latprajab umum.
c. Diangkat langsung PNS golongan IV, harus mengikuti latprajab Tk. III.
KOTAMA
Pemberhentian Capeg
c. Rohaniwan.
f. Setelah bersumpah, menandatangani Berita Acara rangkap tiga masing-masing untuk PNS
ybs, BAKN dan instansi penugasan (dhi TNI AL).
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PERSONEL SIPIL
(DIKLAT PERSSIP)
Dasar Hukum
c. SE bersama Kepala BAKN dan Kepala LAN No. 11/SE/1981 dan 181/Sel.LAN/17/1981.
d. Keppres No. 30 Tahun 1974 (LNR) No. 20 Tahun 1994 tanggal 18 April 1994.
Manusia adalah unsur utama dalam suatu organisasi dan dituntut untuk selalu meningkatkan
kemampuannya dalam memenuhi tugas pokok organisasi yang dinamis. PNS TNI adalah
komponen organisasi TNI yang perlu mengembangkan kemampuan kualifikasi dan mental
kejuangan agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sasaran Diklat PNS adalah tersedianya PNS yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi
salah satu persyaratan untuk diangkat dalam jabatan tertentu. Sedangkan tujuan Diklat adalah :
1. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945 , Negara dan Pemerintah.
2. Taat Perundang-undangan.
3. Melaksanakan tugas dinas yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.
1. Bersifat Umum :
2. Bersifat Khusus :
b. Diklat dalam jabatan dipersyaratan bagi PNS yang diangkat pada jabatan struktral terdiri
1. Diklat Struktural
a) Diklat Spama (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Pertama); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan Eselon III.
b) Diklat Spamen (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Menengah); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk dalam jabatan Eselon II.
d. Diklat Spati (Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat Tinggi); Bagi PNS yang
memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan Eselon I.
2. Diklat Fungsional
3. Diklat Teknis :
b) Dapat dilaksanakan secara berjenjang sesuai tingkat dan jenis pekerjaan PNS yang
bersangkutan.
Penyelenggaraan Diklat
d. Diklat Spati dan Spamen dilaksanakan secara gabungan oleh Instansi Pembina.
f. Diklat Fungsional dilaksanakan oleh instansi jabatan fungsional instansi yang bersangkutan
dan instansi Pembina.
g. Diklat Teknis diselenggarakan oleh instansi yang bersangkutan bekerja sama dengan instansi
teknis yang memiliki keahlian yang bersangkutan dengan pembinaan instansi Pembina.
b. Pendidikan Formal
a. Kurikulum Pra Jabatan; Menekankan pada pembentukan sikap mental, kesamaptaan, fisik dan
disiplin disamping managemen
d. Kurikulum Spati; Menekankan pada Kepemimpinan, pembinaan, kedalaman pola piker dan
wawasan secara terpadu dalam lingkup nasional / internasional untuk memperkuat ketahanan
nasional guna kelangsungan dan peningkatan kehidupan bangsa.
Dephankam PNS
Golongan Pangkat Eselon Jenis Kepangkatan
Jabatan Awal Lanjutan Tertinggi
0 - I I-A IV/d - IV/e
I - I-B IV/c IV/d IV/e
II IV/c II II-A IV/c - IV/d
III IV/d II-B IV/b IV/c IV/d
IV IV/c III III-A IV/a IV/b IV/c
V IV/b III-B III/d IV/a IV/b
VI IV/a IV IV-A III/c III/d IV/a
VII III/c,d IV-B III/b III/c III/d
VIII III/b V V-A III/a III/b III/c
IX III/a V-B III/d III/a III/b
PENGGUNAAN PERSONEL SIPIL
(GUNPERSIP)
Penggunaan PNS adalah kegiatan penempatan PNS dalam jabatan yang tepat agar
diperoleh daya guna dan hasil yang optimal dalam mendukung Tupok TNI AL serta memberikan
kemungkinan pengembangan karier. Setiap jabatan memerlukan jenjang pangkat sehingga dalam
rangka pengembangan karier diperlukan perpindahan jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seorang PNS dalam rangka susunan organisasi. Jabatan ini dapat ditinjau dari dua sudut yaitu
:
a. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi dan
memungkinkan PNS memimpin organisasi tersebut.
b. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari fungsinya dalam suatu organisasi,
seperti : peneliti, dokter ahli, juru ukur dan sebagainya.
a. Jenis jabatan :
1. Kepala
2. Pembantu Pimpinan
3. Pengawas
4. Perencana
5. Penasehat
6. Guru
7. Pelaksana
1. Administrsi
2. Teknik
3. Pelayanan Kesehatan
4. Khusus
Penyusunan Jabatan dan Pangkat PNS TNI (TGM Kasal No. 049/DPER/1093 TWU.1013.146)
a. Golongan Jabatan 0 -
b. Golongan Jabatan I -
c. Golongan Jabatan II - Golongan Ruang IV/e
d. Golongan Jabatan III - Golongan Ruang IV/d
e. Golongan Jabatan IV - Golongan Ruang IV/c
f. Golongan Jabatan V - Golongan Ruang IV/b
g. Golongan Jabatan VI - Golongan Ruang IV/a
h. Golongan Jabatan VII - Golongan Ruang III/c – III/d
i. Golongan Jabatan VIII - Golongan Ruang III/b
j. Golongan Jabatan IX - Golongan Ruang III/a
Pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin, kesetiaan,
pengabdian, dapat dipercaya dan syarat-syarat obyektif lainnya.
Pangkat adalah yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangka susunan
kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Oleh sebab itu setiap PNS diangkat dalam
pangkat tertentu. Kenaikan pangkat adalah penghargaan atas pengabdian PNS yang bersangkutan
terhadap Negara. Pengangkatan pangkat pertama dan pangkat regular tertinggi sesuai dengan
STTB/Ijazah yang digunakan saat mendaftar sebagai PNS.
Nama dan susunan pangkat diatur dalam PP No. 7 tahun 1977 yaitu setiap pangkat
ditetapkan golongan dan ruang penggajian, serta digunakan sebagai dasar menentukan besarnya
gaji pokok. Masa kenaikan pangkat ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun,
kecuali jenis Kenkat yang berlakunya secara khusus.
a. Kenkat Reguler
b. Kenkat Pilihan
c. Kenkat Istimewa
d. Kenkat Pengabdian
e. Kenkat Anumerta
f. Kenkat dalam tugas belajar
g. Kenkat selama menjadi pejabat negara
h. Kenkat selama dalam penugasan di luar instansi induk
i. Kenkat selama menjalankan wajib militer
a. Satker
1. Teliti / siapkan data pers
2. UKP ke Kotama, dilengkapi syarmin
b. Kotama
1. Teliti syarat / kelengkapan UKP
2. Usulkan ke BKN (D-1 A/B)
3. Usulkan ke Mabesal (Konsep D-1)
c. Mabesal
1. Teliti kelengkapan usulan
2. Usulkan ke Mabes TNI
3. Usulkan persetujuan ke BKN
Dasar
1. Ps 20 UU No. 8/74
2. PP No. 15/79
3. SR BAKN No. 03 / SE / 80 tanggal 12 Februari 1980
4. Ins. Menhankam / Pangab No. Ins / 17 / X / 80 tanggal 6 Okt 1980
DUK adalah salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier PNS, bila
ada lowongan maka PNS yang menduduki nomor urut yang lebih tinggi harus dipertimbangkan
terlebih dahulu dengan tetap memperhatikan syarat-syarat lainnya untuk mengisi lowongan
tersebut.
Setiap pemangku delegasi wewenang diwajibkan membuat dan memelihara DUK PNS
TNI di lingkungan masing-masing. Setiap Pimpinan Kotama / kastker membuat DUK sesuai
ketetapan instansi yang bersangkutan dan diumumkan.
Pengajuan keberatan dalam waktu 30 hari sejak diumumkan, tidak dapat diajukan
keberatan bila telah ditetapkan oleh atasan Pembuat dUK atau telah ditandatangani sendiri oleh
Panglima TNI.
1. Pangkat
2. Jabatan
3. Masa Kerja
4. Latihan Jabatan
5. Pendidikan
6. Usia
1. Nomor Urut
2. Nama
3. NIP
4. Pangkat/gol/Ruang, TMT
5. Jabatan : Nama, Eselon/Gol Jab, TMT
6. Masa kerja : Tahun, bulan
7. Latihan Jabatan : Nama, Bulan, Tahun
8. Pendidikan : Nama, Lulus Tahun, Tingkat Ijazah
9. Tanggal Lahir/Usia
10. Keterangan
Sifat DUK
Terbuka, diumumkan sedemikian rupa, mudah dibaca mungkin ada yang keberatan.
Pengangkatan PNS
2. Setelah anggota TNI tersebut diangkat menjadi PNS, maka sejak tanggal
pengangkatannya sebagai PNS ia diberhentikan dengan hormat sebagai TNI.
1. Pensiun Pegawai Negeri baik pensiunan PNS/TNI yang mempunyai keahlian yang
sangat diperlukan dapat diangkat menjadi PNS TNI.
2. Pengangkatan pensiun Pegawai Negeri menjadi PNS TNI sebagaimana dimaksud di atas
dilakukan sangat selektif dan hanya dengan keputusan atau persetujuan Presiden.
4. Hak atas pensiun bagi pensiunan Pegawai Negeri yang diangkat menjadi PNS TNI
dibatalkan TMT. Pengangkatannya menjadi PNS
c. Pensiunan Pegawai Negeri menjadi Pegawai Bulanan disamping pensiun :
1. Mantan pegawai negeri baik PNS maupun TNI yang mempunyai keahlian yang sangat
diperlukan dapat diangkat menjadi Pegawai Bulanan disamping Pensiun untuk masa
selama satu tahun.
2. Pengangkatan mantan Pegawai Negeri Menjadi Pegawai Bulanan disamping Pensiun
dilakukan sangat selektif denga keputusan atau persetujuan Presiden.
3. Apabila tenaganya masih sangat diperlukan, maka pengangkatannya sebagai Pegawai
Bulanan disamping Pensiun tiap kali dapat diperpanjang selama satu tahun dan selama-
lamanya 5 tahun
4. Pegawai Bulanan disamping Pensiun diberikan penghasilan berdasarkan pangkat dan
masa kerja golongan yang dimilikinya terakhir.
a. Dasar
1. PP No. 10/79 tentang P3 PNS
2. SE BAKN No. 0 /SE/80 tgl. 110280 tentang P# PNS
3. Instruksi Menhankam/Pangab No. Ins/19/X/80 tgl 8-10-80 tentang P3 PNS
Hankam
4. Juklak Kasal No. Juklak / 22 / IX / 81 tgl. 2 – 9 – 81 tentang P3 PNS TNI AL.
b. P3 merupakan sarana untuk mengikuti perkembangan propesi PNS TNI AL dalam bentuk
DP3, dimaksud untuk memperole baan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan
PNS TNI.
d. Waktu penilaian, jangka penilaiadalah mulai dari 1 jan s/d 31 des tahun yang
bersangkutan.
e. DP3 Bersifat raasia, oleh sebab itu hanya dapat diketahui oleh :
1. PNS yang bersangkutan
2. Pejabat Penilai
3. Atasan Pejabat Penilai
4. Atasan Dari Atasan Pejabat sampai dengan Pejabat Penilai yang tertinggi
5. Pejabat lain yang ada hubungan tugasnya dengan penilai tersebut.
f. DP3 Dipergunakan menjadi salah satu bahan pokok dalam melaksanakan pembinaan PNS
Antara lain :
g. Aspek Penilaian
1. Kesetiaan : Kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada pancasila dan UUD 1945,
Negara dan pemeintah.
2. Prestasi kerja : Hasil kerja yang di capai oleh capeg/PNS dalam melaksanakan
tugasnya.
3. Tanggung Jawab : Kesanggupan melaksanakan pekerjaan yang baik, tepat waktu dan
berani memikul resiko atas keputusan yang dibuatnya.
5. Kejujuran : Ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan kemampuan serta tidak
menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
i. Berdasarkan K Gram No. 4 dan SE BAKN Nol. 02 / SE / 80 ketentuan nilai DP3 PNS
yang termasuk nilai normal adalah : 76 – 79
1. Pejabat Penilai
a) Wajib menilai
b) Telah 6 bulan
c) Menyampaikan DP3 kepada atasan penilai :
1) Dengan catatan
2) Tanpa catatan
4. Pengajuan keberatan
a) Keberatan sebagian / seluruhnya; mengajukan secara tertulis disertai alas an-
alasan kepada Atasan Pejabat Penilai secara hierarki
b) Walau keberatan tetap ditandatangani
c) Keputusan Atasan Pejabat Penilai adalah mutlak
a. Setiap PNS TNI yang akan naik pangkat ke dalam golongan yang lebih tinggi harus
mengikuti Ujian Dinas kecuali PNS Golongan I.
c. Yang berhak mengikuti Ujian Dinas, telah penuhi syarat sebagai berikut :
1. Pengatur Tk. I II/d dan Penata Tk. I III/d
2. MDDP sekurang-kurangnya 2 tahun
Pengembangan Karier
Pengembangan Karier adalah kemungkinan yang terbuka dan sama setiap personil guna
mendapatkan kesempatan peningkatandalam pendidikan, penugasan jabatan dan pangkat.
Pengembangan Karier Pers PNS TNI AL didasarkan pada :
Kesempatan yang sama bagi setiap pers untuk mengikuti seleksi tingkatan dalam pendidikan,
penugasan, jabatan dan pangkat
Prioritas yang diberikan kepada mereka loyalitas dedikasinya tidak diragukan lagi dan
berprestasi dalam penugasan yang lalu, mempunyai kemampuan untuk dipercayakan
memangku jabatan dengan tanggung jawab yang lebih besar, lebih luas dan lebih besar.
Karier PNS. Pola karier PNS didasarkan pada perpaduan antara system karier dan
system prestasi kerja. Pola ini disusun atas dasar suatu kerangka waktu masa dinas sampai
dengan 38 tahun dibagi menjadi 4 periode :
a. Periode Pengenalan Penugasan
1. SD, SLTP, dan SLTA berlangsung antara 1-7 tahun masa dinas (usia 19-25 tahun).
2. Sarjana Muda/Diploma-III berlangsung antara 1-4 tahun masa Dinas (usia 22 – 25 tahun)
3. Sarjana berlangsung antara 1-2 tahun masa dinas (usia 24 – 26 tahun)
2. Periode ini sudah mulai menemukan bidang tugas yang sesuai. Tugas yang dipilih atau
ditetapkan diharapkan dijalani selama masa pengabdiannya. Pada periode ini juga masih
ada kemungkinan perubahan bidang penugasan. Masing-masing telah memahami pola
karier yang akan ditempuh
a. Dasar
1. Ps 23 dan 24 UU No. 8 tahun 1974
2. PP No. 32 tahun 1979
3. SE Kepala BAKN No. 04/SE/1980 tanggal 11 Februari 1980
b. Ditinjau dari Status Pemberhentian PNS ada dua macam pemberhentian yaitu :
1. Pemberhentian sementara
2. Pemberhentian sebagai PNS
Pemberhentian Sementara
c. Tanggal dicabutnya :
1. TMT putusan pengdilan yang berkekuatan hukum tetap.
2. TMT Ketetapan klasifikasi resmi dari fokus Pangkopkamtip.
2. Bagi PNS yang belum jelas kesalahannya diberikan 75 % dari gaji pokok ditambah
tunjangan-tunjangan yang berlaku.
4. Dinyatakan tidak bersalah, maka PNS tersebut direhabilitasi dan kekurangan hak yang
belum diterima selama dalam pemberhentian sementara dibayar kembali.
5. Dinyatakan bersalah, maka PNS tersebut akan diberhentikan sebagai PNS sesuai
berat/ringannya kesalahan.
6. Wewenang pemberhentian sementara bagi PNS di lingkungan TNI AL diatur dengan
Skep Kasal No.Skep/1840/VIII/1978, tanggal 14 Agustus 1978, yaitu pada
Panglima/Dan Kotama/Dan Denmabesal.
a. Seorang yang diberhentikan dari Jabatan Negeri masih berstatus PNS, hanya yang
bersangkutan tidak melakukan tugas kedinasan sehari-hari.
b. Penyebabnya :
1. Dinyatakan sebagai tenaga kelebihan yang diakibatkan oleh penyederhanaan organisasi
dan tidak dapat disalurkan ke Instansi (Departemen) lain serta belum mencapai usia 50
tahun/masa kerja 10 tahun.
2. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi PNS itu sendiri maupun lingkungan
kerja yang dinyatakan oleh dokter Tim Penguji Kesehatan PNS dan belum mencapai 50
tahun/masa kerja 10 tahun.
3. Setelah berakhirnya cuti sakit (18 bulan) belum mampu bekerja kembali yang
dinyatakan oleh dokter Tim Penguji Kesehatan PNS.
4. Tidak dapat dipekerjakan kembali setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
Negara karena tidak ada lowongan (formasi) dan belum mencapai usia 50 tahun/masa
kerja 10 tahun.
5. Seorang PNS yang diberhentikan dari Jabatan diberikan hak uang tunggu selama satu
tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap kali 1 tahun, dengan catatan hak uang tunggu
selama-lamanya lima tahun.
b) Pada tahun ke-2 s/d ke-5 = 75% x Pokok gaji ditambah tunjangan-tunjangan
4. Hak-hak PNS yang BD karena pemohonan sendiri dan belum memenuhi syarat
pensiun adalah hak ASABRI dan hak tabungan di koperasi Dinas.
4. Hak-hak PNS yang BDH karena permohonan sendiri dan telah memenuhi syarat
pensiun :
a) Hak pensiun dengan sebesar 2 ½ % x MK x GP terakhir
b) Hak Asabri
c) Hak Tabungan di Koperasi Dinas
b. PNS yang telah mencapai batas usia pensiun harus diberhentikan sebagai PNS.
c. Yang bersangkutan diberikan hak pensiun apabila pada saat pemberhentian telah memiliki
masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun.
d. PNS yang akan berhenti pada batas tugas (MBT) selama 1 tahun. Selama MBT mendapat
penghasilan penuh kecuali tujuan jabatan dan hitungan sebagai masa kerja.
a. Seorang PNS di BDTH karena dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan atau
karena dengan segaja melakukan suatu tidak pidana yang diancam hukuman penjara
setinggi-tingginya 4 tahun atau yang lebih berat.
b. Hak-hak PNS yang diberhentikan karena pelangaran/tindak pidana/penyelewengan ringan :
1. Jika yang bersangkutan di BDH sebagai PNS pada saat telah berusia 50 tahun dan MK
sekurang-kurangnya 20 tahun, yang bersangkutan berhak pensiun, disamping hak
ASABRI dan tabungan-tabungan.
2. Jika belum mencapai usia 50 tahun dan MK 20 tahun yang bersangkutan tidak berhak
pensiun, maka hak-hak yang bersangkutan hanya nilai ASABRI dan tabungan di
Koperasi Dinas.
3. Jika yang bersangkutan di BTDH hak yang bersangkutan hanya nilai ASABRI.
b. PNS yang telah selesai menjalani cuti sakit 18 bulan dan belum mampu bekerja kembali
harus diajukan untuk diuji kesehatannya ke Tim Penguji Kesehatan PNS, jika hasilnya
dinyatakan belum mampu bekerja kembali maka :
1. Yang bersangkutan di BDH bila usia telah 50 tahun dan MK telah 10 tahun.
2. Yang bersangkutan dinonjobkan bila usia belum 50 tahun (status uang tunggu).
c. PNS yang menurut hasil pemeriksaan Tim Penguji Kesehatan PNS dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan negeri diperlukan sebagai berikut :
1. Jika sakitnya karena dinas, di BDH tanpa persyaratan usia dan MK. Dalam kasus ini
hak pensiun yang bersangkutan sebesar 75% x GP terakhir (Pensiun Maksimal), juga
diberikan Tunjangan cacat berdasarkan PP No. 12 thn 1981.
2. Jika sakitnya bukan karena dinas di BDH tanpa persyaratan usia dan tanpa pensiun
bila belum memiliki MK sekurang-kurangnya 4 tahun.
Pemberhentian karena meninggalkan tugas secara tidak sah selama kurang dari 6 bulan
terus-menerus
a. PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah selama kurang dari 6 bulan terus menerus di
BDH sebagai PNS. Bila telah berusia 50 tahun dan MK 20 tahun berhak atas pensiun.
b. PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah mulai bulan ketiga gaji tidak dibayarkan.
b. PNS yang wafat atau tewas diberhentikan TMT dinyatakan wafat / tewas.
1. Uang Duka
2. Biaya Pemakaman
3. Tunjangan tambahan penghasilan sebesar gaji terakhir selama 4 bulan
4. Pensiun Janda/duda
5. Nilai ASABRI dan tabungan koperasi dinas
6. Gaji dibayar sampai dibulan ia wafat
7. Khusus PNS tewas diberi kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi
a. PNS yang dinyatakan hilang, dianggap masih tetap berstatus PNS sampai dengan bulan kedua
belas sejak dinyatakan hilang, gaji dibayar penuh.
c. Janda/duda PNS yang hilang mendapat hak-hak sebagaimana janda/duda PNS yang
meninggal dunia/tewas.
d. PNS yang hilang kemudian diketemukan kembali dalam keadaan masih hidup baik
sebelum/sesudah bulan kedua belas, diperlakukan sebagai berikut :
1. Apabila masih sehat, dipekerjakan kembali, gaji dibayarkan penuh sejak dinyatakan
meninggal dunia (sejak bulan ketiga belas) dengan memperhitungkan hak-hak yang telah
diterimakan janda/dudanya.
2. Apabila dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri berdasarkan
Surat Keterangan Tim Penguji Kesehatan PNS karena cacat, di BDH sebagai PNS :
3. Dalam hal hilang atau cacatnya itu karena dinas, maka hak pensiunnya itu berupa
pensiun maksimum (75% x GP terakhir) dan yang bersangkutan mendapat tunjangan
cacat.
Pensiun
a. Syarat Pokok
1. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun
2. Telah memiliki MK sekurang-kurangnya 10 tahun
3. Yang bersangkutan di BDH sebagai Pegawai Negeri
b. Dalam hal luar biasa / di lura kemampuan sendiri dapat diberhentikan dengan persyaratan
sendiri dan dengan alasan :
1. Jasmani / rohani tidak memenuhi syarat
2. Penyusutan organisasi
3. Setelah menjalankan tugas Negara kemudian tidak dipekerjakan lagi
4. Alasan-alasan dinas lainnya
d. Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun ialah :
1. Waktu bekerja jadi PNS
2. Waktu bekerja :
5. MK yang digandakan :
e. Dasar hak pensiun adalah gaji pokok terkahir termasuk gaji pokok pangkat anumerta (bila
ada) yang dipaki untuk menentukan besarnya pensiun.
Dengan ketentuan :
1. Hak pensiun pegawai sebanyak-banyak adalah 75% dan sekurang-kurangnya 40% dari
dasar pensiun.
2. Hak pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut PP
tentang gaji yang berlaku bagai PNS.
4. Mulai pembayaran pensiun yaitu bulan berikutnya setelah yang bersangkutan di BDH
sebagai PNS.
5. Hak pensiun pegawai berhenti pada akhir bulan penerima pensiun meninggal dunia.
Pembayaran dihentikan dan Skep pemberian pensiun dicabut apabila :
6. Pensiunan pegawai dibatalkan apabila ternyata keterangan yang diajukan sebagai bahan
penetapan pensiun pegawai tidak benar. Dalam hal ini pensiun yang telah dibayarkan
harus ditagih kembali.
7. Lampiran yang harus disertakan bagi PNS yang BDH dengan hak pensiun.
8. Apabila PNS atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia maka istri/suami yang
terdaftar pada BAKN menerima pensiun janda/duda. Jika terdapat istri lebih dari satu
orang maka pensiun janda diberikan kepada istri yang paling lama dinikahi dan tidak
pernah terputus perceraian. Dihentikan jika yang bersangkutan nikah lagi.
10. Dalam hal PNS tewas maka besarnya pensiun Janda/duda adalah 75% x dasar pensiun.
Ketentuan ini berlaku juga bagi capeg, pegawai bulanan atau pensiunan yang tewas.
11. Apabila PNS atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia sedang yang
bersangkutan tidak meninggalkan istri/suami, maka :
13. Kepada anak yang ibu dan ayahnya pegawai negeri dan keduanya meninggal dunia,
diberikan satu pensiun Janda/duda yang lebih menguntungkan.
KLASIFIKASI PERSONEL SIPIL
(KLASIFIKASI PERSSIP)
Macam pekerjaan adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu/satuan organisasi
dalam melaksanakan tugas pokoknya dan sifat pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan
formasi adalah sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.
1. Strata Golongan IV
2. Strata Golongan III
3. Strata Golongan II
4. Strata Golongan I
b. Klasifikasi Pangkat
1. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang PNS dalam rangkaian
susunan kepegawaian digunakan sebagai dasar penggajian.
No PNS Setara
Pangkat Golongan Ruang Pangkat Militer
1 Pembina IV a Mayor
2 Pembina Tk. I IV b Letkol
3 Pembina Utama Muda IV c Kolonel
4 Pembina Utama Madya IV d Laksma
5 Pembina Utama IV e Laksda – Laksamana
6 Penata Muda III a Letda
7 Penda Tk. I III b Lettu
8 Penata III c Kapten
9 Penata Tk. I III d Kapten
10 Pengatur Muda II a Serda
11 Pengda Tk. I II b Sertu/Serka
12 Pengatur II c Serma
13 Pengatur Tk. I II d Pelda/Peltu
14 Juru Muda I a Kld
15 Jurda Tk. I I b Kls/Klk
16 Juru I c Kopda
17 Juru Tk. I I d Koptu/Kopka
c. Klasifikasi Kejuruan
1. Administrasi
a) Administrasi Umum
b) Administrasi Keuangan
c) Administrasi Kepegawaian
d) Administrasi Pengetikan
2. Teknik
a) Teknik Mesin
b) Teknik Sipil
c) Teknik Kapal
d) Teknik Listrik
e) Teknik Montir
3. Khusus
a) Guru
b) Perawat
c) Juru Masak
d) Penjahit
e) Pelayan
d. Klasifikasi Umur
e. Klasifikasi Agama
f. Klasifikasi Penugasan
1. Bidang Administrasi
a) Personal
b) Keuangan
c) Material
d) Umum
2. Bidang Teknik
a) Mesin
b) Listrik
c) Bangunan
d) Elektronik
e) Perkapalan
f) Senjata
g) Pesawat Terbang
a)Dokter
b)Perawat Kesehatan
c)Penunjang Perawat Kesehatan
4. Bidang Khusus
a)Agama
b)Hukum
c)Perpustakaan
d)Komputer
e)Kimia, dll
g. Klasifikasi Pelanggaran Disiplin : (PP No. 30 Tahun 1980). Pelanggaran Disiplin :
ucapan, tulisan, perbuatan yang melanggar ketentuan Ps 2 dan 3 PP No. 30/1980 yang
dilakukan di dalam/luar jam kerja :
1. Ucapan : Setiap ucapan yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang lain,
seperti dalam rapat, ceramah, telepon, televisi, rekaman atau alat komunikasi lainnya.
2. Tulisan : Pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik berbentuk tulisan
maupun gambar, karikatur, coretan, dll yang serupa dengan itu.
6. Hukuman Disiplin : Hukuman yang dijatuhkan kepada PNS yang melanggar Peraturan
Disiplin PNS.
1. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945, Negara dan Pemerintah
2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi / golongan
3. Menjunjung tinggi martabat Negara, kehormatan Negara, Pemerintah dan PNS
4. Mengangkat dan mentaati Sumpah dan Janji PNS
5. Menyimpan rahasia Negara dan jabatan
6. Mentaati segala ketentuan Pemerintah
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya
8. Bekerja dengan cermat, jujur, tertib untuk kepentingan Negara
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan dan kekompakan PNS
10. Melaporkan kepada atasannya bila mengetahui ada hal-hal yang merugikan dan
membahayakan Negara
11. Mentaati ketentuan jam kerja
12. Memelihara dan menciptakan suasana kerja yang baik
13. Menggunakan dan memelihara barang Negara dengan baik
14. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya
15. Bertindak dan bersikap tegas
16. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas
17. Memberikan/menjadi contoh serta teladan kepada bawahannya
18. Mendorong bawahannya berprestasi
19. Memberikan kesempatan bawahannya mengembangkan karier
20. Mentaati ketentuan UU pajak
21. Berpakaian rapi/sopan
22. Menjadi teladan dalam masyarakat
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
a) Penurunan pangkat satu tingkat lebih rendah maksimum 1 tahun minimum 6 bulan.
b) Pembebasan dari jabatan.
c) BDH tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
d) BTDH.
1. Dipanggil
a) Panggilan I : Lisan/tertulis.
b) Panggilan II : Harus tertulis.
c) Panggilan III : Tertulis, walaupun tidak hadir kumplin dapat dijatuhkan.
Penyampaian Kumplin
4. PNS yang dijatuhi Kumplin dan merasa tidak setimpal dengan perbuatannya dapat
mengajukan keberatan :
Berlakunya Keputusan
2. PNS yang capai batas usia pensiun pada waktu menjalani Kumplin :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala
b) Penurunan gaji
c) Penurunan pangkat
d) Karena dianggap telah selesai menjalani Kumplin
h. Klasifikasi DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) PNS
1. Umum
1. Organik aktif
a) Sebagai PNS
b) Sebagai CPNS
2. Organik Pasif
a) Masa bebas tugas (MBT)
b) Uang tunggu
c) Cuti di luar tanggungan Negara (CDTN)
d) Karena alasan penting (misal : ikut dinas LN)
e) Persalinan ke-3
f) Dipekerjakan
g) Diperbantukan
l. Klasifikasi Pekerjaan / Jabatan Gol Iii dan IV. Pengertian jabatan adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam rangkaian
susunan organisasi.
2. Fungsional : Jabatan yang tidak ada/disebut dalam struktur organisasi tetapi jabatan
tersebut harus ada untuk kelancaran organisasi; jabatan bersifat teknis.