You are on page 1of 9

(IDENTIFIKASI ANION)

LAPORAN

TRIANI CITRA DEWI

2 ANALIS 1

10906891
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung
2010

IDENTIFIKASI ANION

22 November 2010 – 29 November 2010

I. Tujuan
 Siswa dapat mengidentifikasi anion yang terdapat dalam sampel
 Siswa dapat melaksanakan prosedur analisis dan membuat kesimpulan dari hasil
analisis yang diperoleh.
 Siswa dapat mengolah data dengan baik, lengkap, dan sistematis

II. Dasar Teori


Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif
merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion
apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya
analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering
meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah
adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi
pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan
pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal
Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.

Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara
untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut
dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah
keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat
akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam
sulfat yang mendesak asam karbonat.

Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut
yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam
sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida.

Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation.
Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan
garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini
hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini.
(Vogel, 1985)

Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang bergantung
pada reaksi-reaksi dalam larutan. (Vogel, 1985)

Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah:

a. Zat kimia kualitas teknis.

b. Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.

c. Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan oleh


United States Pharmacopoeia.

d. Zat kimia bermuu ragensia (reagent-grade) memenuhi spesifikasi yang


ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia Amerika
Serikat. (Underwood, 1986)

Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan:

1. . Uji untuk zat pereduksi

2. Uji untuk zat pengoksid

3. Uji sulfat
4. Uji dengan larutan perak nitrat

5. Uji dengan larutan Kalsium klorida

6. Uji dengan larutan besi (III) klorida. (Vogel, 1985)

Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis


semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES)
dipakai untuk pengujian anion.

1. Kelompok Nitrat

2. Kelompok Sulfat

3. Kelompok Halogenida

4. Kelompok lain. (Rahmad, 2004)

III. Alat dan Bahan


 Alat:
Tabung reaksi.
Tabung sentrifugal
Penjepit tabung
Pipet tetes

 Bahan:

Na2CO3 CH3COOH 2M H2SO4 pekat


H2SO4 3M HNO3 6N HNO3 pekat
KMnO4 encer AgNO3 Amilum
HCl 1M FeCl3 NaOH 2M
Br2 H2O2 10% H2S
BaCl2 Serbuk alumunium ammonium molibdat
Air iod Kertas kurkuma
IV. Prosedur dan Pengamatan
Prosedur:
Sedikit sampel dilarutkan dalam 15 sampai 20 mL Na2CO3 jenuh
1. Identifikasi pendahuluan
a. Ion Pereduksi
Satu m Les diasamkan dengan H2SO4 3M (hingga semua CO3 habis) ditambah
satu sampai dua tetes larutan KMnO4 ener, kocok.
b. Satu m Les diasamkan dengan H2SO4 3M kemudian ditambahkan satu sampai
dua tetes defilanin.
2. Penentuan anion
a. SO42- , SO32- C2O42- , F- , CrO42-
Satu m Les diasamkan dengan HCl 1M, jika ada S hilangkan dengan Cd(NO 3)2,
kemudian disaring dan diambil filtratnya.
+ BaCl2 pada sentrat, pisahkan endapan.
+ Br2 pada sentrat sambil dikocok, pisahkan endapan
+ CH3COONa pada sentrat, pisahkan endapan
+ CaCl2 pada sentrat, jika ada endapan putih:
 Pada endapan + air + CH3COOH 2M + KMnO4 sambil dikocok sampai
warna KMnO4 tidak hilang
b. SCN-
Dua sampai tiga tetes sampel + HNO3 6N + FeCl3

c. Ion – ion Halida


Es + HNO3
+ AgNO3
Apabila ada SCN, hilangkan dengan + HNO 3 pekat dan kisatkan sampai hamper
kering.
+ HNO3 6M, kocok
Pada sentrat dibagi dua:
+ KBr
+ HNO3 6N
Pada endapan tambahkan Zn + H2SO4 2M, larutannya menjadi dua.
+ FeCl3, kocok + amilum
Jika ada I- didihkan hingga bebas ion I.
+ KMnO4 pada larutan.
+ H2SO4 3M, kocok.
Sisa KMnO4 direaksikan dengan H2O2 10%

d. Nitrat dan Nitrit


Jika terdapat ion SCN maka ion itu harus dihilangkan terlebih dahulu.
a. Pemeriksaan ion Nitrit
+ HOAc pada larutan
+ tioureum 10%, biarkan 5 detik.
+ HCl encer
+ setetes FeCl3
b. Menghilangkan ion nitrit
+ HCl pada larutan
+ ereum, didihkan.
c. Tes cicin coklat.
Larutan + H2SO4 sampai cukup asam
+ larutan garam Mohr.
+ H2SO4 pekat
d. Penentuan lain NO3
larutan + NaOH 2M dan serbul alumunium,
periksa gas yang keluar dengan lakmus merah
e. Fosfat (PO43-)
Asamkan 0,5 mL es dengan HNO3 2M + ammonium molibdat
Jika PO4 :
1 mL es diasamkan dengan HCl 6M + satu tetes air iod dan alirkan gas H 2S,
keluarkan H2S dengan pendidihan, lalu netralkan dengan NaOH

f. Borat
0,5 mL es + HCl 6M
+ 1 tetes larutan pada kertas kurkuma, keringkan
+ 1 tetes NaOH 2M.

Data Pengamatan:
1. Identifikasi pendahuluan
Satu m Les diasamkan dengan H2SO4 3M, ditambah satu sampai dua tetes larutan
KMnO4 ener, kocok. Warna KMnO4 hilang.
Ion pereduksi (+)
2. Penentuan anion
 Satu m Les + HCl 1M  ada gelembung – gelembung.
+ Cd(NO3)2  endapan putih (S -)
kemudian disaring dan diambil filtratnya.
+ BaCl2  endapan putih ( SO42- +).
+ Br2  tidak ada endapan (SO32- -)
+ CH3COONa  tidak ada endapan (CrO42- -)
+ CaCl2  endapan putih
 Pada endapan + air + CH 3COOH 2M + KMnO4 sambil dikocok
semua endapan larut ( C2O42- +)
 Warna KMnO4 hilang ( F -)
 SCN-
Es + HNO3  menghasilkan gas
+ FeCl3  merah (SCN +)

 Ion – ion Halida


Es + HNO3  warna menjadi jingga
+ AgNO3  endapan putih.
+ HNO3 6M, kocok  tidak terjadi apa - apa
Pada sentrat dibagi dua:
+ KBr  endapan putih (Br -)
+ HNO3 6N  tidak terjadi pengendapan (Cl-)
Pada endapan tambahkan Zn + H2SO4 2M  larutan hitam.
+ FeCl3, kocok  warna merah
+ amilum  tidak terjadi apa – apa ( I -)

V. Persamaan Reaksi

VI. Pembahasan
Analisa kualitatif adalaah suatu analisa yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan
zat tertentu dalam sample. Dalam praktikum kali ini dilakukan suatu analisa kualitatif
terhadap zat-zat anorganik di mana dilakukan uji terhadap sampel-sampel berupa garam-
garam yang akan diidentifikasi. Jenis anionnya melalui serangkaian uji, yaitu uji
organoleptis, uji golongan, dan uji spesifik untuk menetukan anionnya.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidak sistematik seperti metode yang
dalam mendeteksi kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan-golongan utama, dan pemisahan yang berikutnya yang tanpa dapat
diragu-ragukan lagi dari masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Namun kita harus sebutkan disini, bahwa kita memang bisa
memisahkan anion-anion ke dalam golongan utama, bergantung pada kelarutan garam
peraknya, garam kalsium, atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh
dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini dan
untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih
sederhana.

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin,
tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO 2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau
khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. golongan sulfat: SO42- , SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43-
b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2-
c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,Ba3( AsO4)2 tidak larut
dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat
tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan
pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya
golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih),
AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).

VII. Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dan dari data-data yang diperoleh
dari hasil praktikum dapat diambil kesimpulan sampel yang diidentifikasi bahwa sampel
yang di identifikasi

Daftar Pustaka

http://blogkita.info/analisis-anion/
http://tadriskimia.blogspot.com/2009/12/identifikasi-anion.html

You might also like