Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Amina adalah turunan dari amoniak yang satu atau lebih atom – atom
hidrogennya diganti dengan gugus alkil atau diganti dengan radikal – radikalnya.
Amina adalah senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.
Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air. Amina merupakan senyawa
organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki urutan yang
paling penting dalam senyawa organik, oleh karena itu amina tidak terlepas dari
semua unsur organik yang lain. Oleh karena itu sifat-sifat yang di pelajari dalam
senyawa amina akan sangat membantu dalam memahami aspek kimiawi
kelompok alkoid.
Tata nama
1.Cara I.U.C :untuk amina primer dipakai nama hidrokarbon dimana akhiran a
diganti dengan amina
2.Nama mono amina dinyatakan dengan kata amina didahului nama gugus
atau gugus – gugus
3.Bagi poli – amina dipakai nama hidrokarbon asal dibubuhi akhiran di – amina
,triamina,dsb.
4. Untuk gugus NH2 dapat dipakai nama amino
5. Senyawa – senyawaan ammonium kwartener yang dianggap sebagai
turunan dari senyawaan ammonium dimana ke – 4 H diganti dengan alkil.
Struktur Amina
a. Amina Primer : R–
NH2
CH3-CH2-CH2-CH2-NH2
b. Amina sekunder : R – NH
(CH3)2NH
H
c. Amina tersier :
R–N–
(CH3)3N R
Proses pokok adalah paduan dari amina yang berlaku sebagai donor
elektron atau basa Lewis, dengan proton, penerima electron (a) dan paduan
yang sama terjadi dengan asam Lewis yang lain, misalnya trimetilborium (b).
Ikatan baru yang terbentuk dalam hal (b) adalah suatu ikatan kovalen
koordinat. Reaksi alkali yang disebut diatas, kalau suatu amina dilarutkan
dilarutkan dalam air disebabkan oleh kadar ion hidroksil yang berlebihan,
diikuti oleh penyingkiran ion hidrogenoleh paduan (a) dan hasil
keseluruhannya dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Nitril1°amina
Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada
tahapan pertama, terbentuk sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim
bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium bromida, kecuali bahwa
salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah
gugus etil.
Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga
bereaksi dengan bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi
sebelumnya.
Amina tersier kalau dipanaskan dengan alkil halida akan bersatu membentuk
senyawaan yang sama dengan garam amonium, tetapi mempunyai empat
gugus alkil melekat pada nitrogen dan karena itu disebut garam amonium
kwaterner
CH3J + (CH3)3N (CH3)4N+J-
Tetrametilamonium-hidroksida
Kali ini tidak ada lagi hidrogen tersisa pada nitrogen yang bisa dilepaskan.
Dan reaksi berhenti sampai disini.
Bagaimanapun perlakuan yang diberikan terharap reaksi, akan diperoleh
campuran dari semua produk (termasuk amina dan garam-garamnya) yang
ditunjukkan di halaman ini. Untuk memperoleh produk yang sebagian besar
adalah garam amonium kuartener, adalah dengan menggunakan
bromoetana yang berlebih. Jika mencermati reaksi-reaksi yang berlangsung,
masing-masing reaksi masih memerlukan bromoetana tambahan. Jika
disediakan cukup banyak bromoetana, maka kemungkinan besar reaksi
akan berlangsung sampai sempurna, dengan jumlah waktu yang cukup.
Disisi lain, jika menggunakan amonia yang sangat berlebih, maka peluang
terbesar adalah bahwa sebuah molekul boromoetana akan menabrak
sebuah molekul amonia dan bukan kemungkinan bahwa molekul amina akan
terbentuk. Ini dapat membantu dalam mencegah pembentukan amina-amina
sekunder (dan lain-lain).
Garam ini adalah zat pada ion, segera dapat larut dalam air dan tak larut
dalam eter dan dapat dibandingkan dengan hidroklorida dan hidrobromida
dari amina tersier yang sama. Ia juga susah dilebur dan kalau dipanaskan
dengan kuat akan terurai menjadi amina tersier dan alkil halida. Garam
tetraalkilamonium berbeda dengan amina hidrohalida dan garam amonium
yang sederhana dalam sifat-sifatnya terhadap alkali, karena tidak ada amina
bebas dilepaskan, melainkan menghasilkan suatu campuran keseimbangan
yang mengandung amoniumhidroksida kwaterner yang mantap, Turunan
tetraalkil tak dapat terurai dengan hilangnya air dalam cara seperti
amoniumhidroksida dan hidrat amina dan arena itu memberikan kadar ion
hidroksida yang tinggi. Zat ini adalah suatu basa yang kuat sebanding
dengan natrium atau kalium hidroksida yang menerangkan karena apa
tetapan keseimbangan dalam reaksi diatas dekat pada satu.
Pembuatan dari basa amonium kwaterner juga dapat dapat
dilaksanakan dengan mengerjakan halida dalam larutan air dengan perak
hidroksida karena perak halida mengendap dan keseimbangan bergeser.
CH3NH3Cl CH3NH3.HCl
Metilamonium klorida metilamina hidroklorida
Penggunaan
Pada sintesis misalnya dari anestikum – anestikum sebagai katalisator –
katalisator dsb:
- sebagai katalisator
- Dimetilamina : pelarut, absorben gas alam, pencepatan vulkanisasi karet,
pembuatan sabun,dll.
- Trimetilamina : suatu penarik serangga. Amina – amina yang tinggi
(tetradekil amina, oktadekil amina, dodekil amina) dipakai sebagai fungisida ,
pelumas,dsb.
- Diamina
Putresina = tetrametilena diamina = 1,4 – butanadiamina
Kadaverina = pentametilena diamina = 1,5 – pentanadiamina
Keduanya terbentuk pada pembusukan daging dan ikan,baunya tak enak,tak
begitu toksis,tetapi termasuk golongan “ptomaines” (Yunani ptoma =
mayat).Ini adalah senyawaan – senyawaan beracun yang mengandung
nitrogen dan terjadi pada penguraian protein oleh bakteri.
- Heksametilena – diamina = 1,6- heksana diamina (dipakai pada
pembuatan nilon 66)
Kesimpulan
1. Amina merupakan basa lemak turunan dari amoniak
2. Amina diklasifikasikan