You are on page 1of 3

Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut

Anak
Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut anak. Banyak orang tidak pernah
membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan
anak.

Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Oleh Siska Damayanti Heryaman

Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut anak. Banyak orang tidak pernah
membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada perkembangan
anak. Maka dari itu, betapa penting perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut
anak, terutama anak-anak yang masih balita. Sebab, kondisi gigi susu akan menentukan
pertumbuhan gigi tetap si anak.

Selain itu, bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan
sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan mudah terserang
penyakit. Setiap orangtua sebaiknya menanamkan suatu prinsip dalam dirinya bahwa anak-
anak harus bebas dari rasa sakit gigi dan memberi mereka awal kehidupan yang baik
sehingga mereka mampu bersaing di masa depan.

Pertumbuhan gigi pada anak ditandai dengan pemunculan gigi pada permukaan gusi dan
diikuti dengan perubahan posisi gigi dari dalam tulang pendukung gigi untuk menempati
posisi fungsionalnya dalam rongga mulut. Masa pemunculan gigi secara klinis merupakan
suatu tanda pertumbuhan seorang anak. Tahap pertama pertumbuhan gigi sangat jelas selama
minggu keenam dari kehidupan embrional.

Mulai tumbuhnya gigi merupakan proses penting pertumbuhan seorang anak. Orangtua harus
mengetahui cara merawat gigi anaknya. Orangtua juga harus meng-ajari anaknya cara
merawat gigi dengan baik, yaitu dengan memberi contoh cara menyikat gigi yang benar.
Fungsi bicara

Salah satu fungsi gigi susu yang dianggap penting ialah perkembangan fungsi bicara.
Kemampuan menggunakan gigi-geligi untuk pengucapan didapatkan seluruhnya dengan
bantuan gigi susu. Gigi susu juga berperan dalam fungsi kosmetik dengan perkembangan
penampilan anak. Secara tidak langsung cara bicara anak dapat dipengaruhi jika terdapat
kesadaran pada dirinya akan kerusakan pada gigi, dan hal ini akan membuatnya malu ketika
membuka mulut saat bicara.

Perawatan gigi sejak dini sangat penting untuk menghindari proses kerusakan gigi, seperti
gigi berlubang, keropos, dan pembengkakan pada gusi. Anak juga harus diajak atau
diperkenalkan secara dini kepada dokter gigi. Hal ini sangat bermanfaat dalam membiasakan
pemeriksaan gigi secara rutin dan mengatasi rasa takut anak kepada dokter gigi.

Orangtua dapat mencoba cara mengenalkan dokter gigi kepada anak, yaitu dengan mengajak
anak ikut serta saat ibu atau ayahnya memeriksakan gigi. Cara ini juga mengenalkan anak
pada suasana ruangan dokter gigi, suara-suara mesin, dan peralatan yang digunakan dokter.
Anak juga dapat melihat bagaimana ibu atau ayahnya tetap tenang saat dokter gigi melakukan
perawatan.

Tak kalah penting ialah memilih dokter gigi anak yang memahami dan mendapat pendidikan
bagaimana membuat anak-anak nyaman saat ke dokter gigi. Misalnya, dokter yang
menyediakan ruang tunggu berisi buku dan mainan, serta mengisi dinding ruangan dengan
gambar-gambar yang menarik dan disukai anak-anak.

Selain itu, orangtua harus memerhatikan pola makan anak. Jangan terlalu sering memberi
anak makanan yang manis dan lengket. Sebab, makanan jenis ini mudah tertinggal dan
melekat pada gigi, dan bila terlalu sering serta lama akan berakibat tidak baik. Makanan
manis dan lengket tersebut akan bereaksi di dalam mulut dan membentuk asam yang merusak
email gigi. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan, seperti gigi berlubang atau yang
dikenal sebagai karies. "Nursing-bottle caries"

Nursing-bottle caries (NBC) atau disebut juga baby bottle tooth decay-sindrom botol bayi
yang menjadi penyebab nomor satu kerusakan ekstensif pada gigi anak-anak di bawah umur
tiga tahun-adalah suatu kondisi di mana gigi susu balita telah rusak, bahkan sering kali
menjadi busuk, hingga ke permukaan gusi. NBC ini banyak terjadi pada anak-anak karena
seringnya mengonsumsi minuman yang mengandung gula, seperti susu, sari buah, dan
minuman ringan lainnya, yang diberikan kepada anak menjelang tidur.

Gula yang terkandung dalam minuman-minuman tersebut oleh bakteri yang terdapat pada
plak gigi diubah menjadi asam yang akhirnya menimbulkan kebusukan dan kerusakan gigi.

Terdapat beberapa cara untuk menghindari terjadinya kasus NBC:

1. Hindari atau kurangi makanan yang manis. Fruktosa (gula meja), dekstrosa, dan sirup
jagung mengandung gula yang dapat menimbulkan asam pembusuk dalam jumlah lebih besar
dibandingkan dengan makanan non-gula lainnya.

2. Jangan berikan makanan atau minuman kepada anak-anak menjelang tidur tanpa
melakukan penyikatan gigi atau pembersihan gigi setelahnya. Bila anak terbiasa meminum
susu dalam botol menjelang tidur sampai tertidur, bersihkan giginya dengan kapas atau kain
yang telah dibasahi.

3. Bila anak harus atau terbiasa memegang botolnya saat akan tidur, isi botol dengan air
putih. Indikator kesehatan mulut dapat dilihat dari kebersihan mulut serta ada atau tidaknya
gingivitis (pembengkakan gusi). Gingivitis adalah peradangan yang melibatkan jaringan
gingiva (gusi) di sekitar gigi. Gingivitis pada anak-anak diakibatkan oleh adanya plak (massa
lunak yang melekat pada permukaan gigi dan mengandung koloni bakteri) dan kalkulus (plak
yang telah mengeras), yang dihubungkan dengan kebersihan mulut yang tidak baik. Penyakit
gingivitis ini jika dibiarkan akan menjadi bentuk destruktif yang mengenai jaringan
periodontal (jaringan sekitar gigi).

Pemeliharaan kesehatan anak-anak berumur di bawah lima tahun masih bergantung kepada
orangtua. Orangtua, terutama ibu, mempunyai peran yang sangat dominan dalam upaya
pecegahan penyakit gingivitis ataupun penyakit mulut lainnya. Peran ibu dalam upaya
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak dapat dilihat dari sikap dan perhatiannya
terhadap perawatan gigi dan mulut anaknya.

Usaha untuk mencegah kerusakan gigi tentunya tidak dilakukan dengan mengurangi
pemberian susu kepada anak. Mengingat penyebab utama timbulnya karies gigi dan gingivitis
adalah plak, upaya yang dapat dilakukan ialah membersihkan plak dari permukaan gigi.

Upaya tersebut dapat berupa penyikatan gigi, kumur-kumur, dan pembersihan gigi dengan
kapas atau kain basah pada balita. Bila anak sudah agak besar, orangtua harus dapat
membantu anak untuk memulai rutinitas menggosok gigi. Caranya dengan mengajari dan
memberi contoh bagaimana cara memegang sikat gigi dan menggosok gigi dengan benar.
Kebersihan gigi dan mulut hanya dapat dicapai dengan menyikat gigi secara benar, rutin, dan
teratur setiap hari, terutama menjelang tidur, agar permukaan gigi terbebas dari plak. SISKA
DAMAYANTI HERYAMAN Dokter Gigi, Tinggal di Bandung

You might also like