You are on page 1of 27

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS SMA NEGERI MOJOAGUNG JOMBANG

OLEH:

TEGUH KURNIAWAN 088554087

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI 2008 A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

1
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa
menuju pada perubahan – perubahan tingkah laku baik intelektual , moral maupun sosial
agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan
tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru melalui
proses pengajaran.
Peningkatan mutu pendidikan nasional di Indonesia terus menerus diupayakan agar
tujuan pendidikan bisa tercapaiekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu
ditingkatkan mutunya guna tercapainya tujuan pendidikan, karena keterampilan dalam
mata pelajaran ini akan dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar materi – materi akuntansi
dapat dipahami dengan baik dan benar oleh siswa maka pengajaran akuntansi harus dititik
beratkan pada siswa secara aktif. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa merupakan
salah satu tugas dan tanggung jawab seorang guru atau tenaga pendidik yang profesional.
Dalam pembelajaran di kelas telah banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh
guru yang sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, yang ditunjukkan
dengan hasil-hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujian sekolah serta
keterampilan individu siswa itu sendiri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pengajaran seorang guru adalah memperbaiki pola pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan atau model belajar yang dinilai efektif dan efisien oleh guru untuk diterapkan
di kelas.
Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh
sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai
dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula
setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh
siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain

2
mempunyai perbedaan. Oleh karena itu guru perlu menguasai dan dapat menerapkan
berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai setelah proses pembelajaran sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan.
Tetapi para ahli berpendapat bahwa tidak ada model pengajaran yang lebih baik dari
model pengajaran yang lain (Nur, 2005:11).
Di SMA Negeri 1 Mojoagung Jombang ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran Ekonomi ditetapkan 75, artinya siswa dikatakan tuntas belajar apabila nilainya
≥ 75, sedangkan Standar Ketuntasan klasikal tercapai jika terdapat 75 % siswa mencapai
daya serap ≥ 75.
Untuk mengantisipasi kelemahan maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang dapat membantu siswa meningkatkan penguasaan dan pemahaman konsep, salah
satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran langsung. Model
pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah (Kardi dan nur , 2005: 11).
Model ini sebenarnya dapat diterapkan di bidang studi apapun, namun yang paling
sesuai adalah untuk mengajarkan mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau
kinerja yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah. Apabila informasi atau ketrampilan yang akan diajarkan terstruktur dengan
baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah, model pembelajaran langsung sangat
cocok dipergunakan.
Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan suatu penelitian
tentang “ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1
MOJOAGUNG-JOMBANG”
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana aktifitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan Model Pembelajaran Langsung?.
2. Bagaimana pencapaian hasil belajar siswa bila menggunakan Model Pembelajaran
Langsung?.
B. Tujuan Penelitian
3
1. Mengetahui aktifitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung

2. Mengetahui pencapaian hasil belajar siswa bila menggunakan Model Pembelajaran Langsung

B. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa
Melalui model pembelajaran langsung ini diharapkan dapat meningkatkan penguasaan
konsep dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi
b. Bagi guru
Penelitian ini sebagai masukan bagi guru tentang pengembangan modal
pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menunjang
proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 mojoagung Jombang
c. Bagi Sekolah
Merupakan sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan SMA dalam
rangka memperbaiki dan mengembangkan proses belajar mengajar terutama untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Akuntansi.
d. Bagi Universitas
Menambah perbendaharaan perpustakaan dan perbandingan bagi mahasiswa program
studi kependidikan yang melakukan penelitian lanjutan.
C. Asumsi, Batasan Masalah
1. Asumsi
Asumsi adalah anggapan dasar yang diyakini kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis
mempunyai asumsi bahwa :
Guru dalam menyampaikan pelajaran ekonomi mempunyai kemampuan penguasaan
konsep dan penguasaan Model Pembelajaran Langsung dengan baik.
2. Model pembelajaran langsung adalah salah satu model pembelajaran
yang cocok digunakan dalam pembelajaran ekonomi, karena bersifat pembelajaran yang
mengajarkan pengetahuan secara luas yang tidak hanya berkutat dalam materi yang diajarkan
tapi juga dikehidupan sehari-hari
Batasan Masalah
Suatu kegiatan penelitian perlu dibatasi masalah yang akan diteliti supaya
penelitian lebih terfokus, terarah, dan dapat memperlancar proses penelitian yang
akan dilaksanakan. Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Mojoagung kelas XI IPS 2 tahun ajaran
2008 / 2009.

4
2. Pokok bahasan yang dipilih adalah materi tentang Ekonomi terbuka Perlakuan yang
diberikan adalah 3 kali siklus.
3. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran
langsung.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pengajaran
Menurut Joyce (Nur, 2005: 7) Model pengajaran menunjukkan suatu pendekatan
pembelajaran tertentu yang meliputi tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya. Istilah model diambil karena dua alasan :
1. Mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode atau prosedur.
Istilah model pengajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau
prosedur tertentu. Ciri – ciri tersebut adalah :
a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
(Nur, 2005 : 8 )

2. Model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting.

B. Pembelajaran Langsung
1. Pengertian Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah ( Kardi dan
Nur, 2005 : 5 ).
Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan
dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan
prosedural ( prosedural knowledge) adalah pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu atau memecahkan sebuah kasus.
Sedangkan Nur ( 2005 : 16 ) mendefinisikan bahwa model pengajaran langsung
adalah sebuah pendekatan yang mengajarkan ketrampilan – ketrampilan dasar dimana
pelajaran sangat berorientasi pada tujuan dan lingkungan pembelajaran yang
terstruktur secara ketat.

6
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa model pengajaran langsung
adalah suatu model pengajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan
yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Melalui proses pembelajaran dengan model pengajaran langsung ini diharapkan
pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat meningkatkan keterampilan
dasar dan keterampilan akademik siswa.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung
Ciri – ciri pengajaran langsung ( kardi dan Nur,2005 : 3 )
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada hasil belajar siswa termasuk
prosedur penilaian hasil belajar
Setiap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru harus mempunyai tujuan
tertentu, agar arah output yang dapat dihasilkan siswanya jelas. Agar siswanya
dapat melakukan suatu kegiatan dengan baik maka dalam pengajaran siswanya
memerlukan dua pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Menurut M Nur (2005:26) model pengajaran langsung ini telah dirancang
secara khusus untuk membelajarkan siswanya tentang pengetahuan prosedural
yang dibutuhkan untuk melaksanakan ketrampilan kompleks dan sederhana serta
pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan dengan
langkah demi selangkah.
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Suatu sintaks dari suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan
urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan
pembelajaran. Suatu sintaks menunjukkan dengan jelas kegiatan – kegiatan apa
yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan – kegiatan tersebut dan
tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa. Dalam model pembelajaran
langsung terdapat 5 fase atau langkah penting dalam pelaksanaan pengajaran
seperti yang tertera dalam Sintaks model pengajaran langsung

Tabel 2.1
7
Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Peran guru
1. Guru menjelaskan TPK, informasi latar
me belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa untuk
belajar

2. Guru mendemonstrasikan ketrampilan


me dengan benar,atau menyajikan
informasi tahap demi tahap
3. Guru merencanakan dan memberi
me bimbingan pelatihan awal

4. Mencek apakah siswa telah berhasil


me melakukan tugas dengan baik, memberi
umpan balik
5. Guru mempersiapkan kesempatan
me melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari - hari
Sumber : ( Kardi dan Nur, 2005 : 8 )
1) Menyampaikan tujuan dan motivasi
Guru yang baik mengawali pelajaran mereka dengan menjelaskan
pembelajaran mereka, disamping itu guru mengatakan kepada siswa apa
tujuan pembelajaran hari ini berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdahulu.
Membuat siswa sadar tentang apa yang akan mereka pelajari membantu
mereka membuat hubungan antara suatu pelajaran tertentu dan relevansinya
terhadap kehidupan mereka sendiri, memotivasi mereka untuk berusaha lebih
keras.
2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau
ketrampilan
Model pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa
sebagian besar dari perilaku siswa berasal dari perilaku mengamati orang lain.
Dengan memperhatikan perilaku tertentu itulah siswa dapat belajar melakukan

8
perilaku tersebut. Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau
ketrampilan dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau
ketrampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi
untuk mengusai komponen – komponen.
3) Membimbing pelatihan
Prinsip – prinsip untuk memberi latihan kepada siswa
a. Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.
b. Berikan pelatihan sampai benar – benar menguasai konsep / ketrampilan yang
dipelajari.
c. Hati – hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan dan latihan
terdistribusi.
d. Perhatian terhadap tahap awal latihan, sebab mungkin terjadi siswa melakukan
ketrampilan kurang tepat.
4) Mengecek pemahaman dan memberi umpan
balik
Fase ini ditandai dengan pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan oleh
guru kepada siswa dan siswa memberikan jawaban, guru kemudian merespon
jawaban siswa tersebut. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam
pembelajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak
banyak manfaatnya bagi siswa.
Untuk memberikan umpan balik yang efektif pada kelas dalam jumlah
siswa yang besar dapat mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Memberi umpan balik segera dan secepat mungkin.
2. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik.
3. Konsentrasi pada tingkah laku sesuai tingkat perkembangan
siswa.
4. Menjaga umpan balik yang cocok dengan tingkat
perkembangan siswa.
5. Memberi penghargaan dan umpan balik pada kerja yang benar.
6. Apabila memberi umpan balik yang negatif, maka harus
ditunjukkan bagaimana cara melaksanakan yang benar.
7. Membantu siswa untuk memfokuskan perhatian pada proses
bukan pada hasil.

9
8. Megajari siswa bagaimana memberi balik pada diri sendiri dan
bagaimana menilai kinerja diri sendiri.
(Kardi dan Nur, 2005: 38)

5) Latihan lanjutan
Guru memberikan latihan lanjutan dengan memusatkan perhatian pada
transfer ketrampilan tersebut kepada situasi – situasi yang lebih kompleks.
Hendaknya latihan lanjutan diberikan sebagai lanjutan dari latihan bukan
sebagai kelanjutan pembelajaran guru.
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan
Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang
sangat hati – hati di pihak guru. Agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan
tiap detil ketrampilan atau isi didefinisikan secara langsung dan dilaksanakan
secara seksama juga.
Meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan
siswa, model ini berpusat pada guru, sistem pengelolaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama
melalui memeperhatikan, mendengarkan dan resitasi ( tanya jawab ) yang
terencana.
3. Dukungan Teoritik Dan Empirik
Analisis sistem
Dalam bidang pengajaran dan pembelajaran, analisis sistem menekankan
bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan ketrampilan, dan bagaimana
menguraikan secara sistematik ketrampilan kompleks dan ide – ide menjadi
komponen – komponen sehingga dapat diajarkan secara berurutan.
Teori perilaku
Teori ini merupakan sumbangan yang sangat besar bagi model pengajaran
langsung, dimana teori menyatakan bahwa banyak dari apa yang dipelajari
manusia berasal dari pengamatannya terhadap orang lain.
Bandura (Nur, 2005:21) menyatakan bahwa sebagian besar pembelajaran
manusia dilakukan dengan cara selektif mengamati dan menempatkan apa yang
diamati itu dia dalam memorinya tentang perilaku orang lain.
Penelitian efektivitas guru

10
Dukungan ini datang dari penelitian yang dilakukan oleh dan para koleganya
pada tahun 1970 yang menunjukkan guru yang menggunakan strategi yang
berpusat pada guru (Model pengajaran langsung) lebih berhasil dalam
mendapatkan tingkat keterlibatan tinggi siswa daripada guru yang menggunakan
metode – metode pengajaran yang lebih informal dan berpusat pada siswa.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran Langsung :
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1.Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2.Untuk mata pelajaran tertentu.
Kiranawati (dalam Ervia.2010:8 )

C. Aktivitas Siswa dan Guru


Selama proses belajar mengajar berlangsung dituntut adanya aktivitas guru dan
aktivitas siswa. Aktivitas guru dan aktivitas siswa merupakan factor utama keberhasilan
proses belajar mengajar.
Aktivitas guru merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses belajar
mengajar. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam aktivitas guru adalah semua
aktivitas yang ada pada tiap fase di dalam sintaks pengajaran langsung diantaranya adalah
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, mendemonstrasikan ketrampilan,
memberikan latihan terbimbing, mengecek pemahaman dan memberi umpan balik, serta
memberi latihan lanjutan dan transfer.
Aktivitas siswa merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan
dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Menurut Paul
B. Diedrich dalam Sardiman ( 2001, 99 ) kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai
berikut :
Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
Oral activities seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

11
Listening activities sebagai contoh mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato.
Writing activities seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
Drawing activities misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
motor activities yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak
Mental activities sebagai contoh misalnya : menanggap, mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
Emosional activities seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

D. Penerapan Model Pembelajaran langsung dalam Pokok Bahasan ekonomi terbuka


1. Definisi Akuntansi
Akuntansi menurut Committee on Terminologi dari American Institute of Certified
Public Accountings ( AICPA ) adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
dengan suatu cara tertentu dan dalam bentuk uang. Atas kejadian – kejadian dan transaksi –
transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan menjelaskan hasil –
hasilnya.
Hasil keputusan tersebut dapat menjadi bahan untuk mengukur usaha yang dilakukan
seperti yang dikemukakan oleh American Accounting Association ( AAA ) bahwa
“Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi
ekonomi agar dapat memberikan bahan pertimbangan yang relevan bagi para pengambil
keputusan”.
Berdasarkan definisi akuntansi diatas dapat diartikan sebagai suatu proses yang terdiri
dari pengklasifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi yang dihasilkan oleh
akuntan dan diharapkan mampu dalam mengambil keputusan pada kesatuan usaha yang
bersangkutan.
2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan
atau menjual jasa dengan tujuan mencari laba.
Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah sistematis atau urutan proses pencatatan yang
dimulai dari transaksi usaha sampai dengan laporan keuangan dalam suatu perusahaan jasa.

12
( Hartojo dan Wikono, 2004 : 49)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa siklus akuntansi perusahaan jasa
terdiri atas beberapa tahap dimana tahap - tahap tersebut tidak dapat berdiri sendiri
melainkan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Untuk Penerapan dalam mata pelajaran akuntansi terutama pada siklus
akuntansi perusahaan jasa sangat cocok apabila diterapkan model pembelajaran
langsung, hal ini dikarenakan karakteristik siklus akuntansi perusahaan jasa yang
bersifat pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pembelajaran langsung
khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah ( Kardi dan Nur, 2005 : 5 )
Dengan menerapkan model pembelajaran langsung diharapkan ketrampilan –
ketrampilan dalam siklus akuntansi yang terdiri dari beberapa tahap itu dapat
diajarkan dengan baik dan benar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
E. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari segi siswa hasil
belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar ( Dimyati, 2006 : 3 ).
Proses belajar mengajar itu dikatakan berhasil jika siswa memahami materi secara
menyeluruh dan mengerti apa yang disampaikan oleh seorang guru.
Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individu atau kelompok untuk mengetahui sejauh mana proses belajar telah tuntas dan
ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diperoleh anak didik setelah diadakan evaluai
( Djamarah, 1994 : 19 ).
Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah guru mengadakan evaluasi terhadap siswa
yang dapat diadakan setiap akhir tatap muka atau yang disebut dengan post tes yang dapat
dipakai guru untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan. Selain itu evaluasi juga dapat dilakukan setiap selesainya seluruh pokok
bahasan yang disebut ulangan harian.

13
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian
tentang kemajuan dan keberhasilan siswa setelah melakukan suatu usaha dan aktivitas dalam
memperoleh suatu pengetahuan.pengertian.
2. Indikator keberhasilan
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal
– hal sebagai berikut :
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi baik individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa baik individual maupun kelompok, namun demikian indicator
yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
3. Penilaian keberhasilan
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut
dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai
berikut :
1. Tes formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut
2. Tes sub sumatif
Tes ini meliputi sejmlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam
waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa
untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa
3. Tes sumatif
Untuk mengukur daya serap siwa terhadap pokok – pokok bahasan yang telah diajarkan
selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.
4. Tingkat keberhasilan
Sebuah pembelajaran dikatakan berhasil adalah karena adanya ukuran atau standarisasi
untuk tingkat keberhasilan
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar di bagi atas beberapa tingkatan
a. Istimewa / maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai oleh siswa
b. Baik sekali / optimal :Apabila sebagian besar ( 76% - 99% ) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa
14
c. Baik / minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75%
saja dikuasai oleh siswa
d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai
oleh siswa
( Djamarah dan Zain 2006:107)

F. Penelitian Yang Relevan


1. Anita Yushofah (2006)
“ Penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi pokok siklus akuntansi perusahaan dagang dikelas XI IS SMA Negeri Paciran “
Hasil penelitian yang diperoleh adalah
Pencapaian hasil belajar siswa dalam model pembelajaran langsung mengalami kenaikan dari
pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 50% dan dari pertemuan ketiga ke pertemuan
keempat sebesar 23,08%
2. Ana Safitri (2008)
“ Penerapan model pembelajaran langsung pada mata diklat mengelola proses kredit kelas II
Akuntansi I di SMKN 2 Tuban ”
Hasil penelitian yang diperoleh adalah
Setiap putaran terjadi peningkatan ketuntasan kelas, pada putaran I sebesar 74,49 %,
Putaran II 84,62 %, dan Putaran III 92,31%

G. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian
15
Fakta

Hasil belajar siswa belum mencapai Standar Ketuntasan


klasikal 75%
Siswa merasa sulit dan bosan ketika menerima pelajaran yang
dikarenakan guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi
Masalah

Model pembelajaran apa yang dapat diterapkan sehingga


hasil belajar siswa mencapai Standar ketuntasan klasikal
≥ 75%

Kajian Empiris Kajian Teori

Anita Yushofah (2006) Teori Perilaku


Ana Safitri (2008) Teori Pembelajaran sosial

Solusi

Penerapan Model Pembelajaran Langsung

Harapan

Hasil belajar siswa mencapai


Standar Ketuntasan klasikal ≥
75%
Dari bagan diatas dapat diuraikan bahwa penelitian ini dilakukan karena adanya fakta
bahwa hasil belajar siswa kurang optimal yaitu belum mencapai standar ketuntasan klasikal ≥
75%, hal ini berdasarkan keterangan yang didapat penulis dari guru akuntansi SMA Negeri 1
Wringinanom. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pengajaran yang dapat melibatkan
secara aktif baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Berdasarkan kajian teori maupun
kajian empiris yang ada maka solusi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu perlu
diterapkannya model pembelajaran langsung, dengan harapan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa agar dapat mencapai standar ketuntasan klasikal 75%.

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

17
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah merupakan jenis penelitian tindakan kelas ( Classroom
Action Research ). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa (Arikunto, 2008 : 3).
B. Rancangan penelitian

Perencanaa
n
Refleksi SIKLUS Pelaksanaan
I
Pengamata
n
Perencanaa
n
Refleksi SIKLUS Pelaksana
an
II
Pengamata
n
?

Gambar 3.1 : Siklus PTK ( Arikunto, Suharsimi, 2008: 16 )


Tahap 1 : Rancangan tindakan ( Planning )
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus
peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung
Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan ( Acting )
Tindakan apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau
perubahan yang diinginkan serta mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
tersebut.
Tahap 3 : Pengamatan ( Observasi )
Langkah peneliti dalam mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan.
Tahap 4 : Refleksi ( Reflecting )

18
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan
refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wringinanom - Gresik yang terletak di Jalan
Sembung Wringinanom- Gresik , Pada bulan Februari sampai bulan maret 2009.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan
jumlah siswa 37 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan.
Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah SMA Negeri 1 Wringinanom, Jl. Raya
Sembung Wringianom Gresik.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan pengajaran pada penelitian ini dilakukan dalam 3 kali putaran. Dalam tiap
putaran terdiri dari empat tahap penelitian yaitu rencana penelitian, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Siklus 1 ( Putaran 1 )
1. Tahap Perencanaan penelitian
a. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui metode pembelajaran yang dipakai
dalam SMA Negeri 1 Wringinanom
b. Mengadakan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar akuntansi di kelas untuk
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar
c. Menentukan kelas sebagai kelas penelitian yaitu siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah
siswa sebanyak 37 anak.
d. Berdiskusi dengan guru akuntansi untuk menentukan materi yang akan disampaikan
e. Menyusun instrumen penelitian
1. Perangkat pembelajaran
a. Silabus
b. RPP ( Rencana Pelaksanaan Pengajaran )
c. Buku siswa
Buku ini berisi materi pelajaran yang akan diajarkan pada saat kegiatan belajar
mengajar, tujuan dari pembuatan buku siswa ini adalah mempermudah siswa
dalam memahami materi ayat jurnal penyesuain, karena selama ini materi
diberikan secara langsung dan waktu tersita hanya untuk menerangkan materi.
2. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru

19
Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung
3. Tes hasil belajar
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan Proses Belajar Mengajar ( PBM ) sesuai dengan rencana pembelajaran
dimana proses belajar mengajar dilaksanakan selama 3 kali pertemuan menggunakan model
pembelajaran langsung. Tiap pertemuan memerlukan alokasi waktu 2 x 45 menit
Kegiatan Awal ( 10 menit )
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas
- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan
- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat
ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal
penyesuaian
Fase 3 Membimbing pelatihan
- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan
memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut
Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara
lisan kepada siswa
Kegiatan Akhir ( 15 menit )
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru memberikan post tes
- Memberikan tugas pada kelompok untuk menganalisa suatu kasus dalam
sebuah surat kabar kemudian dikumpulkan minggu depan.
3. Tahap Observasi
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang
bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah
disediakan untuk penelitian

4. Tahap Refleksi

20
Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,
mengevaluasi tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana
yang belum.
Siklus 2 ( Putaran 2 )
1. Tahap Perencanaan penelitian
Hasil dari refleksi pada siklus pertama yang telah direfleksi kemudian dianalisis untuk
kemudian diperbaiki sebagai tahap perencanaan pada siklus ke 2.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal ( 10 menit )
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas
- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa
- Apersepsi
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan
- Guru membahas tugas minggu lalu kemudian mengumpulkan hasil pekerjaan
- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat
ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal penyesuaian
Fase 3 Membimbing pelatihan
- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan
memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut
Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara
lisan kepada siswa
Kegiatan Akhir ( 30 menit )
Fase 5
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru memberikan post tes
- Memberikan tugas pada kelompok untuk mencari soal – soal ayat jurnal
penyesuaian di buku referensi yang lain.
3. Tahap Observasi
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang
bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah
disediakan untuk penelitian
4. Tahap Refleksi

21
Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengevaluasi
tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana yang belum

Siklus 3 ( Putaran 3 )
1. Tahap Perencanaan penelitian
Hasil dari refleksi pada siklus pertama yang telah direfleksi kemudian dianalisis untuk
kemudian diperbaiki sebagai tahap perencanaan pada siklus ke 3
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan Proses Belajar Mengajar ( PBM ) sesuai dengan rencana
Kegiatan Awal ( 10 menit )
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
- Memberikan salam, mempersiapkan siswa dan menertibkan kelas
- Menyampaikan tujuan pengajaran dan memotivasi siswa
- Apersepsi
Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan
- Guru membahas tugas minggu lalu kemudian mengumpulkan hasil pekerjaan
- Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan tentang membuat
ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa dengan indikator menyusun jurnal penyesuaian
Fase 3 Membimbing pelatihan
- Guru memberikan pelatihan dengan cara mengerjakan soal – soal dan
memberikan bimbingan serta membahas soal – soal tersebut
Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
- Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara memberi pertanyaan secara
lisan kepada siswa
Kegiatan Akhir ( 30 menit )
Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
- Guru menyimpulkan materi yang disampaikan
- Guru memberikan post tes
3. Tahap Observasi
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan pengamatan oleh observer yang
bertugas untuk mengamati aktivitas guru dan siswa serta mengisi lembar observasi yang telah
disediakan untuk penelitian
4. Tahap Refleksi
Kegiatan ini untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, mengevaluasi
tentang hal – hal yang dirasakan sudah cukup baik dan bagian mana yang belum.
22
F. Teknik pengumpulan data
Data yang penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang sesuai serta ada hubungannya dengan pokok bahasan
a) Field Research

1. Observasi ( Pengamatan )
Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan
menggunaakn seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156). Observasi digunakan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama
penelitian yang dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran akuntansi dan juga memperoleh
data tentang kondisi fisik SMA Negeri 1 Wringinanom
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan berdialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006 : 155). Dalam
penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru bidang studi dan siswa siswi SMA
Negeri 1 Wringinanom.
3. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa, tes yang
digunakan adalah latihan soal yaitu tes yang digunakan untuk pengambilan data model
pembelajaran langsung pada lembar kerja siswa dan pos test yang dilakukan setelah
pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
4. Dokumentasi
Berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis, dengan
mengumpulkan data mengenai hal – hal atau variabel yaitu berupa catatan, transkrip, buku,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya
Dengan dokumentasi, peneliti mengumpulkan data berupa nama siswa dan nilai siswa
kelas XI IPS 2 dan perangkat pembelajarannya
b) Library Research
Dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur – literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan dalam kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Lembar pengamatan ini terdiri atas :
a) Lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar dengan
penerapan model pembelajaran langsung.
b) Lembar aktivitas siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
c) Lembar post tes. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar tiap siklus.
23
H. Definisi Operasional
a) Pembelajaran langsung merupakan salah satu model pengajaran yang khusus dirancang untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif
yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. suatu model yang ditujukan untuk membantu
siswa belajar pengetahuan dan ketrampilan dasar yang dapat diajarkan dengan cara langkah
demi selangkah.
b) Hasil belajar adalah Penilaian pendidikan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa serta nilai – nilai yang terdapat
pada kurikulum.
I. Teknik analisis data
1. Analisis data hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru dalam Proses Belajar
Mengajar
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dihitung dengan skala
likert yang disajikan dalam bentuk angka. Ridwan (Suwarno, 2005 : 17 ) angka
tersebut ditafsirkan dengan kalimat sebagai berikut:
1 = Kurang sekali
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Baik Sekali

( % )= ∑
Nilai perolehan aktivitas
Persentase x 100 %
∑ Nilai max imal aktivitas

Untuk menganalisa hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap


kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa dapat
diklasifikasikan dengan criteria sebagai berikut :
Nilai 0% - 20 % = tidak baik
Nilai 21 % - 40 % = kurang baik
Nilai 41 % - 60 % = cukup
Nilai 61 % - 80 % = baik
Nilai 81 % - 100 % = baik sekali
2. Analisis Hasil Belajar
Ketuntasan siswa

% ketuntasan siswa =
∑Siswa yang tuntas
x 100 %
∑Siswa seluruhnya
(Uzer usman, 1993 : 97)

24
3. Analisis Butir Soal
a. Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur menjadi suatu ukuran tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Untuk mengetahui kevalidan soal yang digunakan, teknik analisis data yang digunakan
adalah dengan rumus :
N ∑XY − (∑X ) ( ∑Y )
rxy =
{N .∑X 2
− (∑X ) 2 }{N .∑Y 2 −(∑Y ) 2 }

(Arikunto, Suharsimi 2003:72)


Keterangan
rxy = koeisien korelasi
X = nilai suatu butir soal tiap siswa
Y = nilai seluruh butir soal tiap siswa
N = jumlah siswa

untuk mengintepretasikan koefisien korelasi validitas dapat digunakan kriteria sebagai


berikut :
• rxy = 0,800 sampai 1,000 = valid item sangat tinggi
•rxy = 0,600 sampai 0,800 = valid item tinggi
•rxy = 0,400 sampai 0,600 = valid item cukup
• rxy = 0,200 sampai 0,400 = valid item rendah
•rxy = 0,000 sampai 0,200 = valid item sangat rendah

b. Reliabilitas
Reliabilitas berarti instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data kerena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk
mengetahui reliabilitas hasil tes digunakan rumus sebagai berikut :
Vs
r 11 =1 −
Vr
(Arikunto, Suharsimi 2003 : 104 )
Keterangan :
r 1 1 = reliabilit as instrumen
Jkr
Vr = var ians respon dim ana Vr =
dbr
Jks
Vs = var ians sisa dim ana Vs =
dbs
Jk r = jumlah kuadrat respon
db r = derajat kebebasan respon
Jk s = jumlah kuadrat sisa
db s = derajat kebebasan sisa
25
c. Taraf kesukaran
Untuk mengetahui taraf kesukaran dari setiap soal menggunakan rumus :
B
P =
Js
(Arikunto, Suharsimi 2003 : 104 )
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
J S = jumlah seluruh peserta tes

keterangan tingkat kesukaran ditunjukkan oleh criteria sebagai berikut:


P = 0,00 − 0,30 = butir soal termasuk sulit
P = 0,30 − 0,70 = butir soal termasuk sedang
P = 0,70 −1,00 =butir soal termasuk mudah

(Arikunto, Suharsimi 2003 : 210 )


d. Daya beda
Daya beda suatu item adalah kemampuan item tersebut untuk membedakan antar siswa
berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan
daya beda disebut indeks diskriminasi (D). indeks diskriminasi akan berharga negatif bila
kelompok atas yang menjawab benar lebih sedikit disbanding denan siswa kelompok
bawah yang menjawab benar.
BA B
D = − B = PA − PB
JA JB
(Arikunto, Suharsimi 2003 : 213 )

Keterangan :
D = daya serap
J A = banyak peserta kelompok atas
J B = banyak peserta kelompok bawah
B A = banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
B B = banyak peserta kelompok atas yang menjawab salah

Dengan koefisien daya pebeda sebagai berikut :


1) Nilai D = 0,00 - 0,20 = butir soal jelek
2) Nilai D = 0,21 – 0,40 = butir soal sedang
3) Nilai D = 0,41 – 0,70 = butir soal baik
4) Nilai D = 0,71 – 1,00 = butir soal baik sekali
Soal dengan berharga negatif termasuk soal yang tidak baik dan sebaiknya tidak dipakai
26
(Arikunto, Suharsimi 2003 : 218 )

DAFTAR PUSTAKA
Kardi, Soeparman & Mohammad nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: University Press.

Tim Penyusun. 2008. Program Pengalaman Lapangan. Surabaya: UNESA

UPT-P4

27

You might also like