Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Istilah postmodernist muncul pada tahun 1930-an, yang pertama kali
dikenalkan oleh Arnold Toynbee. Postmodern merupakan reaksi dari
modernism. Walaupun sampai saat ini belum ada kesepakatan dalam
pendefinisiannya, tetapi istilah tersebut berhasil menarik perhatian orang
banyak. Banyak versi dalam memberikan penjelasan mengenai istilah
postmodern. Foster menjelaskan, sebagian orang seperti Lyotard beranggapan
bahwa, postmodernisme merupakan lawan dari modernisme yang dianggap
tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern. Sedang sebagian lagi
seperti Jamenson beranggapan, postmodernisme adalah pengembangan dari
modernitas, seperti diungkap Bryan S. Turner dalam Theories of modernity and
Post-Modernity.
1. Pengertian Postmodern
Menurut Jean Francois Lyotard, bahwa awalan post pada postmodern,
merupakan elaborasi keyakinan modern, sebagai upaya untuk memutuskan
hubungan dengan tradisi modern dengan cara memunculkan cara-cara
kehidupan dan pemikiran yang baru sama sekali. Pemutusan dengan masa
lalu (jama modern) merupakan jalan untuk melupakan dan merepresi masa
lalu. Dalam pandangan modernisme, ilmu pengetahuan berkembang
sebagai pemenuhan keinginan untuk keluar dari mitos-mitos yang
digunakan masyarakat primitif menjelaskan fenomena alam, dan
modernitas adalah proyek intelektual yang mencari kesatuan berdasarkan
fondasi sebagai jalan menuju kemajuan. Mitos politik ini menganggap sains
modern sebagai alat untuk kebebasan dan humanisasi. Sementara dalam
pandangan Postmodernism, sains tidak mampu menghilangkan mitos-mitos
dari wilayah ilmu pengetahuan. Sementara metanarasi itu berfungsi sebagai
mitos baru bagi masyarakat modern.
Pada situasi postmodern ini ilmu pengetahuan dan filsafat bertujuan bukan
lagi untuk penemuan kebenaran (apalagi kebenaran tunggal) akan tetapi
lebih pada tujuan performatif dan nilai-nilai pragmatis. Dalam pandangan
Lyotard relativisme dan kebenaran absolut sama-sama memiliki kelemahan.
Kelemahan pandangan kebenaran absolut-universal adalah karena pada
kenyataannya ilmuwan memiliki keterbatasan ketika menghadapi (meneliti)
realitas. Apalagi kebenara teori juga bersifat tentatif atau propabilitas,
sehingga pandangan bahwa teori bersifat benar secara absolut-universal
tidak dapat dibenarkan. Di sisi lain perspektivisme mengarahkan kita pada
relativisme ilmiah, tetapi relativisme ilmiah ini tidak identik dengan
penolokan akan kebenaran, akan tetapi mengakui kebenaran ilmu yang
relatif, yaitu kebenaran sesuai dengan perspektif/paradigma yang
digunakan. Bisa jadi perspektif tertentu dianggap lebih memilki
kesempurnaan dibanding perspektif yang lain karena lebih akurat, lebih
mendekati kebenaran dan lebih berguna
3. Language Games
Jean Francois Lyotard menolak untuk menyusun sebuah cara pandang
tunggal (paradigma tunggal) yang menyatakan tentang adanya berbagai
paradigma, perspektif dalam melihat realitas (dunia). Pandangan modern
digantikan dengan postmodern, ilmu pengetahuan digantikan oleh
hermeneutika (penafsiran) tentang realitas. Kebenaran ilmu mengacu pada
spesifikalitas, historisitas, dan linguistikalitas.
4. Antifondasionalisme
Antifundasionalisme dalam teori sosial budaya dan filsafat menegaskan
bahwa metanarasi (metode, humanisme, sosialisme, universalisme) yang
dijadikan fundasi dalam modernitas barat dan hak-hak istimemewanya
adalah cacat.
C. KESIMPULAN
Pemikiran Lyotard sebagai postmodern secara umum sejalan dengan
pemikiran para postmodernist lainnya yaitu menawarkan intermediasi dari
determinasi, perbedaan (diversity) dari pada persatuan (unity).
Antifondasionalis dalam filsafat dan ilmu pengetahuan sosial budaya
menegaskan bahwa metanarasi yang dijadikan fondasi ilmu pengetahuan,
humanisme, sosialisme dan lain-lain, adalah cacat. Untuk itu metode
pengetahuan harus lebih sensitif terhadap berbagai perbedaan. Peran para
intelektual sebagai legislator kepercayaan digantikan dengan interpreter.