Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The experiment of surfactant usage in biodeinking process for Sorted White Ledger (SWL) has
been done. Biodeinking processes were carried out in waterbath shaker up to 20SR and 26SR
freeness at consistency of 25%, temperature of 50 ± 5 C, pH 6.5 – 7.0, for 2 hours and 3 hours
reaction time. Cellulase addition was varied at 0 – 0.6% at a constant surfactant of 0.1%. The
flotation stage was carried out for 20 minutes at a consistency of 0.8%, temperature of 50 ± 5 C and
the dosage of collector was 0.08%. The stock was then washed until neutral pH and screened in
Sommerville screen (150 mesh) to remove a small ink particles that was still retained on the treated
stock fiber. Handsheets of 60 g/m2 made from biodeinked pulp were then tested for dirt count,
brightness, tensile index and tear index. The test results showed that the use of SWL-biodeinked pulp
up to 30% met the requirement of opacity and water absorption (Cobb60) . The handsheets caliper still
did not meet the standar yet. The handsheets brightness were lower than standard since the brightness
of LBKP used was also low. Although the pH of handsheets were neutral/slightly alkaline (7.0 – 7.2),
it still did not meet the requirement, i.e. 7.5-8.5.
Keywords: waste paper, Sorted White Ledger (SWL), biodeinking, combined enzyme-surfactant
deinking, printing paper properties
INTISARI
Telah dilakukan percobaan penggunaan surfaktan pada proses biodeinking untuk mengolah
Sorted White Ledger (SWL) dengan dua target freeness yakni: 20 dan 26 SR dan variasi
penambahan enzim 0 – 0,6 % terhadap berat kering serat pada jumlah penambahan surfaktan tetap
sebesar 0,1% terhadap berat kering serat. Reaksi enzim dilakukan di dalam waterbath-shaker pada
konsistensi 25%, suhu konstan 50±5 C dan pH 6,5 – 7,0 dengan waktu reaksi divariasikan: 2 jam dan
3 jam. Tahap flotasi dilakukan selama 20 menit pada konsistensi 0,8% dan suhu 50±5 C. Pada tahap
ini ditambahkan kolektor sebanyak 0,08% terhadap berat kering serat. Stok hasil flotasi dicuci dan
disaring menggunakan penyaring Sommerville (150 mesh) untuk menghilangkan sisa partikel tinta
ukuran kecil yang masih tertinggal di dalam serat. Pulp hasil biodeinking dibuat lembaran tangan (60
g/m2) dan dievaluasi sifat optik, noda dan fisik/kekuatannya. Hasil pengujian lembaran menunjukkan
bahwa penambahan pulp SWL hasil biodeinking maksimum 30% masih dapat memenuhi persyaratan
kualitas kertas cetak ditinjau dari opasitas dan daya serap air (Cobb60). Tebal lembaran belum
memenuhi persyaratan. Derajat putih LBKP yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab tidak
tercapainya derajat putih lembaran yang dipersyaratkan. Meskipun pH lembaran sudah berada pada
kondisi netral/sedikit alkali (7,0 – 7,2) namun belum memenuhi persyaratan yakni 7,5 – 8,5.
Kata kunci: kertas bekas, Sorted White Ledger (SWL), biodeinking, deinking kombinasi enzim-
surfaktan, sifat kertas cetak
1
BS, Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : 1 - 10
2
Penggunaan Surfaktan pada Proses Biodeinking
Kertas Bekas ......; Sari Farah Dina dan Nina Elyani
hilangan tinta (deinkability), sedangkan pada sehingga pada tahap pengolahan limbah dapat
proses pencucian terjadi sebaliknya dimana menyebabkan masalah yang serius bagi
proses pemisahan dapat berlangsung secara lingkungan. Penggunaan kolektor asam lemak
efektif pada partikel tinta yang berdiameter untuk cara flotasi, dapat menyebabkan masalah
kurang dari 10 m. seperti timbulnya endapan pitch dan kerak
Untuk tinta dari hasil cetak non-impact kalsium pada jalur proses penyediaan stok
seperti: laser dan fotokopi, efektif pada kisaran hingga proses pembuatan kertas.
antara 70 m hingga lebih dari 400 m (lihat Hal menarik lainnya dari penggunaan
Gambar 1). Ukuran partikel tinta yang terlalu enzim pada proses deinking adalah
besar perlu dikurangi dengan perlakuan mekanis berkurangnya pemakaian bahan kimia seperti:
sebelum melewati proses flotasi. NaOH, Na-silikat, peroksida dan chelating
agent yang berdampak terhadap menurunnya
Proses Deinking Konvensional Vs Biodeinking beban Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam
Secara garis besar rangkaian tahapan proses limbah cair sehingga dapat menghemat biaya
penghilangan tinta dari kertas bekas, baik secara pengolahan limbah pabrik.
konvensional maupun enzimatis (biodeinking)
adalah sama yaitu: tahap penguraian, tahap Optimasi Biodeinking
pelepasan tinta dan tahap pemisahan tinta. Hal
utama yang membedakan antara sistem Penggunaan enzim (biodeinking) telah
konvensional dan biodeinking adalah pada diusulkan sebagai salah satu alternatif pengganti
tahap pelepasan tinta. Pada deinking bahan kimia yang digunakan pada tahap
konvensional, pelepasan tinta dilakukan secara penguraian. Metodologi yang diajukan
kimiawi dengan menambahkan senyawa alkali menggunakan media netral yang bermanfaat
untuk memberikan efek pembengkakan serat menurunkan muatan pengotor dan juga lebih
(fiber swelling), penyabunan senyawa tepat dalam hal pelestarian lingkungan
hidrokarbon (pembawa) yang ada pada tinta dibanding suasana terlalu asam atau alkali.
serta proses hidrolisa dan pendispersian tinta. Beberapa jenis enzim yang dapat
Senyawa kimia lain yang ditambahkan berfungsi digunakan pada biodeinking diantaranya
untuk menjaga kualitas serat, stabilitas dan selulase, hemiselulase, xylanase, CMC-ase dan
efektifitas selama proses pelepasan dan -selulase. Pemakaian selulase pada deinking
pemisahan tinta. Pada biodeinking, digunakan masih relatif baru dan terdapat berbagai
enzim untuk menggantikan sebagian fungsi pendapat yang kontradiktif. Ada yang
bahan kimia yang digunakan pada proses menyatakan selulase bekerja dengan cara
deinking konvensional. mengikat serat pulp yang menyebabkan
Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa perubahan pada permukaan serat sehingga
proses enzimasi dapat dihubungkan sebagai membantu pelepasan partikel tinta dari serat
aktivitas biologi yang khas dari enzim yang selama tahap repulping. Pendapat lain
memutus ikatan serat serta mengeluarkan tinta menyebutkan bahwa enzim menghidrolisa dan
yang diikat pada permukaan serat dan juga yang mendegradasi bagian terluar dari selulosa (serat)
terdapat dalam ikatan serat atau di antara fibril- yang menyebabkan pelepasan tinta dari serat.
fibril. Sebagian enzim menghidrolisa selulosa ke Juga dilaporkan bahwa aksi enzim dan mekanik
dalam struktur mikro permukaan serat selama merupakan dasar dari proses biodeinking.
tahap pulping. Karena aktivitas biologis dari Deinking menggunakan enzim meningkatkan
enzim ini, partikel tinta halus yang melekat ke keefektifan penguraian akibat friksi antar serat
dalam ikatan serat, fibril-fibril dan serat halus yang lebih tinggi.
yang tidak mungkin dihilangkan melalui bahan Untuk mengoptimalkan kinerja enzim
kimia deinking konvensional, dapat dihilangkan pada tahap pelepasan tinta ada beberapa variabel
melalui proses biodeinking. proses dan peralatan yang perlu diperhatikan,
Peralihan dari sistem konvensional ke diantaranya:
bioteknologi memberikan beberapa keuntungan, a. Jenis dan Dosis Penambahan
diantaranya adalah berkurangnya masalah busa
di jalur proses pembuatan kertas akibat Kombinasi enzim-surfaktan memberikan
penggunaan surfaktan (untuk cara pencucian). gambaran positif terhadap potensi biodeinking.
Lebih jauh, beberapa jenis surfaktan yang Rasio dosis enzim-surfaktan yang optimum
digunakan tahan terhadap proses biodegradasi,
3
BS, Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : 1 - 10
tergantung pada kualitas kertas bekas yang Perbedaan ini tergantung pada jenis peralatan
diolah, kualitas white water yang digunakan dan komposisi kertas bekas yang digunakan.
pada tahap pulping dan kemampuan untuk
f. Peralatan
mencapai kelancaran sistem yang dapat diterima.
Konsentrasi surfaktan harus diseleksi untuk Efektifitas penggunaan enzim tidak
mendapatkan kelancaran sistem dan terlepas dari perlakuan mekanis untuk
pengendalian busa. Pengalaman terdahulu membantu dalam pemisahan partikel
menunjukkan bahwa rentang penambahan tinta/pengotor dari serat. Peralatan yang
surfaktan yang dapat diterima adalah antara 0,04 dibutuhkan diantaranya: screen, cleaner, sel
– 0,2% terhadap berat kering serat, sedang flotasi, washer dan peralatan penjernihan white
penambahan enzim adalah antara 0,024 – water.
0,048%4. Penambahan selulase sekitar 4 liter per g. Titik Penambahan Bahan Kimia
ton kertas dilaporkan dapat meningkatkan sifat
fisik serat hasil daur-ulang. Penambahan enzim yang paling baik pada
proses deinking dilaporkan adalah pada tahap
b. Konsistensi penguraian di pulper. Ketentuan ini dimaksud
Efisiensi penghilangan kontaminan untuk memberikan peluang terjadinya reaksi
menggunakan kombinasi enzim-surfaktan dapat pengelupasan permukaan serat melalui aksi
memberikan keuntungan jika berlangsung pada agitasi pada tingkat tertentu.
konsistensi stok di pulper yang tinggi, yaitu 3 –
12%. Konsistensi yang tinggi memberikan Biodeinking Kombinasi
kesempatan pengikatan enzim yang lebih Proses biodeinking yang dikombinasi
intensif pada permukaan serat. dengan salah satu cara pelepasan tinta sistem
c. pH konvensional, yaitu cara pencucian, merupakan
suatu cara yang lebih efektif dalam pengolahan
Pengendalian pH sangat penting untuk kertas bekas yang mengandung tinta cetak
memastikan aktifitas enzim yang optimum dan berukuran besar. Partikel-partikel tinta yang
setiap jenis enzim memiliki aktifitas pada pH telah dilepas akibat reaksi hidrolisa enzim
yang spesifik. Secara umum, enzim yang terhadap serat selulosa tidak membentuk flok
digunakan untuk deinking atau bleaching berukuran lebih besar dikarenakan adanya
memiliki aktifitas pada pH antara 4,5 – 9,0. surfaktan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pH Aplikasi enzim-surfaktan pada peng-
>9 tidak memberikan efek positif terhadap hilangan tinta kertas bekas jenis SWL pada
peningkatan efisiensi penghilangan kontaminan. percobaan ini dimaksud untuk mengendalikan
Selulase memiliki aktifitas pada pH antara 6 – 9 aglomerasi partikel tinta yang sudah terlepas
dan optimum pada kondisi pH netral. dari serat. Sebagaimana diketahui tinta yang
d. Suhu Reaksi terdapat pada SWL umumnya berasal dari
proses cetak laser dan fotokopi, yang memiliki
Rentang suhu operasi enzim yang umum
ukuran partikel yang besar (sekitar 350 m).
adalah berkisar antara 25 – 55 C. Untuk
Ukuran tinta yang besar lebih efektif dipisahkan
selulase, khususnya yang dihasilkan dari
dengan cara flotasi, namun agar beban flotasi
mikroba Bacillus stearothermophillus, aktifitas
tidak terlalu berat maka penambahan surfaktan
optimumnya adalah pada suhu 50 – 55 C, pada tahap enzimasi sangat diperlukan agar
sedangkan selulase yang berasal dari mikroba partikel tinta tidak beraglomerasi membentuk
Trichoderma viride memiliki aktifitas optimum partikel berukuran yang lebih besar lagi pada
pada suhu 30 – 35 C. saat flotasi.
e. Waktu Reaksi Di dalam percobaan ini ada dua hal yang
menjadi prioritas pengamatan yakni: untuk
Waktu tinggal yang paling baik agar mendapatkan informasi efektifitas pemakaian
terjadi penguraian dan pemotongan serat dalam enzim pada proses penghilangan tinta cetak
batas pengendalian tertentu adalah antara 30 – digital dari kertas bekas dan juga melihat
45 menit. Masing-masing pabrik akan potensi enzim lokal yang diproduksi oleh Badan
memerlukan waktu penguraian yang berbeda. Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
4
Penggunaan Surfaktan pada Proses Biodeinking
Kertas Bekas ......; Sari Farah Dina dan Nina Elyani
Selulase: 0 – 0.6%
Surfaktan: 0.1% Kolektor: 0.08%
t: 2 dan 3 jam; C: 25% C: 0.8%; T: 50±5 C; t: 20 menit
T: 50 ± 5 C ; pH 6,5 – 7,0.
Proses Flotasi
Penangas Air Bergetar
5
BS, Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : 1 - 10
1000
bahan baku kertas, jumlah noda yang berasal
800
dari serat sekunder serta jenis dan karakteristik
600
bahan pengisi yang ditambahkan.
400
Terkait dengan kandungan noda yang
200
sebagian berasal dari partikel tinta, merupakan
0
salah satu parameter penting untuk melihat
0% 0,2% 0,4% 0,6%
Dosis enzim, %
kinerja proses deinking, namun kadang kala
2 jam, 20 °SR 3 jam, 20 °SR memberikan korelasi negatif terhadap derajat
2 jam, 26 °SR 3 jam, 26 °SR putih kertas. Pada proses deinking yang efektif,
Gambar 3. Pengaruh Dosis Enzim, Waktu jumlah noda yang terbawa pada kertas semakin
Reaksi dan Derajat Giling terhadap rendah dan menghasilkan lembaran dengan
Noda Lembaran derajat putih lebih tinggi. Namun apabila proses
deinking tidak efektif, terutama dalam pemilihan
Hasil uji noda pada Gambar 3 tahap pelepasan partikel tinta (pencucian, flotasi
menunjukkan bahwa meningkatnya derajat atau kombinasi keduanya), maka menyebabkan
giling stok semakin menurunkan jumlah noda partikel berukuran sangat kecil (< 0,04 mm2)
dalam lembaran. Hal ini dikarenakan dengan akan terbawa kedalam kertas dan tidak dapat
bertambahnya tingkat penguraian serat maka dideteksi melalui uji noda. Adanya noda yang
potensi enzim untuk mendegradasi serat yang demikian justru akan menurunkan nilai derajat
mengandung partikel tinta semakin besar. putih lembaran dan freeness terhadap indeks
Degradasi permukaan serat oleh selulase akan tarik lembaran.
melemahkan ikatan antar serat atau memecah
6
Penggunaan Surfaktan pada Proses Biodeinking
Kertas Bekas ......; Sari Farah Dina dan Nina Elyani
11
proses pembuatan kertas. Lembaran dengan
10
gramatur sama tetapi bahan baku berbeda dapat
9
menghasilkan tebal lembaran yang berbeda.
8
Serat halus dan serat pendek umumnya bersifat
7 bulky sehingga lembaran yang dihasilkan akan
6 lebih tebal. Untuk mendapatkan tebal yang sama,
0% 0,2% 0,4% 0,6% beban pengempaan atau calendering umumnya
Dosis enzim, % ditingkatkan, dan pada akhirnya menyebabkan
2 jam, 20 °SR 3 jam, 20 °SR
kenaikan biaya produksi.
2 jam, 26 °SR 3 jam, 26 °SR Hasil uji tebal pada Gambar 7
Gambar 6. Pengaruh Dosis Enzim, Waktu Re- menunjukkan nilai tebal yang berada di luar
aksi dan Freeness terhadap Indeks rentang standar nilai yang ditetapkan. Hal yang
Sobek Lembaran mungkin menjadi penyebab tingginya tebal
lembaran yang dihasilkan pada percobaan ini
Atas dasar hasil evaluasi di atas, dipilih adalah SWL yang digunakan pada percobaan ini
variasi yang akan digunakan sebagai bahan baku memiliki kandungan serat pendek lebih banyak
pada pembuatan kertas cetak; variasi tersebut sehingga semakin tingginya jumlah pulp hasil
adalah biodeinked pulp dari stok dengan derajat biodeinking SWL dalam campuran bahan baku
menyebabkan lembaran kertas dihasilkan
giling 26 SR, dosis enzim 0,4%, dan waktu
semakin bulky.
reaksi 2 jam. Hasil uji lembaran tangan yang
dibuat dari berbagai variasi komposisi campuran 120
60
c. Gramatur dan Tebal
40
7
BS, Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : 1 - 10
Nilai
86
86
bertambah menyebabkan derajat putih lembaran 84
semakin meningkat. Namun karena derajat putih 82
derajat putih lembaran yang dibuat sampai nilai Standard (batas bawah) Bd:L:Br = 2:25:3
standar yang dipersyaratkan . Bd:L:Br = 4:13:3 Bd:L:Br = 6:11:3
Bd:L:Br = 8:9:3 Bd:L:Br = 10:7:3
Sifat optik lainnya yang diperlukan Standard (batas atas)
sehubungan dengan kualitas hasil cetak pada
kertas adalah opasitas. Hasil cetakan pada suatu Gambar 8. Hasil Uji Derajat Putih dan Opasitas
permukaan kertas beropasitas tinggi tidak Lembaran pada Berbagai Komposisi
membentuk bayangan pada permukaan Biodeinked Pulp
sebaliknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi e. Daya Serap Air (Cobb60)
opasitas kertas diantaranya adalah: gramatur,
ikatan antar serat, penggilingan dan Daya serap air (Cobb60) merupakan ukuran
pengempaan, formasi lembaran, kandungan efektifitas proses pendarihan (sizing) yang
bahan pengisi dan serat halus. diberikan pada kertas untuk meningkatkan sifat
Pengukuran nilai opasitas didasarkan pada hidrofobisitas permukaan kertas melalui
besarnya koefisien penghamburan dan penambahan bahan darih internal. Pada kertas
penyerapan cahaya yang dilewatkan pada kertas cetak, sifat ini diperlukan untuk pengendalian
menggunakan reflektor yang dilewati sinar pembasahan atau penyerapan tinta selama
dengan panjang gelombang tertentu. Besarnya proses cetak.
koefisien penghamburan cahaya sangat Alkyl Ketene Dymer (AKD) yang
dipengaruhi oleh kandungan serat halus atau ditambahkan pada percobaan ini merupakan
bahan pengisi karena memiliki luas permukaan bahan darih internal yang digunakan untuk
spesifik yang lebih besar dibanding serat utuh. mencapai tingkat penetrasi cairan yang sesuai
Semakin banyak kandungan serat halus maka dengan penggunaan akhir kertas. Hal yang
semakin banyak cahaya yang dihamburkan/ paling berpengaruh terhadap efektifitas proses
direfleksikan dan ini akan memberikan nilai pendarihan adalah rasio penambahan bahan
opasitas yang semakin tinggi. Penggilingan dan darih terhadap kandungan serat halus/bahan
pengempaan pulp kimia yang meningkat akan pengisi serta derajat keasaman bubur kertas.
meningkatkan densitas lembaran sehingga luas AKD efektif bekerja pada pH 6,5 – 8,5, dan
permukaan bebas dari kertas akan berkurang karenanya proses pembuatan kertas yang
dan hal ini berdampak pada penurunan koefisien menggunakan bahan darih AKD dinyatakan
penghamburan cahaya. sebagai proses pembuatan kertas secara alkali.
Hasil pengujian opasitas seperti tertera Kondisi alkalis stok dikendalikan dengan
pada Gambar 8 menunjukkan bahawa opasitas penambahan kalsium karbonat yang juga
lembaran meningkat sejalan dengan meningkat- berfungsi sebagai bahan pengisi.
nya kandungan pulp SWL hasil biodeinking. Hal Hasil uji pada Gambar 9 menunjukkan
ini menunjukkan kandungan serat halus yang semakin tinggi kandungan SWL hasil
terdapat pada serat SWL hasil biodeinking tidak biodeinking maka daya serap air lembaran
seluruhnya terdegradasi oleh selulase pada semakin tinggi. Hal ini dikarenakan dengan
variasi dosis enzim 0,4% dan waktu reaksi 3 jam semakin banyaknya jumlah SWL hasil
(variasi terpilih). Porsi serat halus yang masih biodeinking yang ditambahkan menyebabkan
ada memberikan keuntungan pada peningkatan meningkatnya kandungan serat halus, sehingga
koefisien penghamburan cahaya sehingga total luas permukaan spesifik serat yang bersifat
opasitas kertas meningkat. Meskipun secara hidrofilik dan harus diubah menjadi hidrofob
keseluruhan terjadi peningkatan opasitas namun oleh AKD semakin meningkat. Bertambahnya
hanya penambahan serat SWL hasil biodeinking komponen serat sekunder di dalam campuran,
di atas 20% yang dapat memenuhi nilai sesuai seharusnya diikuti dengan peningkatan jumlah
persyaratan pabrik (86 – 89%). bahan darih yang ditambahkan sehingga
8
Penggunaan Surfaktan pada Proses Biodeinking
Kertas Bekas ......; Sari Farah Dina dan Nina Elyani
Nilai
dalam lembaran masih dapat memenuhi nilai 4
3
standar Cobb60 yang dipersyaratkan yakni antara 2
20
15
10
Dari hasil percobaan yang dimulai dari
5 tahap biodeinking sampai pembuatan kertas dari
0
campuran pulp SWL hasil biodeinking
Daya Serap Air (Cobb-60), g/m2
kombinasi, dapat diambil kesimpulan sebagai
Standard (batas bawah) Bd:L:Br = 2:25:3
Bd:L:Br = 4:13:3 Bd:L:Br = 6:11:3 berikut:
Bd:L:Br = 8:9:3 Bd:L:Br = 10:7:3
Standard (batas atas) - Penggunaan kombinasi selulase dan surfaktan
pada proses deinking SWL adalah efektif di
Gambar 9. Hasil Uji Daya Serap Air (Cobb60) dalam tahap pelepasan tinta dari serat.
Lembaran pada Berbagai - Waktu yang lebih singkat, stok dengan derajat
Komposisi Biodeinked Pulp giling lebih tinggi memberikan kualitas hasil
f. pH deinking lebih baik.
Penetapan parameter pH pada kertas cetak - Proses biodeinking dengan kondisi derajat
diperlukan untuk mewakili sifat permanensi. giling 26 SR, waktu 2 jam dan dosis enzim-
Kertas dengan pH lebih tinggi lebih tahan surfaktan 0,4% - 0,1% masing-masing
terhadap pengaruh oksidasi sehingga tidak terhadap berat kering serat memberikan
berwarna kekuningan akibat penyimpanan kualitas optimum ditinjau dari penurunan noda
dalam jangka waktu lama. paling tinggi yaitu 87%, peningkatan derajat
Pengendalian pH pada percobaan ini putih sebesar 5 poin. Pulp yang dihasilkan
sangat dipengaruhi oleh jumlah bahan pengisi juga mengalami peningkatan sifat ketahanan
yang ditambahkan, sistem/mekanisme dan tarik dan sobek dibanding blanko.
jumlah penambahan bahan peretensi, serta - Pembuatan kertas cetak dari campuran pulp
kandungan serat halus dalam stok. Secara SWL hasil biodeinking terpilih (kualitas
menyeluruh hasil percobaan (Gambar 10) belum optimum) dengan LBKP dan broke
memenuhi nilai standar yaitu 7,5 – 8,5. Hal ini memberikan gambaran bahwa:
kemungkinan disebabkan karena bahan a. Semakin tinggi kandungan SWL hasil
peretensi yang ditambahkan kurang memadai biodeinking, lembaran semakin bulky
untuk mengikat jumlah bahan pengisi yang sehingga untuk menurunkannya sampai
ditambahkan dan kandungan serat halus dalam tingkat yang diinginkan diperlukan beban
stok, sehingga tidak seluruh bahan pengisi yang pengempaan yang lebih tinggi.
ditambahkan tertahan di dalam jalinan serat. b. Semakin tinggi kandungan SWL hasil
Sebagaimana diketahui kalsium karbonat biodeinking, lembaran memberikan nilai
berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus derajat putih dan opasitas yang semakin
pengendali pH untuk efektifitas pengendapan tinggi.
bahan darih AKD. Walaupun belum memenuhi c. Semakin tinggi kandungan SWL hasil
standar, pH lembaran dalam kondisi netral atau biodeinking maka daya serap air (nilai
sedikit alkali, sehingga dapat dikatakan Cobb60) lembaran semakin tinggi.
memiliki permanensi yang lebih baik dibanding
kertas asam dengan pH 4,5 – 5,5.
9
BS, Vol. 44, No. 1, Juni 2009 : 1 - 10
d. Variasi kandungan SWL hasil biodeinking Kleinau, J.H., 1987. “Secondary Fiber and
tidak berpengaruh nyata pada keasaman Recycling”, didalam M.J Kocurek (ed).
(pH) kertas yang dihasilkan. Derajat putih Pulp and Paper Manufacture, Vol. 3,
lembaran yang dihasilkan dari semua Secondary Fiber and Non Wood Pulping,
variasi komposisi masih berada dibawah Joint Text Book Committee of The
nilai standar (93 – 95 %ISO). Paper Industries, Canada.
- Penambahan SWL hasil biodeinking minimum Lee C.K., Darah I., Ibrahim C.O., 2006.
20% menghasilkan opasitas yang dapat “Enzymatic Deinking of Laser Printed
memenuhi standar (86 – 89%). Office Waste Papers: Some Governing
- Penambahan SWL hasil biodeinking Parameters on Deinking Efficiency”,
maksimum 30% menghasilkan daya serap air Fermentation and Enzyme Technology
(Cobb60) yang dapat memenuhi standar (20 – Laboratory, School of Biological
30 g/m2). Sciences, Universiti Sains Malaysia,
- pH lembaran yang dihasilkan bersifat netral Minden, 11800, Penang, Malaysia,
atau sedikit alkali; belum memenuhi standar http://www.sciencedirect.com/science,
kertas alkali, yaitu 7,5 – 8,5. Mc. Kinney, R.W.J., 1995. “Technology of
Paper Recycling”, Blackie Academic &
Professional, An Imprint of Chapman
DAFTAR PUSTAKA and Hall.
Pratima Bajpai and Pramod K. Bajpai, 1998.
Basuki M.N., 2002. “Kertas Bekas Kantor
“Deinking with Enzyme: A Riview”,
Sebagai Bahan Baku Kertas Tulis-
TAPPI Journal vol. 81: No. 12.
Cetak”, Prosiding Seminar Teknologi
Rismijana J., Iin Naomi I., Tutus P., 2003.
Selulosa, Bandung.
“Penggunaan Enzim Selulase-
Jill M. Jobbis and Neal E. Franks, 1997.
Hemiselulase pada Proses Deinking
“Enzymatic Deinking of Mixed Office
Kertas Koran Bekas”, Jurnal
Waste: Process Condition
Matematika dan Sains, Vol. 8, No. 2,
Optimization”, TAPPI Journal, vol. 80:
Juni
No. 9
10