You are on page 1of 33

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Nama mata kuliah : Alat-Alat Ukur


Kopel : KMF 207
SKS/Status : 3(2-1)/Wajib
Dosen : Dr. Agus Suyatna, M.Si.
Asisten : Wayan Suane, S.Pd
Asisten Praktikum : Fitria

Deskripsi mata kuliah:


Mata kuliah ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip
kerja berbagai alat ukur besaran dasar dan besaran turunan fisika, memiliki keteram-
pilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil
pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.

Mata kuliah ini membahas alat-alat ukur yang mencakup: (1) Teori ketidak pastian, (2)
alat ukur panjang seperti: meteran, jangka sorong, mikrometer skrup, spherometer,
altimeter; (3) alat ukur masa dan berat seperti: berbagai neraca, dinamometer,
hidrometer; (4) alat ukur waktu seperti: stop watch, ticker timer, scaler counter, (5) alat
ukur cahaya seperti: lux meter, spektrometer; (6) alat ukur panas seperti: termometer,
termocouple, termostat, kalorimeter; (7) alat ukur listrik seperti: voltmeter,
amperemeter, multitester, osiloskop; (8) alat ukur bunyi seperti: soundmeter/dB meter,
alat resonansi, sonometer; dan alat ukur besaran turunan fisika lainnya seperti
higrometer dll.

Standar Kompetensi:
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja berbagai alat ukur besaran dasar
dan besaran turunan fisika, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku,
dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.

Kompetensi dasar:
1. Memahami dan dapat menggunakan teori ketidak pastian dalam pengukuran

1
2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur panjang seperti: meteran, jangka
sorong, mikrometer skrup, spherometer, altimeter , serta memiliki keterampilan
melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil
pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur masa dan berat seperti: berbagai
neraca, dinamometer, hidrometer, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur waktu seperti: stop watch, ticker
timer, scaler counter, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur cahaya seperti: lux meter,
spektrometer, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
6. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur panas seperti: termometer,
termocouple, termostat, kalorimeter, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
7. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik seperti: voltmeter,
amperemeter, multitester, osiloskop, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
8. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur bunyi seperti: soundmeter/dB
meter, alat resonansi, sonometer; dan alat ukur besaran turunan fisika lainnya
seperti higrometer, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur

2
3
Tabel 1. Silabus mata kuliah Alat-alat ukur

4
Waktu
No. Kompetensi Dasar Indikator Materi dan Rincian Kegiatan Pembelajaran Assesmen
TM P
1 Memahami dan dapat 1. Membedakan ketelitian 1. Definisi pengukuran 1. Mengkaji teori ketidak Tes 100
menggunakan teori ketidak dan ketepatan 2. Ketelitian dan ketepatan pastian dalam pengukuran tertulis
pastian dalam pengukuran 2. Menuliskan enam 3. Angka-angka yang berarti 2. Berlatih menghitung
sumber kesalahan yang 4. Jenis-jenis kesalahan kesalahan pengukuran
umum 5. Analisis statistik
3. Menentukan angka- 6. Kemungkinan kesalahan
angka yang berarti dari 7. Kesalahan batas
suatu pengukuran
4. Menetukan sumber
kesalahan pengukuran
5. Menghitung kesalahan/
penyimpangan

2 Menjelaskan fungsi dan prin- 6. Menjelaskan fungsi dan 8. Fungsi dan prinsip kerja: 3. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
sip kerja alat ukur panjang prinsip kerja: meteran, meteran, jangka sorong, sip kerja: meteran, jangka tertulis
seperti: meteran, jangka jangka sorong, mikro- mikrometer skrup, spher- sorong, mikrometer skrup, Presentasi
sorong, mikrometer skrup, meter skrup, sphero- ometer, altimeter spherometer, altimeter
spherometer, altimeter, serta meter, altimeter
memiliki keterampilan mela- 7. Terampil melakukan 9. Cara pengukuran, pem- 4. Berlatih melakukan peng- Unjuk 100
kukan pengukuran sesuai pro- pengukuran, membaca bacaan, penulisan hasil, ukuran, pembacaan, penu- kerja
sedur, membaca hasil ukur, dan menuliskan hasil, dan kalibrasi: meteran, lisan hasil, dan kalibrasi:
menuliskan hasil pengukuran serta melakukan kalibrasi jangka sorong, mikro- meteran, jangka sorong, Hasil
sesuai aturan yang berlaku, alat ukur: meteran, jang- meter skrup, spherometer, mikrometer skrup, kerja
dan dapat melakukan kalibrasi ka sorong, mikrometer altimeter spherometer, altimeter
alat ukur. skrup, spherometer,
altimeter
3 Menjelaskan fungsi dan 8. Menjelaskan fungsi dan 10. Fungsi dan prinsip kerja: 5. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
prinsip kerja alat ukur masa prinsip kerja: berbagai berbagai neraca, sip kerja: berbagai tertulis
dan berat seperti: berbagai neraca, dinamometer, dinamometer, neraca, dinamometer, Presentasi
neraca, dinamometer, hidrometer hidrometer hidrometer
hidrometer, serta memiliki
11. Cara pengukuran, pem- Unjuk 100
keterampilan melakukan 9. Terampil melakukan 6. Berlatih melakukan peng-
bacaan, penulisan hasil, kerja
pengukuran sesuai prosedur, pengukuran, membaca ukuran, pembacaan, penu-
membaca hasil ukur, dan menuliskan hasil, dan kalibrasi: berbagai lisan hasil, dan kalibrasi:
Hasil
menuliskan hasil serta melakukan kalibrasi neraca, dinamometer, berbagai neraca, kerja
pengukuran sesuai aturan alat ukur: berbagai hidrometer dinamometer,
yang berlaku, dan dapat neraca, dinamometer, hidrometer
melakukan kalibrasi alat hidrometer
ukur. 5

4 Menjelaskan fungsi dan 10. Menjelaskan fungsi 12. Fungsi dan prinsip kerja: 7. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
prinsip kerja alat ukur waktu dan prinsip kerja: stop watch, ticker sip kerja: stop watch, tertulis
Rujukan:
1. Cooper, D. William. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran (terjemahan Sahat Pakpahan). Prentice-Hall. Washington, D.C.
2. Nishino. Pengukuran dan Alat-alat ukur listrik. Pradnya Paramitha. Jakarta (terjemahan Sudjana Safi’ie).
3. Sumber lain dari internet

Penilaian dan bobot


1. Makalah (15%)
2. Presentasi (15%)
3. Quis (20%)
4. UTS (20%)
5. Praktikum (10%)
6. Ujian (unjuk kerja) (20%)

1. ALAT UKUR BESARAN PANJANG


a. Meter standar
b. Mistar/meteran
c. Jangka Sorong

6
d. Mikrometer Skrup
e. Spherometer
f. Altimeter

2. ALAT UKUR MASSA, BERAT, TEKANAN


a. Massa standar
b. Neraca Ohaus
c. Neraca sama lengan
d. Neraca pegas
e. Hidrometer
f. Barometer

3. ALAT UKUR WAKTU


a. Waktu Standar
b. Stop watch
c. Ticker timer
d. Scaler Counter

4. ALAT UKUR CAHAYA


a. Standar kuat cahaya (lilin/kandela)

7
b. Luxmeter/fluxmeter
c. Spektrometer

5. ALAT UKUR PANAS


a. Termometer air raksa/alkohol
b. Thermocouple
c. Higrometer
d. Kalorimeter

6. ALAT UKUR BUNYI


a. Alat ukur resonansi
b. Sound meter/dB meter
c. Sonometer

7. ALAT UKUR LISTRIK


a. Voltmeter analog
b. Amperemeter analog
c. Ohm meter analog
d. Multimeter analog
e. Multimeter digital

8
f. Clamp

Osiloskop

JANGKA SORONG

JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga
0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah
tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk
mengetahui nama setiap bagian).

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu
skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan
sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu
skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1
mm atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : ∆ x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm

9
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan
lebih teliti (akurat).

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah
menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut

1. Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

• Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
• Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
• Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
• Catatlah hasil pengukuran anda

2. Mengukur diameter dalam

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

• Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.


• Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
• Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang
diukur
• Catatlah hasil pengukuran anda

10
3. Mengukur kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

• Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.


• Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
• Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
• Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena ∆ x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar,
pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0
untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo + ∆ x

Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

11
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Lihat contoh cara mengukur di bawah.

Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm.
Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm
+ 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan
skala yang berbeda

12
Sumber : wahyu reza

g.
h.
i. A. Topik Percobaan :
Jangka Sorong

B. Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep besaran fisika menuliskan dan menyatakannya dalam system SI dengan besar (meliputi, nilai , dan satuan)

C. Kompetensi Dasar :
Mengukur besaran – besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan menggunakan aturan angka penting.

D. Tujuan Percobaan :
Mempelajari cara menggunakan jangka sorong

E. Landasan Teori

Nonius

Banyak alat ukur dilengkapi dengan nonius. Alat bantu ini membuat alat ukur berkemampuan lebih besar, karena jarak antara dua garis
skala bertetangga seolah-olah menjadi lebih kecil. Biasanya pembagiuan skala utama dan nonius adalah 9 - 10 bagian skala nonius

Selanjutnya marilah kita lihat hasil pengukuran lain dengan alat bantu nonius tersebut seperti yang ditunjukkan pad gambar. Skala 0
pada nonius tidak berimpit dengan salah satu angka pada skala alat ukur, melainkan terletak antara kedudukan 8.4 dan 8.5.

Dalam pengukuran ini kita yakin bahwa harga X yang diukur adalah lebih besar dari 8.4 tetapi lebih kecil dari 8.5. Berapakah harga X
emnurut hasil pembacaan ini ? Cobalah anda perhatikan Gambar 2 lebih teliti lagi. Ternyata salah satu garis skala nonius yang berimpit
dengan skala alat ukur yaitu skala ke-6 dari skala nonius. Dalam keadaan pengukuran semacam ini menunjukkan bahwa harga X yang
diukur adalah 8.46.

13
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan
bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk
jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Dan jangka sorong merupakan suatu alat pengukuran yang cepat dan relatif teliti untuk mengukur diameter dalam, luar dan dalam suatu
tabung, yang memiliki bentuk seperti gambar 1 di bawah ini.

j.
k. Kegunaan jangka sorong adalah:

- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian
pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut :

14
~ Mengukur Diameter Luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka
sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

~ Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda ,
geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

~ Mengukur Kedalaman Benda

Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar
pengunci ke kanan.

Cara pembacaan skala jangka sorong yaitu :

l.
m. Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada
gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.

Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga
diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.

15
Alat dan Bahan :

Jangka Sorong 1 buah

Spidol 1 buah

B. Langkah kerja :

1. Lihatlah posisi angka nol pada skala nonius terhadap skala utama.

2. Carilah garis skala nonius yang berimpit dengan skala utama.

3. Ukurlah panjang spidol dengan mengunakan jangka sorong.

4. Lalu, ukur juga diameter lubang spidol.

5. Kemudian, kedalam lubang spidol.

6. Dan, hitung pula diameter batang.

7. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 5 kali untuk memperoleh ketelitian

C. Hasil Pengamatan :

16
Kemudian lakukan perhitungan kesalahan dengan rumus :Lebar rata-rata - Lebar
Dasar

Maka hasil pengukuran adalah :


Lebar dasar = 14,875
Diameter lubang = 1,25
Kedalaman Lubang = 1,525
Diameter Batang = 1,5797

Kesimpulan

Hasil pengukuran tidak secara langsung menampilkan angka ketidakpastiannua , ketika didefinisikan dengan benar,
kesalahan/ketidakpastian hanya berkenaan dengan pengukuran yaitu, untuk memperkirakan suatu nilak eksak dalam pengukuran, tidak

17
mungkin pasti, karena akan adanya penyimpangan.

Akan tetapi, pengukuran dapat mendekati nilai, dan hasil tersebut dapat diperoleh dari tingkat ketepatan suatu alat, seperti jangka sorong
yang dipergunakan adalah 0,05 mm.

Terima kasih , telah membaca laporan saya ini. Ada baiknya mencantumkan nama blog saya ini sebagai sumber referensi. Untuk
download materi ini, klik ini Materi Jangka Sorong

Anda punya cara lain .. Kotak komentar tersedia ..!!


n.
Redaktur Achmad Zulfikar Sunday, March 29, 2009
o. Category: Fisika

LABORATORIUM
METROLOGI INDUSTRI
JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Metrologi adalah ilmu pengetahuan ukur mengukur secara luas. Sesuai dengan visi dan misi dari jurusan Teknik Mesin, laboratorium
metrologi industri jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya lebih memfokuskan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan
pemanfaatan Laboratorium sebagai penunjang kegiatan perkuliahan.
Di sini dapat dilakukan berbagai pengukuran yang berhubungan dengan ilmu engineering, seperti penaksiran profil aktual permukaan dari
suatu material, kalibrasi alat ukur yang memenuhi standar, dan lain sebagainya.

DISKRIPSI ALAT
mistar ingsut
mikrometer
gauge block
kaliber induk tinggi

18
dial indicator
profile projector
sound level meter
dudukan
komparator

Mistar Ingsut
- Mistar Ingsut, untuk pembacaan skala linier
- Mistar Ingsut Nonius (Vernier Caliper), untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam dan untuk mengukur kedalaman dimana besarnya
ukuran ditunjukkan dengan skala nonius
- Mistar Ingsut Jam (Dial Caliper), untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam dan untuk mengukur kedalaman dimana besarnya ukuran
ditunjukkan dengan jam ukur.
- Mistar Ingsut Ketinggian (Kaliber Tinggi/Height Gauge), untuk mengukur ketinggian
- Mistar Ingsut Kedalaman, untuk mengukur kedalaman
- Mistar Ingsut Penggores, untuk pembuatan gambar-gambar proses

Mikrometer
Adalah alat ukur linier yang mempunyai kecermatan lebih baik dari pada mistar ingsut
- Mikrometer Luar (Outside Micrometer),untuk mengukur dimensi luar
- Mikrometer Luar dengan Landasan tetap yang dapat diganti
- Mikrometer Bangku (Bench Micrometer), untuk mengukur dimensi luar dengan kecermatan 0,002 mm, untuk
mengukur diameter mayor ulir
- Mikrometer Dalam Silinder (Tubular Inside Micrometer), untuk mengukur diameter dalam dengan kedua
ujung berfungsi sebagai sensor
- Mikrometer Dalam (Inside Micrometer), untuk mengukur diameter dalam
- Mikrometer Dalam Tiga Kaki (Holtest, Triobor), untuk mengukur diameter dalam dengan cermat
- Mikrometer Dalam Jenis Rahang (Inside Micrometer Caliper), untuk mengukur diameter dalam yang
posisinya sulit
- Mikrometer Piringan (Disc Micrometer), untuk mengukur jarak antara beberapa gigi.

19
2. Alat Ukur Linier Tak Langsung
Kegunaan, untuk mengukur dimensi pada benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur linier langsung karena beberapa sebab, antara lain :
karena diperlukan kecermatan yang lebih tinggi atau karena kondisi obyek ukur tidak memungkinkan penggunaan alat ukur langsung.
Jenis :

Kaliber Induk Tinggi


(Height Master), merupakan alat ukur perbandingan

Dial indicator
Prinsip kerjanya adalah mendikan gerakan putaran jarum jam penunjuk pada piringan berskala

Profile Proyektor
untuk mengukur sudut antara dua permukaan melalui bayangan yang terbentuk pada kaca buram

20
Sound Level Meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur frekwensi suara

Blok Ukur
Merupakan alat ukur setandart

Dudukan, blok V, dudukan bermagnit, batang fleksibel dan dudukan pemindahan (transfer stand)
untuk kelengkapan penggunaan jam ukur

Komparator (Pembanding)
untuk pengukuran yang cermat.
Scribd
Upload a Document
Search Books, Presentations, Business, Academics...
Explore

Documents

• Books - Fiction
• Books - Non-fiction
• Health & Medicine
• Brochures/Catalogs
• Government Docs

21
• How-To Guides/Manuals
• Magazines/Newspapers
• Recipes/Menus
• School Work
• + all categories

• Featured
• Recent

People

• Authors
• Students
• Researchers
• Publishers
• Government & Nonprofits
• Businesses
• Musicians
• Artists & Designers
• Teachers
• + all categories

• Most Followed
• Popular

• Sign Up
• |
• Log In

22
/ 7

Download this Document for Free

Mistar Ingsut (jangka sorong)


Alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel kerja, yang dalam praktek
sehari-hari mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, mistar geser, schuitmaat
atau vernier. Pada batang ukurnya terdapat skala ukur yang mana cara bacanya sama
dengan mistar ukur.pada salah satu ujungnya terdapat dua rahang ukur yakni rahang ukur
yang tetap dan rahang ukur yang bergerak, karena adanya dua rahang tersebut maka
mistar ini dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan
ketinggian dari benda ukur.
Selain ada sekala utama juga terdapat sekala tambahan yang sering disebut
sebagai sekala nonius.tingkat ketelitian mistar ini bisa mencapai 0.001inci atau 0.05
milimeter (Gambar.1), selain mistar dengan sekala nonius adapula yang diganti langsung
dengan jarum pengukur. Dan jarum ukur tersebut merupakan angka tambah dari angka
utama. Dan sekarangpun sudah berkembang dengan jenis digital.
Jenis-jenis mistar ingsut
1. Mistar ingsut dengan skala nonius
a. Cara membaca dalam Inci
Pada perhitungan jenis ini pada skala noniusnya biasanya dibagi menjadi 25
bagian atau ada juga yang dibagi hingga mencapai 50 bagian
Disini kita akan membahas yang angka noniusnya dibagi menjadi 25 bagian,
skala utamanya 1 inci yang mana dibagi dalam 10 bagian utama yang diberi no 1
sampai dengan 9 berarti satu bagian skala utama mempunyai jarak 0.1
incimasing-masing bagian dibagi kedalam 4 bagian penting berarti menjadi 0.25
inci.
b. Cara membaca dalam metrik

23
Sebetulnya cara pengukurannya sama saja dengan yang menggunakan inci
namun disini bedanya pada tingkat ketelitiannya bisa mencapai 0.02 dan ada juga
yang mencapai 0.05 milimeter
2. Mistar ingsut dengan menggunakan jarum jam

24
25
Cara Menggunakan Mistar

26
ingsut
Gambar 1. Jangka sorong dan bagian-bagiannya
1. Gerakkan rahang ukur gerak (rahang geser)
2. sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua
rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam
3. Harus dipastikan bahwa pada posisin o l dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang ukur betul-betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekanannya
5. Sebaiknya jangan membaca sekala ukur pada waktu mistar ingsut masih
berada pada benda ukur.
6. setelah selesai jangan lupa mistar tersebut dibersihkan
Cara membaca Skala pada jangka sorong
Pengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16"

\ Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

27
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar
dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,

Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3 Membaca satu mikrometer metrik 4 Membaca satu
mikrometer vernier 5. Acuan

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :

Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda

28
Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nada.

Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal,
orang bisa menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara
memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.

Artikel bertopik teknologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer"


Kategori: Alat pengukur

ANGKA SORONG

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung
atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk
mengetahui nama setiap bagian).

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala
utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh
skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama
dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.

29
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm

Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat).

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan
jangka sorong untuk keperluan tersebut

1. Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
* Catatlah hasil pengukuran anda

2. Mengukur diameter dalam

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.


* Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
* Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
* Catatlah hasil pengukuran anda

3. Mengukur kedalaman

30
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

* Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.


* Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
* Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
* Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar,
pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0
untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo + Dx

Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

Jangka sorong biasanya digunakan untuk:

1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;

2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;

3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.

31
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.

Lihat contoh cara mengukur di bawah.

Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm.
Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm
+ 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan
skala yang berbeda

5 comments:
romadhon ashari mengatakan...

thank for your sainn

32
33

You might also like