Professional Documents
Culture Documents
SLB N WONOGIRI
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi yang di ampu oleh
Dra. Wardatul Djanah, M.Pd
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia serta berkah-Nya yang begitu besar kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi ABK di SLB NEGERI
WONOGIRI sebagai salah satu syarat memenuhi tugas penilaian mata kuliah
Pendidikan Inklusi.
Tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama menyusun laporan ini
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang
dimiliki. Penulis menyadari bahwa selesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dari segi moril maupun material. Atas segala bimbingan,
dorongan dan nasehat baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
diberikan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta serta kakak-kakak yang selalu memberikan doa dan
perhatian serta dukungan yang tulus kepada penulis.
2. Ibu Erna Muslichatun F, S. Pd, M. Pd selaku kepala sekolah SLB NEGERI
WONOGIRI yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan observasi
3. Ibu Dra. Wardatul Djannah, M. Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Inklusi
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan yang
tidak dapat penulis sebutkan.
5. Pembaca yang budiman.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………….. 1
B. ARTI PENTINGNYA……………………………………… 2
C. TUJUAN…………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………. 4
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. ARTI PENTINGNYA
Hakekat identifikasi dini dan asesmen.
Istilah identifikasi dan asesmen sering dipergunakan secara bergantian.
Secara harfiah sesungguhnya identifikasi berbeda dengan asesmen.
Identifikasi dini merupakan tahapan awal yang masih bersifat global
atau kasar dari asesmen yang lebih rinci dan hal detail. Tujuan dari identifikasi
dini dan asesmen juga berbeda. Hal ini menyangkut kompetensi dan
profesionalisme.
Identifikasi dini sering dimaknai sebagai prose’s penjaringan awal
mungkin, sedangkan asesmen dimaknai sebagai penyaringan. Identifikasi dini
Anak Berkebutuhan Khusus dimaksudkan sebagai suatu upaya seseorang
(orang tua, guru, maupun teaga kependidikan lainnya) untuk melakukan
prose’s penjaringan terhadap anak yang mengalami kelainan atau
penyimpangan (fisik, intelektual, social, emosional, atau tingkah laku) seawall
mungkin dalam rangka pemberian layanan yang sesuai. Hasil dari identifikasi
adalah ditemukannya anak-anak berkebutuhan khusus yang perlu
iv
mendapatkan layanan pendidikan khusus melalui program inklusi. Dengan
asesmen akan diketahui kelemahan atau kesulitan anak dalam sutu hal,
kekuatan / potensi / kemampuan dan kelebihan dalam satu hal, serta kebutuhan
layanan khusus yang diperlukan untuk mengatasi satu hal.
C. TUJUAN
Secara umum tujuan identifikasi ini adalah untuk menghimpun informasi
seorsng anak yang mengalami kelainan / penyimpangan (fisik, intelektual, social,
emosional, dan atau sensoris neurologis). Hasil dari identifikasi akan dilanjutkan
dengan asesmen, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program
pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannya.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi Anak Berkebutuhan
Khusus dilakukan untuk lima keperluan, yaitu :
1. Penjaringan (Screening).
2. Pengalihtanganan (referral).
3. Klasifikasi.
4. Perencanaan pembelajaran.
5. Pemamantauan kemajuan belajar.
v
BAB II
LAPORAN HASIL OBSERVASI
vi
2. Kapan mulai diketahui gejala-gejala kekurangan yang dimiliki anak.
Pada awalnya ibu dari Royan mengalami kecelakaan jatuh pada waktu
berada di kamar mandi, saat di cek ke dokter hal tersebut tidak berdampak
bagi janin yang dikandungnya. Namun setelah Royan lahir ada keanehan yang
muncul yaitu Royan tidak menangis.
3. Usaha yang dilakukan orang tua setelah mengetahui apa yang dialami anak
Telah banyak usaha yang dilakukan oleh orang tua dari Royan untuk
menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Royan, dia dibawa oleh orang tua
nya untuk berobat mulai dari usaha medis seperti dokter, spesialis, bahkan
sampai pengobatan alternatif seperti dibawa ke pengobatan tradisional dan
paranormal.
vii
Dalam berinteraksi social, Royan termasuk anak yang jauh untuk
berteman, cenderung acuh ketika bertemu orang yang belum dikenalnya, namun
setelah berkenalan dan diajak bercengkrama ridho mulai mau menjawab
pertanyaan yang diajukan. Tetapi setelah beberapa saat kemudian Ridho mulai
berlarian dan bergerak aktif hingga sang ibu tidak mampu mengikuti kemana
arah Ridho berlari.
Pada saat di dalam kelas, guru memberikan dan menjelaskan materi
pelajaran, Ridho mampu menangkap materi yang diberikan namun sekali waktu
ia tetap berlarian dan bergerak aktif di dalam kelas.
3. Aspek Fisik.
Dalam aspek fisik, Ridho tidak mengalami kekurangan ataupun
kelainan, setiap bergerak Ridho seperti anak normal seusianya. Berdasarkan
formulir yang diisi orang tua Ridho, perkembangan dalam masa kehamilan
sesuai dengan perkembangan janin normal, saat lahirpun Ridho lajir dengan
normal dengan berat 3,7 kg dan panjang 48 cm. asupan makanan pun tercukupi
dan bergizi. Ridho mendapatkan ASI eksklusif dari alhir hingga umur 2 tahun.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
viii
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang mempunyai sesuatu
yang luarbiasa yang secara signifikan membedakannya dengan anak-anak pada
umumnya baik fisik, mental maupun intelektual. Keluarbiasaan yang dimiliki anak
tersebut dapat merupakan sesuatu yang negatif maupun positif. Masing-masing
memiliki cirri dan tanda-tanda khusus atau karakteristik anak dengan kebutuhan
pendidikan khusus.
ix