Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
membentang dari pulau Wch diujung barat hingga ke Irian, serta dari pulau
Indonesia dengan berbagai ragam suku bangsa serta berbeda pula tingkat
Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), 200 mil yang diukur dari garis pantai pada saat
air surut sesurut-surutnya (Base Line) mencapai areal 5,8 juta km2, di
perkirakan potensi lestari sumberdaya ikan adalah 6,26 juta ton per tahun
(Suharyadi, 2001).
Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak pada posisi titik koordinat
080 05’ – 090 05’ LS dan 1150 45’ – 1190 10’ BT dengan luas wilayah perairan
laut mencapai 2.333 km, secara biofisik memiliki potensi sumberdaya pesisir
dan laut yang cukup kaya. Potensi lestari sumberdaya perikanan mencapai
98.450 ton per tahun, terdiri dari sumberdaya ikan pelagis sebanyak 41.084 ton
2
per tahun dan sumberdaya ikan demersal sebanyak 57.366 ton per tahun.
Daerah ini dikelilingi oleh laut dalam yaitu laut flores disebelah utara, samudera
Hindia disebelah selatan, selat Lombok disebelah barat dan selat Sape di
sebelah timur. Propinsi ini terdiri dari dua pulau besar yaitu pulau Sumbawa dan
Diantara pulau Lombok dan pulau Sumbawa terdapat selat yaitu selat
Alas. Pertemuan massa air Samudera Hindia dan Laut Flores dapat membawa
Dari data statistik perikanan tangkap Dinas perikanan dan kelautan Nusa
Tenggara Barat tahun 2005 jumlah total produksi tangkap ikan adalah 84.460
98.405 ton/tahun, jumlah unit penangkapan sebanyak 24.638 unit, terdiri dari
berbagai jenis alat tangkap seperti payang, pukat pantai, pukat cincin, jaring
insang hanyut, jaring klitik/tasik, bagan tancap, bagan perahu, rawe tetap, rawe
dasar, rawe tuna, rawe hanyut, pancing tonda, pancing ulur, pancing cumi, sero,
bubu dan lain-lain. Dari semua alat tangkap tersebut bagan tancap tercatat
sebanyak 730 unit dengan hasil tangkapan 26.7885,5 ton (Anonymous, 2005).
bentangkan dalam air secara horizontal dengan menggunakan bambu, kayu atau
besi sebagai rangkanya, yang di operasikan pada perairan pantai pada malam
hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai penarik ikan (Sudirman dan
Mallawa, 2000).
3
penduduknya adalah nelayan, bagan tancap merupakan salah satu jenis alat
penerangan agar ikan dapat berkumpul diatas jaring pada saat melakukan
penangkapan.
Prinsip semua bagan adalah sama yaitu menggunakan alat bantu cahaya
dioprasikan pada malam gelap, hal ini di sebabkan karena ikan mempunyai sifat
dari pada alat tanggkap Bagan Tancaap (Lift Net) secara tehnis maupun dalam
Tancap, deskripsi dari alat tangkap dan cara atau metode penangkapan serta
untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh alat tangkap tersebut.
4
sebagai berikut :
(Lift Net).
2. Sebagai bahan informasi baik bagi para nelayan ataupun kepada Mahasiswa
yang ingin melakukan praktek tentang teknik penangkapan ikan dengan alat
3.
pelaksanaannya adalah selama 1 (satu) bulan yang dimulai dari tanggal 12 Juli
Adapun materi yang dimaksud dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode
suatu metode dalam peneliti sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
suatu sistim pemikiran, suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
metode ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
Data yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Data primer
ukuran alat tangkap yang digunakan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
instansi terkait dan studi literatur yang ada kaitannya dengan bahan dan tujuan
2.4.1. Observasi
2.4.2. Persiapan
atas permukaan air dengan jarak sekitar 1,2 meter, tujuannya sebagai
penarik ikan hal tersebut di lakukan secara terus menerus sampai ikan
di sekitar jaring.
Bila sudah ada isyarat atau kode bahwa di atas jaring telah
dari 2(dua) buah lapu yang di gantung disisakan satu saja tujuannya agar
menggunakan seron..
Tancap (Lift Net) yang terletak di Desa Panda yang merupakan salah
Bima. Desa Panda terletak pada posisi titik koordinat 08o30’ samapai
08o33’ LS dan 118 o42’ samapai 118 o43’ BT dengan batas – batas Desa
laut. Aksebilitas ini dari dan kepusat – pusat pemerintah cukup mudah
roda 4). Jarak pusat Desa dengan pusat pemerintahan Kecamatan (Pali
Dusun yang terdiri dari 19 RT. 5(lima) Dusun tersebut adalah Dusun Oi
Niu, Dusun Panda I, Dusun Panda II, Dusun Sori Genda dan Dusun
Kalaki.
tata guna lahan di Desa Panda yang di peruntukan pada sektor perikanan
sebanyak 3.055 jiwa dari 611 kepala keluarga (KK) dengan rata-rata
Berdasarkan jenis kelamin Desa Panda terdiri dari 1.546 orang laki- laki
sebanyak 645 orang (67%) merupakan angkatan kerja dalam usia masih
tabel 2.
12
oleh periode musim hujan yang pendek dan musim kemarau yang
yang berlangsung dari bulan April sampai dengan Mei dan musim
biasa terjadi sekitar bulan Juni sampai dengan bulan September dimana
angin bertiup dari arah tenggara, sedangkan angin barat daya terjadi
tahun.
14
di luar daripada teluk Bima tersebut antara lain selat Sape, Laut Flores.
penangkapan yang relatif banyak dan ukuran kapalnya yang cukup kecil
dengan ukuran muat 1-2 ton maka mereka memilih untuk melakukan
Jumlah
54 100,00
Sumber : Kantor Desa Panda.
15
yang paling dominan yang terdapat di Desa Panda adalah jenis alat
jenis alat tangkap yang paling sedikit adalah dari jenis alat tangkap
Kecil) yaitu: a) Tali ukuran Besar digunakan sebagai tali ris untuk
setting dan hauling dan juga sebagai tali kolor jaring. b) Tali ukuran
permukaan .
(Suhardja, 1996).
17
ikan yang senang terhadap lampu atau tertarik dengan cahaya dan
ini adalah jenis ikan pelagis kecil, misalnya : ikan teri teri
Lampiran 1 .
jauh dari Fishing base ke Fishing ground dengan jarak 400 meter
dan waktu penangkapan tidak lebih dari 1 hari (one day fishing).
waktu air pasang dan waktu yang di tempu dari Fishing base ke
phototaxis positif.
(tiga) yaitu :
musim barat dan musim timur. Musim barat berlangsung dari bulan
Juni sampai dengan Agustus. Pada musim barat angin bertiup kencang
sampai dengan bulan Mei dan musim peralihan kedua mulai bulan
oleh nelayan.
perairan. Hal ini bertujuan agar ikan yang berada di atas jaring, baik
sebagai akibat daya tarik lampu atau terhawa arus, dapat tertangkap
10 kg dan di letakan di sisi kanan dan sisi kiri jarring, tujuan untuk
jarring kira-kira 1,5 m di atas permukaan air. Apa bila Sudah terlihat
telah di sediakan .
21
berbeda, yaitu dengan retina untuk menerima cahaya yang lemah dan
untuk menerima cahaya yang kuat dan berwarna umumnya pada ikan
1983)
bantu penerang, hal ini di sebapkan karena alat tangkap bagan tancap
agar ikan dapat menuju alat tangkap dan bermai atau berkumpul
jarring diturunkan.
tengah Bagan tancap maka dalam waktu kurang lebih 10 menit akan
tersebut, terutama untuk jenis ikan pelagis kecil. Hal ini di sebapkan
Gelap.
terutama pada saat terang bulan dan bulan gelap, Pada saat bulan
terang bulan dimana pada saat bulan gelap jumlah ikan yang
400 kg. Hal ini disebapkan karena pada saat bulan gelap ikan dapat
dengan jelas hal ini di tandai dengan banyaknya ikan yang bermaian
untuk lebih jelasnya perbedaan hasil tangkap pada saat terang bulan
lakukan 3-4 kali semalam, akan tetapi itu tergantung dari pada faktor
adapun jenis ikan lain seperti ikan kakap (Lutjanus sp), kerapu
(Ephinephellus sp) . Untuk lebih jelasnya hasil tangkap tiap hari dan
Kabupaten Bima.
NELAYA
N
KONSUMEN PEDAGANG
KONSUMEN
25
4. ANALISA USAHA
capai selama usaha perikanan itu berlangsung. Dengan analisa usaha ini,
Biaya produksi ini bisa di bedakan antara biaya tetap (Fixed Cost) dan
biaya tidak tetap ( Variabel cost). Biaya tetap merupakan biaya yang
penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, antara lain Biaya
Tidak Tetap merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi, seperti
(Rahardi F. dkk,1996).
menggunakan unit Bagan Tancap (Lift Net) yang mana modal usaha
(Investasi) terdiri dari satu unit bagan tancap dan alat tangkap, dengan
Biaya Tetap (Fixed Cost) terdiri dari biaya perawatan Bagan Tancap dan
Alat tangkap yaitu sebesar Rp. 1.200.000. Sedangkan Biaya Tidak Tetap
26
(Variabel Cost) terdiri dari biaya operasi selama 1 tahun atau 180 trip, 1
Adapun anlisa usaha yang di gunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini
antara lain :
1. Break Event Point (BEP), merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan
tidak untung dan tidak rugi. Dari hasil perhitungan BEP dengan nilai Rp.
pendapatan hasil bersih selama satu tahun Rp. 48.813.000. nelayan tidak
usah perikanan. Dengan B/C ini dapat dilihat kelayakan suatu usaha. Bilai
data analisa Benefit Cost Ratio (B/C) mencapai nilai 5,07 > 1 . Berarti
menggunakan unit Bagan Tancap (Lift Net) mencapai nilai 96% > 18%.
masa pengembalian modal yang kita gunakan ( baik dari Bank maupun
modal sendiri). Dari hasil perhitungan masa pengebalian modal untuk unit
Bagan Tancap (Lift Net) dapat di kembalikan dalam jangka waktu 10 bulan.
1.1. Kesimpulan
Penangkapan Ikan Dengan Alat Tangkap Bagan Tancap (Lift Net) Di Desa Panda
Kecamatan Pali belo Kabupaten Bima dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstruksi dari alat tangkap Bagan Tancap (Lift Net) diman panjang tiang
ukuran 9,5 x 9,5 meter (lebar kali panjang) dan ukuran mata jarring 50 x 50
mili. Tali yang di gunakan terdiri dari tali ris dengan panjang 100 meter meter ,
tali kolor jaring 40 meter . pemberat sebanyak 2 buah dengan berat masing-
masing 10 kg.
Pengangkatan jarring (hauling) di lakukan 3-4 kali semalam, akan tetapi itu
tergantung dari pada faktor keberadaan ikan. Dari hasil praktek kerja lapangan
yang telah di lakukan pada alat tangkap bagan tancap di Desa Panda di peroleh
ikan hasil tangkapan selama 15 hari (15 kali operasi) totalnya sebanyak
1.013,5 kg , yang terdiri dari jenis ikan permukaan antara lain ikan teri (stolep
29
horus spp) , selar (selaroides lopto lepis), kembung (rastreliger sp), cumi-
cumi (loligo sp ) dan adapun jenis ikan lain seperti ikan kakap (Lutjanus sp),
3. Keadaan hasil tangkap pada saat Bulan Gelap dengan Terang Bulan sangat
berbeda dimana hasil tangkap pada Bulan Gelap sebesar 613,5 kg, sedankan
selama 1 tahun sebesar Rp. 48.813.000,- dari hasil kotor sebesar Rp.
pengebalian modalnya dalam jangka waktu 10 bulan , Break Event Point (BEP)
Rp. 6.666.666,- (291,9 Ton) dan Benefit Cost Ratio (B/C) nilainya 5,07 >1
1.2. Saran
dan dibina baik dalam usaha penangkapan atau usaha peningkatan produksi
hasil tangkapan baik dari alat tangkap yang digunakan maupun fasilitas
seperti menggunakan lampu yang di celupkan kedala air, agak sinar yang di
pancarkan besa terlihat jelas oleh ikan. Hal ini di sebapkan karna pendapatan
nelayan yang minim disebapkan karena kurangnya pendapatan apa bila pada
DAFTAR PUSTAKA
---------------, 1990. Repelita V Sub Sektor Perikanan. Dinas Perikanan Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Mataram.
Fuad Cholik., 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Irham S. R., 1982. Pengaruh Kombinasi Salinitas dan Substrat Terhadap Pertumbuhan
dan Toleransi Terhadap Salinitas dari Udang Api – Api Fakultas Perikanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Damanhuri., 1980. Diktat Fishing Groud. Bagian Teknik Penangkapan Ikan. Fakultas
Peternakan dan Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.
Subani W., 1983. Penggunaan Lampu Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan. Balai
Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.