You are on page 1of 10

BENTUK MUKA BUMI

Tenaga eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen
adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit
atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat
mengubah bentuk permukaan bumi.

Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:

• Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.


• Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
• Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian
puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya
grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain
yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar
sampai yang halus.

Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang
pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan
batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi
dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari
semakin kecil akibat tiupan angin.

Ada pun siklus geologi yang berlangsung sepanjang masa.

A Daratan
Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air. Wilayah yang
termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah. Bumi banyak
mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang tergenang air dan ada
yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang pasir, dataran rendah, dataran
tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan
sungai.
1. Gunung
Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya menyerupai kerucut. Gunung
terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng. Lereng adalah sisi yang landai atau miring.
Gunung-gunung terbentuk dalam waktu jutaan tahun.

2. Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah yang tinggi tidak selalu
berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah daripada gunung disebut bukit. Daerah
yang banyak bukitnya disebut perbukitan.

3. Dataran
Dataran ialah daratan yang perbedaan ketinggian antara satu daerah dan daerah lainnya
hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.

Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan. Ketinggiannya dari
500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, daerah Dieng,
Bukittinggi, dan kota Bandung. Dataran rendah adalah dataran yang
terdapat di daerah pantai. Ketinggiannya dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Misalnya, dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.

4. Lembah, Jurang, dan Ngarai


Lembah adalah daratan yang rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri
sungai. Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan lembah Kuyawagi di Papua.
Lembah yang dalam, sempit, dan memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun
ngarai adalah lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai
Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah.

B Lautan
Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan bumi merupakan
lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut terdapat bukit laut dan gunung
laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut disebut palung laut.
Wilayah lautan terdiri atas:
1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.
2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.
3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.
4. Samudra, merupakan lautan yang sangat luas dan dalam.

Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan. Kemudian, perjalanannya


mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai dasar pembuatan peta bumi. Sekarang,
hal itu cukup dilakukan dengan satelit.

Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 8.4? Benda tersebut dinamakan globe.
Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda bulat seperti bola. Bentuk
permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua
dimensi suatu tempat di permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin,
skala, dan penunjuk.

Pada globe dan peta, bagian-bagian permukaan bumi yang merupakan daratan diberi
warna hijau dan kuning. Warna hijau merupakan dataran rendah, sedangkan warna
kuning merupakan dataran tinggi. Pegunungan diberi warna kuning kecokelatan. Lautan,
danau, dan sungai diwarnai biru. Berdasarkan yang kamu lihat pada globe, permukaan
bumi manakah
yang paling luas, daratan atau lautan?

SIKLUS BATUAN

Sebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat
berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi
batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi
partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa
membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi
magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut
siklus batuan atau ROCK CYCLE.
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan.
Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:

1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan


membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat
rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga
proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi
bagian yang lebih kecil lagi.
2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi
dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu
gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis
batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat
mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses
fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah
pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang
disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-
akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan
dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

LIPATAN

Geometri dan Pengelasan Lipatan

• Lipatan merupakan struktur seperti gelombang yang terhasil akibat canggaan


perlapisan, foliasi dan permukaan planar yang lain pada skala yang berbagai.

• Lipatan terbentuk di persekitaran canggaan yang berbagai, daripada permukaan


kerak bumi yang rapuh hingga ke bahagian dalam bumi yang mulur.

• Lipatan boleh berbentuk secara terbuka dan landai hingga ke sangat ketat dan
berlaku secara berasingan atau berkumpulan.

• Batuan mungkin mengalami satu episod perlipatan atau lebih, sehingga


menyebabkan pertindihan beberapa generasi lipatan.

• Semasa mengkaji lipatan, ada tiga skala digunakan untuk memudahkan


penerangan, iaitu struktur mikroskopik (dilihat di bawah mikroskop), mesoskopik
(saiz daripada sampel tangan hingga singkapan) dan makroskopik (saiz peta atau
lebih besar).

• Kebanyakan kajian geometri lipatan melibatkan pengukuran pada skala


mesoskopik, dan skala yang lain menguatkan lagi cerapan kita. Biasanya struktur
berskala kecil akan menyerupai struktur berskala besar dan sebaliknya.
• Variasi daripada buckling adalah kinking. Kinking ini biasanya berasosiasi dengan
batuan skis dan membentuk lipatan chevron. Ia terhasil akibat daripada proses
gelincir fleksur yang terkekang.

• Mekanisma aliran fleksur (flexural flow) berlaku bila sebahagian lapisan bersifat
mulur dan sebahagian bersifat rapuh. Lapisan yang bersifat rapuh mempengaruhi
bentuk lipatan yang terhasil.

• Mekanisma aliran pasif (passive flow) melibatkan aliran mulur pada keseluruhan
batuan. Perlapisan, foliasi atau jalur hanya menjadi lapisan petunjuk. Aliran pasif
ini hanya berlaku pada batuan di mana tidak ada perbezaan kemuluran antara
lapisan dan menghasilkan lipatan serupa.

• Kombinasi antara beberapa mekanisma di atas sering berlaku atau bersaingan


pada persekitaran tekanan dan suhu yang berbagai.

• Dekat permukaan bumi, gelincir fleksur dan buckling biasa berlaku. Bila lipatan
menjadi lebih ketat, geseran antara lapisan meningkat dan gelinciran sukar
berlaku. Pada peringkat ini mekanisma yang menghasilkan ira mengambilalih
untuk proses canggaan seterusnya.

Jenis 1 - Struktur Kotak Telur atau Corak Kubah dan Lembangan.

Ia berlaku bila dua set lipatan tegak bertemu atau berinteraksi pada sudut besar.

Jenis 2 - Corak Boomerang

Ia berlaku bila lipatan yang dengan paksi permukaan miring (e.g. lipatan isoklinal) dan
lipatan dengan paksi permukaan tegak (e.g. lipatan tegak) bertemu/berinteraksi pada
sudut yang besar.

Jenis 3 - Corak Hook

Ia berlaku bila lipatan isoklinal yang ketat dilipat semula pada paksi yang sama, pada
berbagai skala.

• Kombinasi ketiga-tiga jenis di atas juga boleh berlaku. Satu jenis boleh bertukar
secara beransur-ansur ke jenis yang lain.

• Lipatan yang bertindih ini penting untuk menentukan sejarah canggaan sesuatu
kawasan.

• Kita boleh mengenalpasti pertindihan lipatan ini bila kita membuat permerhatian
dan pemetaan struktur secara terperinci sesuatu kawasan.

• Biasanya, satu kawasan yang telah mengalami dua arah perlipatan menunjukkan
perubahan arah jurus dan miringan yang agak mendadak tetapi sistematik..

Anatomi Lipatan Ringkas

Rabung – Crest; Palung – Trough; Sayap – Limb; Engsel – Hinge; Garis Engsel – Hinge
Line; Paksi Lipatan – Fold Axis; Garis Paksi – Axial Line;
Satah Paksi – Axial Plane; Tunjaman – Plunge; Lipatan Menunjam – Plunging Fold;
Arah rebahan lipatan tidak simetri – Vergence;
Pengelasan Lipatan

• Ada beberapa pengelasan yang digunakan oleh pengkaji tertentu dengan


penekanan yang berbeza. Ada yang berdasarkan kepada bentuknya dan ada
berdasarkan kepada mekanisma pembentuknya.

• Antara yang lebih terkenal adalah pengelasan John Ramsay, di mana beliau
menggunakan isogon sebagai petunjuk secara tidak bias kelas lipatan tertentu.

• Isogon adalah garis yang menyambung titik pada sayap lipatan yang mempunyai
kemiringan yang sama. Taburan garis isogon ini samada selari, mencapah atau
menumpuh menjadi asas pengelasan ini.

• Mengikut pengelasan Ramsay ada 3 kelas lipatan. Kelas pertama menunjukkan


isogon yang menumpuh, sementara kelas 2 dan 3 menunjukkan isogon yang selari
dan mencapah, masing-masing.

Mekanik Lipatan

• Perlipatan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, cecair dan sifat badan batuan
(komposisi, tekstur dan sifat setiap lapisan).

• Mekanisma perlipatan merangkumi pemampatan atau pemendekkan (buckling),


pembengkokkan (bending), aliran fleksur (flexural flow) dan aliran pasif (passive
flow). Setiap mekanisma ini disertai oleh gelincir fleksur (flexural slip).

• Untuk lapisan mengekalkan ketebalannya semasa ia dilipat, gelincir fleksur


berlaku sepanjang sempadan perlapisan. Kesan gelinciran ini diperhatikan
daripada kehadiran kesan gores-garis (slickenside) pada permukaan lapisan.

• Mekanisma pembengkokkan melibatkan arah canggaan yang tegak dengan


sesuatu lapisan dan biasanya menghasilkan lipatan yang terbuka, seperti kubah,
lembangan dan gerbang.

• Pembengkokkan boleh berlaku bila ada objek tertentu (seperti intrusi batuan
igneus, struktur dupleks) berada di bawah sesuatu lapisan.

• Pemampatan/Pemendekkan (buckling) melibatkan arah canggaan yang selari


dengan perlapisan. Pada suhu yang rendah, buckling disertai oleh gelincir fleksur.

• Sebelum buckling berlaku lapisan biasanya dipendekkan secara mendatar dan


ditebalkan secara menegak dengan lapisan.

• Variasi daripada buckling adalah kinking. Kinking ini biasanya berasosiasi dengan
batuan skis dan membentuk lipatan chevron. Ia terhasil akibat daripada proses
gelincir fleksur yang terkekang.

• Mekanisma aliran fleksur (flexural flow) berlaku bila sebahagian lapisan bersifat
mulur dan sebahagian bersifat rapuh. Lapisan yang bersifat rapuh mempengaruhi
bentuk lipatan yang terhasil.

• Mekanisma aliran pasif (passive flow) melibatkan aliran mulur pada keseluruhan
batuan. Perlapisan, foliasi atau jalur hanya menjadi lapisan petunjuk. Aliran pasif
ini hanya berlaku pada batuan di mana tidak ada perbezaan kemuluran antara
lapisan dan menghasilkan lipatan serupa.
• Kombinasi antara beberapa mekanisma di atas sering berlaku atau bersaingan
pada persekitaran tekanan dan suhu yang berbagai.

• Dekat permukaan bumi, gelincir fleksur dan buckling biasa berlaku. Bila lipatan
menjadi lebih ketat, geseran antara lapisan meningkat dan gelinciran sukar
berlaku. Pada peringkat ini mekanisma yang menghasilkan ira mengambilalih
untuk proses canggaan seterusnya.

Lipatan Kompleks

• Lipatan kompleks berlaku apabila satu set lipatan ditindih oleh satu atau lebih set
lipatan baru, samada akibat arah daya yang sama atau berlainan.

• Bentuk lipatan bertindih ini adalah berkaitan dengan orientasi kedua-dua set
lipatan itu dan juga sifat fizikal batuan yang tercangga.

• Dua episod perlipatan boleh dipisahkan oleh masa beberapa saat sahaja atau
berjuta tahun, atau berlaku secara berterusan.

• Batuan bersifat mulur membolehkan lipatan kompleks terhasil. Keadaan ini


biasanya terdapat di kawasan teras pergunungan, di kawasan zon subduksi dan
kawasan sesar transform di mana mampatan, metamorfisma dan ricihan
berterusan berlaku.

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan
lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian
dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-
hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya
adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang
berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan
menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan
sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic
rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda
pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite,
dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan
dacite

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan
dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan
sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan
sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan
sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material
yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik
bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan
tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga
menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya
batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia
terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya
anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan
sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau
batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah
batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer
yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan
perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian
mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau


maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang
berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi
di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON”
dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”

1. Dampak Positif Tenaga Endogen dan Eksogen

Dampak positif tenaga endogen antara lain sebagai berikut.

a. Tenaga endogen memiliki dampak positif yang dapat kita rasakan melalui proses
pembentukan patahan dan lipatan yang menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk
permukaan bumi seperti adanya danau, pegunungan, sungai dan dataran. Hasil bentukan
ini dapat kita nikmati sebagai suatu keindahan alam dan juga memberi manfaat besar bagi
manusia. Contoh manfaat tersebut misalnya, pegunungan yang memengaruhi cuaca di
sekitarnya, atau aliran sungai yang airnya dapat dimanfaatkan oleh manusia.

b. Selain itu, proses vulkanisme karena tenaga endogen dapat menyuburkan tanah, karena
letusan gunung api biasanya memuat debu vulkanik. Pembentukan batuan juga
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, misalnya granit dan fosfat
yang menjadi bahan-bahan dasar industri.

c. Dampak positif lainnya, misalnya dapat ditemukan pada pembentukan logam-logam di


perut bumi yang bermanfaat, semacam besi, baja, timah.

Dampak positif tenaga eksogen, antara lain sebagai berikut.


a. Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara sungai yang subur
sangat bermanfaat bagi manusia.

b. Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian, dan perikanan. Di
pantai utara Pulau Jawa banyak dijumpai sawah-sawah yang subur di sepanjang pantai.
Demikian juga tambak-tambak udang dan bandeng.

2. Dampak Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen

Selain dampak-dampak positif tersebut, kita tetap harus mewaspadai beberapa dampak
negatif yang disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen. Misalnya peristiwa
vulkanisme atau tektonisme dapat menyebabkan gempa yang dapat mengancam
keselamatan manusia. Selain itu, lava yang keluar dari pusat erupsi biasanya diikuti oleh
proses hujan debu dan awan panas.

Dampak negatif akibat tenaga endogen dan eksogen yaitu sebagai berikut.

a. Gunung yang meletus akan mengeluarkan lava, awan panas, dan material vulkanis
yang dapat merusak lingkungan yang terkena seperti hutan, lahan pertanian, dan
permukiman penduduk. Contoh meletusnya Gunung Merapi.

b. Gempa tektonik mengakibatkan rusaknya bangunan, retaknya tanah memutus jalan,


listrik dan sarana-sarana lainnya, serta korban jiwa yang banyak. Contohnya gelombang
tsunami di Naggroe Aceh Darussalam dan gempa di Jogjakarta.

c. Gas beracun yang keluar dari letusan gunung berapi dapat mengancam penduduk di
sekitarnya.

d. Keadaan relief Indonesia yang kasar dan banyak memiliki gunung, mengakibatkan
banyak kejadian erosi dan tanah longsor.

e. Tenaga eksogen lain yaitu angin yang dapat mengakibatkan dampak negatif yaitu angin
ribut yang merusak pemukiman, sarana umum, dan pertanian.

Dampak negatif lain tenaga eksogen adalah sebagai berikut.

a. Kesuburan tanah makin berkurang akibat erosi.

b. Selain subur dan bermanfaat, sedimentasi di muara sungai menyebabkan


pendangkalan. Akibatnya lalu lintas air terhambat dan mengakibatkan banjir.

c. Abrasi yang terus-menerus terjadi mengakibatkan garis pantai makin maju ke arah
daratan. Akibatnya banyak rumah di pantai yang hancur dan terendam laut.

d. Longsor tanah atau lahan di daerah berlereng yang mengakibatkan kerusakan lahan dan
bangunan.

e. Angin kencang dan angin puting beliung mengakibatkan kerusakan tanaman dan
bangunan.

3. Upaya Menanggulangi Dampak Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen

Dampak-dampak negatif tenaga endogen dan eksogen dapat dikurangi bahkan


dihilangkan dengan upaya-upaya yang dilakukan manusia. Beberapa hal yang dapat
dilakukan yaitu sebagai berikut.
a. Menanggulangi Dampak Negatif Tenaga Endogen Gempa bumi, baik tektonik maupun
vulkanik tidak dapat dicegah. Tetapi kerugian dan kehancurannya dapat dikurangi dengan
langkah-langkah sebagai berikut.

1) Pos-pos pengamatan gunung api dibangun untuk mengukur dan mencatat aktivitas
gunung api. Diharapkan dengan adanya pos pengamatan tersebut dapat memberikan
peringatan awal akan terjadinya letusan gunung. Dengan begitu kerugian lebih besar
dapat dikurangi.

2) Selain di gunung api, pos pengamatan dan penyelidikan gempa juga perlu dibangun di
daerah-daerah patahan dan pertemuan lempeng baik di darat maupun di laut atau pantai.
Peringatan akan terjadinya gelombang tsunami dapat segera diinformasikan kepada
masyarakat untuk mengurangi korban jiwa.

3) Lereng-lereng yang curam dan rawan gempa tidak digunakan sebagai permukiman.
Begitu juga daerah yang rawan longsor dan tanahnya labil.

4) Di daerah-daerah rawan gempa, masyarakat harus selalu mengikuti informasi tentang


akan terjadinya gempa. Selain itu konstruksi bangunan juga diusahakan tahan gempa.

b. Menanggulangi Dampak Negatif Tenaga Eksogen

1) Untuk menanggulangi dampak negatif tenaga eksogen akibat abrasi dapat dilakukan.
Dengan membuat pemecah ombak atau tanggul laut, serta penanaman kembali hutan
mangrove yang telah rusak untuk mengurangi dampak abrasi dan tsunami.

2) Hutan-hutan di lereng gunung yang telah rusak harus diperbaiki dan dilakukan
reboisasi untuk mencegah banjir dan tanah longsor.

3) Pembuatan teras-teras atau sengkedan pada lahan pertanian di lereng gunung juga
bermanfaat mengurangi erosi dan longsor lahan.

4) Sungai-sungai yang mengalami sedimentasi dikeruk kembali untuk memperlancar


aliran sungai dan mencegah banjir.

5) Penggunaan teknologi canggih seperti satelit sangat bermanfaat dalam memprediksi


bencana dan badai.

Dapatkah kamu menyebutkan upaya-upaya lain untuk

You might also like