You are on page 1of 4

4 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi

Badan
1. Genetik (Keturunan)
Faktor ini cukup dominan dalam menentukan tinggi badan seseorang. Anda dapat mengamati
bahwa orang-orang Afrika meskipun tidak mendapatkan gizi makanan yang baik, namun
memiliki postur yang tinggi. Hal itu dapat terjadi lebih dikarenakan faktor keturunan atau
genetik ini. Namun tentu saja hal itu bukanlah suatu kepastian, namun hanya kecenderungan
medis telah diamati.

2. Asupan nutrisi
Gizi makanan sangat penting dalam membantu pertumbuhan tinggi badan seseorang. Gizi
makanan yang dikonsumsi orang Eropa sehari-hari jauh lebih baik daripada gizi makanan
yang dikonsumsi oleh orang-orang Asia. Susu adalah makanan yang memiliki gizi
”sempurna” bagi pertumbuhan tulang (tubuh). Susu mengandung semua zat yang dibutuhkan
tulang untuk bertambah panjang.

3. Tidur Berkualitas
Hormon pertumbuhan bekerja ”penuh” sewaktu tidur. Semakin berkualitas tidur seseorang,
maka hormon pertumbuhan semakin bekerja optimal. Tinggi badan anda bertambah sewaktu
bangun tidur (biasanya 1-2 cm). Ini disebabkan oleh karena adanya pertambahan panjang
tulang rawan pada punggung dan kaki. Namun pertambahan ini bersifat sementara saja. Tidur
yang sangat menunjang bagi pertumbuhan badan adalah tidur lelap (deep sleep) selama
kurang lebih 7-8 jam tanpa terputus-putus, tanpa perasaan gelisah dan tanpa mimpi.

4. Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat memacu produksi hormon pertumbuhan oleh tubuh sehingga dapat
menambah tinggi badan secara signifikan. Gerakan-gerakan dalam renang dan basket juga
secara langsung merangsang tulang kaki dan punggung untuk bertambah panjang dan
panjang.

www.id.shvoong.com

Amenore
Deksripsi
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi-- meskipun
berdasarkan periode mentruasi seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Ada dua
jenis amenore: amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer tidak mengacu pada
periode menstruasi pada usia 16 tahun. Amenore sekunder terjadi bila sebelumnya tidak
menstruasi, tetapi kemudian berhenti setelah periode. Jika wanita secara seksual aktif dan
sehat, kehamilan adalah alasan yang paling mungkin terlambat haid. Tapi jika tidak, perlu
segera mendapatkan perawatan.
Selain kehamilan, ada banyak penjelasan lain yang mungkin menyebabkan amenore. Tanda
dan gejala amenore jarang akibat kondisi penyakit

yang serius. Ada beberapa kemungkinan penyebab amenore:

Penyebab Amenore Sekunder


* Kehamilan
* Kontrasepsi
* Menyusui
* Stres
* Obat-obatan
* Ketidakseimbangan hormon
* Berat badan rendah
* Olahraga berlebihan
* Kerusakan tiroid
* Masalah di jaringan rahim
* Ketidakcukupan ovarium primer.

Penyebab Amenore Primer


* Kelainan kromosom
* Masalah hipotalamus
* Hipofisis
* Kurangnya organ reproduksi
* Struktural abnormal pada vagina

Gejala
Indikasi utama amenore adalah bahwa seseorang tidak memiliki periode menstruasi:
* Tidak mengalami periode menstruasi pada usia 16 tahun.
* Pada amenore sekunder, tidak mengalami menstruasi selama tiga sampai enam bulan atau
lebih.

Perawatan
Pengobatan tergantung pada penyebab amenore. Dokter mungkin menyarankan melakukan
perubahan pada gaya hidup, berat badan, aktivitas fisik atau tingkat stres. Sedangkan pada
Amenore tiroid atau disebabkan oleh gangguan hipofisis dapat diobati dengan obat-obatan.
• Kelenjar hipofisis serta hubungannya dengan hipotalamus
  
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil-kecil diameternya kira-kira 1 cm dan beratnya 0,5-1 gram
yang terletak di sela tursika, rongga tulang basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh
tungkai hipofisis atau hipofisial. 
   Dipandang dari sudut fisiologi, kelenjar hipofisis dibagi menjadi:
   1) Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
        Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan utama dalam pengaturan fungsi
metabolisme di seluruh tubuh. Hormon-hormonnya yaitu:
         a) Hormon Pertumbuhan
             Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan            
protein, pembelahan sel, dan deferensiasi sel.
        b) Adrenokortikotropin (Kortikotropin)
            Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi
metabolism glukosa, protein dan lemak.
        c) Hormon perangsang Tiroid (Tirotropin)
            Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan selanjutnya
mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh.
        d) Prolaktin
            Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu.
       e) Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein
           Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya.

   2) Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)


        Ada 2 jenis hormon:
        a) Hormon Antideuretik (disebit juga vasopresin)
             Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu
mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.
        b) Oksitosin
            Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama pengisapan
dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan.
  
   3) Pars Intermedia
         Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative avaskular, yang pada
manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang rendah ukurannya jauh lebih
besar dan lebih berfungsi.
     
Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar hipofisis anterior.
Pembuluh darah ini berkhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan makanya disebut system
portal.dalam hal ini system yang menghubungkan hipotalamus dengan kelenjar hipofisis disebut juga
system portal hipotalamus – hipofisis. System portal merupakan saluran vascular yang penting
karena memungkinkan pergerakan hormone pelepasan dari hypothalamus ke kelenjar hipofisis ,
sehingga memungkinkan hypothalamus mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak
mengaktifkan neuron dalam nucleus hypothalamus yang menyintesis dan menyekresi protein degan
berat molekul yang rendah. Protein atau neuro hormone ini dikenal sebagai hormone pelepas dan
penghambat. Hormon –hormon ini dilepaska kedalam pembuluh darah system portal dan akhirnya
mencapai sel – sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormon- hormon
yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkt bersama darah dan merangsang kelenjar-kelenjar lain
,menyebabkan pelepasan hormon – hormon kelenjar sasaran. Akhirnya hormon – hormon kelenjar
sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel – sel hipofisis yang memodifikasi sekresi hormone.

• Sistem porta hipothalamus – hipofisis


1. Sekresi hormon pelepas hipothalamus dan hormon penghambat ke eminensia mediana.
    Neuron-neuron khusus di dalam hypothalamus mensintesis dan mensekresi hormone pelepas
hypothalamus dan hormone penghambat yang mengatur sekresi hormone hipofisis anterior. Neuron
–neuron ini berasal dari berbagai bagian hypothalamus dan mengirimkan serat – serat sarafnya
nenuju ke eminensia mediana da tuber sinerum , jaringan hypothalamus yang menyebar menuju
tangkai hipofisis. Bagian ujung serat – serat saraf ini berbeda dengan ujung- ujung serat saraf umum
yang ada di dalam system saraf pusat.dimana funsi serat ini tidak menghantarkan sinyal – sinyal yang
berasal dari neuron ke neuron yang lain namun hanya mensekresi hormone pelepas dan hormone
penghambat hypothalamus saja ke dalam cairan jaringan. Hormone- hormone ini segera diabsorbsi
ke dalam kapiler system porta hypothalamus dan hipofisis dan langsung diangkut ke sinu kelenjar
hipofisis anterior.
2. Fungsi hormon pelepas dan hormon penghambat dalam hipofisis anterior.
     Hormone –hormon pelepas dan hormone – hormone pnghambat berfungsi mengatur sekresi
hormone hipofisis anterior. Untuk sebagian besar hormone hipofisis , yang penting adalah hormone
pelepas ,tetapi untuk prolaktin ,mungkin sebagian besar hormone penghambat yang mempunyai
pengaruh paling banyak terhadap pengaturan hormone. Hormone – hormone pelepas dan
penghambat hypothalamus yang terpenting adalah :
     • TRH : hormone pelepas tiroid yang menyebabkab pelepasan hormone perangsang tiroid.
     • Hormone pelepaS kortikotropin(CRH) : menyebabkan pelepasan adenokortikotropin.
     • Hormone pelepas hormone pertumbuhan (GHRH) : menyebabkan pelepasan hormone
pertumbuhan dan hormone penghambat hormone pertumbuhan (GHIH) yang mirip dengan
hormone somatostatin dan menghambat pelepasan hormone pertumbuhan.
     • Hormone pelepas gonadotropin(GnRH) : menyebabkan pelepasan dari dua hormone
gonadotropik, hormone lutein dan hormone perangsang folikel.
      • Hormone penghambat prolaktin (PIH) : menghambat sekresi prolaktin.
3. Daerah –daerah spesifik dalam hipothalamus yang mengatur sekresi faktor pelepas dan faktor
penghambat hipothalamus yang spesifik.
     Sebelum diangkut ke kelenjar hipofisis anterior , semua atau hamper semua hormone
hypothalamus disekresi ke ujung serat saraf yang terletak di dalam eminensia mediana.
Perangsangan listrik pada daerah ini merangsang ujung- ujung saraf dan oleh karena itu pada
dasarnya menyebabkan pelepasan semua hormone hypothalamus. Akan tetapi badan sel neuron
yang menyebar ke eminensia mediana ini terletak di daerah khusus dalam hypothalamus atau pada
daerah yang berdekatan dengan bagian basal otak. 

You might also like