You are on page 1of 4

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan


parameter graduated/berjenjang. Hasilnya adalah dalam masyarakat terdapat kelas-kelas
sosial.
Kriteria yang digunakan dapat berupa kriteria (1) sosial, (2) ekonomi, dan (3) politik. Kriteria
sosial meliputi: pendidikan, profesi atau pekerjaan, dan keturunan atau keanggotaan dalam
kasta dan kebangsawanan. Kriteria ekonomi meliputi pendapatan/penghasilan dan
pemilikan/kekayaan. Kriteria politik meliputi kekuasaan.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial


Menurut Weber,  para anggota masyarakat dapat dipilah secara vertikal berdasarkan atas
ukuran-ukuran kehormatan, sehingga ada orang-orang yang dihormati dan disegani dan orang-
orang yang dianggap biasa-biasa saja, atau orang kebanyakan, atau bahkan orang-orang yang
dianggap hina. Orang-orang yang dihormati atau disegani pada umumnya adalah mereka yang
memiliki jabatan atau profesi tertentu,  keturunan bangsawan atau orang-orang terhormat, atau
berpendidikan tinggi.
Ukuran-ukuran penempatan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial yang dapat
dikategorikan sebagai kriteria sosial antara lain, (1) profesi, (2)  pekerjaan, (3) tingkat
pendidikan, (4) keturunan, dan (5) kasta.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi


Kriteria ekonomi yang digunakan sebagai dasar stratifikasi sosial dapat meliputi penghasilan
dan  pemilikan atau kekayaan.
Apabila dipilah menggunakan kriteria ekonomi, maka masyarakat akan terdiri atas
 Kelas atas, yaitu orang-orang yang karena penghasilan atau kekayaannya  dengan
leluasa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan  hidupnya
 Kelas menengah, yaitu orang-orang yang karena penghasilan dan kekayaannya dapat
leluasa memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa untuk kebutuhan-
kebutuhan lainnya
 Kelas bawah, yaitu orang-orang yang dengan sumberdaya ekonominya hanya dapat
memenuhi kebutuhan hidup mendasarnyanya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak
mampu untuk itu.

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik


Ukuran yang digunakan untuk memilah masyarakat atas dasar dimensi atau kriteria politik
adalah distribusi kekuasaan. Kekuasaan (power) berbeda dengan kewenangan (otoritas). 
Seseorang yang berkuasa tidak selalu memiliki kewenangan.
Vilfredo Pareto, Gaetano Mosca, dan Robert Michels memberikan pengertian bahwa beberapa
asas umum yang menjadi dasar bagi terbentuknya stratifikasi sosial, khususnya yang berkaitan
dengan kekuasaan politik, adalah:
1. Kekuasaan politik tidak dapat didistribusikan secara merata
2. Orang-orang dikategorikan ke dalam dua kelompok: yang memegang kekuasaan dan yang
tidak memilikinya
3. Secara internal, elite itu bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok
4. Keanggotaan dalam elite berasal dari lapisan yang sangat terbatas
5.Kelompok elite pada hakikatnya bersifat otonom, kebal akan gugatan dari siapa pun di luar
kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya
Konsepsi Dasar Sosiologi
Secara etimologis kata sosiologi berasal dari bahasa Latin Socius dan Logos. Socius artinya
masyarakat dan Logos artinya ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
Soerjono Soekanto (1983) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
sosial, proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial dan masalah sosial. Sementara itu
Roucek dan Waren mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok.

William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengatakan bahwa sosiologi adalah penelitian secara
ilmiah terhadap interaksi sosial. Sedangkan Emile Durkheim mengatakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak,
berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu tersebut.

Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang
berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan
individu.

Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan
dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Hakikat sosiologi adalah sebagai berikut.


1. Sosiologi merupakan ilmu sosial, bukan ilmu alam atau kerohanian.
2. Sosiologi bersifat kategoris, bukan normatif. Artinya, sosiologi membatasi pada peristiwa
yang terjadi, bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi tidak menetapkan arah
sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut
kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama.
3. Sosiologi merupakan ilmu murni (pure science), bukan terapan. Adapun yang dimaksudpure
science adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu. Artinya sosiologi bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan bukan untuk
mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
4. Sosiologi adalah ilmu yang abstrak bukan konkret. Artinya, yang diperhatikan sosiologi
adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat.
5. Sosiologi bertujuan mendapatkan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari dasar
yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antarmanusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional dilihat dari metode yang digunakan.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus. Artinya, sosiologi
mempelajari gejala umum dan selalu ada pada setiap interaksi antarmanusia.

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos
berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam
buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857).
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu
pengetahuan tentang masyarakat.
Ciri-ciri pokok sosiologi sebagai berikut.
1)Sosiologi bersifat empiris,artinya didasarkan pada observasi-observasi segala kenyataan di
masyarakat.
2)Sosiologi bersifat teoritis,artinya merupakan abstraksi dari hasil-hasil observasi yang
menjelaskan hubungan kausalitas.
3)Sosiologi bersifat kumulatif,artinya teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori lama yang
kemudian disempurnakan.
4)Sosiologi bersifat nonetis,artinya yang dipersoalkan bukan baik buruknya fakta,tetapi
bertujuan untuk menjelaskan fakta-fakta secara analisis.

Adapun sifat-hakikat sosiologi sebagai berikut.


1)Sosiologi termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial yang objek studinya adalah masyarakat.
2)Sosiologi bukan disiplin ilmu yang normatif,tetapi kategoris.Artinya sosiologi hanya
membatasi diri pada apa yang trjadi dewasa ini dan bukan yang seharusnya terjadi.
3)Sosiologi merupakan ilmu murni dan bukan ilmu terapan,artinya sosiologi bertujuan untuk
mengembangkan ilmu secara teoritis.
4)Sosiologi bersifat abstrak,artinya yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola peristiwa
dalam masyarakat.
5)Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum
sehingga berupa ilmu umum.

Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi


Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi
sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang
dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
 Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat
spekulasi (menduga-duga).
 Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di
lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun
secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
 Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki,
diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
 Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk
masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara
mendalam.

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.


 Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala
kemasyarakatan.
 Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang
membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya
terjadi.
 Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan
terapan.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret.
Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat
secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
 Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari
prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk,
isi, dan struktur masyarakat manusia.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut
metode yang digunakan.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-
gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

EKONOMI DAN SOSIOLOGI


Baik Ekonomi maupun Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang mapan. Munculnya ekonomi
sebagai disiplin ilmu dapat terlihat dari fenomena ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana
cara individu atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang
langka yang diawali oleh proses produksi, konsumsi dan konsumsi (pertukaran). Sosiologi
Ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan
produksi, disribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam
masyarakat. Jadi, fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan
mengenai hubungan antara variable-variabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non-
ekonomis.

Sosiologi Ekonomi
Sosiologi Ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks dan
melibatkan produksi, disribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka
dalam masyarakat.
Jadi, fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai
hubungan antara variable-variabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non-ekonomis.
Pola dan sistem yang berlaku dalam mekanisme pasar — interaksi ekonomi yang dilakukan
antar individu dan masyarakat — sebenarnya berawal dari hubungan yang sederhana antara
individu dan masyarakat (interaksi sosial) dalamrangka mengatasi kelangkaan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial. Bahkan aktivitas ekonomi
selalu melekat dalam sosialitas tempat kejadian ekonomi itu berlangsung. Begitupun berlaku
yang sebaliknya.
Sebagai misal mari kita ulas sejenak pandangan sosiologi terhadap fenomena proses produksi
dan proses distribusi. Proses produksi dan proses distribusi dengan berbagai analisa yang
digunakan disiplin ekonomi ternyata masih mempunyai sisa untuk dipandang dari segi lain oleh
disiplin ilmu lain: sosiologi.
Proses produksi dalam pandangan sosiologis ternyata memiliki peran yang cukup vital dalam
rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) sebuah masyarakat. Proses produksi dilihat
sebagai institusi ekonomi berperan untuk mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis sebuah
masyarakat. Oleh karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat dari segi ekoomis tetapi juga
sosiologis yang mempunyai peran subsistem dalam sebuah struktur masyarakat.
Dalam proses distribusi atau pertukaran terlihat proses relasi antara rumah tangga produksi dan
rumah tangga konsumsi. Sebenarnya bukan dalam hal distribusi barang hasil produksi saja
proses ini terlihat tetapi ketika rumah tangga konsumsi menyediakan faktor-faktor produksi pun
proses ini sudah terlihat yaitu distribusi faktor-faktor produksi yang meliputi: sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan modal. Dengan mencermati proses distribusi kita bisa melihat
secara sosiologis bagaimana kegiatan masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam
proses inilah yang merupakan relasi antara permintaan dan penawaran kita semakin melihat
manusia sebagai makhluk ekonomis dan juga makhluk sosial.

You might also like