You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmatNya kami
sebagai penulis sangat bahaagia sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.

Masa depan keperawatan mejanjikan perubahan dinamik dan tantangan berkelanjutan.


Perawat masa datang membutuhkan dasar pengetahuan luas untuk memberikan perawatan yang
professional. Peran perawat meliputi memilih arahan dalam memberikan praktek keperawatan
kesehatan secara nasional. Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, penyakit cacar air
masih sering dianggap remeh, meski bisa sembuh sendiri, sesungguhnya perlu untuk
mewaspadai kompliksinya.

Makalah ini ditulis nutuk memberikan wawasan dan penjelasan tentang penyakit cacar
air, bagaimana proses penularannya, kapan masa inkubasinya, apa gejalanya, siapa saja yang
rentan, dan bagaimana pencegahannya.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca yang telah membaca makalah
ini kiranya dapat memberikan sumbangsihnya berupa kritik dan sarannya demi kesempurnaan
makalah ini.

Arga Makmur, 19 Desember 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar si ............................................................................................................... ii

BAB I. Pendahuluan .................................................................................. 1

I. Latar belakang............................................................................ 1

II. Rumusan Masalah ……………………………………………..... 2

III. Tujuan …………………………………………………............. 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 3

Varicella Zoster / cacar air …………………………….………...................... 3

Cacar Air Pada anak …………………………………….……….. 4

Proses Eksositosis oleh virus ……………………………..…....…. 6

BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 12

Kesimpulan ................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus varisela zoster.
Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan langsung dengan cairan dalam lepuh
cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat;
adakalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada kulit
yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa yang
menderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air
mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu hamil.
Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia. Waktu
inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik merah pada
mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik ini biasanya
timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar
air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang
belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Siapapun yang pernah menderita cacar air
dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari masyarakat menderita infeksi
cacar air sebelum usia 12 tahun.

June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus
varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak,
yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk
beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).

Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau
chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian
sentral tubuh (Djuanda, 1993).

1
B. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit cacar air yang

menginfeksi 75% masyarakat sebelum umur 12 tahun, mngetahui gejala dan pengobatan dar

cacar air ini sendiri.

C Manfaat Makalah

Manfaat makalah ini adalah adalah pembaca bisa dapat mengerti tentang cacar air dan

penanggulangannya serta mampu membantu mengambil tindakan awal untuk membantu

penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang penulis ceritakan di dalam makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
MIKROBIOLOGI VARICELLA ZOSTER

Varicella zoster

Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus cacar air
dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari 90% orang telah
mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi
primer dari virus varicella zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari
tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpes
zoster atau cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup dan pada usia di atas 60
tahun.

Morfologi

Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA,
lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk bulat.

Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukuran 140-200 μ, berinti DNA.

Klasifikasi Varicella Zoster

Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:

Family             : Herpesviridae

sub family       : Alphaherpesvirinae

Genus              : Varicellovirus

Species            : Varicella zoster

3
CACAR AIR PADA ANAK

Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox. Varisela adalah
penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang
khas pada kulit. Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa
yang belum pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9
tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah. Bersifat sangat menular
dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya
gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan percikan ludah (droplet infection).

Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama)
biasanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan pemberian zoster imun
globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes
zoster, atau dengan varicella - zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma
yang mengandung titer antibodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa
dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun
diberikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan
menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa.
Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.

Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke
orang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara,
walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum
pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya
juga tidak sehebat herpes zoster.

Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau
belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu menimbulkan
ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari

4
kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang
sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.

Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama
itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan
ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus.
Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke
bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.

Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan
sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos.
Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area persarafan,
penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.

Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar
dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk
herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa,
yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.

Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan
sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nyeri
pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus
sempat merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini
terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang
saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku,
rasanya seperti terbakar.

Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pascaherpes. Semakin tua
seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah
mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 - 15% populasi.
Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun
menjadi 80% dari populasi.

5
Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai ke
mata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pascaherpes. Pada serangan yang sampai
menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf
di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit
dipulihkan - jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh.Setiap pasien juga punya pengobatan
sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit
tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik,
bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi.

Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan adalah
komplikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya adalah rdang paru-paru
yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. Radang otak juga
,emjadi komplikasi akibat penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan, namun dapat meninggalkan
gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan tigkah laku.

Proses eksositosis oleh virus

Gejala

Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang usianya
berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak enak di
badan.Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan akan menjadi
gejala yang berat jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama setelah timbulnya
gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah, tangan, dan kaki. Selain itu
ruam juga akan muncul di selaput mukosa seperti di bagian dalam mulut atau vagina. Ruam yang
awalnya berbentuk bintik-bintik merah datar (makula), akan menjadi bintik-bintik menonjol
(papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang terasa gatal, dan pada akhirnya
mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan
lepuhan baru.

Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan mengering
pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari Penularan.

6
Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah
dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam sebelum ruam pertama muncul
hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktusekiter 10-21 hari gejala
pertama muncul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi. Cacar air ditularkan melalui
udara prnapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan kontak dengan cairan yang tekena
cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau selimut.

Pengobatan

Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat
dilakukan dengan:

 Istirahat secukupnya
 Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama untuk
mengurangi rasa gatal
 Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
 Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol
1-2%
 Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah menggaruk
ruam-ruam
 Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di dalam
mulut.
 Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari juga
garam
 Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
 Menjaga kebersihan tangan
 Kuku dipotong pendek
 Baju harus kering dan bersih

Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:

 Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen

7
 Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
 Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebih
dari 2 tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
 Obat anti-virus vidarabin

Pencegahan

Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada kelompok-
kelompok berikut:

 Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan
satu dosis vaksin
 Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar
air diberikan satu dosis vaksin
 Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal di
lingkungan yang sangat mudah terjangkit cacar air
 Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi
sedang hamil
 Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan
anak-anak
 Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air

Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab cacar
air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:

 Orang dengan sistem kekebalan rendah


 Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena cacar air
sebelumnya
 Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kahamilan kurang dari 28 minggu atau
berat lahirnya kurang dari 1000 gram
 Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang mengalami
cacar air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan

8
Epidemiologi

Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang
dewasa. Tranmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hati dihitung dari
timbulnya gejala kulit.

Etiologi

Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi
pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela, sedangkan
reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves zoster.

Manifestasi Klinis

Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala
prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian disusul
timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah
menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah
menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi
vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke


muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas
bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening regional
(lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.

Komplikasi

Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang dewasa,
berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjunctivitis,
otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.

9
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat
menyebabkan varisela konginetal pada neonatus.

Pembantu Diagnosis
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang diwarnai
dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti
banyak (multinukleated).

Diagnosis Banding

Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran monomorf,
dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan telapak kaki.

Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk menghilangkan


rasa gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang ditambah dengan zat anti
gatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini
serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder dapat diberikan antibiotika berupa
salep dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400
mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik. Selain itu dapat pula diberikan
imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari,
dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau
4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai penyakit membaik. Obat ini diberikan jika lama
penyakitnya telah lebih 3 hari.

Prognosis

Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri
dan lingkungan memberikan prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan parut
hanya sedikit, kecuali jika klien melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan kerusakan
kulit lebih dalam.

10
Pengkajian

 Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.


 Pada kulit dan membran mukosa :

Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul
selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai
pada badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi
pada mukosa, palatum dan konjunctiva.

 Suhu : dapat terjadi demam antara 38°-39° C

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Aktual atau potensial gangguan integritas kulit

 Anjurkan mandi secara teratur


 Hindari menggaruk lesi
 Gunakan pakaian yang halus/lembut

Gangguan rasa nyaman : nyeri

 Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.


 Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.

Potensial penularan infeksi

· Lakukan isolasi (strict isolation) :

Prosedur strict isolation :

a) Ruangan tersendiri; pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme yang
sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.

b) Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam
ruangan.

11
c) Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan
terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.

d) Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus
dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembali

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Cacar air (Varisela) adalah penyakit infeksi menuklar yang disebabkan oleh virus
Varisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah dengan pemberian
Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster Globulin (VIZIG). Pemberian vaksin
ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk hasil kekebalan yang sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
2. June M. Thomson, et. al. (1986). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company,
Toronto.
3. Lorden.blospot.com
4. Carpenito. 1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba. Jakarta
5. http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.html

13

You might also like