You are on page 1of 12

TEHNIK DIPLOMASI

M. SAERI

MATAKULIAH TEORI DIPLOMKASI


JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
TEHNIK-TEHNIK DIPLOMASI
1. Diplomasi Lama
Diplomasi lama adalah diplomasi yang
dilaksanakan sejak sebelum
terbentuknya negara bangsa hingga
sebelum PD II seperti pada masa India
kuno, Yunani kuno, Romawi kuno,
Byzantium (Romawi Timur), dan periode
Itali dan Perancis pasca renaisance
LANJUTAN
2. Ciri Diplomasi Lama
• Bersifat rahasia
• Menggunakan sistem kekeluargaan (Eropa)
• Pelaku diplomasi terbatas (kelas politik,
militer, dan borjuis)
• Menampilkan gaya heroik dan
mengutamakan power politik
• Berorientasi pada keuntungan politik
(diplomasi dagang)
3. Tehnik Diplomasi India Kuno
 Menggunakan pendekatan geopolitik (yang
termasuk dalam konsep Rajamandala) baik
dalam diplomasi maupun politik luar negeri
 Menonjolkan power (force) sebagai prestise
sehingga diplomasi dapat dimaknai sebagai
perang atau potensi perang
Pada masa Kaisar Asoka dikembangkan perinsip:
 Doktrin non violence/non injury
 Doktrin peaceful coexistence
 Doktrin universal
4. Tehnik Diplomasi Yunani Kuno
• Diplomasi yang berhasil adalah kebohongan dan
kecerdikan (dasarnya mitologi dewa Hermes yang
masih diyakini hingga saat ini)
• Sudah memiliki perwakilan diplomatik (kedutaan)
• Penandatanganan dilakukan secara terbuka
• Hasil kesepakatan diumumkan
• Gaya diplomasi Yunani adalah buruk:
 Bangsa Yunani cinta perselisihan
 Orang Yunani adalah diplomat yang jelek karena meyakini
bahwa diplomasi yang efektif berasal dari akal bulus dan
tipu muslihat
 Tidak memiliki distribusi tanggungjawab yang mapan
5. Diplomasi Romawi Kuno
 Lebih suka memaksa/menundukkan dari pada berunding
 Menonjolkan kekuatan (militer), dan mengancam negara
lemah.
 Berunding ketika terdesak/lemah
 Tidak menyumbang pada perkembangan diplomasi,
melainkan lebih pada hukum internasional
 Ius Civilehukum utk warga Romawi
 Ius Gentiumhukum utk warga Romawi dg orang asing
 Ius Naturalehukum umum utk umat manusia
 Kelemahan diplomasi RomawiKuno
 Perjanjian dianggap sebagai kontrak hukum yang harus
diatur oleh hukum
 Pengaturan yang rumit terhadap perwakilan asing (bukan
hanya duta besar, tetapi semua jajaran staf perwakilanpun
harus memperoleh izin hak imunitas)
 Koesponden diplomatik diawasi dengan ketat
6.Tehnik Diplomasi Byzantium (Romawi
Timur)
 Pengorganisasian Departeman Luar Negeri
 Melatih Duta Besar untuk dikirim ke luar negeri,
dengan diberi petunjuk dan instruksi tertulis dan
ditekankan sopan dalam berhubungan dengan
negara asing
 Praktek diplomasi dengan tehnik “divide and rule”
dan “divide and survive”
 Utusan Kaisar Byzantium tidak hanya sebagai
wakil penguasa tapi juga untuk mengumpulkan
informasi vital
DIPLOMASI PASCA RENAISANCE
7. Itali
 Membentuk utusan permanen
 Fungsi diplomasi untuk mengumpulkan informasi
 Diplomasi untuk mengamankan kepentingan politik, ekonomi,
dan militer
 Membangun korps diplomatik (kasus bangsa Venesia) dengan
ciri:
 Dokumentasi arsip dan pertukaran informasi
 Bahasa yang halus/sopan
 Diplomasi bermuka dua
 Menerapkan perinsip Machiavelli “diplomasi adalah cermin
ketidakjujuran”
Sir Henry watton: Dubes adalah orang jujur yang dikirim
ntuk berbohong
8. Diplomasi Perancis
Hugo Grotius
 Prosedur diplomasi yang terorganisir dan teratur dan
menjadi bagian dari hukum internasional
 Kelembagaan diplomasi permanen
 Diplomasi merupakan kegiatan yang berkelanjutan
Kardinal Richeliu
 Kepastian merupakan komponen penting diplomasi
 Kejelasan dan ketepatan dalam negosiasi dan hindari
pengingkaran
 Pentingnya mobilisasi pendapat umum
Francois Calliares
 Mencela tipu daya
 Diplomasi yang baik adalah diplomasi saling percaya dengan
melakukan kesetiaan.
DIPLOMASI TERBUKA

Perjanjian Hudaibiyah:
 Langsung
 Saling berhadapan satu sama lain
 Menghormati utusan
 Terbuka:
 setiap klausul dibahas secara terbuka,
 pihak yang berkepentingan dilibatkan secara langsung
 masyarakat umum bisa mengetahui (mengakses) hasil perjanjian
 Konsisten:
 Tidak membatalkan perjanjian secara sepihak
 Menjalankan semua hasil kesepakatan dengan sungguh-sungguh
 Tidak melakukan perjanjian dengan pihak lain dalam masalah yang
sama setelah kesepakatan dicapai
 Non Violence
 Menghindari penggunaan senjata
 Mengedepankan dialog (komunikasi)
Masa Khulafa Al-Rashidin
 Langsung
 Terbuka
 Konsisten
 Totalitas
 Soft diplomasi/power (budaya, ekonomi,
pendidikan)
 Hard diplomasi/power (militer)
Nicholson
Terbuka
Dominasi kepentingan
Perjanjian

You might also like