You are on page 1of 146

Kisah-kisah Karamah Wali Allah

Thu, 2007-08-02 09:59 — admin

Buku ini judul aslinya adalah Jami' Karamat al-Aulia'. Buku ini diterbitkan beberapa

kali di Indonesia dalam beberapa judul, antara lain Kisah-kisah Karamah Wali Allah

dan Mukjizat Para Wali Allah. Pengarangnya adalah Yusuf bin Ismail an-Nabhani.

Membaca buku ini insya Allah kesedihan dan ketakutan diri kita akan sirna. Jangan

pernah bersedih lagi, betapa para wali tidak pernah bersedih dan takut menghadapi

apapun yang ada. Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-

Nya. Karena janji Allah tidak pernah ingkar.

Rasulullah Saw. dalam sabdanya, Sesungguhnya ada golongan hamba Allah yang

bukan termasuk nabi dan bukan syuhada (syahid), yang pada hari kiamat nanti mereka

menempati tempat para nabi dan syuhada. Para sahabat lalu bertanya, Ya, Rasulullah,

beritahu kami siapa mereka itu? Apa pekerjaan mereka ? Semoga kami bisa mencintai

mereka. Nabi menjawab, Mereka adalah satu kaum yang saling mencintai karena Allah,

bukan karena hubungan satu rahim, juga bukan karena harta yang mereka miliki. Demi

Allah, wajah mereka bercahaya. Mereka berada di atas mimbar cahaya, mereka tidak

pernah takut ketika orang-orang ketakutan, mereka juga tidak bersedih ketika orang-

orang merasa sedih (HR. Umar bin Khattab).

Buku ini merupakan khazanah yang luar biasa tentang fenomena karamah wali-wali

Allah yang dihimpun dari banyak sumber klasik karya para wali dan ulama yang diakui

kapabilitasnya di seluruh penjuru dunia. Di dalamnya, karamah dibahas secara rinci dan

jelas, didukung argumen kuat dari Al-Qur’an, Sunnah, dan peristiwa-peristiwa nyata

yang diriwayatkan secara sahih. Dalam buku ini juga menuturkan tentang konsep dan

landasan karamah, mukjizat Nabi Muhammad Saw. sebagai wali Allah yang paling

agung, dan karamah sahabat-sahabatnya. Kisah-kisah ajaib tentang mereka semoga

dapat menjadi bahan renungan kita untuk menambah keimanan kepada Allah dan
meneladani kepatuhan mereka kepada-Nya, kearifan, kebersahajaan, dan kerendahan

hati mereka yang telah dianugerahi kemuliaan.

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah

Pendahuluan
Sun, 2010-04-18 16:02 — admin

PENDAHULUAN

Ingatlah! sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasatakut dan sedih. Mereka adalah

orang-orang yang beriman dan selalubertakwa. Bagi mereka berita gembira dalam

kehidupan dunia dankehidupan

akhirat. (QS Yunus [10]: 62-64)

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah, Tuhan penguasa seluruh alam, Zat yangmemuliakan hamba-

hamba-Nya yang saleh yang Dia kehendaki denganmenganugerahkan berbagai karam

ah, yang merupakan bagian darimukjizat para nabi yang diutus dan bukti kebenaran

agama-Nya yanglurus. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan ke

haribaanRasul yang utama, penghulu segenap makhluk, junjungan kita

Muhammadyang jujur lagi tepercaya, yang dianugerahi Allah mukjizat palingbanyak

bila dibandingkan dengan seluruh nabi dan rasul. Beliauadalah wali termulia di tengah-

tengah umatnya dengan karamah palingsempurna dibandingkan dengan wali-wali yang

mendahuluinya.

Kitab ini saya beri judul Jami' Karamat al-Auliya'(Karamah-karamah wali Allah), karena

dalam kitab ini, sayamenghimpun karamah para wali yang belum pernah

dibukukansebelumnya. Setiap karamah umumnya saya sandarkan pada pemilikaslinya,

kalau ia dikenal atau —ini jarangsekali— saya nisbatkan pada periwayatnya,


jikanama wah itu tidak begitu dikenal orang. Setiap karamah sayarujukkan pada kitab

yang saya kutip, kecuali yang saya saksikansendiri atau saya dengar langsung dari

seseorang yang telahmenyaksikannya secara langsung.

Saya menyebutkan beberapa referensi yang banyak saya kutip, agardapat diketahui

bahwa tidak ada kesamaan dalam bab-babnya dansupaya tidak ada satu karamah yang

dilekatkan pada orang yang tidakmemilikinya. Kitab-kitab tersebut di antaranya:

1. Misykat al-Mashabih karya Waliyyuddin al-Tabrizi (disusun tahun737 H.). Dari

kitab ini saya mengutip kurang lebih seratus hadistentang mukjizat.

2. Al-Tafsir al-Kabir karya Fakhruddin al-Razi (wafat tahun 606H.). Dalam

pendahuluan, saya mengutip penjelasan Al-Razi tentangketetapan karamah para wali,

termasuk juga karamah para sahabatNabi.

3. Al-I'tibar karya Amir Usamah bin Munqidz (wafat tahun 584 H. diDamaskus).

4. Al-Risalah al-Qusyairiyyah karya Abu al-Qasim al-Qusyairi(wafat tahun 465 H. di

Naisabur).

5. Mishbah al-Zhallam fi al-Mustaghitsin bi Khair al-Anam 'alaihial-Shalat wa al-

Salam karya Abu 'Abdullah bin al-Nu'manal-Marakisyi (wafat tahun 683 H.).

6. Ruh al-Quddus, Al-Futuhat al-Makiyyah, Mawaai' al-Nujum, danAl-Muhadharat

karya Al-Syaikh al-Akbar Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi(wafat tahun 636 H.).

7. Raudh al-Rayyahin dan Nasyr al-Mahasin karya Imam al-Yafi'i(wafat tahun 768

H.).

8. Tuffah al-Arwah karya Kamaluddin Muhammad bin Abi Hasan 'AUal-Siraj al-Rifa'i

al-Qursy al-Syafi'i (hidup pada abad ke-8 H.,satu masa dengan Al-Subki dan Ibnu

Taimiyyah). Kitabnya yangberjudul Karamat al-Auliya' terdiri dari 2 jilid, tetapi yang

sayatemukan hanya jilid pertama.

9. Syarh al-Hikam al-'Athaiyyah karya 'Arif bin 'Ibad (wafat tahun792 H)

10. Tuhfatul Ahbab karya Al-Sakhawi yang membicarakan wah-wali

yangdimakamkan di Mesir. Al-Sakhawi hidup pada abad ke-9 H., iabukanlah Al-Hafidz al-

Sakhawi yang terkenal itu.


11. Ayisyarai U Amakin al-Ziyarat fi Dimasyqa al-Syam karya Ibnual-Haurani, hidup

pada abad ke-11 H.

12. Tuhfah al-Anam fi Fadhail al-Syam karya Syaikh Jalaluddinal-Bishyri al-Dimasyqi,

disusun pada tahun 1002 H.

13. Thabaqah al-Khaiuwash min Ahli al-Yaman karya Imam ZainuddinAbil 'Abbas

Ahmad bin Ahmad bin 'Abdil Lathif al-Syarji al-Zubaidi,penyusun Mukhtashar al-Bukhari

(wafat tahun 893 H. di daerahZubaidi, Yaman).

14. Al-Anas al-Jalil karya Qadhi 'Abdurrahman al-'Alimi al-Hanbali(wafat tahun 927

H.).

15. Al-Syaqaiq al-Nu'maniyyah karya Thasyi Kubra(wafat tahun 893H).

16. Syarhu Ta'iyyah Ibn Habib Ashafdi dan Nasamat al-Ashar fiKaramat al-Auliya' al-

Akhyar karya Sayyid Syaikh 'Ulwan al-Hamwi.Ia wafat pada 936 H. meninggalkan kitab

Nasamat al-Ashar yang belumselesai disusun, seolah-olah baru berupa pendahuluan

sebuah bukuyang masih perlu disempurnakan.

17. Qala'id al-Jawahir fi Manaqib Syaikh Abdil Qadir karya SyaikhMuhammad bin

Yahya al-Tadzfi al-Hanbali (wafat tahun 963 H.).

18. Al-Minan al-Kubra, Al-Bahr al-Maurud, Al-Ajwibat al-Mardhiyyah,dan Al-

Thabaqah al-Kubra karya Imam 'Abdul Wahhab al-Sya'rani(wafat tahun 973 H.).

19. Al-Thabaqah al-Kubra dan Al-Thabaqah al-Shughra karya Imamal-Munawi (wafat

tahun 1001 H.).

20. Al-Ibriz fi Manaqib Sayyid 'Abdil 'Aziz al-Dibaghi karya Ibnual-Mubarak al-Fasi,

mulai disusun tahun 1129 H.

21. Al-Musyri' al-Rawi fi Manaqib Sadatina 'Ali Ba'alwi karya salahseorang ulama

besar, Sayyid Muhammad bin Abi Bakar al-Syali Ba'alwi(wafat tahun 1093 H.).

22. Al-Kawakib al-Sairah fi A'yan al-Mi'ah al-'Asyirah karya SyaikhMuhammad

Najmuddin al-Ghazi (wafat tahun 1061 H. di DamaskusSyam).

23. Nafhu al-Thayyib karya Syihab Ahmad al-Muqri (wafat tahun 1041H)

24. Khulasat al-Atsar fi A'yan al-Qarni al-Hadi 'Asyara karyaAl-Muhibbi (wafat tahun

1111 H. di Damaskus).
25. Khulasat al-Atsar fi A'yan al-Qarni al-Tsani 'Asyara karyaSayyid Muhammad

Khalil al-Muradi, seorang mufti Syam (wafat tahun1206 H.).

26. Tarikh Mishra karya 'Abdurrahman bin Hasan al-Jabaruti (wafattahun 7 H.).

27. Syarh al-Thariqah al-Muhammadiyyah karya Syaikh 'Abdul Ghanial-Nablusi

(wafat tahun 1144 H.).

28. Syarh al-Burdah karya Syaikhuna Hasan al-'Adwi al-Mishra (wafattahun 1303 H.

di Mesir).

29. Hadaia al-Wardiyyah fi Haqaiq Ajla'i al-Naqsyabandiyyah karyaSyaikh 'Abdul

Majid, putra dari Syaikh Muhammad al-Khanial-Naqsyabandi (wafat tahun 1317 H. di

Konstantinopel).

30. Manaqib al-Quthbi al-Kabir Sayyid Syamsuddin al-Hanafial-Mishri, disusun oleh

Syaikh 'AU bin 'Umar al-Batnuni, karenasaking ringkasnya maka kemudian

disempurnakan dengan mengutip dariThabaqah al-Sy a'rani,

31. 'Umdat al-Tahqiq fi Basyairi 'Ali al-Shiddiq karya SyaikhIbrahim al-'Abidi al-

Maliki,

32. Manaqib al-Quthbi Syamsuddin al-Hifni al-Mishri karya SyaikhHasan Syammatul

Mishri al-Fawi (murid Syaikh Syamsuddin).

33. Manaqib al-Quthbi Sayyidi al-Syaikh Muhammad al-Jasrial-Tharabulusi karya

putranya sendiri yaitu Al-'Allamah SyaikhHusain al-Maujud al-'An.

34. Juga kitab saya sendiri Hujjatullah 'ala al-'Alamin yangsebagiannya saya kutip

dari Al-Thabaqah karya Al-Subki. Kitabtersebut dipinjam oleh seseorang dari Mesir untuk

dicetak beberapatahun yang lalu, tetapi sampai sekarang belum juga kembali danbelum

juga dicetak. Hanya Allah tempat memohon pertolongan.

Karamah para wali dalam kitab ini saya kutip dari 40 kitab lebihyang disusun oleh para

wali agung, ulama-ulama agung yang diakuieksistensinya di seluruh penjuru dunia.

Saya juga terkadangmengutip dari beberapa kitab lain dengan menyebut nama

penyusunnyasaja. Satu karamah terkadang dijelaskan dalam beberapa kitab. Dalamhal

ini, saya cukup mengutip dari satu kitab saja. Misalnya, sayamengutip satu karamah

dari kitab Al-Munawi, kemudian saya menemukankaramah tersebut juga ada dalam
kitab Al-Thabaqah karya Al-Zubaidiyang lebih dulu ditulis daripada kitab Al-Munawi.

Kemudian sayamenemukannya lagi dalam kitab Al-Yafi'i yang lebih dahulu

ditulisdaripada kitab karya Al-Zubaidi. Maka saya akan tetap menggunakankutipan saya

yang pertama yakni dari kitab al-Munawi meskipun kitabyang saya kutip ditulis lebih

belakangan.

Menurut saya, karamah-karamah yang disebutkan dalam kitab initidak kurang dari

sepuluh ribu, mungkin pemilik karamah ini adasekitar 1400-an wali, termasuk para

sahabat Nabi dan orang-orangsetelannya hingga saat kitab ini disusun, yang notabene

tokoh-tokohbesar tak terkecuali beberapa karamah orang-orang yang tidakdikenal yang

dijelaskan dalam penutup. Saya tidak membacakitab-kitab berisi karamah dan cerita

para wali yang ditulis denganmetode para muhadditsin seperti kitab Al-Zuhud karya

Imam Ahmad,Hilyat al-Auliya' karya Abu Na'im, Shufuwwat al-Shufuwwah karyaIbnu

Al-Jauzi, serta Karamat al-Auliya' karya Abu Muhammadal-Khilal, Ibnu Abi Dunya, dan

Al-Lalakai. Kalaupun saya mengutipdari sebagian kitab tersebut, maka sesungguhnya

saya mengutipdengan perantaraan orang yang mengutip darinya seperti Al-Munawidan

yang lain.

Perlu diketahui bahwa setiap karamah wali merupakan mukjizatbagi nabinya, seperti

akan dijelaskan dalam pembahasan. Karamahpara wali dari umat Muhammad Saw.

adalah mukjizat yang membuktikankebenaran dan kesahihan agama yang diemban

Nabi. Inilah misi yangterkandung dalam penyusunan kitab ini, agar menjadi tambahan

untukkitab saya Hujjatullah 'ala al-'Alamin fi Mukjizat Sayyidal-Mursalin Saw. Tujuan

penyusunan kitab ini bukan semata-matauntuk mengutip cerita-cerita historis dan

hikayat yang dituturkan,untuk menimbulkan kesan kekaguman dengan karamah yang

dianugerahkanAllah pada hamba-hamba-Nya yang khawwas (elit spiritual), yaknipara

sufi. Tujuan sebenarnya merujuk pada diri alim ulama danorang-orang pilihan itu

sendiri. Barangsiapa meyakini para wali danmeminta barakah melalui cerita-cerita dan

atsar mereka, sertapenyebaran karamah-karamah mereka, pada hakikatnya telah

berusahamemperkuat keimanan kepada Allah dan kekuasaan-Nya yang mahadahsyat,

juga memuliakan hamba-hamba-Nya yang saleh dan taat. Haltersebut bermanfaat


untuk mengokohkan kebenaran agama yang lurusdan mengakui kebenaran junjungan

kita Nabi Muhammad Saw. sebagaipenghulu para rasul yang paling bermanfaat, tinggi,

dan agung.Dengan demikian, meyakini para wali dan karamah-karamahnya disamping

akan menimbulkan keimanan bagi orang yang tidak beriman,juga akan semakin

memperkuat iman bagi orang yang sudah beriman.Inilah tujuan utama penulisan kitab

ini. Segala puji hanya milikAllah, penguasa segenap pujian.

Saya mengurutkan nama-nama wali pemilik karamah secaraalfabetis. Pada umumnya,

setiap huruf diurutkan berdasarkan masahidup wali, sebagian lagi diprediksi jika saya

tidak mengetahuitahun wafatnya. Karamah-karamah yang tidak diketahui

namapemiliknya saya letakkan di bagian penutup, tetapi saya mengutipnyadari para

periwayat dan penulis kitab yang tepercaya. Babpendahuluan merupakan bagian yang

sangat penting, yang menjelaskanmaksud dan faedah karamah para wah, ketetapan

karamah danjenis-jenisnya, serta tingkatan-tingkatan wali, sehingga kitab inimenjadi

sebuah kitab yang ringkas.

Saya menyertakan lebih dari 100 hadis yang berkaitan denganmukjizat Nabi

Muhammad Saw., baik yang shahih maupun hasan (dalamterjemahan ini, 100 hadis

tersebut diklasifikasikan dalam beberapatema). Saya tampilkan pula hadis-hadis

tentang karamah 54 sahabatmenurut urutan abjad, juga karamah wali-wali yang

bernama Muhammaduntuk mengagungkan nama yang mulia ini, seperti yang dilakukan

olehpara sejarahwan, di antaranya Imam Nawawi dalam Tahdzib al-Asma' waal-Lughat.

Beberapa wah yang tidak saya ketahui nama aslinya danterkenal dengan nama kunyah

atau laaab (gelar), maka yang sayagunakan adalah nama tenarnya, diikuti penyebutan

nama aslinya.

Sebelum memulai pembahasan, saya akan mengutarakan beberapacatatan yang perlu

diketahui oleh pembaca kitab ini:

1. Nama-nama wali pemilik karamah dalam kitab ini diurutkan secaraalfabetis,

dengan pertimbangan nama semata tanpa memperhatikansifat-sifatnya. Bila ada

beberapa nama yang sama, maka penentuanyang didahulukan atau diakhirkan


tergantung pada sejarahnya denganmempertimbangkan masa hidupnya. Untuk orang-

orang yang tidakdiketahui masanya, saya beri keterangan "ini perkiraan", mungkinkalau

saya mau bersusah payah untuk melacak, saya akan menemukansejarah dan waktu

wafat sebagian dari mereka. Namun kesibukanmenghalangi saya untuk melakukan

kegiatan tersebut. Banyak pemilikkaramah yang dikenal dengan nama kunyah (julukan

dengan menggunakankata Abu, Ummu, atau Ibnu), laqab (gelar kehormatan), atau

nasab(keturunan) mereka tanpa saya ketahui nama asli mereka. Sayamenyebut mereka

berdasarkan urutan huruf yang sesuai dengan sifatmereka yang paling dikenal, baik

laqab maupun kunyahnya. Tidakmungkin nama kuniyah Abu al-Hasan, lalu saya sebut

'Ali, bila dalamreferensi tidak ada penjelasan nama 'Ali. Kuniyah menunjukkan

bahwaitulah namanya. Ada juga wali yang mempu nyai dua nama kunyah danlaqab

secara bersamaan, bila demikian, saya menjelaskan karamahberdasarkan huruf yang

sesuai dengan nama itu, karena mengikutisifat yang lebih dikenal.

2. Kadang-kadang saya meringkas penjelasan tentang karamah walidengan

mengemukakan substansi biografinya saja, adakalanya karenametode buku rujukan,

tetapi adakalanya karena begitu banyaknyakaramah yang dimilikinya dan karena sudah

terkenalnya sang wali.Jika demikian, maka saya berupaya meringkas dan tidak

berpanjanglebar menuturkannya. Misalnya beberapa karamah Sayyid 'Abdul Qadiral-

Jailani, Sayyid Muhammad Hanafi, Sayyid Muhammad al-Hifni,Sayyid Muhammad al-Jasr

al-Tarabulusi, dan lain sebagainya. Merekamemiliki banyak karamah yang diceritakan

dan masyhur dalam beberapakitab yang disusun khusus tentang karamah.

3. Jika ada wali pemilik karamah yang sudah diketahui tanggalwafatnya namun

tidak dituliskan, maka akan dikemukakan tanggalwafatnya setelah penjelasan tentang

karamahnya. Penambahan tersebuttentu bukan suatu kesalahan.

4. Semua orang menjelaskan biografi para wali dengan sumberpenyaksian

langsung. Saya mengumpulkan dan mengutip sebagiankaramah tersebut dari mereka.

Saya menyaksikan dan meyakinikewalian dan karamah mereka karena kesaksian saya

kepada parapenutur cerita itu. Mereka mengetahui hakikat dan rahasia-rahasiaAllah.

Demi Allah, saya sendiri bukan orang yang memiliki kewaliansecara khusus dan bukan

ahli kasyf, sehingga saya bisa mengetahuipara wali Allah dengan pengetahuan sejati.
Barang-siapa sepakatdengan prasangka baik saya, maka itulah yang saya kehendaki.

Namun,jika tidak, maka semoga Allah mengampuni saya dan dirinya. MahaSuci Allah

dari segala sesuatu. Dia mengetahui segala ciptaan,sementara kita meng-hukumi

sesuatu secara lahiriah. Allah-lahpelindung kegaiban. «

=== sekian ===

‹ `Ashim bin Tsabit dan Khabib r.a. upPenutup: Biografi Syekh Yusuf bin Ismail an

Nabhani ›

• Rupa-rupa

• Printer-friendly version

• Add new comment

• 919 reads

• 2.1.1 Penetapan Karamah Wali


• Sun, 2010-04-18 16:05 — admin

• Mukjizat nabi membuktikan kejujuran dan kebenaran agama

yangdiembannya. Allah berfirman:

• "Ingatlah! Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasatakut dan sedih.

Mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalubertakwa. Bagi mereka berita

gembira dalam kehidupan dunia dankehidupan akhirat. Tidak ada perubahan bagi

kalimat-kalimat Allah.Yang demikian itu adalah kemenangan

besar."(QSYunus[10]:62-64)

• Allah juga berfirman,

• "Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohonitu akan

menjatuhkan buah kurma yang masak untukmu, kemudian makandan minumlah

"(QS Maryam [19]: 25-26). "Setiap Zakaria masukke mihrab untuk menemui
Maryam, ia melihat makanan di sisinya.Zakaria bertanya, "Hai Maryam, dari mana

kau memperoleh makananini?" Maryam menjawab, "Makanan itu dari sisi Allah."

SesungguhnyaAllah akan memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia

kehendakitanpa perhitungan "(QS Ali 'Imran [3]: 37).

• Firman Allah yang lain,

• " Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang merekasembah

selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam guaitu, niscaya Tuhanmu

akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamudan menyediakan sesuatu yang

berguna bagimu dalam urusan kamu. Dankamu akan melihat matahari ketika terbit

miring ke arah kanan gua,dan ketika terbenam, miring ke arah kiri gua" (QS Al-

Kahfi[18]: 16-17).

• Banyak sekali penjelasan yang menafsirkan ayat ini, berkaitandengan

penetapan karamah para wali. Al-Fakhr al-Razi dalamAl-Tafsir al-Akbar

mengemukakan bahwa para sufi menjadikan ayat inisebagai hujah atas kebenaran

adanya karamah. Hal itu merupakanistidlal (pengambilan dalil) secara zahir, dan

kami akanmenjelaskan masalah ini dengan jalan meneliti secara mendalamsebelum

menceburkan diri dalam masalah dalil tentang kemungkinankaramah.

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah › Bagian 1 Karamah Wali

2.1.2 Definisi Wali


Sun, 2010-04-18 16:06 — admin

Siapakah wali itu? Ada dua penjelasan tentang makna wali.

Pertama, kata al-wali merupakan bentuk superlatif dari subyek(fa'il), seperti kata

al-'alim bermakna yang sangat alim dan kataal-qadir bermakna yang sangat berkuasa.

Maka kata al-wali bermaknaorang yang sangat menjaga ketaatan kepada Allah tanpa

tercederaioleh kemaksiatan atau memberi kesempatan pada dirinya untuk

berbuatmaksiat.
Kedua, kata al-wali merupakan subjek bermakna objek, sepertikata al-qatil bermakna

yang terbunuh dan al-jarih bermakna yangterluka. Maka kata al-wali bermakna orang

yang dijaga dandilindungi oleh Allah Swt, dijaga terus-menerus dari berbagai

macammaksiat dan selamanya mendapat pertolongan Allah untuk selaluberbuat taat.

Perlu diketahui bahwa kata al-wali diambil dari firman AllahSwt,:

• "Allah adalah pelindung (wali) orang-orang yang beriman" (QSAl-Baqarah [2]:

257).

• "Dan dia melindungi (yatawalla) orang-orang yang saleh "(QSAl-A'raf [7]: 196).

• "Engkaulah Penolong kami (maulana), maka tolonglah kami darikaum yang kafir

"(QS Al-Baqarah [2]: 286).

• "Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung(maula) orang-

orang beriman dan karena sesungguhnya orang-orangkafir itu tidak mempunyai pelindung"

(QS Muhammad [47]: 11).

• "Dan firman-Nya, Sesungguhnya penolong kamu (waliyyukum) adalahAllah dan

Rasul-Nya" (QS Al-Maidah [5]: 55)

Menurut saya, ditinjau dari segi etimologis, al-wali berartiyang dekat. Ketika seorang

hamba dekat kepada Allah karena ketaatandan keikhlasannya, maka Allah akan

senantiasa dekat kepadanya,dengan limpahan rahmat, keutamaan, dan kebaikan,

hingga mencapaijenjang al-wilayah (kewalian).

2.1.3 Kejadian Luar Biasa


Sun, 2010-04-18 16:07 — admin

Kejadian-kejadian di luar kebiasaan manusia ada tiga macam:

Kejadian Luar Biasa Pertama, kejadian luarbiasa yang muncul diiringi dengan

pengakuan. Pengakuan dalam halini ada empat macam: pengakuan ketuhanan,

pengakuan kenabian,pengakuan kewalian, pengakuan sihir dan menaati setan.

a. Pengakuan ketuhanan (iddi'aul ilahiyyah)


Mereka ini kemungkinan dapat memunculkan kejadian luar biasa ditangannya sendiri

tanpa ada perlawanan, seperti cerita tentangFir'aun yang mengaku sebagai Tuhan dan

memunculkan kejadian luarbiasa dengan tangannya. Demikian pula tentang kebenaran

Dajjal.Menurut mazhab kami, hal itu mungkin saja terjadi karena bentuk dantimbulnya

kejadian luar biasa itu justru semakin membuktikankebohongan dan kepalsuan dirinya.

b. Pengakuan kenabian {iddi'aun nubuwwah)

Orang yang mengaku nabi ada dua macam; orang yang jujur danpendusta. Kalau ia

seorang yang jujur, sudah semestinya ia mampumemunculkan kejadian luar biasa

dengan tangannya, hal ini bisaditerima karena untuk membuktikan kebenaran

kenabiannya. Kalau iaseorang pendusta, maka ia tidak akan mungkin menunjukkan

kejadianluar biasa. Artinya, kalaupun ia mampu menampakkannya, maka iaharus

ditentang.

c. Pengakuan kewalian (iddi'aul wilayah)

Orang-orang yang mengakui adanya karamah wali berbeda pendapatdalam hal ini.

Apakah boleh seseorang mengaku memiliki karamah?sehingga muncul persetujuan

terhadap pengakuan kewaliannya atautidak.

d. Pengakuan sihir dan menaati setan (iddiaus sihrwatha 'atusysyaithan) Menurut kami,

orang-orang yang mengaku sebagai pelaku

sihir dan pengikut setan mungkin bisa menampakkan hal-hal luarbiasa dengan

tangannya, sedangkan menurut kelompok Mu'tazilahmereka tidak mungkin

menampakkan hal-hal luar biasa.

Kejadian Luar Biasa Kedua, kejadian-kejadianluar biasa yang ditunjukkan seseorang

tanpa mengaku sesuatu, baikoleh orang saleh yang diridhai Allah maupun orang yang

keji dansuka berbuat dosa. Kejadian luar biasa yang ditunjukkan olehorang-orang yang

saleh disebut karamah wali, dan mazhab kamisepakat dengan kemungkinan terjadinya

hal ini, sedangkan kaumMu'tazilah mengingkarinya, kecuali Abu Husain al-Bashri dan

Mahmudal-Khawarizmi.
Kejadian Luar Biasa Ketiga, kejadian-kejadianluar biasa yang ditunjukkan oleh

sebagian orang yang menolak taatkepada Allah yang disebut dengan istidraj.

2.1.4 Dalil Dalil Tentang Adanya Karamah Wali


Sun, 2010-04-18 16:12 — admin

Ketetapan adanya karamah para wali dinyatakan oleh dalil-dalildari Al-Qur'an, khabar,

atsar, dan dalil aqli (rasio).

1. Dalil Al-Qur'an

Ada banyak ayat yang dijadikan pegangan mengenai hal ini:

Dalil 1

Kisah Maryam dalam QS Ali 'Imran [3]: 37 di atas, sebagaimana telahdijelaskan di

muka maka tidak akan kami ulangi lagi disini.

Dalil 2

Kisah ashabul kahfi yang tertidur selama 309 tahun, namun tetapselamat dari

malapetaka. Allah melindungi mereka dari panasmatahari, seperti termaktub dalam

firman Allah, Dan kamu mengiramereka itu terjaga, padahal sebenarnya mereka tidur

(QS Al-Kahfi[18]: 18). Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong kearah

kanan gua (QS Al-Kahfi [18]: 17).

Sebagian orang menetapkan adanya karamah wali berdasarkan firmanAllah, Berkatalah

seorang yang memiliki ilmu dari Al-Kitab, "Akuakan membawa singgasana itu

kepadamu sebelum matamu berkedip."Padahal orang yang memiliki ilmu dari Al-Kitab

dalam ayat tersebutadalah Nabi Sulaiman a.s., maka tidak benar mengambil dalil

denganayat ini.

Al-Qadhi menanggapi masalah ini, "Di antara ashabul kahfi ataupada zaman mereka

pasti ada seorang nabi, karena tidur mereka yangbegitu lama bertentangan dengan
kebiasaan manusia, sebagaimanaseluruh mukjizat yang ada." Menurut saya, tidurnya

ashabul kahfiyang begitu lama mustahil merupakan mukjizat salah seorang nabi,karena

tidur bukanlah kejadian yang luar biasa untuk disebutsebagai mukjizat. Banyak orang

tidak mempercayai kejadian ini,karena mereka tidak mengetahui bahwa ashabul kahfi

adalah orangyang jujur dalam pengakuannya kecuali bahwa mereka tinggal di

dalamgua selama itu. Orang-orang mengetahui bahwa mereka yang datangpada masa

itu telah tertidur selama 309 tahun. Keseluruhan syaratini tidak terpenuhi, jadi tidak

mungkin mengklasifikasikan kejadiantersebut dalam kategori mukjizat salah satu nabi,

cukuplah dianggapsebagai karamah dan ihsan para wali.

2. Khabar Nabi Saw.

Khabar 1

Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari AbuHurairah r.a. bahwa

Nabi Saw. bersabda,

"Hanya ada tiga bayi yang bisa bicara, yaitu Isa a.s., bayipada masa Juraij (seorang

ahli ibadah), dan seorang bayi lainnya."Kisah Nabi Isa a.s. telah diketahui secara luas.

Sementara Juraijadalah seorang ahli ibadah di kalangan Bani Israil yang

memilikiseorang ibu. Pada suatu hari ketika Juraij sedang shalat, sang ibumengetuk

pintu dan memanggilnya, "Juraij!" Juraij kebingungan,"Tuhan, manakah yang lebih

baik, melanjutkan shalat atau menjawabpanggilan ibu?" Juraij memutuskan untuk

tetap melanjutkanshalatnya. Sang ibu lalu memanggil untuk kedua kalinya, tetapiJuraij

tetap melanjutkan shalatnya. Sampai panggilan ketiga, Juraijtetap kukuh melanjutkan

shalatnya dan tidak menghiraukan panggilanibunya.

Sang ibu marah, lalu berdoa, "Ya Allah, jangan biarkan diamati, sampai ia bertemu

seorang pelacur." Di tempat Juraij tinggal,ada seorang pelacur yang berkata pada

beberapa orang, "Aku akanmenggoda Juraij, sampai ia mau berzina denganku." Pelacur

itumendatangi Juraij tetapi ia tidak mampu berbuat apa-apa. Suatumalam, seorang

penggembala beristirahat di gubugnya. Ketika lelah,pelacur itu merayu penggembala,


dan terjadilah perzinaan antarakeduanya. Pelacur itu kemudian melahirkan seorang

bayi dan mengaku,"Ini anak Juraij." Bani Israil lalu mendatangi Juraij,menghancurkan

rumahnya dan mencaci-makinya. Kemudian Juraij shalatdan memanjatkan doa, hingga

bergeraklah bayi itu.

Abu Hurairah berkata, "Sepertinya aku melihat Nabi Saw.bercerita dengan

mengacungkan tangan ketika beliau berkata, "Haibocah, siapa ayahmu?" Bayi itu

menjawab, "Penggembala itu."Akhirnya Bani Israil menyesali perbuatan mereka

terhadap Juraij danmengucapkan janji, "Kami akan membangun rumahmu dari emas

atauperak." Akan tetapi Juraij menolak tawaran mereka dan membangunrumahnya

seperti semula.

Bayi lain yang bisa bicara adalah seorang bayi yang sedangmenyusu kepada ibunya.

Lalu lewatlah seorang pemuda tampan berparaselok. Sang ibu berdoa, "Ya Allah,

jadikan anakku seperti dia."Kemudian bayi itu menyahut, "Ya Allah, jangan jadikan aku

sepertidia." Lewat lagi seorang perempuan yang diisukan sebagai pencuri,pezina, dan

residivis. Sang ibu berdoa, "Ya Allah, jangan jadikananakku seperti dia." Bayi itu

menimpali, "Ya Allah, jadikan akuseperti dia." Sang ibu bertanya-tanya tentang celoteh

anaknya. Sibayi berkata, "Pemuda itu orang yang suka bertindaksewenang-wenang,

aku tidak ingin jadi seperti dia. Sementaraperempuan yang diisukan sebagai pelacur itu

bukanlah seorangpelacur, ia diisukan sebagai seorang pencuri, padahal ia

bukanpencuri, dan ia hanya berkata, "Cukuplah Allah sebagaipelindungku."

Khabar 2

Khabar tentang sebuah gua yang terkenal dalam kitab-kitab sahih.Al-Zuhri

meriwayatkan dari Salim dari Ibnu 'Umar bahwa RasulullahSaw. bercerita, "Dulu, ada

tiga orang sedang menempuh suatuperjalanan, kemudian mereka berlindung dan

bermalam di dalam gua.Lalu sebuah batu besar menggelinding dari atas gunung dan

menutupipintu gua. Mereka berkata, 'Demi Allah, kami tidak akan selamatdalam gua
ini, kecuali kami memohon kepada Allah dengan perbuatanbaik yang telah kami

lakukan'

Salah seorang di antara mereka berkata, 'Akumemiliki dua orang tua yang lanjut

usia, sebelumnya aku tidakpernah membuatkan mereka minuman. Suatu hari, mereka

tertidur dibawah sebatang pohon, aku tidak memindahkan mereka. Aku memerahsusu

sebagai minuman sore hari untuk keduanya, aku membawakannyauntuk mereka, tetapi

mereka tetap tidur. Aku tidak berniatmembangunkan mereka juga tidak mendahului

meminumnya. Sambilberdiri dengan menenteng gelas di tangan, aku tunggui mereka

hinggaterjaga sampai fajar merekah. Selanjutnya mereka bangun, danmeminumnya.Ya

Allah, apabila aku lakukan semua" itu karena mencariridha-Mu, maka keluarkan kami

dari hadangan batu besar ini/'Kemudian batu itu bergeser sedikit sehingga terbuka

celah kecil,namun mereka belum bisa keluar dari gua.

Orang kedua berkata, 'Aku memiliki sepupuperempuan yang sangat mencintaiku.

Kemudian ia merayuku, tetapi akumenolak, hingga aku menyakiti dirinya selama

beberapa tahun.Akhirnya ia menemuiku dan aku berikan harta yang banyak agar

diamau meninggalkanku. Waktu itu ia berkata, 'Tidak mungkin kamu bisamelepaskan

cincin ini, kecuali dengan cara yang benar.' Lalu akumeninggalkannya bersama

hartanya. Ya Allah, apabila aku lakukan halitu karena mencari ridha-Mu, maka

bebaskan kami dari pintu guaini.' Bergeserlah batu besar itu, tetapi mereka belum juga

bisakeluar dari sana.

Orang ketiga berkata, 'Ya Allah, aku telahmempekerjakan orang. Aku beri mereka

upah, dan hanya ada satu orangyang belum kuberi karena ia meninggalkan

pekerjaannya, kemudianpergi. Aku membungakan upahnya hingga menjadi kekayaan

yangberlipat-lipat. Pada suatu saat, ia mendatangiku dan berkata, 'Hai'Abdullah, saya

mau minta upah.' Aku menjawab, 'Seperti apa yangkamu lihat, semua upahmu berupa

unta, kambing, dan budak.' Diaberkata, 'Hai'Abdullah, engkau mengolok-olok saya?'

Aku menjawab,'Aku tidak mengolok-olokmu, ambillah semua upahmu dan gunakan

untukmakan/ Ya Allah, apabila hamba melakukan semua itu karena mencariridha-Mu,


maka lepaskan kami dari padang pasir ini.' Akhirnyaterbukalah batu itu dari gua.

Mereka keluar dan berjalanbersama-sama." (HR Bukhari dan Muslim dengan kualitas

hasansahih)

Khabar 3

Sabda Rasulullah Saw., "Ya Allah, aku sudah membuat kusut danmengotori kain lusuh

dengan debu. Jika aku bersumpah dengan namaAllah, niscaya kain itu akan rapih dan

bersih kembali." Tidak adasesuatu pun yang dapat menyangkal sumpah Nabi

Muhammad Saw. atasnama Allah.

Khabar 4

Sa'id bin Musayyab meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwaNabi Saw., "Suatu hari,

ada seorang laki-laki yang sedangmenggiring seekor sapi dengan beban berat. Sapi itu

menoleh ke arahlaki-laki itu dan berkata, 'Aku diciptakan bukan untuk ini, tetapiuntuk

membajak.' Beberapa orang berseru, 'Maha suci Allah, seekorsapi bisa bicara.' Aku,

Abu Bakar, dan 'Umar mempercayai kejadianitu."

Khabar 5

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda, "Suatuhari seseorang

mendengar petir, tanda musim hujan, yang akanmengairi kebun Fulan. Aku bergegas

menuju kebun itu, pada waktuitu, ada seorang laki-laki berdiri di sana, dan aku

bertanya,'Siapa namamu?' Dia menjawab, 'Fulan bin Fulan bin Fulan.' Akubertanya lagi,

'Apa yang kau kerjakan di kebun ketika panen tiba?'Dia balik bertanya, 'Kenapa kau

tanyakan hal itu?' Jawabku, 'Karenaaku mendengar suara petir yang akan mengairi

kebun Fulan.' Diaberkata, 'Jika benar apa yang kau katakan, maka aku akan

membaginyamenjadi tiga, sepertiga untukku dan keluargaku, sepertiga untukorang-

orang miskin dan musafir, dan sepertiga lagi akan akunafkahkan.'"

3. Atsar Sahabat
Kita mulai dengan mengutip beberapa karamah yang muncul dariKhulafa'ur Rasyidin

dan para sahabat Nabi Saw. lainnya. Di sinisaya mengutip sebagian karamah Khulafa'ur

Rasyidin dari Al-

Razi, dan mengutip karamah para sahabat Nabi lainnya dari periwayatlain. Al-Razi

berkata, "Beberapa kitab sufi membahas hal ini berupariwayat-riwayat yang tak

terhitung jumlahnya. Siapa yang inginmempelajarinya, silakan mengkajinya."

4. Dalil Aqli (rasio)

Di antara dalil aqli dan qat'i yang berkaitan dengan kemungkinanmunculnya karamah

adalah:

Dalil 1

Sesungguhnya hamba Allah adalah wali-Nya, sebagaimana dinyatakandalam firman-

Nya,

• "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak merasa takutdan sedih" (QS

Yunus [10]: 62).

Allah juga wali hamba-Nya, seperti dinyatakan dalamfirman-Nya,

• "Allah itu pelindung (wali) orang-orang beriman" (QSAl-Baqarah [2]: 257).

• "Dia terus-menerus melindungi orang-orang yang saleh"(QS al-A'raf [7]: 196).

• "Sesungguhnya penolong kalian (waliyyukum) adalah Allah danRasul-Nya" (QS

Al-Maidah [5]: 55).

• "Engkaulah Penolong kami (maulana)" (QS Al-Baqarah[2]: 286).

• "Demikianlah, sesungguhnya Allah menjadi pelindung (maula)orang-orang

beriman" (QS Muhammad [47]: 11).

Jadi, jelaslah bahwa Allah adalah wali hambaNya dan hamba adalahwali Allah. Begitu

juga Allah adalah kekasih hamba, sebaliknyahamba adalah kekasih Allah, sebagaimana

dinyatakan dalamfirman-Nya,
• "Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya" (QSAl-Maidah [5]: 54).

• "Orang-orang yang beriman sangat mencintai Allah" (QSAl-Baqarah [2]: 165).

• "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat danorang-orang

yang menyucikan diri "(QS al-Baqarah [2]: 222).

Jadi, bisa dikatakan bahwa jika seorang hamba telah mencapaiketaatan, maka ia akan

terdorong untuk melaksanakan segala yangdiperintahkan Allah dan semua hal yang

diridhai-Nya, dan akanmeninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dicegah

olehNya.Bagaimana mungkin ia tidak melaksanakan perbuatan yang dikehendakiTuhan

Yang Maha Penyayang lagi Maha Mulia sekali saja, padahalhanya Tuhanlah yang utama

baginya, karena hamba sesungguhnya tidakberdaya dan lemah ketika mengerjakan

semua hal yang dikehendaki dandititahkan Allah, sedangkan Tuhan Yang Maha

Penyayang melakukanhal-hal utama yang dikehendaki hamba-Nya dalam sekali

hitungansaja. Hal ini berdasarkan pada firman Allah,

• "Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Kukepadamu." (QS Al-

Baqarah [2]: 40)

Dalil 2

Jika ketidakmunculan karamah membuat manusia menuduh Allah tidakahli melakukan

perbuatan seperti itu, maka itu termasuk mencelakekuasaan Allah dan dihukumi kufur.

Atau jika ketidakmunculankaramah membuat manusia menuduh seorang mukmin tidak

patutdikaruniai karamah oleh Allah, alasan ini tidak sah, karenamengetahui zat, sifat,

perbuatan, hukum-hukum dan nama-nama Allah,cinta dan ketaatan kepada-Nya, serta

terus-menerus menyucikan,mengagungkan, dan menyambut gembira nama-Nya dan

membacakan tahliluntuk-Nya itu jauh lebih mulia daripada hanya memberikan

sepotongkue untuk menundukkan ular atau harimau. Ketika Allah

menganugerahiseorang mukmin ma'rifat, mahabbah, zikir, dan syukur

tanpapermohonan, hal itu lebih utama daripada hanya memberi sepotong kuesebagai

hidangan.
Dalil 3

Nabi Muhammad Saw. bersabda bahwa Allah berfirman,

"Tidak ada yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada-Kuyang sebanding dengan

menunaikan semua kewajiban yang Kuperintahkandan senantiasa mendekati-Ku

dengan perbuatan-perbuatan sunnahhingga Aku mencintainya. Dan jika Aku telah

mencintainya, maka akumenjadi pendengaran, penglihatan, lidah, hati, tangan, dan

kakinya.Ia mendengar melalui Aku, ia melihat melalui Aku, ia berbicaramelalui Aku,

dan berjalan melalui Aku.'

Khabar ini menunjukkan tidak adanya ruang dalam pendengaranmereka untuk selain

Allah, tidak juga dalam penglihatan dankeseluruhan anggota tubuhnya. Sebab kalau

masih ada ruang untukselain Allah, tentunya Allah tidak akan berkata, "Aku mendengar

danmelihat-Nya." Maka tidak ada keraguan lagi bahwa inilah maqam yanglebih mulia

daripada kemampuan menundukkan ular dan binatang buas,atau memberi sepotong

roti, setangkai anggur dan segelas air kepadaseseorang yang kelaparan dan kehausan

di padang tandus. KetikaAllah dengan rahmat-Nya mengantarkan hamba-Nya sampai

derajat yangtinggi, maka apa susahnya memberi sepotong roti atau air minum

dipadang tandus kepada seseorang?

Dalil 4

Nabi Muhammad Saw. menceritakan bahwa Allah berfirman,"Barangsiapa menyakiti

wali-Ku, maka ia benar-benar menyatakanpeperangan dengan-Ku." Menyakiti wali

sama dengan menyakitiAllah, hal ini sesuai dengan firman-Nya:

• "Orang-orang yang berjanji setia kepadamu (Muhammad),sesungguhnya

mereka berjanji setia kepada Allah" (QS Al-Fath[48]: 10).

• "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidakpula bagi perempuan

yang mukmin (untuk memilih ketetapan lain),apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan

suatu ketetapan"(QS Al-Ahzab [33]: 36).


• "Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah danRasul-Nya akan dilaknat

oleh Allah di dunia dan akhirat" (QSAl-Ahzab [33]: 57).

Berjanji setia (bai'at) kepada Nabi Muhammad Saw. berartiberjanji setia kepada Allah,

ridha kepada Nabi Muhammad Saw.berarti ridha kepada Allah, menyakiti Nabi

Muhammad Saw. berartimenyakiti Allah. Tidak diragukan lagi, derajat Muhammad

adalahderajat tertinggi. Inilah arti dari firman Allah dalam sebuah hadisqudsi,

"Barangsiapa menyakiti wali-Ku, maka ia telah menyatakanpeperangan dengan-Ku."

Hadis qudsi ini menunjukkan ketetapanAllah bahwa menyakiti wali sama dengan

menyakiti-Nya.

Hal ini diperkuat dengan khabar masyhur yang menyatakan bahwapada hari kiamat

nanti Allah Swt. berfirman,

"Aku sakit, tetapi kau tidak menjengukku. Aku meminta minumtetapi kau tidak

memberiku mimun. Aku meminta makan kepadamu tapikau tidak memberiku makan."

Orang-orang bertanya, "Ya Tuhan,bagaimana kami melakukan hal ini, sementara

Engkau adalah TuhanPenguasa alam?" Allah menjawab, "Sesungguhnya hamba-Ku si

Fulansedang sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Apakah kamu tidaktahu kalau

saja kamu menjenguknya, maka kamu akan menemukan Aku disisinya."

Demikian juga ketika kita memberi minum dam makan wali-Nyaberarti kita juga

memberi minum dan makan Allah. Seluruh khabar diatas membuktikan bahwa para

wali Allah telah mencapai derajatini.

Dalil 5

Kita melihat bahwa dalam kebiasaan, seseorang yang diangkatsebagai pelayan khusus

oleh seorang raja dan diizinkan masuk keruang untuk bersenang-senang, maka ia juga

diberi kekhususan untukmelakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang lain. Bahkan

akalsehat juga menyaksikan bahwa kedekatan dengan seorang raja akanmenimbulkan

naiknya pangkat (kedudukan). Kedekatan adalah asal ataupokok, sementara


kedudukan adalah pengiring. Sedangkan Raja PalingAgung adalah Tuhan Penguasa

alam. Jika Allah memuliakan seoranghamba dengan mengantarkannya ke pintu

pengabdian dan derajatkaramah, menganugerahinya rahasia ma'rifat dan kemampuan

menyingkaphijab antara Allah dan dirinya, serta mendudukkannya dalamkedekatan,

maka tidak ada kesulitan baginya untuk menampakkansebagian karamah di dunia ini.

Dalil 6

Tidak diragukan lagi bahwa yang menguasai perbuatan adalah ruh,bukan badan. Begitu

juga penguasaan Allah atas ruh sama denganpenguasaan ruh atas badan, berdasarkan

penafsiran kami atas firmanAllah, "Dia menurunkan malaikat dengan (membawa) ruh

(wahyu) berupaperintah-Nya" (QS Al-Nahl [16]: 2). Rasulullah Saw. bersabda,

"Akubermalam di sisi Tuhanku yang memberiku makan dan minum." Darihadis ini, kita

tahu bahwa semakin banyak pengetahuan seseorangtentang alam gaib, maka semakin

kuat hatinya dan semakin sedikitkelemahannya. Karena itu, 'Ali bin Abi Thalib berkata,

"Demi Allah,gerbang Khaibar itu tidak aku dobrak dengan kekuatan jasadiah,tetapi

gerbang itu terlepas dengan kekuatan rabbaniyyah." Haltersebut karena pada waktu

perang Khaibar, 'Ali memutuspandangannya dengan alam jasad, dan malaikat

memancarkan cahayaalam keagungan, sehingga ruh 'Ali menjadi kuat dan

menyerupaisubtansi ruh malaikat serta memancarkan kilauan cahaya alamkesucian dan

keagungan. Maka 'Ali memiliki kemampuan sepertimalaikat yang tidak dimiliki oleh

orang lain. Demikian pula hambalain yang terus-menerus taat, ia akan tiba pada

maqam yangdifirmankan Allah dalam sebuah hadis qudsi, "Aku menjadipendengaran

dan penglihatannya." Ketika cahaya keagungan Allahmenjadi pendengarannya, maka ia

mampu mendengar suara yang dekatmaupun yang jauh. Ketika cahaya Allah menjadi

tangannya, maka iamemiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan yang sulit

maupunmudah, jauh maupun dekat.

Dalil 7
Menurut hukum akal, subtansi ruh bukanlah raga yang fana, rusak,dapat dipisah-pisah,

dan dipotong-potong. Namun ruh adalahsubstansi malaikat, penghuni langit, sesuatu

yang kudus dan suci.Hanya saja ketika ruh terikat dengan tubuh dan terbelenggu

dengankehendaknya, maka ia akan melupakan negeri asal dan tempattinggalnya yang

lama, dan secara keseluruhan ia serupa dengan tubuhyang rusak, kekuatannya

melemah, kekokohannya lenyap hingga iatidak kuasa melakukan apa-apa. Ketika ruh

senang dengan ma'rifatdan mahabbah kepada Allah, serta jarang mengikuti kehendak

tubuh,maka ruh-ruh penghuni langit dan 'arsy akan memancarkan kilauancahaya

mereka atasnya dan menyelubunginya, kemudian ia akan diberikekuatan hingga

mampu menguasai alam materi, seperti ruh-ruhpenghuni langit, dan inilah yang

disebut karamah.

Menurut mazhab kami, ruh manusia berbeda dengan benda-bendacair. Ruh manusia

mengandung kekuatan dan kelemahan, cahaya dankegelapan, kehormatan dan

kehinaan, demikian juga ruh-ruh falakiyah(wilayah langit). Tidakkah kau lihat Jibril,

ketika Allahmenyifatinya dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya Al-Qur'an itubenar-benar

firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia(Jibril), yang mempunyai kekuatan

dan kedudukan tinggi di sisiAllah Pemilik 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat)

lagidipercaya" (QS Al-Takwir [81]: 19-21). Allah berfirman tentangsekelompok malaikat

lainnya, dan berapa banyak malaikat di langityang syafa'atnya tidak berguna kecuali

setelah Allah memberikanizin kepada yang dikehendaki dan diridhai-Nya.

Demikianlah, ketika jiwa berpadu dengan kekuatan yang suci danmendasar, cahaya

substansi, keluhuran tabiat, ditambah denganberbagai macam riyadhah (olah spiritual)

yang membersihkan debudunia wujud dan kerusakan dari wajahnya, maka jiwanya

akanbercahaya, berkilauan, dan mampu menguasai alam nyata dan fanadengan

bantuan cahaya ma'rifat yang mulia dan kekuatan cahaya SangMaha Perkasa lagi Maha

Mulia. Penjelasan yang mulia ini mengandungrahasia-rahasia terselubung dan

fenomena-fenomena yang mendalam,karenanya kita memohon pertolongan Allah agar

dapat memahaminya.Barangsiapa tidak bisa mencapainya, berarti ia tidakmeyakininya.


Para penyangkal adanya karamah memiliki beberapa argumen:

1. Para penyangkal karamah berlaku tidak adil dan menyesatkankarena

berpendapat bahwa munculnya peristiwa luar biasa merupakanbukti kenabian, kalau

muncul di tangan selain nabi, maka bukti inimenjadi batal. Adanya bukti tetapi tidak ada

yang dibuktikan akanmenodai eksistensi bukti tersebut dengan demikian bukti

tersebutmenjadi batal.

2. Mereka berpegang pada sabda Rasulullah dalam sebuah hadis qudsiyang

menceritakan tentang Allah, "Orang-orang yang mendekatkepada-Ku itu tidak akan

pernah dekat kepada-Ku, hingga merekamenunaikan hal-hal yang Ku-wajibkan atas

mereka." Mereka mengatakanhadis ini adalah bukti bahwa mendekat kepada Allah

dengan caramenjalankan semua perintah-perintah-Nya yang wajib lebih agungdaripada

mendekat kepada-Nya dengan menjalankan perbuatan sunnah.Jika orang yang

mendekat kepada-Nya karena menjalankan perbuatanwajib saja tidak memperoleh

karamah apa pun, maka apalagi orangyang mendekat kepada Allah dengan menjalankan

perbuatan sunnahtidak patut memperoleh karamah.

3. Mereka berpegang pada firman Allah, "Dan dia memikulbeban-bebanmu ke

suatu negeri yang tidak sanggup kamu capai kecualidengan kesukaran-kesukaran yang

memayahkan diri"(QS Al-Nahl [16]:7). Pendapat mereka yang menyatakan bahwa wali

itu pindah dari satunegeri ke negeri yang jauh tidak sesuai bahkan bertentangan

denganayat ini. Demikian juga. Nabi Muhammad Saw. tidak akan bisaberjalan dari

Mekah ke Madinah kecuali dalam tempo yang lama dengandisertai kepayahan-

kepayahan. Bagaimana mungkin dapat dipahamibahwa seorang wali meninggalkan

negerinya untuk beribadah hajidalam waktu satu hari saja?

4. Mereka bertanya apakah wali yang memperlihatkan karamah

karenamengharapkan uang dari manusia bisa dituntut untuk menunjukkanbukti

kewaliannya atau tidak? Kalau kita menuntutnya untukmenunjukkan bukti, maka itu sia-

sia belaka, karena tampaknyakaramah menunjukkan bahwa ia tidak berdusta. Sudah

ada dalilmeyakinkan mengapa harus mencari dalil perkiraan, tetapi kalau kitatidak

menuntutnya untuk menunjukkan bukti, berarti kita telahmengabaikan Sabda Nabi SAW.
yang berbunyi, "Bukti itu ada padaorang yang menyatakannya." Ini menunjukkan bahwa

pendapat yangmengatakan adanya karamah itu batil.

5. Apabila karamah bisa muncul pada sebagian wali, maka ia jugabisa terjadi pada

orang lain. Jika karamah sudah begitu banyaksampai menjadi hal yang tak luar biasa

lagi, maka akan sama denganadat. Apabila kemunculan karamah begitu sering, maka

karamah itumenjadi biasa saja, dan hal inilah yang akan menodai mukjizat dankaramah.

Jawaban atas argumen yang pertama:

Umat muslim berbeda pendapat tentang apakah seorang wali bolehmenyatakan

kewaliannya?

Kelompok Al-Muhaqqiqun (orang-orang yang menyatakan kebenaran)tidak

membolehkannya. Berdasarkan pendapat ini, kita bisamembedakan antara mukjizat

dan karamah. Mukjizat muncul setelahpengakuan kenabian, sementara karamah tidak

muncul setelahpengakuan kewalian. Karena perbedaan inilah, para nabi diutuskepada

makhluk untuk menyeru dari kekufuran kepada keimanan, darimaksiat kepada

ketaatan. Kalau pengakuan kenabian tidak dinyatakan,maka kaum mereka tidak akan

beriman, dengan kata lain tetap kufur.Jika para nabi menyatakan kenabian dan

menampakkan mukjizat mereka,maka kaum yang diserunya akan mempercayai

mereka. Langkah-langkahNabi Muhammad Saw. menyatakan kenabiannya bukan

bertujuan untukmengagungkan diri, tetapi untuk menunjukkan kasih sayangnya

kepadamakhluk, agar mereka hijrah (beralih) dari kufur menuju iman.Adapun

pernyataan kewalian seseorang tidak menyebabkan orang yangtidak mengakui

kewalian-nya menjadi kafir atau menyebabkan orangyang mengakui kewalian-nya

menjadi beriman. Jadi, pengakuankewalian dinyatakan karena nafsu, oleh karenanya

Nabi wajibmenyatakan secara jelas pengakuan kenabiannya, sedangkan wali

tidakdiperkenankan menyatakan pengakuan kewaliannya, sehingga

tampaklahperbedaan antara keduanya.


Sementara orang yang berpendapat bahwa seorang wali bolehmenyatakan pengakuan

kewaliannya, menyebutkan perbedaan mukjizatdan karamah ditinjau dari beberapa

segi:

1) Kemampuan melakukan hal-hal luar biasa menunjukkan pelakunyabebas dari

maksiat. Adapun peristiwa luar biasa yang diiringidengan pengakuan kenabian

menunjukkan pengakuan kenabiannya itubenar, sedangkan peristiwa luar biasa yang

diiringi denganpengakuan kewalian menunjukkan pengakuan kewaliannya itu

benar.Dengan demikian, jelas bahwa mengakui adanya karamah para walitidak berarti

menyangkal mukjizat para nabi.

2) Nabi Saw. menunjukkan mukjizatnya dan meyakinkan dirinya,sedangkan wali ketika

menunjukkan karamahnya tidak untuk meyakinkandirinya. Karena mukjizat wajib

ditampakkan, sementara karamahtidak.

3) Melawan orang-orang yang menyangkal mukjizat itu wajib,sedangkan para

penyangkal karamah tidak wajib dilawan.

4) Seorang wali tidak boleh memperlihatkan karamahnya ketika iamenyatakan

pengakuan kewaliannya, kecuali jika untuk memper kuatdakwah agama Nabi Saw. Bila

hal ini terjadi, maka karamah itumenjadi mukjizat bagi Nabi dan mengukuhkan

risalahnya. Dengandemikian, tindakan memperlihatkan karamah tidak berarti

menyangkalkenabian seorang nabi, tetapi justru menjadi penguatkenabiannya.

Jawaban atas argumen yang kedua: Taqarrub(mendekatkan diri kepada Allah)

dengan melakukan amalan-amalanwajib tentu lebih sempurna daripada taqarrub

dengan amalan-amalansunnah. Seorang wali hanya akan menjadi wali ketika ia

menunaikanibadah fardhu dan sunnah. Tidak diragukan lagi, kondisi ini lebihbaik

daripada orang yang membatasi diri pada hal-hal yang fardhusemata. Jadi, jelaslah

perbedaannya.

Jawaban atas argumen yang ketiga: Firman Allahdalam QS Al-Nahl [16]: 7 yang

berbunyi, "Dan ia memikulbeban-bebanmu ke suatu negeri yang tidak sanggup kamu

capai kecualidengan kesukaran kesukaran yang memayahkan diri",


mencakupkebiasaan-kebiasaan umum. Sedangkan karamah para wali adalahfenomena

yang langka, pengecualian dari kebiasaan-kebiasaanumum.

Jawaban atas argumen yang keempat: Berpegangpada Sabda Nabi Saw. yang

menyatakan, "Bukti itu ada pada orangyang mengaku."

Jawaban atas argumen yang kelima: Orang-orangyang taat itu sedikit jumlahnya,

sebagaimana dinyatakan dalamfirman Allah, "Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku

yangbersyukur/taat"(QS Saba' [34]: 13). Dan seperti yang dikatakaniblis dalam firman-

Nya, "Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakanmereka bersyukur/taat" (QS Al-

A'raf [7]: 17). Jadi, ketika orangyang memperlihatkan karamah sangat sedikit, maka

itu berartiberbeda dengan kebiasaan.

2.1.5 Apakah Seorang Wali Dapat Mengetahui Kewalian


Dirinya
Sun, 2010-04-18 16:13 — admin

Ustad Abu Bakar bin Faurak mengatakan bahwa seorang wali tidakmungkin mengetahui

bahwa dirinya adalah seorang wali. SementaraUstad Abu 'Ali al-Daqaq dan Abu Qasim

al-Qusyairi (muridnya)mengatakan bahwa hal itu mungkin. Alasan kedua pendapat

yangberseberangan ini cukup banyak.

Alasan pertama: Kalau seseorang mengetahuibahwa dirinya adalah wali, maka ia

akan merasa aman, sebagaimanadinyatakan dalam firman Allah, Ingatlah,

sesungguhnya wali-waliAllah itu tidak merasa takut dan tidak bersedih hati (QS

Yunus[10]: 62). Akan tetapi meraih keyakinan rasa aman itu tidakdiperbolehkan,

karena beberapa alasan:

1) Allah berfirman, Tiada yang merasa aman dari azab Allahkecuali orang-orang yang

merugi (QS Al-A'raf [7]: 99). Putus asajuga tidak diperbolehkan, sebagaimana

dinyatakan dalam firman-Nya,Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,

kecuali kaumyang kafir (QS Yusuf [12]: 87). Tidak ada orang yang berputus asadari
rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat (QS Al-Hijr[15]: 56). Artinya, rasa

aman hanya akan dirasakan oleh orang yangkeyakinannya lemah, keputusasaan hanya

akan dirasakan oleh orangyang keyakinannya sedikit. Keyakinan yang lemah dan

sedikit kepadahak-hak Allah adalah perbuatan kufur, maka orang yang merasa

amandari siksa Allah dan putus asa dari rahmat Allah adalah orang yangkafir.

2) Ketaatan sebesar apa pun tetap lebih besar rasa terpaksa, jikarasa terpaksa ini

mendominasi jiwa seseorang, maka tidak akandiperoleh rasa aman.

3) Rasa aman akan menyebabkan hilangnya penghambaan kepada Allah.Hilangnya

sikap pengabdian dan penghambaan kepada Allah akanmenimbulkan rasa permusuhan,

sedangkan rasa aman menyebabkanhilangnya rasa takut.

4) Allah menyifati orang-orang yang ikhlas dengan firman-Nya, Danmereka berdoa

kepada Kami dengan rasa berharap dan takut. Danmereka adalah orang-orang yang

khusyuk kepada Kami (QS Al-Anbiya'[21]: 90). Sebagian orang menafsirkan bahwa

berdoa dengan rasaberharap di sini adalah berdoa memohon pahala kepada

Allah,sementara berdoa dengan rasa takut adalah takut terhadap siksaAllah. Pendapat

lain mengatakan bahwa ayat di atas bermakna berdoadengan mengharap karunia Allah

dan berdoa dengan rasa takutterhadap siksa-Nya. Ada juga yang berpendapat bahwa

ayat di atasmenganjurkan berdoa dengan mengharap dapat berjumpa dengan

Allah,dan berdoa dengan rasa takut berpisah dari Allah. Adapun pendapatyang paling

tepat adalah berdoa dengan mengharap kepada Allah danrasa takut terhadap-Nya.

Alasan kedua: Seorang wali tidak mengetahuibahwa dirinya wali, sebab ia menjadi

wali karena Allahmencintainya, bukan karena ia mencintai Allah, demikian

jugasebaliknya seseorang menjadi musuh Allah karena Allah memusuhinyabukan

karena ia memusuhi Allah. Mencintai dan memusuhi Allah adalahdua rahasia yang tidak

tampak pada diri seseorang. Ketaatan dankemaksiatan hamba tidak mempengaruhi

seseorang untuk mencintai ataumemusuhi Allah, karena ketaatan adalah sesuatu yang

baru munculkemudian, sedangkan sifat Allah itu kekal dan tidak terbatas.Sesuatu yang

baru dan terbatas tidak dapat mengalahkan yang kekaldan tak terbatas. Berdasarkan

hal ini, terkadang seorang hambabermaksiat kepada Allah saat ini, padahal sebelumnya
iamencintai-Nya, terkadang juga seorang hamba taat kepada-Nya saatini padahal

dulunya ia bermaksiat terhadap-Nya. Pada prinsipnya,mencintai dan memusuhi Allah

adalah sifat, sedangkan sifat Allahtidak bisa dijelaskan alasannya. Barangsiapa

mencintai Allah tanpaalasan, maka ia tidak akan menjadi musuh-Nya karena

melakukanmaksiat. Barangsiapa memusuhi Allah tanpa alasan, maka ia tidakakan

menjadi pencinta Allah karena melakukan ketaatan. Karenamencintai dan memusuhi

Allah merupakan dua rahasia yang tidak bisadilihat, maka Nabi Isa a.s. berkata.

Engkau mengetahui apa yang adadalam diriku, sementara aku tidak mengetahui apa

yang ada dalamdiri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang gaib.

(QSAl-Maidah [5]: 116)

Alasan ketiga: Seorang wali tidak mungkinmengetahui bahwa dirinya wali karena

hukum yang menentukan bahwaseseorang termasuk wali, orang yang berpahala, dan

penghuni surgatergantung pada akhir kehidupan, dalilnya adalah firman Allah

yangmenyatakan, Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya pahalasepuluh

kali lipat amalnya, dan barangsiapa membawa amal yang burukmaka dia ia hanya

diberi balasan yang sepadan dengan amal buruknya(QS Al-Maidah [6]: 160). Firman

Allah tersebut bukan berbunyi,Barangsiapa mengerjakan kebaikan, maka baginya

pahala sepuluh kalilipat sepadan dengan perbuatannya itu. Hal ini menunjukkan

bahwapenerimaan pahala dari Allah tergantung pada akhir pelaksanaan,bukan pada

awal perbuatan. Yang memperkuat pendapat ini adalahdalil yang menyatakan bahwa

apabila seseorang menghabiskan seluruhusianya dalam kekufuran, lalu di akhir

hayatnya ia masuk Islam,maka ia termasuk golongan orang yang mendapatkan pahala,

begitupula sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa yang penting adalahakhirnya bukan

awal perbuatannya. Karena itu, Allah berfirman,Katakanlah kepada orang-orang kafir

itu, "Jika mereka berhenti darikekufuran, niscaya Alah akan mengampuni dosa-dosa

mereka yang telahlalu" (QS Al-Anfal [8]: 38). Jadi, ketetapan bahwa

seseorangtermasuk wali atau musuh Allah, orang yang mendapat pahala ataumendapat

siksa terletak di akhir hidupnya. Dan telah jelas bahwaakhir kehidupan tidak diketahui

oleh seorang pun. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa seorang wali tidak bisa
mengetahui bahwadirinya wali.

Adapun mereka yang menyatakan bahwa seorang wali terkadang bisamengetahui

kedudukannya sebagai wali, berpegang pada kesahihanpendapat mereka yang

menyatakan bahwa kewalian terdiri daribeberapa unsur:

1. Secara lahiriah, ia tunduk dan patuh kepada syariat.

2. Secara batiniah, ia tenggelam dalam cahaya hakikat.

Apabila seseorang telah mencapai dua unsur ini dan orang-orangmengetahui

manifestasi dari dua unsur di atas, maka eksistensikewaliannya bisa diketahui.

Kepatuhan kepada syariat secara lahirterlihat dari tindakan lahir, sementara

tenggelamnya batin dalamcahaya hakikat berupa kesenangan menaati Allah dan

mengingat-Nya,tiada sesuatu pun dalam dirinya selain Allah.

Banyak kesalahan yang samar dalam pembahasan tentang apakah walimengetahui

kedudukannya sebagai wali atau tidak, penetapannyasulit, pengalamannya

membahayakan, kepastiannya adalah tipuan, dandi depan jalan menuju alam

ketuhanan ada tabir-tabir yang terkadangberupa api dan terkadang berupa cahaya.

Hanya Allah Yang MahaMengetahui hakikat dari rahasia-rahasia.

Sayyid 'Abdul Ghani al-Nabulusi dalam Syarh al-Thariqahal-Muhammadiyyah mengutip

penuturan Imam Barkawi yang menyatakanbahwa karamah wali itu benar-benar ada.

Karamah adalah munculnyahal-hal luar biasa yang tidak dibarengi niat untuk

menampakkannya,yang muncul di tangan seorang hamba untuk menampakkan

kemaslahatan,dipakai untuk menetapkan ittiba'nya (ketaatannya) kepada Nabi

Saw.,didukung oleh keyakinan yang benar dan amal saleh. Adapun kejadianluar biasa

yang tidak dibarengi niat untuk memperlihatkannyaseperti halnya mukjizat, yang

muncul di tangan orang yang secaralahiriah dinilai baik, disebut sebagai ma'unah.

Ma'unah adalahkejadian luar biasa di tangan orang-orang muslim awam

untukmelepaskan diri dari berbagai cobaan dan hal-hal yang tidakdisukai, disertai

keyakinan yang benar dan amal saleh, dijauhkandari istidraj, dan dengan mengikuti
Nabi Saw. Nabi memperlihatkankejadian luar biasa untuk mengokohkan kebohongan

para pendusta,seperti meludahnya Musailamah ke dalam sumur air tawar agar

airnyaterasa manis, tetapi yang terjadi justru airnya asin dan pahit.

Al-Laqani menyatakan bahwa karamah diperuntukkan bagi para wali,baik yang masih

hidup maupun yang telah wafat. Karena kewalianseorang wali tidak terlepas meskipun

ia wafat. Seperti Nabi yangtidak lepas dari status kenabiannya. Wali adalah orang yang

'arif,mengetahui Allah dan sifat-sifat-Nya, senantiasa taat, menjauhimaksiat, dan

bersungguh-sungguh menahan diri dari kenikmatan danhawa nafsu. Al-Sa'di

mengungkapkan dalam kitab Syarh al-'Aqaidbahwa dengan mengekang hawa nafsu,

keinginan untuk bersenang-senangdan mengumbar hawa nafsu akan hilang, hanya saja

seorang wali tidakdiboleh mencegah diri dari melakukan hal-hal yang dimudahkan

dandihalalkan baginya.

Karamah para wali adalah kebenaran yang ditegaskan dalam nashAl-Qur'an, di

antaranya dalam kisah Maryam, Setiap Zakaria masuk kemihrab untuk menemui

Maryam, ia mendapati makanan di sisi Maryam.Zakaria bertanya, "Hai Maryam, dari

mana engkau memperoleh semuamakanan ini?" Maryam menjawab, "Makanan itu dari

Allah" (QS Ali'Imran [3]: 37). Maryam berada dalam asuhan Zakaria a.s., dan

takseorang pun pernah masuk ke dalam mihrab Maryam, selain Zakaria.Bila Zakaria

keluar dari sana, tertutuplah tujuh pintu mihrabtersebut. Setiap Zakaria masuk ke

mihrab Maryam, ia menemukanbuah-buahan musim dingin pada musim panas, dan

menemukanbuah-buahan musim panas ketika cuaca dingin. Zakaria merasa herandan

menanyai Maryam. Maryam menjawab bahwa semua itu adalah rezekidari Allah, Dialah

Pemberi rezeki kepada siapa saja yangdikehendaki-Nya dari jalan yang tidak disangka-

sangka.

Kisah lain dalam Al-Qur'an yang menegaskan adanya karamah adalahkisah tentang

ashabul kahfi yang tinggal dalam gua selamabertahun-tahun tanpa makan dan minum

dan kisah tentang Asif binBarkhiya yang mampu menghadirkan singgasana Ratu Bilqis

sebelumNabi Sulaiman mengedipkan matanya. Karamah para sahabat, tabi'in(generasi


setelah sahabat), dan orang-orang saleh sesudahnyadiriwayatkan secara mutawatir

dalam hal makna atau inti ceritanyawalaupun perinciannya disampaikan secara ahad.

Dalam kitabnya, Syarh Maqasid al-Maqasid, Al-Dulji berkata,"Orang-orang yang

mengingkari karamah bukan termasuk ahli bid'ah.Anehnya, meskipun mereka belum

pernah meyaksikan langsung karamahpara wali dan belum pernah mendengarnya

secara langsung dari parapemimpin mereka padahal mereka bersungguh-sungguh

dalam beribadahdan menjauhi kemaksiatan, tetapi mereka mencaci maki wali-waliAllah

sebagai pemilik karamah dan menyakiti hati mereka, karenamereka tidak mengerti

bahwa karamah didasarkan pada akidah yangjernih, jiwa yang bersih, jalan dan hakikat

pilihan. Bahkan sangatmengherankan pendapat sebagian ahli fikih pengikut Sunnah

yangdiriwayatkan Ibrahim bin Adham r.a. di Basrah dan Mekah pada haritarwiyyah

(lempar jumrah), yang menyatakan bahwa orang yangmeyakini hal-hal tersebut adalah

kafir. Pendapat yang moderatdiungkapkan oleh Al-Nasafi ketika ia ditanya tentang

suatu beritayang menyatakan bahwa Ka'bah selalu dikunjungi oleh salah seorangwali,

betulkah kabar itu? Ia menjawab, 'Itu melanggar kebiasaanpara wali yang menempuh

jalan karamah, tetapi mungkin saja bagiorang yang mengikuti Sunnah Nabi Saw. yang

biasa menempuh jarakjauh dalam waktu singkat.' Hal-hal tersebut dimasukkan oleh

paraahli fikih pengikut Hanafi dan Syafi'i ke dalam pembahasanmasalah-masalah

syariat."

Ibnu Hajar al-Haitami al-Syafi'i menjelaskan dalam kitabAl-Fatawa bahwa jika seorang

musafir tiba di suatu negeri saatmatahari telah terbenam, lalu ia melaksanakan shalat

Maghrib disana, kemudian ia sampai di tempat pemberhentian lain yang di

sanamatahari belum terbenam, padahal ia telah melakukan shalat magribdi negeri

pertama, maka ia tidak wajib mengulang shalatnya.Munculnya makanan, minuman,

dan pakaian secara gaib ketikadibutuhkan seperti yang terjadi pada para wali,

kemampuan terbangdi udara seperti dikutip dari Ja'far bin Abi Thalib dan Luqmanal-

Sarkhasi, kemampuan berjalan di atas air, berbicara dengan bendamati dan binatang

seperti binatang ternak dan burung dan lain-lainadalah sebagian dari kejadian-kejadian

luar biasa yang terjadi padapara wali. Semua itu adalah penghormatan dari Allah untuk
mereka,dan merupakan mukjizat bagi Rasul-Nya, meskipun beliau sudah wafat.Dalam

hal ini, munculnya mukjizat tidak harus ketika Rasul masihhidup, tetapi juga bisa

terjadi setelah beliau wafat. Demikian pulakaramah bisa terjadi setelah sang wali wafat,

seperti telahdijelaskan pada akhir penjelasan Sayyid 'Abdul Ghani al-Nablusidalam

Syarh al-Thariqah al-Muhammadiyyah.

Dalam kitabnya Nasyrul Mahasin al-Ghaliyyah, Imam Yafi'imengutip pendapat tokoh-

tokoh umat ahlus sunnah wa al-jama'ah danpara syaikh tentang kemungkinan

terjadinya sesuatu di luar adatyang muncul dari karamah para wali. Di antara ulama-

ulama tersebutadalah Imam Haramain, Abu Bakar al-Baqillani, Abu Bakar bin

Fauraq,Hujjatul Islam Al-Ghazali, Fahruddin al-Razi, Nashiruddinal-Baidhawi,

Muhammad bin 'Abdul Malik al-Salma, Nashiruddinal-Thusi, Hafiduddin al-Nasafi, dan

Abu Qasim al-Qusyairi. Setelahmengutip pendapat mereka, Al-Yafi'i berkata, "Mereka

adalah sepuluhimam yang sebagiannya menyusun kitab-kitab dan memiliki

pembicaraantentang agama yang bisa dijadikan pegangan dalam bidang akidahahlus

sunnah wa al-jama'ah. Tidak perlu menyebut lebih banyak lagi,karena menyebut

sepuluh saja sudah dianggap cukup. Mereka sepakatbahwa perbedaan antara karamah

dan mukjizat adalah pada tingkatkenabian semata, dan tidak satu pun dari mereka

yang mensyaratkanbahwa jenis dan keagungan karamah tergantung kepada mukjizat."

Imam Abu Qasim al-Qusyairi mengungkapkan dalam Al-Risalahkaryanya bahwa

kemunculan karamah pada para wali mungkin terjadikarena bisa dipahami secara

rasional, lagi pula kemunculannya tidakmelenyapkan asal-usul karamah, tetapi justru

menunjukkansifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa. Jika keberadaan karamah

sangattergantung kepada Allah, maka tidak ada satu pun hal yang dapatmerintangi

keberadaannya. Kemunculan karamah merupakan tandakejujuran orang yang

memilikinya. Orang yang tidak jujur tidakmungkin mampu memunculkan karamah.

Dalilnya adalah bahwa ilmuma'rifat yang diberikan Allah kepada manusia sehingga ia

bisamembedakan antara orang yang jujur dengan orang yang batil ketikameniti jalan

yang ditempuhnya adalah persoalan yang abstrak.Hal-hal itu tidak akan terjadi kecuali

pada para wali secarakhusus, tidak pada orang yang hanya berpura-pura mengaku
wali.Inilah persoalan karamah yang sedang kita bicarakan. Karamah pastimerupakan

sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan danmenjelaskan sifat kewalian

untuk menyatakan kebenarankeadaannya.

Banyak ulama membahas perbedaan antara karamah dan mukjizat,salah satunya

adalah Imam Abu Ishaq al-Asfaraini yang menyatakanbahwa mukjizat adalah tanda-

tanda kebenaran para nabi dan dalilkenabian yang hanya ada pada nabi, sedangkan

wali memiliki karamahseperti terkabulnya doa, tetapi mereka tidak memiliki

mukjizatseperti

yang dimiliki para nabi.

Imam Abu Bakar bin Faurak R.A. menyatakan bahwa mukjizat adalahtanda-tanda

kebenaran. Jika pemilik mukjizat mengaku sebagai nabimaka mukjizatnya itu

menunjukkan kebenaran pengakuannya. Jikapemilik mukjizat mengaku sebagai wali,

maka mukjizatnya itumenunjukkan kebenaran pengakuannya, tetapi hal itu disebut

karamah,bukan mukjizat, meskipun serupa dengan mukjizat, tetapi memilikiperbedaan

yang nyata.

Al-Qusyairi mengemukakan pendapat orang yang paling ahli dalambidang mukjizat

pada masanya yaitu Al-Qadhi Abu Bakar al-Asy'arir.a. yang menyatakan, "Mukjizat

dikhususkan bagi para nabi,sedangkan karamah untuk para wali. Para wali tidak

memilikimukjizat, karena di antara syarat-syarat mukjizat adalah jikakejadian-kejadian

luar biasa itu dibarengi dengan pengakuankenabian. Kejadian luar biasa tidak disebut

mukjizat hanya karenabentuknya saja, tetapi disebut mukjizat karena adanya banyak

syaratyang dipenuhinya, jika ada satu saja syarat yang tidak terpenuhi,maka itu bukan

mukjizat. Satu dari beberapa syarat mukjizat adalahpengakuan kenabian, sedangkan

wali tidak menyatakan pengakuankenabian, jadi yang muncul darinya bukanlah

mukjizat."
Al-Qusyairi menegaskan, "Pendapat inilah yang kami pegangdan ungkapkan, bahkan

kami meminjamnya. Semua syarat mukjizat atausebagian besarnya ada dalam

karamah, kecuali syarat pengakuankenabian saja."

Al-Qusyairi mengungkapkan bahwa karamah adalah peristiwa yangmungkin terjadi,

karena tidak ada sesuatu yang dahulu khusus adapada seseorang, bertentangan

dengan kebiasaan dan tampak pada masataklif, muncul pada hamba sebagai bentuk

pengkhususan danpengutamaan, kadang sebagai hasil dari ikhtiar dan doanya,

namunkadang bukan karena ikhtiar. Wali tidak diperintah untuk memohonkaramah bagi

dirinya.

Al-Qusyairi berkata, "Tidak setiap karamah yang dimiliki seorangwali wajib dimiliki oleh

seluruh wali, bahkan meskipun seorang walitidak memiliki karamah secara lahiriah di

dunia, hal tersebut tidakmempengaruhi kedudukannya sebagai wali. Berbeda dengan

para nabiyang harus memiliki mukjizat, karena mereka diutus kepada manusiayang

harus mengetahui kebenarannya, dan tidak ada jalan lainkecuali dengan mukjizat.

Sebaliknya kedudukan sebagai wali tidakharus diketahui oleh orang lain."

Masih menurut Al-Qusyairi, sesungguhnya seorang wali tidakmerasa senang dengan

karamah yang muncul pada dirinya tidak jugamemiliki perhatian yang besar

kepadanya. Ketika muncul karamahpadanya, keyakinannya semakin kuat dan mata

hatinya semakin tajamuntuk menegaskan bahwa karamah adalah perbuatan Allah,

yangdengannya mereka memperoleh bukti kebenaran akidah yangdiyakininya.

Singkatnya kemunculan karamah pada para wali adalahwajib, begitu juga menurut

kebanyakan ahli ma'rifat. Dan karenabanyaknya riwayat mutawatir tentang eksistensi

karamah, baik berupakhabar maupun hikayat, maka keyakinan dan pengetahuan

tentangadanya karamah pada para wali tidak diragukan lagi. Barangsiapabersikap

moderat terhadap masalah karamah, didukung dengan hikayatdan khabar mutawatir,

maka ia tidak akan meragukan karamah.


Al-Qusyairi kemudian mengemukakan bahwa di antara dalil-dalildari pendapat di atas

adalah nash Al-Qur'an tentang sahabat NabiSulaiman yang berkata, "Aku akan datang

kepadamu dengan membawasinggasana (Balqis) kepadamu sebelum matamu berkedip"

(QSAl-Naml[27]: 40), padahal ia bukan seorang nabi. Juga riwayattentang Umar bin

Khattab R.A. yang tiba-tiba berkata, "Hai parakabilah di atas gunung!" padahal ia

sedang menyampaikan khutbahJumat, suara Umar didengar oleh pasukan Islam yang

berada digunung, sehingga mereka selamat dari tempat persembunyian musuh

digunung saat itu.

Bagaimana mungkin diperbolehkan melebihkan karamah para wali diatas mukjizat para

nabi, dan bolehkah mengutamakan para wali diatas para nabi? Menurut Al-Qusyairi,

karamah para wali terkaitdengan mukjizat Nabi Muhammad Saw., karena setiap orang

yang tidakjujur dan sungguh-sungguh dalam Islamnya maka ia tidak akan

mampumemunculkan karamah. Setiap nabi yang memunculkan karamahnya

kepadasalah seorang umatnya, maka karamah itu termasuk mukjizatnya. Jikaseorang

rasul tidak mempercayai umatnya, maka tidak akan munculkaramah pada umatnya.

Adapun tingkatan para wali tidak akanmenyamai tingkatan para nabi berdasarkan dalil

ijma' (kesepakatanulama). Mengenai hal tersebut, Al-Qusyairi menjelaskan

bahwakaramah terkadang berupa terkabulnya doa, munculnya makanan

ketikadibutuhkan tanpa sebab yang jelas, ditemukannya air ketika haus,kemudahan

menempuh jarak dalam waktu sekejap, terbebas dari musuh,mendengar percakapan

tanpa rupa, dan hal-hal lain yang bertentangandengan kebiasaan.

Al-Qusyairi menyatakan bahwa pada masa sekarang ini banyakkemampuan wali yang

tampak, padahal seorang wali tidakdiperkenankan untuk memperlihatkan karamahnya,

baik karena terpaksaatau sedikit keterpaksaan. Di antara karamah adalah

dilahirkannyaseorang manusia tanpa ayah dan ibu dan mengubah benda mati,binatang

ternak, atau hewan-hewan lain.

Al-Qusyairi mengungkapkan,
"Wali adalah orang yang senantiasa menjaga ketaatan. Barangsiapamencintai Allah

Swt, maka Dia akan menjaga dan melindunginya. Allahtidak akan membiarkannya

berbuat maksiat. Dia akan melanggengkanpertolongan-Nya kepada orang yang taat,

sebagaimana dinyatakandalam firman-Nya," Dan Dia melindungi orang-orang

yangsaleh "(QS Al-A'raf [7]: 196). Para wali bukan orang yangma'shum (terjaga dari

kesalahan dan dosa) seperti para nabi, tetapiorang yang terjaga, sehingga tidak terus

menerus berada dalamdosa."

Sahal bin 'Abdullah berkata, "Siapa yang zuhud terhadap duniaselama 40 hari dengan

ketulusan dan kejujuran dari lubuk hatinya,maka muncullah karamah padanya. Bila

tidak muncul karamah, berartizuhudnya tidak benar." Lalu ada yang bertanya kepada

Sahal,"Bagaimana cara karamah tampak padanya?" Sahal menjawab,

"Denganmemperoleh segala yang diinginkannya."

Karamah paling agung yang dimiliki para wali adalah langgengnyaketaatan dan terjaga

dari kemaksiatan dan pelanggaran. Demikianlahpendapat Al-Qusyairi tentang karamah.

Syaikhul Akbar Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi r.a. mengemukakandalam kitabnya

Mawaqi' al-Nujum wa Mathali' Ahl al-Asrar waal-'Ulum bahwa Nabi Isa A.S. memperoleh

kedudukan yang mulia danpenglihatan yang agung berupa kemampuan menghidupkan

orang mati danmenyembuhkan orang buta dan orang sakit lepra dengan izin

Allah.Demikian juga Ibrahim A.S. mampu menghidupkan burung-

burung;mengumpulkan bagian-bagian burung yang telah terpotong-potongmenjadi

beberapa bagian, kemudian mencampur daging-dagingnya.Ibrahim memanggil

potongan-potongan burung, dan burung-burungtersebut segera datang kepadanya,

semua terjadi dengan seizinAllah. Bukan hal yang bertentangan dengan akal ketika

Allahmemuliakan seorang wali dengan memberinya karamah dan

menampakkankaramah di tangannya. Setiap karamah akan diperoleh wali atau

akanditunjukkan melalui tangannya. Kemuliaan karamah merujuk kepadaNabi

Muhammad SAW. Dengan mengikuti Rasulullah dan tetap menaatibatas-batas yang

ditetapkan olehnya maka karamah adalah hal yangbenar. Dalam persoalan ini, para

ulama berbeda pendapat, ada yangberpendapat bahwa mukjizat Nabi SAW. adalah
karamah bagi wali, adajuga yang menolak pendapat ini, ada juga yang berpendapat

bahwawali memiliki karamah yang bukan merupakan mukjizat bagi NabiMuhammad

Saw.

Tokoh-tokoh sufi tidak menafikan karamah karena merekamelihatnya ada pada diri

mereka sendiri dan rekan-rekan mereka,karena mereka adalah orang yang mencapai

tingkatan kasyf dan dzauq.Jika kami mengungkapkan karamah-karamah yang kami

saksikan dancerita-cerita dari orang-orang tsiqah (tepercaya) tentang karamah,pasti

orang yang mendengarnya akan mendustakannya, bahkan mungkinmencelanya. Hal itu

dikarenakan kurangnya pemahaman mereka terhadapdiri orang yang menampakkan

karamah melalui tangannya, karenakepribadian dan sikap mereka yang memandang

rendah terhadapnya.Kalau saja ia menyempurnakan pandangannya terhadap orang

yang mampudan dipilih oleh Allah untuk menunjukkan karamah, tentu kebingungandan

sikap mereka yang mendustakannya tidak akan muncul.

Ibnu 'Arabi menyatakan bahwa ia sungguh-sungguh pernah bertemuseorang sufi pada

masanya yang berkata, "Seandainya aku melihatkejadian luar biasa muncul dari tangan

seseorang, niscaya aku akanmenganggap peristiwa tersebut dusta menurut logikaku,

tetapi jikamemang peristiwa itu benar-benar terjadi dan menurutku itu mungkinmaka

sesungguhnya jika Allah menghendaki terjadinya sesuatu yangluar biasa di tangan

seseorang, pastilah akan terjadi."Ibnu 'Arabimengomentari orang itu, "Lihatlah!

Alangkah tebal penghalang ini,begitu ingkar dan bodohnya ia. Semoga Allah menjaga

tangan-tangankita dan tangannya serta cahaya mata hatinya."

Imam Tajuddin al-Subki dalam kitab Thabaqatnya berbicara panjanglebar tentang

ketetapan adanya karamah para wali dan menyatakankepalsuan argumentasi para

penentang karamah. Setelah menjelaskanbeberapa karamah sahabat Nabi SAW., ia

berkata,"Peristiwa-peristiwa luar biasa yang muncul dari tangan parasahabat yang telah

kami ceritakan akan diterima orang yang memilikibashirah(penglihatan mata hati).

Kami akan mengemukakan dalil-dalilkhusus untuk mematahkan kekacauan pandangan


para penentang karamahdan menangkis argumen mereka. Menurut kami, ada

beberapa macamdalil tentang penetapan karamah:

1. Cerita yang tersebar dan terdengar yang tidak diingkari,kecuali oleh orang bodoh

dan orang yang menolak karamah para ulamadan orang saleh, seperti keberanian 'Ali

dan kedermawanan Hatim.Mengingkari karamah itu lebih besar tingkat kedurhakaannya,

karenakaramah lebih dikenal dan lebih nyata, dan hanya orang yang hatinyatertutup

yang menentang adanya karamah.

2. Kisah Maryam yang hamil tanpa suami, tersedianya kurma segardari batang

kurma kering untuknya, dan adanya makanan yang bukanmusimnya di sisi Maryam

tanpa sebab. Sebagaimana dinyatakan dalamfirman Allah, "Setiap Zakaria masuk untuk

menemui Maryam di mihrab,ia menemukan makanan di sisinya. Zakaria bertanya, "Hai

Maryam,dari mana kamu memperoleh makanan ini?" Maryam menjawab, "Semua inidari

Allah" "(QS Ali 'Imran [31:37), padahal Maryam bukan seorangnabi.

3. Kisah ashabul kahfi (penghuni gua) yang tertidur dalam sebuahgua selama 300

tahun lebih tanpa terkena penyakit dan tetap kuatseperti sediakala meski tanpa makan

dan minum. Hal itu termasukmenyalahi kebiasaan manusia. Mereka bukan nabi, jadi

semua yangmereka alami bukanlah mukjizat, melainkan karamah.

4. Kisah Asif bin Barkhiya dengan Sulaiman a.s. ketika memboyongsinggasana Ratu

Bilqis sebelum Sulaiman mengedipkan matanya.Kebanyakan mufassir berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan Asifdalam kisah tersebut adalah orang yang memiliki ilmu

dari Al-Kitab.Kami telah memengemukakan kisah-kisah tentang karamah

beberapasahabat dan orang-orang sesudah mereka yang disampaikan secaramutawatir.

Kalau saja ada seseorang yang mau mencurahkan segaladaya untuk meneliti kisah-kisah

tersebut, tentu akan diperoleh datayang berlimpah. Sejak dulu sampai sekarang selalu

ada orang-orangseperti itu, bahkan kami mengambil kesimpulan dari kisah-kisah

yangada pada mereka. Pada masa mereka, orang-orang yang cendekia hanyasedikit

sedangkan orang-orang yang menyimpang sangat banyak. Merekamempercayai

karamah orang-orang yang saleh dan meriwayatkankisah-kisah tentang hal tersebut dari
Bani Israil dan orang-orangsesudah mereka, dan para sahabat termasuk orang yang

berceritatentang kisah-kisah seperti ini secara panjang lebar.

Allah menganugerahkan ilmu-ilmu para ulama dan wali, sehinggamereka mampu

menyusun banyak kitab yang tidak mungkin mampu disusunoleh orang selain mereka

dalam waktu sepanjang usia pengarangnya,mampu menjelaskan hal-hal di luar

kebiasaan, menemukan hal yangmenggembirakan orang yang memiliki kecerdasan,

mengambil banyakmakna dari Al-Quran dan hadis yang dapat diterapkan dalam

kehidupandunia, menegakkan kebenaran dan menumpas kebatilan, bersabar

dalammujahadah (berjihad) dan riyadhah (melakukan olah spiritual),menyerukan

kebenaran dan sabar terhadap berbagai penderitaan,mengekang diri dari kenikmatan

duniawi dengan kesadaran total,tekun mencintai ilmu dan gigih untuk memperolehnya.

Jika seseorangmerenungkan anugerah Allah yang diberikan kepada para ulama danwali

di atas, maka ia akan mengetahui bahwa yang diberikan kepadamereka lebih besar

daripada yang diberikan kepada sebagianhambanya, seperti munculnya roti di tanah

yang gersang dan air dipadang sahara yang tandus dan sejenisnya yang dapat

dianggapsebagai karamah.

Dalam pembahasan ke-29 tentang al-Yawaqit wa al- Jawahir, ImamAl-Sya'rani r.a.

berkata, "Ketahuilah, mayoritas ulama berpendapatbahwa mukjizat seorang nabi bisa

menjadi karamah bagi wali. Berbedadengan kaum Mu'tazilah dan Syaikh Abu Ishaq al-

Isfiraini yangberpendapat bahwa mukjizat seorang nabi tidak mungkin menjadikaramah

bagi wali. Karamah bisa berupa terkabulnya doa ataumunculnya air di padang sahara

yang biasanya tidak ada air, danbeberapa peristiwa luar biasa lainnya. Pada bab ke-187

dalam kitabAl-Futuhat, Syaikh Muhyiddin Ibnu 'Arabi berkata, "Pendapat AbuIshaq al-

Isfaraini benar, hanya saja saya mensyaratkan satu syaratlain yang tidak disebutkan

olehnya. Menurut saya, mukjizat tidakmungkin menjadi karamah bagi wali, kecuali

sang wali melakukanperbuatan luar biasa untuk menegaskan kebenaran nabinya,

bukan demikaramah itu sendiri. Hal tersebut tidaklah dilarang seperti yangterkenal di

kalangan para wali, kecuali jika ketika karamah muncul,sang nabi melarangnya pada

waktu tertentu atau selama hidupnya.Oleh karena itu, diperkenankan melakukan


karamah bagi selain rasulsesudah zamannya berakhir. Namun, bila nabi tersebut

membiarkannyamelakukan karamah dan tidak memberi batasan, maka apa

yangdiucapkan oleh Abu Ishaq tidak bisa direalisasikan."

Syaikh Muhammad bin 'Ali al-Mahalli dalam Syarh Taiyati al-Imamal-Subki

menyenandungkan syair mengomentari perkataan penulis;"Setiap waktu kalau kamu

memperhatikan orang yang akalnya mencapaipuncak menyaksikan munculnya mukjizat

yang baru."

Syihabuddin al-Suhrawardi mengatakan, "Para wali terkadangmemiliki berbagai macam

karamah, seperti mendengar suara tanpa rupadi awang-awang, panggilan batin,

melipat bumi, dan mengetahuisebagian peristiwa sebelum terjadinya karena berkah

mengikutiRasulullah SAW. Karamah wali adalah penyempurnaan mukjizat paranabi."

Artinya, setiap wali yang memiliki karamah sesudah nabinya,maka karamah tersebut

merupakan kesempurnaan bagi mukjizat nabinya.Jadi, karamah milik orang-orang yang

saleh dalam umat ini adalahpenyempurnaan bagi mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Adanya para wali dibumi ini termasuk dalam mukjizat nabi yang terus menerus,

karenadengan adanya mereka kebutuhan para hamba terpenuhi, dengan berkahmereka

bencana yang akan menimpa suatu negeri tertolak, dengan doamereka turunlah

rahmat, dan dengan adanya mereka hilanglahsiksa.

Hikmah banyaknya karamah para wali di kalangan umat Muhammadadalah

menunjukkan kepemimpinan Nabi Saw. atas keseluruhan nabi,dengan melimpahnya

mukjizat pada masa hidup dan sesudah wafatnya.Dan karena Nabi Saw. adalah

penutup para nabi dan kekasih TuhanPenguasa alam serta karena kelanggengan agama

yang diembannyahingga akhir masa, maka kebutuhan akan sebab-sebab

yangmembenar-kan Nabi juga terus berlangsung. Di antara sebab-sebabnyayang paling

kuat adalah adanya karamah-karamah di kalangan umatnya,yang pada hakikatnya

serupa dengan mukjizat Nabi Saw., yangmemperkuat eksistensi Al-Qur'an sebagai

induk mukjizat, kumpulanayat-ayat penjelasan, firman Allah yang qadim, peringatan-

Nya yangbijak, yang tidak didatangkan oleh-Nya kebatilan dari hadapan


danbelakangnya, yang diturunkan oleh Sang Maha Bijak lagi Mahaterpuji, dan penguat

hadis Nabi Saw. tentang tanda-tanda terjadinyakiamat dan lain-lain secara berangsur-

angsur. Dengan adanyakaramah, seolah-olah Nabi SAW. berada di tengah-tengah

umatnya,menyaksikan mukjizatnya sesudah beliau wafat sebagaimana

umatnyamenyaksikan mukjizat Nabi ketika beliau masih hidup. Allahberfirman, "Supaya

orang-orang yang beriman bertambah imannya" (QSAl-Muddatsir [74]: 31). Allah akan

memberi petunjuk menujuagama-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya,

termasuk kepadaorang-orang yang sebelumnya tidak beriman.

Banyaknya karamah diketahui dari banyaknya wali dari kalanganumat Nabi SAW. yang

muncul di setiap masa, seperti yang dijelaskanoleh Muhyiddin Ibnu 'Arabi dan yang

lainnya berdasarkan hadis yangmenjelaskan tentang hal itu juga berdasarkan

pengetahuan sahih yangmenyatakan bahwa para nabi berjumlah 124.000. Tidak

diragukan lagibahwa dari tangan mereka muncul sangat banyak karamah, dan

seluruhkaramah itu merupakan mukjizat bagi Nabi SAW. Jadi, mukjizat NabiSAW. itu

berlipat ganda, tidak berbilang, dan tidak berbatas.Hikmah banyaknya karamah dan

keberlangsungannya sebagaimana yangtelah kami kemukakan adalah penyebab

munculnya karamah di tanganpara sahabat lebih sedikit ketimbang di tangan para wali,

karenatetapnya kebenaran agama disebabkan oleh bertambahnya imanorang-orang

mukmin dan hidayah untuk orang-orang yang belumberiman. Pada masa sahabat,

muncul begitu banyak mukjizat Nabi Saw.yang bisa disaksikan setiap saat dalam

beraneka ragam jenisnya.Meskipun karamah para sahabat juga dianggap sebagai

mukjizat NabiSAW., seperti halnya seluruh karamah para wali, hanya sajakebutuhan ter

hadap karamah para sahabat lebih kecil dibandingkebutuhan terhadap karamah para

wali.

Al-Taj al-Subki juga menjelaskan dalam kitab Al-Tabaqat, bahwameskipun jumlah

sahabat banyak, karamah mereka lebih sedikitdibandingkan dengan karamah para wali

lainnya. Menurut Imam Ahmadbin Hanbal R.A. hal itu dikarenakan para sahabat

memiliki iman yangkuat sehingga tidak membutuhkan tambahan untuk memperkuat


iman,sedangkan orang-orang selain mereka imannya lemah, sehinggamemerlukan

penguat iman dengan menampakkan karamah.

Syaikh Suhrawardi r.a. berpendapat senada dengan mengemukakandua sebab

karamah para sahabat lebih sedikit daripada akramah parawali. Pertama, munculnya

peristiwa-peristiwa luar biasa pada parawali akan menghilangkan lemahnya keyakinan

mereka, sebagai rahmatAllah untuk hamba-hamba-Nya dan sebagai pahala yang

disegerakan,sedangkan para sahabat yang kedudukannya di atas para wali

tidakmempunyai hijab (tabir) yang menutupi hati mereka, sehingga merekatidak

memerlukan munculnya kejadian-kejadian luar biasa. Kedua,barangkali para sahabat

tidak memerlukan munculnyakejadian-kejadian luar biasa karena merasa cukup dengan

jumlahmereka yang banyak, merasa puas dengan memandang Nabi MuhammadSAW.,

dan senantiasa menempuh jalan istiqamah yang merupakankaramah terbesar.

Meskipun dunia dibukakan di tangan mereka, merekatidak meliriknya, tidak

mendekatinya, dan tidak memintanya,sehingga Allah meridhai mereka. Kenikmatan

duniawi yang ada ditangan mereka berlipat-lipat banyaknya daripada yang ada di

tangankita, tetapi penolakan mereka terhadapnya begitu besar dan inimerupakan

karamah terbesar bagi mereka. Mereka hanya inginmeninggikan agama Allah dan

berada di dekat-Nya Yang Maha Agung danMaha Tinggi.

Imam Qusyairi mengemukakan bahwa tidak tampaknya karamah seorangwali di dunia

tidak mempengaruhi eksistensinya sebagai wali.Syaikhul Islam Zakaria al-Anshari

menjelaskan dalam syaraknya bahwaterkadang wali yang tidak ditampakkan

karamahnya oleh Allah lebihutama daripada wali yang ditampakkan karamahnya.

Sebab keutamaanterletak pada bertambahnya keyakinan bukan pada tampaknya

karamah.Begitu juga Imam Yafi'i berpendapat senada bahwa wali yang

memilikikaramah tidak mesti lebih utama daripada wali yang tidak memilikikaramah,

bahkan terkadang wali yang tidak memiliki karamah lebihutama daripada yang memiliki

karamah.
Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi menjelaskan dalam Mawaqi' al-Nujum,setelah

menceritakan sejumlah karamah seperti kemampuan berjalan diatas air, berjalan di

udara, dan lain-lain, "Semua wali yang sudahsaya jelaskan adalah orang-orang yang

memiliki maqam-maqam pemimpinkebajikan, orang-orang takwa nan terpilih, rijalullah

dan parawalinya, pusat masa dan wali-wali badai al-abda. Adapun permatamerah, obat

mukjizat yang mujarab, perbuatan yang bersih darikekurangan, penguasa seluruh sifat,

yang bebas dari segalamalapetaka merupakan pengantin yang penglihatannya

tersembunyidalam tirai perlindungan, dalam kegaiban, dan naungan kebajikanmakhluk,

tidak mengenal dan dikenal, tersingkap dan tersembunyi,yang ditemukan dalam

pertokoan dalam keadaan berbaring di tempatyang didiami anjing, atau badut yang

dilempar dengan batu, tidakdipedulikan dan tidak dipandang orang, dan tertutup dari

yang lain.Saya tidak mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wali-wali yangterpilih

dalam kondisi seperti permata yang ada pada masanya dandalam wujud seperti

mukjizat adalah wali-wali yang tidak memilikikaramah sama sekali. Memang, karamah

adalah waktu baginya, bukanterhadap persoalannya. Adapun kelanjutannya tiada jalan,

hanyaberupa rahasia yang samar."

Al-Qusyairi r.a. menjelaskan bahwa para wali golongan inimeskipun memiliki

kemampuan yang sangat besar, hanya sedikit yangmemperlihatkan karamah. Mereka

tersembunyi dari manusia, kedudukanmereka tak dikenal dan tertutup. Dari sini

diketahui bahwa seorangwali yang memiliki karamah lebih banyak daripada wali lainnya

belumtentu memiliki keutamaan yang lebih. Begitu juga sebagian wali yangtidak

memperlihatkan karamah belum tentu tidak lebih utama daripadawali yang

memperlihatkan karamah. Mereka adalah pemilik keutamaanyang selalu memelihara

derajat kewalian, jika tidak mengapa AllahSwt. memuliakan mereka dengan karamah

dan menganugerahi merekakemampuan melakukan hal-hal luar biasa. Para da'i palsu

terkadangmemanipulasi masyarakat dengan memakai jubah sufi dan mengakusebagai

ahli petunjuk, padahal pada hakikatnya mereka adalahorang-orang yang bodoh, suka

berbuat kerusakan, dan melanggar batasjalan petunjuk. Mereka khawatir jika mereka

tidak memperlihatkankaramah, maka orang-orang tidak mempercayai derajat


kewalianmereka. Mereka merasa lebih agung daripada para pemilik karamahsejati dan

meremehkan kejadian-kejadian luar biasa yang munculmelalui tangan wali-wali Allah.

Semua itu dilakukan untuk menipumasyarakat dan membuat mereka kagum.

Sesungguhnya mereka termasukorang yang paling buruk dan maksiat, dan orang-

orang awam yangbodoh yang menampakkan beragam kefasikan secara terang-

teranganjauh lebih baik daripada mereka.

Penulis akan mengutip ucapan Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi yangmemuat penjelasan

hakiki berdasarkan kebenaran. Dalam bab 185tentang mengetahui maqam wali yang

tidak memperlihatkan karamah, iamenyatakan:

"Tidak memperlihatkan karamah bukanlah petunjukketidakwalian seseorang

Dengarkanlah ucapanku yang merupakan jawaban paling benar

Karamah itu terkadang tampak wujudnya

Sebagai keberuntungan bagi orang yang dimuliakan tetapi kemudianjeleklah jalannya

Peliharalah ilmu yang kau kuasai jangan kau ambil pengganti selainTuhan

Menyembunyikan karamah wajib bagi para wali

Dan karenanya engkau tak akan diabaikan

Menampakkan karamah wajib bagi para rasul

Dengannya, wahyunya benar-benar turun"

Sebagaimana wajib bagi para Rasul untuk menunjukkan tanda-tandakekuasaan Allah

dan karamah mereka demi dakwahnya, demikian jugawajib bagi wali yang mengikuti

jejak Nabi untuk menyembunyikankaramahnya. Inilah madzhab jamaah, karena wali

tidak diwajibkanuntuk menyatakan kewaliannya. Tidak semestinya seorang wali

mengakumemiliki karamah, karena hal tersebut tidak disyariatkan. Parametersyariat

telah ditetapkan di dunia ini dan ditegakkan oleh para ahlifatwa penyeru agama Allah.

Mereka adalah pemuka-pemuka agama ahlitajrih (mencela) dan ta'dil (menganggap

adil).
Apabila seorang wali keluar dari aturan syariat yang telahditetapkan, padahal ia

memiliki akal taklif, maka akibat perbuatantersebut ditanggung dirinya sendiri. Hal

tersebut juga berlaku padahal-hal yang disyariatkan. Jika seorang wali melakukan

perbuatanyang mengharuskan adanya had (hukuman) menurut zahir syara',

makahakim wajib menetapkan hukuman atasnya. Meskipun para wali

mungkintermasuk hamba-hamba yang diampuni dosa-dosanya atau

diperbolehkanmelakukan perbuatan yang diharamkan syara tanpa mendapatkan

siksa,mereka tetap tidak terlepas dari hukuman di dunia jika menyalahisyara'. Akan

tetapi di akhirat, Allah berkata kepada para pahlawanperang Badar tentang

dimaafkannya perbuatan-perbuatan mereka. Halini juga dinyatakan dalam sebuah

hadis qudsi, "Lakukan apa yang kauinginkan, karena Aku telah mengampunimu." Allah

tidak berkatakepada mereka, "Aku telah menggugurkan hukuman-hukuman syara'

yangditetapkan atasmu di dunia." Di dunia, wali tetap terkena hukumsyara'. Seorang

wali yang dikenai hudud akan diberi pahala dansebenarnya ia tidak berdosa, seperti Al-

Hallaj dan orang-orang yangsenasib dengannya.

Sikap wali yang tidak menampakkan karamah adakalanya bersumberdari Allah, artinya

Allah tidak membekali wali tersebut sesuatu punmeskipun ia termasuk hambanya yang

terpilih, atau terkadang walitersebut dianugerahi kekuatan, namun ia membiarkannya

tetap menjadimilik Allah, sehingga ia tidak menampakkannya sama sekali. Kitamelihat

beberapa wali yang menjalani perilaku ini, sebagaimana yangdikatakan Sayyid Abu

Su'ud bin al-Syibli al-Baghdadi r.a., seorangrasionalis pada masanya. Ada seseorang

bertanya kepadanya, "ApakahAllah menganugerahi Anda karamah?" Ia menjawab, "Ya,

sejak umur 25tahun Allah telah memberi saya karamah dan saya

meninggalkannyadengan baik, Allah ridha jika kita melaksanakan perintah-Nya

untukmenjadikan-Nya sebagai wakil." Si penanya bertanya lagi, "Kemudianperintah apa

lagi?" Al-Syibli menjawab, "Shalat lima waktu danmenanti kematian. Manusia itu

laksana pengusir burung, mulutnyasibuk sementara kakinya terus melangkah." Si

penanya berkata,"Betapa mengagumkan apa yang dikatakannya, kecuali

perkataannyaberikut ini:
"Kakinya memijak kuat dalam genangan kematian. Ia berkatapadanya tanpa

menepiskannya"

Demikianlah sikap seorang wali, kalau tidak demikian ia bukanlahseorang wali. Sayyid

Muhyiddin berkata, "Berkaitan denganpenjelasan di atas, suatu ketika Allah berkata

kepadaku secararahasia, 'Barangsiapa menjadikan-Ku wakilnya, maka ia

telahmelindungi-Ku. Barangsiapa melindungi-Ku, maka ia telah meminta-Kuuntuk

menegakkan perhitungan yang telah ia jaga untuk-Ku.'Perintahnya berbalik dan

urutannya berganti. Inilah anugerah Allahkepada hamba-hamba-Nya yang diridhai dan

dipilih-Nya. Di atasanugerah tersebut, ada anugerah yang senantiasa dicari

seoranghamba. Seorang hamba yang teguh selalu sadar dengan kemampuannya.Allah

hanya akan menjadikan orang yang memiliki akal dan anggotabadan yang benar

sebagai wakil-Nya. Jadi, tidak mungkin kebenaranbisa diganti:

"Kebenaran tetap kebenaran, makhluk tetap makhluk,hambatetap hamba, dan Tuhan

tetap Tuhan"

Apabila muncul peristiwa luar biasa seperti ini, menurutpenulis, itu bukanlah karamah,

karena karamah merujuk kepada orangyang menampakkannya. Mungkin ada yang

sepakat dengan maqam iniseperti yang telah penulis sepakati dalam sidang yang kami

hadiripada 586 H. Seorang filosof menyampaikan kepada kami bahwa iamengingkari

kenabian berdasarkan batas yang ditetapkan olehorang-orang Islam. Ia mengingkari

kejadian-kejadian luar biasa yangditunjukkan oleh nabi, dan bahkan kebenaran itu

tidak akan berubah.Pada waktu itu musim dingin dan hujan, Di hadapan kami ada

tungkubesar yang apinya menyala, kemudian si penyangkal dan pendusta ituberkata,

"Orang awam mengatakan bahwa Ibrahim dilemparkan ke dalamapi dan tidak terbakar

di dalamnya, padahal api bersifat membakarbenda yang bisa terbakar. Api yang

disebutkan dalam Al-Qur'an dalamkisah Ibrahim merupakan kiasan tentang kemarahan

dan dendam Namrudkepada Ibrahim. Api yang dimaksud adalah api kemarahan.

Ibrahimdilempar ke dalam api, karena amarah itu ditujukan kepadanya, danapi

kemarahan itu tidak membakar Ibrahim, dengan kata lainkemarahan Namrud tidak
mempengaruhi Ibrahim, karena baginya telahjelas hujah yang diperolehnya, yakni dalil

berupa terbenamnyacahaya. Kalau saja cahaya itu adalah Tuhan pasti tidak

akanterbenam. Dan Ibrahim menjadikan ini sebagai dalil."

Setelah penyangkal itu menyelesaikan ucapannya, salah seoranghadirin berkata, "Yang

jelas, Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi mampumenampakkan karamah seperti ini (tidak

terbakar api), karena diamemiliki maqam dan kedudukan. Kalau boleh aku

memberitahumu, akumeyakini firman Allah yang menyatakan bahwa api itu tidak

membakarIbrahim secara makna lahir, sebagaimana dinyatakan dalamfirman-Nya, Hai

api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlahbagi Ibrahim (QS Al-Anbiya' [21]:

69). Aku tegaskan bahwa Ibrahimberada dalam maqam. Dan itu adalah mukjizatnya."

Sang penyangkal berkata, "Itu tidak mungkin terjadi." LaluSyaikh Muhyiddin berkata

kepadanya, "Bukankah api ini membakar?"Jawabnya, "Ya." Syaikh Muhyiddin berkata

lagi, "Lihatlahsendiri."

Kemudian ia melemparkan api dari tungku ke pangkuan sangpenyangkal itu. Api itu

masih melekat di atas pakaiannya, iamembolak-balik api itu dengan tangannya, tetapi

tidak membakarnya,sehingga si panyangkal merasa heran. Lalu dikembalikannya api

ituke dalam tungku, kemudian Syaikh Muhyiddin berkata kepadanya,"Dekatkan

tanganmu ke dalam api itu!" Si penyangkal mendekatkantangannya ke dalam api

hingga tangannya masuk. Syaikh berkatapadanya, "Demikianlah adanya, api diperintah

untuk membakar sesuatuatau untuk tidak membakarnya. Allah Maha Berkuasa

melakukan apayang dikehendaki-Nya." Akhirnya si penyangkal itu masuk Islam

danmengakui mukjizat Nabi Ibrahim A.S.

Contoh orang yang tidak mengakui karamah muncul padamasa setelah

Rasulullah SAW

Bukti-bukti kekuasaan Allah atas kebenaran Rasulullah SAWberfungsi untuk

menunjukkan kebenaran syariat dan agama Islam,bukan semata-mata untuk

menunjukkan Muhammad SAW sebagai wali Allahdengan hal-hal luar biasa yang
dimilikinya. Inilah makna darimeninggalkan karamah bagi kelompok Al-Mulamatiyyah

khususnya.Adapun menurut ulama-ulama besar, para sufi menampakkan

karamahsebagai bagian dari gerakan jiwa, kecuali menurut batas yang telahkami

sebutkan. Demikianlah pendapat Muhyiddin Ibnu 'Arabi r.a.,seorang yang selalu

berkata benar dan jujur.

Tidak diragukan lagi bahwa mukjizat Nabi SAW. dan bukti-buktiyang menunjukkan

kebenaran dan kesahihan agama serta kenabiannya,sebagian muncul karena

permintaan orang-orang musyrik sepertiterbelahnya rembulan, sebagian lagi muncul

karena permintaan kaummuslimin seperti melimpahnya air dan makanan, dan sebagian

lagimuncul bukan karena permintaan seseorang seperti berita-beritatentang kejadian-

kejaidan gaib. Karena karamah para wali merupakanbagian dari mukjizat Nabi Saw.,

berarti mereka menampakkan karamahsebagai ganti dari Nabi SAW. Sebagimana yang

dikatakan SayyidMuhyiddin, "Para wali harus mengeluarkan berbagai macam

karamahdengan cara sebagaimana mukjizat Nabi dimunculkan yakni sebagiankarena

permintaan orang-orang kafir, sebagian karena permohonankaum muslimin, dan

sebagian lagi tanpa diminta. Semua itu memilikimanfaat besar bagi yang

menyaksikannya, baik bagi mereka yangmelihat rahasia tersebut atau tidak. Tidak

sedikit karamah yangmenjadi sebab semakin kuatnya iman orang-orang yang

menyaksikannya.Inilah manfaat besar yang dikehendaki menurut syara'. Karamah

wajibdisembunyikan ketika tidak ada hikmah dan faedah menampakkannya.Kita harus

berprasangka baik bahwa para wali yang memperlihatkankaramah tidak bermaksud

memamerkan kewaliannya, tetapi mereka pastipunya tujuan lain yang sesuai dengan

syara', meskipun pengaruhnyatidak terlihat oleh kita seperti untuk memperkuat iman

para hadirinyang menyaksikan- nya atau menampakkan kemulian dan kebenaran

agamayang lurus ini."

Janganlah berburuk sangka kepada salah seorang wali bahwa iamenampilkan karamah

untuk menetapkan kewalian dirinya dan menambahpengaruh dirinya atas orang lain.

Para wali pasti tidak akanmelakukan hal tersebut dan pasti menyadari bahwa mereka

seharusnyamenyembunyikan karamah. Bagaimana mungkin mereka


memperlihatkannya,sehingga diharamkan keberkahannya. Tetapi yakinlah bahwa

merekatidak menampakkannya kecuali berdasarkan hukum yang benar dan niatyang

lurus yakni untuk mencari ridha Allah dan mengabdi kepadaagama-Nya yang lurus.

Ketika itulah, para wali menempati maqampemilik mukjizat, yaitu pemimpin para rasul,

Muhammad SAW.Kebanyakan karamah yang dianugerahkan Allah kepada mereka

munculkarena dipaksakan dan tanpa ikhtiar. Semoga Allah melimpahkankebaikan

kepada kita dengan berkah mereka, dan semoga Allah tidakmemberi kita kemampuan

untuk menentang mereka, karena mereka adalahwali Allah. Allah Swt. berfirman dalam

hadis qudsi, "Barangsiapamenyakiti wali-Ku, maka Aku izinkan memeranginya."

Maksudnya, Allahmemberitahukan akan memerangi orang yang menyakiti wali-Nya

danmenjadi musuhnya. Para ulama menyatakan bahwa peringatan keras inihanya

diberikan kepada mereka yang menyakiti para wali dan memakanriba. Kita memohon

kepada Allah agar diberi kekuatan yang sempurnadalam agama, dunia, dan akhirat.

Imam Yafi'i menjelaskan dalam Raudh al-Rayyahin, "Manusia yangmengingkari

karamah ada berbagai macam; ada yang mengingkarikaramah para wali secara mutlak,

ada yang mendustakan karamah parawali pada masanya tetapi mempercayai karamah

para wali yang bukanmasanya, seperti Ma'ruf, Sahi, Al-Junaid, dan lain-lain.

Merekaadalah orang-orang yang oleh Abu Hasan al-Syadhily r.a., dikatakan,'Demi

Allah, tidak ada yang bertindak demikian selain kaum BaniIsrail. Mereka percaya

kepada Musa tetapi mendustakan Muhammad SAW.karena mereka semasa dengan

Musa. Ada sebagian orang yangmempercayai bahwa wali-wali Allah memiliki karamah,

tetapi tidakmeyakini karamah satu orang wali pun yang hidup pada masanya.

Mereka ini terhalang mendapatkan berkah karamah, karenabarang-siapa tidak

mengakui karamah seorang wali, maka ia tidakakan bisa mengambil manfaat dari

karamah wali lainnya. Hanya kepadaAllahlah kita mohon pertolongan dan husnul

khatimah (akhir yangbaik)." Imam Yafi'i mengatakan bahwa ketika beberapa ulama

besarditanya tentang karamah wali, mereka menjawab, "Barangsiapamenyangkal

karamah padahal ia tidak mengerti sedikit pun tentangkaramah dan tidak mampu

memikirkannya, maka hendaklah ia kembalipada pemikiran bahwa sesungguhnya Allah


Maha berkuasa melakukan apayang dikehendaki-Nya dan Maha menetapkan apa yang

Dia inginkan."Menurut Imam Yafi'i, sikap para penyangkal karamah ini sangat

aneh,padahal karamah-karamah itu telah dijelaskan dalam ayat-ayatAl-Qur'an yang

mulia, hadis-hadis sahih, atsar-atsar terkenal,hikayat-hikayat yang diriwayatkan oleh

orang-orang yang melihat danmenyaksikan langsung, ulama salaf dan khalaf, dan

begitu banyakjumlahnya yang tersebar di seluruh negeri, sampai tak

terhitungbanyaknya. Mayoritas penyangkal karamah, kalau mereka melihatlangsung

para wali dan orang-orang saleh terbang di udara, merekaakan menganggap itu sihir

atau menuduh mereka setan. Tidakdiragukan lagi bahwa orang yang mengharamkan

taufiq lalumendustakan kebenaran karamah karena dianggap tidak masuk akal

dandengki, berarti ia mendustakan hal-hal yang tampak di depan matadan yang

tertangkap oleh fisik. Sebagaimana firman Allah, danDialah Yang Maha benar

perkataan-Nya, "Dan kalau Kami turunkankepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka

dapat memegangnyadengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir

ituberkata, "Ini benar-benar sihir yang nyata." "(QS Al-An' am [6]:7)

2.1.6 Perbedaan Antara Karamah Dan Istidraj


Sun, 2010-04-18 16:14 — admin

Perlu diketahui bahwa siapa saja yang menginginkan sesuatu dankeinginannya itu

dikabulkan oleh Allah, maka itu belum tentumenunjukkan bahwa ia seorang hamba

yang mulia di sisi Allah, baikpemberian Allah tersebut sesuai atau berbeda dengan

kebiasaan. Akantetapi pemberian Allah tersebut bisa berarti penghormatan Allahuntuk

hamba-Nya (karamah) atau tipuan untuknya (istidraj). DalamAl-Qur'an, istilah istidraj

diungkapkan dengan beberapaistilah:

1. Al-istidraj, seperti dinyatakan dalam firman Allah:

Kami (Allah) akan memperdaya mereka secara berangsur-angsurdengan cara yang

tidak mereka ketahui. (QS Al-A'raf [7]: 182)

Makna al-istidraj dalam ayat ini adalah Allah mengabulkan semuakeinginannya di dunia

agar pembangkangan, kesesatan, kebodohan, dankedurhakaan mereka semakin


bertambah, hingga setiap hari semakinjauh dari Allah. Pada praktiknya, menurut

logika, mengulang-ulangperbuatan akan menyebabkan pelaku semakin kuat menguasai

perbuatanyang diulang-ulangnya. Bila hati seorang hamba condong kepadadunia,

kemudian Allah mengabulkan keinginannya, maka ketika itulahia mencapai apa yang

diinginkannya, sehingga akan diperolehkenikmatan, dan adanya kenikmatan akan

semakin menambah kecondongankepada dunia, lalu kecondongan kepada dunia

mengharuskannya untuksemakin keras berusaha untuk mencapai keduniaan.

Selamanya, setiaptahapan akan mendorong kepada tahapan selanjutnya, dan

setiaptahapan akan semakin menguat secara gradual. Sudah dimaklumi

bahwakesibukan orang terhadap kenikmatan yang menyenangkan ini akanmenghalangi

diri dari maqam-maqam mukasyafah (tingkatketersingkapan cahaya) dan derajat

ma'rifat, dan sudah tentu akansemakin menjauhkan diri dari Allah, setahap demi

setahap hinggamencapai puncak kecondongannya kepada dunia. Inilah yang

dinamakanistidraj.

2. Al-makr, seperti dinyatakan dalam firman Allah:

• Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah yang tidakterduga-duga?

Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecualiorang-orang yang merugi. (QS Al-A'raf [71:

99)

• Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalastipu daya mereka.

Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QSAli'Imran [31:54)

• Mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan

Kamimerencanakan makar pula, sedang mereka tidak menyadari. (OS Al-NamlT271:50)

3. Al-kaid (tipu daya), seperti dinyatakan dalam firmanAllah,

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allahakan membalas tipuan

mereka. (QS Al-Nisa' [4]: 142)

4. Al-imla (memberi tangguh), sebagaimana dinyatakan dalamfirman Allah:


Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka bahwamasa penangguhan

yang Kami berikan kepada mereka adalah lebih baikbagi mereka. Sesungguhnya Kami

memberi tangguh kepada merekahanyalah supaya dosa mereka bertambah. (QS Ali

'Imran [3]: 178)

5. Al-ihlak (siksaan), sebagaimana dinyatakan dalam firmanAllah:

Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telahdiberikan kepada mereka,

Kami siksa mereka dengansekonyong-konyong. (QS Al-An'am [6]: 44)

Dan dalam firman Allah tentang Fir'aun,

Dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi tanpaalasan yang benar

dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akandikembalikan kepada Kami. Maka

Kami hukum Fir'aun dan balatentaranya, lalu Kami tenggelamkan mereka ke dalam

lautan (QSAl-Qashash [28]: 39-40).

Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa tercapainya keinginan seoranghamba tidak

menunjukkan kesempurnaan derajat dan keberuntunganmendapat kebaikan.

Perbedaan antara karamah dan istidraj adalah bahwa pemilik karamahtidak begitu

senang dengan karamah yang dimilikinya, bahkan karamahitu membuatnya semakin

takut kepada Allah, kewaspadaannya terhadapsiksa Allah semakin kuat, karena ia takut

kalau-kalau hal tersebutmerupakan istidraj. Sedangkan pemilik istidraj sangat senang

denganhal-hal luar biasa yang ada pada dirinya dan mengira bahwa karamahitu ada

pada dirinya karena ia berhak memilikinya. Karena itu iamemandang rendah orang lain,

membanggakan diri sendiri, dan merasaaman dari tipu daya dan siksaan Allah, dan

tidak takut kepada siksaAllah. Jika sikap seperti ini muncul pada diri seorang

pemilikkaramah, berarti yang dimilikinya bukanlah

karamah tetapi istidraj.

Orang-orang yang berpegang pada kebenaran (Al-Muhaqqiqun)mengatakan bahwa ada

kesepakatan bahwa keterputusan dari hadiratAllah sebagian besar terjadi dalam kondisi

memiliki karamah. Tidakdiragukan lagi, golongan Al-Muhaqqiqun takut kepada

karamah,seperti rasa takut mereka kepada berbagai macam cobaan. Rasa


senangkepada karamah dapat memutuskan jalan kepada Allah. Hal ini dapatdijelaskan

dengan beberapa hujjah:

Hujjah pertama: Ketertipuan ini terjadi, ketikaseseorang yakin bahwa dirinya berhak

memperoleh karamah dansekiranya ia bukanlah orang yang berhak mendapatkannya

maka tidakakan muncul rasa bangga itu bahkan rasa bangganya itu muncul

hanyakarena karamah wali. Keutamaan karamahnya lebih besar daripadakebahagiaan

karena karamah itu sendiri. Kebahagiaan dengan adanyakaramah itu melebihi

kebahagiaan pada dirinya sendiri. Jelas bahwakebahagiaan karena adanya karamah

tidak akan muncul kecuali denganadanya keyakinan bahwa dirinyalah pemilik karamah

itu dan yangberhak mendapatkannya. Ini adalah kebodohan yang nyata karena

paramalaikat saja berkata, Tidak ada yang kami ketahui kecuali dari apayang Engkau

ajarkan kepada kami (QS Al-Baqarah [2]: 32). Dan Allahberfirman, Dan mereka tidak

menghormati Allah dengan penghormatanyang semestinya (QS Al-An'am [6]: 91). Ada

dalil meyakinkan yangmenyatakan bahwa makhluk tidak berhak mendakwakan

kebenaran, makabagaimana mungkin ada orang mengaku berhak mempunyai

karamah.

Hujjah kedua: Karamah adalah sesuatu yangsenantiasa tergantung pada Allah Swt.

Rasa senang karena memilikikaramah adalah senang kepada sesuatu yang bukan

haknya. Rasa senangkepada sesuatu yang

bukan haknya merupakan penghalang kebenaran, dan orang yangterhalang dari

kebenaran bagaimana mungkin layak untuk senang danbergembira?

Hujjah ketiga: Orang yang yakin bahwa dirinyaberhak memiliki karamah karena

merasa amal perbuatannya memilikipengaruh besar dalam dirinya dan merasa bahwa

perbuatannya bernilaiatau berpengaruh pada dirinya adalah orang yang bodoh. Kalau

sajaia mengenal Tuhan, ia pasti menyadari semua ketaatan makhluk disisi Allah itu

hanya sedikit, semua rasa syukur mereka atasanugerah dan nikmat-Nya itu juga

sangat sedikit, dan semuapengetahuan dan ilmu mereka dibandingkan dengan

keagungan Allahhanyalah kebingungan dan kebodohan saja.

Ketika Ustaz Abu 'Ali al-Daqaq mengkaji firman Allah yang berbunyiKepada-Nyalah naik
perkataan-perkataan yang baik dan amal yangsaleh dinaikkan-Nya (QS Fathir [35]:10),

di majelisnya ia berkata,"Pertanda bahwa amalmu dinaikkan oleh Allah adalah jika

kamu tidakmengingat-ingatnya. Jika kamu mengingat-ingat amalmu, berartiamalmu

ditolak, sebaliknya bila kamu tidak mengingat-ingatnya,berarti amalmu diterima dan

dinaikkan oleh Allah Swt."

Hujjah keempat: Pemilik karamah merasa bahwakaramah yang dimilikinya justru

untuk memperlihatkan kerendahanhati dan ketundukan di hadapan Allah. Jika ia

merasa bangga, tinggihati, dan sombong disebabkan karamah yang dimilikinya,

makabatallah segala sesuatu yang menyebabkannya menerima karamah. Sikapseperti

inilah yang membuat pemilik karamah tertolak. Oleh karenaitu, setiap kali Rasulullah

Saw. menceritakan tentang manaqib(keistimewaan) dan keutamaan dirinya, beliau

selalu mengakhirinyadengan kalimat, "Tiada kebanggaan," maksudnya "Aku tidak

banggadengan karamah yang kumiliki ini, yang aku banggakan adalah Zatyang

memberi karamah."

Hujjah kelima: Kemunculan hal-hal luar biasapada iblis dan bal'am begitu

menakjubkan, tetapi kemudian Allahberfirman kepada iblis, Ia termasuk golongan kafir,

kepada bal'am,Ia seperti anjing, dan kepada ulama Bani Israil, Perumpamaanorang-

orang yang memegang Taurat, tetapi tidak mengamalkannyaadalah seperti keledai

yang membawa kitab-kitab yang tebal (QSAl-Jumu'ah [62]: 5), juga firman-Nya

kepada Bani Israil,Orang-orang yang telah diberi Al-Kitab tidak berselisih,

kecualisetelah datang ilmu kepada mereka, di antara mereka kemudian adayang

membangkang (QS Ali 'Imran [3]: 19). Jadi jelaslah bahwakegelapan dan kesesatan

yang menimpa mereka disebabkan karena rasabangga dengan ilmu dan kezuhudan

yang diberikan kepada mereka.

Hujjah keenam: Karamah bukanlah kemuliaan, dansegala sesuatu yang tidak mulia

adalah kehinaan. Barangsiapamemuliakan kehinaan berarti ia hina, karena itu Nabi

Ibrahim a.s.berkata, "Adapun bagi-Mu, itu tidak berarti apa-apa." Merasa cukupdengan

kefakiran adalah fakir, takwa dengan kelemahan adalah lemah,merasa sempurna


dengan kekurangan adalah kurang, bahagia dengansemua hal yang diperkenankan dan

menerima seluruh kebenaran adalahsikap ikhlas. Fakir adalah ketika seseorang senang

dengan kemuliaanyang menjatuhkan derajatnya. Jika seseorang melihat

karamah,sesunggu-hnya setiap ia melihat keperkasaan niscaya ia melihat sangpemberi

keperkasaan, dan setiap ia melihat ciptaan niscaya iamelihat penciptanya.

Hujjah ketujuh: Bangga terhadap diri dansifat-sifatnya termasuk sifat-sifat iblis dan

Fir'aun. Iblisberkata, Aku lebih baik daripada Adam (QS Al-A'raf [7]: 12) danFir'aun

berkata, Bukankah kerajaan Mesir ini adalah kepunyaanku (QSAl-Zukhruf [43]: 51).

Setiap orang yang mengaku nabi atau tuhansecara dusta, maka ia tidak memiliki

tujuan apa-apa, kecuali untukmenghias diri, memperkuat ketamakan dan kebanggaan

diri. Olehkarena itu, Rasulullah Saw. bersabda, "Ada tiga hal yang merusak,yang

terakhir adalah orang yang membanggakan diri."

Hujjah kedelapan: Allah berfirman, Berpegangteguhlah kepada apa yang Aku berikan

kepadamu dan hendaklah kamutermasuk orang-orang yang bersyukur (QS Al-A'raf [7]:

144). Dansembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu apa yang diyakini (ajal)(QS

Al-Hijr [15]: 99). Ketika Allah menganugerahkan karunia yangmelimpah kepada kita,

kita diperintah untuk menyibukkan diri denganmelayani Sang Pemberi, bukan malah

bangga dengan karunia yangdiberikan-Nya itu.

Hujjah kesembilan: Ketika Nabi Saw. disuruholeh Allah untuk memilih antara menjadi

raja yang nabi atau hambayang nabi, beliau tidak memilih posisi raja, padahal

tidakdiragukan bahwa posisi raja yang meliputi daerah Timur dan Baratadalah

kemuliaan, bahkan mukjizat. Namun Nabi Saw. meninggalkansinggasana dan memilih

penghambaan ('ubudiyah)kepada Allah. Sebabketika menjadi seorang hamba,

kebanggaannya diarahkan kepadatuannya. Tetapi ketika menjadi raja, kebanggaannya

diarahkan kepadabudaknya. Ketika Nabi Saw. memilih penghambaan, sudah tentu

diamenjadikan sunnah sebagai peng-

hormatan seperti yang diriwayatkan Ibnu Mas'ud, "Aku bersaksi bahwaMuhammmad

Saw. adalah hamba dan utusan-Nya." Allah berfirmantentang mi'raj Nabi Saw., Maha
suci Allah yang telah memperjalankanhamba-Nya pada suatu malam. (QS Al-Isra' [17]:

1)

Hujjah kesepuluh: Mencintai tuan itu tidak adaartinya, mencintai sesuatu demi tuan

juga tidak ada artinya.Barangsiapa mencintai, maka ia tidak akan senang dan gembira

selaindengan kekasihnya. Kesenangan dan kegembiraan dengan selain

Allahmenunjukkan bahwa ia tidak mencintai tuannya, tetapi ia hanyamencintai bagian

dari nafsunya sendiri dan bagian dari nafsu hanyadituntut oleh nafsu. Orang seperti ini

hanya mencintai dirinyasendiri. Sebenarnya ia tidak mencintai tuannya, ia hanya

menjadikantuannya sebagai sarana untuk memperoleh apa yang dicarinya.

Berhalabesar adalah nafsu, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya,Terangkanlah

kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunyasebagai tuhannya (QS Al-

Furqan [25]: 43). Manusia seperti iniadalah hamba berhala agung hingga para

muhaqqiqin mengemukakanbahwa mudarat karena menyembah berhala tidak sebesar

mudarat karenamenyembah nafsu, rasa takut karena menyembah berhala tidak

sebesarrasa takut karena merasa bangga dengan adanya karamah.

Hujjah kesebelas: Allah berfirman, Barangsiapabertakwa kepada Allah niscaya Dia

akan memberinya jalan keluar danmemberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-

sangka. Danbarangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkankeperluannya (QS Al-Thalaq [65]: 2-3). Ayat ini menunjukkan

bahwaorang yang tidak bertakwa dan bertawakkal kepada Allah, maka tidakakan

memperoleh apa-apa dari perbuatan dan keadaan mereka itu.

2.1.7 Perbedaan Karamah Dengan Peristiwa Luar Biasa


Lainnya
Sun, 2010-04-18 16:15 — admin

Kami telah menjelaskan perbedaan antara mukjizat dengan kejadianluar biasa lainnya

dalam pembukaan kitab Hujjatullah 'alaal-'Alamin. Dalam penjelasan itu, kami

mengutip pendapat imam-imamyang berkompeten dalam hal ini seperti Al-Mawardi, Al-

Sya'rani,Al-Qasthalani, Ibnu Hajar, dan lain-lain. Jadi, kami tidak


perlumencantumkannya lagi di sini, hanya perlu mengingatkan satu halyang belum

dijelaskan dalam kitab di atas, yang bersumber dariucapan Sayyid Muhyiddin Ibnu

'Arabi r.a. dalam bab 186 kitabMawaqif al-Nujum tentang mengetahui maqam peristiwa

luar biasa:

Peristiwa luar biasa terbagi menjadi beberapa macam.

Saya akan mengemukakan batasan-batasannya

Diantaranya, peristiwa luar biasa

yang muncul untuk menunjukkan kebenaran

Seperti mukjizat para Rasul

Yang lainnya ada beberapa macam

Tiada ilmu untuk bisa menjelaskannya

Semuanya termuat jelas dalam kitabullah

Cobalah kaji dalam tulisannya

Kabar gembira, sihir, tipu muslihat atau

tanda-tandanya Semua telah disebutkan dalam kitabullah

Semuanya diringkas dalam lima macam

Terkenal di kalangan orang-orang yang mampu melihatnya

Perlu diketahui, peristiwa luar biasa itu ada beberapa macam; diantaranya, peristiwa

luar biasa yang muncul karena kekuatan diri,yaitu apabila orang alim berbuat dosa, lalu

ia melakukan hal-halluar biasa untuk memenuhi keinginannya itu. Demikian

Allahmengabulkan kehendaknya. Terkadang berupa tipu muslihat yang sudahdiketahui,

seperti al-qalfitriyat dan hal-hal yang sudah dimaklumiulama, terkadang berupa

kemampuan mengatur huruf-huruf denganastrologi, ini berlaku untuk ahli astronomi.

Terkadang berupapenyebutan nama-nama, lalu muncul hal-hal luar biasa

menurutpandangan mata orang yang melihatnya, yang berbeda dengankebiasaan.

Peristiwa tersebut muncul sesuai dengan kekuatan namayang disebutkan. Semua ini

terjadi di bawah kekuasaan makhluk atasizin Allah. Dan semua peristiwa luar biasa ini

muncul melaluikekuatan ilahi, manusia tidak mempunyai andil dan kekuasaan,


tetapiAllah-lah yang menampakkannya atau muncul atas perintah Allah

danpetunjuknya.

Kejadian-kejadian luar biasa mempunyai tingkatan sebagaiberikut; ada yang disebut

mukjizat yang memiliki syarat dan sifattertentu yang sudah diketahui. Ada yang disebut

sebagai ayat, bukanmukjizat. Ada yang dinamakan karamah, muayyadah, munabbihat

danbaitsah, jaza', makr, dan istidraj. Selain mukjizat, semua kejadianluar biasa ini

tampak tanda-tandanya pada diri orang-orang yangmenempuh jalan Allah meskipun

mereka tidak mengetahuinya. Berbedadengan mukjizat, karena para pemiliknya

mengetahui apa yang adadalam diri mereka. Apakah kejadian-kejadian luar biasa ini

terjadidengan campur tangan Allah atau tidak? Hanya mukjizat dan ayat yangpasti

terjadi karena pertolongan Allah, oleh karena itu keduanyaharus diyakini dan

diceritakan. Demikian juga dengan muayyadah, selain dua hal inimasih merupakan

kemungkinan seperti yang telah kami jelaskan.

Kejadian luar biasa yang muncul dari para wali tidak akanterjadi pada orang yang

mampu menampakkan kejadian luar biasatetapi kemampuan itu digunakan untuk hal

yang mubah, atau melakukanperbuatan yang dilarang karena godaan setan, atau

meninggalkansuatu kewajiban syariat. Barangsiapa mempunyai hal luar biasa

dalamdirinya, maka Allah akan memberinya kemampuan melakukan hal-halluar biasa

di dunia ini seperti kemampuan berbicara melalui kontakbatin atau berjalan di udara,

dan lain-lain. Ibnu 'Arabi telahmenjelaskan karamah, tingkatan-tingkatan, dan hasil-

hasilnya dalamkitab Mawaqi' al-Nujum. Kitab ini hanya menceritakankaramah-karamah

saja bukan menjelaskan pengetahuan tentangnya.Mawaqi' al-Nujum adalah sebuah

kitab dengan metode yang sahih,sangat bermanfaat, dan kecil bentuknya. Penulisnya

menjelaskannyasecara teratur karena keteraturan merupakan asal adanya alam.

Dankejadian luar biasa termasuk kejadian alam.

Allah membuat tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam ini, baik yangbiasa maupun yang

luar biasa. Adapun tanda-tanda kekuasaan Allah dialam ini yang bersifat biasa hanya

bisa dipahami oleh ahlul fahmi(orang yang memahami Allah secara khusus) dan selain
mereka tidakmempunyai pengetahuan tentang kehendak Allah. Allah telah

memenuhiAl-Qur'an dengan ayat-ayat yang menerangkan tanda-tanda kekuasaanAllah

berupa kejadian-kejadian yang biasa, seperti perbedaan malamdan siang, turunnya

hujan, keluarnya tumbuh-tumbuhan, berlayarnyakapal di laut, perbedaan bahasa dan

warna, tidur di waktu malam dankerja di waktu siang. Semua dijelaskan dalam Al-

Qurxan sebagaitanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal, mau

mendengar,bisa memahami, beriman, mengerti, meyakini, dan mau berpikir.

Disamping itu, tidak ada yang mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaanAllah kecuali

Ahlullah, yaitu ahli Al-Qur'an secara khusus.

Adapun tanda-tanda kekuasaan Allah yang luar biasa adalah adanyakejadian-kejadian

di luar kebiasaan manusia. Kejadian-kejadiantersebut memberi pengaruh kejiwaan atas

manusia, seperti goncangan,gempa bumi dan gerhana, binatang berbicara, berjalan di

atas airatau di udara, mengetahui peristiwa yang akan datang sebatas yangdiketahui,

berbicara melalui batin, sedikit makanan yangmengenyangkan banyak orang, hal ini

dijadikan pelajaran oleh orangkebanyakan pada khususnya. Kalau suatu peristiwa yang

luar biasatidak membuat orang menjadi istiqamah, sadar, dan tidak mendoronguntuk

kembali kepada Allah dan tidak berpengaruh sedikit punbaginya, maka hal itu disebut

makar dan istidraj karena dia tidaktahu bahwa itu adalah tipuan setan yang kuat yang

diberikan olehAllah kepada orang-orang yang ingkar.

Kejadian-kejadian luar biasa mengandung rahasia yang mengagumkanbagi para ahli

ma'rifat, dan kalau tidak berbahaya disiarkan kepadaorang awam, kami pasti akan

menjelaskannya. Kejadian luar biasaterjadi hanya satu kali, kalau terjadi dua kali maka

disebut halyang biasa. Pada hakikatnya, kejadian luar biasa selalu merupakankejadian

baru, kalau kemudian terulang maka tidak dinamakankejadian luar biasa, paling ada

kejadian yang serupa dengannya.

Dalam kitab Al-Futuhat al-Makiyyah dan Mawaqi' al-Nujum, kitab yangbanyak

faedahnya, kecil bentuknya, ditulis dalam cetakan lamakira-kira 100 halaman, dan

dikarang pada 595 M, Ibnu 'Arabimenyatakan, "Manusia tidak bisa mengetahui

hakikatkejadian-kejadian luar biasa. Allah lebih berhak disembah tetapikejadian-


kejadian luar biasa telah menutup mata buta yang hanyamengutamakan hal-hal lahir

kehidupan dunia yaitu wujud kehidupankedua (al-mitslu al-tsani)daripada kehidupan

akhirat. Mereka lalaidan terpedaya kehidupan dunia. Kemungkinan itu tidak

terbatas,kekuasaan adalah jendelanya, dan kebenaran adalah pasti. Manapengulangan

itu? Tidak masuk akal kalau tidak ada pengulangankarena pengulangan

merupakan kejadian luar biasa."

Syaikh Muhammad bin 'Ibad al-Randa dalam syaraknya tentang hikmahyang

dianugerahkan Allah, berkata, "Setiap orang yang merasadirinya istimewa, tidak

sempurna keikhlasannya." Keistimewaan yangdimaksud di sini adalah kemuliaan,

pertolongan, perlindungan, kasihsayang, dan penjagaan yang dilimpahkan Allah kepada

sebagianhamba-Nya. Di antara mereka ada yang terus menerus mendapatkankarunia-

karunia di atas dari Allah hingga tampaklah kearifannya,sehingga mereka mempunyai

keistimewaan dibandingkan orang lain danalam ini. Mereka adalah orang-orang

khawwash yang dekat denganAllah, yaitu orang-orang yang memiliki ilmu ma'rifatullah

danmencintai Allah. Di antara mereka ada yang diberi kemampuanmencapai puncak

kesempurnaan dan Allah menjaga keadaannya denganmenganugerahinya ilmu dan

perbuatan yang pantas baginya. Merekaadalah orang-orang yang dekat dengan Allah,

golongan kanan,

ahli zuhud, ahli mujahadah, dan ahli zikir. Meskipun mereka sejajardengan orang-orang

yang pertama kali masuk surga karena mendapatkankemurahan, kemuliaan, dan

kemampuan dari Allah untuk melakukantugas, ketaatan dan ibadah hanya kepada-Nya,

mereka tidak memandangdiri mereka istimewa, selalu menjaga langkah, bahkan

menjagasebab-sebab untuk mendapatkan karunia Allah tersebut, dan percayaakan

adanya hijab.

Allah memberikan keistimewaan kepada mereka dengan menampakkankaramah di

tangan mereka dan melalui perantaraan mereka, sebagaipenenang jiwa dan penguat

keyakinan dalam hati. Para sahabatRasulullah yang termasuk golongan yang pertama

masuk surga tidakmendapatkan karamah karena mereka tidak membutuhkannya dan

karenakedalaman keyakinan, kekokohan dan keteguhan mereka.

Sebagaimanadikatakan oleh penulis kitab Awarif al-Ma'arif bahwa orang yangtidak


mampu menyingkap makna kejadian-kejadian luar biasa terkadanglebih utama

daripada yang mampu menyingkapnya bila telahdisingkapkan oleh Allah dengan

ma'rifat. Kekuasaan adalah buktiadanya Zat Yang Maha Kuasa. Dan orang yang secara

khusus mendekatkepada Yang Maha Kuasa tidak memandang aneh kejadian-kejadian

luarbiasa, ia melihatnya tampak nyata dari tabir alam hikmah. ' i<

Al-Syibli r.a. diberitahu tentang Abu Turab yang kelaparan di gurunpasir lalu ia melihat

gurun pasir itu penuh berisi makanan.Al-Syibli kemudian berkomentar, "Abu Turab

adalah hamba yangditolong oleh Allah, kalau ia mencapai tempat kebenaran, maka

diaakan seperti orang yang berkata, 'Aku menginap di sisi Allah, makaDia akan

memberiku makan dan minum.'"

Al-Syibli menjelaskan dalam kitab Lathaif al-Minan bahwa karamahdalam diri seorang

wali terkadang tampak oleh dirinya sendiri danterkadang tampak oleh orang lain. Jika

seorang wali melihat adanyakaramah dalam dirinya, berarti ia mengetahui kekuasaan

dan keesaanAllah dan mengetahui bahwa kekuasaan-Nya itu tidak mengikuti

sebabakibat. Allah-lah yang telah menetapkan adanya kejadian-kejadianyang biasa,

bukan kejadian-kejadian biasa yang menetapkan adanyaAllah. Allah-lah yang telah

membuat kejadian-kejadian yang biasa,perantara-perantara, dan sebab-sebabnya

untuk menutupi kekuasaandan menyelubungi cahaya keesaan-Nya. Orang yang

tidakmempercayainya adalah hina dan orang yang terbuka hatinya sertapercaya bahwa

Allah pelakunya, maka dia itu mulia.

Al-Syibli selanjutnya mengutip pendapat Syaikh Abu Hasan yangmengemukakan bahwa

karamah berfaedah untuk memperkuat keyakinankepada ilmu, kekuasaan, kehendak

dan sifat-sifat azali Allah yangmenyatu dan tidak berdiri sendiri, seakan-akan satu sifat

vangmenyatu dalam Zat Yang Maha Esa. Tidaklah sama antara orang yangmengenal

Allah melalui mata hatinya dengan orang yang mengenalAllah melalui akalnya.

Karamah adalah penguat keyakinan bagi orangyang dianugerahi karamah seperti yang

dialami oleh para wali diawal laku spiritualnya dan tidak dialami para ulama yang

telahsempurna laku spiritualnya karena sudah mempunyai keyakinan yangmendalam,

sehingga mereka tidak membutuhkan karamah untukmemperkuat keyakinan mereka.

Demikianlah keadaan para sahabatRasulullah. Allah tidak perlu menampakkan karamah


berupa fisik padamereka karena Allah telah menganugerahi mereka pengetahun

tentanghal-hal gaib, pengetahuan musyahadah, laksana gunung yang takmembutuhkan

tiang. Karamah dimunculkan karena adanya keraguanterhadap karunia Allah dan untuk

mengetahui karunia Allah padaorang yang mempunyainya. Karamah adalah bukti

bahwa orang yangmempunyainya istiqamah dalam beribadah kepada Allah.

Sikap manusia terhadap karamah ada tiga macam:

Pertama, golongan yang menjadikan karamah sebagai puncak kekuatan.Apabila

mereka menemukan orang yang mempunyai karamah merekamemuliakannya, dan

apabila karamah lenyap dari diri seseorang,mereka tidak memuliakannya.

Kedua, golongan yang meragukan karamah dan menganggapnya sebagaitipuan yang

dilakukan oleh para pencinta dunia untuk menjagakedudukan mereka sehingga mereka

tidak bisa mencapai kedudukan yangbukan haknya.

Abu Turab al-Nakhsyabi bertanya kepada Abu Abbas al-Riqi, "Apapendapat teman-

temanmu tentang karamah yang merupakan cara Allahmemuliakan hambanya." Abu

Abbas menjawab, "Saya tidak melihat satupun dari mereka yang tidak

mempercayainya." Kemudian Abu Turabberkata, "Barangsiapa tidak mempercayainya,

maka dia telah kafir.Yang saya tanyakan adalah pendapat mereka tentang ahwal

(keadaanketika orang alim dekat dengan Allah)." Abu Abbas menjawab, "Sayatidak

tahu pendapat mereka." Abu Turab berkata lagi, "Sesungguhnyateman-teman- mu

berkeyakinan bahwa karamah adalah tipuan untukmemalingkan manusia dari

kebenaran, padahal sebenarnya tidakbegitu, karena tipuan bersifat menenangkan

orang

yang memilikinya. Maka barangsiapa yang tidak gembira dan tidakmerasa aman

dengan adanya karamah, berarti ia telah mencapaitingkat rabbaniyyin." Cerita ini

berasal dari Abu Turab r.a. ketikaada beberapa temannya yang kehausan, lalu ia

memukulkan tangannyake atas tanah dan tiba-tiba mengalirlah air dari tanah

tersebut.Kemudian ia berkata, "Aku ingin minum dengan gelas," lalu iamemukulkan

tangannya ke tanah tiba-tiba ia memegang gelas dari kacaputih, ia minum dan

memberi minum kami semua. Abu Abbas berkata,"Gelas itu kami

bawa sampai ke Mekah."


Syaikh Abu Hasan berkata, "Kesimpulannya, kita tidak pantas memintakaramah dari

Allah. Barangsiapa dikaruniai karamah, berarti Allahmemuliakannya karena hal itu

menjadi bukti bahwa dia istiqamahdalam beribadah kepada Allah."

Ketiga, tampaknya karamah dalam diri seorang wali di hadapan oranglain. Maksudnya

adalah supaya orang yang menyaksikannya mengakuikebenaran jalan yang ditempuh

wali yang dikaruniai karamahtersebut. Baik orang itu dulunya mengingkari karamah

kemudianmengakuinya, atau dulu ia kafir lalu beriman, atau dia ragu

akankeistimewaan seorang wali kemudian muncul karamah dalam diri walitersebut

supaya Allah menunjukan kebaikannya kepada orang lain.

Abu Nashr al-Siraj bertanya kepada Abu Hasan bin Salim, "Apa maknakaramah,

sampai-sampai orang yang memilikinya meninggalkan duniasebagai ladang ikhtiar,

bagaimana mungkin mereka mulia denganmerubah batu menjadi emas?" Abu Hasan

menjawab, "Mereka dianugerahikaramah bukan karena mereka menguasainya, tetapi

karena merekamembutuhkannya dalam keadaan terpaksa dan untuk

menghilangkankesedihan karena kurangnya rezeki yang telah dijanjikan Allah

bagimereka, sehingga mereka mengatakan, 'Allah berkuasa mengubah batumenjadi

emas, seperti yang terlihat. Dia berkuasa memberikan rezekikepadamu dari arah yang

tidak disangka-sangka.' Para walimemerlukan karamah untuk mendidik jiwa mereka

karena tidak adanyarezeki. Karamah adalah bukti kuat bagi mereka dan sarana

untukmelatih dan mendidik jiwa."

Dalam hal ini, Abu Nashr pernah mendengar Ibnu Salim berceritatentang hikayat Sahi

bin 'Abdullah r.a. yang mengisahkan bahwa adaseorang laki-laki Basrah bernama Ishaq

bin Ahmad yang tergolongmemiliki banyak harta, tetapi ia kemudian meninggalkan

hartanya. Iabertobat dan bersahabat dengan Sahl. Pada suatu hari ia berkatakepada

Sahi, "Wahai Abu Muhammad, sesungguhnya jiwaku tidak bisalepas

dari bisikan dan teriakan takut kehilangan makanan dan harta." Sahlmenjawab, "Ambil

batu lalu mintalah kepada Allah untuk mengubahnyamenjadi makanan yang bisa kau

makan." Ishaq berkata, "Siapapanutanku untuk melakukan hal itu?" Sahl menjawab,

"Panutanmuadalah Nabi Ibrahim ketika ia berkata, 'Ya Tuhanku, perlihatkankepadaku

bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.' Allah bertanya,'Apakah kamu belum


percaya?' Ibrahim menjawab, 'Aku telah percaya,tetapi agar hatiku bertambah kuat

(Al-Baqarah [2]: 260)."

Artinya, jiwa hanya akan puas setelah melihat secara langsungkarena ia diliputi

keraguan, seolah-olah Ibrahim berkata, "YaTuhan, perlihatkanlah kepadaku bagaimana

Engkau menghidupkan orangmati agar hatiku bertambah kuat. Aku sebenarnya sudah

percayakepada-Mu, tetapi jiwa tidak puas apabila tidak melihat langsung."Demikian

juga para wali Allah dianugerahi karamah untuk mendidikdan memperhalus jiwa serta

sebagai keutamaan tambahan bagi mereka.Demikianlah pendapat Abu Nasr.

Salah seorang ulama berpendapat bahwa karamah hanya dimiliki olehorang-orang jujur

yang bodoh. Pada suatu hari, seorang sahabat Sahlbin 'Abdullah r.a. berkata

kepadanya, "Tatkala aku berwudhu untukshalat, tiba-tiba air yang mengalir di tanganku

berubah menjadisegenggam emas dan perak." Sahl kemudian berkata kepadanya,

"Yangsaya tahu, jika anak kecil menangis ia diberi mainan agartenang."

Al-Junaid menceritakan bahwa Abu Hafshah al-Naisaburi dan 'Abdullahal-Ribati beserta

jamaahnya pernah berkunjung kepadanya. Di antaramereka ada yang kepala bagian

depannya botak dan sedikit bicara.Pada suatu hari, si kepala botak bertanya kepada

Abu Hafsah, "Salahseorang jamaah yang kemarin ke sini memiliki tanda-tanda

karamahyang nyata, tetapi aku tidak melihat sesuatu pun pada dirimu." AbuHafshah

r.a. menjawab, "Kemarilah," kemudian ia membawanya ke pasarpandai besi. Abu

Hafshah menuju tungku besar dan memasukan besibesar ke dalam tungku kemudian

memasukan tangannya ke tungkutersebut dan mengambil besi yang terbakar itu lalu

mengeluarkannyahingga menjadi dingin di tangannya. Kemudian ia berkata

kepadaorang itu, "Inikah yang kau inginkan?" Beberapa orang di antaramereka

menanyakan tujuan menampakkan karamah, ia menjawab, "Hal itumenunjukkan

bahwa orang yang memilikinya adalah orang yang muliadan ia takut kalau tidak

menunjukkannya, keadaannya akan berubah.Maka ia menunjukkannya untuk

memperoleh simpati, menjagakeadaannya, dan menambah imannya. Akan tetapi

para ahli ma'rifat dan para ahli hakikat menghindar dan takut untukmenunjukan

karamah mereka."

Salah seorang ulama salaf berkata, "Tipu daya yang paling tidakkentara bagi para wali
adalah karamah dan ma'nah" Diceritakan bahwaketika Abu Hafs duduk dengan teman-

temannya, ada seekor kijangturun dari gunung dan ia meminta berkah kepada mereka.

Abu Hafslalu menangis, kemudian ia ditanya kenapa menangis. Abu Hafsmenjawab,

"Ketika kalian duduk di sampingku tiba-tiba terbesitdalam hatiku apabila aku

mempunyai kambing, maka akan aku sembelihuntuk kalian. Maka ketika kijang ini

meminta berkah kepada kita akumerasa diriku seperti Fir'aun ketika meminta kepada

Allah untukmengizinkannya berlayar di Sungai Nil lalu Allah mengizinkannya.Lalu aku

menangis dan bertanya kepada Allah tentang apa yangdiminta dan diharapkan kijang

tersebut."

Diceritakan bahwa salah seorang Abdal berkata kepada salah satumurid Syaikh Abu

Madyan r.a., "Apa yang terjadi pada kita sehinggakita sulit melakukan sesuatu,

sedangkan Abu Madyan mudah sekalimelakukannya, padahal kita ingin mencapai

kedudukan sepertikedudukannya sedangkan ia tidak menginginkan kedudukan

kita?"Pembicaraan tersebut terdengar oleh Syaikh Abu Madyan, lalu iaberkata,

"Katakan padanya bahwa kami akan meninggalkan tujuan kamiuntuk tujuannya."

Diceritakan bahwa suatu kali Syekh Abu Madyan berjalan di gurunpasir sampai ke

sebuah sumur yang airnya meluap hingga bibir sumur,lalu ia berkata, "Aku tahu

Engkau mampu melakukan ini sedangkan akutidak mampu melakukannya. Seandainya

Engkau mendatangkan seorangbadui kepadaku, niscaya ia akan menamparku dan

memberiku minum,sungguh hal itu lebih aku sukai dan aku tahu bahwa bantuan

orangbadui itu bukan dari dirinya sendiri."

Yahya bin Mu'adz al-Razi r.a. berkata, "Apabila kamu melihat orangmenunjukkan

tanda-tanda karamah, berarti jalan spiritualnya adalahjalan kaum Abdal. Jika kamu

melihat orang menunjukkan karamah danmenyenandungkan pujian kepada Allah,

berarti ia menempuh jalancinta. Jalan kedua ini lebih utama daripada jalan pertama.

Danapabila kamu melihat orang yang berzikir dan hatinya bergantungkepada yang ia

zikirkan, berarti ia menempuh jalan ahli ma'rifat{'arifin). Inilah jalan yang paling tinggi

derajatnya."

Abu Yazid r.a. berkata, "Pada permulaan olah spiritualku, AllahSwt. memperlihatkan

tanda-tanda kekuasaan-Nya dan karamah,tetapi


aku tidak mempedulikannya. Kemudian tatkala Allah memperlihatkanlagi kepadaku,

tahulah aku bahwa Allah menjadikan hal tersebutsebagai jalan untuk mengenal-Nya."

Selesailah penjelasan dalamSyarh Ibn 'Ibad atas kitab Al-Hikam.«

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah › Bagian 1 Karamah Wali

2.2.1 Macam-macam-karamah
Sun, 2010-04-18 16:20 — admin

Al-Tajj al-Subki menjelaskan macam-macam karamah dalam kitabAl-Tabaqah al-Kubra

sebagai berikut:

1. Menghidupkan yang sudah mati

Kisah Abu 'Ubaid al-Bisri dalam sebuah peperangan ketika memohonkepada Allah untuk

menghidupkan kembali binatang yangdikendarainya, maka hiduplah binatang yang

sudah mati itu. KisahMifraj al-Dimamini ketika berkata kepada ayam yang

dipanggang,"Terbanglah!" Tiba-tiba ayam itu terbang. Kisah Syaikh al-Ahdaiketika

memanggil seekor kucing yang sudah mati, lalu kucing itumendatanginya. Hikayat

Syaikh 'Abdul Qadir ketika berbicara denganayam setelah ia menyantap dagingnya,

"Bangunlah dengan izin Allah,Zat Yang Menghidupkan tulang-tulang yang remuk," tiba-

tiba ayam itubangkit kembali. Kisah Syaikh Abu Yusuf al-Dahmani ketikamendatangi

sesosok mayat, ia berkata, "Bangkitlah! Dengan izinAllah," lalu mayat itu berdiri dan

hidup kembali dalam waktu yangcukup lama. Kisah Syaikh Zainuddin al-Faruqi al-

Syafi'i, guru besarSyam, yang diriwayatkan oleh Al-Subki bahwa di rumah

SyaikhZainuddin, ada anak kecil yang jatuh dari atap lalu meninggal.Syaikh Zainuddin

kemudian berdoa kepada Allah, hingga akhirnya anaktersebut hidup kembali. (Riwayat

Syaikh Fathuddin Yahya, putraSyaikh Zainuddin) Al-Subki selanjutnya berkata, "Tidak

ada carauntuk menghitung cerita-cerita seperti ini karena banyaknya. Tetapisaya atau

mungkin juga orang lain belum yakin bahwa seorang walibisa menghidupkan orang

yang sudah lama mati dan telah menjaditulang belulang

kemudian mayat itu hidup untuk waktu lama. Hal ini belum pernahkami temui dan saya

tidak percaya hal itu bisa dilakukan olehseorang wali, tetapi tidak diragukan bahwa

kejadian semacam itupernah dilakukan oleh nabi-nabi Hal ini bisa terjadi
melaluimukjizat bukan dengan karamah. Seorang nabi sebelum tertutupnyapintu

kenabian bisa menghidupkan umat yang telah hancur beberapaabad, kemudian mereka

hidup kembali untuk waktu lama. Saya tidakpercaya bahwa wali bisa menghidupkan

Imam Syafi'i atau Imam AbuHanifah lalu keduanya hidup dalam waktu lama sebelum

wali tersebutwafat atau bahkan hanya untuk waktu singkat dan mereka bisa

bergauldengan orang yang hidup sebagaimana mereka bergaul sebelumwafat.'

2. Dapat berbicara dengan orang mati

Karamah ini lebih banyak terjadi dibandingkan karamah sebelumnya.Misalnya kisah

tentang Abu Sa'id al-Kharazi r.a., Syaikh 'AbdulQadir r.a., dan golongan wali setelah

mereka yakni beberapa guruSyaikh Imam al-Walid, ayahanda dari Imam Taqiyuddin al-

Subki.

3. Membelah dan mengeringkan laut, serta berjalan di atas airKaramah ini sering

terjadi. Syaikhul Islam dan pemimpin kaum

mutaakhirin, Taqiyuddin bin Daqiqil 'Id juga telah mengalami halini

4. Merubah benda-benda

Diceritakan bahwa Syaikh 'Isa al-Hatar al-Yamani pernah didatangiutusan seseorang

yang mengolok-oloknya dengan membawa dua bejanapenuh arak. Kemudian Syeikh

'Isa menuangkan arak dari salah satubejana ke wadah lainnya dan Syaikh berkata

kepada murid-muridnya,"Dengan menyebut nama Allah, makanlah!" Mereka lalu

memakannya dantiba-tiba arak itu berubah menjadi mentega dan tidak terlihatsedikit

pun warna maupun aroma arak. Banyak orang menceritakankisah semacam ini.

5. Melipat jarak bumi

Diceritakan bahwa beberapa wali berkumpul di Masjid Tharsus, merekaingin sekali

mengunjungi Masjidil Haram. Mereka kemudian memasukkankepala ke dalam saku

masing-masing. Ketika kepala merekadikeluarkan, mereka sudah sampai di Masjidil

Haram. Hikayat-hikayatsemacam ini sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, tidak

adayang mengingkarinya, kecuali para pendusta.


6. Berbicara dengan benda mati dan binatang

Tidak diragukan hal ini sering terjadi Diceritakan bahwa Ibrahimbin Adham memanggil

sebatang pohon delima ketika ingin sekalime

makannya. Beliau memakannya, mulanya buahnya kecil, tetapi kemudianmemanjang,

dan yang mulanya asam, menjadi manis. Peristiwa initerjadi dua kali dalam setahun.

7. Menyembuhkan berbagai macam penyakit

Al-Sari menceritakan bahwa ia pernah bertemu dengan seoranglaki-laki di sebuah

gunung yang dapat menyembuhkan cacat sebagiananggota badan, buta, dan penyakit

lain. Diceritakan pula kisahSyaikh 'Abdul Qadir ketika berkata kepada seorang bocah

yanglumpuh, buta, dan sakit lepra, "Bangunlah dengan izin Allah."Akhirnya bocah

tersebut bangun tanpa kesulitan.

8. Menundukkan binatang

Seperti hikayat Abu Sa'id bin Abu Khair al-Mihani yang menundukkansinga dan hikayat

Ibrahim al-Khawwash. Juga kemampuan menundukkanbenda mati seperti hikayat

Syaikhul Islam 'Izzuddin bin 'Abdussalamyang menundukkan angin dalam peristiwa al-

Faranji, "Angin, bawalahmereka!"

9. Melipat waktu

10. Membentangkan waktu

Dua macam karamah di atas sulit dipahami, dan lebih baik kitamenyerahkan

pemahamannya kepada para ulama. Hikayat-hikayat tentangkeduanya cukup banyak.

11. Terkabulnya doa

Karamah macam ini sering terjadi dan kita juga seringmenyaksikannya.

12. Mengendalikan lisan ketika berkata dan fasih bicaranya.

13. Memikat hati dalam majelis hingga mempengaruhi akhir keputusanyang diambil

14. Memberitahukan dan menyingkap hal-hal gaib. Karamah inimerupakan tingkatan

yang melampaui batas pengetahuan kita

15. Sabar atas ketiadaan makanan dan minuman dalam waktu yang cukuplama

16. Mengendalikan perubahan musim

Banyak orang menceritakan bahwa ada wali yang selalu diikuti hujan,diantaranya

Syaikh 'Abdul'Abbas al-Syathir (dari kelompok ulamamutaakhirin) yang pernah menjual


hujan dengan harga beberapadirham. Banyak hikayat tentang karamah semacam ini,

sehingga tidakada alasan untuk mengingkarinya.

17. Mampu memperoleh banyak makanan

18. Terjaga dari memakan makanan haram

Diceritakan bahwa Al-Harits al-Muhasibi mampu mencium aroma panasmakanan yang

haram sehingga ia tidak jadi memakannya. Ada yangmengatakan tubuhnya bergerak-

gerak jika menemukan makanan haram.Syaikh Abu 'Abbas al-Mursi juga mempunyai

kemampuan serupa.

19. Melihat tempat yang jauh dari belakang h ijab

Sebagaimana diceritakan bahwa Syaikh Abu Ishaq al-Syirazi mampumelihat Ka'bah,

padahal ia sedang berada di Baghdad.

20. Ditakuti

Orang yang menyaksikannya secara langsung bisa meninggal sepertisahabat Abu Yazid

al-Busthami, atau menjadi tidak berkutik dihadapannya, atau mengaku bahwa ia

menyembunyikan sesuatu darinya,dan lain-lain.

21. Allah mencegah kejahatan yang akan menimpa seorang wali danmengubahnya

menjadi kebaikan, seperti yang terjadi antara ImamSyafi'i dan Khalifah Harun al-

Rasyid.

22. Menampakkan diri dalam bentuk yang berbeda-beda

Dalam istilah sufi disebut alam mitsal (dunia penyerupaan). Merekamenetapkannya

sebagai dunia pertengahan antara dunia fisik dandunia metafisik sehingga disebut alam

mitsal, yakni dunia yanglebih lembut daripada dunia fisik dan lebih kasar daripada

duniametafisik. Ruh bisa mengambil bentuk dan menampakkan diri dalambentuk yang

bermacam-macam di alam mitsal lalu menyerupai manusia,berdasarkan firman Allah,

Maka ia (malaikat) menjelma di hadapannya(dalam bentuk) manusia yang sempurna

(QS Maryam [19]: 17).Diceritakan bahwa Qadhib al-Ban al-Musili, salah seorang

Abdal,dituduh meninggalkan shalat oleh seseorang yang belum pernahmelihatnya. Ia

tiba-tiba mengubah dirinya menjadi beberapa bentuklalu bertanya, "Dalam bentuk

mana engkau melihatku tidak melakukanshalat?"

Banyak kisah mengenai karamah semacam ini. Salah satu kisah yangdisepakati oleh
para ulama Mutaakhirin adalah kisah tentang seorangsufi besar di Kairo yang berwudhu

tidak secara berurutan dimadrasah Suyufiyyah. Kemudian ada orang menegurnya,

"Wahai Syaikh,wudhumu tidak berurutan." Syaikh itu lalu menjawab, "Saya

selaluberwudhu dengan urut, kamu yang salah lihat." Ia lalu mengambiltangan orang

itu dan memperlihatkan Ka'bah kepadanya.

Orang itu kemudian melewati Mekah dan melihat Syaikh itu ada diMekah, dan ia tinggal

di sana beberapa tahun.

23. Allah memperlihatkan isi bumi kepada mereka Sebagaimanadalam hikayat Abu

Turab, ketika kakinya menjejak

bumi, tiba-tiba air memancar. Ibn al-Subki mengatakan, "Karamah initerjadi sebagai

berikut: Allah menciptakan air tidak padatempatnya, sementara bumi patuh pada kaki

yang menginjaknya."Diceritakan pula bahwa ada seseorang yang dilanda kehausan

ditengah perjalanan menunaikan ibadah haji, ia tidak menemukanseorang pun yang

memiliki air. Ia hanya menemukan seorang sufisedang menyandarkan tongkat di suatu

tempat, sementara air memancardari bawah tongkat itu. Selanjutnya ia memenuhi

bejana miliknyadengan air itu, kemudian ia menunjukkan sumber air itu kepadajamaah

haji rombongannya, akhirnya mereka memenuhi bejana yangmereka bawa dengan air

tersebut.

24. Kemudahan para ulama untuk menyusun karya dalam waktu relatifsingkat. Mereka

mampu menyusun banyak kitab di tengah kesibukandalam bidang keilmuan sampai

mereka wafat, padahal untuk menuliskankitab-kitab itu pun waktu yang ada tidak

mencukupi apalagi untukmengarangnya. Hal ini termasuk karamah memanjangkan

waktu sepertitelah kami sebutkan di muka. Para ulama sepakat bahwa umur

ImamSyafi'i r.a. tidak cukup untuk menyusun sepuluh kitabnya, padahalia setiap hari

menghatamkan Al-Qur'an sambil merenungkannya. Dansetiap bulan Ramadhan ia

khatam dua kali sehari padahal ia sibukmengajar, memberi fatwa, berpikir dan berzikir

serta terkadangtertimpa sakit karena ia terkena satu atau dua penyakit atau lebih,dan

mungkin ia terkena tiga puluh macam penyakit. Demikian jugayang terjadi pada Imam

Haramain Abu Ma'ali al-Juwani r.a., bilaumur, karya-karya yang dihasilkannya,


pertemuan-pertemuannya untukpengajaran, dan waktu zikirnya di majelis zikir yang

tidak pernahterlewatkan dibandingkan, niscaya umurnya tidak cukup untukmelakukan

semua itu.

Banyak wali yang mampu menghatamkan Al-QurKan 8 kali setiapharinya. Imam Al-

Rabani Syaikh Muhyiddin al-Nawawi r.a. telahmengisi hidupnya untuk menyusun

berbagai kitab, padahal usiahidupnya tidak cukup untuk menuliskan kitab-kitab itu

apalagi untukmengarangnya, ditambah lagi waktu untuk melakukan berbagai

ibadahdan aktivitas lainnya. Demikian juga Syaikh Imam al-Walid,ayahanda

dari Syaikhul Islam Imam Taqiyuddin al-Subki r.a. Jika waktunyauntuk menyusun

berbagai kitab, ditambah dengan kegiatan ibadahnya,aktivitas-aktivitas lain yang

bermanfaat, mengajarkan ilmu,menuliskan fatwa, membaca Al-Qursan, dan

kesibukannya dalam urusanhukum dihitung, niscaya umurnya tidak cukup untuk

melakukansepertiga dari aktivitas-aktivitasnya itu. Semua itu terjadi berkatAllah yang

Maha Suci yang telah memberikan berkah dan rahmat kepadapara wali.

25. Menghilangkan pengaruh racun dan hal yang membahayakan.

Diceritakan bahwa pada sua tu hari seorang syaikh ditantang olehseorang raja untuk

menunjukkan karamahnya, "Kalau Engkau tidak bisamenunjukkan hal yang luar biasa

kepadaku, maka aku akan membunuhmurid-muridmu ini?" Saat itu, di dekat syaikh

ada kotoran unta,lalu syaikh berkata, "Lihatlah!" Tiba-tiba kotoran itu berubahmenjadi

emas. Di sisi syaikh ada sebuah gayung tanpa air. Lalu iamengambil gayung itu dan

melemparkannya ke udara. Sewaktu iamengambilnya kembali, gayung itu sudah penuh

air, padahal posisigayung itu terbalik tetapi tidak ada setetes air pun yang

tumpah.Sang raja berkomentar, "Ini sihir!" Selanjutnya raja menyalakan apibesar, lalu

memerintahkan murid-murid syaikh itu memasukinya.Selesai mengelilingi api,

masuklah syaikh dan beberapa muridnya kedalam api. Kemudian syaikh keluar lagi dari

api itu dan menyambarputra kecil sang raja. Ia masuk kembali ke dalam api dan

menghilangselama satu jam sampai raja menduga anaknya ikut terbakar.

KemudianSyaikh dan anak raja itu keluar sambil memegang apel dan delima.Sang ayah

bertanya, "Dari mana saja kamu?" Jawabnya, "Dari taman."Berkomentarlah para

punggawa raja, "Ini dibuat-buat, tidak nyata."Sang raja berkata kepada Syaikh itu,
"Kalau kamu bisa selamat minumsegelas racun ini, maka aku akan mempercayaimu."

Syaikh itumeminumnya, maka terkoyak-koyaklah pakaiannya. Hadirin lalumemberinya

pakaian yang lain, maka terkoyak-koyaklah kainnya.Demikian hal tersebut dilakukan

berulang-ulang hingga hancurlahpakaian syaikh tersebut hingga kelihatan ototnya.

Tetapi racun yangmematikan itu tidak berpengaruh apa-apa.

Selanjutnya Al-Subki menjelaskan, "Menurut perkiraan saya, karamahpara wali lebih

dari seratus macam. Macam-macam karamah yang telahsaya kemukakan di atas

merupakan bukti bagi orang yang meremehkandan mengabaikannya. Semua karamah

di atas telah banyak diriwayatkandan diceritakan dan telah tersebar pula khabar-khabar

danriwayat-riwayat tentangnya. Jadi, selain kebenaran adalah

kesesatan, dan kalau bukan berupa penjelasan tentang hidayahberarti sia-sia. Orang

yang setuju tidak menyerah begitu saja,tetapi selalu meminta kepada Tuhannya untuk

menghubungkannya denganorang-orang yang saleh. Mereka senantiasa berjalan di

atas jalanyang lurus. Kalau saya mencoba membatasi apa yang terjadi pada parawali,

berarti saya telah mempersempit jiwa kita dan menghabiskanbanyak kertas.' Imam'

Abdur Rauf al-Munawi menuturkan dalampendahuluan kitab Thabaqah al-Shugra

tentang macam-macam karamahdengan gaya bahasa yang berbeda. Meskipun

pendapatnya tidak berbedadengan pendapat Muhyiddin Ibnu 'Arabi dalam kitab Mawaqi'

al-Nujum,akan tetapi Al-Munawi memberikan ringkasan, mengemukakanpendapat-nya

sendiri, dan menolak pendapat yang sudah ada.

Al-Munawi berkata, "Perlu diketahui bahwa tujuan Allah menampakkankaramah adalah

untuk menunjukkan keajaiban-keajaiban-Nya danmemperlihatkan tanda-tanda

kekuasaan-Nya kepada wali tersebut yangakan menambah kecintaan wali kepada

maqamnya dan memperkuattujuannya. Sebagaimana firman Allah, Agar kami

perlihatkankepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami (QS Al-Isra'[17]: 1).

Maksudnya adalah, apabila seorang wali telah menaatiAllah dan Rasul-Nya, maka Allah

akan memberikan karamah kepadanyaseperti kemampuan untuk mengetahui orang

yang akan datang darijarak jauh atau melalui hijab yang tebal, melihat Ka'bah

daritempat yang jauh, menyaksikan alam gaib, dan hal-hal luar biasalainnya seperti

yang dialami Nabi, sebagai penghormatan bagi orangyang mengikuti dan mencintainya.
Ia juga bisa menyaksikan alammalakut seperti malaikat, alam jabarut seperti jin, dan

alam ruhseperti Abdal dan Autad. Para malaikat adalah makhluk yangdifirmankan Allah

sebagai, Mereka bertasbih malam dan siang tiadahentinya (QS Al-Anbiya' [21]: 20).

Apa anggapanmu terhadap orangyang menjadi teman para malaikat yang tidak pernah

lalai. Ia pastiorang yang selalu berzikir dan merenungi kekurangan dirinya

denganmenjalankan berbagai ketaatan untuk mendapatkan kedudukan yangtinggi dan

menyaksikan {musyahadah) Yang Maha Agung dan Mulia, danteman yang

menyelamatkan dari kejahatan. Adapun alam ruhani bisadisaksikan oleh setiap orang

yang mempunyai sifat seperti malaikatyang teguh dan sungguh-sungguh menaati

perintah Allah sertamempunyai sifat-sifat yang sempurna seperti Nabi Khidir a.s.

danlain-lain. Tidakkah kau lihat Ibrahim al-Khawwas ketika bertemudengan Khidir, ia

menjadikan pertemuan itu sebagai bentukpenghormatan.

Lalu ia bertanya kepada Khidir, 'Bagaimana aku bisa melihatengkau?' Khidir menjawab,

Itu karena kebaikanmu terhadapibumu.'"

Masih menurut Al-Munawi, pertemuan dengan makhluk-makhluk Allahyang mulia harus

kita yakini sebagai perhatian Allah kepada kita,karena Allah-lah yang telah

mempertemukan kita dengan makhluk-Nyayang taat dan khawwash, yaitu makhluk

yang Dia cintai dan merekamencintai-Nya. Tidak akan sengsara orang yang menjadi

teman merekakarena mereka adalah orang-orang yang telah terlepas dariunsur-unsur

tanah dan keluar dari kejelekan-kejelekan sifatmanusia. Cahaya perlindungan Allah

telah mematangkan sifat-sifatketanahan mereka yang baik, terberkati, lurus, dan

bercampur dengansifat-sifat yang lembut, lalu mengeluarkan mereka dari asal

mulamereka untuk mencapai alam yang tinggi. Sehingga pada akhirnyakebiasaan-

kebiasan mereka menjadi luar biasa. Apabila manusiamemiliki sifat-sifat malaikat,

maka ia akan keluar dari kebiasaanmanusia dan muncul darinya keajaiban seperti yang

dimiliki malaikathasil dari musyahadatnya. Kebanyakan manusia seperti itu tidak

bisadilihat oleh mata sebab terhalang oleh sesuatu, bisa dirasakantetapi tidak bisa

dilihat, mampu berjalan di atas air, terbang diudara, tidak terlihat, dan mampu berubah

bentuk seperti alamruhani, seperti Khidir a.s. yang bisa menjelma menjadi bentuk

yangia inginkan.
Al-Munawi menjelaskan lagi, "Ketahuilah bahwa manusia bisaberpindah dari

menyaksikan alam malakut yang ada di luar dirinyauntuk melihat keadaan alam khusus

tersebut. Melihat di sini artinyaterbuka mata batinnya sehingga tersingkaplah baginya

rahasiahakikat dan tampaklah cahaya yang suci, yakni tersingkapnyaselubung hati

sehingga maksud-maksud ilahiah dan rahasia-rahasiahakikat menjadi jelas. Hal itu

menjelma dalam cermin imajinasipenglihatan sehingga mata batin bisa melihatnya

yang pada akhirnyatampak kepadanya hal-hal gaib dan apa yang tersembunyi dalam

hati.Apabila hijab (penghalang) mata hati telah tersingkap dan tutupnyatelah terbuka,

maka orang akan mampu mengetahui getaran-getaranhati yang baik dan yang buruk.

Oleh karena itu, apabila seorangwali mau, niscaya ia bisa menunjukkan

kemampuannya itu dan apabilatidak dia akan menutupinya sesuai kondisi, waktu, dan

kemaslahatan.Berdasarkan hal ini, ada sebagian wali yang mampu menyingkaphal-hal

gaib, dan sebagian lain mampu menandai sifat-sifat oranglain dalam cermin hatinya

karena kesuciannya. Hal itu berlaku bagiorang yang melepaskan keinginan-keinginan

duniawi. Dan apabila iamenemukan keinginan yang tidak sesuai dengan maqamnya,

maka ia tahubahwa itu adalah keinginan orang-orang yang ada di

hadapannya.Sebagian wali tidak mengetahui itu keinginan siapa, maka iaberbicara

tentang ciri-ciri orang yang sesuai dengan keinginantersebut. Dan sebagian lagi

mengetahui siapa yang menginginkannya,sehingga langsung menyatakannya kepada

orang yang dimaksud. Pangkalpengetahuannya adalah bahwa pada dasarnya antar hati

itu adahubungan. Apabila terlintas dalam hati syaikh atau murid sesuatuyang jelek

maka muncullah asap yang membentuk awan gelap dalam hatiSyaikh. Apabila syaikh

sedang berhadapan dengan orang yangmempunyai keinginan jelek, maka asapnya

semakin tebal, dan apabilaia memalingkan wajah darinya maka asap itu menghilang.

Apabilaterlintas sesuatu yang baik maka asap itu menjadi asap yang lembutdan berbau

harum di hidungnya. Keadaan itu terjadi apabila orangyang menginginkannya ada di

hadapannya. Apabila tidak ada, makaseperti ahli ma'rifa t yang berdiam diri di sebuah

masjid dan padasaat yang sama keluarganya atau orang lain menginginkan

makanantertentu. Tiba-tiba makanan itu ada di hadapannya, padahal ia

tidakmenginginkannya. Tahulah ia bahwa ia tidak menginginkan makanan ituuntuk


dirinya, maka ia memberikan dan mengirimkannya kepada orangyang

menginginkannya."

Termasuk kategori mukasyafah yang halus adalah terbersitnyasuatu keinginan dalam

hati seorang wali, lalu di bajunya muncullahtanda bahwa keinginannya itu

diperintahkan atau dilarang olehAllah. Sebagaimana yang dialami Abu Madyan r.a.

ketika inginmenceraikan istrinya, Abu ' Abbas al-Khasyab melihat tulisan dibaju Syaikh

Abu Madyan, "Pertahankan istrimu!" Dan seperti yangdialami Ibnu 'Arabi r.a. ketika

sibuk menyusun sebuah kitab, adayang berkata kepadanya, "Tulislah bab yang sulit

dipahami ini."Setelah itu, ia tidak tahu apa yang akan dituliskannya dan bingungsesaat.

Seteleh kebingungannya hilang, ia melihat papan bertangkaiyang bercahaya di

hadapannya, di atasnya terdapat tulisan hijaubercahaya, kemudian papan itu hilang.

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah › Bagian 1 Karamah Wali

2.2.2 Beberapa mukasyafah yang dialami wali


Sun, 2010-04-18 16:21 — admin

• Ada wali yang mampu menyingkap alam gaib, hingga dinding dankegelapan

tidak menghalanginya untuk melihat apa yang dilakukanorang-orang di dalam rumah

mereka.

• Ada wali yang ketika berjumpa dengan seorang pezina, pemabuk,pencuri,

pencela, atau orang yang suka berbuat zalim, iamelihat

goresan tanda hitam pada anggota tubuh mereka yang melakukanmaksiat 'Ali Abi Ya'zi,

guru Ibnu 'Arabi, termasuk wali yangmenempati maqam ini. Mukasyafah ini khusus bagi

orang yang bersifatwara' (orang yang benar-benar menjauhi maksiat dan syubhat).

• Ada wali yang jika ada orang yang ribut atau diam dimajelisnya, ia mengetahui

derajat dan apa yang akan terjadi denganorang itu, kenyataannya sesuai dengan apa yang

dikatakan wali itu,dan ia selamanya tidak akan salah. Diceritakan bahwa ada seoranglaki-

laki ribut di majelis Abu Madyan, lalu orang itu disuruhkeluar. Abu Madyan berkata, "Kamu

akan melihat keadaanya setahunkemudian." Sebagian orang yang hadir meminta

penjelasan, lalu AbuMadyan berkata, "Ia akan menganggap dirinya Imam Mahdi." Dua
puluhtahun kemudian, apa yang dikatakan Abu Madyan terjadi. Kemampuanini berasal dari

ilmu ladunni.

• Ada wali yang tatkala bangun tidur, di hadapannya sudahtersedia minuman dari

madu, susu, dan air, lalu ia meminumnya.

• Ada wali yang mampu mengetahui alam ruhani yang berbeda denganalam fisik,

tetapi ia tidak menggelutinya.

• Ada wali yang mampu mengetahui rahasia batu-batu mineral, dansemacamnya.

Ia mengetahui khasiat, rahasia, dan bahaya daribatu-batu itu.

• Ada wali yang dianugerahi maqam bisa memahami Allah danmendengar tanda-

tanda kekuasaan-Nya, sehingga ia bisa mendengarucapan benda-benda mati. Apakah

kemampuan itu termasuk hal yangbiasa atau luar biasa tergantung pada tingkatan

pemahaman terhadapucapan benda mati. Yang termasuk hal luar biasa ada 2

macam.Pertama, merujuk pada orang yang mendengarnya, yakni kemampuanmemahami

hakikat ucapan benda mati. Kedua, merujuk pada ucapanbenda-mati itu sendiri melalui

karamah, misalnya bertasbihnyakerikil di telapak tangan sebagian sahabat. Apabila seorang

hambamemperoleh maqam ini, maka ia akan mendengar semua benda matibertasbih

dengan bahasa yang jelas seperti bahasa manusia.

• Ada wali yang dianugerahi kemampuan menyingkap duniatumbuh-tumbuhan.

Semua tumbuhan dan rumput memberitahukan kepadawali itu sari-sari yang dikandungnya

baik yang berbahaya atau yangberkhasiat. Tumbuh-tumbuhan itu berkata, "Hai hamba

Allah,khasiatku begini dan bahayaku begini."

• Ada wali yang dikaruniai kemampuan bergaul dengan binatang.Binatang-

binatang mengucapkan salam kepadanya dengan bahasa

yang jelas dan memberitahunya tentang khasiat-khasiat yangdikandungnya.

• Ada wali yang diberi kemampuan menyibak perjalanan hidup orangyang masih

hidup, rahasia-rahasia yang diberikan kepada orang itusesuai dengan keadaannya, dan

bagaimana perkembangan ibadahnyadalam perjalanan hidupnya itu.

• Ada wali yang diberi kemampuan melihat hal-hal yang tidakmungkin melalui

jentera dan merubah yang kasar menjadi lembut dansebaliknya.


• Ada wali yang diberi kemampuan meramalkan hal-hal jelek yangakan terjadi,

lalu ia meminta dihindarkan sehingga ia tidak terkenahal buruk itu.

• Ada wali yang diberi kemampuan ilmu astrologi dan cara-carayang sistematis

dan menyeluruh.

• Ada wali yang dianugerahi kemampuan mencapai ilmu-ilmu ilahiyahdan

diberitahu cara-cara untuk mencapainya seperti persiapan yangharus dilakukan, etika dalam

mencari dan mengamalkan ilmu, memegangdan menyebarluaskannya, serta cara menjaga

hati dari hal-hal yangmerusak. Semua cara itu adalah satu kesatuan dan tersembunyi

• Ada wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui tingkatanilmu-ilmu teoritis,

ide-ide yang cemerlang, dan bentuk-bentukkesalahan pemahamannya, kemampuan

membedakan antara prasangka danilmu, berbagai hal yang terjadi di antara alam arwah dan

alamfisik, sebab terjadinya, dan berjalannya rahasia ilahi di alam iniserta sebabnya.

• Ada wali yang mampu menangkap alam tashwir, alam taksin, alambenda-benda

mati, bentuk-bentuk suci dan jiwa tumbuhan yangmestinya diketahui akal dalam bentuk dan

susunan yang baik,rahasia-rahasia kelemahan, kelembutan dan rahmat orang-orang

yangdisifatinya.

• Ada wali yang mampu menguak tingkatan kutub bumi.

• Ada wali yang mampu menguak benda-benda yang memantulkancahaya, benda-

benda yang langgeng, benda-benda yang abadi, rahasiaalam, dan kemampuan untuk

menjaga dan menyampaikan amanat kepadaorang yang berhak.

• Ada wali yang dianugerahi pengetahuan tentang simbol-simbol,penghitungan,

dan firasat

• Ada wali yang disingkapkan baginya dunia lain, mampu menyingkapkebenaran

dan pendapat-pendapat yang benar, mazhab-mazhab yanglurus, dan syariat-syariat yang

telah diturunkan.

• Ada wali yang terlihat sebagai orang alim, Allah telahmenghiasi mereka dengan

pengetahuan-pengetahuan suci sebagaisebaik-baik perhiasan.


• Ada wali yang dianugerahi kewibawaan, ketenangan, teguhpendirian, dan

kemampuan mengetahui tipu muslihat danrahasia-rahasia yang tersembunyi, dan

sejenisnya.

• Ada wali yang mampu berbicara, tetapi tidak terlihat siapa yangdiajak bicara. Ia

berbicara dengannya dan mendengar pembicaraanitu, baik pembicaraannya muncul tanpa

dipikir sebelumnya, atausebagai jawaban atas pertanyaan secara seketika, serta memberi

danmenjawab salam.

• Ada wali yang naik maqamnya, hingga ia mampu berbicara kepadamalaikat dan

bercakap-cakap dengannya. Apabila seorang hambamencapai maqam ini maka ia bisa

memanggil dan berhubungandengannya. Apabila ia hanya berbicara kepadanya, maka

malaikattidak menjawabnya. Tetapi apabila pembicaraan antara mereka benar,mereka akan

saling berbicara. Dan apabila ia mengalami haltersebut, maka malaikat akan menolongnya.

• Ada wali yang mampu mengatakan sesuatu yang belum terjadi

danmemberitakan hal-hal gaib sebelum tampak. Dalam hal ini ada tigabentuk yang mungkin

terjadi; berupa penyampaian, tulisan, danpertemuan. Ibnu Mukhallad mengalami tiga hal

tersebut

• Ada wali yang disingkapkan baginya alam keraguan, kekurangan,kelemahan,

dan rahasia-rahasia perbuatan.

• Ada wali yang diperlihatkan padanya alam jin dan tingkatanderajatnya, neraka

beserta tingkatannya, dan tingkatanazabnya.

• Ada wali yang mampu mengetahui sifat-sifat manusia. Sebagianmanusia

tertutup sifatnya dan sebagian lain terbuka. Merekamempunyai tasbih khusus yang bisa

diketahui oleh wali apabila iamendengarnya. Ibnu 'Arabi berkata, "Kita telah sama-

samamenyaksikan karamah seperti ini. Sebagian wali menuju maqam yangmulia sehingga ia

mampu mengatakan 'jadilah' maka sesuatu yangdikehendakinya itu terjadi dengan izin

Allah. Maqam ini sangatmulia dan merupakan bukti terbesar kewalian seseorang." Nabi

Isaa.s. berkata, "Aku bisa menyembuhkan orang buta sejak lahir danorang yang

berpenyakit lepra dan menghidupkan orang mati denganizin Allah" (QS Ali Imran [3]: 49).

Masuk akal jika Allahmemuliakan wali dengan memberinya karamah. Sesungguhnya


karamahyang diterima seorang wali merupakan penghormatan kepada Nabi Saw.,karena

wali tersebut telah mengikuti dan menjalankanajaran-ajarannya, sehingga ia pantas

mendapatkannya.

• Ada wali yang naik menuju alam gaib, lalu ia melihat di sebelahkanan alam itu,

ada sebuah pena yang menulis kejadian-kejadian dilauh mahfud dalam bentuk huruf-huruf

yang bersyakal dan bertitik.Hal tersebut untuk membedakan beberapa bentuk dan jenis

makhluk.Seperti golongan manusia, makhluk berkaki empat, makhluk bersayap,macam-

macam benda mati, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lainnya.Orang yang mempunyai

maqam ini selalu berusaha menemukan pemilikhuruf yang tertulis dalam susunan yang rapi

tersebut. Apabilapenelitiannya lama, padahal usianya pendek, maka Allah

membuatnyarendah hati dan memohon kepada Allah untuk menghapuskannya.

• Ada wali yang menjaga diri dari makanan, minuman, dan baju yangsyubhat

(tidak jelas kehalalan dan keharamannya), apalagi dari yangharam. Hal itu ditandai dengan

tanda yang ditunjukkan Allah dalamdirinya atau dalam sesuatu yang haram dan syubhat itu.

Seperti yangdialami Al-Haris al-Muhasibi, apabila dihidangkan kepadanya makananyang

syubhat, tiba-tiba keluar keringat dari jarinya. Begitu pulayang terjadi pada ibu dari Abu

Yazid al-Bustami ketikamengandungnya, tangannya tidak pernah menyentuh makanan

syubhat,bahkan tangannya mengenggam sendiri jika menemukan makanan syubhat.Wali

lainnya merasa mual memakan makanan syubhat, sehinggamemuntahkannya kembali. Ada

juga makanan syubhat di hadapan seorangwali berubah menjadi darah, ulat, berwarna

hitam, atau babi, danlain-lain.

• Ada wali yang apabila menyentuh makanan yang sedikit, makamakanan itu

menjadi banyak. Misalnya, seorang wali yang dikunjungiteman-temannya padahal ia hanya

mempunyai satu makanan saja. Laluia mengiris roti dan menutupinya dengan kain. Maka

mereka punmemakan roti itu sampai kenyang padahal roti itu tetap sepertisemula (tidak

berkurang). Karamah ini merupakan warisan NabiMuhammad Saw. Contoh lainnya adalah

yang terjadi pada Abu' Abdillahal-Tawadi yang membawa secarik kain dan memegang

sisinya, kemudiania menunjukkan ujungnya kepada penjahit sambil berkata

kepadanya,"Ambillah kain ini sehingga cukup untuk orang banyak." Kain itulalu diambil tapi
tetap tidak habis-habis dengan izin Allah. Lalupenjahit itu berkata, "Kain ini tidak habis-

habis." Lalu Abu'Abdillah melemparkan kain itu dan berkata, "Sudah, cukup!"

• Ada wali yang mampu menjadikan satu macam makanan dalam piringmenjadi

bermacam-macam sesuai dengan keinginan orang yang ada. Halini pernah terjadi pada

salah seorang guru Abu Madyan r.a. Dalamsuatu perjalanan, ia bertemu dengan seorang

laki-laki, laluberjalan bersamanya sebentar dan ia masuk ke rumah perempuan tua disebuah

gua. Sore harinya, ia kembali lagi ke perempuan tua itu danduduk di sampingnya sampai

putra perempuan itu datang. Anak itumengucapkan salam kepadanya, lalu perempuan tua

itu menghidangkannampan berisi piring dan roti. Syaikh dan anak itu mulai makan. Sisyaikh

berkata, "Saya ingin yang saya makan ini menjadi begini."Anak itu lalu menjawab, "Wahai

Syaikh, dengan nama Allah makanlahapa yang kau inginkan." Abu Madyan kemudian

berkata, "Ketika sayaterus menerus mengangankan keinginanku, anak itu melontarkan

ucapanpertamanya, dan tiba-tiba saya mendapatkan makanan yang sayaangankan. Anak itu

masih muda, belum punya rambut dipelipisnya."

• Ada wali yang bisa menjadikan makanan, minuman dan bajunyatergantung di

udara. Seperti yang terjadi pada salah seorang waliyang membutuhkan air di padang pasir.

Tiba-tiba ia mendengarderingan di atas kepalanya, lalu ia mendongakkan kepalanya, dan

disitu ada gelas yang tergantung pada rantai emas. Ia meminumnya lalumeninggalkannya.

• Ada wali yang bisa merubah air yang pahit dan asin yangditemukannya menjadi

manis dan segar. Ibnu' Arabi berkata, "Sayapernah meminum air semacam itu dari

Abdullah, anak Ustaz al-Marwazir.a., salah seorang khawwash murid dari salah seorang guru

AbuMadyan.

• Ada wali yang memakan makanan dari orang lain. Zaid memakanmakanan dari

'Umar padahal 'Umar tidak di hadapannya. 'Umar merasakenyang di tempatnya dan dia

merasakan bau makanan itu seakan-akandia yang memakannya. Hal ini pernah terjadi pada

Al-Hajj AbuMuhammad al-Marwazi dan Abu' Abbas bin Abi Marwan di Ghirnatah. Halitu

terjadi karena ahli ma'rifat ini mempunyai keinginan yang sucidan bersih dari dosa dalam

batinnya. Allah memberikan karamah dalamdirinya sebagai penghormatan dan untuk

membaguskan maqamnya, makadari keinginannya itu keluarlah apa yang ia sebutkan.


• Ada wali yang memakan makanan spiritual yang menjadikan jiwanyakekal. Ia

tidak membutuhkan makanan jasmaniah kecuali hanya sedikituntuk mempertahankan

dirinya. Kekekalan jiwa bisa tercapai denganmakanan ruhani.

• Ada wali yang mengetahui rahasia biji-bijian dan penyemaiannyadi bumi, hujan

yang menyebabkannya tumbuh, angin yangmenyebarluaskannya dan apa-apa yang

membuat bumi menjadi tenang,serta matahari yang memancarkan cahayanya sebagai

makanan bagitumbuhan. Makanan itu mengandung kesempurnaan seperti yangdiusahakan

manusia. Pengetahuan tentang ini adalah ilmu yang muliadan bernilai tinggi yang Allah

berikan kepada para wali-Nya.

• Ada wali yang dikaruniai kemampuan mengetahui hakikat bumi,lapisan-lapisan,

dan rahasia-rahasianya, serta segala hukum alamyang ditetapkan oleh Allah secara

terperinci.

• Ada wali yang dibukakan kepadanya alam malakut, rahasiakehidupan, dan

pengetahuan yang tersembunyi di dalam air, sehinggaia bisa mengetahui kehidupan yang

kasat dan tak kasat mata danmampu merasakan hal-hal yang berbahaya dan zat-zat yang

ada dilaut.

• Ada wali yang mengetahui segala tingkat ilmu, kegunaannya didunia, siapa yang

memiliki dan tidak memilikinya, danlain-lain.

• Ada wali yang bisa berjalan di udara. Hal tersebut dialami olehbanyak wali. Ada

seorang laki-laki yang melihat orang sedangberjalan di udara, lalu ia bertanya kepadanya,

"Karena apa engkaumendapatkan karamah itu?" Ia menjawab, "Kutinggalkan nafsuku

untukmenuruti keinginan-Nya, maka Dia menundukkan udara bagiku." Lalu iaberlalu.

• Ada wali yang dibukakan kepadanya pintu alam ruh di alammalakut, sehingga ia

bisa mengetahui hakikat dari rahasia dan caramalaikat naik turun, rahasia pengaturan dan

penundukan mereka,kewajiban-kewajiban dan hak-hak mereka.

• Ada wali yang bisa datang ke lauh mahfuzh melalui esensihatinya. Lalu dengan

izin Allah, ia dapat menyingkap danmenyaksikan secara langsung (musyahadah) hal-hal

yang ada di sana,padahal anggota badannya tidak bergerak, kecuali keduamatanya.


• Ada wali yang terus-menerus bersimpuh di hadapan lauh mahfuzh,padahal tidak

ada manfaatnya.

• Ada wali yang terkadang menyaksikan lauh mahfuzh

• Ada wali yang bisa melihat bagaimana pena menulis di atas lauhmahfuzh.

• Ada wali yang melihat gerakan pena di lauh mahfuzh. Setiapmaqam mempunyai

tata cara yang khusus. Tanda orang yang menyaksikanlauh mahfuzh adalah ia menyebutkan

rahasiamu padahal kamu diamsaja. Seperti yang dikatakan Al-Junaid r.a. ketika ditanya,

"Siapaahli ma'rifat itu?" Ia menjawab, "Orang yang memberitahukanrahasiamu padahal

kamu diam saja." Dan tanda orang yang menyaksikanpena lauh mahfuzh sedang menulis

adalah ia bisa mengetahui rahasiayang kamu katakan dalam hati dari manapun asalnya dan

sebabadanya.

• Ada wali yang diperlihatkan oleh Allah rahasia-rahasia yangtersimpan di alam

yang paling agung.

• Ada wali yang diperlihatkan oleh Allah alasan dan sebab terjadiatau tidak

terjadinya suatu peristiwa. Setelah ia mengetahuinya, iamemikirkan apakah peristiwa itu

mempunyai pengaruh atau tidak?Apabila ada pengaruhnya, maka ia bersiap-siap untuk

menerimanya.Apabila pengaruhnya merusak, maka ia memperingatkan teman-

temannya.Apabila pengaruhnya berupa rahmat atau kabar gembira, maka iabersiap-siap

untuk bersyukur dan memuji Allah. Seperti Ibnu Barjanr.a. yang memberitahukan tahun

akan terjadinya penaklukan BaitulMaqdis. Dan pada tahun yang ditentukan, terjadilah apa

yangdiramalkannya.

• Ada wali yang diberitahu Allah tentang kelemahan dirinya, apayang akan ia

dapatkan, dan bagaimana keadaannya nanti.

• Ada wali yang sampai pada keadaan ketika ia tidak melihatseorang pun yang ia

ajak bicara kecuali Allah Swt. Ia melaksanakansegala perintah-Nya. Maqam ini adalah

maqam yang penting. Orangyang mengalami maqam ini adalah Khair al-Nasaj r.a.

ketikaterbersit hal tersebut dalam pikirannya, lalu ia diuji denganbertemu seseorang yang

berkata kepadanya, "Kamu budakku, namamuKhair." Nassaj seakan-akan mendengar Allah

yang mengatakan ucapantersebut. Orang itu kemudian mempekerjakan Nassaj selama


beberapatahun, lalu ia berkata kepadanya, "Kamu bukan budakku dan namamubukan

Khair." Lalu orang itu melepaskan Nassaj.

Demikianlah, karamah tidak akan pernah habis untuk diungkap.Karamah-karamah

yang disebutkan di atas cukup untuk mencapaitujuan, yaitu agar manusia tidak

meremehkan para wali, bersopansantun kepada mereka apabila mendengar perkataan,

perbuatan ataukeadaan mereka, mematuhi perkataan mereka meskipun belum paham,

danberdamai dengan mereka supaya selamat. Apabila engkau mendengarrahasia Allah

yang tersembunyi dalam diri makhluk yang dipilihsesuai dengan kehendak-Nya, maka

terimalah dan percayailah, jikatidak, maka kamu tidak akan mendapat kebaikan.

Inilah penjelasan yang saya ambil dari pendahuluan kitabAl-Tabaqat al-Kubra karya

Imam 'Abdul Rauf al-Munawi r.a. juga yangtelah saya lihat dalam kitab Mawaqi' al-

Nujum karya Syaikh al-AkbarIbnu 'Arabi r.a.

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah › Bagian 1 Karamah Wali

2.2.3 Karamah Sebagai Buah Ketaatan Anggota Tubuh


Sun, 2010-04-18 16:20 — admin

Dalam kitab al-Futuhat, Ibnu 'Arabi menyebutkan kitabnya yangberjudul Mawaqi' al-

Nujum, yang sering dipujinya sebagai kitab yangsangat bagus dalam mengupas

masalah karamah yang muncul darianggota-anggota tubuh yang taat. Anggota tubuh

itu adalah mata,telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, kaki, dan hati. Apabilamasing-

masing anggota tubuh menaati hukum syara' dan dilakukan olehorang yang

bertanggung jawab, maka akan muncul karamah. Dalam kitabtersebut disebutkan

berbagai pengetahuan, rahasia ilmu hakikat, danmanfaat ilmu syariat. Saya berusaha

meringkas sedikit tentangdelapan anggota tubuh dan karamah yang muncul dari

nggota tubuhsebagai upaya untuk menyempurnakan manfaat dan untuk

mencapaitujuan kami. Dan karena Imam al-Munawi tidak menguraikan arti

darikaramah yang muncul dari anggota-anggota tubuh yang taat, dalampenjelasan

sebelumnya yang diambil dari kitab Mawaqi' al-Nujum,maka di sini saya akan berusaha

memaparkannya.
1. Mata

Di antara karamah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan danmenjauhi

kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauhsebelum ia datang, bisa

melihat dari balik dinding tebal, melihatKa'bah ketika shalat, dan lain-lain. Di antara

karamah lainnyaadalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik

malaikat,penghuni ketinggian (mala'ul a'la), jin, Nabi Khidir, dan paraAbdal.

2. Telinga

Bila telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhikemaksiatan, karamah

yang akan muncul adalah mendengar kabargembira bahwa sang pemiliknya merupakan

salah seorang yang diberihidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah

terbesar,sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlahkabar

kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataanlalu mengikuti apa

yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]:17-18).

Karamah lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehinggaterdengar

semua benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yangjelas, sebagaimana bahasa

manusia.

3 Lidah

Ketika lidah digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindarikemaksiatan,

karamah yang akan muncul adalah mampu berbicara danbercakap-cakap dengan alam

yang lebih tinggi (alam a'la). Jadi,apabila seorang hamba memperoleh karamah atas

telinganya, maka iaakan bisa memanggil dan berhubungan dengan para penghuni alam

yanglebih tinggi. Apabila ia hanya sekedar berbicara dengannya,penghuni alam itu

tidak menjawabnya. Apabila terjadi pembicaraanantara dia dengan mereka, maka

kemampuannya berbicara dengan merekaadalah karamah lisan, kemampuannya

mendengar ucapan mereka adalahkaramah telinga, dan kemampuannya menyaksikan

mereka adalah karamahmata. Demikian juga anggota-anggota tubuh lainnya, karena

adahubungan antara anggota-anggota badan dan ketaatan yangdilakukannya. Di

antara karamah lainnya adalah mampu mengatakansuatu keadaan sebelum terjadinya,

memberitahukan hal-hal gaib, danakan munculnya benda-benda.

4. Tangan
Di antara karamah yang akan muncul bila tangan dipergunakan untukmelakukan

ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah munculnya warnaputih bersih tanpa noda

di tangan ketika dimasukkan ke dalam sakuseperti yang terjadi pada Nabi Musa as,

memancarkan air disela-sela jari yang terjadi pada Nabi Muhammad Saw.,

melemparkantanah ke muka musuh, sehingga mereka kalah. Para wali Allah

dengankehendak-Nya mengepalkan tangan ke udara, lalu ketika merekamembukanya

muncullah perak, emas, dan lain-lain.

5. Perut

Di antara karamah yang muncul bila perut digunakan untuk melakukanketaatan dan

menjauhi kemaksiatan —tidaktermasuk dalam kategori makr dan istidraj—adalah

terpeliharanya perut dari makanan, minuman, dan pakaian yangtidak halal dengan

munculnya tanda yang disampaikan oleh Allah.Adakalanya tanda itu muncul dalam

dirinya sendiri atau dari sesuatuyang bersifat syubhat atau haram, sehingga ia hanya

memperolehsesuatu yang baik saja. Dikisahkan bahwa ketika disajikan

makanansyubhat kepada Al-Harits al-Muhasibi r.a., mengucurlah keringat disela-sela

jarinya. Begitu juga yang terjadi pada ibunda Abu Yazidal-Busthami r.a. ketika sedang

mengandung Abu Yazid, tangannyatidak pernah menyentuh makanan haram. Pada wali

lain, muncul suarayang berkata "jauhi". Wali lainnya jatuh pingsan ketika

menemukanmakanan yang tidak halal. Ada juga wali yang

makanan haram di hadapannya berubah menjadi darah, berwarna hitam,seekor babi,

dan lain-lain yang Allah khususkan bagi para wali danorang-orang suci-Nya.

Karamah lain yang muncul karena ketaatan perut adalah makanan yangsedikit bisa

mengenyangkan orang banyak. Ini merupakan warisan dariRasulullah Saw. Ketika itu,

Rasulullah menggelar sebuah tikar kulitdan didatangi oleh pemilik gandum dengan

memberikan setangkaigandumnya dan pemilik biji-bijian dengan memberikan

setangkaibiji-bijiannya, hingga terkumpullah sedikit makanan. Beliau berdoaagar

makanan itu diberkati, lalu orang-orang mengisi tempat yangmereka bawa dengan

makanan itu sampai penuh, sebagaimana dijelaskandalam hadis sahih riwayat Muslim.

Karamah perut yang lainnya adalah dapat membuat satu macam makanandi atas piring

menjadi berbagai macam jenis makanan sesuai dengankeinginan orang-orang yang


hadir di tempat itu. Termasuk karamahperut lainnya adalah didatangi jin atau raja yang

membawakanmakanan, minuman, dan pakaiannya, atau menggantungkannya diudara.

Karamah lain dalam maqam ini adalah mampu mengubah air minum yangasin dan

pahit menjadi manis. Ibnu 'Arabi berkata, "Saya pernahmeminum minuman seperti itu

dari tangan Abu Muhammad 'Abdullah binUstad Al-Marwazi Al-Hajj, termasuk murid

khusus Abu Madyan r.a.,beliau selalu disebut sebagai Al-hajj al-mabrur. Makanan halal

ituadakalanya diperoleh dengan bekerja atau dengan menjauhi dosa-dosa,seperti yang

dikatakan beberapa syaikh, "Ahli ma'rifat adalah orangyang tidak memadamkan cahaya

ma'rifatnya sebagai cahaya wara'nya,maka ketika diperoleh barang halal, sedikit saja

cukup baginya.Bila ia melaksanakan hal ini, maka tumbuh dalam batinnya

keinginanmelakukan perbuatan baik yang diwujudkan Allah dalam jiwa hamba

inisebagai karamah karena kedudukan dan kejujurannya." Dan darikehendak kuat itu

keluar semua yang telah kami sebutkan dan banyakkaramah yang belum terlintas

dalam benak manusia.

6. Kemaluan

Di antara karamah yang dihasilkan ketika kemaluan dipergunakanuntuk melaksanakan

ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalahanugerah dari Allah berupa rahasia

menghidupkan orang-orang mati,menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan

penderita lepra, danmeninggalkan semua perkara yang membuatnya melupakan Allah.

Allahberfirman, Dan Maryam puteri 'Imran yang memelihara

kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dariruh Kami (QS Al-

Tahrim [66]: 12). Dan Kami jadikan dia dan anaknyatanda (kekuasaan Allah) yang

besar bagi semesta alam (QS Al-Anbiya'[21]: 91). Dalam hal ini, Ibnu 'Arabi juga telah

menjelaskan secaramendalam hubungan-hubungan lain antara ketaatan anggota tubuh

dankaramah yang dikeluarkannya, hikmah-hikmah dan rahasia ilmuhakikat

7. Kaki

Di antara karamah yang akan muncul jika digunakan untukmelaksanakan ketaatan dan

menjauhi kemaksiatan ada-lah mampuberjalan di atas air, dapat mengelilingi bumi, dan

berjalan diudara. Hikayat-hikayat tentang maqam ini sangat terkenal,

sakingterkenalnya hingga tidak perlu lagi kami jelaskan di sini.Kitab-kitab kumpulan


syair dipenuhi hikayat-hikayat tentang karamahini. Karena Allah Swt. adalah pemilik

para wali, maka Diamemunculkan semua karamah ini bersama mereka. Ibnu

'Arabimenyatakan, "Kami telah menyaksikan dengan jelas penempuh jalan iniberjalan

di atas air dan di udara, dan dapat melipat bumi."

8. Hati

Di antara karamah hati ketika digunakan untuk melakukan ketaatandan menjauhi

kemaksiatan adalah mampu mengetahui sesuatu sebelumterjadi. Ibnu 'Arabi berkata,

"Ketahuilah anakku, Allah telahmenolongmu, menerangi hatimu, melapangkan dadamu,

dan menyucikanpakaian serta hatimu. Segala karamah yang berkaitan dengan

anggotatubuh lainnya merujuk dan kembali kepada hati. Kalau tidak adahati, maka

seluruh anggota tubuh lainnya tidak berarti. Setiapperbuatan berasal dari hati, kalau

tidak didasari keikhlasansebagai aktivitas hati, maka amal tersebut bagai debu

beterbangan,tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebahagiaan."

Allah berfirman, Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untukmenyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalammenjalankan agama dengan lurus (QS

Al-Bayyinah [98]: 5). DanRasulullah bersabda, "Sesungguhnya segala perbuatan

tergantung padaniat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa yang

diniatkannya.Barangsiapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnyaadalah

kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah kepadadunia dan perempuan

yang akan dinikahinya, maka hijrahnya adalahkepada apa yang menjadi tujuan

hijrahnya." Dari sini jelaslah bahwasudi dan ternodanya semua perbuatan lahir maupun

batintergantung

pada hati. Jadi, gerakan atau diamnya anggota tubuh untuk menaatisyariat dan

melakukan maksiat hanya berdasarkan pada perintahdan

kehendak hati.

Gagasan muncul pertama kali di dalam hati. Apabila hati inginmewujudkan gagasan itu,

maka ia mempertimbangkan anggota tubuh manayang sesuai untuk melakukan

gagasan itu, lalu hati menggerakkananggota tubuh yang dipilihnya untuk mewujudkan

gagasan itu, baikuntuk ketaatan maupun kemaksiatan, dan atas anggota tubuh
itulahpahala dan siksa diberikan. Tidakkah kamu merenungkan bagaimanaAllah

menganggap pandangan pertama kepada seorang perempuan bukanmuhrim yang

dilakukan tanpa sengaja dan tidak diniati dalam hatisebagai suatu hal yang dimaafkan

dan tidak dikenai siksa?

Demikian pula ketika seorang hamba melakukan perbuatan salah tanpasengaja, maka

Allah benar-benar telah mengampuni perbuatannya itu,sebagaimana bila hati

menghendaki dan berniat melakukankemaksiatan, tetapi tidak jadi melakukannya,

maka niatnya itu tidakditulis dan tidak dihitung, selama belum dilakukan atau

hanyasebatas ucapan semata. Adapun jika hati berniat melakukan ketaatan,maka ia

akan diberi ganjaran sesuai dengan niat dan harapannya,meskipun ia belum melakukan

ketaatan yang telah diniatkannya,niatnya telah ditulis sebagai kebaikan. Bila kamu

meyakini hal ini,maka tetaplah yakin bahwa hati adalah pemimpin raga.

Seluruhkaramah yang muncul dari anggota tubuh merujuk kepada hati, danhati itu

sendiri dapat memunculkan karamah-karamah tertentu.

Karamah hati lainnya adalah Allah Swt. memperlihatkan kepadanyasemua yang

tersimpan di dunia, berupa rahasia-rahasia, alasan dansebab perintah-Nya, atau apa

pun yang mewujud dalam alam, baikspiritual maupun non spiritual, seperti yang sudah

dijelaskan olehSayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi dalam kitabnya.

2.2.4 Penutup
Sun, 2010-04-18 16:27 — admin

Sayyid Muhyiddin Ibnu 'Arabi r .a. menjelaskan bahwa terlipatnyabumi (menempuh

jarak bumi dalam sekejap) bagi ahlul mujahadah(perang besar melawan nafsu) yang

mempunyai kemampuan luar biasaadalah tanda kesungguhan dan kegigihan mereka

dalam beribadah danbekerja, karena Allah Yang Maha Maha Bijaksana, Maha

Mengetahui,lagi Maha Waspada, menyimpan hikmah dalam setiap

munasabah(kesesuaian), itulah yang menjadi landasan kitab ini (Mawaqi'al-Nujum).

Suatu maqam tidak akan diperoleh, kecuali jika adakesesuaian

antara maqam itu dan sifat yang kita punya. Seperti halnya mata,jika kita

menggunakannya sesuai dengan perintah Allah Swt., baikyang wajib maupun yang
sunnah, dan bersegera menggunakan-nya dengansebaik-baiknya, maka mata akan

dapat bermusyahadah.

Apabila kita diberi kemampuan munajat (doa dalam bentukpercakapan intim antara

Allah dan manusia), maka jiwa akan merasabahagia dari segi pendengaran (telinga)

bukan penglihatan (mata).Mata tidak bisa merasakan kenikmatan munajat, karena

hakikat fungsimata adalah melihat dan mata tidak mengenal munajat,

pembicaraan,dan lain-lain. Pahala yang diberikan Allah Swt. senantiasa sesuaidan

cocok dengan yang menerimanya, karena Dia senantiasa meletakkansesuatu pada

tempatnya (Maha Adil). Allah tidak menjadikanmusyahadah sebagai pahala bagi telinga

dan munajat sebagai pahalabagi mata karena hakikatnya bukan begitu. Meskipun kita

menganggaplogis bahwa mata bisa mendengar, pada hakikatnya

kemampuanmendengar itu bukan dilakukan oleh mata, tetapi dilakukan olehtelinga.

Mata berfungsi untuk melihat dan musyahadah. Jika seorangwali hanya memiliki satu

sarana pengetahuan sebagaimana dikatakanoleh sebagian wali, maka ia bisa

mendengar dengan matanya danmelihat dengan telinganya. Hal tersebut sesuai dengan

apa yangtelah kami jelaskan.

Ilmu munasabah adalah ilmu yang mulia yang hanya diketahui olehorang yang

mendalam ilmunya (rasikhuna fi al-'ilmi). Apabilademikian, maka apa manfaatnya mata

jika belum pernah merasakanmusyahadah. Oleh karena itu, bisa ditetapkan bahwa

kemampuanseorang hamba untuk melipat bumi (mengelilingi bumi dalam

sekejap)dalam alam kabir merupakan hasil dari kemampuannya melipat unsurtanah

dalam dirinya dengan melakukan mujahadah dan macam-macamibadah serta menjaga

kesucian dan menahan lapar selamabermalam-malam. Begitu juga kemampuan

berjalan di atas air bagiorang yang memberi makan orang yang membutuhkan,

memberi pakaianorang yang telanjang, baik dari hartanya maupun karena gaji

ataskerja mereka, mengajar orang yang bodoh, dan memberi petunjukkepada para

pencari ilmu. Kedua kemampuan ini merupakan rahasia duakehidupan, baik kehidupan

panca indra maupun kehidupan ilmiyah. Adahubungan yang jelas antara dua kehidupan

di atas dengan air. Barangsiapa mampu menguasai dua kehidupan itu, maka ia bisa
menguasaiair. Kapan pun ia mau, ia bisa berjalan di atasnya.

Begitu pula kemampuan menghidupkan orang yang mati dalam kehidupanilmiah. Akan

tetapi, Ibnu 'Arabi tidak begitu yakin dengan

karamah ini. Ibnu 'Arabi hanya mengatakan bahwa apabila hal ituterjadi, inilah sebab-

sebab, asal, dan sumbernya. Apabila hal tidakterjadi, berarti itu bukan bagian orang

'arif. Bagiannya hanya padakedudukan dan rahasia-rahasianya saja. Sebagaimana

orang yang mampuberjalan di udara. Ia tidak bisa melakukan hal itu, kecuali jika

iameninggalkan nafsunya untuk mengikuti keinginan Allah.

Ibnu 'Arabi pernah terlihat berjalan di udara, kemudian ia ditanya,"Dengan cara apa

kamu memperoleh karamah ini?" Ia menjawab,"Kutinggalkan nafsuku untuk

melaksanakan keinginan-Nya, sehinggaAllah menundukkan udara untuk-ku." Dalam

pengetahuan tentangmunasabah, ilmu dan hikmah merupakan ketetapan logika dan

ketetapanilahiyah yang mengandung hikmah.

Barangsiapa berpendapat bahwa Allah Swt. melakukan perbuatan yangbertentangan

dengan hal di atas, berarti ia tidak mempunyaipengetahuan tentang letak-letak

hikmah. Allah berfirman. Makan danminumlah dengan enak disebabkan amal yang

telah kamu kerjakan padahari-hari yang telah lalu (QS Al-Haqqah [69]: 24), yakni hari-

haripuasa. Allah tidak berfirman saksikanlah atau dengarlah, karenaitulah balasan yang

sesuai atas puasa yang telah merekalakukan.

Allah berfirman, Pada hari kiamat ini, Kami melupakan merekasebagaimana mereka

melupakan pertemuan mereka dengan hari ini (QSAl-A'raf [7]: 51); Demikianlah telah

datang kepadamu ayat-ayatKami, tetapi kamu melupakannya, maka pada hari ini kamu

pundilupakan (QS Thaha [20]: 126); Jika kamu mengejek Kami, maka Kamipun akan

mengejek kamu sebagaimana kamu mengejek Kami (QS Hud [11]:38); Sesungguhnya

orang-orang yang berdosa adalah mereka yangmenertawakan orang-orang yang

beriman (QS Al-Muthaffifin [83]: 29).Dalam ayat selanjutnya, Allah berfirman tentang

balasan untukorang-orang kafir, Pada hari ini, orang-orang beriman

menertawakanorang-orang kafir (QS Al-Muthaffifin [83]: 34)). Lalu

Diamenyempurnakan firman-Nya, Sesungguhnya orang-orang kafir telahdiberi balasan

atas apa yang dahulu mereka lakukan (QSAl-Muthaffifin [83]: 36). Allah membalas
olok-olok orang-orangmunafiq kepada orang-orang mukmin sebagaimana dinyatakan

dalamfirman-Nya, Allah membalas olok-olok mereka (QS Al-Baqarah [2]:15). Ayat ini

jawaban atas ayat sebelumnya, Sesungguhnya kami hanyamengolok-olok. (QS Al-

Baqarah [2]: 14) ^ fl i

Sebagian syaikh mimpi bertemu Muhyiddin Ibnu 'Arabi, lalu merekabertanya, "Apa

yang Allah lakukan kepadamu?" Ibnu 'Arabi

menjawab, "Dia mengasihiku dan berkata kepadaku, 'Makanlah haiorang yang tidak

makan! Minumlah hai orang yang tidak minum!'"

Mengapa Allah tidak mengatakan, "Makanlah, hai orang yangmenghabiskan malam

dengan membaca Al-Qurvan! Minumlah, hai orangyang melewati hari-hari melelahkan!"

Inilah kesesuaian yangdianugerahkan Allah sebagai hikmah, Allah Maha Mengetahui

lagi MahaBijaksana. Dia mengurutkan sesuatu sesuai dengan urutannya, danhanya

sedikit pengetahuan tentang keruntutan yang kita peroleh.

Ketika Ibnu 'Arabi membicarakan tentang astronomi, ia berkata,"Sesungguhnya Allah

tidak membuat sesuatu itu sia-sia, sepertidinyatakan dalam firman-Nya, Ya Tuhan

kami, Engkau tidakmenciptakan semua ini sia-sia, Maha suci Engkau (QS Ah 'Imran

[3]:191); Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang adadi antara

keduanya itu tanpa hikmah. Itu adalah anggapanorang-orang kafir (QS Shad [38]: 27);

Dan tidaklah Kami ciptakanlangit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya

denganbermain-main (QS Al-Anbiya' [21]: 16)."

Setiap wujud pasti mengandung hikmah bagi orang yang mengetahuinya,yang tidak

akan diketahui orang bodoh. Dua wujud tidak akan menyatudan bergabung, kecuali jika

ada kesesuaian antara keduanya, baiktampak maupun tidak tampak. Apabila hal

tersebut dicari denganteliti, niscaya akan kelihatan. Seperti hikayat Imam al-

Ghazali,salah seorang pemimpin dan penghulu tariqah. Al-Ghazali bisamelihat

kesesuaian itu dan mengemukakannya. Pada suatu hari, iamelihat merpati dan gagak

di Quds, keduanya saling mengendus,berkasih sayang, dan tidak bermusuhan. Al-

Ghazali kemudian berkata,"Keduanya berkumpul karena ada kesesuaian antara

keduanya." Iamenunjuk kedua burung itu dengan jari, lalu kedua burung ituberjalan

bersama. Lalu masing-masing terbang.


Begitupula seorang penghulu syaikh di wilayah barat, Abu al-Najayang terkenal dengan

nama Abu Madyan, telah mengalami hal ini. Padasuatu hari, Abu Madyan menemukan

suatu ide. Lalu Abu Madyan bertemuseseorang yang seide dengannya, tetapi ia merasa

tidak senangdengan orang itu, maka ia menanyainya, dan ternyata orang itumusyrik.

Karena Abu Madyan mengerti ilmu munasabah, maka iameninggalkan orang itu.

Munasabah (kesesuaian) ada dalam hubungan antara segala sesuatu,dan pengetahuan

tentangnya merupakan maqam pengikut tariqah yangkhawwash (khusus). Munasabah

bersifat sangat samar dan ada dalamsegala sesuatu, bahkan antara sebuah nama dan

yang

mempunyai nama itu. Meskipun Abu Zaid al-Suhaili tampak asing bagipara pengikut

tariqah ini, tetapi dalam kitab Al-Ma'arif waal-I'lam, ia telah menunjukkan munasabah

dalam nama Nabi Saw.,"Muhammad" dan "Ahmad". Dia menyatakan bahwa ada

munasabah(kesesuaian) antara perbuatan dan akhlak Nabi Saw. dengan

nama"Muhammad" atau "Ahmad". Orang-orang yang berbicara tentangmunasabah

biasanya adalah para tokoh dari kalangan orang-orang yangdekat dengan Allah,

beradab tinggi, serta menyibukkan diri dan halmereka di jalan Allah.. Demikian

penjelasan Ibnu 'Arabi dalam kitabMawaai' al-Nujum.

Dalam bab 184 kitab Al-Futuhat al-Makiyyah, Ibnu 'Arabi menjelaskanbahwa karamah

merupakan kebenaran dari nama Allah, Al-Birru (YangMaha Baik) dan hanya muncul

pada hamba-hamba-Nya yang baik sebagaipahala yang setimpal dengan amal mereka.

Sesungguhnya munasabahmenuntut adanya karamah meskipun tidak ada tuntutan

bagi orang yangmempunyai karamah. Karamah ada dua macam, hissiyah

danma'nawiyah.

Orang-orang awam hanya bisa mengetahui karamah yang bisa diindra(hissiyah),

contohnya berbicara lewat hati, memberitahu hal-halgaib yang sudah terjadi dan

kejadian yang akan terjadi, memperolehrezeki dari alam, berjalan di atas air,

menundukkan udara, melipatbumi, menutup penglihatan, terkabulnya doa seketika,

dan lain-lain.Adapun karamah ma'nawiyah hanya diketahui oleh orang-orang

khawwas.Hal itu karena orang-orang khaiuwas selalu menjaga etika syariat,berakhlak

mulia, menghindari akhlak yang buruk, selalu menunaikankewajiban secara mutlak dan
tepat waktu, segera mengerjakankebaikan, menghilangkan dengki, iri, dendam, dan

buruk sangkaterhadap orang lain dari dalam hati, menyucikan hati dari segenapsifat

tercela dan menghiasinya dengan selalu memelihara jiwa,menjaga hak-hak Allah dalam

dirinya dan dalam segala sesuatu,mencari jejak-jejak Allah dalam hatinya, memelihara

jiwa dari masukdan keluarnya jejak-jejak itu.

Semua itu adalah karamah para wah yang bersifat ma'nawi yang tidakbisa dimasuki

makr dan istidraj. Karamah ma'nawi menunjukkan bahwawah yang memilikinya telah

memenuhi janji, mempunyai niat yangbaik, ridha dengan ketentuan Allah terhadap apa

yang hilang dansesuatu yang dibencinya. Karamah semacam ini hanya bisa dimilikioleh

para malaikat yang dekat dengan Allah dan manusia-manusiaterbaik pilihan-Nya

Karamah yang bisa diketahui oleh orang awam bisa dimasuki makr yangtersembunyi.

Karena itu, menurut kami, karamah harus bisa

menghasilkan sikap istiqamah atau istiqamah akan menghasilkankaramah. Jika tidak

demikian, tidak bisa disebut karamah. Jikakaramah bisa menghasilkan sikap istiqamah,

maka mungkin Allahmenjadikan karamah itu sebagai pahala dan balasan atas

perbuatanmu.Dengan kata lain, Allah memberikan perhitungan kepadamu

dengankaramah ma'nawiyah. Karamah ma'nawiyah tidak mungkin dimasuki makryang

tersembunyi Kekuatan dan kemuliaan ilmu memberimu kemampuanuntuk menangkal

makr sehingga tidak masuk ke dalam karamahma'nawiyyah.

Hukum-hukum syara' tidak bisa dimasuki perangkap makr. Karenahukum-hukum syara'

merupakan sarana yang jelas untuk mendapat-kankebahagiaan, sedang ilmu

menjagamu agar tidak sombong denganperbuatanmu. Salah satu kelebihan ilmu adalah

ia menjagamu, danapabila ia menjagamu, maka kamu akan selamat dari

kesombongan,mendekatkanmu kepada Allah, dan memberitahukan kepadamu

bahwapertolongan dan petunjuk-Nya akan muncul dari dirimu. Ilmu akanmenjaga

hukum-hukum syara'.

Apabila muncul karamah dalam diri seorang wah, ia takut kepadaAllah dan memin ta-

Nya untuk menyembunyikan hal-hal luar biasa itudan agar ia tidak dibedakan dari

orang kebanyakan dengan karamahyang diberikan kepadanya kecuali ilmu, karena ilmu

adalah suatukebutuhan. Dengan ilmu orang akan bermanfaat meskipun belum


sempatmengamalkannya. Sesungguhnya tidak sama orang-orang yang tahudengan

orang orang-orang yang tidak tahu. Para ulama adalahorang-orang yang percaya akan

adanya percampuran (antara ilmu dankaramah). Karamah hanya diberikan oleh Allah

untuk orang-orang yangtaat kepada-Nya karena mereka belum melihat wajah Tuhan

dalamdirinya Karamah mereka yang paling tinggi adalah ilmu, karena duniaadalah

tempat ilmu, sedangkan kejadian-kejadian luar biasasesungguhnya tidak bertempat di

dunia. Jadi, kejadian luar biasatidak bisa disebut karamah, kecuali disertai dengan ilmu

tentangAllah (ma'rifat), tidak cukup hanya dengan kejadian luar biasa itusaja. Itulah

yang disebut ilmu. Jadi, karamah ilahi adalah ilmutentang Allah (ma'rifat) yang

dianugerahkan Allah kepada parawali.

Abu Yazid r.a. pernah ditanya tentang kemampuan melipat (menempuhjarak dalam

sekejap) bumi. Ia menjawab, "Itu tidak seberapa, karenaiblis juga menempuh jarak

dari ujung barat sampai timur hanya dalamsekejap, padahal ia tidak memiliki tempat di

sisiAllah."Selanjutnya Abu Yazid ditanya tentang orang yang mampu

melayang di udara. Ia menjawab, "Burung juga bisa terbang di udara,padahal di sisi

Allah seorang mukmin lebih mulia daripada burung.Bagaimana mungkin apa yang bisa

dilakukan burung bisa disebutkaramah."

Demikianlah penjelasan Abu Yazid, lalu ia berkata, "Tuhanku,sesungguhnya suatu

kaum meminta Engkau memberikan apa yang merekasebutkan, sehingga dengan itu

Engkau membuat mereka sibuk dan ahli.Ya Allah, meskipun Engkau menjadikanku ahli

tentang sesuatu, tapiberilah aku kemampuan untuk mengetahui rahasia-Mu." Abu Yazid

hanyameminta ilmu, karena ilmu merupakan hadiah dan karamah yang palingmulia.

Meskipun dengan ilmu kamu bisa berhujjah, tetapi ilmu akanmenjadikanmu introspektif

dan mengetahui apa yang baik dan burukbagimu serta apa yang menjadi milik-Nya.

Allah tidak pernah memerintahkan Nabinya untuk meminta tambahansesuatu kecuali

minta ditambah ilmu. Karena semua kebaikan terletakdi dalam ilmu. Ilmu adalah

karamah yang paling besar. Orang berilmuyang malas melaksanakan ibadah sunnah

lebih baik daripada orangbodoh yang rajin melaksanakan ibadah sunnah.

Banyak cara mendapatkan ilmu. Ilmu yang dimaksud di sini adalahilmu tentang Allah,

hari akhir, sebab-sebab dan tujuan duniadiaptakan, sehingga manusia bisa memikirkan
asal-usulnya danmengenal diri serta aktivitasnya. Ilmu merupakan sifat segalasesuatu

yang bersifat Ilahiyah. Ilmu adalah rahmat Allah yangpaling mulia, sebagaimana

dinyatakan dalam firman-Nya, Kami berikankepadanya rahmat dari sisi Kami dan Kami

ajarkan kepadanya ilmudari sisi Kami (QS Al-Kahfi [18]: 65). Ilmu adalah

sumberrahmat.

Saya telah menjelaskan makna karamah. Karamah adalah pengetahuanilahiyah yang

diberikan kepadamu sebagai karamah dari-Nya. Dengankaramah itu, Allah tidak

mengurangi pahala akhiratmu dan karamahitu juga bukan balasan atas perbuatanmu,

tetapi balasan karena kamumendatangi Allah. Kamu mendatangi Allah karena

ketidaktahuanmu,karena kamu tak melihatnya di awal kedatanganmu.

Hal ini pernah terjadi pada Abu Yazid, ketika ia keluar mencariAllah di Bustam untuk

pertama kali. Abu Yazid bertemu seseorang dania ditanya, "Wahai Abu Yazid, apa yang

kau cari?" Abu Yazidmenjawab, "Allah." Orang itu berkata lagi, "Yang kau cari itu

kautinggalkan di Bustam." Dari jawaban itu, Abu Yazid sadar mengapa iamencari Allah

padahal Dia telah berfirman, Dia bersamamu di manapun kamu berada. Jadi dalam hal

ini, tidak ada ilmu dan tidakada

iman. Apabila Allah mengharamkanmu untuk mencapai ilmu musyahadah,itu bukan

berarti keimananmu kepada-Nya lebih kecil. Oleh karenaitu, kami mengatakan bahwa

hanya orang yang tidak mengetahui Allah,yang berusaha mencari-Nya. Kelompok orang

seperti ini berbuatkarena Allah dan untuk mencari-Nya. Mereka adalah orang-orang

yangmendatangi Allah, sehingga Dia mendekat kepada mereka sebagai-manamereka

mendekati-Nya, dan Dia memberitahu mereka bahwa kedatanganmereka itu

dibolehkan secara khusus, meskipun mereka belummengetahui hal itu dari-Nya melalui

pemberitahuan kepada merekakarena dikhawatirkan ada makr ilahi di dalamnya, atau

akanmengurangi pahala akhirat. Mereka mengharapkan akhirat karenamereka belum

diberi tatkala di dunia. Allah hanya menyatakankebenaran dan Dia memberi petunjuk.

Demikianlah penjelasanMuhyiddin Ibnu 'Arabi r.a..«

Home › Kisah-kisah Karamah Wali Allah › Bagian 1 Karamah Wali

2.3.0 Tingkatan Dan Klasifikasi Wali


Sun, 2010-04-18 16:49 — admin

Syaikh Akbar Muhyiddin Ibnu 'Arabi menyebutkan secara panjanglebar tingkatan dan

klasifikasi wah berdasarkan perbedaan halmereka di bab 73 kitab Futuhat al-Makiyyah.

Dalam pendahuluankitabnya yang berjudul Thabaaah Sughra, Imam al-Munawi

meringkaspembahasan tersebut dari kitab Futuhat, tetapi dengan bahasanyasendiri

yang panjang lebar, sehingga meninggalkan beberapa halpenting. Di sini saya akan

meringkas pembahasan tersebut dari kitabImam al-Munawi dengan memakai kata-kata

Ibnu 'Arabi dan mengutipbanyak hal yang ditinggalkan oleh Imam Munawi.

Ibnu 'Arabi r.a. berkata, "Ketahuilah, hamba-hamba Allah yangberada di jalan ini

adalah mereka yang dinamakan dunia jiwa (alamanfas), suatu nama yang mencakup

mereka semua. Mereka mempunyaitingkat dan hal yang berbeda-beda. Ada wali yang

terkumpul dalamdirinya semua tingkat dan hal. Ada wah yang mencapai

sebagiantingkatan dan hal sesuai dengan kehendak Allah. Setiap tingkatan(tabaqah)

wali yang mempunyai hal dan maqam memiliki gelartersendiri. Ada tingkatan wah yang

jumlahnya bisa dihitung dalamsetiap zamannya. Ada juga yang tidak bisa dihitung

jumlahnya,kadang sedikit kadang banyak." Insya Allah, Kami akan memaparkanwali-

wali yang bisa dihitung dan yang tidak bisa dihitung jumlahnyasekaligus dengan

masing-masing gelarnya.

2.3.1 Wali yang Jumlahnya Bisa Dihitung


Sun, 2010-04-18 16:45 — admin

1. Aqthab r.a. (radiyallahu 'an/wm/semoga Allah meridhaimereka).

Mereka adalah para wali yang terkumpul dalam dirinya semua hal

dan maqam, baik menerimanya secara langsung maupun karena warisan.Penggunaan

nama ini meluas sehingga orang yang mempunyai salah satumaqam juga disebut

Quthb. Di setiap zaman, wali tingkatan ini hanyaada satu. Pemimpin suatu negeri juga

terkadang disebut Quthb negeriitu dan guru suatu kelompok juga terkadang disebut

Quthb kelompokitu. Akan tetapi Aqthab yang dimaksud di sini hanya ada satu

setiapzamannya. Ia juga disebut Al-Ghaits (penolong), ia adalah pemimpinsuatu

golongan pada zamannya. Dari segi maqam, terkadang iamerupakan pemimpin


kekuasaan yang memiliki kekuasan fisik dankekuasaan batin, contohnya Abu Bakar,

'Umar, TJtsman, 'Ah, Hasan,Mu'awiyah bin Yazid, Umar bin 'Abdul' Aziz, dan Al-

Mutawakkil.Terkadang Quthb hanya mempunyai kekuasaan batin, tidak

punyakekuasaan fisik, contohnya Ahmad bin Harun al-Rasyid dan Abu Yazidal-

Busthami. Mayoritas Aqthab tidak mempunyai kekuasaan fisik

2. Aimmah r a. (para pemimpin). Dalam setiap zaman, jumlahnya tidaklebih dari dua,

artinya tidak ada yang ketiga. Yang pertama bernama'Abdur Rabbi, yang kedua

dinamakan 'Abdul Malik, sedangkan Quthbadalah 'Abdullah. Kedua Aimmah ini akan

menggantikan Quthb apabilaia meninggal dan kedudukan keduanya seperti menteri.

Salah seorangdari mereka hanya mengetahui alam malakut (alam

kekuasaan/alamgaib/mikrokosmos), sedang yang satunya hanya mengetahui alam

mulk(alam kerajaan/dunia jasmani/makrokosmos).

3. Autad r.a. Mereka hanya berjumlah empat, tidak kurang dan tidaklebih, dalam setiap

zamannya. Kami pernah bertemu salah seorangdari mereka di kota Fes yang dikenal

dengan nama Ibnu Ja'dun. Iaadalah seorang pekerja penumbuk daun pacar atau inai.

Masing-masingdari keempat orang itu tinggal di di daerah timur, barat, selatan,dan

utara. Arahnya dilihat dari Ka'bah. Sebagian mereka perempuan.Gelar mereka adalah

'Abdul Hayyi, 'Abdul 'Alim, 'Abdul Qadir, dan'Abdul Murid.

4. Abdal r.a. Jumlahnya ada tujuh tidak kurang tidak lebih. Allahmenjaga mereka di

tujuh wilayah. Setiap Badai (bentuk tunggal dariBadai) mempunyai daerah dan wilayah

sendiri-sendiri. Salah satunyamengikuti jejak seperti Khalilullah (Nabi Ibrahim), yang

keduamengikuti jejak Al-Kalim (Nabi Musa), ketiga mengikuti jejak Harunr.a., yang

keempat mengikuti jejak Idris a.s., yang kelimamengikuti jejak Nabi Yusuf r.a., keenam

mengikuti jejak Isaa.s..

dan ketujuh mengikuti jejak Adam a.s. Disebut Abdal karena jikaseorang Badai akan

meninggalkan suatu tempat dan ingin mengangkatBadai untuknya di tempat itu yang

menurutnya mengandungkemaslahatan dan usaha pendekatan diri kepada Allah, maka

ia akanmeninggalkan seseorang yang mirip dengan sosoknya di tempat itu.Tak

diragukan lagi. Badal yang ia tinggalkan terlihat sepertidirinya sendiri. Badal itu sendiri

adalah sosok spiritualnya dengantujuan untuk mengetahuinya. Setiap orang yang


mempunyai kekuatanini disebut Badal. Dan barangsiapa yang dijadikan Allah

sebagaiBadal di suatu tempat, tetapi ia tidak mengetahui apa-apa tentangitu, maka ia

bukan yang dimaksud sebagai Abdal yang telah kamisebutkan.

Kami pernah bertemu dengan Abdal. Kami pernah melihat tujuh Badaldi Mekkah dan

bertemu mereka di belakang kerumunan pengikutHanbali. Kami pernah berkumpul

dengan mereka, tidak ada orang yangpernah saya lihat yang mempunyai akhlak sangat

baik daripadamereka. Kami juga pernah bertemu Musa al-Baidrani di Asybiliyahtahun

586 H., ia mendatangi kami dan berkumpul dengan kami. Kamijuga pernah bertemu

Syaikh al-Jibal Muhammad bin Asyraf al-Rindi.Teman kita juga 'Abdul Majid bin

Salamah pernah bertemu seseorangbernama Mu'adz bin Asyras, salah seorang

pemimpin mereka dan 'AbdulMajid menyampaikan salam Mu'adz untuk kami 'Abdul

Majid menanyakankepadanya dengan apa para Abdal mendapatkan kedudukan itu. Lalu

iamenjawab, "Dengan empat hal," seperti yang disebutkan Abu Thalibal-Makki, yaitu

lapar, bangun malam, diam, dan uzlah.

5. Nuqaba' r.a. Di setiap zaman, mereka berjumlah 12 orang, tidakkurang tidak lebih,

sama dengan jumlah galaksi (kumpulan bintang)dalam tata surya. Setiap Naqib

(bentuk tunggal dari Nuqaba')mengetahui khasiat dari satu galaksi. Allah memberi

merekapengetahuan tentang syariat-syariat yang diturunkan. Mereka

mampumenyingkap isi hati dan kedengkian yang tersembunyi di dalam hatimanusia,

dan mengetahui tipu daya nafsu. Mereka juga mengetahuiiblis padahal iblis sendiri

tidak mengetahui dirinya. Mereka bisamengetahui bekas dan jejak seseorang di atas

tanah, apakah itujejak orang yang bahagia atau sengsara. Ulama yang

mempunyaikemampuan semacam ini banyak. Jika mereka melihat jejak di

padangpasir, lalu bertemu seseorang dan mengatakan bahwa orang itulahpemilik jejak

kaki

tersebut, ternyata apa yang mereka katakan itu benar. Jika merekabukan wali Allah,

lalu apa sehutanmu terhadap para Nuqaba' yangdikaruniai Allah ilmu tentang jejak?

6. Nujaba r.a. Setiap zaman, jumlahnya hanya delapan, tidak kurangtidak lebih.

Mereka adalah orang-orang yang tampak dalam dirimereka tanda-tanda diterimanya

hal (kondisi spiritual yangdiperoleh sebagai anugerah) mereka, meskipun mereka


tidakmengusahakannya, tetapi justru kondisi spiritual itu yang menguasaidiri mereka.

Hanya orang yang kondisi spiritualnya berada di atasmereka yang bisa mengetahui

keadaan mereka.

7. Hawariyyun r.a. Setiap zaman, jumlahnya hanya ada satu. Apabilayang satu itu

meninggal, maka baru muncul yang lainnya. Pada masaRasulullah Saw., orang yang

mempunyai maqam (kedudukan spiritualyang diperoleh dengan usaha) ini adalah

Zubair bin 'Awwam. Banyakorang yang membela agama dengan menggunakan pedang,

sedangkanAl-Hawariyyun adalah orang membela agama dengan menggunakan

pedangdan hujjah. Ia dikaruniai ilmu, ketekunan beribadah, hujjah,kemahiran

berpedang, keberanian, dan keteguhan. Maqamnya adalahmempertahankan kebenaran

agama yang disyariatkan.

8. Rajabiyyun r.a. Jumlahnya ada empat puluh orang di setiap zaman,tidak kurang

tidak lebih. Mereka adalah hamba-hamba yang halnyamengagungkan Allah. Mereka

dinamakan Rajabiyyun, karena hal merekahanya diperoleh pada bulan Rajab, sejak

awal sampai akhir bulan.Setelah itu, mereka kehilangan hal ini, sampai datangnya

bulanRajab tahun berikutnya. Hanya sedikit orang yang mengetahui danmengenal

mereka. Mereka terpencar di beberapa tempat, tetapi merekasaling kenal. Ada yang

bermukim di Yaman, Syam, dan DiyarBakar.

Muhyiddin Ibnu'Arabi berkata, "Saya pernah berjumpa dengan salahseorang dari

mereka di Danusiri, Diyar Bakar, dan tidak berjumpadengan yang lainnya. Saya

memang ingin sekali bertemu mereka.Sebagian mereka ada yang tetap mempunyai hal

ini (Rajabiyyun)sepanjang tahun, ada juga yang memilikinya hanya selama bulanRajab.

Rajab yang kujumpai itu mampu melihat keadaan golonganSyi'ah Rafidhah yang

sebenarnya dalam rupa babi, padahal ketika itubukan bulan Rajab. Ini menunjukkan

bahwa ia memperoleh halRajabiyyun sepanjang tahun. Kemudian datanglah seorang

Syi'ahRafidhah, lalu Rajab itu berkata, 'Bertobatlah kepada Allah, karenakamu

termasuk

golongan Syi'ah Rafidhah.' Orang-orang takjub dengan kejadiantersebut. Apabila orang

Syi'ah Rafidhah itu bertobat dengansebenar-benarnya, maka Rajab itu melihatnya

dalam rupa manusia,tetapi jika ia bertobat hanya di mulut saj a, maka Rajab itu
tetapmelihatnya dalam rupa babi, lalu berkata kepada orang Syi'ahRafidhah itu, 'Kamu

bohong ketika mengatakan telah bertobat.'Apabila orang Syi'ah Rafidhah itu berkata

benar, maka Rajab ituakan berkata, 'Kamu jujur.' Akhirnya orang Syi'ah Rafidhah itu

tahubahwa Rajab itu benar, sehingga ia keluar dari mazhabnya."

Ibnu 'Arabi juga menceritakan bahwa hal seperti itu pernah terjadipada dua orang yang

berilmu dan adil dari kalangan mazhab Syafi'iKeduanya tidak dikenal sebagai orang

Syi'ah dan memang tidaktermasuk golongan Syi'ah, hanya saja pendapat keduanya

cenderung kegolongan itu. Keduanya berpegang teguh kepada mazhab Syafi'i,tetapi

menganggap buruk Abu Bakar dan 'Umar serta mengagungkan 'Alisebagaimana kaum

Syi'ah. Ketika keduanya melewati tempat seorangRajab lalu mengunjunginya, Rajab itu

mengusir mereka dari sisinya,karena Allah telah menyingkapkan batin keduanya di

pandangan sangRajab sehingga tampak dalam rupa babi, tanda yang diperlihatkanAllah

bagi seorang Rajab untuk mengetahui pengikut mazhab Syi'ahRafidhah. Tahulah kedua

orang itu bahwa sang Rajab itu mengetahuikeyakinan mereka sebenarnya, padahal

mereka terkenal sebagai saksiyang adil dan ahli hadis. Maka mereka berdua

menanyakan haltersebut kepada sang Rajab. Lalu dijawab, "Aku melihat kalianberdua

dalam rupa babi. Itu tanda yang diperlihatkan Allah bagikuuntuk mengetahui orang

yang bermazhab Syi'ah Rafidhah." Kemudiankeduanya bertobat tetapi hanya dalam

hati, tidak menampakkannya.Lalu Rajab itu berkata kepada keduanya, "Sekarang,

kalian berduatelah meninggalkan mazhab tersebut, karenanya saya melihat

kaliandalam rupa manusia." Keduanya takjub dengan hal tersebut danakhirnya

bertobat kepada Allah.

Di hari pertama bulan Rajab, seorang Rajab merasa sangat beratseperti sedang

memikul beberapa lapis langit, sehingga tidak dapatmengedipkan mata dan

menggerakkan anggota badan. Ia hanya bisaberbaring dan sama sekali tidak mampu

bergerak, berdiri, duduk,menggerakkan tangan dan kaki, atau mengedipkan mata.

Keadaantersebut berkurang sedikit demi sedikit pada hari kedua dan ketigabulan

Rajab. Lalu ia mengalami mukasyafah, tajaliyyat, dan mampumengetahui hal-hal gaib.

Akan tetapi ia masih tetap dalam keadaanberbaring. Setelah dua atau tiga hari, ia baru

bisa berbicarasampai akhir


bulan. Apabila bulan Rajab telah habis dan masuk bulan Syaban, iabisa berdiri seperti

terlepas dari jeratan. Apabila ia seorangpekerja pabrik atau pedagang, ia bisa

melakukan kegiatannya lagikarena telah lepas dari keadaan itu kecuali orang yang

dikehendakiAllah tetap dalam keadaan tersebut. Keadaan para Rajab ini aneh dantidak

diketahui sebabnya dan hanya terjadi di bulan Rajab.

9. Khatmu r.a hanya ada satu sepanjang zaman. Dia hanya ada satu didunia. Allah

telah menutup kewalian umat Muhammad dengankemunculannya. Tidak ada wali dari

kalangan umat Muhammad yanglebih besar daripada dia. Di adalah penutup (khatm)

terakhir yangdengannya Allah menutup kewalian yang ada dalam seluruh umat

sejakAdam sampai wali yang terakhir. Dia adalah Isa a.s. Dialah penutuppara wali

sebagaimana ia juga merupakan penutup peredaran falak.Pada hari akhir nanti, Isa

akan dikumpulkan di Padang Mahsyarsebagai rasul bersama rasul-rasul lainnya.

10. Tiga ratus wali yang mempunyai hati seperti Nabi Adam a.s.,jumlahnya tidak

kurang dan tidak lebih di setiap zamannya. SabdaNabi Saw. tentang tiga ratus orang

yang mempunyai hati seperti Adamjuga sabda beliau tentang orang-orang yang

mempunyai hati sepertimanusia-manusia yang agung (para nabi dan rasul) dan para

malaikat,mengandung arti bahwa orang-orang seperti itu mempunyai hati yangsesuai

dengan pengetahuan ilahiah. Ilmu-ilmu ilahiah masuk ke dalamhati, maka setiap ilmu

yang masuk ke dalam hati orang besar, baikia raja maupun rasul, berarti ilmu itu juga

masuk ke dalam hatiorang-orang yang mirip dengan hati raja dan rasul itu.

Sebagaimanayang biasa diungkapkan oleh sebagian orang, "Si Zaid mempunyailangkah

seperti si Ahmad." Muhyiddin Ibnu 'Arabi berpendapat bahwadalam hadisnya,

Rasulullah tidak menyebutkan tiga ratus orang yang berhati sepertiAdam itu ada dalam

umatnya saja atau ada di setiap zaman. Dan kitahanya mengetahui mereka dalam

setiap zaman dengan jalan mukasyafah.Setiap zaman tidak pernah kosong dari jumlah

ini. Tiga ratus orangitu mempunyai tiga ratus akhlak ilahiyah. Barangsiapa

berakhlakdengan salah satunya saja, maka ia akan mencapai kebahagiaan.Mereka

adalah orang-orang yang terpilih dan sangat suka memanjatkandoa Nabi Adam a.s., Ya

Tuhan kami, kami telah berbuat zalim kepadadiri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak

mengampuni kami danmemberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-
orang yangmerugi. (QS Al-A'raf [7]: 22)

11. Empat puluh wali yang mempunyai hati seperti Nabi Nuh a.s.,jumlahnya tidak

kurang tidak lebih di setiap zaman. Hal inidinyatakan dalam hadis Rasulullah Saw., dan

beliau adalah rasulserta orang pertama yang mempunyai hati seperti Nuh a.s.

Merekasangat cekatan dan selalu memanjatkan doa Nabi Nuh a.s., YaTuhanku!

Ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman,

dan semua orang yang beriman baik laki-lakimaupun perempuan. Dan janganlah

Engkau tambahkan bagi orang-orangyang zalim itu selain kebinasaan (QS Nuh [71]:

28). Maqam merekaadalah mempunyai ghirah keagamaan yang merupakan maqam

orang yangmenempuh jalan sulit Segala sifat yang terpencar dalam diri empatpuluh

orang itu terkumpul dalam diri Nuh a.s., sebagaimana segalasifat yang terpencar dalam

diri tiga ratus orang yang memiliki hatiseperti Adam terkumpul dalam diri Adam a.s.

Dalam menaiki tanggamenuju tingkat tersebut, mereka berkhalwat selama tepat empat

puluhhari, tidak lebih, sebagai khalwat pembukaan. Mereka berdalildengan hadis

Rasulullah Saw., "Barangsiapa membersihkan hati karenaAllah selama empat puluh

hari, maka akan keluar dari hatinyasumber-sumber hikmah melalui lisannya."

12. Tujuh wali yang mempunyai hati seperti Nabi Ibrahim a.s.,jumlahnya tidak kurang

dan tidak lebih di setiap zaman. Hal inidinyatakan dalam hadis Rasulullah Saw. Mereka

selalu memanjatkandoa Nabi Ibrahim a.s., Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah

danmasukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh (QSAl-Syu'ara' [26]:

83). Maqam mereka selamat dari segala keraguandan kebimbangan. Allah telah

mencabut belenggu dunia dari hatimereka. Mereka tidak mempunyai buruk sangka

terhadap orang lainbahkan mereka tidak mempunyai prasangka apa pun, karena

merekamerupakan orang yang berilmu benar, sedangkan prasangka hanya adapada

orang yang tidak mempunyai ilmu. Mereka tidak pernah berbuatjahat terhadap orang

lain karena Allah telah memberikan hijabantara dia dan kejahatan yang biasa dilakukan

manusia. MuhyiddinIbnu 'Arabi berkata, "Saya pernah bertemu dengan mereka. Saya

belumpernah bertemu dengan orang yang lebih baik jalan, ilmu, dankemurahannya

daripada mereka. Di surga nanti, mereka dudukberhadapan di atas dipan-dipan dengan

hati penuh persaudaraan, dankehidupan surga yang bersifat maknawi telah tertanam
dalam hatimereka."

13. Lima wali yang mempunyai hati seperti Jibril a.s., jumlahnyatidak kurang tidak

lebih setiap zamannya, sebagaimana dinyatakandalam sebuah hadis Rasulullah Saw.

Mereka adalah raja dari orangyang menapaki jalan ini. Mereka memiliki ilmu yang

dimiliki Jibrilberupa kekuatan yang dilambangkan dengan sayap-sayap yang

digunakanuntuk naik turun langit. Akan tetapi, ilmu mereka tidak melampauiilmu Jibril,

karena Jibril lah yang memberikan pengetahuan tentanghal-hal gaib kepada mereka.

Pada hari kiamat nanti, mereka akanberkumpul bersama Jibril di Padang Mahsyar.

14. Tiga wali yang memiliki hati seperti Mikail a.s., jumlahnyatidak kurang tidak lebih

pada setiap zaman. Mereka dikaruniaikebaikan, rahmat, kasih sayang, dan belas kasih

Allah. Merekabertiga lapang dada, murah senyum, lemah lembut, penuh belas

kasih,dan memiliki ilmu yang sebanding dengan kekuatan Mikail a.s.

15. Satu wali yang memiliki hati seperti Israfil a.s. di setiapzamannya. Hal ini

dinyatakan dalam sebuah hadis Nabi Saw. Iamemiliki kekuasaan untuk memerintah dan

melarang, serta tidak beraisebelah dalam memandang masalah. Abu Yazid al-Busthami

termasukorang yang memiliki hati seperti Israfil, dan dari golongan nabiadalah Isa a.s.

Barangsiapa memiliki hati seperti Isa a.s., berartiia juga seperti Israfil a.s., akan tetapi

terkadang orang yangmemiliki hati seperti Israfil tidak mesti memiliki hati seperti

Isaa.s. Muhyiddin Ibnu'Arabi menyatakan bahwa salah seorang gurunyamemiliki hati

seperti Isa a.s. dan dia termasuk orang besar.

16. Para wali yang mempunyai hati seperti Dawud a.s., jumlahnyatidak kurang dan

tidak lebih di setiap zamannya, insya Allah sayaakan membahas tentang mereka

menurut kacamata spiritual saya. Hal,ilmu, dan tingkatan yang terpencar dalam diri

mereka terkumpuldalam diri Dawud a.s. Saya pernah bertemu dan bergaul dengan

merekasemua, serta belajar dari mereka. Tingkatan mereka tidak bisaditentukan

dengan jumlah tertentu.

17. Orang-orang gaib (rijalul ghaib). Mereka hanya ada sepuluhtidak kurang tidak

lebih. Mereka adalah orang-orang yang khusyukdalam shalat dan selalu berbicara

dengan suara berbisik karenaAllah selalu menyingkapkan diri-Nya (tajalli) ke dalam

jiwa mereka,sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Dan merendahlah


semuasuara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, sehingga kamu hanya

mendengarbisikan saja (QS Thaha [20]: 108).

Mereka adalah orang-orang yang tersembunyi dan tidak'dikenal. Allahtelah

menyembunyikan mereka di bumi dan langit-Nya, serta hanya Diayang mengetahui dan

menyaksikan keberadaan mereka, sepertidinyatakan dalam firman-Nya, Orang-orang

yang berjalan di atas bumidengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil mengajak

merekaberbicara, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan(OS

Al-Furqan [25]: 63). Mereka sangat pemalu, jika merekamendengar seseorang

berbicara dengan suara keras, urat leher merekamenonjol dan mereka merasa heran.

Para ulama terkadang mengartikanrijalul ghaib sebagai manusia yang tidak bisa dilihat

dengan mata,terkadang didefinisikan dengan kelompok jin yang mukmin dan saleh,dan

terkadang didefinisikan sebagai kelompok yang tidak memperolehrezeki dan ilmu dari

alam fisik, tetapi mengambilnya dari alamgaib.

18. Delapan belas wali yang menegakkan perintah Allah, jumlahnyatidak kurang dan

tidak lebih dalam setiap zaman. Mereka menegakkanperintah Allah dengan

melaksanakan hak-hak-Nya dan menguatkankejadian-kejadian yang biasa. Firman

Allah tentang mereka adalahayat, Katakanlah: "Allah (yang telah menurunkan Al-

Qur'an),"kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qursan kepada

mereka),biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya (QS Al-Baqarah[2]:

91), dan ayat, Sesungguhnya aku telah menyeru mereka kepadaiman secara terang-

terangan (QS Nuh [71]: 8). Salah satu darigolongan ini adalah guru kami Abu Madyan

r.a. yang berkata kepadateman-temannya, "Perlihatkan kebenaran kalian kepada

manusiasebagaimana mereka memperlihatkan kedurhakaan mereka.

Perlihatkannikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah kepadamu, baik nikmat

zahirberupa kejadian-kejadian luar biasa maupun nikmat batin berupama'rifat.

Sesungguhnya Allah telah berfirman, Dan terhadap nikmatTuhanmu hendaklah kamu

menceritakannya (QS Al-Dhuha [93]: 11), danNabi Saw. telah bersabda, 'Menceritakan

karunia Allah adalah bentukbersyukur."'

19. Delapan wali yang memiliki kekuatan ilahi Firman Allah tentangmereka adalah ayat,

Mereka yang keras terhadap orang-orang kafir(QS Al-Fath [48]: 29). Mereka
mempunyai nama-nama Tuhan yangdinyatakan dalam firman-Nya, Yang Mempunyai

Kekuatan lagi SangatKokoh (QS Al-Dzariyat [51]: 58). Kecaman orang lain

tidakmengganggu mereka dalam beribadah kepada Allah Swt. Mereka

juga terkadang disebut dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan.Mereka terkenal

sebagai orang yang selalu berpikiran positif. Dikota Fas, ada satu orang dari mereka

bernama Abu 'Abdullahal-Daqqaq yang pernah berkata, "Aku tidak pernah menggunjing

orang,dan tak seorang pun yang bergunjing tentangku." Muhyiddin Ibnu'Arabi

menyatakan bahwa salah seorang gurunya termasuk dalamgolongan mereka. 20. Di

setiap zaman, ada lima wali, tidak kurangtidak lebih, yang mempunyai kekuatan seperti

delapan orang darikelompok sebelumnya, hanya saja mereka memiliki sifat lemah

lembutyang tidak dimiliki kelompok sebelumnya. Maqam mereka mengikutijejak para

rasul Sifat mereka dijelaskan dalam firman Allah Swt.,Maka berbicaralah kamu berdua

kepadanya dengan kata-kata yang lemahlembut (QS Thaha [20]: 44), dan firman-Nya,

Maka disebabkan rahmatdari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka

(QS AhTmran [3]: 159). Di beberapa negara, mereka menampakkan sikap

lemahlembut meskipun mempunyai kekuatan. Akan tetapi di negara-negaranonArab,

mereka menampakkan kekuatan mereka di samping bersikaplemah lembut, sama

dengan kelompok sebelumnya. Sayyid MuhyiddinIbnu 'Arabi menyatakan bahwa ia

pernah bertemu dengan sebagian darimereka dan berguru kepada mereka. 21. Lima

belas wali yang memilikikelemahlembutan dan kasih sayang ilahiyah. Mereka dapat

menguasaiangin seperti Nabi Sulaiman yang dikisahkan dalam firman-Nya, Anginyang

berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya(QS Shad [38]:

36). Mereka mengasihi hamba-hamba Allah baik yangmukmin maupun yang kafir, dan

memandang makhluk dari kesungguhandan keberadaannya, bukan dari mata hukum

dan peradilan. Allah tidaksedikit pun memberi mereka kewalian lahir berupa kekuasaan

hukummaupun kerajaan karena dzauq dan maqam mereka tidak mencakup

tugasmengatur makhluk, tetapi mereka dan makhluk-makhluk yang lainsama-sama

dinaungi rahmat Allah yang universal sebagaimanadinyatakan dalam firman-Nya, Dan

rahmat-Ku meliputi segala sesuatu(QS Ah 'Imran [3]: 156). Saya pernah bertemu

dengan sebagianmereka. 22. Di setiap zaman, ada empat wali, tidak kurang dan
tidaklebih, yang memiliki sifat seperti yang dinyatakan dalam firmanAllah Swt, Allah-lah

yang menciptakan tujuh langit dan bumijuga

diciptakan seperti itu, perintah Allah berlaku padanya (QSAl-Thalaq [65]: 12); Yang

telah menciptakan tujuh langitberlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada

ciptaan TuhanYang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang (QS Al-Mulk [67]:

3).Mereka adalah orang-orang yang disegani dan bermartabat tinggi,seakan-akan

keberuntungan selalu menyertai mereka. Mereka tidaktakut dizalimi, justru takut

dipuji-puji. Merekalah yangmembentangkan pasak-pasak yang meliputi keadaan

spiritual mereka.Hati mereka ada di langit, tidak dikenal di bumi. Di antara merekaada

yang memiliki hati seperti Nabi Muhammad Saw., ada yangmemiliki hati seperti Nabi

Syuaib a.s., ada yang memiliki hatiseperti Nabi Shalih a.s, dan ada yang memiliki hati

seperti NabiHud a.s. Di antara mereka ada yang selalu diperha tkan oleh Izrail,ada

yang diperhatikan oleh Jibril, ada yang diperhatikan olehMikail, dan ada yang

diperhatikan oleh Israfil. Kedudukan merekamenakjubkan dan keadaan mereka aneh.

Sayyid Muhyiddin berkata,"Ketika saya bertemu dengan orang-orang seperti itu di

Damaskus,saya tahu bahwa mereka termasuk golongan empat orang ini.Sebelumnya

saya pernah melihat dan bertemu mereka di Andalusia,tetapi saya tidak tahu bahwa

mereka menduduki maaam ini Ketika itu,saya hanya menganggap mereka termasuk

hamba-hamba Allah. Sayabersyukur kepada Allah yang telah membuat saya

mengetahui maaammereka dan menampakkan hal mereka kepada saya."

23. Di setiap zaman, ada dua puluh empat wali, tidak kurang dantidak lebih, yang

mendapatkan fath (pembukaan / Allah menyingkapkanpengetahuan-pengetahuan dan

rahasia-rahasia kepada mereka). Jumlahmereka sesuai dengan jumlah jam. Di setiap

jam, ada satu orang yangdibukakan oleh Allah padanya tentang pengetahuan dan

rahasia, baikkala siang maupun malam Mereka terpencar di muka bumi ini dan

tidakpernah saling bertemu. Masing-masing menempati tempatnya sendiritanpa

berpindah sedikit pun. Dua orang bertempat di Yaman, empatorang di negara-negara

bagian timur, enam orang berada daerahbarat, selebihnya terpencar di seluruh pelosok

dunia. Sifat merekadijelaskan dalam ayat, Apa saja yang Allah anugerahkan

kepadamanusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapatmenahannya.
(QS Fathir [35]: 2)

24. Di setiap zaman, ada tujuh wali, tidak kurang dan tidak lebih,yang memiliki

tingkatan-tingkatan yang tinggi. Mereka berada dalamtingkat yang paling tinggi,

mereka adalah para wali dan pemilik

martabat yang tinggi. Sifat mereka dinyatakan dalam firman Allah,Kamulah yang paling

tinggi, dan Allah menyertaimu (QS Muhammad[47]: 35). Sebagian ahli tariqat yang

berpendapat bahwa Abdalberjumlah tujuh orang menganggap golongan ini (orang-

orang yangmempunyai tingkatan tinggi) sebagai Abdal, sebagaimana sebagianahli

tariqat yang berpendapat bahwa Abdal berjumlah 40 orangmenganggap Rajabiyyun

sebagai Abdal. Hal ini disebabkan karenamereka tidak memperoleh pengetahuan dari

Allah tentang berapajumlahnya. Di setiap zaman, Allah mempunyai hamba-hamba

pilihanyang menjadi perantara Allah dalam menjaga alam ini Ada beritabahwa jumlah

mereka sekian, sebagaimana ada tingkatan-tingkatanwali yang tidak diketahui jumlah

pastinya di setiap zaman, karenajumlah mereka bisa bertambah dan berkurang, seperti

para Afrad,orang-orang yang tinggal di air, orang-orang yang amanah, parapencinta,

dan para sahabat karib, ahlullah (kaum Allah),orang-orang yang berbicara dengan

Allah, orang-orang yangbercakap-cakap dengan Allah, dan orang-orang sufi. Mereka

semuaorang-orang yang terpilih. Setiap tingkatan ini dijaga olehorang-orang tersebut

dalam setiap zamannya, tetapi jumlah merekatidak bisa dibatasi sebagaimana yang

telah kami sebutkan.

25. Dua puluh satu wali yang berada di lapisan paling bawah. Merekaadalah orang-

orang yang memperoleh ruh dari Allah tanpa pengetahuantentang ruh mereka sendiri.

Jumlah mereka tetap setiap zamannya,tidak kurang tidak lebih. Sifat mereka

dinyatakan dalam firmanAllah, Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat

yangserendah-rendahnya (QS Al-Tin [95]: 5), yakni alam fisik Jadi,tidak ada yang lebih

rendah daripada alam fisik. Allahmengembalikan mereka ke alam fisik agar mereka

menghidupkannya,karena pada dasarnya alam fisik itu mati kemudian ruh mereka

iniyang menghidupkannya dengan dikembalikannya mereka oleh Allah kealam fisik.

Para wali tersebut hanya melihat apa yang dikehendakioleh Allah dari ruh mereka.

Mereka mampu menghadirkan Allah (ahlulhudhur) terus-menerus.


26. Tiga wali yang diberi kelapangan ilahiah dan kauniyah, darikalangan laki-laki dan

perempuan. Jumlahnya tetap di setiap zaman,tidak kurang tidak lebih. Mereka selalu

mencari kebenaran danmenolong makhluk dengan penuh kelembutan dan kasih

sayang, bukandengan kekejaman, kekerasan, dan pemaksaan.

Mereka memanfaatkan karunia Allah dan memberi manfaat kepada paramakhluk. Allah

memberi mereka kemampuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia dan menyelesaikan

masalahnya karena Allah, bukan karenaselain-Nya. Syaikh Muhyiddin berkata, "Saya

pernah bertemu dengansalah satu dari mereka di Asybiliyyah dan ia adalah

orangbermartabat paling tinggi yang pernah saya temui. Namanya Musa bin'Imran,

pemimpin zamannya. Ia termasuk tiga wah yang tidak pernahmeminta kepada makhluk

Allah untuk memenuhi kebutuhannya,sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis

Nabi, 'Barangsiapamenerima satu hal dariku, maka aku akan bertemu dengannya di

surga,dengan syarat ia tidak meminta apa pun kepada makhluk/ Ciri-cirimereka adalah

jika mereka menolong orang, mereka tampak lembut danbaik budi, seakan-akan

mereka yang ditolong padahal justru yangmenolong. Saya belum pernah bertemu

orang yang lebih baik daripadamereka dalam bergaul dengan manusia."

27. Tiga wah yang berjiwa ilahiyah yang maha pengasih. Jumlahmereka tidak kurang

dan tidak lebih di setiap zamannya. Merekamirip dengan Abdal dalam sebagian

sifatnya, tetapi mereka bukanAbdal. Sifat mereka dinyatakan dalam firman Allah,

Sembahyangmereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dantepukan (QS

Al-Anfal [8]: 35). Mereka memiliki keyakinan yang uniktentang firman Allah. Mereka

adalah orang yang menerima wahyu Allahdan hanya bisa mendengar wahyu seperti

bunyi rantai terjatuh diatas batu atau seperti dentingan lonceng, milah maaam mereka.

28. Di setiap zaman, ada satu wah, terkadang perempuan, yangmempunyai sifat Allah

yang dinyatakan dalam Al-Qur'an, Dan Dialahyang berkuasa atas hamba-hamba-Nya

(QS Al-An'am [6]: 18). Ia bisamenguasai segala sesuatu kecuali Allah dan mempunyai

kecerdasan,keberanian, dan keperkasaan. Ia selalu berkata benar dan

menghukumsecara adil. Sayyid Muhyiddin berkata, "Yang memiliki maqam iniadalah

guru kami 'Abdul Qadir al-Jabali di Baghdad. Ia mempunyaikekuasaan dan kemampuan

menegakkan kebenaran atas para makhluk.Kedudukannya agung dan cerita tentangnya


populer. Saya belum pernahbertemu dengannya, tetapi saya pernah bertemu dengan

kawannya yangsezaman dengan kita yang pernah dibimbing oleh 'Abdul Qadir.

Selain'Abdul Qadir, saya tidak tahu siapa yang menerima maqam ini sampaisekarang."

29. Di setiap zaman, ada satu wali yang merupakan gabungan daribeberapa unsur. Ia

menyerupai Nabi Isa a.s., yang terlahir darimalaikat dan manusia. Tidak diketahui

apakah ia punya ayah seorangmanusia, sebagaimana Bilqis yang menurut cerita

dilahirkan dari jindan manusia. Ia gabungan dari dua unsur yang berbeda. Ia

adalahperantara Allah yang bertugas menjaga alam barzakh terus menerus.Di setiap

zaman, pasti ada orang yang mempunyai maqam ini. Iaterlahir hanya dari sel telur

ibunya berbeda dengan pandangan paraahli ilmu alam, tetapi Allah Maha Berkuasa atas

segala sesuatu.

30. Di setiap zaman, ada satu wali, terkadang perempuan, yangmengetahui detil-detil

semua alam. Ia adalah orang yang mempunyaimaqam aneh. Ia membingungkan

sebagian ahli tariqat yang mengenalnyasebagai seorang Quthb, padahal ia bukan

Quthb.

31. Satu wali yang maqamnya dinamakan saqiith rafraf anak darisaaqith 'arsy. Sayyid

Muhyidin berkata, "Saya pernah bertemudengannya di kota Qouniyah. Tandanya ada

dalam firman Allah, Demibintang ketika terbenam (QS Al-Najm [53]: 1). Kesibukannya

tidakmembuat ia melupakan diri dan Tuhannya. Kedudukannya tinggi danhalnya agung.

Ia bisa mempengaruhi hal orang yang melihatnya,sifatnya menakjubkan, memiliki

banyak pengetahuan, dan sangatpemalu."

32. Dua wali yang disebut sebagai orang-orang yang membutuhkanAllah. Mereka ada

di setiap zaman di alam anfas (alam nafas;kehidupan itu sendiri). Mereka adalah para

wali yang memilikibeberapa kedudukan, sebagaimana sebelumnya. Sifat

keduanyadinyatakan dalam ayat, Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan sesuatudari

semesta alam (QS Ali 'Imran [3]: 97). Allah menjaga maqamkeduanya. Salah satu dari

mereka mampu menyingkap alam syahadah(alam yang bisa diindra; alam kasat mata),

dan semua orang yang adadi alam syahadah membutuhkan orang ini. Sedangkan yang

satunyamampu menyingkap alam malakut (alam gaib; alam bentuk-bentukhalus), dan

setiap orang yang membutuhkan Allah di alam malakutmembutuhkan orang ini. Yang
menolong dua orang tersebut adalah ruhyang tinggi yang melaksanakan kebenaran.

Jadi, jika ditambah denganruh tersebut, maka golongan ini terdiri dari tiga, dan jika

dilihatdari sisi manusia, maka ada dua, terkadang dari kalangan perempuan.Ia

kaya hati, membutuhkan Allah sedangkan Allah tidak membutuhkannya.Sayyid

Muhyiddin berkata, "Kita hanya sedikit mengetahui perihalketiga orang tersebut.'

33. Satu wali yang berulang-ulang menyebut nama Allah dalam hatinyadi setiap tarikan

nafas. Tidak ada wali yang lebih menakjubkanhalnya daripada dia. Tidak ada ahli

ma'rifah yang lebih muliapengetahuannya daripada orang yang memiliki maqam ini. Ia

takut danbertakwa kepada Allah. Saya pernah bertemu dengannya dan

bergurukepadanya. Sifatnya dinyatakan dalam firman Allah, Tidak adasesuatu pun yang

serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengarlagi Maha Melihat (QS Al-Syura

[42]: 11)); Kemudian Kami berikankepadamu giliran untuk mengalahkan mereka

kembali (QS Al-Isra'[17]: 6). Urat lehernya selalu menonjol karena takut kepada

Allah.Demikianlah yang pernah kami saksikan.

34. Sepuluh wali yang bijak dan memiliki kelebihan. Jumlahnya tidakkurang dan tidak

lebih di setiap zaman. Maqam mereka adalah mampumencapai tujuan khusus dengan

doanya yang selalu terkabul. Halmereka adalah keimanan yang selalu bertambah

kepada hal gaib danyakin akan mendapatkan hal gaib itu. Tidak ada yang gaib

bagimereka, karena segala yang gaib dapat mereka saksikan. Segalakeadaan mereka

adalah ibadah. Kemampuan mereka melihat hal gaibmenambah keimanan mereka

kepada hal gaib lainnya dan menambahkeyakinan untuk bisa mengetahui hal gaib itu.

Sifat merekadinyatakan dalam firman Allah, Dan katakanlah: Ya

Tuhanku,tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (QS Thaha [20]: 114);

Supayakeimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka yang telah ada(QS

Al-Fath [48]: 4); Maka surah ini menambah iman mereka, sedangmereka merasa

gembira (QS Al-Taubah [9]: 124); Dan apabilahamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku,

maka jawablah bahwasesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permintaan orang

yangberdoa apabila ia berdoa kepada-Ku (QS Al-Baqarah [1]: 186). ^

35. Dua belas wali yang disebut Al-Budala', berbeda dengan Abdal.Jumlah mereka tidak

kurang dan tidak lebih di setiap zamannya.Maqam mereka adalah mampu mencapai
tujuan khusus dengan doanya yangselalu terkabul. Hal mereka adalah selalu

bertambahnya keimanan dankeyakinan mereka kepada hal gaib. Mereka dinamakan

Budala' karenajika sembilan orang dari mereka sudah tidak ada, maka yang

satunyamenggantikan kedudukan dan tugas mereka.

36. Lima wali yang disebut para perindu (rijalul isytiyaq). Merekaadalah para pemimpin

ahli tariqah. Melalui merekalah, Allah menjagaeksistensi alam Sifat mereka dinyatakan

dalam Al-Qur"an/ Jagalahshalat-shalatmu, dan jagalah shalat umstha' (QS Al-

Baqarah[2]:238). Mereka tidak pernah meninggalkan shalat, baik siangmaupun malam.

Sayyid Muhyiddin berkata, "Shalih al-Barbari adalahsalah seorang dari mereka. Saya

pernah bertemu dan bersahabatdengannya, serta berguru kepadanya sampai ia wafat.

Begitupula Abu'Abdillah di kota Fes adalah salah seorang dari mereka, dan sayapernah

berteman dengannya."

37. Enam wali di setiap zaman, tidak kurang dan tidak lebih. Salahsatu dari mereka

adalah anak Harun al-Rasyid yaitu Ahmad al-Sibti.Muhyiddin berkata, "Saya pernah

bertemu dengan Ahmad al-Sibtiketika tawaf setelah shalat Jumat pada tahun 599 H.

Ketika itu, iasedang tawaf di Ka'bah. Saya bertanya kepadanya dan ia menjawabsambil

tawaf. Ruhnya merasuk ke dalam tubuh saya yang sedang tawaf,seperti merasuknya

Jibril ke dalam tubuh orang Badui. Merekamenguasai enam arah angin yang ditempati

manusia. Saya jugadiberitahu bahwa salah seorang dari mereka berasal dari

Irzun,Romawi. Saya mengenalnya secara langsung dan bersahabat dengannya.Ia

menghormati saya dan sering memperhatikan saya. Saya juga pernahberjumpa

dengannya di Damaskus, Swes, Maltiyah, dan Qusiri. Iapernah membantu saya

sebentar. Ia mempunyai ibu yang selaludiperlakukan dengan baik. Saya pernah

menemuinya di Haran ketika iasedang melayani ibunya. Saya belum pernah melihat

orang yangmemperlakukan ibu sebaik dia. Ia juga mempunyai harta yangdiperolehnya

di Damsiq. Saya tidak tahu apakah ia hidup ataumeninggal. Secara umum, di dunia ini

tidak ada sesuatu yangjumlahnya terbatas, kecuali orang-orang dalam jumlah tertentu

disetiap zaman yang dipilih oleh Allah untuk urusan tertentu pula."=== sekian ===

2.3.2 Wali yang Jumlahnya Tak Terhitung


Sun, 2010-04-18 16:46 — admin

Sayyid Muhyiddin r.a. berkata, "Kami telah menyebutkan wali-waliyang yang jumlahnya

terbatas di setiap zamannya. Sekarang kami akanmenyebutkan wali-wali yang

jumlahnya tak terhitung di setiapzamannya, jumlah mereka bisa bertambah dan

berkurang." 1.Mulamatiyyah r.a., ada yang menyebutnya Malamiyyah. Mereka

adalah raja dan pemimpin ahli tariqah. Pemimpin mereka adalah

Nabi Muhammad Saw. Mereka adalah orang-orang bijak yang menempatkandan

menghukumi segala sesuatu sesuai tempatnya, serta menyatakandan menghilangkan

sebab-sebab sesuai dengan tempatnya. Mereka tidakpernah meninggalkan apa yang

telah diatur Allah atas makhluk-Nyauntuk mengikuti apa yang telah mereka atur

sendiri. Mereka tidakmeninggalkan dunia untuk mengejar akhirat, atau

meninggalkanakhirat untuk mendapatkan dunia. Mereka melihat sesuatu

dengankacamata Allah dan tidak mencampur-adukkan hakikat. Kemampuan

dankekuatan para Mulamatiyyah hanya diketahui oleh pemimpin merekayang

menyaring dan menempatkan mereka pada maaam tertentu. Jumlahmereka tidak

tentu, bisa bertambah dan berkurang.

2. Fuaara' r.a. Jumlahnya tidak terbatas, bisa bertambah danberkurang. Allah

berfirman sebagai penghormatan terhadap segalamaujud dan sebagai bukti ada-Nya,

Hai sekalian manusia, kamulahyang membutuhkan (al-Fuqara') Allah (QS Fathir [35]:

15). Abu Yazidpernah berkata, "Wahai Tuhanku, dengan apa aku mendekatimu?"

Allahmenjawab, "Dengan sesuatu yang tidak kuinginkan dan kubutuhkan."Allah

berfirman, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkansupaya mereka

menyembah-Ku (QS Al-Dzariyat [51]: 56).

3. Shufiyah r.a. Jumlahnya tidak terbatas, bisa bertambah danberkurang. Mereka

adalah orang-orang yang mempunyai akhlak mulia,sehingga dikatakan, "Barangsiapa

akhlaknya bertambah baik, makabertambah pula kesufiannya." Maqam mereka berada

dalam satu hati.Mereka tidak pernah mengatakan tiga kalimat, "ini untukku",

"inipunyaku," dan "ini hartaku." Artinya, mereka tidak mengatakan bahwamereka

memiliki sesuatu, Mereka tidak mempunyai apa-apa karenasemuanya milik Allah. Bagi

mereka, apa yang mereka miliki sama sajadengan sesuatu selain Allah Swt, disertai
pengakuan bahwa makhluktidak memiliki apa-apa. Mereka tidak mencari maqam ini.

Tingkatanini adalah tingkatan ketika hal-hal luar biasa muncul dari dirimereka karena

usaha yang mereka lakukan, untuk membuktikankebenaran agama dalam keadaan

darurat. Kami telah menyaksikankelompok semacam ini. Mereka mampu melakukan

hal-hal luar biasasebagai kebiasaan dan bukan hal luar biasa bagi mereka,

sepertiberjalan di atas air dan udara sebagaimana kita dan makhluk melatalainnya

berjalan di atas tanah.

4. 'Ubbad r.a., orang-orang yang senantiasa melakukan ibadah-ibadahwajib. Allah

memuji mereka dalam firman-Nya, Hanya kepada Kamilahmereka selalu menyembah

(QS Al-Anbiya' [21]: 73). Mereka tidakmelakukan ibadah-ibadah yang tidak wajib.

Sebagian mereka berkelanake gunung, padang rumput, pantai, dan jurang, karenanya

merekadisebut para pengembara. Sebagian lagi tidak pernah meninggalkanrumah,

selalu shalat berjamaah, dan sibuk dengan diri sendiri.Sebagian mereka menggunakan

perantara (sebab-sebab sekunder) untukmengenal Allah dan sebagian lagi tidak

menggunakannya. Merekaadalah orang-orang yang saleh baik lahir maupun batin,

menjauhisifat dengki, iri hati, serakah, rakus, dan sifat-sifat tercelalainnya. Mereka

mengarahkan sifat-sifat yang mulia untuktujuan-tujuan yang terpuji. Mereka tidak

mempunyai pengetahuantentang ma'rifat, rahasia-rahasia, dan alam malakut, serta

tidakmemahami ayat Allah ketika dibacakan. Jika pahala, kiamat dankengeriannya,

neraka, dan surga diperlihatkan kepada mereka, merekameneteskan air mata. Sifat

mereka dinyatakan dalam firman Allah,Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,

sedang mereka berdoakepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap (QS Al-Sajdah

[32]:16); Kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dan suara lirih(QS Al-An'am

[6]: 63); Orang-orang yang berjalan di muka bumidengan rendah hati dan apabila

orang-orang jahil menyapa mereka,mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung

keselamatan (QSAl-Furqan [25]: 63); Apabila mereka bertemu dengan orang-orang

yangmengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka laluisaja dengan

menjaga kehormatannya (QS Al-Furqan [25]: 72);Orang-orang yang mengisi malam

harinya dengan bersujud dan berdiriuntuk Tuhan mereka (QS Al-Furqan [25]: 64); Dan

orang-orang yangapabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan dantidak


pula kikir, tetapi di tengah-tengah antara keduanya (QSAl-Furqan [25]: 67). Mereka

jarang tidur dan selalu berpuasa untukberlomba-lomba menuju kesuksesan. Mereka

tidak pernah melakukankebatilan dan kemaksiatan sedikit pun, tetapi selalu

menjunjungtinggi kebenaran dengan penuh penghormatan dan pengagungan.

Abu Muslim al-Khaulani termasuk tokoh 'Ubbad ini. Ia selalu terjagadi waktu malam

untuk beribadah. Jika rasa lelah menyerangnya, iamemukul kedua kakinya dengan

tongkat dan berkata kepada

kedua kakinya itu, "Kalian lebih berhak dipukul daripada binatangternakku. Sahabat-

sahabat Nabi Muhammad Saw. telah memperolehkebahagiaan karena mengikuti Nabi.

Demi Allah aku akan menyaingimereka sehingga mereka tahu bahwa jejak mereka

telah diikuti olehpara penggantinya." Muhyiddin Ibnu 'Arabi berkata, "Saya

pernahbertemu dengan sebagian besar dari mereka dan menuliskan kisahtentang

mereka dalam kitab saya. Banyak kitab telah menulis tentangmereka dengan panjang

lebar."

5. Zuhhad r.a., orang-orang yang meninggalkan keduniaan. Dikalangan mazhab kami,

ada perbedaan pendapat tentang orang yangtidak memiliki dunia sedikit pun padahal ia

mampu mencari danmengumpulkannya, tetapi ia tidak melakukannya dan tidak

berusaha,apakah orang ini termasuk zahid atau bukan? Sebagian berpendapatbahwa ia

termasuk zahid, dan sebagian lagi tidak menganggapnyazahid karena tidak berusaha,

sehingga apabila ia nanti mendapatkansedikit dunia, maka ia tidak termasuk zahid.

Salah satu pemimpinmereka adalah Ibrahim bin Adham dan kisah tentangnya

sudahterkenal.

Sayyid Muhyiddin berkata, "Salah seorang paman saya yang bernamaYahya bin Yafan

termasuk golongan mereka, dan ia pernah menjadipenguasa kota Tilimsan. Pada masa

pemerintahannya, ada seorangpenjual buah yang ahli ibadah asal Tunisia yang terkenal

dengansebutan 'Abdullah al-Tunisi seorang ahli ibadah pada zamannya. Diluar kota

Tilimsan, 'Abdullah juga dikenal sebagai 'Ubbad (ahliibadah). 'Abdullah telah

memutuskan tinggal di masjid untukberibadah kepada Allah. Makamnya terkenal

sebagai tempat ziarah.Ketika orang saleh ini ('Abdullah) berjalan-jalan di kota

Tilimsan,ia berjumpa dengan Yahya bin Yafan, penguasa kota tersebut,diiringi ajudan
dan pelayannya. Yahya bin Yafan diberitahu bahwaorang yang dijumpainya adalah

'Abdullah al-Tunisi seorang ahliibadah pada zamannya. Maka Yahya bin Yafan

memegang cambuk kudanyadan mengucapkan salam kepada Syaikh itu. Syaikh

menjawab salamnya.Pada waktu itu, Yahya memakai pakaian kebesaran, lalu ia

bertanyakepada Syaikh, 'Wahai Syaikh, apakah pakaian yang saya pakai inibisa untuk

shalat?' Syaikh itu tertawa. Lalu Yahya bertanya,'Mengapa engkau tertawa?' Syaikh itu

menjawab, 'Karena kerendahanakalmu dan ketidaktahuanmu terhadap diri sendiri dan

keadaanmu. Dimataku, kamu bagaikan anjing yang berguling-guling di atas

darahkering kemudian memakannya dan mengotorinya. Apabila ia akan

kencing, ia mengangkat kakinya agar tidak kecipratan air kencing.Dan kamu bagaikan

wadah yang penuh barang haram, kamu menanyakantentang pakaian dan hamba-

hamba yang telah engkau zalimi?'Tiba-tiba Yahya bin Yafan menangis dan turun dari

kudanya, lalumeninggalkan kerajaannya dan menjadi pembantu Syaikh itu.

SetelahSyaikh mengajari Yahya selama tiga hari, ia mendatanginya denganmembawa

tali, lalu berkata kepadanya, 'Wahai sang penguasa, waktubertamumu telah habis,

berdiri dan carilah kayu bakar.' Lalu Yahyamencari kayu bakar dan membawanya ke

pasar dengan menyungginya diatas kepala sehingga orang-orang yang melihatnya

menangis. KemudianYahya menjual kayu bakar itu, mengambil keuntungannya,

danmenyedekahkan sisanya. Yahya terus melakukan pekerjaan itu sampaiwafat dan

dimakamkan. Makamnya sekarang sering diziarahi. ApabilaSyaikh 'Abdullah didatangi

orang-orang yang meminta doa kepadanya,Syaikh 'Abdullah berkata, 'Mintalah doa

kepada Yahya bin Yafan,seorang penguasa yang zuhud. Seandainya aku diuji

dengandianugerahi kerajaan seperti Yahya, sungguh aku tidak mungkin bisamenjadi

orang yang zuhud.'"

6. Para wali yang tinggal di air (Rijalul Ma'). Mereka adalahgolongan yang menyembah

Allah di dasar laut dan sungai. Tidak adaseorang pun yang mengetahui mereka. Abu al-

Badri, seorang yangjujur, dapat dipercaya, mengetahui apa yang diceritakannya,

hafid,dan dhabith terhadap apa yang ia kutip, meriwayatkan bahwa AbuSu'ud bin

Syibli, seorang pemimpin pada zamannya, berkata, "Ketikaaku berada di tepi sungai

Tigris di Baghdad, tiba-tiba terbersitdalam pikiranku apakah ada hamba Allah yang
menyembah-Nya di dalamair? Belum sempat aku memikirkannya, tiba-tiba sungai

Tigristerbelah dan muncullah seorang laki-laki dengan mengucapkan salamkepadaku

dan berkata, 'Ada, wahai Abu Su'ud. Allah mempunyaihamba-hamba yang

menyembah-Nya di air. Aku adalah salah satunya.Aku berasal dari Tikrit. Aku

meninggalkan Tikrit karena suatu harinanti akan terjadi sesuatu di sana.' Laki-laki itu

menceritakankejadian yang akan muncul di Tikrit itu, lalu tiba-tiba iamenghilang.

Setelah lima belas hari berlalu, terjadilah kejadianseperti yang telah diramalkan oleh

laki-laki itu. Ia telahmemberitahuku kejadian yang akan terjadi."

7. Orang-orang yang sendirian (Afrad). Jumlahnya tidak bisadihitung. Mereka adalah

orang yang mendekatkan diri kepada Allahdengan melakukan ketentuan syara'. Salah

seorang dari

mereka adalah Muhammad al-Awani yang dikenal dengan sebutan IbnuQaid Adanah,

salah seorang pegawai di Baghdad dan sahabat 'AbdulQadir al-Jili. 'Abdul Qadir al-Jili

berkata tentang Ibnu Qaid, "Iaadalah orang yang mulia dan 'Abdul Qadir al-Hakim

menganggapnyatermasuk golongan Afrad, yaitu orang-orang yang keluar ke

daerahkutub dan tinggal di sana. Mereka adalah orang-orang yang setaradengan

malaikat yang terus-menerus mengagungkan Allah dan selaluberusaha menghadirkan-

Nya dalam hati. Mereka tidak mengenal apa-apaselain Allah dan tidak bereaksi kecuali

apa yang mereka ketahuitentang-Nya. Mereka juga tidak mempunyai pengetahuan

tentanghakikat mereka sendiri. Maqam mereka berada di antara orang-orangyang jujur

dan para nabi pembawa syariat. Maqam tersebut tidakdiketahui oleh kebanyakan ahli

tariqat padahal termasuk maqam yangtinggi."

8. Umana', orang-orang yang terpercaya. Nabi bersabda,"Sesungguhnya Allah memiliki

orang-orang yang terpercaya." Nabijuga pernah berkata tentang Abu 'Ubaidah bin

Jarah, "Dia adalahorang yang terpercaya dari umat ini, semoga Allah

meridhainya."Mereka berasal dari kalangan Mulamatiyyah dan tidak ada yangberasal

dari kelompok lainnya. Umana' adalah para mulamatiyyah yangmulia dan khusus.

Mereka tidak bisa dikenali karena tidakmenampak-kan hal-hal yang luar biasa. Mereka

hanya menjalankanperintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila kiamat tiba,

makatampaklah maaam mereka di tengah-tengah makhluk lainnya. Di dunia,mereka


tidak dikenal. Nabi Saw. pernah bersabda, "SesungguhnyaAllah memiliki umana'

(orang-orang yang terpercaya)," dan kamitidak menyebutkan siapa orang-orang yang

terpercaya itu. KetikaNabi Musa mengikuti perjalanan Nabi Khidir, Allah menyuruh

NabiKhidir untuk tidak memberitahu Musa terlebih dahulu tentang maknahal-hal aneh

yang dilakukannya meskipun Musa bertanya terus, danNabi Khidir menurutinya karena

ia termasuk umana', sampai tibasaatnya Khidir memberitahukan maknanya kepada

Musa. Jumlah umana'bertambah dalam setiap tabaqat, karenanya mereka tidak

mengenalsatu sama lain. Mereka tampak seperti mukmin yang awam. Hanyamereka

yang seperti ini, tidak wali lainnya.

9. Qurra' r.a (para pembaca). Mereka adalah Ahlullah (kaum Allah)dan hamba-Nya

yang khusus. Jumlah mereka tidak terhitung. Nabi Saw.pernah bersabda, "Ahli Al-

Qur'an adalah Ahlullah dan hamba-

Nya yang khusus." Ahli Al-Qur'an adalah orang-orang yang menjagaAl-Qur'an dengan

menghafal dan mengamalkannya. Abu Yazidal-Busthami termasuk salah satu dari

mereka. Barangsiapa berakhlakdengan akhlak Al-Qur'an, berarti ia termasuk ahli Al-

Qur'an.Barang-siapa yang ahli Al-Qur*an, maka ia juga termasuk Ahlullah,karena Al-

Qur'an adalah kalam Allah. Sahl bin 'Abdullah al-Tustarimemperoleh maqam ini padahal

ia baru berumur enam tahun.

10. Ahbab r.a. (orang-orang yang dicintai dan mencintai Allah).Jumlahnya tidak

terhitung, bisa bertambah dan berkurang. Allahberfirman, Kelak Allah akan

mendatangkan suatu kaum yang Allahmencintai mereka dan mereka pun mencintai-

Nya (QS Al-Maidah [5]:54). Karena mereka mencintai Allah, maka Dia mengujinya, dan

karenamereka mencintai Allah, maka Dia menyaring dan memilih mereka.Kelompok ini

terbagi menjadi dua. Pertama, kelompok yang sejaksemula sudah dicintai oleh Allah.

Kedua, kelompok yang menaatiRasulullah Saw. sebagai bentuk ketaatan kepada Allah,

kemudianketaatan mereka menyebabkan mereka dicintai Allah. Allah

berfirman,Barangsiapa menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah (QSAl-Nisa'

[4]: 80). Dan dalam firman-Nya yang lain, Allah berkatakepada Nabi Muhammad Saw.,

Katakanlah: "Jika kamu benar-benarmencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan

mencintaimu" (QSAh 'Imran [3]: 31). Allah mencintai mereka karena ketaatan
merekakepada Allah dan Rasul-Nya, bukan mencintainya sejak awal tanpausaha yang

mereka lakukan (kelompok kedua), meskipun kedua kelompoktersebut sama-sama

dicintai oleh Allah. Maaam mereka diketahui olehsesamanya, karena tampak jelas siapa

yang mulia dan yangdimuliakan. Tanda mereka adalah hati yang bersih tanpa noda

sedikitpun. Mereka teguh beribadah kepada Allah dan selaras dengan alamkarena alam

juga bergerak sesuai dengan aturan syara', yang baikdan yang jelek. Mereka

berhubungan dengan Allah sesuai dengan adab.Mereka membantu dan membenci

karena Allah. Allah berkata kepadaorang yang dianggap mempunyai maqam ini, "Hai,

hamba-Ku, apa yangtelah kau lakukan untuk-Ku?" Hamba itu menjawab, "Wahai

Tuhanku,aku shalat dan menyembah-Mu dengan sungguh-sungguh serta melakukanini

dan itu." Ia menyebutkan perbuatan-perbuatan baik. Lalu Allahberkata, "Perbuatan itu

untukmu." Mereka bertanya kepada Allah,"Wahai Tuhanku, apa maksud

ucapan-Mu?" Allah menjawab, "Apakah kamu menolong wali-Ku karenaAku dan

memerangi musuh-Ku karena aku." Inilah perhatian Allahkepada orang-orang yang

dicintai-Nya. Allah berfirman, Haiorang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengambil musuh-Ku danmusuhmu sebagai teman-teman setia yang kamu sampaikan

kepada merekaberita-berita Muhammad, karena rasa kasih sayang (QS Al-

Mumtahanah[60]: 1); Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman

kepadaAllah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orangyang

menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itubapak-bapak, anak-anak,

saudara-saudara mereka, atau keluargamereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah

telah menanamkankeimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan

pertolongan(QS Al-Mujadalah [58]: 22). Mereka adalah orang-orang yang

teguhpendirian. Hadis Rasulullah yang sahih juga menyatakan, "Aku harusmencintai

orang-orang yang saling mencintai karena aku, salingbergaul karena aku, orang-orang

yang saling mencurahkan perhatiankarena aku, dan orang-orang yang saling

berkunjung karena aku."

11. Muhaddats (para wali yang diajak bicara oleh Allah ataumalaikat). 'Umar r.a.

termasuk salah seorang dari mereka. SayyidMuhyiddin berkata, "Yang termasuk

golongan mereka pada zaman kitaadalah Abu 'Abbas al-Khasysyab dan Abu Zakaria al-
Bihai di Ma'arrahtetangga 'Umar bin Abdul 'Aziz di Dir Baqarah." Golongan initerbagi

menjadi dua. Pertama, golongan yang diajak bicara olehAllah melalui hijab, seperti

dinyatakan dalam firman-Nya, Dan tidakada seorang manusia pun yang Allah berkata-

kata dengannya kecualimelalui wahyu atau dari belakang hijab (QS Al-Syura' [42]:

51).Golongan ini tabaqahnya banyak. Kedua, golongan yang diajak bicaraoleh para

malaikat melalui hati dan kadang telinga mereka. Merekaditetapkan semuanya sebagai

orang yang dapat diajak bicara olehpara malaikat karena mereka telah melakukan

riyadhah dan mujahadah.Jika jiwa bersih dari noda, maka ia akan mencapai alam yang

cocokdengan alam malaikat sehingga bisa mengetahui ilmu malakut danrahasia-rahasia

yang diketahui oleh ruh-ruh yang mulia. Kemudianterukirlah dalam jiwa itu semua

makna yang ada dalam alam, sehinggaia dapat mengetahui hal-hal gaib. Meskipun para

malaikat hanyamempunyai satu tugas, tetapi setiap malaikat mempunyai maqam

tersendiri Mereka mempunyai beberapa tingkatan. Jibril adalahmalaikat yang paling

tinggi tingkatannya, tetapi tingkatan dankedudukan Mikail lebih tinggi daripada Jibril.

Israfil lebih tinggidaripada Mikail. Jibril lebih tinggi daripada Izrail. Wali yangmempunyai

hati seperti Israfil, mampu memberi pertolongankepadanya, dan kedudukannya lebih

tinggi daripada orang yangmemiliki hati seperti Mikail.

Setiap Muhaddas diajak bicara oleh ruh yang sesuai dengannya.Banyak Muhaddas yang

tidak mengetahui siapa yang berbicaradengannya. Hal itu menunjukan adanya

kebersihan dan keikhlasan jiwadan terangkatnya unsur-unsur dan rukun-rukun yang

ada di dalamnya.Dia adalah jiwa yang melampaui unsur-unsur jasmaniyahnya.

Sebagiankelompok merasa cukup dengan menjadi kelompok Muhaddats kedua.

Akantetapi, itu bukan syarat kebahagian iman di akhirat sebab syaratnyaadalah

penyucian hati. Jika Muhaddats memperoleh semua sifat inidengan melakukan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan syariat,mengikuti Nabi, dan beriman secara

pasti, maka ia pantasmendapatkan berita yang membahagiakan. Apabila ketaatannya

kepadaNabi disandarkan pada pembicaraan Allah kepada mereka, maka

merekatermasuk dalam Muhaddats yang pertama, yang telah kami

sebutkanmempunyai beberapa tingkatan. 12. Akhilla' r.a. (para kekasih).Jumlahnya

tidak terbatas, bisa bertambah dan berkurang. Allahberfirman, Dan Allah menjadikan
Ibrahim sebagai kekasih-Nya (QSAl-Nisa' [4]: 125). Nabi Muhammad Saw. bersabda,

"Kalau aku inginmenjadikan seseorang sebagai kekasih (khalil), niscaya aku

akanmenjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku, akan tetapi temanmu ituadalah kekasih

Allah."

23. Sumara'. Jumlah mereka tak terbatas. Mereka adalah Muhaddatsyang khusus,

karena mereka hanya berbicara dengan Allah, tidakdengan para malaikat.

14. Waratsah (para ahli waris). Mereka ada tiga macam, yaitu yangmenganiaya

(bersikap keras pada) diri sendiri demi melakukankebaikan, yang bersikap tengah-

tengah (sedang-sedang saja) dalammelakukan kebaikan, dan yang lebih dahulu

berbuat kebaikan. Allahberfirman, Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada hamba-

hambapilihan Kami. Di antara mereka ada yang menganiaya diri merekasendiri

(zhalimun linafsihi), ada yang bersikap tengah-tengah (muqtashid ), dan ada yang lebih

dahulu berbuat kebaikan

(sabiqun bil khairat) dengan izin Allah. Yang demikian itu adalahkarunia yang besar (QS

Fathir [35]: 32). Nabi juga bersabda, "Ulamaadalah pewaris para nabi."

Adapun maksud firman Allah tentang para pewaris pilihan yangmenganiaya diri sendiri

adalah Abu Darda' dan lain-lain yangbersikap keras (menganiaya) pada diri mereka

sendiri demi melakukankebaikan, sehingga mereka berbahagia di akhirat kelak. Hal

itudinyatakan dalam sabda Nabi Saw., "Sesungguhnya dirimu mempunyaihak dan

matamu mempunyai hak." Apabila seseorang puasaterus-menerus dan selalu terjaga di

waktu malam untuk beribadah,maka ia telah menganiaya diri sendiri, karena dirinya

dan matanyamempunyai hak untuk tidur dan makan. Kezaliman pada diri sendiriuntuk

tujuan ibadah. Oleh karena itu, firman Allah (zalimlinafsihi) artinya adalah keinginan

dan usaha keras, karena jiwaselalu cenderung untuk mendapatkan keringanan dan

istirahat. MakaNabi menganjurkan dua hal tersebut karena mereka adalah orang-

oranglemah. Dan dalam firman-Nya (zhalimun linafsihi), Allah tidakbermaksud

menunjukkan orang yang berbuat kezaliman yang dilarangsyara', karena orang yang

melanggar syara'tidak disebut sebagaihamba pilihan.

Adapun golongan kedua yang termasuk pewaris kitab adalah muqtashid,yaitu orang

yang memberikan hak berupa kenikmatan dunia kepadadirinya agar kenikmatan itu
bisa digunakan untuk mengabdi kepadaAllah dengan memanfaatkan istirahat dan

berbuat kebaikan. Artinya,mereka mempunyai keinginan kuat (azimah) untuk berbuat

baik danmemanfaatkan kemudahan (rukhsah) yang diberikan kepadanya. Disamping

giat mengisi malam dengan ibadah, seorang muqtashid jugatidur untuk istirahat.

Demikian juga dengan amal-amal lainnya.

Sabiqun bil khairat adalah orang yang bersegera melakukan pekerjaansebelum masuk

waktunya, sehingga ia selalu siap. Ketika waktunyasudah masuk, ia segera melakukan

kewajibannya tanpa ada yangmenghalangi, seperti berwudhu sebelum masuk waktu

shalat dan dudukdi masjid sebelum waktu shalat. Ketika waktu shalat tiba, ia

sudahdalam keadaan suci sehingga bisa segera melakukan kewajibanshalatnya.

Demikian juga bagi orang yang mempunyai harta, ia akansegera mengeluarkan zakat

dan menunaikannya ketika masuk satutahun, kemudian membayar zakat kepada amil

sebagai kewajibannyakepada Tuhan di awal tahun kedua. Demikianlah, ia segera

melakukansemua perbuatan baik, sebagaimana Sabda Nabi kepada Bilal,"Dengan

apa engkau menyusulku ke surga?" Bilal menjawab, "Setiap berhadas,aku selalu

berwudhu, dan setiap selesai wudhu, aku selalu melakukanshalat dua rakaat."

Rasulullah kemudian bersabda, "Engkaumenyusulku ke surga dengan keduanya (wudhu

dan shalat dua rakaat)."Itulah beberapa contoh sabiqun bil khairat. Dan begitulah

keadaanRasulullah Saw. di tengah kaum musyrik ketika masih muda. Waktuitu, beliau

belum dibebani taklif (syariat), kemudian ia menjauhkandiri dari masyarakat menuju

Tuhannya dengan melakukan tahanuts(menyepi untuk beribadah). Beliau juga segera

melakukan kebaikandan berakhlak mulia sampai Allah memberinya risalah

kenabian.=== sekian ===

2.3.3 Wali Yang Bisa Dihitung dan Tak Bisa Dihitung


Sun, 2010-04-18 16:46 — admin

1. Anbiya' (para nabi). Allah menganugerahkankenabian kepada mereka, yaitu

orang-orang yang dipilih Allah untukdiri-Nya dan untuk mengabdi kepada-Nya, hamba-

hamba yangdikhususkan oleh-Nya di hadapan Allah, disyariatkan untuk beribadahdan

tidak diperintah untuk melakukan ibadah selain yang diwajibkan.Maqam kenabian


merupakan maqam kewalian yang khusus, merekamemperoleh ketetapan tentang

perkara-perkara yang dihalalkan dandiharamkan oleh Allah yang khusus untuk mereka

bukan untuk yanglainnya. Dunia membutuhkan hal itu, karena dunia merupakan

tempatmati dan hidup. Allah berfirman, Dialah yang telah menciptakankematian dan

kehidupan untuk menguji kalian (QS Al-Mulk [67]: 2).Taklif (syariat) adalah ujian.

Kewalian adalah kenabian yangbersifat umum, sedangkan kenabian yang diangkat oleh

Allah denganmembawa syariat adalah kenabian yang bersifat khusus.

2. Rasul (para rasul yang diberi risalah oleh Allah). Yaitu,para nabi yang diutus untuk

sekelompok umat manusia atau kepadaseluruh umat manusia. Hanya Nabi Muhammad

Saw. yang diutus untukseluruh umat manusia untuk menyampaikan perintah Allah,

sebagaimanadinyatakan dalam firman-Nya, Hai Rasul, sampaikanlah apa yang

telahditurunkan Tuhan kepadamu (QS Al-Maidah [5]: 67); Kewajiban Rasultidak lain

hanyalah menyampaikan risalah (QS Al-Maidah [5]: 99).Maqam penyampaian itu

dinyatakan sebagai risalah bukan yang lain.Sayyid Muhyiddin tidak membicarakan

seputar maaam kenabian dankerasulan ini, karena

ia merasa bukan nabi atau rasul. Ia menegaskan, "Haram bagikumembicarakannya,

karena kami hanya membicarakan apa yang pernahkami alami. Kami bisa berbicara

tentang selain kedua maqam ini,karena kami pernah mengalaminya dan Allah tidak

melarangnya."

3. Shiddiqun (orang-orang yang meyakini Allah dan Rasul-Nya). Allahtelah

menganugerahi mereka keyakinan kepada Allah dan Rasul-Nya,sebagaimana

dinyatakan dalam firman-Nya, Orang-orang yang berimankepada Allah dan Rasul-Nya,

mereka itulah orang-orang shiddiqin (QSAl-Hadid [57]: 19). Shiddiq (bentuk tunggal

dari shiddiqun) adalahorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya karena

perkataan yangdisampaikan Rasul, bukan karena dalil cahaya keimanan yang adadalam

hati yang mencegahnya untuk meragukan perkataan Rasul. Tidakada maaam dan

kedudukan di antara kenabian yang membawa syariat danshiddiqah. Barangsiapa yang

menapaki jejak Shiddiqun, berarti iamenapaki kenabian. Barangsiapa mengaku

mendapatkan kenabian denganmembawa syariat setelah Nabi Muhammad Saw., maka


ia telah berdustadan kafir terhadap apa yang dibawa oleh orang jujur yaituRasulullah

Saw. Meskipun begitu, maqam qurbah ada di atas maqamshiddiqah dan di bawah

maqam kenabian yang membawa syariat. SayyidMuhyiddin r.a. berkata, "Maqam yang

telah kami tetapkan berada diantara maqam kenabian yang membawa syariat dan

maaam shiddiaah,adalah maqam aurbah yang khusus untuk Afrad. Kedudukan (Afrad)

dimata Allah lebih rendah dibanding maaam kenabian yang membawasyariat dan

berada di atas maaam shiddiaah. Hal ini ditunjukkandengan adanya rahasia yang

diukirkan pada hati Abu Bakar yangkarenanya para Shiddiq dimuliakan. Tidak ada

seorang pun di antaraAbu Bakar dan Nabi Muhammad Saw., karena Abu Bakar adalah

temanyang meyakini kebenarannya dan tepercaya."

4. Syuhada' (orang-orang yang syahid). Allah menganugerahkan'kesaksian' kepada

mereka, yakni orang-orang yang dekat denganAllah, yang selalu menghadap Allah

dengan pengetahuan yang luastentang-Nya. Allah berfirman, Allah menyatakan

bahwasanya tidak adaTuhan melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat

danorang-orang yang berilmu juga menyatakan hal itu (QS Ah 'Imran [3]:18). Allah

mengumpulkan mereka dengan para malaikat dalammenegakkan kesaksian. Mereka

adalah yang

bertauhid kepada Allah sebagai Zat Yang Maha Menjaga dan Azali.Mereka adalah

orang-orang yang bertauhid. Kedudukan merekamenakjubkan dan keadaan mereka

aneh. Mereka adalah saksi-saksi yangdimaksud dalam ayat tersebut, orang-orang yang

mengetahui Allah danberiman setelah mengetahui firman Allah. Nur seorang Shiddiq

lebihsempurna daripada nur seorang Syahid, karena tauhid seorang Syahiddisebabkan

oleh ilmu bukan keimanan, sedangkan tauhid seorangShiddiq disebabkan oleh iman.

Jadi, maqam Syahid berada di atasmaqam Shiddiq dari segi ilmu, sebaliknya maaam

Shiddiq berada diatas maqam Syahid dari segi iman dan keyakinan. 5. Shalihun(orang-

orang yang saleh). Allah menganugerahkan kesalehan kepadamereka dan

menempatkan kedudukan mereka setelah Syuhada, padatingkat keempat. Setiap nabi

adalah orang yang saleh dan ia mengakusebagai orang yang saleh sekaligus nabi

Tingkatan ini merupakantingkatan khusus dalam kenabian, tetapi terkadang kesalehan

jugadipunyai oleh bukan nabi, Shadiq, atau Syahid, hanya saja kesalehanpara nabi
dimulai sebelum mereka. Orang-orang saleh adalahorang-orang yang tidak mempunyai

cacat dalam perbuatan dan keimananmereka kepada apa yang berasal dari Allah.

Apabila ada cacat, makabatallah kedudukannya sebagai orang saleh. Kesalehan seperti

inilahyang disukai para nabi. Jadi, setiap orang yang tidak ada cacatdalam keyakinan,

kesaksian, dan kenabiannya, maka ia termasuk orangyang saleh. 6. Muslimun wa

Muslimat (orang-orang muslim). Allahmenganugerahi mereka islam, yaitu ketundukan

secara khusus kepadaapa yang berasal dari Allah, bukan yang lain. Jadi, seorang

hambayang berserah diri kepada segala kewajiban, syarat, dan kaidahAllah disebut

muslim. Apabila ada sedikit syarat yang tidakterpenuhi, maka ia bukan Muslim.

Rasulullah Saw. bersabda, "Seorangmuslim adalah orang yang lidah dan tangannya

tidak menyakiti muslimlainnya." Makna "tangan" di sini adalah kekuasaan,

artinyakekuasaan yang dimiliki seorang muslim tidak mendorongnya untukmelakukan

perbuatan yang tidak sesuai dengan Islam atau menentanghukum Allah terhadap

muslim lainnya. Kata "lidah" disebutkan karenaterkadang lidah lebih menyakitkan

daripada tindakan. Nabi Saw.tidak menganggap seseorang sebagai muslim, kecuali jika

ia menjagadiri dari menyakiti muslim lainnya.

7. Mukminun wa Mukminat (orang-orang mukmin). Allah menganugerahimereka iman,

baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan.Menurut etimologi bahasa dan

syariat, esensi iman adalah keyakinan.Sedangkan makna iman dalam perkataan dan

perbuatan didasarkan padasyariat, bukan secara bahasa. Jadi, orang mukmin adalah

orang yangperkataan dan perbuatannya sesuai dengan apa yang diyakininyatentang

perkataan dan perbuatan itu. Oleh karena itu, Allahberfirman mengenai orang-orang

mukmin, Sedang cahaya merekabersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,

sambil merekamengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya

kamidan ampunilah kami" (QS Al-Tahrim [66]: 8). Maksud "cahaya" di siniadalah amal

saleh mereka di dunia di hadapan Allah. Mereka adalahorang-orang yang dijanjikan

Allah akan mendapat ampunan dan pahalayang besar.

Rasulullah Saw. juga bersabda, "Orang mukmin adalah orang yangdipercaya manusia

untuk menjaga harta dan jiwa mereka." Dalam hadislain, Rasulullah Saw. bersabda,

"Orang mukmin adalah orang yangtetangganya aman dari kejelekannya." Dalam kedua
hadis tersebut,Rasulullah tidak menyebutkan "manusia" dan "tetangga" yang

mukminatau muslim, tetapi menyebutkannya secara umum tanpa batasan.Sedangkan

dalam hadis tentang orang muslim sebelumnya, Rasulullahmenyebutkan bahwa orang

muslim adalah orang yang lidah dantangannya tidak menyakiti "muslim lainnya", bukan

manusia secaraumum Kita tahu bahwa iman mempunyai sifat khusus yaitu

pembenaransecara taklid tanpa ada dahi sehingga bisa dibedakan antara imandan ilmu.

Perlu diketahui, bahwa pengertian mukmin secara terminologis adalahorang yang

menempuh jalan Allah berdasarkan syariat Seorang mukminmemiliki dua tanda dalam

dirinya. Kalau ia mempunyainya, maka iatermasuk golongan mukmin. Tanda pertama,

meyakini hal-hal gaibtanpa keraguan seperti menyaksikannya secara langsung. Tanda

kedua,iman yang ada dalam diri seorang mukmin mempengaruhi semua

orang,sehingga mereka mempercayakan harta, jiwa dan keluarga merekasecara penuh

kepadanya tanpa kekhawatiran sedikit pun. Semua itumerupakan bukti bahwa ia

termasuk orang-orang mukmin. Kalau duatanda tersebut tidak ada dalam diri

seseorang, maka ia tidaktermasuk golongan orang mukmin sebagaimana yang telah

kamisebutkan.

8. Qanitun wa Qanitat (orang-orang yang taat kepada Allah). Allahmenganugerahi

mereka kepatuhan, yakni menaati semua perintah Allahdan menjauhi semua larangan-

Nya. Allah berfirman. Peliharalahsegala shalatmu, dan (peliharalah) shalat wustha.

Berdirilah karenaAllah (dalam shalatmu) dengan khusyu' (QS Al-Baqarah [2]:

238).Artinya, jadilah orang-orang yang taat. Dalam ayat lain, Allahberfirman, Laki-laki

dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya.(QS Al-Ahzab [33]: 35) Sayyid

Muhyiddin bercerita, "Suatu hari,saya bertemu seorang pengemis dan di sisi saya ada

seorang hambayang saleh bernama Al-Hajj Madur Yusuf al-Astaji, seorang darigolongan

umiyyin yang mempergunakan seluruh hidupnya untukberibadah kepada Allah.

Pengemis itu berkata, 'Siapa yang inginbersedekah untuk mendapatkan ridha Allah/

Ada seorang laki-lakimembuka tempat uang berisi dirham yang dimilikinya,

memilihbeberapa dirham pecahan kecil, lalu memberikannya kepada sipengemis. Al-

Hajj Madur memperhatikan lelaki itu, lalu berkatakepada saya, 'Wahai Fulan, tahukah

kau mengapa lelaki itumemilih-milih dirham yang akan diberikannya kepada si


pengemis?'Saya menjawab, 'Tidak.' Al-Hajj lalu berkata, 'Ia adalah orang yangsaleh di

sisi Allah, sebab ia bersedekah kepada si pengemis karenamengharap ridha Allah, maka

nilai dari apa yang disedekahkannyakarena Allah itu tergantung kepada Allah."

Akan tetapi menurut kami, salah satu syarat orang yang amit (patuh)kepada Allah

adalah ia menaati Allah karena ia hamba Allah, bukankarena mengharapkan ganjaran

dan pahala yang dijanjikan Allah bagiorang yang taat kepada-Nya. Adapun ganjaran

yang diterima seorangaanil tergantung pada apa yang mendorongnya untuk taat

kepadaAllah, bukan pada keadaan yang mengharuskannya untuk taat.

9. Shadiqun wa Shadiqat (orang-orang yang benar dan jujur). Allahmenganugerahi

mereka kejujuran dalam ucapan dan keadaan mereka.Allah berfirman. Orang-orang

yang menepati apa yang telah merekajanjikan kepada Allah. (QS Al-Ahzab [33]: 23)

10. Shabirun wa Shabirat (orang-orang yang sabar). Allahmenganugerahi mereka

kesabaran. Mereka adalah orang-orang yangmemenjarakan diri kepada Allah untuk

selalu menaati-Nya tanpa bataswaktu, sehingga Allah juga melimpahkan pahala tanpa

batas waktuatas perbuatan mereka, sebagaimana dinyatakan dalam firman

Allah,Sesungguhnya hanya orang-orang sabarlah yang dicukupkan pahalanyatanpa

batas (QS Al-Zumar [39]: 10).

Kesabaran mereka tak terbatas waktu dan menyeluruh di setiap tempatyang menuntut

mereka sabar. Sebagaimana mereka mengikat diri untukselalu mengerjakan perintah

Allah, mereka juga mengikat diri untukselalu meninggalkan larangan-Nya. Ketika

datang cobaan dan bahaya,mereka juga manahan diri untuk tidak meminta

pertolongan, syafaat,dan bantuan kepada selain Allah. Kesabaran mereka tidak

ternodaoleh rasa sakit yang menyebabkan mereka mengadu kepada Allah

agarmelenyapkan cobaan itu. Tidakkah kalian lihat Nabi Ayyub a.s.ketika memohon

kepada Allah untuk menghilangkan derita yangdialaminya. Ya Tuhanku, sesungguhnya

aku telah ditimpa penyakit danEngkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara

yang penyayang(QS Al-Anbiya' [21]: 83). Nabi Ayyub mengadukan penyakitnya

kepadaAllah dengan berkata, Engkau Maha Penyayang di antara yangpenyayang.

Dalam doa ini, Ayyub mengungkapkan sebab-sebabpenderitaannya dan

mengadukannya kepada Tuhan agar menghilangkanderita yang menimpanya. Tuhan


mengabulkan doanya dan menghilangkanpenderitaan itu, sebagaimana dinyatakan

dalam firman-Nya, Maka Kamipun mengabulkan permohonannya (QS Al-Anbiya' [21]:

84). Allah jugamenguji kesabaran Ayyub dalam firman-Nya, Kami dapati dia

(Ayyub)seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amattaat

kepada Tuhannya (QS Shad [38]: 44). Artinya, Ayyub kembalikepada Allah dalam

menghadapi cobaan-Nya. Allah juga memuji ibadahAyyub. Bila doa yang dipanjatkan

Ayyub kepada Allah agar kemalangandan cobaan itu hilang bertentangan dengan

kesabaran yangdisyariatkan, maka Allah tidak akan memuji Ayyub sebagai orang

yangsabar, padahal Dia sungguh-sungguh memuji Ayyub.

Bahkan menurut kami, termasuk akhlak yang buruk terhadap Allah,jika seorang hamba

tidak memohon kepada-Nya untuk menghilangkanpenderitaannya, karena sikap seperti

itu mengandung kesenanganmelawan kekuasaan ilahiah dengan kesabaran dan

kekuatan yangdiperolehnya. Seorang 'arif (yang mengetahui dan mengenal

Allah)berkata, "Allah telah membuatku lapar, sehingga aku menangis."Seorang yang

'arif, meskipun ia memperoleh kekuatan dan kesabaran,ia tetap merasa lemah,

beribadah, dan berbuat baik, karena semuakekuatan adalah milik Allah, maka ia

memohon kepada Allah untukmelenyapkan penderitaannya atau menjaganya agar tidak

berburuksangka terhadap penderitaan yang menimpanya. Sikap seperti ini initidak

berlawanan dengan rasa ridha terhadap qaadha (ketentuan

Allah sebelum jaman azali), karena cobaan berupa penderitaanmengarah pada qadha.

Ia rela dengan ketentuan Allah dan memohonkepada-Nya untuk menghilangkan

penderitaan yang sudah digariskanoleh-Nya itu, sehingga ia menjadi orang yang ridha

dan sabar.Orang-orang seperti ini adalah orang-orang sabar yang dipuji olehAllah.

Ada seorang sayyid menangis karena lapar. Lalu ia ditanya, "Kamusiapa? Apakah kamu

menangis karena lapar?" Ia menjawab, "Allahtelah membuatku lapar sehingga aku

menangis." Ini adalah ucapanorang yang mengetahui Allah, berjalan lurus menuju

Allah, sertamengenal diri dan Tuhannya.

11. Khasyi'un wa Khasyi'at (orang-orang yang selalu khusyuk).Mereka dikaruniai

kekhusyukan dalam beribadah kepada Allah.Kekua-saan Allah tampak dalam hati

mereka di dunia.
12. Mutashaddiqun wa Mutashaddiqat (orang-orang yang sukabersedekah). Allah

menganugerahi mereka kedermawanan, karena merekaselalu mendermakan karunia

Allah kepada makhluk Allah yangmembutuhkannya. Allah menjadikan makhluk miskin

agar merekamembutuhkan-Nya.

13. Shaimun wa Shaimat (orang-orang yang selalu berpuasa). Allahmenganugerahi

mereka kemampuan menahan diri dari segala sesuatuyang menyebabkan mereka mulia

di sisi Allah. Allah memerintahkanmereka untuk menahan diri dan anggota badan

mereka. Perintah Allahada yang wajib dan ada yang sunnah.

14 Hafizhun wa Hafizhat (orang-orang yang selalu menjagaaturan-aturan Allah).

Mereka dianugerahi penjagaan ilahiyah,sehingga mereka senantiasa menjaga hal-hal

yang harus mereka jaga.Mereka terdiri dari dua tingkatan, yang khusus (elit

spiritual)yaitu yang selalu menjaga kemaluan mereka, dan yang awam yaitu yangselalu

memelihara aturan-aturan Allah.

15. Dzakirun wa Dzakirat (orang-orang yang banyak berzikir). Allahmenganugerahi

mereka ilham zikir agar senantiasa ingat kepada Allahsehingga Allah pun selalu

mengingat mereka. Allah berfirman. Karenaitu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku

ingat pula kepadamu (QSAl-Baqarah [2]: 152). Dalam hadis qudsi Allah

berfirman,"Barangsiapa mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku jugamengingatnya

dalam diri-Ku. Barangsiapa mengingat-Ku dalam seluruhzikirnya, niscaya aku juga

mengingatnya lebih dari itu." Dalamhadis qudsi lain Allah berfirman, "Barangsiapa

mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta."Firman-Nya

yang lain menyatakan. Katakanlah hai Muhammad: "Jikakamu benar-benar mencintai

Allah, ikutilah aku, niscaya Allahmengasihmu (QS Ali Tiruan [3]: 31). Zikir adalah

maqam yangtertinggi, karena itu orang yang selalu berzikir memiliki derajatdi atas

maqam lainnya.

16. Taibun wa Taibat (orang-orang yang selalu bertobat). Allahmenganugerahi mereka

kemampuan bertobat dalam segala hal atau dalamsatu hal yang berlaku dalam segala

maqam. Mereka selalu bertaubatkepada Allah dari potensi mukhalafah (kemungkinan

untuk menentangAllah) yang ada dalam diri manusia. Dalam sehari, bisa seribu

kalimereka bertobat kepada Allah dari potensi mukhalafah ini.Orang-orang yang


bertobat adalah kekasih Allah berdasarkan nashAl-Qur'an yang pasti benar. Tidak ada

kebatilan dalam Al-Qur'anbaik di depan maupun di belakangnya, yang diturunkan dari

TuhanYang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS Fushshilat[41]:42)

17. Mutathahhirun wa Mutathahhirat (orang-orang yang selalumenyucikan diri). Allah

menganugerahi mereka kesucian, karenamereka selalu menyucikan diri. Penyucian diri

mereka bersifathakiki, tidak sekedar tindakan praktis bersua, yaitu sifat yang

difirmankan Allah, Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yangbertobat dan orang-

orang yang menyucikan diri (QS Al-Baqarah [2]:222). Orang-orang yang menyucikan

diri, penempuh jalan ini, adalahhamba-hamba Allah yang menjadi wali Mereka

menyucikan diri darisegala sifat yang menghalanginya untuk masuk menuju Tuhannya.

Olehkarena itu, disyariatkan bersuci sebelum menunaikan shalat, karenashalat adalah

jalan masuk untuk bermunajat kepada Tuhan.

18. Hamidun wa Hamidat (orang-orang yang selalu memuji Allah).Allah menganugerahi

mereka kemampuan untuk selalu memuji-Nya.Mereka adalah orang-orang yang

memperoleh hasil dari perbuatannya.Allah berfirman. Dan kepada Allah-lah kembalinya

segala urusan (QSAl-Hajj [22]: 41). Orang yang selalu memuji Allah adalah orang

yangberpandangan bahwa pujian bersifat universal, bisa dilakukan olehseluruh

makhluk, baik ia ahlullah maupun bukan, baik yang dipujinyaitu Allah maupun sesama

makhluk, karena pada hakikatnya seluruhpujian akan kembali kepada Allah, tidak

kepada selain-Nya. Segalapuji hanya milik Allah, bagaimana

pun adanya. Al-Hamidun wa al-Hamidat yang dipuji oleh Allah dalamAl-QurNan adalah

orang-orang yang selalu memperhatikan tujuansegala perbuatan sejak awal, maka

sejak awal mereka telahmenentukan bahwa segala pujian yang mereka lakukan

kembali kepadaAllah. Mereka adalah orang-orang yang memuji penyak-sian

merekaakan Allah dalam segenap pengungkapan diri-Nya (syuhud) melaluilisan

kebenaran. 19. Samun (orang-orang yang mengadakanpengembaraan spiritual), yakni

orang-orang yang berjihad dijalanAllah (Mujahidun). Rasulullah Saw. bersabda,

"Perjalanan umatkuadalah berjihad di jalan Allah, dan Allah berfirman, Mereka

ituadalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memujiAllah, yang

mengembara, yang rukuk, yang sujud, yang menyuruhberbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat mungkar, dan yang memeliharahukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah

orang-orang mukmin itu (QSAl-Taubah [9]: 112). Pengembaraan di bumi ini dilakukan

untukmengambil pelajaran dari bekas-bekas peninggalan masa lalu danumat-umat

terdahulu yang telah musnah. Oleh karena itu, orang-orangyang memperoleh

ma'rifatullah mengetahui bahwa bumi tumbuh danberkembang karena selalu berzikir

kepada Allah. Saihun adalahadalah orang-orang yang suka berbuat baik dan

mengutamakan hakorang lain. Mereka melihat bumi ini tidak pernah sepi dariorang-

orang yang berzikir kepada Allah. Kerusakan peradaban tidakakan terjadi di bumi, jika

selalu ada orang yang berzikir. Sebagianorang 'arif mewajibkan diri untuk mengembara

ke padang-padang pasiryang belum dijamah kecuali oleh orang-orang seperti

mereka,pantai-pantai, lembah-lembah yang dalam, pegunungan, dan padangrumput,

sebagai bakti mereka kepada orang-orang yang ada di sana.Mereka juga mewajibkan

diri berjihad di daerah kafir yang tidakmenyembah Allah. Oleh karena itu, Nabi

menetapkan jihad sebagaiperjalanan umat Islam. Jika di suatu daerah, tidak ada orang

yangkafir dan tidak ada orang yang berzikir, itu lebih sedikitkesedihan dan kesulitannya

dibanding daerah yang menyembah selainAllah dan kafir kepada-Nya yang disebut

daerah musyrik dan kafir.Perjalanan untuk berjihad di suatu daerah lebih utama

daripadaperjalanan untuk selain jihad, dengan syarat harus

memperingatkanmasyarakat daerah tersebut untuk mengingat kepada Allah.

Karenamengingat Allah dalam berjihad lebih utama daripada bertemu musuhdan

menyerangnya, dalam artian menegakkan kalimat Allah ditempat-tempat orang

yang menyembah selain Allah, mereka itulah para Saihun. SayyidMuhyiddin

menjelaskan, "Saya pernah bertemu dengan salah seorangtokoh mereka, Yusuf

Maghawari Al-Jala. Ia telah mengembara didaerah-daerah kafir selama 20 tahun.

Ahmad bin Humam al-Syiqaq diAndalusia adalah seorang pemuda yang menetap di

daerah musuh dantermasuk pemuka golongan ini, meskipun ia masih muda karena

sejakusianya belum mencapai baligh, ia telah memutuskan untuk beribadahkepada

Allah dan tetap istiqamah dalam keadaan seperti itu sampaiwafat."

20. Raki'un wa Raki'at (orang-orang yang selalu rukuk). Dalamkitab-Nya yang mulia

(QS Al-Taubah [9]: 112), Allah menyifatimereka sebagai orang-orang yang selalu
rukuk, yakni selalu tundukdan merendahkan diri kepada Allah.

21. Sajidun (orang-orang yang selalu sujud). Allah menganugerahimereka ketundukan

hati. Mereka tidak sombong, baik di dunia maupundi akhirat, suatu hal untuk

mendekatkan diri kepada Allah danmerupakan sifat orang-orang yang selalu

mendekatkan dirikepada-Nya. Sujud dilakukan untuk bersatu dan menyaksikan

AllahSwt. secara langsung.

Oleh karena itu, Allah berfirman, Dan sujudlah dan mendekatlah(kepada Tuhan) (QS

Al-'Alaq [96]: 19). Maksudnya, mendekat kepadaAllah dengan penuh penghormatan,

ketundukan, dan penyerahan diri.Sebagaimana seorang raja berkata kepada seseorang

yang menghadapnyalalu mendekatinya sambil berlutut di hadapannya,

"Mendekatlah,mendekatlah," sampai posisinya sangat dekat dengan raja. Jadifirman

Allah di atas mengandung makna "mendekatlah dalam keadaansujud". Untuk

memberitahukan bahwa bahwa Allah telah menyaksikanorang yang sujud kepada-Nya

di hadapan-Nya, Dia berkata,Mendekatlah, agar ia semakin mendekat kepada-Nya.

Sebagaimanadifirmankan Allah dalam hadis qudsi, "Barangsiapa mendekatkepada-Ku

satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satuhasta." Jadi, mendekatnya

seorang hamba kepada Tuhan yang dilakukankarena perintah-Nya merupakan ketaatan

dan penghormatannya yangpaling besar dan sempurna kepada Tuhan, karena berarti

iamelaksanakan perintah tuannya berdasarkan penyingkapanspiritual.

Inilah sujudnya orang-orang 'arif yang telah disediakan bagi merekadan orang-orang

seperti mereka rumah Allah (ka'bah), sebagaimanayang dinyatakan dalam perintah

Allah kepada Nabi Muhammad, Dansucikanlah rumah-Ku ini untuk orang-orang yang

tawaf, orang-orang yang beribadah, serta orang-orang yang rukuk dansujud (OS Al-

Hajj [22]: 26). Dalam ayat lain, Allah berkata kepadaNabi Saw, Maka bertasbihlah

dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamutermasuk orang-orang yang bersujud. (QS

Al-Hijr [15]: 98) 22.Amirun bi al-Ma'ruf (orang-orang yang selalu menyuruh kepada

yangma'ruf (yang dikenal/diketahui/diakui; kebajikan). Allahmenganugerahi mereka

kemampuan untuk selalu mengajak kepada yangma'ruf atau mengajak kepada Allah.

Tidak ada perbedaan antaramengajak kepada yang ma'ruf dan mengajak kepada Allah,

karena Allahadalah ma'ruf dan tak seorang pun mengingkari hal ini. Allahberfirman,
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakahyang menciptakan langit

dan bumi," niscaya mereka akan menjawab:"Allah." (QS Al-Zumar [39]: 38), meskipun

mereka itu musyrik. Danorang-orang musyrik itu berkata, "Kami tidak

menyembahberhala-berhala), melainkan supaya mereka mendekatkan kami

kepadaAllah dengan sedekat-dekatnya (QS Al-Zumar [39]: 3). Semuakepercayaan,

agama, dan aliran pemikiran sepakat bahwa Allah adalahma'ruf. Rasulullah Saw.

bersabda, "Siapa mengenal dirinya, maka iaakan mengenal Tuhannya," karena Tuhan

itu ma'ruf. Barangsiapamengajak kepada Allah, berarti ia mengajak kepada yang

ma'ruf.Mereka berada dalam tingkatan yang paling tinggi dalam menyuruhberbuat baik.

Segala seruan kepada yang ma'ruf termasuk dalamketegori ini

23. Nahun 'an al-munkar (orang-orang yang selalu mencegah dari yangmu tikar). Allah

menganugerahi mereka kemampuan untuk selalumencegah dari yang munkar. Al-

Munkar adalah berhala-berhala(sesuatu yang dianggap sebagai sekutu Allah) yang

dijadikansesembahan oleh orang-orang musyrik karena ketidaktahuan mereka

danmereka mengingkari tauhid ilahiyah. Karenanya orang yang berdustaatau

mendustakan disebut juga munkir (orang yang ingkar). Jadi,syirik itu tidak berdasar

sama sekali.

24. Hulama' (orang-orang yang murah hati/penyantun). Allahmenganugerahi mereka

kemurahan hati, yaitu sikap tidak tergesa-gesamenghukum suatu tindak kejahatan,

padahal ia mampu melakukannya dantidak ada yang menghalanginya. Tergesa-gesa

menghukum suatu tindakkejahatan menunjukkan rasa jemu dan tidak sabar.

25. Awwahun (orang-orang yang mudah iba). Sayyid Muhyiddin r.a.menjelaskan, "Saya

bertemu dengan seorang perempuan dari kalanganmereka, seorang pengumpul buah

zaitun dari Andalusia bernama YasminMasannah. Allah menganugerahi golongan ini

perasaan mudah ibaterhadap apa yang mereka temui. Allah memuji kekasih-Nya,

Ibrahima.s., dalam firman-Nya, Sesungguhnya Ibrahim benar-benar seorangyang

penyantun, pengiba, dan suka kembali kepada Allah (QS Hud[11]: 75). Sifat santun

dan iba itu membuat mrahim iba terhadapkaumnya yang menyembah patung-patung

yang mereka pahat sendiri,maka ia bermurah hati dan tidak segera menghukum

mereka, meskipunia mampu menghancurkan mereka dengan berdoa kepada Allah.


Olehkarena itu, Ibrahim disebut sebagai orang yang halim (penyantunsehingga tidak

tergesa-gesa menghukum mereka), Ibrahim berharapmereka nantinya akan beriman

dan memahami kaumnya. Berbeda denganNabi Nuh a.s. yang tidak memahami

kaumnya dan tidak bermurah hatikepada mereka, sebagaimana tersirat dalam

ucapannya, Sesungguhnyajika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan

menyesatkanhamba-hamba-Mu dan hanya akan melahirkan anak-anak yang

berbuatmaksiat dan kafir. (QS Nuh [71]: 27)

26. Tentara-tentara Allah yang mampu mengalahkan musuh, sebagaimanadinyatakan

dalam firman Allah, Sesungguhnya tentara Kami itulahyang pasti menang (QS Al-

Shaffat [37]: 173). Tentara-tentara yangbertakwa, selalu waspada, pemalu, takut

kepada Allah, sabar, danmembutuhkan Allah. Di antara mereka ada yang ahli ibnu dan

imanserta mampu menampakkan hal-hal luar biasa (karamah) sebagai buktimaaam

mereka. Mereka melawan musuh-musuh Allah dan musuh-musuhmereka dengan hal-

hal luar biasa, contohnya, orang-orang muslimyang menjadi tentara-tentara Allah.

Sedangkan orang-orang mukminyang tidak mempunyai hal-hal luar luar biasa untuk

melawan musuh,mereka bukan tentara Allah meskipun mereka mukmin. Dalam arti

hias,setiap orang yang mampu melawan musuh dengan senjata yangdimilikinya, berarti

ia termasuk tentara Allah Swt. yang memilikikemampuan mengalahkan dan menguasai

musuh. Mereka mampu mengalahkanmusuh karena kekuatan yang diberikan Allah,

sebagaimana dinyatakandalam firman-Nya, Maka kami berikan kekuatan kepada orang-

orangyang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadiorang-orang

yang menang. (QS Al-Shaff [61]: 14).

27. Mukhbitun (orang-orang yang terpilih). Allah berfirman,Sesungguhnya mereka di

sisi Kami benar-benar termasuk orang-orangpilihan yang baik (QS Shad [38]: 47).

Allah menjadikan merekasebagai pilihan, seperti dinyatakan dalam firman-Nya, Mereka

adalahorang-orang terpilih (QS Al-Taubah [9]: 89), yaitu orang-orang yangpaling

utama di antara yang lain. Orang-orang pilihan adalah orangyang ilmunya tentang Allah

melebihi orang lain, yang dicapaimelalui jalan khusus yang hanya diketahui oleh orang-

orang sepertimereka.

28. Awwabun (orang-orang yang selalu bertobat kepada Allah). Allahmenganugerahi


mereka kemampuan untuk selalu bertobat kepada-Nya disegala keadaan. Allah

berfirman, Sesungguhnya Dia Maha Pengampunbagi orang-orang yang bertobat (QS Al-

Isra [17]: 25). Awwabunadalah orang yang kembali kepada Allah dari segala arah

tempatIblis mendatangi manusia dari depan, belakang, kanan, dan kiriMereka

mengembalikan semua itu kepada Allah sejak awal sampaiakhir.

29. Mukhbitun (orang-orang yang runduk dan patuh). Allahmenganugerahi mereka

ketundukan dan kepatuhan yakni ketenangan.Nabi Ibrahim a.s. berkata, Akan tetapi,

agar hatiku tenang (QSAl-Baqarah [2]: 260), maksudnya agar ia lega, tunduk, dan

tenang dibumi ini Al-Mukhbitun adalah hamba-hamba Allah yang merasa tenangkarena

Allah, hati mereka merasa tenteram, mempercayai Allah,merendahkan diri di hadapan

Yang Maha Meninggikan Derajat dantunduk kepada kemuliaan-Nya. Mereka adalah

orang-orang yang diberikabar gembira oleh Allah melalui Nabi-Nya, Dan berilah

kabargembira kepada orang-orang yang tunduk patuh kepada Allah. Yaituorang-orang

yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,orang-orang yang sabar

terhadap apa yang menimpa mereka,orang-orang yang mendirikan sembahyang, dan

orang-orang yangmenafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada

mereka(QS Al-Hajj [22]: 34-35). Inilah sifat-sifat al-Mukhbitun.

30. Munibun (orang-orang yang selalu kembali kepada Allah). Allahmenganugerahi

mereka kemampuan untuk selalu kembali kepada AllahSwt., seperti dinyatakan dalam

firman-Nya, Sesungguhnya Ibrahim itubenar-benar seorang yang penyantun lagi

pengiba dan suka kembalikepada Allah (QS Hud [11]: 75). Orang-orang yang selalu

kembalikepada Allah adalah orang-orang yang mengembali

kan segala sesuatu kepada Allah. Allah memerintahkan mereka untukselalu kembali

kepada-Nya disertai persaksian bahwa merekabenar-benar telah kembali kepada-Nya.

31. Mubshirun. Allah menganugerahi mereka kemampuan melihatkesalahan-kesalahan

mereka dengan mata hati. Ini adalah salah satusifat khusus orang-orang yang

bertakwa, sebagaimana dinyatakandalam firman Allah, Sesungguhnya orang-orang

yang bertakwa bilamereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah,

makaketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS Al-A'raf[7]: 201)

32. Muhajirun wa Muhajirat (orang-orang yang berhijrah). Allahmenganugerahi mereka


kemampuan untuk berhijrah yang diilhamkan dandifahamkan kepada mereka. Allah

berfirman, Barangsiapa keluar darirumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah

dan Rasul-Nya,kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat

yangdituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah (QSAl-Nisa' [4]: 100). Al-

Muhajir adalah orang yang meninggalkan apayang diperintahkan untuk ditinggalkan

oleh Allah dan Rasul-Nya.

33. Musyfiaun (orang-orang yang selalu berhati-hati). Allahmenganugerahi mereka

kehati-hatian karena selalu takut kepadaTuhan, seperti dinyatakan dalam firman-Nya,

Sesungguhnyaorang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan

mereka(QS Al-Mukminun [23]: 57). Orang sering berkata, "Aku takutkepadanya, maka

aku berhati-hati terhadapnya." Allah berfirman,Orang-orang yang takut terhadap azab

Tuhan-Nya. Karena sesungguhnyamanusia tidak dapat merasa aman dari datangnya

azab Tuhan (QSAl-Ma'arij [70]: 26-27). Maksudnya, mereka berhati-hati terhadapsiksa

Tuhan, tidak merasa aman dari datangnya siksa itu. Para wahyang selalu berhati-hati

adalah wah yang takut dirinya akanberubah, jika Allah menenangkan hati mereka

dengan adanya kabargembira bagi mereka, maka mereka mengalihkan kehati-hatian

tersebutmenjadi rasa kasih sayang terhadap makhluk Allah, sepertikasih-sayang para

rasul kepada umatnya.

34. Orang-orang yang dianugerahi Allah kemampuan untuk selalumenepati janji (Wafi),

sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, Danorang-orang yang menepati jmji

apabila ia berjanji (QS Al-Baqarah[2]: 177); Orang-orang yang memenuhi janji Allah

dan

tidak merusak perjanjian (QS Al-Ra'd {13]: 20). Mereka adalahorang-orang yang tidak

pernah ingkar janji. Menepati janji adalahsalah satu sifat khusus ahlullah (kaum Allah)

dan barangsiapamelaksanakan segala yang diperintahkan Allah kepadanya

dengansempurna atau bahkan lebih, maka ia termasuk orang yang menepatidan

menyempurnakan janji. Allah berfirman, Dan Ibrahim yang selalumenyempurnakan

janji (QS Al-Najm [53]: 37); Dan barangsiapa selalumenepati janjinya kepada Allah,

maka Allah akan memberinya pahalayang besar (QS Al-Fath [48]: 10. Mereka adalah

orang-orang yangmampu melihat rahasia-rahasia ilahiyah yang tersembunyi


Barangsiapamenunaikan semua yang dibebankan Allah kepada-nya dan mampu

melihatpengetahuan-pengetahuan yang disembunyikan Allah dari manusiakebanyakan,

dialah Wafi.

35. Washilun (orang-orang yang selalu menyambung talisilaturrahmi). Allah menolong

mereka untuk selalu menyambung talisilaturrahmi, sebagaimana dinyatakan dalam

firman-Nya, Orang-orangyang menghubungkan apa-apa yang diperintahkan Allah

supayadihubungkan (QS Al-Ra'd [13]: 21). Mereka menyambung talisilaturahmi dengan

orang-orang mukmin yang dikucilkan karena pernahmelakukan kejahatan, minimal

dengan mengucapkan salam kepadamereka, atau lebih dari itu yakni dengan berbuat

baik kepadamereka, dan tidak menghukum kejahatan mereka yang telah dimaafkandan

dilupakan. Mereka tidak memutus tali silaturrahmi denganseorang pun makhluk Allah,

kecuali jika Allah memerintahkan merekauntuk menjauhi seseorang, maka mereka

membenci sifat atau perbuatanorang itu, bukan orangnya.

36. Khaifun (orang-orang yang takut kepadaAllah). Allah menganugerahi mereka

rasa takut kepada-Nya,atau takut karena mengikuti perintah-Nya. Allah berfirman,

Takutlahkepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS Ali 'Imran[3]:

175). Allah memuji sifat mereka dalam firman-Nya, Mereka takutkepada suatu hari

ketika hati dan penglihatan menjadi goncang (QSAl-Nur [24]: 37); Mereka takut

kepada hisab yang buruk (QS Al-Ra'd[13]: 21). Apabila mereka takut, mereka meniru

sifat para malaikat,seperti yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya, Para malaikat

itutakut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka danmelaksanakan apa yang

diperintahkan Allah kepada mereka. (QSAl-Nahl [16]: 50)

37. Orang-orang yang menghindari sesuatu karena perintahAllah. Allah

menganugerahi mereka kemampuan untukmenghindari segala hal yang tidak berguna,

sebagaimana dinyatakandalam firman-Nya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri

dariperbuatan dan perkataan yang tidak berguna (QS Al-Mukminun [23]:3); Maka

berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dariperingatan Kami (QS Al-

Najm [53]: 29).


38 Kurama' (orang-orang yang mulia). Allahmenganugerahi mereka kemuliaan jiwa,

sebagaimana dinyatakan dalamfirman-Nya, Dan apabila mereka bertemu dengan

orang-orang yangmengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka

laluisaja dengan menjaga kehormatan dirinya (QS Al-Furqan [25]: 72).Artinya, mereka

tidak memperhatikannya, tidak ternodai danterpengaruh sedikit pun oleh perbuatan

orang-orang itu, danmelewatinya begitu saja tanpa menoleh dengan tetap

menjagakemuliaan dirinya.

=== sekian ===

Lima Peringkat Iman


Mon, 2010-12-13 12:53 — admin

Table of contents [hide]

1. PERINGKAT IMAN

2. Iman Taqlid

3. Iman Ilmu

4. Iman Ayan

5. Iman Haq

6. Iman Hakekat

PERINGKAT IMAN
Iman antara satu orang dengan seorang yang lain tidak sama. Ulama Islam telah

membagi iman menjadi 5 peringkat :

1. Iman Taqlid

2. Iman Ilmu

3. Iman 'Ayan

4. Iman Hak

5. Iman Hakikat

Iman Taqlid
1. Iman Taqlid adalah iman ikut-ikutan, yaitu orang yang beriman dengan semua

rukun iman tetapi hanya ikut-ikutan saja.

Pegangan Islamnya tidak kuat, prinsip Islamnya tidak kukuh. Dia tidak memiliki alasan

yang kuat mengapa ia beriman. Kalau ditanya, "Apa bukti wujudnya Allah ?" Dia hanya

mampu menjawab, "Saya mendengar orang berkata ada, maka saya pun mengatakan

ada".

2. Sandaran keyakinannya pada orang lain, dia tidak memiliki dalil 'aqli maupun

naqli (dalil akal atau dalil Al Quran) untuk membuktikan keyakinannya pada rukun iman.

3. Mayoritas umat Islam hari ini, baik berpangkat atau tidak, miskin atau kaya,

bodoh atau bijak, adalah orang-orang yang beriman taqlid. Mereka yang beragama Islam

karena secara kebetulan dilahirkan dari ibu dan bapak yang beragama Islam. Keyakinan

mereka kepada Allah hanya karena kebiasaan sejak lahir.

4. Mereka lebih tahu tentang anatomi seekor kuman yang sangat kecil, daripada

Allah Yang Maha Besar. Mereka lebih mahir tentang bentuk bumi yang sulit dan rumit

daripasa suasana kiamat yang dahsyat. Mereka lebih yakin dengan teori sains daripada

janji-janji Allah yang terkandung dalam Al Quran dan Hadist.

5. Sifat orang yang beriman taqlid terhadap agama Islam seperti daun kering yang

ditiup angin kesana-kemari. Mereka tidak dapat mengawal keyakinan nafsu yang liar,

juga tidak sanggup berhadapan dengan ujian.

Menurut dalil yang paling jelas, iman taqlid ini tidak sah. Segala amal ibadah orang

yang beriman taqlid tertolak dan tidak mendapat pahala di sisi Allah. Bila iman

seseorang ini tidak diterima, seluruh amalannya tidak akan diterima. Kalau orang ini

mati dalam keadaan taqlid tanpa berniat menuntut ilmu dan menambah iman, maka

mati sebagai orang kafir dan kekal di dalam Neraka. Tetapi Allah memberi maaf kepada

orang yang terlalu bodoh, walaupun telah belajar sungguh-sungguh tapi masih tidak

dapat. Ada ulama yang mengatakan iman taqlid bagi orang seperti itu, dengan syarat

keyakinannya masih jazam.

Iman Ilmu
Iman Ilmu adalah iman yang berdasarkan ilmu, yaitu seorang yang telah mempelajari

tentang Allah, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, hari kiamat dan lain-lain yang

diwajibkan mengimaninya. Ilmu minimal yang mesti dimiliki oleh seseorang yang

membolehkan berada di taraf iman ilmu adalah :

1. 20 Sifat yang wajib bagi Allah dengan dalil-dalil 'aqli (akal) dan naqli (Al Quran)

secara ijmali (ringkas, tanpa kutipan yang terperinci)

2. 20 Sifat yang mustahil bagi Allah dengan dalil-dalil 'aqli dan naqli secara ijmali.

3. 1 Sifat yang mubah (boleh) bagi Allah dengan dalil-dalil 'aqli dan naqli secara

ijmali.

4. 4 Sifat yang wajib bagi Rasul, 4 Sifat yang mustahil bagi Rasul dan satu sifat

yang boleh bagi Rasul dengan dalil-dalil 'aqli dan naqli secara ijmali.

Kesemua sifat Allah dan Rasul yang berjumlah 50 itu diyakini dan difahami sungguh-

sungguh. 50 Sifat inilah yang terkandung dalam kalimat syahadat. Inilah yang

dikatakan 'aqaidul iman atau kesimpulan iman. Jika seseorang itu telah

mempelajarinya, memahami dan menyakininya maka orang ini dikatakan beriman ilmu.

Sifat-sifat orang yang beriman ilmu ialah :

1. Imannya serta keyakinannya berasas dan kuat bertunjang pada akalnya.

2. Iktiqadnya disertai dengan dalil yang kuat serta pegangan yang kokoh.

3. Mereka benar-benar berada dalam fikiran tauhid yang mantap dan unggul, tidak

mudah goyang dan terpengaruh dengan faham dan ideologi selain Islam.

4. Walaupun begitu, mereka tidak kuat melawan hawa nafsu dan syaitan.

5. Mereka tidak takut pada Allah dan mudah berbuat durhaka pada Allah.

6. Mereka hanya mampu mengatakan Islam tapi tidak mampu berbuat atau

mengamalkannya. Mereka tidak takut dengan ayat Allah yang berbunyi :

"Wahai orang-orang yang beriman, jangan kamu perkatakan apa yang tidak kamu

lakukan. Teramat besar kebencian di sisi Allah, apa yang kamu katakan tetapi tidak
kamu lakukan"

[As Shaf : 2-3]

Jadi iman ilmu belum lagi dapat menyelamatkan seseorang itu dari Neraka Allah,

karena imannya beru berasas di akal dan belum menjunam ke hati.

Iman Ayan
Iman Ayan, tarafnya lebih tinggi dari iman ilmu. Hasil dari latihan yang bersungguh-

sungguh, orang yang beriman ilmu akan meningkat kepada iman ayan. Antara sifat

orang-orang yang beriman ayan adalah :

1. Imannya bertempat di hati (jiwa), bukan lagi di pikiran sebagaimana orang

beriman ilmu.

2. Hatinya senantisasa mengingati Allah. Dia senantiasa mempunyai hubungan hati

dengan Allah, firman Allah :

Mereka yang senantiasa mengingati Allah dalam waktu berdiri, waktu duduk, dan waktu

berbaring, dan mereka senantiasa memikirkann tenatng kejadian langit dan bumi, seraya

mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, tidak Engkau jadikan semua ini dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau, jauhilah kami dari azab Neraka".

[Ali Imran : 191]

3. Ibadahnya khusyuk dan meresap ke hati.

4. Senantiasa merasakan kebesaran Allah di mana saja berada dan menyerah diri

kepada Allah tanpa syak dan ragu, firman Allah :

"Sesungguhnya orang yang sebenarnya beriman ialah orang-orang yang beriman kepada

Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu berjihad dengan harta dan diri

mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar"

[Al Hujurat : 15]

5. Hati sensitif dengan Allah. Bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka.

Firman Allah :

"Bahwasanya orang Mukmin yang sebenar apabila disebut nama Allah, dan dibaca ayat-
ayat Quran, bertambah iman mereka dan hanya kepada Tuhan mereka (Allah) saja

mereka menyerah diri."

[Al Anfal : 2]

6. Semua perintah Allah, kecil atau besar dipatuhi dan semua larangan Allah baik

sesuai atau tidak sesuai nafsunya, ditinggalkan dengan penuh kerelaan. Firman Allah :

"Kami dengar dan kami taat, mereka itulah orang-orang yang beruntung."

[An Nur : 51]

7. Terlalu sensitif dengan dosa. Sabda Rasulullah :

"Orang Mukmini itu, apabila terbuat sedikit dosa, terasa seperti gunung yang besar,

yang hendak menimpa mereka."

8. Sangat berakhlak dengan Allah dan dengan manusia. Hati senantiasa merasa

khusyuk, takut, terasa diawasi oleh Allah, tidak cinta dunia dll.

9. Sabar berhadapan dengan ujian-ujian hidup. Sudah mampu mengamalkan Islam

dalam diri, keluarga dan masyarakat.

10. Senantiasa mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah.

11. Tidak lama di hisab di akhirat dan mudah masuk ke syurga.

Di dalam Al Quran, Allah memuji golongan yang beriman ayan dan menamakan mereka

dengan berbagai nama yang baik, diantaranya :

• Solehin (orang-orang yang baik),

• Abrar (orang-orang yang berbakti),

• Muflihun/Al faizun (orang-orang yang mendapat kemenangan),

• Ashabul Yamin (orang yang akan menerima suratan amalan dari sebelah kanan

di Padang Mahsyar nanti.

Iman Haq
Iman haq adalah iman yang sebenarnya, yang dicapai sesudah iman ayan. Seseorang

yang mencapai iman haq, mata hatinya melihat Allah, artinya setiap kali ia melihat

kejadian, hati dan fikirannya tertumpu kepada Allah.


Sifatnya ialah :

1. Ingatannya kepada Allah bukan dibuat-buat, terasa hebat dan takut kepada

Allah setiap masa. Hatinya tidak lekang dari mengingati Allah, karam atau khusyuk

dengan-Nya.

2. Hati tidak terpaut dengan dunia dan tidak dapat dilalaikan oleh nafsu dan

syaitan. Cintanya penuh pada Allah dan pada kehidupan akhirat.

3. Mereka diberi gelar sebagai Muqorrobin oleh Allah, yakni orang-orang yang

terlalu dekat dirinya dengan Allah.

4. Kebaikan orang soleh itu dianggap satu kejahatan oleh orang-orang Muqorrobin.

5. Mereka lah yang dikenal sebagai wali Allah, karena memiliki sifat-sifat istimewa,

sebagaiman firman Allah : "Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak pernah merasa takut

dan duka cita" [Yunus : 62]

6. Hati dihiasi dengan sifat-sifat mahmudah seperti zuhud, ikhlas, tawadhuk, dan

lain-lain.

7. Mereka senantiasa menunaikan perintah Allah, tidak merasa gembira bila dpuji

dan tidak merasa hina bila dikeji.

8. Kebahagiaan hati mereka lebih utama daripada uang. Mereka mendapat Al

Jannatul 'Ajilah atau syurga yang disegerakan.

9. Mereka cinta akhirat sebagaimana orang lain mencintai dunia. Mereka inilah

yang layak Allah serahkan dunia ini untuk diurus. Firman Allah :

"Sesungguhnya Allah akan wariskan bumi ini kepada orang yang soleh". [Al Anbiya :

105]

Iman Hakekat
Iman hakekat ialah peringkat iman yang tertinggi dan paling sempurna. Inilah taraf

inam yang dimiliki oleh para Rasul, Nabi, Khulafaur Rasyidin dan wali-wali besar, yaitu

para kekasih Allah. Mereka akan ditempatkan oleh Allah di dalam syurga yang paling

tinggi. Mereka dimasukkan ke dalam syurga tanpa melalui hisab. Hidup mereka 24 jam

asyik dengan Allah. Hati mereka kekal mengingati Allah dalam tidur maupun berjaga.
Setiap perbuatan mereka semua menjadi ibadah kepada Allah. Ibadah mereka hebat,

solat sunat paling kurang 300 rakaat sehari semalam. Akhlak mereka terbaik dan

termulia. Allah akan turunkan barakah di mana mereka berada. Merekalah golongan

super-scale akhirat. Hidup di dalam Syurga Yang Maha Indah dan Maha Lezat. Allah

karuniakan nikmat tersebut untuk membalas cinta dan pengorbanan mereka yang

sungguh besar.

Setelah kita mengenal peringkat mana iman kita, hendaklah kita meningkatkannya

hingga mencapai tingkat iman yang tinggi yang selamat sejahtera menuju Allah.

Sumber: http://kawansejati.ee.itb.ac.id/iman-dan-persoalannya

Sembilan Peringkat Shalat


Thu, 2010-12-09 07:21 — admin

1. Sudah ramai di kalangan umat Islam yang sudah tidak bersembahyang. Bahkan

ramai yang sudah tidak tahu bersembahyang. Golongan ini berdasarkan sebuah

Hadis,mereka sudah menjadi kufur.Sabda Rasulullah SAW:

Maksudnya: Barang siapa yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja maka

kafirlah dia secara terang-terangan.(Riwayat Ahmad)

2. Ada di kalangan umat Islam mengerjakan ibadah sembahyang secara jahil .

Bacaannya tidak betul. Mereka tidak kenal syarat rukun sembahyang, sah batalnya,

cara-cara bersuci sebelum mengerjakan sembahyang. Maka golongan ini tertolak

ibadahnya dan berada di dalam dosa dan derhaka.

3. Golongan yang mengerjakan ibadah sembahyang, faham tentang ilmu sembahyang

tetapi oleh kerana tidak boleh melawan nafsu, godaan dunia atau tarikan dunia terlalu

kuat, maka mereka mengerjakan sembahyang tidak istiqamah.Kadang-kadang

sembahyang, kadang-kadang tidak. Waktu sempat, buat. Bila sibuk, tidak buat. Bila

ada mood,sembahyang. Bila tidak ada mood, meninggalkan sembahyang.Inilah

golongan fasik.
4. Ada golongan yang mengerjakan ibadah sembahyang, walaupun ilmunya tepat, tapi

waktu mengerjakan sembahyang tidak khusyuk. Fikirannya tidak sepenuhnya dengan

sembahyang atau terus-menerus mengingat perkara-perkara lain. Fikiran dan jiwanya

selalu sahaja melayang-layang dan mengembara ke alam kehidupan sehari-hari.

Macam-macam perkara terlintas di dalam sembahyang. Itulah golongan yang lalai.

Sabda Rasulullah SAW:

Maksudnya: Allah tidak akan menundukkan pandangan-Nya kepada orang yang hatinya

tidak hadir dalam solat bersama-sama badannya.

5. Golongan yang mengerjakan ibadah sembahyang sentiasa tarik tali di antara

mengingati bacaan sembahyang dengan tidak. Bila lalai dibetulkannya semula. Kadang-

kadang ingat, kadang-kadang lalai. Ingat dengan lalai sentiasa silih berganti. Mereka

tidak mahu begitu tapi terjadi juga. Golongan ini adalah golongan yang lemah .

Golongan ini terpulanglah kepada Allah Taala. Moga-moga yang sedarnya dikira, yang

tidak sedarnya tidak dikira.

6. Golongan yang mengerjakan ibadah sembahyang bertepatan dengan ilmunya

kemudian dapat menyorot dan menumpukan bacaannya di setiap perkataan dan lafaz

yang diucapkan. Oleh yang demikian fikirannya tidaklah melilau-lilau atau teringat-

ingat perkara-perkara yang lain selain daripada perkara-perkara yang ada hubung kait

dengan sembahyang tapi tidak pula dapat memahami setiap perkataan atau lafaz yang

diucapkan. Inilah golongan awamul muslimin .

7. Golongan yang mengerjakan ibadah sembahyang selain ilmunya tepat, dapat pula

menyorot dan mengikuti makna-makna setiap perkataan atau lafaz yang diucapkan

atau dibacanya di dalam sembahyang. Setiap bacaannya dapat difahami. Oleh yang

demikian mereka dapat membuat penumpuan di dalam sembahyang hingga tidak

teringat lagi perkara di luar sembahyang. Inilah golongan orang-orang yang soleh.

8. Golongan ini sama seperti golongan yang ketujuh tadi, tapi kelebihannya mereka

dapat menghayati dan menjiwai setiap makna atau pengertian pada setiap perkataan

atau lafaz yang dibacanya. Dengan perkataan yang lain, setiap perkataan yang

dibacanya, yang difahaminya, dapat difikirkan dan dijiwai oleh hatinya. Inilah golongan

muqarrobin .
9. Golongan ini selain daripada dapat memahami setiap yang dibaca di dalam

sembahyang, setiap yang dapat difahaminya itu dapat difikirkan dan dijiwainya

sungguh-sungguh hingga asyik, tenggelam dan mabuk dengan Tuhan, sama ada

mabuk takut atau mabuk rindu hingga alam sekelilingnya dan dirinya tidak disedarinya

lagi. Itulah golongan siddiqin .

Sumber: http://kawansejati.ee.itb.ac.id/05-mengapa-ibadah-sembahyang-tidak-

memba...

You might also like