Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Agus Nur Ikhsan Kurniawan
3301404526
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia
ujian pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi,
Anggota I Anggota II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan karena jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto ;
¾ “Didalam kehidupan terkadang Tuhan tidak memberikan apa
yang kamu inginkan, akan tetapi sebenarnya Tuhan telah
memberikan sesuatu kepadamu, dan begitu juga sebaliknya”.
(Imam ibnu Atha’illah As Sakandary dalam kitab Al Hikam)
¾ “Menunda amal perbuatan yang baik karena menanti-nanti
kesempatan yang lebih baik merupakan tanda kebodohan yang
mempengaruhi jiwa”. (Ibnu Atha’illah dalam Gubuk Maya Gus
Mus)
¾ “Tak ada rahasia untuk mencapai sukses. Sukses itu dapat
terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari
kegagalan”. (General Colin Power)
Persembahan ;
Dengan tanpa mengurangi rasa syukurku
pada Allah SWT, kupersembahkan karyaku
ini dengan penuh cinta dan ketulusan untuk
:
• Ibu bapakku tercinta, terima kasih atas
cinta, kasih sayang, do’a dan
dukungannya.
• Adikku Dwi Maghfiroh makasih atas do’a
dan semangatnya.
• Dek Barid YNs terima kasih atas do’a,
bantuan, dukungan dan semangatnya.
• Teman-teman pendidikan akuntansi 2004
v
• Teman-teman kost Zona Ngapak
• Almamaterku
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik dan
selesai tepat waktu tanpa adanya dukungan dan batuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, rasa terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada:
Semarang.
3. Drs. Sukirman, M.Si. Ketua Jurusan Akuntansi yang telah memberikan surat
ijin penelitian.
vi
7. Kepala DIKPORA Kabupaten Kendal yang telah memberikan ijin kepada
8. Kepala SMK se-Kabupaten Kendal yang telah memberikan ijin kepada penulis
10. Ibu, bapak, adikku beserta keluarga besarku atas do’a dan dukungannya.
12. Teman-temanku dikost Zona Ngapak beserta alumninya atas bantuan dan
motivasinya.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal
baik, serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah yang Maha Pemurah. Pada
Penulis
vii
SARI PENELITIAN
viii
negeri hendaknya meningkatkan usahanya dalam pengadaaan dan inventarisasi
secara lengkap. Sedangkan untuk SMK swasta disarankan dalam pengadaan dan
pemeliharaaan agar ditingkatkan.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
ix
2.1..............................................................................................Kinerj
a ................................................................................................... 13
2.1.1 .....................................................................................Penger
2.2..............................................................................................Penger
2.2.1 .....................................................................................Penger
2.2.2 .....................................................................................Fungsi
2.3..............................................................................................Manaj
2.3.1 .....................................................................................Penger
2.3.2 .....................................................................................Tujuan
2.3.3 .....................................................................................Fungsi
2.3.4 .....................................................................................Prinsip
2.3.5 .....................................................................................Kepem
x
2.3.6 .....................................................................................Manaj
2.4..............................................................................................Hasil
2.4.1 .....................................................................................Hasil-
2.4.2 .....................................................................................Kajian
2.5..............................................................................................Kerang
ka Berfikir .................................................................................... 46
3.1..............................................................................................Jenis
Penelitian ..................................................................................... 53
3.2..............................................................................................Popula
si Penelitian .................................................................................. 53
3.3..............................................................................................Variab
el Penelitian ................................................................................. 54
3.4..............................................................................................Metod
3.5..............................................................................................Validit
xi
3.5.2 Realibilitas ....................................................................... 63
3.6..............................................................................................Metod
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
Kategori skor kompetensi kewirausahaan kepala sekolah .............................. 70
xv
Kategori skor inventarisasi sarana prasarana sekolah .................................... 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu persoalan yang perlu kita pandang sangat penting adalah pendidikan.
Pendidikan dalam kehidupan tidak bisa ditinggalkan dan tidak bisa dipandang
sebelah mata. Artinya bangsa yang selalu memandang penting dan perlunya
tersebut sudah menanamkan modal dari setengah tujuan dan cita-cita bangsa
lebih baik. Untuk meningkatkan kehidupannya itu manusia akan selalu berusaha
Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita nasional dalam dimensi
pendidikan.
kehidupan bangsa, maka pasal 31 UUD 1945 menegaskan bahwa setiap warga
Amanat yang berat ini, tentunya tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah
hal diatas adalah, karena tanggungjawab dan peraturan yang dibuat guna
dalam otonomi daerah peranan dan kebijakan penting ada pada pemerintah
daerah. Sehingga mutu sumber daya manusia yang ada didaerah akan semakin
terjaga sesuai dengan kelebihan daerah tersebut dan akan meningkat seiring
Untuk memenuhi kebutuhan ini pemerintah merasa perlu untuk menerapkan dan
3
manajemen sekolah.
kemandirian sekolah, partisipasi orang tua dan masyarakat, efisiensi, mutu dan
pemerataan pendidikan.
Secara realitas, sekolah terdiri atas sekolah yang maju, sedang dan
tertinggal. Kemudian secara ekstrim dibagi atas sekolah negeri dan swasta, oleh
sebab itu, sekolah perlu penanganan kegiatan manajemen sekolah yang spesifik
perencanaan strategis yang lebih menjamin efektifitas dan efisiensi, serta kualitas
Pada hakikatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan
tujuan yang ingin dicapai yang sering disebut tujuan institusional (kelembagaan)
baik tujuan institusional umum (visi) maupun institusional khusus (misi). Dalam
yang baik.
dan efisien. Dasar dari model penerapan manajemen sekolah adalah Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS), karena sifat yang dimiliki oleh manajemen sekolah
mengelola pendidikan secara mandiri, namun perlu diingat sekolah tidak bisa
berbuat semaunya sendiri. Ada beberapa rambu-rambu legal yang harus diikuti
pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat selaku poros utama dalam
oleh masing-masing daerah dengan tidak melenceng dari tujuan utama pendidikan
nasional. Terakhir oleh setiap sekolah merumuskan lebih rinci tentang tujuan yang
Pada saat ini Kabupaten Kendal menjadi salah satu daerah untuk program
akan dioptimalkan guna mengembangkan potensi yang ada diwilayah Kendal. Hal
yang sangat menggembirakan bagi para sivitas akademika didaerah tersebut, lebih
jauh lagi lulusan SMK akan langsung bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan
dikelola dengan baik dalam rangka MBS, hal ini untuk mengoptimalkan kualitas
pimpinan sekolah, dalam hal ini adalah peranan kepemimpinan kepala sekolah.
dalam setiap proses pendidikan yang ada disekolah. Kepala sekolah selain
(Suprihatin, 2004:79)
Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Maret 2008 dalam pelaksanaan
kepala sekolah teryata dalam kaitannya dengan MBS, kepala sekolah belum bisa
harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan secara aktif dalam rangka
1. Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para
dilaksanakan;
berkala oleh kepala SMK kendal adalah memanfaatkan hasil penelitian orang lain.
Hal ini tentunya untuk menambah masukan pada kegiatan manajemen yang ada
sekolah, maka dapat diperkirakan bahwa sekolah yang dipimpin akan terlambat
model kegiatan pembelajaran, guru belum mengacu pada Standar Proses. Padahal
pemberian tugas kepada tenaga kependidikan, yang dalam hal ini adalah tenaga
kependidikan dapat melaksanakan tugasnya secara tepat guna, berdaya guna dan
berhasil guna, mereka perlu ditata berdasarkan prinsip ”The right man on the
hendaknya dapat menyediakan situasi dan kondisi kerja yang memadai, tenteram,
aman serta nyaman sehingga para pegawai makin mencintai pekerjaannya, makin
Pada SMK swasta tenaga kependidikan belum merasakan kondisi kerja yang
tersebut diatas. Fakta ini menujukkan belum ada insentif kepada tenaga
kependidikan di SMK swasta. Setidaknya ini juga disampaikan oleh Pak Said
yang sangat mempengaruhi kualitas guru adalah kondisi sosial guru. Berikut
dibandingkan dengan Malaysia, lalu kenapa pendidikan disana lebih maju pesat,
karena kami saat mengajar dalam benak kami tidak punya pikiran aduh gimana
9
besok, sehingga kami benar-benar bekerja keras untuk pendidikan". (Artikel Info
mengalami kondisi yang sama, yaitu mereka masih disulitkan dengan pengelolaan
dampak dari para lulusan (out put) yang mereka ciptakan. Hal ini terlihat para
lulusan SMK masih sulit untuk mengaplikasikan ilmunya, baik itu dengan bekerja
proses sistem yang secara utuh meliputi, pelayanan kepada siswa sebagai masukan
(in put), pelayanan proses pembelajaran dalam satuan waktu tertentu, dan
pelayanan pada tamatan (out put). {Kepmen Dikbud Nomor 0490/U/1992, Pasal
25 ayat (1)}. Pelayanan kepada tamatan yang dimaksud adalah pemasaran dan
diharapkan, SMK menunjuk petugas khusus untuk menanganinya. Hal ini belum
para lulusan di SMK Kendal belum bisa terserap secara maksimal oleh lowongan
lengkap dan mendukung sekolah, akan tetapi dilihat dari SMK negeri dan swasta,
SMK negeri lebih lengkap dari pada SMK swasta yang meliputi ruang kelas,
keterampilan, dan ruang serba guna. Sarana olah raga seperti lapangan voly,
10
lapangan sepak bola, tenis meja, lapangan basket. Sarana kebersihan meliputi
tempat sampah, kamar mandi untuk guru dan siswa. Sarana penunjang lainya
yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU, dan ruang ibadah.
pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik. Hal ini seharusnya dilaksanakan oleh
setiap sekolah, karena telah termaktub dalam Permendiknas tahun 2007. Maksud
dari hal tersebut adalah supaya semua sivitas akademika turut bertanggung jawab
skripsi hanya dibatasi pada hal tersebut. Berpijak dari latar belakang diatas, judul
se-kabupaten Kendal?
kabupaten Kendal?
11
kabupaten Kendal?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disajikan maka
se-kabupaten Kendal.
se-kabupaten Kendal.
manajemen sekolah.
pendidikan, diharapkan dapat terbantu memberi arah, dasar dan titik tolak
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
Menurut Vroom dalam Asa’ad (2000:50) kinerja adalah tingkat sejauh mana
yang lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja pegawai yakni
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner menggunakan kata
proses bukan seni yang berarti cara yang sistematis untuk melakukan pekerjaan.
kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka
inginkan.
seni, tetapi kombinasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang
14
tetap tetapi dalam proporsi yang bermacam-macam. Pada umumnya manajer yang
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif
dan efisien.
orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang
yang telah ditentukan. Bila fungsi perencanaan dan fungsi pengorganisasian lebih
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
berikut:
telah ditetapkan
dari standar.
sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan
dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.
suatu sistem kerja yang baik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir, bersikap dan bertindak
sesuai aturan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
manajemen yang berbeda. Akhirnya gagal atau suksesnya suatu organisasi sangat
secara efektif.
ada perbedaan, keduanya dapat dipandang secara esensial dari tiga sudut pandang
dengan segala aspeknya dengan menggunakan semua potensi yang tersedia agar
tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta produktifitas sekolah
yang bermutu.
Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan
tujuan yang ingin dicapai yang disebut tujuan institusional (kelembagaan) baik
umum mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan, sedangkan tujuan institusional
khusus disamping diwarnai oleh jenjang dan jenis pendidikan juga diwarnai oleh
manakala ada suatu proses kegiatan dalam lembaga (organisasi sekolah). Dengan
kata lain tujuan institusi dapat tercapai tergantung dari bagaimana lembaga
tujuan sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
Manakala tujuan pada tiap jenjang dan jenis sekolah sebagai suatu
yang baik agar: pertama, pada tiap jenis dan jenjang pendidikan terjadi adanya
tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan
baik waktu, tenaga, maupun uang dan lainnya. Ketiga, lulusannya mampu
kepuasan kerja pada setiap anggota warga sekolah. Untuk itu perlu dibangun
terdiri dari:
b. Bidang kesiswaan
c. Bidang personalia
d. Bidang keuangan
e. Bidang sarana
19
berikut:
a. Fungsi perencanaan
membuat rencana jangka pendek pada tiap semester dan tahunan, karena
pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Baghart dan
b. Fungsi pengorganisasian
yang terlibat dalam kerja sama sekolah. Karena tugas-tugas ini demikian
banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, tugas-tugas ini
proporsional.
c. Fungsi penggerakan
kerjanya.
d. Fungsi pengkoordinasian
e. Fungsi pengarahan
f. Fungsi pengawasan
manajer dapat memastikan bahwa aktivitas yang aktual sesuai dengan yang
dalam hal pengukuran kemajuan belajar siswa dan juga kinerja sekolah secara
keseluruhan.
mencapai tujuan sekolah yang baik, maka perlu mendasarkan pada prinsip-prinsip
e. Prinsip kerja sama, yakni seorang manajer hendaknya dapat membangun kerja
memberi pengaruh, ajakan pada orang lain untuk pencapaian tujuan bersama.
fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang
tujuan bersamanya.
Kepala sekolah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab
jabatan yang memainkan peran sebagai adviser (staff khusus) tatkala bekerja
sekolah dan kinerjanya dalam memantau perjalanan kearah masa depan yang
menjanjikan.
A. Kualifikasi
1. Kualifikasi Umum
terakreditasi
2. Kualifikasi Khusus
B. Kompetensi
Seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa kompetensi yang terdiri
dari kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial., kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kompetensi-kompetensi Kepala Sekolah
NO DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI
1 Kepribadian a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan
tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas sekolah
b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
c. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan
diri sebagai kepala sekolah
d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya
e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.
f. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan
atau manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan
benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam manajemen sekolah
terdiri dari: 1). Bidang pengajaran atau lebih luas disebut kurikulum, 2). Bidang
27
personalia, 3). Bidang kesiswaan, 4). Bidang keuangan, 5). Bidang sarana, 6).
Bidang prasarana, dan 7). Bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas).
1) Manajemen Kurikulum
Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini tidak harus berarti bahwa seluruh materi
keberhasilan yang lebih penting. Kecuali itu atas penguasaan piranti (tools)
indikator yang lebih penting dari pada hanya sekedar mampu menjawab
pertanyaan atau mengerjakan soal ujian. Kedua hal terakhir ini (mampu
oleh lembaga bimbingan belajar, dan bukanlah tugas dari lembaga pendidikan.
jenjang yang rendah. Dalam ranah kognitif misalnya, penguasaan itu tidak
afektif tujuan tidak hanya pada jenjang pengenalan dan pemberian respons,
2004:732).
bersama guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan
berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh sivitas akademika
PKL/PPL.
30
2) Melaksanakan pengajaran
Tugas ini adalah tugas guru dalam membimbing siswa supaya dapat
b. Kalender pendidikan
hari libur.
c. Program pembelajaran
Standar Penilaian.
penilaian pendidikan.
penilaian.
e. Peraturan akademik
konselor.
yang kapabel dan kompeten saja tidak akan cukup untuk dapat mencapai
mereka yang bertugas diluar sekolah dan tidak berintraksi langsung dengan
kabupaten dan kota) dan di Pusat. Para pengelola ini berperan memfasilitasi
Pengembangan ini dengan mendidik kembali dan menatar guru yang telah ada
mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
kependidikan adalah:
kependidikan
4) Manajemen Kesiswaan
ayat 1), setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu penerimaan siswa baru harus tidak
dibatasi pada kriteria keunggulan atau jenis kelamin dan suku tertentu,
melainkan diterima dengan kriteria yang berlaku umum atau yang disepakati
mampu mengenal jati diri, mampu berkarya, dan mampu untuk hidup bersama
sesuai dengan kemampuan serta bakat dan minat maing-masing siswa. Mereka
koleksi buku serta bahan belajar lain, ruang ketrampilan dengan peralatannya,
40
belajar.
sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut habis tidaknya dipakai, bergerak
mengajar.
sarana dan prasarana sekolah secar tepat dan efisien, dan untuk mengupayakan
dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
lingkungan.
serta pengembangannya.
minimal enam jam sehari pada jam kerja, melengkapi fasilitas peminjaman
ilmu pengetahuan.
MBS, berbagai program pendukung/pengiring hingga saat ini telah dilakukan oleh
MBS tetap tinggi dan terarah, maka dilakukan advokasi dan pendampingan.
Hasil-hasil yang dapat dicapai dalam program PSM ini antara lain:
nasional.
kalangan pendidik tingak pendidikan dasar. Dalam konteks MBS, model ini
Tabel.2.2
PENELITIAN TERDAHULU
No Judul Variabel Hasil Temuan Analisis
Daman (2001)
Pelaksanaan 1. Aspek 1. Secara Pada tahun 2001
Manajemen Keterbukaan umum MBS prosentase
Peningkatan Manajemen dilaksanakan ketercapaian
Mutu Berbasis Sekolah dengan mencapai angka
1 Sekolah 2. Kerjasama kategori 73%. Hasil ini belum
(MBS) di 3. Kemandirian baik. maksimal karena
SLTP Kota 4. Ketercapaian 2. Hasilnya terkendala masalah
Semarang sasaran dan mencapai belum terbiasanya
dampak 77,36% pengelola sekolah
MBS menerapkan MBS
Jasman Indarto (2002)
Kontribusi 1. Manajemen 1. Hasil Pada tesis ini
Penerapan kepala 65,3% ditunjukkan cukup
MBS Terhadap sekolah kategori siginifikannya
2 Kualitas cukup. kontribusi MBS
Penyelenggara 2. Proses 2. Hasil terhadap kualitas
Pendidikan pembelajaran 90,3% pengelola sekolah
Tingkat Dasar kategori tingkat dasar.
Di Jawa 3. Partisispasi tinggi Artinya semakin
Tengah masyarakat 3. Hasil baik pelaksanaan
45
dalam pelaksanaan MBS antara lain di SLTP adalah pengelola sekolah belum
terbiasa melaksanakan teori-teori MBS; dan budaya masyarakat baik guru, siswa,
tata usaha, maupun orang tua murid belum banyak menyadari pentingnya
sosialisasi ke semua lapisan masyarakat tentang adanya MBS baik dari kalangan
belajar.
melakukan penelitian lanjutan akan tetapi penelitian pada jenjang SMK, terlebih
positif. Namun hasil itu banyak pula mengalami penurunan karena krisis ekonomi
47
yang diikuti oleh krisis multidimensional yang melanda dunia dan negara kita.
upaya baru dan memang seharusnya menjadi komitmen semua pihak. Akhir-akhir
ini, kita mencoba pendekatan model pembelajaran "joyful learning" atau yang
dapat disimpulkan bahwa apapun konsep yang diterapkan di sekolah akan sangat
sekolah. Itulah sebabnya, maka kebijakan dan program yang sedang diluncurkan
48
telah diluncurkan sejak tahun 1999 merupakan langkah maju untuk memberikan
Banyak manfaat yang telah dapat dirasakan baik oleh pemerintah daerah
maupun pihak sekolah yang secara langsung menjadi sasaran pelaksanaan. Hal ini
program ini para pengelola pendidikan di sekolah termasuk kepala sekolah, guru,
komite sekolah dan tokoh masyarakat setempat dilibatkan secara aktif dalam
setiap tahapan kegiatan. Disinilah proses pembelajaran itu berlangsung dan semua
pihak saling memberikan kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan
sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan melalui MBS ini berlandaskan pada asumsi bahwa
sekolah akan meningkat mutunya jika kepala sekolah bersama guru, orang tua
siswa dan masyarakat setempat diberi kewenangan yang cukup besar untuk
sekolah.
Artinya manajemen sekolah yang diterapkan harus benar-benar dimulai dari awal
dan harus dibantu dengan kesadaran bersama antar pelaku organisasi (sekolah)
Dalam penelitian yang akan digali secara mendalam oleh penulis hanya akan
diambil 4 (empat) aspek manajemen sekolah saja, selain manajemen dana dan
adalah inti dari kinerja manajemen sekolah. Keempat aspek tersebut adalah :
1) Manajemen Kurikulum
Ada satu lagi yang perlu diteliti dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu
sekolah lain, seperti orang tua dan masyarakat berhak menentukan arah
Kepala sekolah sebagai pimpinan disekolah harus tahu dan mengenali apa
yang dinilai tinggi oleh masyarakat dan memilih proporsi nilai apa yang akan
bawahan. Visi organisasi tidak hanya dimiliki oleh pemimpin, tetapi oleh seluruh
nasional
b. Proses belajar mengajar yang efektif menggunakan strategi yang tepat dengan
c. Lingkungan sekolah yang sehat terdiri dari lingkungan fisik dan kerja sama
yang kondusif
d. Sumber daya manusia dan sumber daya lain yang handal yaitu memenuhi
e. Standardisasi pengajaran yang tinggi dan evaluasi hasil belajar yang terukur.
51
berkarya atau bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sesuai dengan
harapan mereka masing-masing dan sesuai pola dan tujuan sekolah. Mengingat
tinggi diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan
lulusan agar bisa langsung bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh para
lulusannya. Untuk merealisasikan hal tersebut, harus ada kerja keras dari semua
Prosedur yang paling cocok untuk memperoleh prinsip efektif adan efisien
diatas. Fakta ini menunjukkan bahwa ada keseriusan dalam mengelola pendidikan
di Kendal khususnya pada jenjang SMK. Dukungan lebih signifikan lagi adalah
kepala sekolah selaku manajer utama dalam organisasi sekolah bekerja keras
cendrung pada penilaian keunggulan dan kekurangan disetiap SMK Negeri dan
DIDESKRIPSIKAN
BAB III
METODE PENELITIAN
hasil data yang diperoleh bersamaan dengan pengunpulan data. Data yang didapat
Pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMK Negeri dan Swasta se-
Kabupaten Kendal yang berjumlah 17, dengan rincian 4 SMK negeri dan 13 SMK
Berikut adalah nama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta
Tabel 3.01
Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Status
1. SMK Negeri 1 Kendal Negeri
2. SMK Negeri 2 Kendal Negeri
3. SMK Negeri 3 Kendal Negeri
4. SMK Negeri 4 Kendal Negeri
5. SMK Muhammadiyah. 1 Weleri Swasta
6. SMK Muhammadiyah. 2 Boja Swasta
7. SMK Muhammadiyah. 3 Weleri Swasta
8. SMK Muhammadiyah. 4 Sukorejo Swasta
9. SMK Nahdhotul Ulama’ 01 Kendal Swasta
10. SMK Nahdhotul Ulama’ 02 Rowosari Swasta
11. SMK Nahdhotul Ulama’ 03 Kaliwungu Swasta
12. SMK Nahdhotul Ulama’ 04 Patebon Swasta
13. SMK Teknologi Nusantara Sukorejo Swasta
14. SMK Bhakti Persada Patebon Swasta
15. SMK Lentera Kendal Swasta
16. SMK YPPM Boja Swasta
17. SMK Darul Amanah Sukorejo Swasta
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kab. Kendal
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
populasi adalah semua keadaan, faktor, kondisi perlakukan atau tindakan yang
Tabel 3.02
Variabel-variabel penelitian
data yang tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti akan membantu
(2002:25), angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
Digunakannya metode ini dengan alasan bahwa : (a) data yang diperoleh
nantinya akan benar-benar valid karena pihak yang mengisi angket bukan orang
yang diteliti, sehingga tidak akan terjadi manipulasi data; (b) pihak yang diberi
tenaga.
59
dengan asumsi bahwa pemberi respon atas angket yang disebar layak untuk
n : N
1 + N.e2
e : Standar Error
Tabel 3.03
Jumlah Angket
Dalam menyusun angket ini, digunakan skala likert, yaitu skala yang
fenomena sosial tertentu (Ali, 1993 : 5). Jadi dengan skala likert ini, peneliti ingin
3.5.1 Validitas
diinginkan dan dapat mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
61
dan eksternal.
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal.
Validitas internal adalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara
mendukung misi instrument secara keseluruhan yaitu dapat mengungkap data dari
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir, yaitu dengan
dikonsultasikan dengan tabel nilai r dengan taraf signifikasi 95%. Instrumen valid
jika hasil korelasi skor tiap butir soal lebih besar dengan nilai tabel sebaliknya.
Rumus yang digunakan untuk uji validitas menggunakan produk momen dari
N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
r xy =
{N ∑ X 2
− (∑ X )
2
}{N ∑ Y 2
− (∑ Y )
2
}
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah subyek
(Arikunto, 2002:146)
62
koefisien korelasi (r) pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%.
Berikut adalah tabel hasil uji coba validitas pada tiap butir pertanyaan dalam
Tabel 3.04
Hasil Uji Coba Validitas Angket
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Instrumen yang
sudah dapat dipercaya atau yang reliabel dapat menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga.
rumus Alpha, karena instrumen ini berbentuk angket yang skornya merupakan
⎛ k ⎞⎛⎜ ∑ σb ⎞⎟
2
⎜⎜ ⎟ 1−
⎝ (k − 1) ⎟⎠⎜⎝ σ t2 ⎟⎠
r11 =
∑ σb 2
= Jumlah varians
σt 2 = Varians total
64
mengkonsultasika dengan r tabel. Jika hasil perhitungan lebih besar dari r tabel
maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil data
dalam penelitian.
peringkasan tersebut. Data statistik yang diperoleh dari hasil sensus, survei, atau
dengan baik (raw data). Dalam penelitian ini, data yang didapat berasal dari skor
angket. Data-data tersebut kemudian diringkas dengan baik dan teratur, baik
dalam bentuk table dan pengkategorian skor, hal ini dilakukan sebagai dasar untuk
terhadap variabel akan lebih dapat dilakukan sehingga analisa akan lebih
mendalam pada inti permasalahan sehingga ditemukan solusi yang tepat. Maka
dalam analisis tersebut dipilihlah program Microsoft Office Excel 2007 untuk
Skor mentah yang dihasilkan suatu skala merupakan penjumlahan dari skor
item-item dalam skala itu. Untuk memberikan makna yang memiliki nilai
65
diagnostik skor mentah perlu diderivasi dan diacukan pada suatu norma
berdasar atribut yang diukur. Banyaknya jenjang kategori diagnosis yang akan
dibuat biasanya tidak lebih dari lima jenjang dan tidak kurang dari tiga jenjang
(Azwar, 2007:107).
penelitian ini, dibuat berbeda berdasarkan standar yang terdapat pada masing-
nilai variabel. Untuk mengetahuinya didasarkan pada nilai atau skor yang telah
Tabel. 3.05
Distribusi Skor Manajemen Sekolah
No Variabel Skor Skor Rata- Standar
Tertinggi Terendah rata Deviasi
1 Kepemimpinan kepala sekolah 105 21 63 14
2 Kurikulum 100 20 60 13.33
3 Ketenaga kependidikan 100 20 60 13.33
4 Kesiswaan 50 10 30 6.67
5. Output 15 3 9 2
6. Sarana prasarana 50 10 30 6.67
Sumber: Pengolahan Skor Hipotetik
Tabel 3.07
Kategori Skor Kurikulum dan Program Pengajaran
Skor Kriteria
79.995<Skor≤100 Sangat optimal
66.665<Skor≤79.995 Optimal
53.335<Skor≤66.665 Cukup optimal
40.005<Skor≤53.335 Kurang optimal
20<Skor≤40.005 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
Tabel 3.08
Kategori Skor Tenaga Kependidikan
Skor Kriteria
79.995<Skor≤100 Sangat ideal
66.665<Skor≤79.995 Ideal
53.335<Skor≤66.665 Cukup ideal
40.005<Skor≤53.335 Kurang ideal
20<Skor≤40.005 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
67
Tabel 3.09
Kategori Skor Manajemen Kesiswaan
Skor Kriteria
40.005<Skor≤50 Sangat tinggi
33.335<Skor≤40.005 Tinggi
26.665<Skor≤33.335 Cukup tinggi
Kurang tinggi
19.995<Skor≤26.665 Tidak tinggi
10<Skor≤19.995
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
Tabel 3.10
Kategori Skor Output
Skor Kriteria
12<Skor≤15 Sangat tinggi
10<Skor≤12 Tinggi
7<Skor≤10 Cukup tinggi
6<Skor≤7 Kurang tinggi
3<Skor≤6 Tidak tinggi
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
Tabel 3.11
Kategori Skor Sarana Prasarana
40.005<Skor≤50 Sangat optimal
33.335<Skor≤40.005 Optimal
26.665<Skor≤33.335 Cukup optimal
19.995<Skor≤26.665 Kurang optimal
10<Skor≤19.995 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
Indikatornya
sosial yang ideal dan menggunakannya secara optimal dan relevan), dan nilai
sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Indikator Statistik Hipotetik
Kepribadian Skor Tertinggi 25
Skor Terendah 5
Rata-Rata 15
Standar Deviasi 3.33
Manajerial Skor Tertinggi 35
Skor Terendah 7
Rata-Rata 21
Standar Deviasi 6.33
Kewirausahaan Skor Tertinggi 15
Skor Terendah 3
Rata-Rata 9
Standar Deviasi 2
Supervisi Skor Tertinggi 15
Skor Terendah 3
Rata-Rata 9
Standar Deviasi 2
Sosial Skor Tertinggi 15
Skor Terendah 3
Rata-Rata 9
Standar Deviasi 2
Sumber: Pengolahan Skor Hipotetik
1. Kompetensi Kepribadian
nilai maksimum sebesar 25 (jika kepala sekolah memiliki akhlak mulia, memilki
dan nilai terendah 5 (jika kepala sekolah tidak memilki aspek kompetensi
Tabel 3.13
Kategori Skor Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 19.995<skor≤25 Sangat ideal
2 16.665<skor≤19.995 Ideal
3 13.335<skor≤16.665 Cukup ideal
4 10.005<skor≤13.335 Kurang ideal
5 5<skor≤10.005 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
2. Kompetensi Manajerial
optimal).
Tabel 3.14
Kategori Skor Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 30.495<skor≤35 Sangat ideal
2 24.165<skor≤30.495 Ideal
3 17.835<skor≤24.165 Cukup ideal
4 11.055<skor≤17.835 Kurang ideal
5 7<skor≤11.055 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
3. Kompetensi Kewirausahaan
Tabel 3.15
Kategori Skor Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat ideal
2 10<skor≤12 Ideal
3 8<skor≤10 Cukup ideal
4 6<skor≤8 Kurang ideal
5 3<skor≤6 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
4. Kompetensi Supervisi
supervisi) dan dengan nilai minimal 3 (jika kepala sekolah tidak memiliki
program supervisi).
Tabel 3.16
Kategori Skor Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat ideal
2 10<skor≤12 Ideal
3 8<skor≤10 Cukup ideal
4 6<skor≤8 Kurang ideal
5 3<skor≤6 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
5. Kompetensi Sosial
sekolah memiliki aspek sosial yang baik, serta menggunakannya secara optimal)
71
dan dengan nilai minimal 3 (jika kepala sekolah tidak memiliki dan tidak
Tabel 3.17
Kategori Skor Kompetensi Sosial Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat ideal
2 10<skor≤12 Ideal
3 8<skor≤10 Cukup ideal
4 6<skor≤8 Kurang ideal
5 3<skor≤6 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
b) Manajemen Kurikulum
pendidikan dan dijalankan sesuai dengan apa yang tertera dikalender pendidikan,
memiliki peraturan akademik, serta peraturan tersebut ditaati oleh seluruh warga
sekolah) dan dengan nilai minimal 20 (jika tidak bisa melaksanakan dari
Tabel 3.20
Manajemen Kurikulum
Indikator Statistik Hipotetik
KTSP Skor Tertinggi 25
Skor Terendah 5
Rata-Rata 15
Standar Deviasi 3.33
Kalender Skor Tertinggi 10
Pendidikan Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
72
dan melaksanakan KTSP sesuai dengan peraturan Permendiknas) dan dengan nilai
Permendiknas).
Tabel 3.19
Kategori Skor KTSP
No Interval Skor Kriteria
1 19.995<skor≤25 Sangat optimal
2 16.665<skor≤19.995 Optimal
3 13.335<skor≤16.665 Cukup optimal
4 10.005<skor≤13.335 Kurang optimal
5 5<skor≤10.005 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
2. Kalender Pendidikan
kalender pendidikan) dan dengan nilai minimal 2 (jika sekolah tidak memiliki
kalender pendidikan).
Tabel 3.20
Kategori Skor Kalender Pendidikan
No Interval Skor Kriteria
1 7.995<skor≤10 Sangat sesuai
2 6.665<skor≤7.995 Sesuai
3 5.335<skor≤6.665 Cukup sesuai
4 4.005<skor≤5.335 Kurang sesuai
5 2<skor≤4.005 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
3. Program Pembelajaran
yang kondusif, efektif dan efisien) dan dengan nilai minimal 6 ( jika sekolah tidak
dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien). Berikut disajikan tabel
Tabel 3.21
Kategori Skor Program Pembelajaran
No Interval Skor Kriteria
1 24<skor≤30 Sangat optimal
2 20<skor≤24 Optimal
3 16<skor≤20 Cukup optimal
4 12<skor≤16 Kurang optimal
5 6<skor≤12 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
belajar secara optimal dan rutin) dan dengan nilai minimal 4 ( jika sekolah tidak
Tabel 3.22
Kategori Skor Penilaian Hasil Belajar
No Interval Skor Kriteria
1 16.005<skor≤20 Sangat sesuai
2 13.335<skor≤16.005 Sesuai
3 10.665<skor≤13.335 Cukup sesuai
4 7.995<skor≤10.665 Kurang sesuai
5 4<skor≤7.995 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
5. Peraturan akademik
diipatuhi) dan dengan nilai minimal 3 (jika sekolah tidak memiliki peraturan
akademik).
Tabel 3.23
Kategori Skor Peraturan akademik
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat ideal
2 10<skor≤12 Ideal
3 8<skor≤10 Cukup ideal
4 6<skor≤8 Kurang ideal
5 3<skor≤6 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
jawabnya secara optimal) dan dengan nilai minimal 20 (jika tidak memiliki
75
kualifikasi akademik yang memadai, serta tidak dapat melaksanakan tugas dan
Tabel 3.24
Manajemen Tenaga Kependidikan
Indikator Statistik Hipotetik
Wakil Kepala Skor Tertinggi 50
Sekolah Skor Terendah 10
Rata-Rata 30
Standar Deviasi 6.67
Guru Skor Tertinggi 10
Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
Konselor Skor Tertinggi 10
Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
Pustakawan Skor Tertinggi 10
Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
Laborat Skor Tertinggi 10
Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
Tenaga Skor Tertinggi 10
Administrasi Skor Terendah 2
Rata-Rata 6
Standar Deviasi 1.33
Sumber: Pengolahan Skor Hipotetik
Data tentang kepala sekolah dengan nilai maksimum 50 (jika wakil kepala
sekolah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal) dan dengan
Tabel 3.25
Kategori Skor Wakil Kepala Sekolah
No Interval Skor Kriteria
1 40.005<skor≤50 Sangat ideal
2 33.335<skor≤40.005 Ideal
3 26.665<skor≤33.335 Cukup ideal
4 19.995<skor≤26.665 Kurang ideal
5 10<skor≤19.995 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
2. Guru
profesi serta dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal)
dan dengan nilai minimal 2 (jika guru tidak memiliki kualifikasi akademik yang
tugas dan tanggung jawabnya secara ideal). Berikut disajikan tabel kriteria skor
guru.
Tabel 3.26
Kategori Skor Guru
No Interval Skor Kriteria
1 7.995<skor≤10 Sangat sesuai
2 6.665<skor≤7.995 Sesuai
3 5.335<skor≤6.665 Cukup sesuai
4 4.005<skor≤5.335 Kurang sesuai
5 2<skor≤4.005 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
3. Konselor
profesi serta dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal)
dan dengan nilai minimal 2 (jika konselor tidak memilki kualifikasi akademik
77
Tabel 3.27
Kategori Skor Konselor
No Interval Skor Kriteria
1 7.995<skor≤10 Sangat sesuai
2 6.665<skor≤7.995 Sesuai
3 5.335<skor≤6.665 Cukup sesuai
4 4.005<skor≤5.335 Kurang sesuai
5 2<skor≤4.005 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
4. Pustakawan
dengan profesi serta dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal) dan dengan nilai minimal 2 (jika pustakawan tidak memilki kualifikasi
akademik yang memadai, background pendidikan tidak sesuai, serta tidak dapat
5. Laborat
profesi serta dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal)
dan dengan nilai minimal 2 (jika laborat tidak memilki kualifikasi akademik yang
tugas dan tanggung jawabnya secara optimal). Berikut disajikan tabel kriteria skor
laborat:
Tabel 3.29
Kategori Skor Laborat
No Interval Skor Kriteria
1 7.995<skor≤10 Sangat sesuai
2 6.665<skor≤7.995 Sesuai
3 5.335<skor≤6.665 Cukup sesuai
4 4.005<skor≤5.335 Kurang sesuai
5 2<skor≤4.005 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
6. Tenaga Administrasi
pendidikan sesuai dengan profesi serta dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal) dan dengan nilai minimal 2 (jika tenaga administrasi
sesuai, serta tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal).
Tabel 3.30
Kategori Skor Tenaga Administrasi
No Interval Skor Kriteria
1 7.995<skor≤10 Sangat sesuai
2 6.665<skor≤7.995 Sesuai
3 5.335<skor≤6.665 Cukup sesuai
4 4.005<skor≤5.335 Kurang sesuai
5 2<skor≤4.005 Tidak sesuai
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
d) Manajemen Kesiswaan
Data tentang kesiswaan dengan nilai maksimum 65 (jika input siswa baik,
proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien) dan dengan nilai
1. Input
(jika nilai input siswa tinggi, yang berupa nilai NEM sekolah sebelumnya/SMP)
Tabel 3.32
Kategori Skor Input Siswa
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat tinggi
2 10<skor≤12 Tinggi
3 8<skor≤10 Cukup tinggi
4 6<skor≤8 Kurang tinggi
5 3<skor≤6 Tidak tinggi
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
2. Proses Pengajaran
35 (jika sekolah bisa menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien) dan nilai terendah 7 (jika sekolah tidak dapat menciptakan proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien). Berikut disajikan tabel kriteria skor proses
pembelajaran:
Tabel 3.33
Kategori Skor Proses Pembelajaran
No Interval Skor Kriteria
1 28.005<skor≤35 Sangat optimal
2 23.335<skor≤28.005 Optimal
3 18.665<skor≤23.335 Cukup optimal
4 13.995<skor≤18.665 Kurang optimal
5 7<skor≤13.995 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
3. Output
Data tentang output siswa dengan nilai maksimum 15 (jika output siswa
mempunyai kualitas tinggi) dan dengan nilai minimal 3 (jika output siswa
Tabel 3.34
Kategori Skor Output Siswa
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat tinggi
2 10<skor≤12 Tinggi
3 8<skor≤10 Cukup tinggi
4 6<skor≤8 Kurang tinggi
5 3<skor≤6 Tidak tinggi
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
optimal) dan dengan nilai minimal 10 (jika sekolah tidak memanajemen sarana
Tabel 3.35
Manajemen Sarana Prasarana
Indikator Statistik Hipotetik
Pengadaan Skor Tertinggi 15
Skor Terendah 3
Rata-Rata 9
Standar Deviasi 2
Pemeliharaan Skor Tertinggi 15
Skor Terendah 3
Rata-Rata 9
Standar Deviasi 2
Inventarisasi Skor Tertinggi 20
Skor Terendah 4
Rata-Rata 12
Standar Deviasi 2.67
Sumber: Pengolahan Skor Hipotetik
82
15 (jika pengadaan sarana prasarana disesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang
dimiliki sekolah) dan dengan nilai minimal 3 (jika pengadaan sarana prasarana
tidak terprogram secara ideal). Berikut disajikan tabel kriteria skor pengadaan
Tabel 3.36
Kategori Skor Pengadaan Sarana Prasarana
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat ideal
2 10<skor≤12 Ideal
3 8<skor≤10 Cukup ideal
4 6<skor≤8 Kurang ideal
5 3<skor≤6 Tidak ideal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
dengan nilai minimal 3 (jika pemeliharaan sarana prasarana tidak dilakukan secara
sekolah:
Tabel 3.37
Kategori Skor Pemeliharaan Sarana Prasarana
No Interval Skor Kriteria
1 12<skor≤15 Sangat optimal
2 10<skor≤12 Optimal
3 8<skor≤10 Cukup optimal
4 6<skor≤8 Kurang optimal
5 3<skor≤6 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
83
20 (jika inventarisasi sarana prasarana dilakukan secara optimal) dan dengan nilai
Tabel 3.38
Kategori Skor Inventarisasi Sarana Prasarana
No Interval Skor Kriteria
1 16.005<skor≤20 Sangat optimal
2 13.335<skor≤16.005 Optimal
3 10.66<skor≤13.335 Cukup optimal
4 7.99<skor≤10.66 Kurang optimal
5 4<skor≤7.99 Tidak optimal
Sumber: Pengolahan Skor Kategorisasi
84
BAB IV
lebih baik menuju amanat tujuan pendidikan di tingkat SMK. Pemerintah yang
Kabupaten Kendal.
Kendal dan sekitarnya. Melalui SMK mereka bisa mengembangkan bakat dan
lapangan kerja yang luas. Artinya bagi mereka yang lulus SMK adalah orang-
orang yang siap menjalankan pekerjaan dikemudian hari sesuai dengan keahlian
mereka masing-masing.
maupun swasta, dapat dikatakan sangatlah lengkap. Dimulai dari Teknik Mesin
Pendingin dan Tata Udara, Teknik Bangunan, Tata Busana, Bisnis Manajemen
Kendal, maka penulis tidak melihat lebih jauh tentang program keahlian tersebut.
Sekolah Menengah Kejuruan baik negeri dan swasta yang ada di Kabupaten
sistem manajemen sekolah, dimulai dari model persaingan penerimaan siswa baru,
proses belajar mengajar, dan menentukan prestasi lulusan. Lebih detail dan
semakin dalam lagi, kepemimpinan kepala sekolah pun diuji dalam persaingan
yang sehat dan penuh pengertian, tenaga pendidikan, administrasi dan lain
sebagainya selalu ada persaingan menjadi yang lebih baik dari seluruh SMK di
Kendal. Namun demikian tidak berarti antar sekolahan saling menjatuhkan sama
lain, hal yang demikian tidak terjadi di SMK Kendal. Malainkan hal sebaliknya
yang tersaji dalam persaingan tersebut, yaitu saling melengkapi kekurangan yang
kegiatan sekolah.
agar kesemua manajemen tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
manjemen.
Kendal.
Tabel 4.01
Deskripsi Kepemimpinan Kepala SMK Negeri
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Kepribadian 23.43 20.93 22.18 0.417
2. Manajerial 32.18 26.95 29.565 0.872
3. Kewirausahaan 13.73 11.74 12.735 0.332
4. Supervisi 13.79 10.78 12.285 0.502
5. Sosial 13.89 12.07 12.98 0.287
Total 96.92 82.47 89.745 2.408
Sumber: Data Penelitian (Diolah)
dapat dilihat dari nilai rata-rata kepemimpinan kepala sekolah berada pada
kategori pertama dan termasuk dalam kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi
menunjukan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
kepala sekolah, kompetensi manajerial masih kurang maksimal bagi kepala SMK
kedua dan termasuk dalam kriteria ideal, atau merupakan kelemahan dari variabel
kebutuhan pelanggan. Sehingga ada halangan pada penciptaan iklim yang inovatif
a) Kompetensi Kepribadian
Skor rata-rata kepribadian kepala sekolah memiliki kriteria sangat ideal, hal
ini banyak dikarenakan kepala sekolah selalu bersikap mulia sehingga mampu
menjadi teladan bagi warga sekolah, dan juga selalu menggunakan sikap terbuka
b) Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial pada SMK negeri masuk dalam kriteria ideal, hal ini
kurikulum dengan kebutuhan dunia usaha atau pelanggan. Sehingga ada halangan
sekolah juga belum secara signifikan dalam mengelolah staff guru dan karyawan.
c) Kompetensi Kewirausahaan
kewirausahaan dalam kriteria sangat ideal. Nilai tersebut lebih dikarenakan kepala
rutin yang dilaksanakan oleh sekolah. Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek
d) Kompetensi Supervisi
masuk dalam kriteria sangat ideal. Hal ini dikarenakan kepala sekolah telah
supervisi yang tepat. Terbukti dengan penyimpangan dari nilai rata-rata sebesar
0.502.
e) Kompetensi Sosial
Nilai rata-rata dari komptensi sosial pada table 4.01 menunjukkan kritria
sangat idal. Hal ini terjadi lebih dikarenakan kepala sekolah sudah bisa
dengan baik dan bijaksana. Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek sosial
Tabel 4.02
Deskripsi Kepemimpinan Kepala SMK Swasta
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Kepribadian 24.43 19.22 21.825 0.868
2. Manajerial 33.71 25.43 29.57 1.38
3. Kewirausahaan 14.57 11.31 12.94 0.543
4. Supervisi 14.00 9.00 11.5 0.833
5. Sosial 14.21 10.52 12.365 0.615
Total 100.92 75.48 88.2 4.24
Sumber: Data Penelitian, Diolah
sekolah pada SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-
rata kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori pertama dan termasuk
dalam kriteria sangat ideal. Dengan standar deviasi menunjukkan nilai yang kecil,
nilai standar deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata,
proses manajemen yang ada disekolah. Fakta tersebut lebih dikarenakan kepala
Sementara itu untuk kompetensi supervisi masuk dalam kriteria ideal atau
masih terdapat kelemahan dalam kompetensi supervisi di SMK swasta. Hal ini
a) Kompetensi Kepribadian
ideal, hal ini dikarenakan kepala sekolah selalu bersikap mulia sehingga mampu
menjadi teladan bagi warga sekolah, dan juga selalu menggunakan sikap terbuka
b) Kompetensi Manajerial
Pada SMK swasta kompetensi manajerial masuk dalam kriteria ideal, hal ini
kurikulum dengan kebutuhan dunia usaha atau pelanggan. Sehingga ada halangan
c) Kompetensi Kewirausahaan
Nilai tersebut lebih dikarenakan kepala sekolah telah menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan sekolah, kepala sekolah juga bekerja keras untuk
sikap kepala sekolah yang pantang menyerah dalam menghadapi kendala sekolah,
0.543.
d) Kompetensi Supervisi
masuk dalam kriteria ideal atau masih terdapat kelemahan dalam kompetensi
e) Kompetensi Sosial
Nilai rata-rata dari komptensi sosial pada table 4.02 menunjukkan kriteria
sangat ideal. Hal ini terjadi lebih dikarenakan kepala sekolah aktif berkomunikasi
permasalahan yang sering dihadapi oleh sekolah bisa terselesaikan dengan baik
dan bijaksana. Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek sosial hanya sebesar
0.615.
B. Manajemen Kurikulum
Tabel 4.03
Deskripsi Manajemen Kurikulum SMK Negeri
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. KTSP 23.21 20.76 21.985 0.408
2. Kalender Pendidikan 9.68 8.73 9.205 0.158
3. Program Pembelajaran 27.97 25.22 26.595 0.458
4. Penilaian Hasil Belajar 18.48 17.07 17.775 0.235
5. Peraturan Akademik 14.00 12.71 13.355 0.215
Total 93.34 84.49 88.915 1.475
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi manajemen kurikulum dan
program pengajaran SMK negeri. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai
rata-rata kurikulum berada pada kategori kesatu dan termasuk dalam kriteria
sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar
deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti
kurikulum telah sesuai dengan aturan. Secara lebih rinci deskripsi manajemen
Analisis yang digunakan untuk menjawab penilaian pada skor rata-rata yang
tertulis diatas dengan kriteria sangat optimal adalah karena seluruh SMK negeri
KTSP yang ada dalam sekolah juga telah dikembangkan sesuai dengan
kondisi sekolah, kondisi peserta didik, kondisi lingkungan dan kondisi sosial
masyarakat setempat. Dukungan yang lebih kuat lagi datang dari staff pengajar
terlaksananya KTSP dalam lingkup proses belajar selalu optimal. Penilaian sangat
kegiatan yang dilakukan oleh sekolah sudah susuai dengan kaldik. Hal ini
c) Program Pengajaran
Kriteria sangat optimal yang dimiliki oleh SMK negeri lebih disebabkan bahwa
pengajaran dengan sangat optimal, seperti halnya guru telah membuat program
pengajaran yang berkualitas dan dapat membuat suasana belajar yang kondusif.
Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek program pengajaran hanya sebesar
0.458.
ujian semester dan untuk kelas XII ada Ujian Akhir Nasional (UAN). Untuk
menentukan siswanya yang berhasil dalam penilaian, SMK negeri juga memiliki
kriteria sangat sesuai. Kritria tersebut menunjukkan bahwa SMK negeri di Kendal
telah menggunakan pedoman KKM, dan melaksanakan hal seperti penilaian selalu
dilaporkan kepada peserta didik, wali murid, komite sekolah dan institusi
diatasnya. Hal ini terbukti, bahwa penyimpangan dalam aspek penilaian hasil
e) Peraturan Akademik
kriteria sangat ideal. Hal ini dikarenakan peraturan akademik selalu diperbarui,
0.215.
95
Tabel 4.04
Deskripsi Manajemen Kurikulum SMK Swasta
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. KTSP 23.50 17.67 20.585 0.972
2. Kalender Pendidikan 9.50 7.19 8.345 0.385
3. Program Pengajaran 28.25 21.47 24.86 1.13
4. Penilaian Hasil Belajar 18.64 13.67 19.86 0.828
5. Peraturan Akademik 14.24 10.31 12.275 0.655
Total 94.13 70.31 82.22 3.97
Sumber: Data Penelitian, Diolah
pada SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
manajemen kurikulum berada pada kategori kesatu dan termasuk dalam kriteria
sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar
deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti
Skor rata-rata yang tertulis pada tabel 4.04 dengan kriteria sangat optimal
adalah lebih dikarena seluruh SMK swasta telah menggunakan KTSP dan
lingkungan dan kondisi sosial masyarakat setempat. Penilaian sangat optimal yang
96
dilakukan oleh sekolah sudah susuai dengan kaldik. Akan tetapi pelaksanaan
kaldik belum maksimal, hal ini terlihat dengan kurang tepatnya pelaksanaan ujian
maksimal dalam mengajar. Seorang guru kadang tidak lengkap dan tuntas dalam
memberi materi pelajaran, karena waktu yang sudah habis untuk kegiatan belajar
c) Program Pengajaran
sangat optimal yang dimiliki oleh sekolah lebih disebabkan bahwa semua tenaga
pendidikan dari mulai staf waka kurikulum sebagai penanggungjawab dan guru
optimal, seperti halnya guru telah membuat program pengajaran yang berkualitas
dan dapat membuat suasana belajar yang kondusif. Hal ini terbukti,
ujian semester dan untuk kelas XII ada Ujian Akhir Nasional (UAN). Untuk
97
menentukan siswanya yang berhasil dalam penilaian, SMK swasta juga memiliki
kriteria sangat sesuai. Kritria tersebut menunjukkan bahwa SMK swasta di Kendal
telah menggunakan pedoman KKM, dan melaksanakan hal seperti penilaian selalu
dilaporkan kepada peserta didik, wali murid, komite sekolah dan institusi
diatasnya. Hal ini terbukti, bahwa penyimpangan dalam aspek penilaian hasil
e) Peraturan Akademik
kriteria sangat ideal. Hal ini dikarenakan peraturan akademik selalu diperbarui,
0.655.
Tabel 4.05
Deskripsi Manajemen Tenaga Kependidikan SMK Negeri
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Wakil Kep.Sek 46.28 40.78 43.53 0.917
2. Guru 9.34 8.05 8.695 0.215
3. Konselor 9.24 7.49 8.365 0.292
4. Pustakawan 8.64 7.00 7.82 0.273
5. Laborat 8.40 6.63 7.515 0.295
6. Administrasi 8.89 7.78 8.335 0.185
Total 90.79 77.73 84.26 2.177
Sumber: Data Penelitian, Diolah
98
SMK negeri. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata tenaga
kependidikan berada pada kategori pertama dan termasuk dalam kriteria sangat
ideal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar deviasi
yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria awal, berarti tenaga
kependidikan sekolah sudah mendekati kriteria sangat ideal. Hal ini berarti tenaga
dalam komponen ini masih terdapat kekurangan dalam hal tenaga pustakawan dan
sangat ideal. Kriteria tersebut disebabkan semua SMK negeri telah memiliki 4
Wakil kepala sekolah yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan,
sarana prasarana dan hubungan masyarakat. Semua wakil kepala sekolah tersebut
telah melaksanakan tugasnya dengan sangat maksimal. Dalam hal ini kepala
b) Guru
Nilai rata-rata yang diperoleh dari indicator guru berkriteria sangat sesuai
perolehan skor rata-rata menunjukkan bahwa guru yang mengajar di SMK negeri
sudah mememiliki kualifikasi akademik yan memadai. Disamping itu, guru juga
peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini terbukti,
c) Konselor
Nilai rata-rata dari indikator guru Bimbingan Konseling (BK) atau koselor
yang ada di SMK negeri mendapat kriteria sesuai. Nilai tersebut dikarenakan
dalam memberikan layanan bisa terlaksana dengan maksimal. Hal ini terbukti,
selalu tepat pada tujuan yang diinginkan saat membimbing dan saat memberikan
konseling. Dengan latar belakang yang cocok dengan pekerjaannya, mereka tidak
kesulitan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa dan sekolah.
d) Pustakawan
pustakawan telah bekerja dengan sebaik mungkin, hal ini terlihat dari pengamatan
langsung dimana tatanan buku yang ada di perpustakaan tertata rapi sehingga
membuat siswa dan warga sekolah yang lain senang dan nyaman untuk membaca
e) Tenaga Laborat
mendapat kriteria sesuai. Nilai rata-rata tersebut memberi arti bahwa tenaga
laborat yang dominan tetap dilakukan guru yang bersangkutan. Di SMK negeri
belum ada tenaga laborat yang khusus untuk menjaga dan menangani ruang
laboratorium. Karena masih belum adanya tenaga laborat yang sesuai dengan
f) Tenaga Administrasi
telah bekerja dengan baik dan maksimal. Fakta tersebut bisa dilihat seperti halnya
dokumen telah tertata rapi, baik itu data tenaga personalia sekolah ataupun yang
Pelayanan tenaga administrasi juga telah sangat sesuai, ini terlihat pelayanan
kepada guru maupun siswa sudah optimal, sehingga jika guru dan siswa
ini terbukti, dengan penyimpangan dalam aspek tenaga administrasi hanya sebesar
0.185.
101
Tabel 4.06
Deskripsi Manajemen Tenaga Kependidikan SMK Swasta
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Wakil Kep.Sek 44.63 35.78 40.205 1.475
2. Guru 9.50 6.92 8.21 0.43
3. Konselor 8.77 7.39 8.08 0.23
4. Pustakawan 8.35 6.27 7.31 0.347
5. Laborat 8.63 5.75 7.19 0.48
6. Administrasi 9.13 7.08 8.105 0.342
Total 89.01 69.19 79.1 3.303
Sumber: Data Penelitian, Diolah
kependidikan pada SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai
termasuk dalam kriteria ideal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang
kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-
dan laborat masih kurang. Secara lebih rinci deskripsi manajemen tenaga
sangat ideal. Kriteria tersebut disebabkan semua SMK swasta telah memiliki 4
Wakil kepala sekolah yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum, kesiswaan,
sarana prasarana dan hubungan masyarakat. Semua wakil kepala sekolah tersebut
b) Guru
Nilai rata-rata yang diperoleh dari indikator guru berkriteria sangat sesuai
perolehan skor rata-rata menunjukkan bahwa guru yang mengajar di SMK swasta
sudah mememiliki kualifikasi akademik yan memadai. Disamping itu, guru juga
peserta didik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini terbukti,
c) Konselor
Nilai rata-rata dari indikator guru Bimbingan Konseling (BK) atau koselor
yang ada di SMK swasta mendapat kriteria sesuai. Nilai tersebut dikarenakan
dalam memberikan layanan bisa terlaksana dengan maksimal. Hal ini terbukti,
d) Pustakawan
atau masih ada kelemahan pada indikator pustakawan. Akan tetapi tenaga
pustakawan telah bekerja dengan sebaik mungkin, hal ini terlihat dari pengamatan
langsung dimana tatanan buku yang ada di perpustakaan tertata rapi sehingga
membuat siswa dan warga sekolah yang lain senang dan nyaman untuk membaca
e) Tenaga Laborat
mendapat kriteria sesuai. Nilai rata-rata tersebut memberi arti bahwa tenaga
laborat yang dominan tetap dilakukan guru yang bersangkutan. Di SMK swasta
belum ada tenaga laborat yang khusus untuk menjaga dan menangani ruang
laboratorium. Karena masih belum adanya tenaga laborat yang sesuai dengan
f) Tenaga Administrasi
telah bekerja dengan baik dan maksimal. Fakta tersebut bisa dilihat seperti halnya
dokumen telah tertata rapi, baik itu data tenaga personalia sekolah ataupun yang
Pelayanan tenaga administrasi juga telah sangat sesuai, ini terlihat pelayanan
kepada guru maupun siswa sudah optimal, sehingga jika guru dan siswa
ini terbukti, dengan penyimpangan dalam aspek tenaga administrasi hanya sebesar
0.342.
D. Manajemen Kesiswaan
Tabel 4.07
Deskripsi Manajemen Kesiswaan SMK Negeri
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. In Put 14.30 12.63 13.465 0.278
2. Proses 32.26 28.12 30.19 0.69
Total 43.655
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi kesiswaan SMK negeri.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata kesiswaan berada pada
kategori pertama dan termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Dengan standar
deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini berarti
sudah sangat tinggi. Secara lebih rinci deskripsi manajemen kesiswaan adalah
a) In Put
Nilai rata-rata dari indikator in put siswa SMK negeri mendapat kriteria
sangat tinggi. Fakta ini dikarenakan banyak dari calon siswa SMK beralasan
setelah mereka lulus dari sekolah, ingin langsung bekerja dari pada melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi, seperti masuk kuliah ke perguruan tinggi. Berangkat
dari alasan inilah mereka melanjutkan kejenjang sekolah kejuruan, dan mereka
cendrung untuk memilih SMK negeri terlebih dahulu dari pada SMK swasta.
105
Karena banyaknya peminat yang ingin masuk pada SMK negeri, maka SMK
siswa baru. Hal ini yang menyebabkan nilai atau kriteria yang dimiliki SMK
negeri sangat tinggi. Walaupun memang ada penyimpangan sedikit hanya sebesar
0.278.
b) Proses Pembelajaran
sangat optimal. Hal ini diduga karena sekolah terutama guru dalam mengajar
selalu berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, efektif dan
efisien agar menghasilkan lulusan yang berkualitas memiliki daya saing tinggi.
Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek PBM dari masing-masing SMK
Tabel 4.08
Deskripsi Manajemen Kesiswaan SMK Negeri
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Out Put 13.12 9.80 11.46 0.553
Total 11.46
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi output (lulusan) pada
SMK negeri. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata output
(lulusan) berada pada kategori kedua dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dengan
standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang kecil ini
berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti output (lulusan) SMK negeri
output SMK negeri sudah termasuk dalam kriteria tinggi. Tingkat kelulusan dalam
106
Tabel 4.09
Deskripsi Manajemen Kesiswaan SMK Swasta
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. In Put 14.52 10.47 12.495 0.675
2. Proses 34.13 24.78 29.455 1.558
Total 41.95
Sumber: Data Penelitian, Diolah
pada SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata
manajemen kesiswaan berada pada kategori kesatu dan termasuk dalam kriteria
sangat tinggi. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar
deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti
manajemen kesiswaan SMK swasta sudah sangat tinggi. Secara lebih rinci
a) In Put
Nilai rata-rata dari indikator in put siswa SMK swasta mendapat kriteria
sangat tinggi. Fakta ini dikarenakan banyak dari calon siswa SMK beralasan
setelah mereka lulus dari sekolah, ingin langsung bekerja dari pada melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi, seperti masuk kuliah ke perguruan tinggi. Berangkat
Karena banyaknya siswa yang ingin masuk pada SMK swasta, maka SMK
siswa baru. Hal ini yang menyebabkan nilai atau kriteria yang dimiliki SMK
107
swasta sangat tinggi. Walaupun memang ada penyimpangan sedikit hanya sebesar
0.675. Standar deviasi tersebut menunjukkan perlu adanya perbaikan sistem pada
model penerimaan siswa baru. Perbaikan ini harus terus dijalankan untuk bisa
b) Proses Pembelajaran
sangat optimal. Hal ini diduga karena sekolah terutama guru dalam mengajar
selalu berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif, efektif dan
efisien agar menghasilkan lulusan yang berkualitas memiliki daya saing tinggi.
Hal ini terbukti, penyimpangan dalam aspek PBM dari masing-masing SMK
Tabel 4.10
Deskripsi Manajemen Kesiswaan SMK Swasta
No Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Out Put 12.52 8.54 10.53 0.663
Total 10.53
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi output (lulusan) pada
SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata output
(lulusan) berada pada kategori kedua dan termasuk dalam kriteria tinggi.
Sedangkan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar deviasi yang
kecil berarti semakin mendekati nilai rata-rata, artinya output (lulusan) SMK
Tabel 4.11
Deskripsi Manajemen Sarana Prasarana SMK Negeri
No. Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Pengadaan 13.11 10.76 11.935 0.392
2. Pemeliharaan 13.22 10.95 12.085 0.378
3. Inventarisasi 17.72 14.22 15.97 0.583
Total 44.05 35.93 39.999 1.353
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi sarana dan prasarana
SMK negeri. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-rata manajemen
sarana dan prasarana berada pada kategori pertama dan termasuk dalam kriteria
sangat optimal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai standar
deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti
manajemen sarana dan prasarana SMK negeri sudah mendekati kriteria sangat
optimal. Namun dalam komponen ini masih terdapat kekurangan dalam hal
untuk aspek pengadaan dan inventarisasi hanya berkriteria optimal. Secara lebih
rinci deskripsi manajemen sarana dan prasarana adalah seperti berikut ini :
a) Pengadaan
Kritria ideal yang diterima dari skor rata-rata diatas, jika dianalisis artinya
SMK negeri pada aspek pengadaan sarana dan prasarana seperti halnya membeli
perlengkapan untuk kebutuhan sekolah dalam taraf wajar-wajar saja. Karena pada
aspek pengadaan sarpras, SMK negeri tidak membutuhkan sarpras yang baru,
b) Pemeliharaan
Hal ini dikarenakan SMK negeri mempunyai daya dan kemampuan lebih
untuk menjaga sarana yang ada, seperti terdapat tenaga kerja yang selalu menjaga
sarana disekolah, dan juga dana yang mencukupi untuk kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana disekolah. Berbeda halnya dengan SMK swasta, disamping
kurangnya tenaga kerja untuk merawat sarana dan prasarana, mereka juga lemah
dalam aspek pemeliharaan sarana prasarana dari SMK negeri hanya sebesar 0.378.
Walaupun sudah unggul dari SMK swasta, SMK negeri harus lebih
meningkatkan kualitas dan tata cara penjagaan sarpras disekolahan. Karena jika
dilihat masih terdapat penyimpangan nilai dari skor rata-rata pada aspek
diharapkan umur ekonomis dari barang tersebut masih cendrung utuh atau sedikit
penyusutannya.
c) Inventarisasi
SMK Negeri umumnya dalam keadaan teratur. Hal ini terbukti, penyimpangan
Tabel 4.12
Deskripsi Manajemen Sarana Prasarana SMK Swasta
No. Indikator Skor Skor Rata-rata Standar
Tertinggi Terendah Deviasi
1. Pengadaan 13.75 10.00 11.875 0.625
2. Pemeliharaan 14.00 9.89 11.945 0.685
3. Inventarisasi 18.50 13.64 16.07 0.81
Total 46.25 33.53 39.89 2.21
Sumber: Data Penelitian, Diolah
Nilai rata-rata pada tabel diatas mewakili kondisi manajemen sarana dan
prasarana pada SMK swasta. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari nilai rata-
rata manajemen sarana dan prasarana berada pada kategori kedua dan termasuk
dalam kriteria optimal. Dengan standar deviasi menunjukan nilai yang kecil, nilai
standar deviasi yang kecil ini berarti semakin mendekati kriteria rata-rata, berarti
manajemen sarana dan prasarana SMK swasta sudah mendekati kriteria optimal.
prasarana. Secara lebih rinci deskripsi manajemen sarana dan prasarana adalah
a) Pengadaan
Kritria ideal yang diterima dari skor rata-rata diatas, jika dianalisis artinya
SMK negeri pada aspek pengadaan sarana dan prasarana seperti halnya membeli
perlengkapan untuk kebutuhan sekolah dalam taraf wajar-wajar saja. Karena pada
aspek pengadaan sarpras, SMK swasta tidak membutuhkan sarpras yang baru,
b) Pemeliharaan
Hal ini dikarenakan SMK swasta mempunyai daya dan kemampuan lebih
untuk menjaga sarana yang ada, seperti terdapat tenaga kerja yang selalu menjaga
sarana disekolah, dan juga dana yang mencukupi untuk kegiatan pemeliharaan
sarana dan prasarana disekolah. Berbeda halnya dengan SMK negeri, disamping
kurangnya tenaga kerja untuk merawat sarana dan prasarana, SMK swasta juga
c) Inventarisasi
SMK Negeri umumnya dalam keadaan teratur. Hal ini terbukti, penyimpangan
dalam aspek inventarisasi sarana prasarana hanya sebesar 0.583. Standar deviasi
Karena sangat rugi jika sarana yang telah dimiliki oleh sekolah hilang, dan
Tabel 4.13
Rekapitulasi Skor Kinerja Manajemen Sekolah Negeri dan Swasta
No Variabel Penelitian SMK Negeri SMK Swasta
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah 89.745 88.2
2. Kurikulum 88.915 82.22
3. Tenaga Kependidikan 84.26 79.1
4. Kesiswaan 43.655 41.95
5. Sarana dan Prasarana 39.999 39.89
6. Output 11.46 10.53
Sumber: Data Penelitian, Diolah
antara SMK negeri dan swasta. Berdasarkan hasil penelitian skor rata-rata SMK
112
dan manajemen sarana prasarana 39.999 (optimal) serta output 11.46 (tinggi).
Terlihat bahwa SMK negeri lebih unggul sedikit dari SMK swasta. Akan
tetapi, kriteria yang diterima baik SMK negeri maupun swasta dalam kategori
yang seimbang. Artinya, kinerja manajemen sekolah di SMK negeri dan swasta di
Kabupaten Kendal dalam kondisi maksimal sesuai dengan teori dan Permendiknas
tahun 2007.
4.2 Pembahasan
dan swasta sudah sangat optimal pada semua kompetensi, hanya pada aspek
kompetensi manajerial pada kepala sekolah negeri dan swasta belum bisa
sekitarnya, atau yang sering dikenal dengan kebutuhan yang berorientasi pada
sekolah.
bisa bekerja pada perusahaan terkait. Kegiatan kerjasama hanya sebatas dalam
lingkup kegiatan praktik kerja industri (Prakerin) saja, belum mencapai tahap
tidak terjadi, adalah karena pihak sekolah belum siap dengan tenaga pendidik
ini memberi arti bahwa harus ada perbaikan pada SMK se-Kabupaten Kendal,
karena alasan diatas menunjukkan bahwa pihak sekolah dinilai belum mampu
menjamin out put yang berkualitas untuk pelanggan atau dunia usaha.
dan dampak manajemen sekolah. Pada penelitian ini, aspek yang belum
dilakukan pada jenjang SMK adalah kerjasama sekolah dengan dunia usaha,
karena hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas lulusan. Jadi bisa
disimpulkan bahwa temuan dari penelitian ini tidak konsisten dengan apa yang
dikatakan oleh Daman. Hal ini dikarenakan kepala sekolah belum bisa
pada kompetensi supervisi, hal ini terjadi karena kepala sekolah tidak
Padahal sebenarnya masih banyak guru tidak berkualitas dalam KBM. Seperti
penanganan masalah dalam kelas dan kurang bisa memotivasi peserta didik
tenaga pendidik yang ada dalam sekolah, sehingga hanya orang yang
ada di sekolah maupun masyarakat secara optimal untuk mencapai tujuan yang
e) Intensifkan komunikasi antara pimpinan dan staf dan sesama staf untuk
f) Lakukan supervisi secara berkala dan sampaikan umpan balik dari hasil
2. Manajemen Kurikulum
berdasarkan Permendiknas tahun 2007 No.22 dan No.23 tentang standar isi
tujuan belajar dalam kurikulum harus diusahakan tidak hanya pada jenjang
yang rendah. Dalam ranah kognitif misalnya, penguasaan itu tidak cukup pada
tidak hanya pada jenjang pengenalan dan pemberian respons, melainkan pada
jelasnya peran pihak yang bertanggung jawab atas kontrol kegiatan kaldik.
tidak masuk pada awal tahun ajaran, sehingga mengakibatkan banyak waktu
yang kosong terbuang. Hal ini yang membuat tujuan belajar belum tercapai
rambu kaldik, maka dimungkinkan sekolah akan melenceng dari tujuan awal
Mengacu pada penelitian tersebut, maka kaldik pada SMK swasta tidak
konsisten. Hal ini dikarenakan tingkat kontrol terhadap kaldik masih lemah,
panjang.
Akan tetapi masih terdapat kelemahan pada tenaga pustakawan dan laborat.
dan berhasil guna, mereka perlu ditata berdasarkan prinsip ”The right man on
ijazah/keahliannya, dan interes kerjanya. Hal ini tidak konsisten dengan tenaga
Fakta diatas terjadi karena pada SMK negeri dan swasta belum
menempatkan tenaga khusus untuk fokus pada tugas laborat dan tugas
4. Manajemen Kesiswaan
in put dan Proses Belajar Mengajar (PBM) mempunyai kriteria sangat tinggi
telah berusaha maksimal dalam menyaring siswa baru dan telah optimal dalam
kurang optimal dikarenakan dari in putnya kurang baik atau tidak berkualitas,
Pada aspek lulusan rata-rata yang diperoleh antara SMK negeri dan
swasta dengan kriteria tinggi. Artinya walaupun tidak berkriteria sangat tinggi,
baik SMK negeri maupun swasta para lulusannya telah banyak memasuki
Kendal para lulusannya terserap dalam dunia usaha. Bagi yang belum bisa
menjadi tanggung jawab kepala sekolah dan dibantu oleh wakil kepala sekolah
sarana dan prasarana sekolah secar tepat dan efisien, dan untuk mengupayakan
dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.
dana untuk membeli sarpras, dan 2) tidak membutuhkan sarana yang baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV,
dapat disimpulkan bahwa pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan
kriteria sangat ideal. Akan tetapi antara SMK negeri dan swasta memiliki
kekurangan yang sama dalam kompetensi manajerial dengan kritria ideal. Hal
kompetensi supervisi. hal ini terjadi karena kepala sekolah tidak maksimal
optimal. Namun pada SMK swasta terdapat kriteria yang belum maksimal,
yaitu pada aspek kalender pendidikan dengan kriteria sesuai. Hal ini
memperoleh kriteria sangat ideal. Namun, baik SMK negeri dan swasta sama-
memiliki input yang sedikit lebih bagus kualitasnya dari pada SMK swasta,
hal ini disebabkan SMK swasta mendapatkan input dari siswa yang belum
yang diperoleh antara SMK negeri dan swasta dengan kriteria tinggi. Kriteria
tersebut dikarenakan belum semua tamatan terserap oleh lowongan kerja yang
optimal. Namun pada SMK negeri belum maksimal pada indikator pengadaan
124
dan pemeliharaan.
5.2 Saran
1. Pada aspek kepemimpinan kepala sekolah, saran yang dapat diajukan adalah :
kebutuhan pelanggan atau dunia usaha. Upaya ini agar kegiatan belajar
dalam hal Kalender Pendidikan (kaldik). Yaitu dengan membuat kaldik sesuai
dilaksanakan disertai kontrol yang ketat sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
para lulusan tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang disyaratkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Mohamad.. 2000. Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Edisi
IV. Yogyakarta: Liberty
Mathis, Robert L & John H. Jackson. 2002 . Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Setiyowati, Novia. 2008. Daya Tarik Iklan Produk Rokok Gudang Garam Merah
di Media Televisi. Skripsi. Fakultas Ekonomi Univrsitas Islam Indonesia.