Professional Documents
Culture Documents
GG ala Indonesia
i
secara mendasar berbeda.
Misalnya, transparansi (sudah terkandung dalam musyawarahmufakat),
akuntabilitas (sudah terkandung dalam nilai bertanggung jawab) dst.
Orientasi ideal GG diarahkan pada pencapaian tujuan nasional dan
pemerintahan yang berfungsi ideal apabila melakukan upaya mencapai tujuan
nasional secara efektif dan efisien. Tujuan Nasional (Alinea IV Pembukaan UUD
45).
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
i
Governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau
pengelolaan (management) à bahwa kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki
atau menjadi urusan pemerintah.
Kata Governance memiliki unsur kata kerja yaitu governing yang berarti
bahwa fungsi oleh pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga
negara) à perlu seimbang/setara dan multi arah (partisipatif). Governanve without
government berarti bahwa pemerintah tidak selalu diwarnai dengan lembaga, tetapi
termasuk dalam makna proses pemerintah.
a. Partisipasi
b. Transparansi
c. Akuntabel
d. Efektif dan efisiensi
e. Kepastian hukum
f. Responsif
g. Konsensus
h. Setara clan inklusif
i
Ada pula yang menyebutkan sepuluh prinsip, mirip dengan daflar di alas,
yalmi :
Dilihat dari kebutuhan dunia akan usaha akan kepercayaan investor yang
menuntut adanya corporate governance berdasarkan prinsip-prinsip dan praktek
yang direrima secara internasional (International Best Practice) maka terbentuknya
Komite Nasional mengenal Kebijakan corporate governance National Commite on
Corporate Fovernance (NCCG) di bulan lgustus tahun 1999 merupakan suatu
tonggak penting dalam sejarah perkembangan GG di Indonesia.
Selanjutnya seorang pengamat mencoba mengkaji kadar penyelenggaraan
pemerintahan yang baik di Indonesia, beliau menyimpulkan bahwa ada beberapa
pertanyaan yang perlu diperhatikan, apabila Indonesia akan menciptakan
pemerintahan yang baik, antara lain :
i
• Bagainlana kondisi tersebut c11 propinst'kabupatcn kota.
Dari kajian yang dilaksanakan maka diternukan ciri pemerintahan yang buruk, tidak
efisien dan tidak efektif, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Tata pemerintahan yang baik bukanlah suatu hal yang baru. labi Muhammad
S.A.W telah mempraktekkan tata pemerintahan semacam ini di Madinah. Di
berbagai pelosok Musantara seperti di Sumatra Barat, Bali, dan banyak daerah
lainnya masyarakat tradisional telah menerapkan tata pemerintahan yang
baik. Konsep yang kini dikemas dalam kata-kata modern ini semenjak dulu
sesungguhnya telah dijalankan di tingkat desa di hampir semua daerah di Indonesia.
Sumber:
1. PARTISIPASI
Semua pria dan wanita mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, balk secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
2. SUPREMA5I HUKUM
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3. TRANSPARAN51
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembagalembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau.
4. CEPAT TANGGAP
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani
semua pihak yang berkepentingan.
5. MEMBANGUN KONSENSUS
Tata pemerintahan yang balk menjembatani kepentingankepentingan yang
berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus
dalam hal kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur.
6. KESETARAAN
Semua pria dan wanita mempunyai kesempatan memperbaiki atau
mempertahankan kesejahteraan mereka.
i
7. EFEKTIF DAN EFI5IEN
8. BERTANGGUNG JAWAB
Para pengambil keputusan di pemerintahan, sektor swasta dan organisasi-
organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun
kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban
tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang
bersangkutan dan dari apakah bagi organisasi itu keputusan tersebut bersifat
ke dalam atau ke luar.
9. VISI STRATEGIS
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan
atas tata pemerintahan yang balk dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan
apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu
mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya
dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.
Erna Witular
Ketua Dewan Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan
a. Semua pelaku harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pelaku
lainnya.
b. Adanya dialog agar para pelaku saling memahami perbedaan-
perbedaan di antara mereka melalui proses di atas diharapkan akan tumbuh
konsensus dan sinergi di dalam masyarakat. Perbedaan yang ada justru
menjadi salah satu warna dari berbagai warna yang ada dalam tata
13
pengaturan tersebut.