Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
oleh
i
dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus
yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Pedurungan Tengah 02
Semarang. Tiap-tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan
data yang digunakan berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, angket dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif.
Berdasarkan analisis data penelitian keterampilan menulis surat pribadi
siswa dari pratindakan, siklus I, sampai pada siklus II mengalami peningkatan.
Sebelum dilakukanya tindakan, nilai rata-rata klasikal menulis surat pribadi
sebesar 58,5. Pada siklus I terjadi peningkatan 10,2%, dengan nilai rata-rata 68,78
dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 14,87%, dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 83,65. Peningkatan nilai rata-rata kelas ini diikuti dengan
peningkatan rata-rata skor pada tiap aspek penilaian. Pada aspek kesesuaian isi
dengan topik surat, skor rata-rata pada pratindakan sebesar 9,47, pada siklus I
sebesar 13,42, dan pada siklus II sebesar 18,12. Rata-rata skor pada aspek bahasa
surat pada pratindakan sebesar 15,32, pada siklus I sebesar 16,52, sedangkan pada
siklus II meningkat menjadi 20,7. Pada aspek penyusunan kalimat, skor rata-rata
pada pratindakan sebesar 5,62, pada siklus I sebesar 5,75, dan pada siklus II
meningkat sebesar 7,62. Rata-rata skor pada aspek pilihan kata pada pratindakan
sebesar 6,85, pada siklus I sebesar 70, dan pada siklus II meningkat menjadi 8,50.
Pada aspek penggunaan ejaan, skor rata-rata pada pratindakan sebesar 5,45, siklus
I sebesar 5,55, dan pada siklus II sebesar 6,47. Rata-rata skor pada aspek
sistematika surat pada pratindakan sebesar 8,35, pada siklus I sebesar 12,42,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 13,62. Pada aspek kerapian surat
skor rata-rata pada pratindakan sebesar 7,5, pada siklus I sebesar 8,12, dan pada
siklus II meningkat sebesar 8,62. Peningkatan keterampilan menulis surat pribadi
siswa ini diikuti dengan perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada
siklus II siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai
senang dan menikmati pembelajaran menulis surat pribadi dengan pendekatan
kontekstual komponen pemodelan yang diterapkan guru.
Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut saran yang dapat
direkomendasikan antara lain: (1) guru Bahasa Indonesia seyogyanya berperan
aktif sebagai inovator untuk memilih teknik pembelajaran yang paling tepat
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan menjadi pengalaman belajar yang
bermakna; (2) guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dalam membelajarkan keterampilan menulis surat pribadi;
(3) pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen
pemodelan dapat dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain; (4) para
praktisi di bidang pendidikan dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik
pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik
pembelajaran menulis.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
v
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ........................................................................................................... i
PENGESAHAN ......................................................................................... iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
PRAKATA ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
viii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 43
3.1 Subjek Penelitian ................................................................. 43
3.2 Variabel Penelitian .............................................................. 44
3.2.1 Variabel Kemampuan Menulis Surat Pribadi ......... 44
3.2.2 Variabel Penggunaan Pendekatan Kontekstual
Komponen Pemodelan ........................................... 45
ix
4.1.2.1.3 Hasil Tes Menulis Surat Pribadi
Aspek Penyusunan Kalimat ..... 79
x
4.1.3.2.3 Hasil Wawancara ..................... 133
4.1.3.2.4 Hasil Angket ............................ 137
4.1.3.2.5 Hasil Dokumentasi Foto ........... 140
4.2 Pembahasan ......................................................................... 140
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Penilaian Tes Menulis Surat Pribadi .................. 156
Lampiran 2. Kriteria Penilaian Tes Menulis Surat Pribadi ................... 157
Lampiran 3. Pedoman Observasi Siswa ................................................ 159
Lampiran 4. Pedoman Observasi Kelas .................................................. 160
Lampiran 5. Lembar Jurnal Siswa Siklus I ............................................. 162
Lampiran 6. Lembar Jurnal Siswa Siklus II ........................................... 163
Lampiran 7. Lembar Jurnal Guru .......................................................... 164
Lampiran 8. Lembar Wawancara Siklus I .............................................. 165
Lampiran 9. Lembar Wawancara Siklus II ............................................. 166
Lampiran 10. Lembar Angket ................................................................... 167
Lampiran 11. Model Surat Siklus I .......................................................... 169
Lampiran 12. Model Surat Siklus II ......................................................... 170
Lampiran 13. Model Surat Siklus II ......................................................... 171
Lampiran 14. Rencana Pembelajaran Siklus I .......................................... 172
Lampiran 15. Rencana Pembelajaran Siklus II ......................................... 175
Lampiran 16. Daftar Subjek Penelitian ..................................................... 178
Lampiran 17. Hasil Pratindakan ............................................................... 179
Lampiran 18. Grafik Pratindakan ............................................................. 180
Lampiran 19. Hasil Tes Menulis Surat Pribadi Siklus I ........................... 181
Lampiran 20. Grafik Tes Menulis Surat Pribadi Siklus I ......................... 182
Lampiran 21. Hasil Tes Menulis Surat Pribadi Siklus II .......................... 183
Lampiran 22. Grafik Tes Menulis Surat Pribadi Siklus II ........................ 184
Lampiran 23. Perbandingan Skor Rata-rata Pratindakan, Siklus I, dan
Siklus II .............................................................................. 185
xv
BAB I
PENDAHULUAN
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan
penting diajarkan sejak dini. Tanpa memiliki kemampuan menulis yang memadai
sejak dini anak sekolah dasar akan mengalami kesulitan belajar pada masa
berkaitan erat dengan budaya industrial yang merupakan salah satu tuntutan
pembangunan nasional pada masa yang akan datang. Budaya industrial menuntut
Ironisnya sampai saat ini masih saja dijumpai persepsi atau anggapan dari
kalangan masyarakat maupun dari siswa sendiri, bahwa menulis itu sulit. Hasil
dengan kegeniusannya itu tulisan yang dihasilkannya pun akan selalu bagus.
1
2
Mereka juga beranggapan bahwa penulis yang demikian itu dalam menyusun
sebuah tulisan akan sekali jadi dan langsung benar sehingga tidak perlu
melakukan revisi.
penulis itu dapat menuangkan idenya dalam proses yang cepat, tetapi kecepatan
proses penuangan ide itu pun pasti merupakan hasil dari pengalamannya yang
para penulis yang sudah berpengalaman atau penulis yang profesioanl pun tetap
ini terlihat pada saat siswa mendapat tugas menulis surat dari guru. Mereka tidak
siswa dalam mengerjakan tugas, akhirnya berdampak buruk pada hasil tulisannya.
Sebagian besar siswa kurang paham dalam menulis surat pribadi. Banyak
kesalahan dalam menggunakan kosakata, ejaan dan format yang tidak sesuai
rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil menulis surat pribadi siswa yang sebagian
besar kurang dari target rata-rata. Siswa yang berjumlah 40 orang, 3 siswa atau
beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor internal terlihat pada kurang
pemilihan strategi dan pendekatan yang digunakan guru. Guru masih terikat pada
seperti ini dapat menghambat para siswa untuk aktif dan kreatif sehingga
tradisional yang masih diterapkan guru tidak mampu menciptakan anak didik
lebih menonjol, sehingga keterlibatan siswa kurang mendapat tempat. Guru lebih
para siswa cenderung pasif. Fenomena inilah yang peneliti jumpai saat
yang memadahi siswa Sekolah Dasar akan mengalami kesulitan di kemudian hari,
bukan saja bagi pelajaran Bahasa Indonesia tetapi juga bagi pelajaran yang lain.
4
Pemilihan strategi dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal
yang harus betul-betul dipertimbangkan oleh guru agar tujuan pembelajaran yang
pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik
meningkatkan partisipasi aktif fisik dan mental siswa, guru hendaknya tidak
luasnya pada siswa untuk berinteraksi dengan guru, dengan materi pelajaran
kesempatan berlatih pada saat guru menyampaikan pelajaran yang berupa suatu
suatu keterampilan.
menekankan lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas
lebih hidup dalam proses belajar dan lebih bermakna karena siswa mengalami
sendiri apa yang dipelajarinya. Konsep belajar inilah yang dapat membantu guru
5
mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
(Depdikbud 2002:5).
model surat yang baik dan benar. Model pembelajaran tersebut kemungkinan
dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam penulisan surat pribadi, karena
menulis dan dapat menjembatani tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia. Hal
ini telah dibuktikan pada hasil penelitian tindakan kelas (Astuti :2004) yang
Semarang.
pribadi diharapkan siswa dapat menyampikan informasi untuk orang lain dalam
bentuk surat dengan kalimat yang efektif dan dapat mengidentifikasi ciri bahasa
surat yang ditulisnya dengan baik dan benar. Hal ini tampak pada masalah yang
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa
aspek nonkebahasaan siswa belum terampil dalam menyesuaikan isi surat dengan
topik dan siswa belum dapat menulis surat dengan rapi, coretan-coretan masih
mewarnai hasil tulisan. Sedangkan faktor eksternal muncul dari pemilihan strategi
pembelajaran guru yang kurang tepat. Selama ini guru dalam memberikan
pribadi siswa.
8
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
Manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian Tindakan Kelas ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa
keterampilan dan kekreatifan guru Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam
menulis surat pribadi dengan baik dan benar, karena pembelajaran kontekstual ini
Gunungpati dalam menulis surat dinas, yaitu penulisan huruf kapital, gabungan
kata, penulisan kata depan di, ke, dan dari, penulisan singkatan dan akronim dan
penggunaan tanda baca yang tidak tepat. Dengan dilaksanakan pembelajaran ejaan
perbedaanya terletak pada objek dan teknik yang dilakukan pada pembelajaran.
Sri Haryuni menganalisis penguasaan ejaan dalam surat dinas dan melalui teknk
Pribadi Kepada Orang yang Dihormati Siswa Kelas II Sekolah Menengah Umum
Negeri 1 Bae Kudus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa belum dapat
pemakaian kalimat secara efektif serta penggunanan ejaan yang kurang cermat.
Kesalahan dalam menulis surat pribadi siswa dipengaruhi oleh kurangnya siswa
adalah pada analisisnya yaitu mengenai surat, sedangkan perbedaanya pada objek
dalam Surat-Surat Dinas Keluar pada Kantor Tata Usaha SMU Negeri 1 Mejobo
Kudus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kalimat dalam surat dinas yang
dibuat para pegawai SMU Negeri 1 Mejobo Kudus masih banyak yang belum
10
11
mematuhi kaidah bahasa dalam surat dinas. Hasil penelitian Jamaah menunjukkan
adanya kesalahan-kesalahan dari segi ejaan yang meliputi aspek kesalahan huruf
kapita100%l, penulisan kata 25 %, tanda titik58,5%, tanda titik dua 62,5%, tanda
koma 12,5 %, tanda hubung 25%, dan garis bawah 58,3%. Dari segi kesalahan
bentukan kata meliputi kesalahan pilihan kata yang dibagi menjadi tiga aspek
yaitu segi keserasian arti 8,3%, segi keekonomisan 87,5%, dan segi kebakuan
16,7%. Segi kesalahan penyusunan kalimat meliputi dua aspek yaitu segi
dengan penelitian ini adalah pada analisis penelitian yaitu mengenai surat,
sedangkan perbedaannya pada objek kajian. Penelitian Jamaah ini dari segi
surat.
komponen pemodelan. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai tes siklus I yang rata-
rata mencapai nilai 68 dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar
75. Peningkatan nilai rata-rata menulis karangan narasi siswa ini juga dibarengi
dengan perubahan tingkah laku siswa dari tingkah laku yang negatif menjadi
positif. Relevansi penelitian Atuti dengan penelitian ini adalah pada teknik
astuti ini sudah cukup bagus, tapi analisis dari segi deskripsi nontesnya kurang
jelas.
64,4% pada siklus I dan meningkat sebesar 7,8%. Peningkatan rata-rata dari
pratindakan sampai siklus II sebesar 15,6%. Pada siklus I siswa belum ada
belum terfokus. Pada siklus II terjadi perubahan, kesiapan siswa dalam menerima
pembelajaran sudah terlihat, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan juga
pemodelan.
siswa baik pada tingkat SMP, SMU maupun SMK. Penelitian ini dimaksudkan
untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya, tentunya dengan teknik dan subjek
komponen pemodelan.
tentunya mempunyai dasar yang jelas terhadap kegiatan tersebut, sehingga dari
kegiatan menulis ini dapat dipetik manfaatnya. Untuk lebih jelasnya pada sub
bab berikut ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai hakikat, tujuan serta
manfaat menulis.
tidak langsung. Menurut Tarigan (1995:3) menulis adalah melahirkan pikiran atau
adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan. Tulisan merupakan sebuah
sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa
unsur yang terlibat didalamnya yaitu : (1) penulis sebagai suatu pesan; (2) pesan
atau isi tulisan; (3) saluran atau medium; (4) pembaca sebagai penerima pesan.
tidak mungkin terpikirkan oleh kita. Tentunya sebuah karya yang menarik dan
surat) dengan tulisan. Menurut konsep ini kegiatan menulis merupakan kegiatan
untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Konsep ini mencakupi kegiatan
dituangkan dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa
orang khususnya siswa akan mampu menulis jika berlatih secara benar.
untuk penugasan bukan karena kemauan sendiri; (2) altruistik, yaitu untuk
menyenangkan pembaca; (3) persuasif, yaitu untuk meyakinkan para pembaca dan
atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang; dan (7)
kegiatan menulis, pertama yang harus dilaksanakan adalah memilih apa yang akan
ditulisnya. Bentuk tulisan yang dipakai biasanya dikaitkan dengan siapa yang
akan membaca tulisan tersebut. Hal ini sangat penting karena dalam
berbeda pembacanya.
16
menulis didasarkan oleh tujuan menulis itu sendiri. Akan tetapi, karena begitu
kemampuan menulis tidak hanya ada dalam lingkungan pendidikan, tetapi juga
semakin penting untuk dikuasai. Hal ini sejalan dengan dengan pengabdian
dan menulis (Akhadiah 1996/ 1997). Dari uraian di atas, jelas bahwa kemampuan
diantaranya: (1) dengan menulis Anda akan terpaksa mencari sumber informasi
17
tentang topik tersebut. Wawasan anda tentang topik itu akan bertambah luas dan
dalam; (2) untuk menulis tentang sesuatu Anda terpaksa belajar tentang sesuatu
itu serta berpikir atau bernalar. Anda akan mengumpulkan fakta dan menghubung-
secara runtut dan sistematis. Dengan demikian, Anda menjelaskan sesuatu yang
semula mungkin samar bagi Anda; (4) dengan menulis permasalahan diatas
kertas, Anda lebih mudah memecahkannya; (5) kegiatan menulis yang terencana
1997:10).
Kegiatan menulis ini tidak dapat dikatakan mudah karena penulis tidak
karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis
merupakan sesuatu yang sangat sulit, sehingga menulis merupakan sesuatu yang
sulit, sehingga orang atau siswa enggan atau kurang berminat untuk menulis
gagasannya secara runtut dan sistematis. Dengan kegiatan menulis secara intensif
dan terencana akan membiasakan penulis dalam berpikir dan berbahasa secara
tertib.
18
2.2.2 Surat
si penulis dituntut suatu pengetahuan bahasa yang luas dan seni menulis surat
menyurat tersebut didasarkan pada paparan para ahli mengenai pengertian, fungsi,
bentuk jenis, surat pribadi, bagian-bagian surat, bahasa surat serta tahap penulisan
Pergaulan tersebut tentunya dilandasi suatu komunikasi, baik secara lisan maupun
tulisan. Komunikasi lisan ini terjadi apabila penutur atau pemberi informasi
berhadapan atau bersemuka dengan mitra tutur atau penerima informasi secara
lisan. Sebaliknya, komunikasi tulis terjadi jika penutur dan penerima tutur tidak
Suhanda (1978:1) menjelaskan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang
memuat suatu bahan komunikasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang
lain, baik atas nama pribadi maupun kedudukannya dalam organisasi atau kantor.
19
dari beberapa aspek, yaitu: (1) berdasarkan sifat isinya, surat adalah jenis
percakapan yang tertulis; dan (3) berdasarkan fungsinya, surat adalah suatu alat
pihak satu kepada pihak yang lain. Informasi tersebut bisa berupa pemberitahuan,
sebaginya.
disimpulkan bahwa surat adalah sehelai kertas atau lebih yang didalamnya
dituliskan suatu informasi yang perlu diketahui orang tertentu yang sifatnya
Marjo (2000:15) fungsi surat yang aktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
adalah :
20
penulis. Karena sifatnya sebagai duta atau wakil, maka surat harus ditulis
b. Sebagai bahan bukti hitam di atas putih yang mempunyai kekuatan hokum;
d. Alat pengingat;
Sesuatu yang terlupakan dalam kegiatan masa lalu dapat dilihat dan ditinjau
kembali.
Sesuatu yang harus dikunjungi bila tidak begitu penting dapat dihubungi
Berdasarkan fungsi surat diatas, fungsi utama surat adalah sebagai sarana
tersebut komunikatif.
dimiliki oleh alat komunikasi yang lain. Berkomunikasi melalui surat-surat akan
21
lebih praktis dan murah. Di samping itu, surat dapat memuat infomasi yang tak
informasinya.
atau bentuk surat. Menurut Wiyasa (1992:3) bentuk surat ialah tata letak atau
posisi tertentu sesuai dengan fungsi dan perannya, terutama sebagai petunjuk atau
identifikasi memproses surat tersebut. Pada dasarnya ada dua bentuk surat yang
dapat dibedakan secara tajam yaitu bentuk lurus atau block style dan bentuk lekuk
Menurut Mustakim (1994: 167) Format surat adalah bentuk dan ukuran
serta tata letak atau posisi bagian-bagian surat, seperti penempatan tanggal, alamat
letak bagian-bagian surat. Mereka membagi bentuk surat menjadi lima bentuk,
yaitu : (1) lurus penuh; (2) lurus; (3) setengah lurus; (4) resmi Indonesia lama; (5)
juga ada yang resmi dan tidak resmi. Format resmi digunakan untuk surat-surat
resmi sedangkan surat tidak resmi biasanya digunakan oleh pribadi. Bentuk resmi
Bagan 1.
(Tanggal)
(Alamat)
________________
________________
(Salam Pembuka)
(paragraf pembuka)
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
(paragraf isi)
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
(paragraf penutup)
_______________________________________________________
(Salam penutup)
(Tanda tangan)
(Nama jelas)
24
Indonesia. Walaupun bentuk surat itu untuk surat resmi dapat pula digunakan
untuk surat pribadi, karena surat pribadi dengan surat resmi sebenarnya hanya
dibedakan pada bagian: kepala surat, nomor, lampiran, hal, dan pada tembusan
surat.
yang dikemukakan Sudarsa. Faktor kemudahan dalam bentuk setengah lurus ini
dapat dilihat dari segi penulisan bagian-bagian surat bentuk setengah lurus ini
penulisan surat setengah lurus lebih efektif dan hemat dari bentuk lurus, karena
pada bagian surat sebelah kiri dan kanan tidak terlihat kosong. Faktor keserasian
pemanfaatan bagian kiri dan kanan surat sudah sesuai dan tampak rapi.
Jika dilihat dari segi bentuk, isi, dan bahas surat dapat digolongkan atas
tiga jenis, yaitu (1) surat pribadi; (2) surat dinas; (3) surat niaga
(Sudarsa dkk 1992:3). Pada landasan teori ini peneliti hanya menekankan pada
surat pribadi saja, karena surat pribadi inilah yang menjadi bahan kajian
penelitian.
25
terjadi dalam komunikasi antara anak dan orang tua, antar kerabat, antar sejawat
dan antar teman. Pengertian surat pribadi itu sendiri adalah surat yang dibuat oleh
surat pribadi atau personal letter adalah surat yang mencakup surat keluarga dari
orang tua kepada anak atau sebaliknya, bisa juga antar hubungan keluarga lain
Soedjito dan Solchan (1999:4) mengartikan surat pribadi adalah surat yang
berisi masalah pribadi, yang ditujukan kepada keluarga, teman atau kenalan.
pribadi adalah surat yang ditulis oleh perseorangan yang bersifat pribadi dan
surat itu berhubungan dengan bentuk surat yang dipergunakan, artinya jika
bagian-bagian surat itu diletakkan pada margin kiri, terbentuklah bentuki lurus.
Jika bagian-bagian surat itu tidak diletakkan pada margin kiri , dapatlah terbentuk
setengah lurus. Hal itulah yang membedakan komposisi surat dengan konposisis
Bagian surat pribadi terdiri atas : (1) tanggal ; (2) alamat tujuan; (3) salam
pembuka; (4) isi surat; (5) salam penutup; (6) pengirim surat; (7) inisial.
1. Tanggal
Tanggal surat ditulis secara lengkap, yaitu tangal ditulis dengan angka,
bulan ditulis dengan huruf, dan tahun ditulis dengan angka. Sebelum tanggal
tidak dicantumkan nama kota karena mana kota itu sudah tercantum pada
kepala surat kecuali pada surat pribadi. Setelah angka tahun tidak diikuti
2. Alamat surat
Dalam penulisan alamat surat terdapat dua macam bentuk. Bentuk yang
pertama adalah alamat yang ditulis di sebelah kanan atas di bawah tanggal
surat dan bentuk yang kedua adalah alamat yang ditulis disebelah kiri atas
Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas itu lebih menguntungkan daripada di
sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada sehingga alamat
a. Penulisan nama penerima harus cermat dan lengkap, sesuai dengan kebiaasaan
b. Nama diri penerima surat diawali huruf kapital pada setiap unsurnya.
27
c. Penulisan alamat pernerima surat juga harus cermat dan lengkap serta
informatif.
cukup dituliskan Yth. dengan huruf awal kapital disertai tanda titik
e. Kata sapaan seperti ibu, bapak, saudara digunakan pada alamat surat
sebelum nama pengirim surat. Jika digunakan kata bapak atau ibu pada
awal penerima, kata itu hendaknya ditulis penuh tanpa tanda baca
seperti Dr. dr. Ir atau Drs atau memiliki pangkat seperti kapten atau
g. Jika yang ditulis nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan
h. Kata jalan pada alamat surat tidak tidak disingkat, tetapi ditulis penuh
yaitu Jalan dengan huruf awal kapital tanpa tanda titik atau titik dua
3. Penulisan Salam
Salam dalam surat ada dua macam, yaitu salam pembuka dan salam
Salam pembuka lazim ditulis disebelah kiri di bawah alamat surat, di atas
kalimat pembuka isi surat. Salam penutup lazim ditulis di sebelah kanan
bawah. Huruf pertama salam pembuka dan penutup ditulis dengan huruf
4. Isi Surat
Secara garis besar isi surat terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pertama
kepada penerima surat. Namun, isi surat harus singkat, lugas, dan jelas.
Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu,
5. Nama Pengirim
Nama pengirim surat ditulis di bawah salam penutup dan tanda tangan.
huruf awal huruf kapital pada setiap unsure nama; (2) nama tidak perlu
ditulis dalam kurung; (3) nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama
Surat pribadi merupakan salah satu bentuk dari tulisan pribadi. Tulisan
Ciri-ciri bahasa surat pribadi tersebut, yaitu (1) bahasa alamiah, wajar, sederhana ;
(2) ujaran normal dengan kebiasaan sehari-hari; (3) isinya hidup; (4) menarik ;
(5) tidak formal; (6) riang penuh semangat (Tarigan 1984:31). Senada dengan
bahasa surat harus ekonomis tidak merusak ejaan, tata bahasa atau pilihan kata
dan komposisi.
kepada siswa, mereka perlu mengetahui ciri-ciri penulisan surat yang baik berikut
ini.
a. Pengungkapan Jelas
permasalahan yang dibicarakan dapat dipahami oleh pembaca secara tepat dan
benar.
30
c. Ketetapan
Penggunaan ejaan yang baik dan benar akan mengkaitkan bobot tulisan.
d. Variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam menulis surat adalah
penggunaan bahasa dalam surat sangat penting karena surat adalah utusan dari
penulis yang berwujud tulisan. Bahasa surat harus memenuhi ketentuan jelas,
lugas, komunikatif . Jelas dalam hal ini jelas unsur-unsurnya. Lugas berarti
bahwa bahasa yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda. Bahasa surat
harus ekonomis selama tidak merusak kaidah ejaan, tata bahasa atau pilihan
penulis surat.
31
akan disampaikan.
1. Pramenulis
2. Penyusunan Draf
3. Perevisian
4. Penyuntingan
5. Publikasi
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
berlangsung alamiah dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer
pengetahuan dari guru kepada siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran lebih
jangka panjangnya. Dalam konteks ini, siswa perlu mengerti apa makna belajar,
apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka
sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan begitu,
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk
hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan
akan terlatih untuk dapat menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan
kehidupan dunia nyata yang ada dilingkungannya. Untuk itu, guru perlu
menerapkannya dengan benar. Agar siswa dapat belajar lebih efektif, guru perlu
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan
dan keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru.
model yang bisa ditiru. Model ini bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara
melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan sesuatu.
2002:16).
untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-siswanya
dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk
35
memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Jika kebetulan ada siswa
yang pernah memenangkan lomba baca puisi atau memenangkan kontes bahasa
contoh tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model
tersebut sebagai standar kompetensi yang harus dicapainya. Model juga dapat
didatangkan dari luar. Seorang penutur asli berbahasa Inggris sekali waktu dapat
dihadirkan di kelas untuk menjadi model cara berujar, cara bertutur kata, gerak
pribadi dapat dilakukan dengan menghadirkan sebuah contoh surat pribadi buatan
siswa ataupun buatan guru. Penyajian contoh surat pribadi dapat membantu siswa
dalam memahami cara pembuatan surat sesuai kaidah penulisan surat yang baik
dan benar. Contoh surat tersebut dapat ditiru siswa, terutama dari segi struktur
penulisan surat. Dengan demikian, peranan model sebagai sarana atau media
membaca, berbicara, dan menulis ditambah struktur, kosakata, dan sastra. Dalam
maupun tertulis.
Selama kegiatan ini, siswa perlu diajarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara
hanya ejaan dan tanda baca, tetapi kelengkapan atau kejelasan kalimat, bahkan
pilihan kata) ini termasuk dalam kegiatan menulis. Siswa tidak hanya dilatihkan
membenahinya. Kegiatan menulis juga akan lebih optimal bila didukung oleh
banyak membaca, sebab orang yang banyak membaca akan dapat dengan mudah
prinsip menulis dan berpikir. Hal ini dapat membantu siswa mencapai maksud dan
gaya penulisan.
37
penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar yang optimal. Penggunaan suatu
olah bermain, asyik, dan bekerja dengan suatu media akan lebih menyenangkan
mereka, dan sudah tentu proses pembelajaran akan lebih bermakna (meaningful).
media dalam pembelajaran dapat membantu : (1) murid belajar lebih banyak; (2)
mengingatkan lebih lama; (3) melengkapi rangsang yang efektif untuk belajar; (4)
menjadikan belajar lebih konkret; (5) membawa dunia ke dalam kelas; (6)
nilai : (a) dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir; (b) dapat
lebih sempurna.
atau alat peraga. Kehadiran model sebagai media pembelajaran akan menciptakan
dibutuhkan, dan berperan aktif dalam pembelajaran. Wujud alat peraga atau
model tentu saja disesuikan dengan kebutuhan dan jenis mata pelajaran. Misalnya
dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ketika siswa akan belajar menulis surat
pribadi, guru dapat menghadirkan contoh surat pribadi yang baik dan benar dari
guru ataupun dari siswa sendiri. Siswa dapat meniru atau mencontoh struktur
penulisan surat yang baik. Kemudian siswa pun akan dapat membuat surat pribadi
yang baik dan benar pula. Jadi guru tidak hanya berperan sebagai orang yang
surat pribadi akan bangkit, kemudian siswa akan tertarik dan berlomba-lomba
untuk menyusun surat pribadi yang baik dan benar. Alangkah menariknya jika
tiap anak berkompetisi secara aktif dan sehat saat pembelajaran berlangsung.
39
butir pembelajaran dari beberapa butir pembelajaran yang ada dalam Kurikulum
dapat menyampaikan informasi untuk orang lain dalam bentuk surat dengan
(Depdiknas:2004).
Pedurungan Tengah 02 Semarang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada
hasil tulisan surat siswa yang rata-rata masih banyak kesalahannya baik dari segi
isi, bahasa, penggunaan ejaan, pilihan kata, penyusunan kalimat, dan sistematika
penulisan surat. Hal tersebut terjadi karena pengaruh beberapa faktor baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor yang berpengaruh besar yaitu
Hal ini menyebabkan siswa kesulitan mengakses penjelasan guru karena dalam
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Tiap siklus terdiri dari
tindakan, peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
pada saat proses pembelajaran menulis surat pribadi berlangsung. Tindakan yang
sama seperti siklus I. Hasil pembelajaran tes siklus I dan siklus II kemudian
Model I
Belum
Simpulan
Siswa terampil
menulis surat
pribadi sesuai
dengan kaidah
penulisan surat
42
menulis surat pribadi dan tingkah laku siswa kelas V SD Negeri Pedurungan
METODE PENELITIAN
kelas VIIA SMP Negeri II Klaten. Jumlah keseluruhan siswa kelas VII SMP
Alasan dipilihnya siswa kelas VIIA SMP Negeri II Klaten sebagai subjek
1. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa kelas VIIA
kelas lainnya.
Negeri II Klaten sudah terbiasa mendapat pengawasan oleh staf pengajar yang
berlangsung.
35
36
pemahaman siswa kelas VIIA SMP Negeri II Klaten dan pembelajaran membaca
tersebut.
siswa.
Teknik cloze atau yang biasa disebut teknik isian rumpang adalah teknik
tertentu dari wacana. Tujuan dari pelesapan tersebut agar siswa mengisi
a. Siklus I
(1) Apabila terjadi peningkatan berkisar 2.50% - 12.50% dari keadaan semula
dikategorikan cukup.
(2) Apabila terjadi peningkatan berkisar 12.51% - 25% dari keadaan semula
dikategorikan baik.
37
(3) Apabila terjadi peningkatan lebih dari 25% dari keadaan semula
b. Siklus II
(1) Apabila terjadi peningkatan berkisar 2.50% - 12.50% dari keadaan pada
(2) Apabila terjadi peningkatan berkisar 12.51% - 25% dari keadaan pada siklus
I dikategorikan baik.
(3) Apabila terjadi peningkatan lebih dari 25% dari keadaan pada siklus I
penelitian ini adalah tes dan nontes. Berikut diuraikan tentang kedua teknik
3.3.1 Tes
pada siswa kelas VIIA SMP Negeri II Klaten ini dengan menggunakan wacana
rumpang. Wacana rumpang tersebut digunakan pada saat tes awal, pembelajaran
membaca pemahaman, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II. Setiap tes baik
pada siklus I maupun pada siklus II digunakan sebuah wacana yang telah
dilesapkan bagian-bagiannya tiap kata ke-6 atau ke-7, sejumlah 50 lesapan dengan
telah dilesapkan dengan melesapkan tiap kata ke-6 atau ke-7 sejumlah 20 lesapan.
38
Langkah (1)
Menghitung 100 buah perkataan dari wacana yang hendak diukur tingkat
kata. Oleh karena itu, angka-angka tidak dihitung ke dalam perhitungan 100 buah
kata.
Langkah (2)
ini sama dengan prosedur Fry dalam menghitung rata-rata jumlah kalimat.
Langkah (3)
huruf atau lebih. Kriteria tingkat kesulitan sebuah kata didasari oleh panjang-
dalam kategori sulit itu ialah kata-kata yang terdiri atas enam atau lebih huruf.
Kata-kata yang jumlah hurufnya kurang dari enam, tidak digolongkan ke dalam
Langkah (4)
Hasil yang diperoleh dari langkah 2) dan 3) itu dapat diplotkan ke dalam
sebagai alat ajar dan alat tes keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VIIA
GRAFIK WACANA
NO Judul Wacana
RAYGOR 1 2 3 4 5
1. Jumlah kalimat 9,9 11,5 9 7,2 9,3 1. “Kacamata Nenek”
s/d persepuluhan 2. “Pembuat Tembikar
terdekat. yang Berani”
2. Jumlah kata sulit 31 29 32 26 30 3. “Pohon Ajaib”
4. “Endy Wibowo,
Makan Lagi”
5. “Kantor Pindah,
Kualitas tambah”
3. Tingkat VII VII VII VII VII
Keterbacaan
kata ke-6 atau ke-7 sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pelesapan dimulai pada kalimat kedua agar siswa mudah dalam memahami
isi wacana yang dilesapkan tersebut. Pelesapan ditandai dengan memberi nomor
3.3.2 Nontes
tersebut.
penelitian yang dimaksud. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, dengan dua lembar panduan observasi untuk siswa dan guru.
a. Tanggapan awal siswa pada saat guru hadir dan mulai memperkenalkan materi
membuat catatan);
(ii) melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara sendiri, mondar-mandir, dan
(ii) melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat mengisi wacana rumpang
dilalui:
a. Tanggapan awal siswa pada saat guru kembali hadir dan mulai
dibahas:
(ii) melakukan kegiatan yang tidak perlu pada saat kegiatan pembelajaran
dilalui:
a. membuka pelajaran;
b. penyampaian materi;
mengamati segala respons dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran
pada siklus I dan siklus II karena tingkah laku siswa sangat berguna untuk
pengecualian.
43
berikut.
(1) Tanggapan positif dan negatif terhadap bacaan yang disajikan untuk
(2) Tanggapan siswa terhadap teknik cloze yang digunakan dalam pembelajaran
membaca pemahaman.
teknik cloze.
(4) Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami bacaan menggunakan teknik
cloze.
(5) Harapan siswa tentang bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya.
pertemuan selanjutnya.
langsung mengubah pula pedoman wawancara untuk siklus II. Berikut pedoman
(1) Tanggapan positif dan negatif siswa terhadap bacaan yang digunakan pada
(2) Tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran melalui diskusi yang telah
dilaksanakan.
(4) Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami bacaan menggunakan teknik
pemahaman.
Jurnal berisi pesan dan kesan selama pembelajaran berlangsung, yang diisi
oleh siswa setiap akhir siklus, baik siklus I maupun siklus II. Hal-hal yang dicatat
(2) ketertarikan siswa dengan teknik isian rumpang pada saat pembelajaran
membaca pemahaman;
(3) kemudahan atau kesulitan memahami bacaan melalui teknik cloze; dan
siklus I dan siklus II dibuat tidak sama. Perbedaan itu terjadi karena pada saat
menarik untuk diuraikan pada pengambilan data nontes siklus selanjutnya. Uraian
45
3.3.2.4 Dokumentasi
bahwa suatu penelitian memerlukan bukti nyata selain data, agar penelitian itu
proses penelitian dari awal sampai akhir sehingga penelitian tersebut bisa
dipertanggungjawabkan.
pembelajaran dari mulai pelaksanaan tes awal sampai dengan pengisian jurnal dan
pelaksanaan wawancara.
atau tidaknya data tergantung dari baik tidaknya hasil penelitian. Uji instrumen
atau kesatuan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, atau dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan validitas isi dan
46
isi.
pembenahan.
agar penelitian ini menjadi penelitian yang lebih akurat dibandingkan dengan
Pada instrumen observasi, bagian yang dibenahi yaitu materi pada siklus I dan
tujuan tes yang telah dirumuskan. Instrumen berupa alat tes dapat dikatakan
memiliki validitas isi, apabila telah relevan dengan materi pengajaran yang
hendak diteskan, yaitu materi membaca pemahaman bagi siswa kelas VIIA SMP
Negeri II Klaten.
47
R Siklus I T R Siklus II T
O O
Keterangan:
P: Perencanaan
T: Tindakan
O: Observasi
R: Refleksi
Perencanaan pada siklus meliputi dua hal, yaitu perencanaan umum dan
rancangan dari siklus per siklus. Perencanaan khusus terdiri dari perencanaan
siswa dan peneliti. Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
dilakukan dengan mencatat semua hal yang terjadi di kelas yang sedang diteliti.
Pengamatan tersebut meliputi situasi kelas, perilaku, dan sikap siswa, penyajian
siswa dan peneliti tentang berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.
Refleksi ini dilaksanakan setelah perlakuan tindakan dan hasil observasi. Hasil
dari refleksi ini kemudian dijadikan acuan untuk langkah perbaikan pada tindakan
selanjutnya.
3.4.1.1 Siklus I
1) Perencanaan
dilaksanakan pada siklus I. Siklus I terdiri dari dua kali pertemuan. Pembelajaran
setiap kata kelima atau keenam dengan pertimbangan bahwa wacana rumpang ini
wacana yang digunakan sebagai bahan pembelajaran dan tes disesuaikan dengan
2) Tindakan
a. Apersepsi
wacana rumpang. Perkenalan ini dimaksudkan agar siswa telah siap terlebih
b. Inti Kegiatan
melalui teknik cloze. Guru menjelaskan dan memberi contoh bagaimana cara
bagian-bagian yang dilesapkan, guru dan siswa membahas hasil hasil pekerjaan
untuk maju, berusaha menanggapi dan menyepakati jawaban yang benar yang
mereka anggap benar, guru memperlihatkan wacana yang asli. Jawaban siswa
(g) Siswa mengisi atau melengkapi bagian yang dikosongkan, yang dibacakan
oleh guru.
4) Refleksi
Hasil observasi dan nilai tes serta hasil jurnal digunakan untuk melakukan
kembali pada siklus II. Hasil tes, observasi, jurnal, dan wawancara menunjukkan
3.4.1.2 Siklus II
alokasi waktunya 2 x 45 menit. Siklus ini terdiri atas revisi perencanaan, tindakan,
1) Revisi Perencanaan
kelompok.
5. Secara berkelompok, siswa
mencoba menemukan jawaban yang
dianggap paling tepat diantara
anggota kelompoknya.
6. Setiap siswa di setiap kelompok,
saling menilai jawaban anggota
kelompok yang lain.
7. Secara bergantian, wakil dari
kelompok maju dan menuliskan
hasil isian mereka.
8. Siswa berdiskusi dan menyepakati
jawaban yang mereka anggap
benar.
9. Siswa memperhatikan guru dalam
memberikan penguatan-penguatan.
10. Guru menunjukkan teks yang asli
dengan jawaban yang benar.
2) Tindakan
a. Apersepsi
pemahaman. Guru bertanya tentang wacana rumpang dan cara mengisikan bagian-
bagian yang dilesapkan. Bagian yang dilesapkan bertujuan agar siswa lebih
b. Inti Kegiatan
siswa diberi tugas untuk mengisikan wacana rumpang yang lebih luas. Siswa
Wakil dari tiap kelompok maju dan menuliskan hasil diskusi kelompok
bagian dari kegiatan ini. Setelah itu, seluruh siswa menyepakati jawaban yang
Guru membacakan teks yang asli di depan kelas dan berhenti pada bagian
jawaban mereka.
56
3) Observasi
siswa dan guru selama proses pembelajaran. Lembar observasi untuk guru diisi
oleh guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia sedangkan lembar observasi untuk
4) Refleksi
Hasil tes, observasi, dan jurnal pada siklus II digunakan sebagai pedoman
siklus II. Melalui revisi perencanaan siklus II, hasil tes meningkat. Siswa menjadi
lebih tertarik dengan pembelajaran yang telah dilalui. Selain itu, siswa menjadi
Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini berupa teknik
tes dan teknik nontes. Berikut dijelaskan teknik pengumpulan data tes dan nontes.
siswa kelas VIIA SMP Negeri II Klaten . Tes dilaksanakan sebelum perlakuan (tes
awal), tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II. Bagian-bagian yang dilesapkan
tersedia. Prosedur penilaian pada tes isian rumpang, setiap jawaban yang betul
diberi skor 1, sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai akhir adalah
jumlah jawaban betul (skor) dibagi 5 agar skor tertinggi menjadi 10.
ΣB
NA =
5
Keterangan:
NA : nilai akhir
Wacana rumpang digunakan sebagai alat ajar. Oleh karena itu sistem
Melalui metode “synonimy method” ini, skor 1 diberikan tidak hanya kepada
jawaban yang sama persis, tetapi juga kepada jawaban yang tidak sama persis.
Kata-kata yang bersinonim atau yang dapat menggantikan kedudukan kata yang
kalimat yang didudukinya tetap utuh dan dapat diterima (Harjasujana dan Mulyati
1996:149).
Skor yang didapat pada tiap tes awal, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus
skor sangat baik jika rentang skor yang diperoleh antara 8.5 – 10. Masuk ke dalam
kategori skor baik jika rentang skor yang diperoleh antara 7.0 – 8.4. Masuk ke
dalam kategori skor cukup jika rentang skor yang diperoleh antara 5.5 – 6.9.
58
Masuk ke dalam kategori skor kurang jika rentang skor yang diperoleh 0 – 5.4.
bacaan yang telah dilesapkan, peneliti mengamati tingkah laku siswa. Hasil
b. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu saat guru mulai menjelaskan
tentang wacana rumpang sampai saat siswa mulai memahami dan mengisi
depan kelas dan siswa lain menanggapi, peneliti mencatat reaksi siswa.
d. Pada saat siswa berdiskusi tentang isian rumpang, peneliti mencatat jumlah
Pada penelitian tindakan kelas ini, guru berperan dalam mengamati cara
mengajar peneliti. Saat pengamatan, guru mencatat hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan peneliti pada saat mengajar. Pengamatan itu dimulai pada saat peneliti
pada saat menutup pelajaran. Semua pengamatan, dicatat pada lembar observasi
59
untuk guru. Agar pada saat proses observasi dapat berjalan dengan baik, peneliti
menggunakan sistem penomoran. Semua siswa kelas VIIA wajib memakai kartu
3.5.2.2 Wawancara
yang telah dibuat dan disetujui oleh dosen pembimbing dengan mewawancarai
satu persatu siswa yang telah dipilih didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa,
dan hasil tes akhir siklus. Waktu wawancara yaitu pada saat selesai pelaksanaan
siklus I.
terendah dalam tes mengisi wacana yang telah dilesapkan; (b) siswa yang
memperoleh skor tertinggi dalam tes mengisi wacana yang telah dilesapkan; (c)
siswa yang memberi tanggapan negatif terhadap teknik pembelajaran; (d) siswa
yang memberi tanggapan positif terhadap teknik pembelajaran; dan (e) siswa yang
Setiap akhir siklus, siswa diharuskan mengisi jurnal yang dibagikan guru.
Jurnal tersebut diisi setelah semua proses pembelajaran selesai oleh semua siswa
tanpa terkecuali. Jurnal pada siklus I diisi setelah selesai pembelajaran siklus I.
Hasil dari jurnal ini, kemudian dijadikan masukan untuk perbaikan tindakan pada
siklus II.
60
3.5.2.4 Dokumentasi
a. Pada saat peneliti melaksanakan tes awal dan siswa sedang mengisi wacana
kegiatan tersebut.
c. Pada saat siswa dan guru sedang membahas untuk mencari jawaban isian
e. Pada saat siswa berdiskusi membahas tentang isian rumpang yang sudah
g. Pada saat siswa sedang mengisi jurnal dan melaksanakan wawancara, peneliti
Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi teknik
tersebut.
Penelitian ini melalui tiga tahapan tes, yaitu (a) tes awal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan; (b) tes pada akhir siklus I; dan (c) tes pada akhir
siklus II. Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam
keterampilan membaca pemahaman. Hasil tes awal, tes akhir siklus I, dan Tes
akhir siklus II, kemudian dimasukkan pada tabel skor untuk dianalisis.
Berikut rumus penghitungan persentase skor tes isian rumpang (cloze) tiap
siswa.
sebagai berikut.
ΣN
X 100%
nxs
Keterangan:
dibandingkan. Cara membandingkan tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II
sebagai berikut.
pada siklus I:
Keterangan:
hasil perbandingan persentase tes awal, tes siklus I, dan tes siklus II.
Data kualitatif meliputi data observasi, data wawancara, dan data jurnal.
Data observasi dan jurnal digunakan untuk memilih siswa yang diwawancarai.
siklus berlangsung.
BAB IV
Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes dan nontes, baik
pada siklus I maupun siklus II. Hasil kedua tes tersebut terangkum dalam tiga
bagian, yaitu: pratindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil tes pratindakan berupa
dilakukan. Hasil tes tindakan siklus I dan siklus II berupa keterampilan siswa
Hasil tes siklus I dan siklus II tersebut disajikan dalam bentuk data kuantitatif.
Hasil nontes siklus I diperoleh dari data observasi, jurnal, wawancara dan
yaitu angket. Hasil penelitian nontes siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan menulis surat pribadi
dilakukan adalah menulis surat pribadi dengan topik pengalaman pribadi dengan
72
73
tujuan surat bebas. Topik ini dipilih untuk membebaskan siswa dalam
2 Baik 75 – 84 0 0 0 2343
40
3 Cukup 60 – 74 16 1047 40
=58,57
4 Kurang 0 – 59 24 1296 60
dengan skor rata-rata klasikal hanya mencapai 58,57. Rincian data tersebut
diantaranya atau sebanyak 60% termasuk dalam kategori kurang dengan nilai
0-59. Kategori cukup dengan nilai 60-74 hanya dicapai oleh 16 siswa atau 40%
dari jumlah keseluruhan siswa. Selanjutnya, kategori baik dan sangat baik belum
tercapai, tidak ada seorang siswa pun atau 0% yang termasuk dalam kategori
tersebut. Masih rendahnya keterampilan siswa dalam menulis surat pribadi ini
dikarenakan beberapa faktor yang melingkupinya, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal ini berasal dari siswa sendiri. Bukti data tes menulis
pemilihan kata, penggunaan ejaan, bahasa surat, isi surat, sistematika penulisan
surat dan kerapian surat secara klasikal masih kurang, dibawah nilai rata-rata.
GRAFIK PRATINDAKAN
100
80
Jumlah Skor
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Subjek Penelitian
Jumlah Skor
berada pada level skor rendah antara 50-60 termasuk dalam kategori kurang,
sedangkan 16 siswa lainnya termasuk dalam kategori cukup karena berada pada
pemodelan.
75
terdiri atas data tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan secara rinci
sebagai berikut.
Hasil tes menulis surat pribadi siklus I ini merupakan data awal setelah
komponen pemodelan. Kriteria penilaian pada siklus I ini masih tetap sama seperti
pada tes pratindakan yang meliputi tujuh aspek penilaian, meliputi : (1)
kesesuaian isi surat dengan topik; (2) bahasa surat; (3) penyusunan kalimat; (4)
Pilihan kata; (5) penggunaan ejaan; (6) sistematika surat; dan (7) kerapian surat.
Secara umum, hasil tes keterampilan menulis surat pribadi dengan topik
kunjungan ke rumah teman pada liburan tahun baru dapat dilihat pada tabel 4
berikut.
76
surat pribadi siswa secara klasikal mencapai nilai rata-rata 68,8 dalam kategori
sebesar 10,2% dari hasil pratindakan. Namun demikian, peneliti masih belum
puas dengan hasil siklus I, karena target maksimal klasikal sebesar 70 belum
tercapai. Dari 40 siswa, hanya 2% atau seorang siswa yang berhasil meraih
predikat sangat baik dengan jumlah skor 88. Selanjutnya, siswa lainnya sebanyak
13 siswa atau 33% memperoleh nilai baik yaitu dengan nilai antara 75-84.
Selebihnya, 18 siswa atau 45% memperoleh nilai cukup, yaitu antara 60-74.
Bahkan, terdapat 8 siswa atau 20% hanya mencapai nilai 0-59 dalam kategori
digunakan guru dirasakan baru oleh siswa sehingga pola pembelajaran guru
merupakan proses awal bagi siswa untuk menyesuaikan diri dalam belajar.
77
menulis surat pribadi yang diujikan, meliputi : (1) kesesuaian isi surat dengan
topik; (2) bahasa surat; (3) penyusunan kalimat; (4) pilihan kata; (5) ejaan;
4.1.2.1.1 Hasil Tes Menulis Surat Pribadi Aspek Kesesuaian Isi Surat
dengan Topik
kesesuaian isi surat pribadi dengan topik yang diangkat. Hasil penilaian tes
ketepatan isi surat dengan topik dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
sangat baik yaitu dengan skor 16-20 dicapai 20 siswa atau sebesar 50%. Kategori
baik dengan skor 11-15 dicapai oleh 3 siswa atau 7,5%. Kategori cukup dengan
skor 6-10 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 7,5%. Kategori kurang dengan skor
0-5 dicapai 14 siswa atau sebesar 35%. Jadi, rata-rata skor klasikal pada ketepatan
78
kesesuaian isi dengan topik dalam menulis surat pribadi yaitu sebesar 13,4 atau
dalam kategori cukup. Siswa cukup paham terhadap topik yang diberikan guru
karena topik yang diberikan guru cukup sederhana yaitu kunjungan ke rumah
teman pada liburan tahun baru. Pemilihan topik ini didasarkan pada realita
menjelang liburan sekolah pada tahun baru. Dengan pemilihan topik yang sesuai
Penilaian aspek bahasa surat difokuskan pada bahasa surat yang digunakan
penilaian tes ketepatan bahasa surat yang dipergunakan siswa dalam surat
Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa pada tes aspek bahasa surat,
kategori sangat baik yaitu dengan skor antara 21-25 telah dicapai 7 siswa atau
sebesar 17,5%. Selanjutnya, kategori baik dengan skor nilai antara 16-20 dicapai
23 siswa atau sebanyak 57,5%. Kategori cukup dengan skor nilai antara 11-15
dicapai siswa sebanyak 7 orang atau sebesar 17,5%. Kategori kurang dengan skor
0-10 dicapai siswa sebanyak 3 orang atau sebesar 7,5%. Jadi, setelah
direkapitulasikan rata-rata skor siswa pada aspek bahasa surat mencapai 16,5 atau
dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa
dalam membahasakan perasaannya dalam bentuk bahasa surat yang jelas, tidak
bertele-tele, lugas dan tidak berambiguitas serta bahasa yang sopan telah tercapai.
Siswa mulai memahami dan mengerti arti bahasa surat yang baik dan benar.
yang baik dan keterpaduan isi antarkalimat pun akan jelas. Hasil penilaian tes
penyusunan kalimat dalam surat pribadi siswa dapat dilihat pada tabel 7 berikut
ini.
80
mencapai nilai rata-rata 5,7 atau dalam kategori baik dalam menyusun kalimat.
Pemerolehan skor rata-rata secara rinci diuraikan sebagai berikut. Siswa yang
mendapat skor 8-10 dalam kategori sangat baik dicapai oleh 12 orang atau
sebanyak 30%, sedangkan untuk kategori baik dengan jumlah skor antara 5-7
dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 40%. Kategori cukup dengan skor antara 2-4
dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 27%, sedangkan kategori kurang dengan skor
antara 0-1 dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 3%. Dengan demikian, kemampuan
dikatakan baik.
Penilaian aspek pemilihan kata atau diksi pada surat difokuskan pada
ketepatan pemilihan kata yang disesuaikan dengan situasi. Hasil penilaian tes
pilihan kata yaitu kategori sangat baik dengan skor 8-10 dicapai oleh 21 siswa
atau sebanyak 52%. Kategori baik dengan skor antara 5-7 dicapai oleh 16 siswa
atau sebanyak 40%, sedangkan kategori cukup dengan skor 2-4 dicapai oleh 3
siswa atau sebesar 7,5%. Kategori terendah atau kurang dalam keterampilan
memilih kata sebanyak 0% atau tidak ada satu siswa pun yang termasuk dalam
kategori ini. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa tidak mengalami kesulitan
yang serius. Siswa cukup mengerti dalam memilih kata yang tepat pada surat
kategori baik. Data tersebut membuktikan bahwa keterampilan siswa pada aspek
pilihan kata dalam menulis surat sudah dapat dikatakan bagus, tidak adanya siswa
kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan ejaan dalam surat pribadi. Hasil
penilaian tes penggunaan ejaan dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.
aspek penggunaan ejaan dengan kategori sangat baik dicapai oleh 10 siswa atau
sebesar 25% dengan skor antara 8-10. Kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau
sebesar 37,5% dengan skor antara 5-7, sedangkan kategori cukup dicapai oleh 11
siswa atau sebesar 27,5% dengan jumlah skor antara 2-4. Skor terendah 0-4
dengan kategori kurang dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 10%. Setelah
diakumulasikan didapat hasil rata-rata klasikal sebesar 5,55 atau dalam kategori
cukup. Berdasarkan hasil rata-rata skor dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan
siswa sudah dapat menggunakan ejaan dengan benar, baik dari pemakaian huruf
penjelasan guru. Peran guru dalam kelas kontekstual juga sangat membantu demi
bagian-bagian surat yang meliputi : (1) tempat dan tanggal penulisan surat; (2)
alamat surat; (3) salam pembuka; (4) pembuka surat; (5) isi surat; (6) penutup
surat; (7) salam penutup; (8) tanda tangan; dan (9) nama jelas. Hasil penilaian tes
aspek sistematika penulisan surat dengan kategori sangat baik dengan jumlah skor
antara 12-15 dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 67,5%. Selanjutnya untuk
kategori baik dengan skor 8-11 telah dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 27,5%.
Kemudian, kategori cukup dengan nilai 4-7 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 5%.
Kategori yang terakhir yaitu kategori kurang dengan nilai 0-3 terdapat 0% atau
84
tidak seorang siswa pun yang termasuk dalam kategori kurang. Setelah
diakumulasikan didapat hasil rata-rata skor klasikal sebesar 12,42 termasuk dalam
kategori sangat baik. Prestasi siswa ini sungguh memuaskan, berarti dalam
sistematika penulisan surat siswa sudah tidak lagi mengalami kesulitan, siswa
sudah paham dan terampil dalam menuliskan bagian-bagian surat yang meliputi
tempat dan tanggal surat, alamat surat, salam pembuka, pembuka surat, isi surat,
penutup surat, salam penutup tanda tangan dan nama jelas sesuai dengan format
penulisan surat yang benar. Peningkatan prestasi ini tentunya tidak luput dari
peran pemodelan contoh surat dan pias kata yang dibuat dengan sedemikian rupa
Oleh kerena itu, kemajuan keterampilan siswa ini perlu dipertahankan bahkan
perlu ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya untuk mencapai target skor
maksimal.
bersih, tidak ada coretan, banyak coretan atau tulisan sulit terbaca. Hasil penilaian
menulis surat pribadi dengan kategori sangat baik telah dicapai sebanyak 22 siswa
atau sebesar 55% dengan jumlah skor antar 8-10. Kategori baik dengan jumlah
skor 5-7 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 40%. Kategori cukup yaitu dengan
jumlah skor 2-4 dicapai oleh 2 orang siswa atau sebanyak 5%. Kategori kurang
dengan jumlah skor 0-1 sebanyak 0% karena tidak terdapat siswa yang mendapat
skor tersebut. Setelah diakumulasikan didapat hasil rata-rata skor klasikal sebesar
8,125 atau dalam kategori sangat baik. Bukti ini menunjukkan bahwa siswa sudah
dapat menulis surat dengan rapi. Siswa sudah mulai memahami bahwa kerapian
surat merupakan salah satu faktor penunjang dalam kegiatan menulis surat
pribadi, jika surat pribadi ditulis dengan rapi tentu pesan yang akan disampaikan
Hasil tes keterampilan menulis surat pribadi pada siklus I dapat dilihat
GRAFIK SIKLUS I
100
80
Jumlah Skor
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Subjek Penelitian
Jumlah Skor
kategori cukup antara 60-74, dan pada kategori baik antara 75-84 hanya diperoleh
13 siswa sedangkan predikat sangat baik dengan nilai 88 diraih oleh Syofa Adelya
Yosita sari.
Pada siklus I ini, hasil tes keterampilan menulis surat pribadi siswa secara
klasikal masih menunjukkan kategori cukup dan belum meraih target maksimal
pencapaian nilai rata-rata kelas yang ditentukan, yaitu 70. Selain itu perubahan
tingkah laku dalam pembelajaran menulis surat pribadi masih tergolong normal
belum tampak perubahan yang berarti. Dengan demikian tindakan siklus II perlu
Hasil penelitian nontes pada siklus I ini didapatkan dari hasil observasi,
uraian berikut.
Kegiatan observasi dalam penelitian ini ada dua macam yaitu observasi
siswa dan observasi kelas. Observasi siswa dilaksanakan oleh peneliti sebagai
Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa
a. Observasi Siswa
Objek sasaran yang diamati dalam observasi siswa meliputi lima belas
perilaku siswa, baik positif maupun negatif yang muncul saat pembelajaran
berlangsung. Adapun objek sasaran observasi tersebut adalah : (1) perhatian siswa
terhadap penjelasan guru; (2) keaktifan siswa dalam bertanya; (3) kualitas
pertanyaan siswa; (4) partisipasi siswa dalam diskusi dan kegiatan kelompok; (5)
respon siswa terhadap contoh surat yang dihadirkan guru; (6) kemampuan siswa
88
lisan maupun tertulis; (7) kreativitas siswa dalam meniru ataupun memperbaiki
model surat yang dihadirkan guru, dan menghasilkan karya yang lebih baik; (8)
siswa dengan senang hati mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakannya
dalam bentuk surat; (9) respon siswa terhadap pembelajaran kurang; (10) siswa
pasif; (11) semangat siswa dalam kegiatan diskusi kurang (12) siswa sering
bergurau saat pembelajaran; (13) siswa sering jalan-jalan atau mondar-mandir saat
pembelajaran; (14) siswa kurang bersemangat mengerjakan tes; (15) siswa sering
semua siswa dapat mengikutinya dengan baik. Peneliti menyadari hal tersebut,
karena pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan hal baru bagi
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa sebagian besar siswa atau
mereka asyik bicara sendiri dengan teman sebangkunya atau dengan teman
bertanya dan pertanyaan siswa ini mengarah pada pemecahan masalah. Siswa
yang aktif bertanya tersebut diantaranya adalah Brian Chandra, Dwi Khoiri Yani,
Novia Al Adawiyah dan Syofa Adelya Yositasari. Keempat siswa ini lebih aktif
89
Siswa yang pasif ini dimungkinkan karena siswa masih malu, grogi dan tidak tahu
apa yang harus ditanyakan. Sebagian besar siswa atau sebanyak 60% siswa ini
memilih diam daripada bertanya. Keadaan ini tentunya harus dicarikan solusi
pemecahanya agar siswa secara merata aktif bertanya ataupun berpendapat tanpa
harus ragu ataupun malu. Masalah ini merupakan suatu tugas bagi peneliti untuk
mendiskusikan contoh surat pribadi yang telah dibagikan oleh guru, baik dari segi
isi, bahasa, pilihan kata sampai sistematika surat. Respons yang diberikan siswa
pada saat itu adalah seluruh siswa tampak penasaran pada isi surat yang dibagikan
karena memang surat dibagikan dalam amplop tertutup dan berperangko. Siswa
tampak senang dan menikmati surat yang diterimanya. Dari contoh yang
dibuktikan saat siswa ditugaskan guru maju ke depan kelas untuk menuliskan
atau melisankan bagian-bagian surat. Dengan bantuan pias kata siswa semakin
Pada saat pemberiaan materi telah selesai, tes menulis surat pribadi
siswa dalam menulis surat pribadi yang telah diajarkan guru. Siswa sebanyak 24
atau 60% siswa terlihat dengan senang hati mengungkapkan apa yang dipikirkan
90
dan dirasakannya dalam bentuk surat. Siswa lainnya sebanyak 16 atau 40% masih
perilaku negatif masih banyak menonjol. Siswa belum dapat menyesesuaikan pola
pembelajaran yang diterapkan guru. Keadaan ini merupakan masalah besar yang
harus lebih dimatangkan lagi agar perilaku negatif yang menonjol tergeser
b. Observasi Kelas
surat pribadi, sehingga strategi ataupun pendekatan yang dilakukan guru dapat
pembelajaran menulis surat pribadi dari guru praktikan. Adapun objek sasaran
observasi kelas ini lebih dikhususkan pada aspek kemampuan berkomunikasi atau
commucation skills, aktivitas belajar atau learning activity, dan keterampilan guru
Hasil dari observasi kelas ini setelah diricek hasilnya sama dengan
observasi siswa. Pada aspek comunicatioan skills hanya sebagiuan kecil siswa
menulis surat. Sebagian siswa sudah dapat mengidentifikasikan surat dengan lisan
maupun tertulis.
pembelajaran menulis surat. Kegiatan siswa dalam berdiskusi tidak tampak aktif,
siswa cenderung membicarakan masalah lain selain surat pribadi. Pada saat
melakukan tes siswa tampak dengan senang hati menuangkan segala macam hal
yang dirasakannya dalam bentuk surat dalam waktu 45 menit siswa dapat
penguasaan materi, cara guru menjalin komunikasi dengan siswa sudah baik.
cukup baik. Kemampuan guru dalam mengelola kelas berbasis kompetensi, baik
melakukan refleksi juga sudah baik. Secara keseluruhan guru pamong menilai
Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu jurnal
siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan siswa dan
a. Jurnal Siswa
Jurnal siswa harus diisi oleh siswa tanpa terkecuali. Pengisian jurnal
pertanyaan, yaitu : (1) metode mengajar guru; (2) pendapat siswa mengenai
menulis surat pribadi; (4) tanggapan siswa terhadap contoh surat; (5) perasaan
menulis surat pribadi berakhir; (7) kesan dan pesan yang dapat diberikan siswa
komponen pemodelan.
baru ini cukup membuat penasaran siswa, terlihat siswa tampak antusias ingin
segera mendapatkan jurnal dan ingin segera mengisinya. Keadaan ini dapatlah
mengisi jurnal tersebut dengan situasi yang tenang. Hasil jurnal yang telah direkap
Dengan demikian tugas guru dalam kelas kontekstual dapat dikatakan berhasil,
proses belajar kelas yang lebih hidup, menyenangkan, dan lebih bermakna.
dekat dan simpati dengan guru, hal ini berdasarkan beberapa pernyataan siswa
yang berpendapat bahwa guru praktikan ramah,baik , disiplin, dan tidak galak.
surat pribadi. Pernyataan bagus dan menyenangkan banyak tertulis dalam jurnal.
Pernyataan siswa ini membuktikan kalau mereka tertarik dan menyukai materi
yang diajarkan guru. Siswa merespon bagus karena dalam pembelajaran guru
mengatarkan siswa kedalam dunia nyata, dengan membagikan surat pribadi yang
tertutup rapi dalam amplop berperangko. Kondisi ini merupakan pengalaman baru
diungkapkan dalam jurnal. Hal ini merupakan bukti bahwa selama proses
mulai dari apersepsi, kegiatan inti yang diwarnai dengan diskusi dan permainan
yang dihadapi siswa dalam menulis surat pribadi meliputi : (1) siswa kesulitan
dalam menggunakan bahasa surat yang tepat; (2) siswa susah merangkai kata; (3)
siswa bingung karena siswa belum pernah menulis surat; (4) siswa merasa
kesulitan karena mereka tidak paham dan kurang jelas dengan penjelasan guru; (5)
siswa susah berpikir karena teman sebangkunya ramai. Peneliti menilai bahwa
merupakan hal yang wajar karena dalam pembelajaran menulis surat merupakan
hal yang baru bagi siswa dan tidak semua siswa dapat menyerap materi dengan
hal baru ini dapat memberikan pengalaman nyata yang bermakna bagi siswa dan
pada umumnya beranggapan baik dan mudah dipahami. Hal ini dikarenakan
model contoh surat yang dicontohkan guru dibuat semenarik mungkin, sehingga
95
dipahami, karena contoh surat yang dimodelkan memang dirancang untuk mudah
dipahami siswa dari segi bahasa, penyusunan kalimat yang runtut, pilihan kata
yang sederhana dan sistematika surat yang jelas. Pada bagian-bagian surat ditulis
dengan warna yang berbeda shingga siswa dapat membedakan tiap bagian-bagian
surat. Pias kata juga merupakan alternatif lain yang diberikan guru kepada siwa
pribadi didapatkannya dengan metode guru yang menarik. Guru menyisipkan kuis
pegalaman baru yang bermakna bagi siswa sehingga siswa merasa senang, dan
pembelajaran menulis surat pribadi perlu ditingkatkan menjadi lebih baik, contoh
surat yang diberikan guru sudah baik dan bagus, waktu tes dalam menulis surat
pribadi perlu ditambah sehingga siswa dapat mengerjakan tes dengan baik dan
96
b. Jurnal Guru
Jurnal guru ini berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
guru ini adalah: (1) minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis surat
terhadap contoh yang dihadirkan guru; (3) keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis surat pribadi; (4) perilaku siswa dikelas saat melakukan
pembelajaran berlangsung.
guru belum merasa puas terhadap proses pembelajaran karena masih ada beberapa
terbaik pada siswa saat siswa merespons positif contoh surat yang dihadirkan
guru. Mereka tampak senang dan penasaran pada contoh surat yang dihadirkan
guru, minat ingin membaca contoh surat begitu tinggi. Karena guru memang
sengaja membuat contoh surat dengan sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk
kebanyakan masih merasa malu dan grogi bila disuruh bertanya atau
kelas saat pembelajaran tidak begitu menonjol hanya sebagian besar siswa masih
merasa asing dengan guru praktikan. Namun pada saat guru praktikan mengajar
kali pertama, siswa sudah dapat menerima dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
Pada siklus I, sasaran wawancara difokuskan pada tiga orang siswa yang
mendapat nilai tertinggi, cukup dan nilai yang terendah pada hasil tes menulis
(1) apakah siswa senang dengan metode pembelajaran guru; (2) apakah ada
perubahan cara guru dalam mengajar; (3) apakah siswa merasa terganggu ketika
harus mengerjakan tes menulis surat pribadi; (4) apakah siswa mengalami
kesulitan dalam menulis surat pribadi; (5) apakah penyebab kesulitan siswa
dalam menulis surat pribadi; (6) apakah contoh surat yang diberikan guru dapat
anda pahami; (7) apakah pemodelan dapat membentu siswa dalam menulis surat
pribadi sesuai kaidah penulisan surat; (8) apakah siswa dapat meniru sistematika
serta kaidah penulisan surat pribadi yang baik dan benar; (9) keuntungan dari
98
Apriliani Shelvia dan Nur Muladica Krisna dapat dibaca pada paparan berikut.
tertinggi, sedang dan terendah yaitu Syofa, Adelya dan Nur. Kenyataan ini sangat
relevan dengan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan guru. Siswa
guru. Siswa banyak bertanya daripada guru, mereka juga aktif maju kedepan
dalam mengikuti pembelajaran. Walaupun ada sebagian kecil siswa yang ramai,
menulis surat pribadi. Keadaan ini merupakan suatu peningkatan perilaku positif
pembelajaran menulis surat pribadi sekarang lebih aktif, kreatif dan produktif
ini mereka mengatakan ada perubahan cara guru mengajar lebih santai, dan
berkomentar ada perubahan cara guru mengajar guru tidak menegangkan dan
lebih enak, sedangkan siswa bernama Nur Muladica mengatakan ada perubahan
99
pembelajaran.
selalu ada. Tidak semua siswa dapat menyerap pembelajaran dengan mudah,
seperti yang dikatakan Apriliani dan Nur Muladica yang berpredikat prestasi tes
menulis surat pribadi sedang dan rendah, mereka ternyata mengalami kesulitan
dalam menulis surat pribadi. Apriliani menyatakan bahwa ia belum begitu paham
dengan cara menulis surat pribadi yang baik dan benar, sedangkan Syofa Adelya
mengaku tidak mempunyai kesulitan yang berarti pada tes menulis surat pribadi
dipahami oleh ketiga siswa ini. Mereka mengaku tidak mengalami kesulitan
dalam memahami contoh surat dari guru. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan
apakah pemodelan dapat membantu siswa dalam menuliskan surat sesuai dengan
kaidah penulisan surat? Kedua siswa yang mendapat nilai tertinggi dan sedang
menyatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan adanya media pemodelan ini.
Berbeda dengan siswa yang bernama Nur Muladica siswa yang mendapat nilai
terendah, dia menyatakan tidak ada pengaruhnya karena dia tidak merasa terbantu
dalam memahami surat pribadi, dia menyatakan masih bingung dalam memahami
surat pribadi.
surat yang baik dan benar yang dihadirkan guru tersebut, baik dalam hal
jawaban dari ketiga siswa yang berbeda. Kedua siswa yang mendapat nilai
tertinggi dan sedang menyatakan dapat meniru sistematika, serta kaidah penulisan
surat yang baik dan benar seperti pada contoh yang dihadirkan guru. Selanjutnya,
siswa yang ketiga dengan nilai terendah mengemukakan jawabannya bahwa dia
tidak dapat meniru contoh yang dihadirkan guru. Jawaban siswa dari pertanyaan
yang ke sembilan semuanya sama yaitu keutungan dari teknik pemodelan adalah
dapat ditiru.
adalah pembelajaran yang seperti saat ini, model pembelajaran yang santai dan
mengemukakan bahwa dia lebih menyukai pembelajaran yang santai dan ada
contoh dan gurunya tidak galak adalah model pembelajaran menulis surat yang
disukainya.
Pada siklus I ini, dokumentasi foto yang diambil difokuskan pada kegiatan
emosi siswa ke dalam suasana pribadi ketika mendapat surat dari teman.
Tampak pada gambar guru sedang membagikan surat pribadi pada tiap kelompok
siswa. Contoh surat pribadi tersebut dibuat dengan sedemikian rupa sesuai dengan
Kegiatan ini dilanjutkan dengan mendiskusikan contoh surat pribadi baik dari segi
isi surat, bahasa surat, struktur kalimat, dan sistematika surat. Aktifitas kegiatan
sebangku yang dipandu oleh guru. Setelah guru membagikan contoh surat pada
dan mendiskusikan contoh surat dari segi bahasa, penyusunan kalimat, pilihan
kata, dan sistematika surat. Gambar tersebut memperlihatkan seorang guru sedang
membimbing siswa dengan menjelaskan konsep dan materi surat pribadi yang
ditanyakan oleh seorang siswa. Pada siklus I ini, tampak beberapa siswa belum
melaksanakan tugas dari guru, konsentrasi siswa belum penuh. Pola pembelajaran
guru ini merupakan pengalaman baru bagi siswa, sehingga mereka belum
diskusi kelompok mengenai surat pribadi, dengan bantuan pias kata siswa
gambar tersebut terlihat ada beberapa siswa yang tampaknya kurang bersemangat
dan malas mengikuti pembelajaran. Perilaku ini dapat dilihat pada gambar, ada
beberapa siswa yang menyandarkan kepalanya diatas meja, ada yang melamun,
dan ada pula yang berbicara sendiri. Kondisi ini memperlihatkan bahwa mereka
belum siap menerima pembelajaran dari guru. Kondisi belajar yang tidak kondusif
ini terlihat pula pada siswa yang melakukan kegiatan di depan kelas. Suasana
belajar yang kurang kondusif ini menjadi catatan dan masukan penting bagi
peneliti yang bertindak sebagai guru di kelas tersebut untuk diperbaiki pada siklus
berikutnya. Peneliti menilai bahwa kondisi ini dapat diatasi dengan menciptakan
suasana belajar yang berbeda dan penanaman motivasi yang tinggi kepada para
siswa. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan tes menulis surat pribadi
104
kategori cukup dan belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata
kelas yanag ditentukan. Selain itu perubahan tingkah laku dalam pembelajaran
menulis surat pribadi masih tergolong normal belum tampak perubahan yang
tersebut. Pada siklus II ini penelitian dilaksanakan dengan rencana dan persiapan
komponen pemodelan, maka hasil penelitian yang berupa nilai tes keterampilan
nilai tes ini diikuti pula dengan peningkatan perilaku siswa yang lebih aktif,
pemodelan. Hasil selengkapnya mengenai tes dan nontes siklus II ini diuraikan
Hasil tes menulis surat pribadi pada siklus II ini merupakan data kedua
Kriteria penilaian pada siklus II ini masih tetap sama seperti pada tes siklus I
meliputi tujuh aspek penilaian, meliputi : (1) kesesuaian isi surat dengan topik; (2)
bahasa surat; (3) penyusunan kalimat; (4) pilihan kata; (5) penggunaan ejaan; (6)
sistematika surat; dan (7) kerapian surat. Secara umum, hasil tes keterampilan
menulis surat pribadi dengan topik selamat ulang tahun dapat dilihat pada tabel 12
berikut.
3 Cukup 60 – 74 0 0 0 40
4 Kurang 0 – 59 0 0 0
dengan rata-rata skor klasikal hanya mencapai 83,475. Dari jumlah keseluruhan
sangat baik dengan nilai 85-100. Kategori baik dengan nilai antara 75-84 dicapai
oleh 22 siswa atau 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup dan
kurang tidak ada seorang siswa pun atau 0% yang termasuk dalam kategori
beberapa faktor yang melingkupinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan siswa yang semakin meningkat,
siswa mulai paham dengan apa yang diajarkan guru. Dengan latihan tes menulis
surat pribadi terus-menerus tidak dapat dipungkiri kemampuan siswa akan terus
bertambah, karena keterampilan menulis didapat dari latihan bukan dari bawaan
lahir. Faktor ekternal yang tak kalah pentingnya adalah strategi yang digunakan
Tengah 02 Semarang. Kini siswa sudah dapat menyesuaikan isi surat dengan
padu, siswa sudah pandai dalam memilih kata dengan benar sesuai dengan situasi,
pengunaan ejaan juga sudah baik, sistematika penulisan surat sudah benar dan
siswa sudah membiasakan diri menulis surat dengan rapi. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil pencapaian skor siswa yang mengalami peningkatan pada tiap aspek
4.1.3.1.1 Hasil Tes Menulis Surat Pribadi Aspek Kesesuaian Isi Surat
dengan Topik
Penilaian aspek kesesuaian isi surat dengan topik pada siklus II masih
sama dengan siklus I, yaitu masih difokuskan pada kesesuaian isi surat dengan
topik yang diangkat. Pada siklus II ini topik yang diangkat berbeda dengan topik
siklus I, yaitu ulang tahun. Pemilihan topik ini merupakan hasil pilihan seluruh
siswa dari beberapa alternatif pilihan yang diajukan guru. Hasil penilaian tes
ketepatan isi surat dengan topik dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi Surat dengan Topik
menyesuaikan isi surat dengan topik untuk kategori sangat baik yaitu dengan skor
16-20 dicapai 33 siswa atau sebesar 82,5%. Kategori baik dengan skor 11-15
dicapai oleh 3 siswa atau 7,5%. Kategori cukup dengan skor 6-10 dicapai oleh 2
siswa atau sebesar 5%, sedangkan untuk kategori kurang dengan skor 0-5 dicapai
2 siswa atau sebesar 5%. Jadi, skor rata-rata klasikal pada ketepatan kesesuaian isi
108
dengan topik dalam menulis surat pribadi yaitu sebesar 18,125 atau dalam
kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa secara klasikal siswa sudah
paham dan mengerti dalam menyesuaikan isi surat dengan topik surat yang
diangkat. Pada siklus II guru memberikan alternatif pilihan topik kepada siswa,
Topik ulang tahun dipilih siswa berdasarkan hasil kesepakatan seluruh siswa. Hal
ini dilakukan guru guna memberikan alternatif topik yang disukai siswa, jika
siswa suka dengan topik surat yang dipilihnya kemungkinan siswa akan
mengerjakan tes dengan mudah. Hal ini tentunya akan berpengaruh pula pada
Penilaian aspek bahasa surat difokuskan pada bahasa surat yang digunakan
penilaian tes ketepatan bahasa surat yang dipergunakan siswa dapat dilihat pada
tabel 14 berikut.
Data pada tabel 14 menunjukkan bahwa pada tes aspek bahasa surat,
kategori sangat baik yaitu dengan skor antara 21-25 telah dicapai 10 siswa atau
sebesar 40%. Selanjutnya, kategori baik dengan skor nilai antara 16-20 dicapai 18
siswa atau sebanyak 45%, sedangkan kategori cukup dengan skor nilai antara
11-15 dicapai siswa sebanyak 6 siswa atau sebesar 15%. Kategori kurang dengan
skor 0-10 dicapai siswa sebanyak 0% atau tidak ada satu siswa pun yang termasuk
dalam kategori kurang. Jadi, setelah direkap rata-rata skor siswa pada aspek
bahasa surat mencapai 20,7 atau dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat
bentuk surat sudah banyak mengalami peningkatan. Bahasa surat yang jelas, tidak
bertele-tele, lugas dan tidak berambiguitas serta sopan telah berhasil digunakan
yang baik dan keterpaduan isi antarkalimat pun akan jelas. Hasil penilaian tes
penyusunan kalimat dalam surat pribadi siswa dapat dilihat pada tabel 15 berikut
ini.
110
dalam menyusun kalimat secara klasikal sudah termasuk dalam kategori baik
dengan mencapai rata-rata skor 7,625. Pemerolehan skor rata-rata secara rinci
diuraikan sebagai berikut. Siswa yang mendapat skor 8-10 dalam kategori sangat
baik dicapai oleh 23 siswa atau sebanyak 57,5%, sedangkan untuk kategori baik
dengan jumlah skor antara 5-7 dicapai oleh 10 siswa atau sebanyak 25%.
Kategori cukup dengan skor antara 2-4 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 12,5%,
sedangkan kategori kurang dengan skor antara 0-1 dicapai oleh 2 siswa atau
Penilaian aspek pemilihan kata atau diksi pada surat difokuskan pada
ketepatan pemilihan kata yang disesuaikan dengan situasi. Hasil penilaian tes
pilihan kata yaitu kategori sangat baik dengan skor 8-10 dicapai oleh 24 siswa
atau sebanyak 60%. Kategori baik dengan skor antara 5-7 dicapai oleh 16 siswa
atau sebanyak 40%. Kategori cukup dan kurang dengan skor 2-4 dan skor 0-1
tidak satu pun siswa atau sebesar 0% yang termasuk dalam kategori tersebut.
Setelah data diakumulasikan didapatkan hasil rata-rata skor klasikal sebesar 8,5
atau dalam kategori sangat baik. Data tersebut membuktikan bahwa keterampilan
siswa pada aspek pilihan kata dalam menulis surat sudah dapat dikatakan bagus,
tidak adanya siswa yang mencapai skor cukup maupun kurang membuktikan
kapital, pemenggalan kata, dan penggunaan ejaan dalam surat pribadi. Hasil
aspek penggunaan ejaan dengan kategori sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau
sebesar 35% dengan skor antara 8-10. Kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau
sebesar 37,5% dengan skor antara 5-7. Selanjutnya kategori cukup dicapai oleh
10 siswa atau sebesar 25% dengan jumlah skor antara 2-4. Skor terendah 0-4
dengan kategori kurang dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,5% Setelah
diakumulasikan didapat hasil rata-rata klasikal sebesar 6,475 atau dalam kategori
baik. Berdasarkan hasil rata-rata skor dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan
siswa sudah dapat menggunakan ejaan dengan benar, baik dari pemakaian huruf
memahami penjelasan guru. Peran guru dalam kelas kontekstual juga sangat
bagian-bagian surat yang meliputi : (1) tempat dan tanggal penulisan surat; (2)
alamat surat; (3) salam pembuka; (4) pembuka surat; (5) isi surat; (6) penutup
surat; (7) salam penutup; (8) tanda tangan; dan (9) nama jelas. Hasil penilaian tes
aspek sistematika penulisan surat dengan kategori sangat baik dengan jumlah skor
antara 12-15 dicapai oleh 34 siswa atau sebesar 85%, sedangkan untuk kategori
baik dengan skor 8-11 telah dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 12,5%. Selanjutnya,
kategori cukup dengan nilai 4-7 dicapai sebesar 0% atau tidak ada siswa satu pun
114
yang termasuk dalam kategori ini. Kategori yang terakhir yaitu kategori kurang
dengan nilai 0-3 dicapai oleh seorang siswa atau sebesar 2,5%. Setelah
dalam kategori sangat baik. Prestasi siswa ini sungguh memuaskan, berarti dalam
sistematika penulisan surat siswa sudah tidak lagi mengalami kesulitan, siswa
sudah paham dan terampil dalam menuliskan bagian-bagian surat yang meliputi
tempat dan tanggal surat, alamat surat, salam pembuka, pembuka surat, isi surat,
penutup surat, salam penutup tanda tangan dan nama jelas sesuai dengan format
penulisan surat yang benar. Peningkatan prestasi ini tentunya tidak luput dari
peran pemodelan contoh surat dan pias kata yang dibuat dengan sedemikian rupa
Media surat ini, ternyata terbukti memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pribadi.
bersih, tidak ada coretan, banyak coretan atau tulisan sulit terbaca. Hasil penilaian
menulis surat pribadi dengan kategori sangat baik telah dicapai sebanyak 25 siswa
atau sebesar 62,5% dengan jumlah skor antar 8-10, sedangkan kategori baik
dengan jumlah skor 5-7 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 37,5%. Kategori cukup
dan kurang yaitu dengan jumlah skor 2-4 dan jumlah skor 0-1 didapat sebanyak
diakumulasikan didapat hasil rata-rata skor klasikal sebesar 8,62 atau dalam
kategori sangat baik. Bukti ini menunjukkan bahwa siswa sudah terampil menulis
surat dengan rapi. Siswa sudah terbiasa dan memahami bahwa kerapian surat
merupakan salah satu faktor penunjang dalam kegiatan menulis surat pribadi, jika
surat pribadi ditulis dengan rapi tentu pesan yang akan disampaikan dapat terbaca
dengan jelas oleh orang yang menerima surat. Hasil tes menulis surat pribadi
pada siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik siklus II di bawah ini.
116
GRAFIK SIKLUS II
100
80
Jumlah Skor
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 Grafik
15 17 3.
19 Siklus
21 23 II25 27 29 31 33 35 37 39 41
baik antara 75-84. Siswa yang memperoleh kategori ini mencapai 55% atau
sebanyak 22 siswa dan sisanya sebanyak 18 siswa atau 45% dari jumlah
Pada siklus II ini, hasil tes keterampilan menulis surat pribadi siswa secara
klasikal sudah menunjukkan kategori baik dan sudah meraih target yang
diinginkan peneliti. Pada siklus II ini, nilai rata-rata klasikal pencapaian nilai
rata-rata kelas yang ditentukan yaitu 75. Peningkatan prestasi siswa ini diikuti
dengan perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis surat pribadi,
siswa lebih aktif, kreatif, dan produktif dalam menghasilkan karya-karya yang
lebih bagus dari sebelumnya. Dengan demikian tindakan siklus III tidak perlu
dilakukan karena peneliti sudah puas dengan hasil penelitian siklus II.
117
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini didapatkan dari data observasi,
pada siklus II ini, tujuannya sebagai pemerkuat data nontes lainya. Kelima hasil
sekaligus sebagai guru dengan bantuan guru pamong sebagai observator kelas.
Objek sasaran dan cara pelaksanaan observasi siswa maupun observasi kelas pada
siklus II masih tetap sama dengan siklus I. Ada lima belas objek sasaran observasi
siswa yang meliputi perilaku positif dan perilaku negatif siswa selama proses
pembelajaran. Objek sasaran observasi kelas terbagi tiga aspek yaitu aspek
learning actifity dan keterampilan guru praktikan. Pengambilan data observasi ini
a. Observasi Siswa
guru merasakan ada perubahan perilaku siswa, siswa yang sebelumnya tidak dapat
mengikutinya dengan baik, pada siklus II ini, siswa mulai mengikuti dan
menikmati pembelajaran yang diterapkan guru. Bukti ini dapat dilihat pada data
observasi yang menyebutkan 35 siswa atau sebanyak 85% siswa sudah mengikuti
pembelajaran menulis surat pribadi dengan baik. Peningkatan sebesar 10% dari
sudah merespons positif pembelajaran menulis surat sudah dengan baik. Siswa
Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa sebagian besar siswa atau
penjelasan guru. Sisanya sebanyak 10% atau sebanyak 4 siswa kurang merespons
penjelasan guru, mereka asyik bicara sendiri dengan teman sebangkunya atau
guru banyak bertanya dan pertanyaan siswa ini mengarah pada pemecahan
masalah. Siswa yang aktif bertanya tersebut diantaranya adalah Adinda Kartika,
Ayu Rizki, Eva, Gaza Pahlevi, Brian Chandra, Dwi Khoiri Yani, Novia Al
Adawiyah dan Syofa Adelya Yositasari. Siswa-siswa ini lebih aktif bertanya
yang pasif ini dimungkinkan karena siswa masih malu, grogi dan tidak tahu apa
yang harus ditanyakan. Jumlah siswa yang nonaktif ini terprediksi dalam data
observasi siswa sebanyak 6 siswa, hal ini termasuk penurunan dari siklus I,
semula siswa nonaktif ini ada sekitar 60% kini menurun menjadi 15% atau terjadi
penurunan perilaku negatif sebesar 45%. Hal ini berarti secara umum siswa sudah
dibagikan oleh guru, baik dari segi isi, bahasa, pilihan kata sampai sistematika
surat. Respons yang diberikan siswa pada saat itu adalah seluruh siswa tampak
penasaran pada isi surat yang diberikan karena memang surat yang dibagikan
dalam amplop tertutup dan berperangko. Siswa tampak senang dan menikmati
surat yang diterimanya. Kini 70% siswa sudah berani mengungkapkan hasil
yang masih malu membacakan atau menuliskan ke depan kelas. Dengan bantuan
dua contoh surat yang dibagikan pada tiap kelompok kini siswa semakin paham
Pada saat pemberian materi telah selesai, tes menulis surat pribadi
siswa dalam menulis surat pribadi yang telah diajarkan guru. Sebagian besar siswa
sebanyak 28 atau 70% siswa terlihat dengan senang hati mengungkapkan apa
yang dipikirkan dan dirasakannya dalam bentuk surat, sedangkan sisa siswa atau
sebanyak 10% siswa masih terlihat kurang bersemangat dalam mengerjakan tes
perilaku negatif sudah tergeser dan tergantikan pada perilaku positif. Peningkatan
perilaku siswa dari perilaku negatif ke dalam periku positif merupakan hal yang
seharusnya terjadi, karena guru sudah berusaha secara maksimal merubah pola
serta melalui tahapan perbaikan tindakan yang sekiranya dapat diikuti oleh siswa.
b. Observasi Kelas
surat pribadi, sehingga strategi atau pun pendekatan yang dilakukan guru dapat
menulis surat pribadi dari guru praktikan. Adapun objek sasaran observasi kelas
121
Hasil dari observasi kelas ini setelah diricek hasilnya sama dengan
observasi siswa. Pada aspek comunicatioan skills sebagian besar siswa sudah
Siswa sekarang lebih berani berkomentar terhadap apa yang dirasakanya, baik
benar. Pada siklus II ini, sebagian besar siswa sudah dapat mengidentifikasikan
pemodelan yang diterapkan guru. Kegiatan siswa dalam berdiskusi tampak aktif,
siswa benar-benar menjalankan tugas dari guru. Pada saat melakukan tes siswa
tampak dengan senang hati menuangkan segala macam hal yang dirasakannya
dalam bentuk surat dalam waktu kurang dari 45 menit siswa sudah dapat
kemampuan guru praktikan dalam membuka pelajaran sudah bagus, absensi dan
menyampaikan materi sudah lancar karena materi dikuasai dengan baik. Cara guru
menjalin komunikasi dengan siswa dua arah, selalu ada timbal balik.
122
sudah cukup baik, terutama dalam hal menggalakkan siswa dalam proses
dengan melakukan refleksi juga sudah baik. Secara keseluruhan guru pamong
Jurnal yang digunakan dalam penelitian siklus II masih sama seperti pada
siklus I ada dua macam yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut
berisi ungkapan perasaan, tanggapan, pesan dan kesan dari perasaan siswa dan
Jurnal siswa harus diisi oleh siswa tanpa terkecuali. Pengisian jurnal
pertanyaan, yaitu: (1) metode mengajar guru; (2) kesulitan siswa dalam
pembelajaran menulis surat pribadi; (3) tanggapan siswa mengenai manfaat kerja
komponen pemodelan.
Kegiatan pengisian jurnal ini merupakan hal yang tidak baru lagi, karena
pengisian jurnal ini sudah pernah dilakukan siswa pada saat siklus I. Pada saat
pengisian jurnal ini siswa tampak antusias ingin segera mendapatkan jurnal dan
segera mengisi jurnal tersebut dengan situasi yang tenang. Hasil jurnal yang telah
a. Jurnal Siswa
Dengan demikian, tugas guru dalam kelas kontekstual dapat dikatakan berhasil,
proses belajar kelas yang lebih hidup, menyenangkan, dan lebih bermakna.
dekat dan bersimpati dengan guru, hal ini berdasarkan beberapa pernyataan siswa
yang berpendapat bahwa guru praktikan ramah, baik, disiplin, dan tidak galak.
Berdasarkan data dari jurnal siswa pada siklus II didapat bahwa tidak ada
paham terhadap pembelajaran menulis surat pribadi yang diajarkan guru. Bahkan
surat pribadi. Pernyataan bagus dan menyenangkan banyak tertulis dalam jurnal.
Pernyataan siswa ini membuktikan kalau mereka tertarik dan menyukai materi
yang diajarkan guru. Siswa merespon bagus karena dalam pembelajaran guru
mengantarkan siswa kedalam dunia nyata, dengan membagikan surat pribadi yang
tertutup rapi dalam amplop berperangko. Kondisi ini merupakan pengalaman baru
diungkapkan dalam jurnal. Hal ini merupakan bukti bahwa selama proses
mulai dari apersepsi, kegiatan inti yang diwarnai dengan diskusi dan permainan
pada umumnya beranggapan baik dan mudah dipahami. Hal ini dikarenakan
model contoh surat yang dicontohkan guru dibuat semenarik mungkin, sehingga
untuk mudah dipahami siswa dari segi bahasa, penyusunan kalimat yang runtut,
pilihan kata yang sederhana dan sistematika surat yang dengan jelas. Pada bagian-
bagian surat ditulis dengan warna yang berbeda sehingga siswa dapat
membedakan tiap bagian-bagian surat. Contoh surat dari siswa juga dihadirkan
guru pada siklus II ini, dengan harapan siswa dapat membandingkannya contoh
Kegiatan kelompok ini termasuk dalam kegiatan masyarakat belajar atau learning
mengenai surat pribadi. Kegiatan diskusi pada siklus II ini cukup kondusif , siswa
sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi ini. Interaksi antar kelompok mulai
terjalin. Siswa tidak lagi bermalas-malasan, dengan dipandu guru praktikan siswa
dengan metode guru yang menarik. Guru menyisipkan kuis dan permainan yang
yang bermakna bagi siswa sehingga siswa merasa senang, dan menikmati
Aneka ragam pernyataan siswa yang dituliskan siswa pada jurnal siswa
b. Jurnal Guru
Jurnal guru ini berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
guru ini adalah : (1) minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis surat
terhadap contoh yang dihadirkan guru; (3) keaktifan siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis surat pribadi; (4) perilaku siswa dikelas saat melakukan
127
pembelajaran berlangsung.
guru sudah merasa puas terhadap proses pembelajara, karena hasil yang dicapai
pada siklus II ini sudah sesuai dengan target yang ditentukan, bahkan melampaui
taarget. Target minimal rata-rata klasical yang ditentukan pada siklus II adalah
75, sedangkan hasil yang tercapai sebesar 83,7. Dengan demikian, dapat dikatakan
keberhasilan ini merupakan keberhasilan guru dan siswa dalam memberikan dan
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat pribadi. Hal ini telah
terbukti dengan hasil-hasil yang dicapai baik dari siklus I sampai siklus II yang
pembelajaran yang diberikan guru. Respons positif siswa tergambar pada saat
berikan. Tugas-tugas yang diberikan guru dijalankan dengan baik oleh siswa.
Respons positif siswa ini yang dihadirkan siswa pada saat guru
penasaran pada contoh surat yang dihadirkan guru, minat ingin membaca contoh
surat begitu tinggi. Pada siklus II ini guru sengaja menghadirkan dua contoh surat
yang berbeda pada siswa, satu contoh surat yang berasal dari guru dan satu contoh
128
surat yang berasal dari siswa. Tujuannya agar siswa benar-benar paham dan dapat
membandingkan contoh surat yang baik dan contoh surat yang kurang baik.
melakukan diskusi kelompok. Sebagian kecil siswa yang berperilaku negatif tidak
menyurutkan siswa yang aktif dalam melakukan kegiatan diskusi. Siswa yang
aktif ini menjalankan semua tugas guru dengan baik dari mempresentasikan hasil
diskusinya sampai mengerjakan tes, jurnal, dan angket dari guru dan menjalaninya
Tingkah laku siswa pada saat pembelajaran siklus I ini sudah banyak
perilaku-perilaku negatif siswa. Pada siklus II ini siswa lebih banyak bertanya dan
communication skills merupakan hal yang patut dibanggakan, karena pada siklus
sebelumnya banyak siswa yang masih merasa malu dan grogi bila ditanya,
siklus II yang paling menonjol adalah siswa semakin aktif dan siswa makin akrab
dengan guru. Hal ini dapat dilihat pada saat guru memberitahukan kepada seluruh
diajarkan oleh guru praktikan, siswa tampak kecewa dan menginginkan guru
praktikan tetap mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia pada mereka. Hal inilah
129
yang membuat guru praktikan merasa terharu, bahagia dan merasa dibutuhkan
siswa, berarti siswa sudah begitu dekat dan cocok dengan pola pembelajaran yang
guru terapkan.
memperolah nilai tertinggi, nilai sedang atau nilai rata-rata, dan nilai yang
terendah. Mereka bernama Kissia Kinandi, Tomi Rahardian dan Reynard Brian
siklus II ini masih sama dengan siklus I, siswa menjawab semua pertanyaan yang
pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus I namun, ada beberapa poin
yang berbeda. Adapun pertanyaan yang diajukan siswa meliputi: (1) apakah siswa
senang dengan metode pembelajaran guru; (2) apakah ada perubahan cara cara
guru dalam mengajar; (3) apakah siswa merasa terganggu ketika harus
mengerjakan tes menulis surat pribadi; (4) apakah siswa mengalami kesulitan
dalam menulis surat pribadi; (5) apakah diskusi kelompok dapat membantu anda
dalam memahami surat pribadi; (6) apakah contoh-contoh surat yang diberikan
guru dapat anda pahami; (7) apakah sekarang siswa dapat mengidentifikasi dan
surat; (8) apakah format serta kaidah penulisan surat pribadi yang baik dan benar
pada contoh surat dapat ditiru; ( 9) apakah siswa merasa senang setelah mengikuti
pemodelan; (10) kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran menulis suart
responden dengan jawaban yang sama, ya mereka merasa senang terhadap pola
pembelajaran yang dilakukan guru. Pertanyaan yang kedua juga dijawab sama
oleh ketiga responden dari nilai yang tertinggi, sedang, dan terendah. Mereka
menyatakan ada perubahan cara mengajar guru. Dalam kegiatan pembelajaran tiap
siklus guru selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa, dengan merubah
cara mengajar yang lebih baik tentunya dengan pola dan strategi yang sesuai
siklus II sengaja direncanakan agar pembelajaran lebih bermakna, dan siswa dapat
menikmati dan tidak jenuh terhadap materi pembelajaran yang sama, tentang
Tes menulis surat pribadi dalam tiap siklus selalu dilakukan. Hal ini
pribadi dari pratindakan, siklus I sampai pada siklus II. Tes ini dilakukan terus-
bahwa siswa tidak merasa keberatan jika harus mengerjakan tes menulis surat
menambahkan jawabannya kalau dia sudah terbiasa dan mulai menyukai kegiatan
pribadi? Jawaban yang sama masih terlontar dari ketiga siswa “tidak ada” jawaban
singkat ini sungguh berarti bagi seorang guru karena dapat dikatakan
berhasil.
yang dihadirkan guru. Contoh surat pribadi dari guru dan contoh surat pribadi dari
siswa didiskusikan dan dibandingkan dari segi isi, bahasa, penyusunan kalimat,
pilihan kata, ejaan, dan sistematika surat. Dengan metode diskusi diharapkan
siswa lebih paham mengenai surat pribadi. Untuk membuktikan kebenaran apakah
pribadi, guru menanyakan kepada ketiga siswa responden ini jawaban mereka
contoh surat yang dihadirkan guru pada siklus II ini berbeda dari contoh surat
pada siklus I, ada dua contoh yang dihadirkan guru untuk tiap kelompok yaitu
132
contoh surat yang baik dan benar berasal dari guru dan contoh surat yang kurang
baik berasal dari siswa. Dengan mendiskusikan kedua contoh model surat ini
diharapkan siswa lebih paham mengenai surat pribadi. Hasil dari wawancara
seputar masalah contoh surat tersebut ternyata ketiga responden ini menjawab
“ya, dapat saya pahami”. Berdasarkan jawaban tersebut dapat dikatakan bahwa
contoh-contoh surat pribadi yang dihadirkan guru tidak sulit dan mudah dipahami
oleh siswa. Hal ini diperkuat dengan bukti kedua jawaban Kissia dan Tomi yang
Reynard, dia sebenarnya sudah paham dengan bagian-bagian surat pribadi, tetapi
jika harus memberikan contoh lain dari bagian-bagian surat tersebut dia masih
kesulitan. Pertanyaan selajutnya, masih seputar contoh surat pribadi. Ketiga siswa
menyatakan dapat meniru sistematika, format serta kaidah penulisan surat pribadi
pribadi, baik dari segi isi, bahasa, peyusunan kalimat, pilihan kata, penggunaan
ejaan, dan sistematika surat. Hal ini karena dipengaruhi oleh metode dan cara
mengajar guru yang berbeda dari sebelumnya, siswa merasa senang karena siswa
instrumen tambahan untuk memperkaya perolehan data dan analisis data. Data
setuju. Hal ini membuktikan bahwa mereka menikmati, dan merasa tidak
134
sangat memberikan respon positif bagi siswa. Bukti ini diperkuat dengan jawaban
yang digunakan guru dapat menambah motivasi siswa dalam menulis surat
pribadi. 13 siswa lainnya menyatakan setuju dan sisanya sebanyak 2 orang siswa
mengenai surat pribadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan siswa dari 26 siswa
yang sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini telah
contoh surat yang dihadirkan guru dapat membantu siswa memahami cara
penulisan surat yang baik dan benar, sedangkan sisanya sebanyak 14 orang
pengaruh media, berupa model ataupun contoh surat yang dihadirkan guru
135
kelas terhadap kenyamanan menulis surat pribadi tiap siswa berbeda-beda. Dari
mempengaruhi siswa dalam menulis surat yang baik. Bukti ini direkap dari data
angket yang masuk, terdapat 24 siswa yang menyatakan sangat setuju, 15 siswa
menyatakan setuju dan hanya seorang siswa yang menyatakan tidak setuju. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengalaman dalam menulis surat mempunyai andil yang
besar dalam penulisan surat pribadi. Siswa yang berpengalaman atau sudah
pernah menulis surat pribadi tentu tidak akan kesulitan dibandingkan siswa yang
belum pernah menulis surat pribadi. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah
teknik mengajar guru. Guru harus pandai-pandai menyusun dan memilih strategi
pemodelan ternyata memberikan pengalaman yang baru bagi siswa, karena selama
ini guru pamong dalam memberikan pembelajaran masih terikat dengan metode
baru bagi siswa. Siswa lebih senang dan menikmati pembelajaran kontekstual
136
dibuktikan dengan pernyataan siswa yang sangat setuju sebanyak 17 siswa dan 23
diketahui dari tanggapan siswa. Apakah siswa setuju, jika guru memberikan
siswa, malah dapat memacu siswa untuk lebih terampil dalam menulis surat
pribadi.
siswa sekarang lebih merasa senang dengan kegiatan menulis surat pribadi. Hal
sedangkan 18 siswa lainya menyatakan setuju. Respon positif seluruh siswa ini
pembelajaran yang bermakna tentu akan terus mengingatkan siswa kepada materi
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat pribadi. Bukti ini diperoleh
137
dari data angket yang direkap dari 40 siswa yang menyatakan sangat setuju
menulis surat pribadi siswa dan dapat merubah mayoritas perilaku negatif siswa
Pada siklus II ini, dokumentasi foto yang diambil masih sama dengan foto
kegiatan diskusi, kegiatan tes dan kegiatan pengisian jurnal dan angket.
memberitahukan jam pelajaran yang diampunya telah selesai dan digantikan oleh
guru pratikan. Selama kegiatan penelitian siklus I maupun siklus II guru pamong
kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran pada siklus II ini berupa
kegiatan diskusi. Proses kegiatan pelaksanakan diskusi kelompok ini dapat dilihat
sudah cukup kondusif. Tampak pada gambar siswa serius mengerjakan tugas dari
ada sekelompoknya siswa yang aktif berdiskusi, berbagi tugas dengan teman
sekelompokmya untuk mengerjakan tugas dari guru. Tampak pula guru memandu
menuliskan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan ini dapat dilihat pada
Pada gambar tersebut tampak perwakilan dari tiga kelompok yang maju
didepan kelas menuliskan hasil diskusinya. Ketiga siswa yang berani tampil
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan atas apa yang dituliskan siswa
140
di depan kelas. Guru memberikan penguatan dan masukan pada hasil diskusi
siswa.
Kemudian, kegiatan ini dilanjutkan dengan tes menulis surat pribadi siswa
4.2 Pembahasan
tindakan sikus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil
tersebut meliputi hasil tes dan nontes. Pembahasan hasil tes penelitian mengacu
pada pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam uji keterampilan menulis surat
pribadi dengan topik yang berbeda pada tiap siklusnya. Aspek-aspek yang dinilai
dalam keterampilan menulis surat pribadi meliputi tujuh aspek yaitu: (1) aspek
kesesuaian isi surat dengan topik; (2) bahasa surat; (3) penyusunan kalimat; (4)
pilihan kata; (5) penggunaan ejaan; (6) sistematika surat; dan (7) kerapian surat.
Pembahasan hasil nontes berpedoman lima instrumen penelitian yaitu : (1) lembar
observasi, baik observasi siswa maupun observasi kelas; (2) jurnal, baik jurnal
siswa maupun jurnal guru; (3) wawancara; (4) angket; dan (5) dokumentasi foto.
pemodelan, pada siklus I dan siklus II selalu diawali dengan kegiatan mepresensi
pertanyaan secara lisan. Setelah siswa terpancing dan mengingat pokok materi
yang akan dibahas, maka guru mulai menjelaskan segala kegiatan yang dilakukan
selama 2 jam pelajaran. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan guru membagi
dengan seksama model surat pribadi yang sudah didapatnya. Kemudian siswa
penguatan bagi siswa. Langkah selanjutnya guru mengadakan tes menulis surat
Hasil menulis surat pribadi yang telah terbungkus rapi dalam amplop
berperangko, kemudian dibagikan kepada siswa sesuai dengan tujuan surat. Siswa
kemudian, mengkoreksi dan memperbaiki hasil kerja teman. Hasil koreksi siswa
kemudian dikumpulkan dan dikoreksi ulang oleh guru untuk menghasilkan nilai
yang benar-benar valid. Hasil tes keterampilan menulis surat pribadi dapat dilihat
Tabel 20. Hasil Tes keterampilan menulis surat pribadi Pratindakan, Siklus I, dan
Sikus II.
Peningkatan
Nilai Rata-Rata Kelas
No Aspek Penilaian (%)
Pratindakan SI SII SI SII
1 Kesesuaian isi surat dengan topik 9,47 13,42 18,12 3,95 4,7
2 Bahasa surat 15,32 16,52 20,7 1,2 4,18
3 Penyusunan kalimat 5,62 5,75 7,62 0,13 1,87
4 Pilihan kata 6,85 7 8,50 0,15 1,5
5 Ejaan 5,45 5,55 6,47 0,1 0,92
6 Sistematika 8,35 12,42 13,62 4,07 1,2
7 Kerapian surat 7,5 8,12 8,62 0,62 0,5
Jumlah 58,56 68,78 83,65 10,22 14,87
dari pratindakan, siklus I sampai siklus II, sebagaimana tersaji dalam tabel di atas,
dapat dijelaskan bahwa keterampilan siswa pada setiap aspek penilaian menulis
surat pribadi mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dijelaskan secara rinci
sebagai berikut.
kategori kurang karena masih berada pada rentang skor 0–59. Skor rata-rata
tersebut berasal dari jumlah rata-rata masing-masing aspek yang dinilai. Pada
pratindakan, aspek kesesuaian isi dengan topik sebesar 9,47. Aspek bahasa surat
sebesar 15,32. Aspek penyusunan kalimat sebesar 5,62. Aspek pilihan kata
sebesar 6,85. Aspek penggunaan ejaan sebesar 5,45. Aspek sistematika surat
sebesar 8,35, dan yang terakhir adalah aspek kerapian surat sebesar 7,5.
143
beberapa faktor yang melingkupinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal ini dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam aspek bahasa dan
nonkebahasaan yang masih kurang, hal ini dapat dibuktikan pada hasil penilaian
tiap aspek surat yang menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, jauh di bawah
kategori baik. Faktor eksternal berasal dari pola pembelajaran guru yang masih
Hasil tes siklus I menulis surat pribadi dengan rata-rata skor klasikal
mencapai 68,8 atau dalam kategori cukup, karena berada dalam rentang 60-74.
Dengan demikian hasil tersebut belum memenuhi target nilai yang telah
Pada aspek kesesuaian isi surat dengan topik sebesar 13,42 termasuk dalam
kategori baik. Hal ini dikarenakan siswa kelas V SD Negeri Pedurungan Tengah
02 sudah paham dan mengerti dalam menyesesuaikan topik dengan isi surat. Isi
surat yang ditulis siswa sudah relevan dengan topik. Pada aspek bahasa surat skor
rata-rata sebesar 16,52 termasuk dalam kategori baik. Aspek penyusunan kalimat
juga masih termasuk dalam kategoti baik, yaitu dengan skor rata-rata 7,625.
Dengan demikian, siswa sudah dapat menyusun kalimat dengan baik dan benar.
Pada aspek pemilihan kata atau diksi rata-rata skor mencapai 8,5 termasuk dalam
kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan hampir semua siswa sudah tidak
kesulitan dalam memilih dan memakai kata dalam surat pribadi. Pada aspek
144
penggunaan ejaan skor rata-rata yang dicapai sebesar 5,55 atau termasuk dalam
kategori baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa sisswa sudah paham dalam
menggunakan ejaan yang baik dan benar dalam menuliskan pada surat pribadi.
Aspek sistematika penulisan surat yang dicapai sebesar 12,42 atau dalam kategori
sangat baik. Pada aspek kerapian surat termasuk dalam kategori sangat baik,
karena skor rata-rata yang dicapai sebesar 8,12. Jadi dapat dikatakan kemampuan
siswa secara klasikal sudah dapat menulis surat pribadi dengan baik, rapi dan
tanpa coretan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa per
Hasil tes menulis surat pribadi siklus II didapat skor rata-rata kelas yaitu
sebesar 83,7 atau dengan kategori baik karena berada pada rentang skor 75-84.
Pencapaian skor tersebut berarti sudah memenuhi target bahkan melampaui target
yang ditentukan, dengan demikian tindakan siklus III tidak perlu dilakukan. Skor
Pada aspek kesesuaian isi surat dengan topik mencapai skor rata-rata
sebesar 18,12 atau dalam kategori sangat baik dan mengalami peningkatan
sebesar 4,7% dari skor rata-rata siklus I. Hal ini membuktikan bahwa siswa kini
semakin paham dalam merelevansikan isi surat dengan topik. Pada aspek bahasa
surat mencapai skor rata-rata 20,7 atau dalam kategori baik dan mengalami
peningkatan sebesar 4,2%. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa sudah dapat
mengolah bahasa dengan baik pada aspek penyusunan kalimat mencapai rata-rata
skor 7,62 atau dalam kategori baik dan rata-rata skor 6,47 termasuk kategori baik
145
dan mengalami peningkatan sebesar 1,5%. Pada aspek sistematika surat mencapai
rata-rat skor 13,62 atau masuk dalam kategori sangat baik dan mengalami
peningkatan sebesar 1,2%. Selanjutnya, pada aspek kerapian surat rata-rata skor
mencapai 8,62 termasuk dalam kategori sangat baik dan mengalami peningkatan
sebesar 0,5% dari siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya perbandingan skor
yang diperoleh siswa dari pratindakan,siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada
100
80
Jumlah Skor
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Subjek Penelitian
PRA TINDAKAN SIKLUS 1 SIKLUS 2
pribadi tiap siswa dari pratindakan, siklus I sampai siklus II. Grafik tersebut dapat
skor sampai siklus II. Pada grafik pratindakan menunjukkan mayoritas skor siswa
berada pada level 50-60. Grafik siklus I menunjukkan peningkatan sebanyak 10%
dari pratindakan, skor yang dicapai siswa mayoritas sudah berada pada level
146
Grafik pratindakan menunjukkan kategori kurang karena berada pada level 0-59.
siswa pada siklus II ini sudah termasuk dalam kategori baik karena berada pada
level 75-84.
efektivitas pembelajaran siswa dalam menulis surat pribadi. Hal ini sesuai dengan
dengan pendapat di atas, Sujana (dalam Suyatinah 2003: 132) mengatakan bahwa
147
dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir; (b) dapat memperbesar
minat dan perhatian; (c) dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar
seolah-olah bermain dalam suasana yang mengasyik dan bekerja dengan suatu
media lebih menyenangkan mereka, dan sudah tentu pembelajaran akan lebih
dimaksudkan karena anak usia Sekolah Dasar termasuk dalam taraf berpikir
konkret, dimana pada tahap ini pola pikir siswa masih sesuai dengan realita
pemahamannya sendiri, maka pada tahap ini perlu adanya bimbingan dari guru
akan menarik perhatian siswa, minat belajar siswa pun akan meningkat dan pada
akhirnya prestasi siswa dalam menulis juga akan meningkat. Seperti yang
diutarakan Piaget (dalam Suyatinah 2003:132) bahwa anak usia Sekolah Dasar
148
Peningkatan prestasi siswa dalam menulis surat pribadi ini diikuti pula
dengan adanya perubahan perilaku siswa dari pratindakan sampai pada siklus II.
dokumentasi foto pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam
komponen pemodelan belum begitu memuaskan. Sikap dari sebagian siswa atau
sekitar 40% siswa masih menunjukkan perilaku yang negatif dalam menerima
belum penuh dan belum terfokus. Hal ini dibuktikan dengan beberapa siswa atau
10% siswa ramai sendiri, ngobrol dengan teman sebangkunya. 15% siswa lainnya
tampak pasif dan 5% siswa terlihat kurang bersemangat mengikuti jalannya proses
jurnal dan wawancara yang dilakukan peneliti, sebagian siswa ini ternyata masih
bingung atau belum paham dengan pola pembelajaran yang diberikan guru
sebagai strategi pembelajaran menulis surat pribadi. Kenyataan ini merupakan hal
yang wajar sebab selama ini karena selama ini guru lebih cenderung
peneliti sengaja merevisi dan mematangkan rencana pembelajaran pada siklus II.
149
siswa yang tercantum pada jurnal dan hasil wawancara pada siklus I. Siswa
kontekstual komponen. Pada siklus II ini pemodelan dengan media surat tetap
pendapat Mulyasa (2002:193) Untuk peserta didik Sekolah Dasar, belajar akan
hidupnya sebab anak melihat keseluruhan dari sesuatu yang ada di sekitarnya.
sesuatu yang lebih berarti pada peserta didik karena mereka akan memahami
Hasil dari penerapan replan siklus I ini ternyata berdampak positif yang
segala tugas yang diberikan guru. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati
pembelajaran guru. Selain itu, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran baik
dalam kegiatan diskusi maupun aktif dalam mengajukan pertanyaan. Siswa pun
kini dengan lancar dan senang hati merasa senang mengungkapkan segala pikiran
dan perasaannya dalam bentuk surat. Hal ini karena siswa mulai terbiasa pada
150
latihan atau tes menulis yang diajarkan guru. Dengan latihan yang terus-menerus
ini siswa semakin terlatih dan tidak dapat dipungkiri lagi keterampilan menulis
surat siswa juga bertambah sehingga berdampak pula pada hasil tes menulis surat
pribadi. Kenyataan ini telah dibuktikan pada hasil tes menulis surat pribadi siswa
siswa pun semakin terampil dalam menulis surat pribadi. Bukti diatas merupakan
hasil dari pernyataan siswa dari hasil wawancara, jurnal dan angket yang
Perubahan-perubahan ini mengarah pada perilaku positif. Siswa semakin giat dan
sungguh-sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan tidak ada tekanan. Suasana
kelas yang semula penuh dengan nuansa pasif kini berganti dengan keceriaan
belajar. Aktifitas bicara dan kegiatan menulis surat pribadi tidak lagi menjadi hal
yang asing bagi siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar
menarik karena dapat membantu siswa dalam memahami penulisan surat pribadi
bermakna dapat dipetik dari pembelajaran ini. Siswa lebih termotivasi dan lebih
kreatif dalam mengungkapkan segala macam perasaannya dalam bentuk surat, tak
diragukan lagi produktivitas karya siswa tentu semakin baik dan lebih bagus.
151
pendidikan, misalnya dengan memasang gambar pada papan tempel atau papan
tulis.
Perubahan ini mengarah pada perilaku positif. Siswa semakin giat dan sungguh-
sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan tidak ada tekanan. Suasana kelas yang
semula penuh dengan nuansa pasif kini berganti dengan keceriaan belajar.
Aktifitas bicara dan kegiatan menulis surat pribadi tidak lagi menjadi hal yang
Anak usia Sekolah dasar termasuk dalam taraf berpikir konkret. Seperti
diutarakan oleh piaget (dalam Suyatinah 2003:139) yang menyatakan bahwa anak
menulis sangat baik diberikan pada siswa Sekolah Dasar pada tahap awal. Sekolah
Dasar tahap pemula sangat cocok bila disajikan gambar sebagai rangsangan tugas
memproduksi bahasa (kata atau kalimat) yang akan diungkapkan melalui tulisan.
Hal tersebut juga didukung oleh Sujana (2000: 100) yang mengatakan bahwa
PENUTUP
5.1 Simpulan
analisis data dari tes pratindakan, siklus I sampai siklus II terus meningkat..
menunjukkan bahwa rata-rata skor yang dicapai 58,56 atau sebesar 58,5%,
Pada siklus I rata-rata skor menjadi 68,78 atau sebesar 68,8%, antara tes
rata-rata skor meningkat menjadi 83,65 atau sebesar 83,7%. Hal ini berarti
siswa ini dapat dibuktikan dari hasil data nontes yang meliputi observasi, jurnal
siswa, angket dan dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II. Perubahan
perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses pembelajaran. Berdasakan
151
152
sebagian siswa masih bingung dan belum bisa menyesesuaikan diri dengan
pendekatan yang digunakan guru, sehingga hanya 75% siswa yang konsentrasi
perilaku itu adalah perubahan yang positif, siswa mulai senang dan menikmati
peningkatan respons positif yang ditunjukkan siswa, 80% siswa sudah dapat
guru. Mereka terlihat senang terhadap contoh surat yang dihadirkan guru 70%
surat yang dihadirkan guru, siswa dalam mengerjakan tes pun terlihat
bersemangat dan dengan senang hati mengungkapkan apa yang dipikirkan dan
5.2 Saran
1. Para guru Bahasa Indonesia seyogyanya berperan aktif sebagai inovator untuk
pribadi.
dijadikan alternatif pilihan bagi guru bidang studi lain dalam membelajarkan
bidang garapannya.
4. Para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan dan bahasa dapat melakukan
154
155
Soedjito dan Solchan TW. 1999. Surat Menyurat Resmi Bahasa Indonesia.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.