You are on page 1of 10

Sejarah

Raudhatul Ulum

Written by Administrator
Friday, 28 May 2010 09:39
Menelusuri dan mencermati kronologi sejarah perkembangan Pondok
Pesantren Raudhatul Ulum (PPRU) Sakatiga dari embrio hingga
keberadaannya saat ini, dapat kita lihat 3 ( tiga ) fase/era sebagai berikut :

1.Era Cikal Bakal ( 1930 -1950 )


Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga merupakan salah satu
Pesantren yang cukup terkenal dan tersohor dikalangan masyarakat
Propinsi Sumatera Selatan. Pesantren ini merupakan estafet dari dua
Madrasah di Desa Sakatiga yang amat diperhitungkan orang pada waktu
itu (sebelum zaman kemerdekaan Republik Indonesia), dan sekaligus
kedua Madrasah ini merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren
Raudhatul Ulum. Kedua Madrasah yang dimaksud adalah :
a.Madrasah Al-FALAH
Madrasah ini didirikan Oleh KH. Bahri bin Bunga (alm) pada tanggal
15 syawal 1348 H atau tahun 1930 M yang kemudian estafet
kepemimpinan diteruskan oleh keturunan/putra beliau almarhum KH.
Abdul Ghanie Bahri. Madrasah ini telah banyak menghasilkan tokoh
agama dan pemuka masyarakat yang tersebar di wilayah Sumatera
Selatan.
bMadrsah AS-SHIBYAN.
Pelopor berdirinya madrasah ini adalah ulama besar dan terkenal di
Desa Sakatiga dan sekitarnya yaitu Kyai Abd. Rahim Mandung dan
KH. Abdullah Kenalim yang dirintisnya pada tahun 1936 M. berarti 9
tahun sebelum Republik Indonesia dipoklamasikan.
Karena hidup dalam masa pergolakan kedua madrasah ini terpaksa
harus berhadapan dengan seribu satu macam tantangan dan hambatan
khususnya dari pihak penjajah. Akhirnya semenjak zaman
kependudukan Jepang sampai tahun 1950 kedua madrasah ini
mengalami masa vakum/stagnasi.

2. Era Lanjutan Perjuangan ( 1950-1986 )


Pada tahun 1950 atas kesepakatan tokoh-tokoh masyarakat Desa
Sakatiga dibentuklah satu panitia khusus untuk melanjutkan dan
menghidupkan kembali usaha-usaha yang pernah dirintis oleh madrasah
AL-FALAH dan AS-SIBYAN sebelumnya .
Tepat pada tanggal 1 Agustus 1950 panitia tersebut melahirkan
kesepakatan untuk mendirikan lembaga pendidikan formal yang diberi
nama Sekolah Rakyat Islam Nahdatul Ulama (NU) sehingga berubah
nama menjadi Sekolah Rakyat Islam (SRI), yang didalamnya mencakup
Sekolah Menengah Agama Islam (SMAI) setara Madrasah Tsanawiyah
sekarang. Dari kedua nama ini (SRI dan SMAI) kemudian
disederhanakan lagi menjadi sebuah lembaga yang bernama : Perguruan
Islam Raudhatul Ulum Sakatiga (PIRUS) dan nama ini sekaligus
dijadikan nama yayasan (Yayasan PIRUS ) dengan Akte Notaris Aminus
Palembang No. 21.A 1966. Dibawah Yayasan PIRUS ini mulai
diperjelas status/tingkatan pendidikan yang ada menjadi 4 ( Empat )
jenjang pendidikan formal yaitu :
1Madrasah Tahdhiriyah ( TL )
Madrasah Tahdhiriyah merupakan madrasah yang paling dasar atau
tingkatan paling rendah dalam kelembagaan ini. Setelah berjalan
beberapa saat nampaknya kurang menunjukkan peningkatan, baik
kwalitas maupun kwantitas, sehingga mengalami kegoncangan dalam
perjalanan kependidikannya dan akhirnya vakum/ditutup pada tahun
1968
2Madrasah Ibtidaiyah ( MI )
Madrasah Ibtidaiyah adalah madrasah lanjutan dari madrasah
Tahdhiriyah. Perkembangan dan pertumbuhan cukup mengembirakan
baik kwantitas maupun kwalitas santri/anak didiknya. Selama
menjalankan masa pendidikannya, santri dan santriwati diberikan
pelajaran dengan menggunakan metode yang khas oleh para
pendidik, pengasuh dan juga para kyai senior. Mereka ditanamkan
pembinaan akhlaq karimah, taat/patuh terhadap pemimpin dan semua
para pengasuh termasuk kepada pengurus organisasi juga
dikembangkan sikap tawadhu'.
Prestasi yang mengembirakan ini mendapat sambutan hangat dari
pihak pemerintah, yang ditandai dengan PIAGAM PENDIDIKAN
yang diberikan kepada Madrasah Ibtidaiyah oleh Jawatan Pendidikan
Agama Jakarta pada tahun 1960 secara resmi Madrasah Ibtidaiyah
didirikan pada tanggal : 1 Agustus 1950 M dengan No : 12 tahun
1945 jo. No : 4 tahun 1950 pasal 10 ayat 2
3Madrasah Tsanawiyah ( MTs)
Madrasah Tsnawiyah setara dengan SMP/SLTP yang ditempuh
dalam kurang waktu 3 (tiga) tahun. Madrasah Tsnawiyah ini berdiri
sejak Tanggal 1 Oktober 1957 status terdaftar. Status tersebut
diperkuat dalam Piagam Pendidikan Madrasah Swasta Tingkat
Tsanawiyah dengan NO : D. 6.307.111.88 dan NSM :
212160212007.
4Madrasah Aliyah ( MA )
Madrasah Aliyah merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam
jajaran pendidikan formal dibawah naungan yayasan PIRUS
Madrasah ini berdiri tepatnya pada tanggal : 25 Oktober 1957 status
terdaftar dengan No : NPT W F 6.4.07.017.88 dan NSM :
312160212018.
Pada tingkatan Madrasah Aliyah, santri dan santriwati selain dibekali
dengan ilmu-ilmu yang bersifat teoritis juga dibekali kegiatan-
kegiatan yang dapat mengembangkan minat/bekat mereka, yang
dikelola pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Dram Band
merupakan bukti dalam catatan sejarah dengan semangat tampil pada
berbagai acara formal di masyarakat yang cukup mempunyai daya
pikat pada waktu itu.
Dalam era kedua ini (1950-1986) madrasah telah menunjukkan bukti-
bukti kemajuan yang mengembirakan baik secara fisik maupun
nonfisik. Hal ini antara lain didukung oleh data statistik jumlah siswa
tahun 1967 yang mencapai 911 orang yang berasal dari berbagai
penjuru Sumatera Bagian Selatan dan daerah sekitarnya.

1. Era Penyempurnaan Dan Pengembangan (1986 s.d Sekarang)


Setelah meninggalnya Pimpinan Pondok Pesanten Raudhatul Ulum
Sakatiga, KH. Abdullah Kenalim (1984), sempat terjadi kevakuman
kepemimpinan untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya.
Akhirnya rahmat Allah datang juga, keadilan dan kebijaksanaan-Nya
yang Maha Agung berlaku, salah seorang kader keluarga PPRU Sakatiga
yaitu KH. Tol'at Wafa Ahmad, Lc kembali dari tempat tugasnya di
Jakarta untuk melanjutkan estafet perjuangan.
Pada tanggal 8 Agustus 1986 melalui musyawarah untuk mufakat
Yayasan PIRUS Sakatiga menetapkan Al-Ustadz KH. Tol'at Wafa
Ahmad, Lc sebagai pimpinan baru yang diberikan wewenang penuh
untuk mengarahkan dan mengelola Pondok Pesantren.
Semenjak amanah yang besar itu diberikan kepada beliau beberapa
langkah kebijaksanaan telah ditempuh antara lain :
aMembenahi stuktur keorganisasian yang ada di lingkungan Pondok
Pesantren. (stuktur organisasi terlampir)
bMeninjau kembali kurikulum yang berlaku sebelumnya dan
menyempurnakan dengan sistem terpadu antara kurikulum Pondok
Modern Gontor, Pondok Darussalam Jakarta, dan Ma'ahid Islamiyah
dalam dan luar negeri serta kurikulum Departemen Agama.
c. Menyempurnakan nama Pondok yang semula bernama "Pondok
Pesantren PIRUS" menjadi "Pondok Pesantren Radhatul Ulum"
karena dirasakan dalam ungkapan pertama terdapat pengulangan
sinonim kata yaitu Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Islam yang
bermakna sama, maka perlu disempurnakan dan disederhanakan
menjadi "Pondok Pesantren Raudhatul Ulum" dan singkatannya
PPRU.
Dalam era yang ketiga ini bertambah 2 (dua) jenjang Pendidikan lagi
sehingga sampai saat ini PPRU sudah memiliki 7 (tujuh) jenjang
pendidikan formal dan masing-masing diberikan nama sebutan
khusus (hasil musyawarah pejabat teras dan hasil konsorsium
pengurus PPRU). Yaitu : TAKIRU (Taman Kanak-Kanak Islam
Raudhatul Ulum), MIRU (Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Ulum),
MATSARU (Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Ulum), MAKRU
(Madrasah Aliyah Raudhatul Ulum), SMP-IT RU (Sekolah
Menengah Pertama Islam Terpadu Raudhatul Ulum), SMA-IT RU
(Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Raudhatul Ulum) dan
STITRU (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum).

Penyempurnaan dan penataan di berbagai sektor terus dilakukan dengan


penuh perencanaan dan terarah untuk menuju kualitas dan daya saing yang
dicita-citakan, penyempurnaan-penyempurnaan itu sebagai berikut :
a. Menyempurnakan arti "Pondok Pesantren" itu sendiri yang
sebelumnya hanya diberi kesan sebagai Madrasah Lepas " atau
Santri Kalong " (pulang Pergi ), menjadi pesantren bima'nal kelimah
(dalam artinya yang utuh). Dengan sistem terpadu, terencana dan
terarah. Wujud sistem ini adalah pendidikan 24 jam yang dilengkapi
dengan seperangkat komponen-komponen pesantren yang lazim
diwujudkan. Dan sebagai realisasi dari langkah ini, pada tanggal 1
September 1986 dibukanya lokasi kampus Pondok Pesantren
Raudhatul Ulum dengan program awal menempatkan para santri
diasrama Pondok yang telah tersedia yaitu asrama Abu Bakar As-
Siddiq (Komplek perumahan duru sekarang).
bMengupayakan tambahan asrama santri, ruang belajar, tempat
peribadatan, sumber air bersih, MCK dan lain-lain.
cMenjalin hubungan kerja sama dengan Pondok Pesantren lain dalam
bentuk berkonsultasi, memohon bantuan guru pendidik, membeli
buku-buku pelajaran dan saling tukar informasi.
dMenghimpun tenaga-tenaga pembina, pendidik yang profesional dan
terampil serta berjiwa pejuang yang ikhlas untuk berkorban li'ilai
kalimatillahi dari jajaran generasi tua maupun generasi muda.
emenjadikan pesanten sebagai pusat dakwah Islamiyah dengan
membuka pengajian untuk masyarakat di lingkungan Pondok dan
dengan mengadakan Bi'tsah Al-dakwah ke daerah-daerah pedesaan
dengan melibatkan para asatidzah dan santri-santri senior.
fmengupayakan dana untuk kelangsungan hidup Pondok dari swadaya
murni, sumber-sumber yang halal dan tidak mengikat.
Alhamdulillah semenjak diterapkan sistem Pondok Pesantren secara utuh,
kerinduan dan ketertarikan masyarakat semakin tumbuh, perhatian dan
dukungan moral serta material diberikan kepada Pondok ini. Pernyataan diatas
antara lain dibuktikan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas santri dari
tahun ke tahun.
VISI DAN MISI

Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga adalah Lembaga Pendidkan


Islam dengan visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
1.Visi
Menjadi basis kaderisasi generasi terbaik (khoiru Ummah) yang
berkualitas, berdaya saing dan bermanfaat luas.
2.Misi
a. Menyelenggarakan kegiatan pengajaran Islam secarah utuh dan
terpadu sehingga dapat menyiapkan dan mengembangkan Sumber
Daya Insani (SDI) yang memiliki ketajaman wawasan.
b. Meyelenggarakan pendidikan dan internalisasi nilai-nilai Islam
kepada santri sebagai proses pembentukan kepribadian menuju
Sumber Daya Insani (SDI) yang memiliki kekokohan moral,
kecerdasan spiritual dan kekuatan emosi.
c. Dakwah
Menyelenggarakan kegiatan pembekalan dan pelatihan dakwah
Islamiah kepada santri, sehingga dapat merangsang munculnya
Sumber Daya Insani (SDI) yang memiliki kepekaan sosial dan
mengambil bagian dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.

3.Tujuan
Memberikan bekal kemampuan dasar kepada santri yang diperlukan bagi
penumbuhan dan pengembangan diri sebagai Ulama 'Amilin, Du'at
Mukhlisin menuju terbinanya generasi khoiru ummah.
Tujuan kelembagaan tersebut mendambakan profil lulusan PPRU yang
memiliki kompetensi dasar yang dituangkan dalam 10 jati diri Sumber
Daya Insani (SDI) santri Raudhatul Ulum sebagai berikut :
1.Memiliki kelurusan aqidah yang bersumber dan berasaskan
kepada pemahaman yang benar terhadap Al-Qur’an dan As-
Sunnah (Salimul ‘Aqidah ).
2.Tekun dan benar dalam beribadah sesuai dengan petunjuk
yang disyari’atkan kepada Rasulullah SAW (Shahihul Ibadah).
3.Selalu tampil sebagai uswah hasanah yang bertumpu pada
ketangguhan dan keterpujian akhlaq, sehingga mampu
mengendalikan hawa nafsu dan syahwat (Matinul Khuluq).
4.Mempunyai kemampuan menunjukkan potensi dan
kreativitasnya dalam dunia kerja (Qadirun ‘Álal Kasbi).
5.Senantiasa memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mengembangkan dan memperluas wawasan (Mutsaqqaful
Fikri).
6.Memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang
dipersiapkan secara Islami (Qawiyul Jismi).
7.Tegar berjihad memerangi hawa nafsunya dan senantiasa
mengokohkan diri diatas hukum Islam melalui ibadah dan amal
sholeh (Mujahid Lin-Nafsi).
8.Terampil mengatur segala urusannya sesuai dengan ketentuan
Islam. Setiap pekerjaan yang tidak teratur akan berakibat pada
kegagalan (Munadzam Fi Syuunihi).
9.Menghargai, memelihara dan memanfaatkan waktu dengan
baik sehingga terhindar dari kelalaian dan perbuatan sia-
sia (Harisun ‘Ala Waqtihi).
10.Aktif menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungan (Nafi’ul Li Ghairihi).
FASILITAS
Fasilitas Pondok Pesantren Raudhatul
Ulum
Sebagai gambaran sarana prasarana di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum
Sakatiga sebagai berikut :

1.
1. Ruang Belajar 56 Lokal

2. Kantor Pusat Administrasi (KPA)

3. Ruang Seminar (Aula) kapasitas 200 orang

4. Masjid 2 Lt kapasitas 3.000 orang

5. Mushallah putri

6. Lab. MIPA

7. Lab. Komputer

8. Lab. Dakwah

9. Ruang keterampilan

10.Asrama santri/wati kapasitas 3.000 orang

11.Kamar mandi perasrama

12.M C K per asrama dan per lokal belajar

13.Sumur Bor 2 buah.

14.Toko Pelajar

15.Kantin

16.Dapur Umum

17.Penginapan tamu

18.perumahan guru

19.Klinik
20.Kantor Madrasah (TKIS, MI, MTs, MAK, SMPIT,
SMAIT, STIT)

21.Kantor Konseling (Bimbingan dan Pengasuhan santri)

22.Kantor Organisasi Pelajar Pondok Pesantren


Raudhatul Ulum (OP3RU)

23.Kedai pramuka

24.Ruang tunggu tamu

25.Gedung olahraga dan seni (ukuran 30m x 60m) tahap


penyelesaian

26.Sarana Out Bound.

27.Sarana Olahraga
- Lapangan Bola kaki
- Lapangan Bola Volly
- Lapangan Basket
- Lapangan Bulu Tangkis
- Lapang Tennis Meja.

You might also like