You are on page 1of 5

Membangun (Kembali) Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin

MEMBANGUN (KEMBALI) ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIIN


Oleh : Mirza Rachmad P.
31 Desember 2010 – 26 Muharram 1432 H

‫بسم هللا الرمحن الرحمي‬


.‫ والصالة والسالم عىل ارشف الاهبياء واملرسلني‬.‫امحلد هلل رب العلمني‬
.‫ والتابعني والتابعهيم بـاحسان اىل يوم ادلين‬.‫س يدان محمد و عىل اهل وحصبه امجعني‬
...‫ اما بعد‬.‫الحول وال قوة الا ابهلل العيل العظمي‬
Dewasa ini banyak dari kita yang sudah mengetahui, kasus pengeboman dengan dalih
“Jihad”. Saya berani berkata kalau tindakan tersebut meraih sukses besar. Ya, sukses
membunuh manusia, sukses memburukkan citra Islam di mata dunia, bahkan sukses juga
membuat saudara muslim kita yang minoritas teraniaya. Lihat saja, kasus-kasus seperti
peneroran warga muslim di Amerika, pemaksaan mahasiswi atau pelajar putri muslim untuk
melepaskan jilbabnya, bahkan baru-baru ini dideklarasikan “Hari Pembakaran Al-Qur‟an”
pada tanggal 11/9. Semua itu adalah efek samping (jika tidak bisa dikatakan sebagai akibat)
dari memburuknya citra Islam di mata dunia. Derajat Islam sepertinya sudah sangat rendah.

Islam untuk Dunia, bukan Dunia untuk Islam

Jika kita mengkaji kembali konsep rahmatan lil’alamiin (Al-Anbiya’:107), sebuah hal yang
tidak asing di telinga kita, maka inilah inti dari ajaran Islam. Nabi Muhammad diutus oleh
Allah untuk menjadi rahmatan lil‟alamiin (rahmat bagi semesta alam), yang otomatis ajaran
yang dibawanya, Islam, juga menjadi ajaran yang rahmatan lil‟alamiin. Rahmat, bisa
diartikan sebagai kasih sayang (rahima – yarhumu – rahmatan), dan „alamiin, adalah
semesta alam. Islam diturunkan untuk menyayangi (juga menjaga) semua yang ada di alam
semesta, termasuk di bumi ini.

Sudah terkenal dari zaman nenek moyang, Indonesia adalah masyarakat yang sangat
menghargai perbedaan, moderat serta kultural (berbudaya). Bahkan hingga tertuang pada
kitab “Sutasoma” karangan Mpu Tantular. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi satu jua.
Walisongo menyebarkan Islam dengan jalan damai, melalui perdagangan, perkawinan,
pendekatan kultural, serta penuh toleransi. Bahkan Sunan Kudus, pernah melarang
menyembelih sapi untuk kurban karena masyarakat sekitar masih banyak yang beragama
Hindu dan Budha. Fathul Makkah, peristiwa penaklukan kota Makkah oleh Rasulullah,
terbukti berhasil tanpa setetes darah pun yang jatuh, dan rasul mengampuni semua orang
yang menyerah saat penaklukan tersebut. Semua ini sudah cukup menjadi bukti, bahwa
Islam adalah rahmatan lil‟alamiin.

1
Membangun (Kembali) Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin

Sekarang, mari kita perhatikan. Indonesia mulai dimasuki dengan paham-paham dan
ideologi garis keras, yang semuanya berakar dari timur tengah. Kebanyakan dari ideologis
garis keras ini didorong dari paham-paham yang ekstrim. Diluar itu dianggap bidah, murtad
bahkan kafir dan halal dibunuh. Jika kita perhatikan, mereka mengaku tindakan mereka
adalah “Islamisasi”, padahal jika kita perhatikan lebih seksama, bukan “Islamisasi”,
melainkan “Arabisasi”.

Bukannya kita benci dengan budaya Arab, buktinya masih banyak pesatren-pesantren yang
membudayakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi, termasuk kesenian-kesenian
Arab masih dipertahankan, sebagai wujud keragaman bangsa Indonesia. Bahkan satu
kesenian, Albanjari, yang kelihatannya berasal dari Arab, hanya ada di tanah Melayu.
Namun yang kita takutkan adalah pemaksaan budaya yang dilakukan oleh kaum ekstrimis.
Padahal Islam adalah agama yang universal, tidak membatasi manusia dari kebudayaan
apa yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Beda Indonesia, beda Mesir, beda Malaysia,
beda Turki, beda India, beda China, beda Inggris, namun mereka tetap beragama Islam.
Inilah wujud keragaman yang hikmahnya agar saling kenal-mengenal (Al-Hujuurat : 13).

Bagaimana dengan Jihad?

Jihad model apa? Jihad dengan saudara sendiri? Allah memerintahkan jihad apabila kita
telah ada dalam tekanan, seperti saudara kita di Palestina, jihad hukumnya wajib, karena
mempertahankan tanah air mereka. Namun, di daar as-salaam (negeri damai) seperti
Indonesia, maka yang dilaksanakan adalah perdamaian, seperti ketika Madinah dalam
keadaan aman, maka Rasulullah membuat piagam Madinah sebagai konstitusi negara.

Jihad sendiri artinya “berjuang”, berjuang dalam arti apa saja. Orang yang menuntut ilmu
juga termasuk jihad, wanita yang mengurus keluarga termasuk jihad, karena tugasnya yang
berat. Sedang cabang dari jihad adalah “Qital”, yang berarti “perang”, dan berlaku dalam
keadaan darurat saja. Itupun masih ada peraturan-peraturan yang masih harus ditaati. Tidak
boleh membunuh anak-anak, wanita, lanjut usia, tanaman, binatang ternak, musuh yang
menyerah, dlsb. Juga tidak boleh berperang pada bulan haram (Rajab, Dzulq’dah,
Dzulhijjah, Muharram).

Sekarang kita perhatikan, mereka yang “berjihad” dengan bom membunuh tanpa sasaran
yang jelas. Yang terkena akibatnya ada yang kafir dzimmi (kaum kafir yang dilindungi Islam),
bahkan ada juga saudara muslim yang menjadi korban juga. Ini bukanlah jihad, tetapi
pembunuhan! Astaghfirullah!!!

Tentang Syariat Islam

Ada yang berkata syari‟at Islam ketinggalan zaman bila diberlakukan sekarang. Itu tidak
benar! Syari‟at Islam selalu relevan diberlakukan kapan saja. Masalahnya, suatu negara
penerintahannya hanya memberlakukan syari‟at Islam sebagian saja. Bagaimana sikap kita?

Kita memang diperintahkan untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, namun kita juga harus taat
kepada pemerintah yang memerintah kita (An-Nisa’ : 59). Berarti, kita harus taat dengan
Syari‟at Islam sekaligus juga peraturan dari pemerintah. Karena itu, kita laksanakan syari‟at

2
Membangun (Kembali) Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin

Islam semampu kita. Contoh masalah yang sekarang adalah zakat dengan pajak. Zakat
adalah syari‟at Islam, sedangkan pajak adalah peraturan Negara. Apabila zakat menjadi
pengurang pajak, maka negara keberatan. Jalan paling baik yang tidak akan menimbulkan
kerusakan adalah pajak, kemudian zakat. Sekedar contoh kasus.

Seseorang mempunyai penghasilan Rp 1.000.000 ,- dipotong PPh 10%, kemudian zakat


2,5%. Maka Rp 1.000.000,- dipotong pajak 10% x 1.000.000 = 100.000

Setelah dipotong pajak maka 1.000.000 – 100.000 = Rp. 900.000,- Inilah yang kena zakat.
2,5% x 900.000 = 22.500. Maka 900.000 – 22.500 = Rp. 877.500,- Inilah penghasilan bersih
kita. Contoh institusi keuangan yang – baik menurut agama maupun negara – dianggap baik
adalah Bank Syari‟ah.

Namun, sebagai umat Islam, kita juga harus tetap memperjuangkan formalisasi Syari‟at
Islam di negara tercinta kita, Indonesia. Sehingga terciptalah apa yang dinamakan oleh Allah
sebagai ‘baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur’ negeri yang baik, damai dan senantiasa
mendapatkan rahmat dan ampunan dari Tuhan.

Pluralisme dan Liberalisme

Kini kita ke masalah pluralisme dan liberalisme. Sekilas sama, tapi berbeda. Pluralisme
adalah kemajemukan, sedangkan liberalisme adalah kebebasan (yang tidak dibatasi).
Pluralisme adalah kemajemukan dalam masyarakat, ada yang A, ada yang B, ada yang Z.
Pluralisme bisa diterima selama yang satu masih bisa menghargai yang lain, dan tidak
saling berkonflik. Inilah semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Satu ideologi yang membahayakan umat Islam adalah Liberalisme. Bebas tanpa batas.
Liberalisme menganggap semua agama adalah sama. Tidak ada bedanya. Semua agama
nanti mengarah ke Tuhan. Al-Qur‟an belum tentu benar. Ini adalah ideologi yang sangat
berbahaya. Liberalisme secara tidak langsung menghilangkan sifat agama Islam sebagai
diinil haqq (agama yang benar, yang meluruskan serta menggantikan agama-agama yang
ada sebelumnya). Kebanyakan mereka terkesan asbun (asal bunyi) dan tidak mempunyai
dasar Islam yang kuat. Bahayanya lagi, kelompok Liberal mendirikan organisasi dengan
nama JIL (Jaringan Islam Liberal), dan mereka berhasil menyusup ke Institusi pendidikan
tinggi Islam yang keberadaannya paling dicari di Indonesia (baca : Ada pemurtadan di IAIN
dari http://nojil.8m.net).

Pancasila

Ada gerakan yang menolak Pancasila, dengan alasan tidak sesuai dengan Islam. Mari kita
kaji kembali makna dibalik Pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila satu ini secara tidak langsung mengakui bahwa Tuhan itu Satu, Esa. Ini adalah
sila tertinggi di Pancasila. Secara tidak langsung juga, sila ini mengusung tauhid,

3
Membangun (Kembali) Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin

peng-Esa-an Allah. Allah hanya satu, tidak berbilang (Al-Ikhlash: 1-4). Dan sekarang
mari bertanya, apa sila ini tidak sesuai dengan Islam?

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua Pancasila ini juga sangat sesuai dengan Islam. Banyak ayat Al-Qur‟an
yang membicarakan tentang keadilan, sebagai contoh (Al-Maidah : 8). Juga manusia
beradab, seperti dalam (Ali Imran : 110) dan (Al-Mumtahanah : 8).

3. Persatuan Indonesia

Persatuan sangat penting artinya dalam bermasyarakat dan bernegara. Tanpa


persatuan, kita akan tercerai berai. Dan ini sudah terbukti dalam perang Uhud,
dimana pasukan tercerai-berai hanya karena memperebutkan harta rampasan,
sehingga mereka kalah. Begitu juga dalam bernegara, negara yang bersatu pasti
akan kuat.

4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Apabila terdapat perselisihan yang mengancam persatuan, kita diwajibkan


bermusyawarah oleh Agama. Sila keempat Pancasila ini sesuai dengan seruan
agama Islam, yang oleh Allah kita diperintahkan untuk bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah (Asy-Syuuraa: 38).

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Masalah keadilan banyak dibahas pada Al-Qur‟an, seperti halnya pada sila kedua
Pancasila. Silakan buka Al-Qur‟an, maka banyak ayat Allah yang menyuruh kita
berbuat Adil, sesungguhnya Allah Maha Adil.

Sekarang, manakah isi Pancasila yang bertentangan dengan Islam? Pancasila sudah
dipikirkan matang-matang oleh pendiri bangsa Indonesia. Jangan lupa juga kalimat di
Pembukaan UUD 1945 yang menandakan kemenangan umat Islam pada fondasi dasar
negara ini (Alinea 3 UUD 1945).

Dilematis

Di satu sisi, ada kelompok ekstrimis garis keras yang kaku. Di sisi lain, ada golongan
liberalis yang bebas tanpa batas, mengartikan agama sesukanya. Sesuai dasar fitrah
manusia, apabila ia dikekang dengan aturan yang keras dan kaku, ia akan memberontak.
Tetapi apabila ia dibiarkan tanpa aturan, maka ia akan bertindak sesukanya, yang bisa jadi
malah menimbulkan mafsadah (kerusakan) di muka bumi.

Allah menciptakan manusia selain untuk beribadah pada Allah (Adz-Dzariyaat : 56), juga
menjadi Khalifah di muka Bumi ini (Al-Baqarah : 30, Faathir : 39). Karena itulah, seyogyanya
manusia tidak berbuat kerusakan di muka Bumi. Allah menjadikan keanekaragaman dan

4
Membangun (Kembali) Islam Rahmatan Lil ‘Alamiin

kemajemukan diantara manusia untuk saling kenal-mengenal, menghargai dan


menghormati (Al-Hujuurat : 13), bukan untuk saling berperang.

Kesimpulan

Islam adalah agama yang mempunyai misi perdamaian. Sesuai dengan namanya, Al-Islam,
dari akar katanya (salama – yaslimu – Islam) yang mempunyai arti kesejahteraan,
kedamaian. Apabila ada orang Islam yang tidak membawa misi perdamaian, namun malah
menimbulkan perselisihan, ancaman dan ketakutan, maka patut diragukan ke-Islam-annya.
Allah menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik diantara berbagai umat lain dimuka bumi.
(Ali Imran : 110). Mencegah keburukan, menyuruh dan melakukan kepada kebajikan, dan
beriman kepada Tuhan Semesta Alam, Allah SWT.

Misi utama Islam adalah menjadi agama yang rahmatan lil‟alamiin. Namun keadaan yang
terjadi sekarang adalah, tiap ada seorang Muslim, banyak warga yang takut, gerak-geriknya
selalu diawasi. Ini disebabkan karena tindakan-tindakan mafsadah yang diatasnamakan
pada Islam, yang juga berarti merusak citra Islam.

Maka tugas kita adalah, mengembalikan citra Islam sebagai rahmatan lil‟alamiin, sebagai
agama yang damai, tanpa meninggalkan identitas ke-Islam-an kita. Jangan takut menjadi
santri, yang tetap menjaga ke-Islam-annya, tetapi juga memberikan kedamaian bagi
masyarakat di sekitarnya. Inilah spirit of Islam, seperti yang dicontohkan Rasulullah, para
shahabatnya dan para shalihin, dan juga Walisongo. Bekerjasama dan bermuamalah dalam
koridor kemanusiaan, tetapi tetap menjaga identitas “lakum diinukum wa liya diin” (Bagimu
agamamu, bagiku agamaku; Al-Kafiruun : 1-6). Allahu Akbar...!

‫ رصاط اذلين اهعمت علهيم ي ر املضووب علهيم والالوالني‬.‫اللهم اهدان الرصاط املس تقمي‬
ُ ‫َربَّنَا َال تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا ب َ ْعدَ ِا ْذ هَدَ يْتَنَا َوه َْب لَنَا ِم ْن َ ُدله َْك َر ْ َمح ًة ِاه ََّك َاه َْت الْ َوه‬
‫َّاب‬
...‫ِاله ِْى َاه َْت َم ْق ُص ْو ِد ْي َو ِرضَ اكَ َم ْطلُ ْو ِ ْب‬

Tulisan ini hanya sekedar catatan dari suatu pikiran. Apa-apa yang benar berasal
dari Allah SWT, dan apa-apa yang salah berasal dari pribadi saya sendiri.
Bila ada manfaatnya, silakan diambil. Bila tidak ada, silakan dibuang saja.
Kritik dan saran Insya Allah selalu diterima di :
mirzarachmadpratama@yahoo.co.id

Copyright © Mirza Rachmad Pratama. All Rights Reserved.

You might also like