You are on page 1of 14

Praktikum Kimia Anorganik I

Semester Genap
2008/2009

AIR HIDRAT

I. TUJUAN
Mengamati perubahan kimia yang karakteristik dari senyawa berhidrat dan
penentuan rumus hidrat.

II. TEORI
Senyawa atau zat padat yang tidak mengandung air disebut anhidrat, misalnya
CaO yang merupakan anhidrat basa dari Ca(OH)2. Sedangkan senyawa yang
mengandung atau mengikat molekul air secara kimia sebagai bagian dari kisi
kristalnya disebut senyawa hidrat, misalnya BaCl2.2H2O. Molekul air yang terikat
dalam hidrat tersebut disebut dengan air hidrat.
Senyawa hidrat disebut juga senyawa kristal, karena mengandung molekul
air yang mempunyai ikatan hidrogen. Misalnya pada hidrat tembaga (II) sulfat
pentahidrat, CuSO4.5H2O. Antara molekul SO4-2 dengan SO4-2 tersebut terjadi gaya

tolak menolak, begitu juga antara molekul Cu+2 dengan Cu+2. Jadi molekul H2O
berfungsi sebagai penstabil gaya tolak menolak antara molekul sejenis itu. Dengan
adanya molekul air pada kisi kristal, maka akan menyebabkan kristal itu stabil
hingga dalam kisi yang terhidrat akan membentuk ikatan hidrogen.
Molekul air terikat secara kimia dalam senyawa sehingga molekul air
bagian dari kisi kristal. Senyawa yang demikian disebut dengan hidrat. Molekul
air merupakan bagian dari senyawa misalnya tembaga (II) sulfat pentahidrat yang
ditulis sebagai CuSO4.5H2O.

Senyawa hidrat bisa mengikat satu sampai dua puluh molekul air, maka
akan membentuk kristal dekahedron yang berbentuk bujur sangkar, dan senyawa
ini disebut klatrat, yaitu senyawa yang besar antara molekul H2O yang berikatan
hidrogen mengurung molekul netral lainnya tanpa ikatan berbentuk bujur sangkar.
Melalui proses pemanasan, senyawa hidrat atau garam hidrat bisa terurai menjadi
senyawa anhidrat atau garam anhidrat dan uap air. Artinya, molekul air (air hidrat)
terlepas dari ikatan dimana kehilangan air dari hidrat ini terjadi dalam beberapa
tahap membentuk suatu rangkaian juga dengan struktur kristal yang teratur dan

Air Hidrat
mengandung air lebih sedikit.
Air hidrat sering terlepas ikatannya karena pemanasan. Jika CuSO4.5H2O

dipanaskan semua airnya hilang, kristal CuSO4 disebut dengan tembaga (II) sulfat
anhidrat. Jika kristal anhidrat tersebut dibiarkan di udara terbuka, ia akan
menyerap air dari udara secara terus menerus sampai pentahidrat terbentuk.
Kehilangan air dari hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian
hidrat dengan struktur kristal teratur yang mengandung air lebih sedikit.
Untuk mengetahui bahwa semua air sudah hilang adalah sebagai berikut:
- Memberikan pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi perubahan
wujud yaitu menjadi bubuk.
- Terjadi perubahan warna.
- Gelas tempat pemanasan akan kering dari molekul airnya
Bila suatu zat terlarut yang berupa fasa padat dilarutkan kemudian larutan
tersebut diuapkan maka pada hasil penguapannya yaitu berupa fasa padat kembali.
Zat padat yang terbentuk tersebut mengandung air. Senyawa atau zat padat yang
tidak mengandung air disebut senyawa anhidrat, misalnya CaO yang merupakan
anhidrat dari Ca(OH)2.

Istilah-istilah penting dalam mempelajari air hidrat ini adalah sebagai


berikut:
 Garam Anhidrat adalah garam yang telah mengalami kehilangan molekul
air, garam ini terbentuk dari penguraian garam hidrat yang dipanaskan.
 Garam Hidrat adalah garam yang mempunyai sejumlah tetap molekul air
dalam setiap molekulnya.
 Persen komposisi adalah perbandingan massa air kristal terhadap massa
garam hidrat atau perbandingan massa air yang dibebaskan senyawa dalam
persen.
 Air kristal adalah jumlah molekul air yang terdapat dalam garam hidrat.
Klatrat merupakan molekul-molekul asing yang terperangkap dalam suatu
struktur induk yang besar tanpa ada reaksi kimia. Struktur induk ini bisa berupa
atau berasal dari molekul H2O atau molekul lainnya seperti agregat aquinon
(fenol). Hidrat dari gas mulia dalam molekul air dapat menjadi klatrat.
Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

Molekul air kristal dapat dilepaskan dari senyawa hidrat jika dilakukan
pemanasan terhadap molekul tersebut, kemudian pemanasan dilakukan sampai air
menguap sempurna.
Molekul air yang terperangkap tersebut dapat bereaksi dengan senyawa
induk, seperti dalam molekul heksametilen tetra amin dan terjadi ikatan hidrogen
dengan H2O.

Beberapa senyawa yang dikristalkan dari larutan airnya, kristal ionnya


akan membentuk hidrat. Hidrat merupakan senyawa yang rumus molekulnya
mengandung air. Pada beberapa kasus molekul air merupakan ligan yang terikat
langsung pada ion logam.
Air penghidratan dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, penghilangan
air tersebut biasanya disertai dengan perubahan struktur bablur. Sebagian bahan
seperti protein dan silika yang biasanya disebut zeolit akan kehilangan air apabila
dipanaskan tanpa perubahan yang besar dari strukturnya.
Hidrat biasanya terjadi pada zat padat ionik separti NaCl, CuSO4. Hal ini
disebabkan karena pada strukturnya tidak stabil dan untuk menstabilkannya
diperlukan air (H2O). Melalui proses pemanasan, senyawa hidrat akan menjadi
senyawa anhidrat dan uap air. Artinya molekul air terlepas dari ikatannya melalui
beberapa tahap dan membentuk suatu rangkaian yang juga berstruktur Kristal
yang teratur dan mengandung sedikit air. Dengan pemanasan terus-menerus
semua molekul air hidrat akan terlepas.
Namun jika ini dibiarkan di udara terbuka maka menyerap molekul air dari
udara secara terus-menerus sampai molekul air dari udara terikat kembali secara
sempurna dan membentuk senyawa hidrat. Reaksi yang berlangsung adalah
reversible yaitu mengalami keseimbangan.
CuSO4.5H2O CuSO4 + 5H2O

Pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada senyawa tertentu yaitu :


Sukrosa : Asalnya putih, dipanaskan cokelat-tua.
CoCl2 : Asalnya merah hati, dipanaskan ungu.

CuSO4 : Asalnya putih, dipanaskan putih.

Na.Asetat : Asalnya putih, dipanaskan putih kristal.

Air Hidrat
NaCl : Asalnya putih, dipanaskan putih kristal.
MgSO4 : Asalnya putih, dipanaskan putih.

KCl : Asalnya putih, dipanaskan putih kristal.


MgCl2 : Asalnya putih, dipanaskan putih.

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
- Alat-alat :
- Tabung reaksi
- Kaca arloji
- Cawan penguap
- Pemanas
Bahan-bahan :
- NaCl
- KCl
- MgCl2

- Cr2Cl3

- CoCl2

- Na2SO4

- Na tetraborat
- Na asetat
- Tembaga (II) sulfat
- MgSO4

- Sukrosa
- BaCl2(H2O)x
Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

3.2 Cara Kerja


1. 0,2 g senyawa-senyawa di atas dimasukkan ke tabung reaksi
yang kering dan tiap tabung tersebut ditandai.
2. Tiap-tiap sampel dipanaskan di atas burner dengan teliti,
hasilnya diamati.
3. 3-4 g BaCl2(H2O)x dimasukkan ke dalam cawan yang telah
ditimbang terlebih dahulu (dipastikan cawan tersebut kering),
ditutup dan ditimbang kembali dengan tepat.
4. Cawan diletakkan pada segitiga penyangga, tutupnya dipegang
dengan penjepit sehingga hanya sebagian yang tertutup.
5. Sampel dipanaskan dengan hati-hati yang pertama selama 5
menit untuk mencegah percikan, kemudian dipanaskan dengan
kuat selama 15 menit lagi.
6. Cawan ditutup dengan sempurna dan dibiarkan dingin selama
10 menit, kemudian ditimbang.
7. Dipanaskan lagi dengan kuat dalam keadaan tertutup sebagian
kemudian ditutup dengan sempurna, didinginkan dan
ditimbang seperti sebelumnya.
8. Pemanasan dilanjutkan dan pendinginan serta penimbangan
sampai berat 0,003 g, berat terakhir dicatat.
9. Jumlah mol air per ml BaCl 2 dihitung.

Air Hidrat
3.3 Skema Kerja
0,2 g senyawa
- Ditimbang
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Dipanaskan
- Diamati perubahannya
BaCl2(H2O)x

- Ditimbang
- Dimasukkan dalam cawan
- Dipanaskan 15 menit
- Didinginkan
- Ditimbang
Hitung rendemennya
Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

3.4 Skema Alat

Cawan Penguap

Air Hidrat
Tabung Reaksi Rak tabung reaksi

Penjepit tabung reaksi

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Perhitungan
A. Pengamatan senyawa sebelum dan sesudah dipanaskan
Zat Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
Na tetraborat Putih Putih
NaCl Putih Putih
NaSO4 Putih Putih
Na asetat Putih Putih
CuSO4 Biru Biru
MgSO4 Putih Putih
CoCl2 Merah hati Cairan biru keutnguan
KCl Putih Putih
MgCl2 Kristal bening Larutan bening

B. Menghitung banyak molekul air pada senyawa BaCl2.x(H2O)


Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

Pada molekul air hidrat pada senyawa BaCl2.x(H2O), data percobaan :

Massa cawan + kaca arloji = 66,12 g


Massa cawan + kaca arloji + BaCl2 = 69,73 g

Massa cawan + kaca arloji + BaCl2 setelah pemanasan = 69,17 g

a. Berat hidrat = (Massa cawan + kaca arloji +BaCl2) – (Massa


cawan + kaca arloji)
= 69,73 g – 66,12 g
= 3,61 g
b. Berat anhidrat = (Massa cawan + kaca arloji + BaCl2 setelah pemanasan) –

(Massa cawan + kaca arloji)


= 69,17 g – 66,12 g
= 3,05 g
c. Massa air = Massa hidrat - Massa anhidrat
= 3,61 g – 3,05 g
= 0,56 g

d. Mol air percobaan = Massa air


Mr air
= 0,56 g
18 g/mol
= 0,031 mol
e. Mol BaCl2 anhidrat = Berat anhidrat

Mr BaCl2

= 3,05 g
208 g/mol
= 0,0146 mol
f. Banyak molekul air = Mol air
Mol BaCl2

= 0,031 mol
0,0146 mol

Air Hidrat
= 2,123 mol ≈ 2 mol
Jadi rumus BaCl2(H2O)x adalah = BaCl2.2H2O

C. Menghitung % air secara teoritis


BaCl2 + H2O BaCl2.2H2O

1 mol 2 mol 1 mol


Massa air = 2 mol x 244,3 g/mol
= 36 g
Massa hidrat = 1 mol x 18 g/mol
= 244,3 g
% air teori = Massa air x 100%
Massa hidrat
= 36 g x 100%
244 g
= 14,7%
D. Menghitung % air dari percobaan
Massa air percobaan = 2,123 mol x 18 g/mol = 38,214 g
Massa hidrat percobaan = 1 mol x 244,3 g/mol
= 244,3 g
% air percobaan = Massa air percobaan x 100%
Massa hidrat percobaan
= 38,214 g x 100%
244,3 g
= 15,64%
E. Menghitung Rendemen
Rendemen = Massa air percobaan x 100%
Massa air teori
= 38,214 g x 100%
36 g
= 106,15%
Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul Air Hidrat bertujuan untuk mengamati
perubahan kimia yang karakteristik dari senyawa berhidrat dan penentuan rumus
hidrat.
Zat-zat yang digunakan pada praktikum ini adalah Na tetraborat, NaCl, Na
asetat, CuSO4, MgSO4, CoCl2, KCl dan MgCl2. Senyawa-senyawa tersebut disebut
dengan senyawa hidrat karena molekul air terikat secara kimia dalam senyawa
dimana molekul air tersebut akan terlepas ikatannya apabila dipanaskan. Yang
diamati dalam praktikum ini adalah perubahan fisika dari senyawa-senyawa
tersebut dengan membandingkan keadaan awal sebelum dipanaskan dan keadaan
akhir setelah dipanaskan.
Pada praktikum kali ini, dilakukan pemanasan terhadap senyawa-senyawa
di atas. Molekul air dapat lepas semuanya dari senyawa-senyawa di atas jika
dilanjutkan sampai air menguap sempurna membentuk anhidrat.

Air Hidrat
Pemanasan dilakukan sampai terjadi perubahan fisika dari zat-zat atau
senyawa tersebut. Perubahan yang diamati berupa warna daan bentuk zat. Dari
hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada Na tetraborat, NaCl, NaSO4, Na asetat,

CuSO4, MgSO4 dan KCl, warna dan bentuk zat sebelum dan sesudah pemanasan

adalah sama. Sedangkan pada CoCl2 dan MgCl2, warna dan bentuk zat sebelum
dan sesudah pemanasan berbeda.
Senyawa-senyawa anhidrat, apabila dibiarkan terbuka di udara, akan
menyerap air dari udara secara terus-menerus sampai molekul air terikat kembali
sempurna dan membentuk senyawa hidrat.
Pada praktikum kali ini digunakan BaCl2(H2O)x yang belum diketahui
rumus hidratnya. Senyawa ini juga dipanaskan untuk menghilangkan molekul
airnya, dan membentuk senyawa anhidrat untuk mengetahui berapa jumlah
molekul air yang terdapat dalam senyawa BaCl2 tersebut.

Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa massa air percobaan adalah


38,214 g dan massa air teori adalah 36 g, sehingga rendemen yang diperoleh
adalah 106,15%. Rendemen yang sangat besar ini mungkin disebabkan karena
adanya pengotor yang ikut terbawa dan proses pemanasan serta pendinginan yang
tidak sempurna.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Molekul air terikat secara kimia dalam suatu senyawa membentuk
senyawa hidrat.
2. Ikatan pada molekul air dapat terlepas dengan pemanasan sehingga
membentuk senyawa anhidrat.
3. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa :
- Massa air percobaan = 38,214 g
- Massa air teori = 36 g
- Rendemen = 106,15%

5.2 Saran
Praktikum Kimia Anorganik I
Semester Genap
2008/2009

Demi kelancaran dan keselamatan kerja selama praktikum, maka disarankan


kepada praktikan selanjutnya agar :
1. Memahami cara kerja dengan baik.
2. Memakai masker selama praktikum.
3. Berhati-hati dalam melakukan proses pemanasan.
4. Teliti dalam mengamati perubahan yang terjadi.
5. Teliti dalam melakukan penimbangan zat.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jika hidrat sempurna mengalami dehidrasi saat penimbangan terakhir, maka


pengaruhnya terhadap perhitungan molar air dan BaCl2 adalah bila berat
molekul relatif (Mr) senyawa kecil maka molnya besar sehingga massanya
akan besar pula dan kita dapat menentukan berapa mol air hidrat dengan tepat,
seperti hubungan n = m/Mr.
2. Air yang dibutuhkan untuk hidrasi kembali 15 gram BaCl2 anhidrat sehingga
terbentuk barium klorida terhidrat:
BaCl2 + 2H2O BaCl2.2H2O

Mol BaCl2 = 15 g

208,34 g/mol
= 0,07 mol

Air Hidrat
Mol H2O = 2 x 0,07 mol

= 0,14 mol
Massa H2O = 0,14 mol x 18 g/mol

= 2,52 gram
3. Struktur molekul dari barium klorida terhidrat:
H H
O Cl Ba Cl O
H H

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Theresia, Sita. 1998. KIMIA DASAR. Padang : UNAND. Hal 125-127
R, A, Day dan A, L, Underwood. 1989. KIMIA ANALISIS KUANTITATIF.
Jakarta : Erlangga. Hal 221-223

Wilkinson, Cotton. 1989. DASAR KIMIA ANORGANIK. Jakarta: UI. Press.


Hal 205-208

You might also like