You are on page 1of 12

Kepada Anggota kelompok Sytase Emergensi ku:

Karena satu dan lain hal, maka diberikan tugas pengganti Ujian. Tugas membuat makalah
diagnosis dan tatalaksana kasus.

Herdi (Epistaksis)

Riko (Fraktur Kompresi)

Dewi Rafika (Diare Cair Akut, Dehidrasi Berat)

Ima (Krisis Hipertensi)

Jusenda (Status Asmatikus)

Aulia R (Trauma mata et causa Basa), bahas terutama yg basa kuat

Sheila (Konstipasi)

Dewi Sri (GERD)

Alex (Luka Bakar Derajat III)

Format Isi

tidak ada batas jumlah halaman

margin halaman:atas-kiri-bawah-kanan, biasa 4-4-3-3

times new roman 12

Spasi 1,5

daftar Pustaka minimal 2 buku Teks

dijilid

CONTOH Format Cover

Semua BOLD Alignment CENTER 

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA (ENTER)


EPISTAKSIS (kasus usahakan ketik satu baris)

(Bagian ini Ketik miring)

Disusun Untuk (ENTER)

Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan (ENTER)

Stase Emergency Medicine

HERDI

I11105012

LOGO UNTAN

PRODI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2010

Karena semakin cepat dikumpul, semakin cepat nilai keluar dan libur aidil adha, kita sepakati
makalah dikumpul ke riko hari senin pagi jam 10 di rusun. Thanks atas perhatianny. Jarkom ini
perbaikan dari jarkom SMS.. jika ada perbedaan, gunakan ketentuan di note  jarkom ini

Tertanda
Ketua Stase Emergensi

Konstipasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gambar seorang wanita yang mengalami salah satu gejala konstipasi atau sembelit yang umum
yaitu susah buang air besar.

Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana
seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang
berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan
yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan
obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya.

Pengobatan
Foto hasil sinar-x seseorang yang sedang mengalami konstipasi atau sembelit.

Setiap tahunnya kira-kira lebih dari 2,5 juta orang pergi ke dokter karena masalah konstipasi.
Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola
makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut, minum air putih sebanyaknya,
meminum minuman prebiotik dan probiotik, atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap
hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training.

Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi, yaitu dengan
mengkonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut terasa
melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan
tinja atau feses dengan alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup
jarang dilakukan).

Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:

 Menahan buang air besar


 Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas
 Makan dalam porsi yang banyak
 Meminum minuman yang berkafein dan soft drink

Penyebab
Model tinja atau feses 1 (konstipasi kronis), 2 (konstipasi sedang) dan 3 (konstipasi ringan) dari
Bristol Stool Chart yang menunjukkan tingkat konstipasi atau sembelit.

Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak
ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia
pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang
berada disekitar kita antara lain karena sedang menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan
tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat,
pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem
pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat
antidiare, analgesik, dan antasida), kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit,
menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya
segera dikeluarkan dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih
banyak lainnya.

Tanda dan gejala


Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan,
hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan
tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya
adalah sebagai berikut:

 Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku.


 Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
 Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan
sakit kepala atau bahkan demam.
 Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak bersemangat,
dan tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
 Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan
lebih sedikit daripada biasanya.
 Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh
berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai
mengalami ambeien).
 Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit
akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami
ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman.
 Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya.
 Usus kurang elastis (biasanya karena mengalami kehamilan atau usia lanjut), berbunyi
saat air diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal, dan gerakannya lebih lambat
daripada biasanya.
 Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar
(biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).

Sedangkan untuk konstipasi yang kronis atau obstipasi, gejala pada penderitanya tidak terlalu
berbeda hanya saja sedikit lebih parah yaitu:

 Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas.


 Tinja sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil.
 Frekwensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu.
 Tubuh sering terasa panas, lemas dan berat.
 Sering kurang percaya diri dan kadang-kadang ingin menyendiri.
 Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil
perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
 Mengalami mual bahkan muntah.

Gangguan kulit
Gangguan kulit biasanya jarang ditemukan pada penderita konstipasi biasa dan lebih rentan
menyerang penderita obstipasi. Apabila si penderita memilliki daya tahan tubuh yang lemah
maka gangguan tersebut akan semakin tampak. Penyebabnya karena racun atau toksin yang
berasal dari tinja menumpuk di usus besar dan membebani kinerja hati. Karena kinerja hati
terbebani, maka toksin itu menyebar ke seluruh tubuh. Gejala akibat penyebaran toksin inilah
yang dapat langsung terlihat pada kulit penderita. Gangguan yang dapat terjadi misalnya kulit
kusam, flek hitam, jerawat, eksim, dan sebagainya. Biasanya gangguan-gangguan ini hanya
dapat hilang bila si penderita sudah sembuh dari konstipasi atau obstipasi.

Yang lainnya
Munculnya rasa mulas dan nyeri pada perut bukan suatu tanda dan gejala, begitupula mulas dan
nyeri yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu gejala penyakit. Konstipasi atau sembelit lebih
sering terjadi pada anak-anak (karena sistem pencernaan pada anak-anak belum terlalu
sempurna) dan orang tua (karena kinerja sistem pencernaan pada orang tua menurun), dan lebih
banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria. Pada anak-anak, konstipasi dapat
mengarah kepada soiling (enuresis dan encopresis). [1]

http://id.wikipedia.org/wiki/Konstipasi

Konstipasi

Konstipasi adalah salah satu masalah pencernaan yang paling umum. Anda mengalami
konstipasi apabila ada pergerakan tidak nyaman di perut serta buang besar (BAB) kurang
dari tiga kali dalam seminggu dengan buangan yang keras dan kering. Ketika BAB, Anda
juga merasa dubur "tidak bekerja sama". Setelahnya, Anda juga merasa BAB Anda tidak
puas.

"Mengapa saya mengalami konstipasi?" Pertanyaan ini mungkin hinggap di pikiran Anda.
Jawabannya mungkin ada di daftar berikut ini.

 Jumlah asupan air yang kurang atau dehidrasi.


 Kurang serat.
 Tidak peduli pada sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh perut, bahkan sering menunda
desakan untuk BAB.
 Kurang aktivitas fisik, terutama pada manula.
 Irritable bowel syndrome.
 Perubahan gaya hidup atau rutinitas, seperti kehamilan, penuaan, atau perjalanan
ke luar kota.
 Sedang tidak enak badan.
 Penggunaan obat pencahar yang terlalu sering atau berlebihan.
 Penyakit tertentu, seperti stroke, diabetes, penyakit tiroid, atau Parkinson's.
 Gangguan pada usus besar atau dubur.
 Obat-obatan tertentu, seperti pereda rasa sakit atau penurun tekanan darah.
 Gangguan hormonal, seperti kelenjar tiroid yang tidak aktif.
 Wasir.
 Tubuh kekurangan garam karena muntah atau diare.
 Cedera sumsum tulang belakang yang dapat mempengaruhi saraf-saraf yang
berhubungan dengan usus.

Sementara itu, konstipasi pada anak-anak bisa menjadi penanda


penyakit Hirschsprung, yaitu kondisi bawaan yang disebabkan
adanya saraf usus besar yang hilang. Tetapi, biasanya, anak-anak
mengalami konstipasi karena takut atau tak ingin menggunakan
toilet, tidak mempedulikan desakan untuk BAB karena sedang
bermain, belum terbiasa dengan suatu bumbu makanan (biasanya pedas), serta karena ada
tekanan di sekolah, rumah, atau lingkungan baru.

Konstipasi umumnya tidak mengindikasikan suatu kondisi yang serius. Walau demikian,
diketahui beberapa kasus konstipasi yang berhubungan kanker usus besar, gangguan
hormonal, atau penyakit autoimun. Anda patut khawatir bila konstipasi Anda atau anak
Anda bertahan hingga 2 minggu atau lebih, walaupun Anda sudah mengubah gaya hidup
Anda.

Atasi dengan Mengubah Gaya Hidup


Biasanya konstipasi hanya bersifat sementara. Perubahan gaya hidup akan berperan besar
dalam mengatasi masalah pencernaan ini.

Pertama, perbaiki diet Anda dengan menambahkan makanan kaya serat ke dalam menu
harian Anda atau anak Anda. Biji-bijian, buah dan sayur segar, serta oatmeal adalah
makanan yang dianjurkan bagi Anda, sementara keju, daging, dan makanan kalengan harus
Anda hindari bila Anda ingin mengatasi konstipasi Anda. Selain itu, patuhlah pada jam
makan Anda.

Kedua, perbanyak asupan air minum Anda. Tidak selalu air putih, karena Anda bisa
mengakalinya dengan jus buah atau sirup madu. Cukup dengan mencampurkan satu
sendok HD Clover Honey ke dalam segelas air putih, maka Anda akan mendapatkan
asupan cairan yang enak, sehat, dan baik untuk pencernaan Anda dan keluarga.

Ketiga, berolahraga. Aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu penyebab konstipasi.
Berolahraga akan membantu merangsang aktivitas usus sehingga akan memperlancar
proses BAB Anda. Kegiatan sederhana, seperti bersepeda, lempar-tangkap bola, dan berlari
akan memicu perubahan positif pada konstipasi Anda.

Keempat, responsif terhadap sinyal dari perut. Jangan acuhkan keinginan untuk BAB. Bila
saat ini Anda acuhkan, maka nantinya Anda akan sulit untuk melakukannya

http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/konstipasi

Browse: Home / Guidelines / Konstipasi

Konstipasi
By admin2 on January 11, 2010

Konstipasi

1/15/2007

Apakah Konstipasi Itu?


Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit dikeluarkan.1
Masalah ini umum ditemui pada anak-anak. Buang air besar mungkin disertai rasa sakit dan
menjadi lebih jarang dari biasa. Pada anak normal, konsistensi feses dan frekuensi BAB dapat
berbeda-beda.1,2 Bayi yang disusui ASI mungkin mengalami BAB setiap selesai disusui atau
hanya sekali dalam 7-10 hari. Bayi yang disusui formula dan anak yang lebih besar mungkin
mengalami BAB setiap 2-3 hari.
Dengan demikian frekuensi BAB yang lebih jarang atau konsistensi feses yang sedikit lebih
padat dari biasa tidak selalu harus ditangani sebagai konstipasi. Penanganan konstipasi hanya
diperlukan jika pola BAB atau konsistensi feses menyebabkan masalah pada anak. Umumnya
dengan nutrisi yang baik, perbaikan kebiasaan BAB, dan penggunaan obat yang sesuai jika
diperlukan, masalah ini dapat ditangani.

Gejala dan Tanda


Konstipasi dapat menyebabkan gejala berikut:1,2,3

 Sakit perut, BAB mungkin disertai rasa sakit


 Turun atau hilangnya napsu makan
 Rewel
 Mual atau muntah
 Turunnya berat badan
 Noda feses di celana dalam anak yang menandakan banyaknya feses yang tertahan di rektum
(bagian usus besar terdekat dengan anus). Jika anak mengalami konstipasi yang cukup berat, ia
dapat kehilangan kemampuan merasakan kebutuhan ke toilet untuk BAB sehingga
menyebabkan anak BAB di celananya. Hal ini disebut encopresis atau fecal incontinence.
 Mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan robekan kecil pada
lapisan mukosa anus (anal fissure) dan perdarahan
 Konstipasi meningkatkan risiko infeksi saluran kemih

Konstipasi dapat disebabkan oleh:1,2,3

 Kecenderungan alami gerakan usus yang lebih lambat, misalnya pada anak dengan riwayat feses
yang lebih padat dari normal pada minggu-minggu awal setelah lahir.
 Nutrisi yang buruk, misalnya yang tinggi lemak hewani dan gula (pencuci mulut, makanan-
makanan manis), serta rendah serat (sayuran, buah-buahan, whole grains).
 Beberapa obat dapat menyebabkan konstipasi, misalnya antasid, fenobarbital (obat kejang),
obat pereda nyeri, dan obat batuk yang mengandung kodein.
 Kebiasaan BAB yang tidak baik, misalnya tidak tersedianya cukup waktu untuk BAB dengan
tuntas.
 Kurangnya asupan cairan.
 Kurangnya aktivitas fisik.
 Adanya kondisi anus yang menyebabkan nyeri, misalnya robekan pada lapisan mukosa anus
(anal fissure). Hal ini seperti lingkaran setan karena mengedan untuk mengeluarkan feses yang
keras dapat menyebabkan terjadinya fissure, dan nyeri yang disebabkan fissure menyebabkan
anak menahan kebutuhan BAB yang memperparah konstipasi.
 Toilet training yang dipaksakan. Toilet training pada anak yang belum siap secara emosional
dapat mengakibatkan anak memberontak dengan menahan keinginan BAB. Jika anak belum siap
untuk menjalani toilet training, tunggu beberapa bulan sebelum memulainya kembali.
 Kadang konstipasi dapat terjadi karena penganiayaan seksual (sexual abuse).

Konstipasi dapat merupakan akibat dari beberapa penyakit seperti tidak adanya saraf normal di
sebagian usus (Hirschprung disease), kelainan saraf tulang belakang, kurangnya hormon tiroid,
keterbelakangan mental, atau beberapa kelainan metabolik. Namun sebab-sebab ini relatif jarang
dan umumnya disertai gejala lain.

Penanganan
Pada bayi di bawah usia satu tahun, kemungkinan masalah organik yang mungkin menyebabkan
konstipasi harus diteliti dengan lebih cermat, terutama apabila konstipasi disertai gejala lain
seperti:5

 Keluarnya feses pertama lebih dari 48 jam setelah lahir, kaliber feses yang kecil, gagal tumbuh,
demam, diare yang diserai darah, muntah kehijauan, atau terabanya benjolan di perut
 Perut yang kembung
 Lemahnya otot atau refleks kaki, adanya lesung atau rambut di punggung bagian bawah
 Selalu tampak lelah, tidak tahan cuaca dingin, denyut nadi yang lambat
 Banyak BAK, banyak minum
 Diare, pneumonia berulang
 Anus yang tidak tampak normal baik bentuk maupun posisinya

Lebih dari 95% konstipasi pada anak di atas satu tahun adalah konstipasi fungsional (tidak ada
kelainan organik yang mendasarinya).5 Umumnya masalah ini dapat ditangani dengan cara
sebagai berikut:2

Kebiasaan BAB yang baik

 Anak yang mengalami konstipasi harus dilatih untuk membangun kebiasaan BAB yang baik.2
Salah satu caranya adalah dengan membiasakan duduk di toilet secara teratur sekitar lima menit
setelah sarapan, bahkan jika anak tidak merasa ingin BAB. Anak harus duduk selama lima menit,
bahkan jika anak telah menyelesaikan BAB sebelum lima menit tersebut habis.
 Anak juga harus belajar untuk tidak menahan keinginan BAB. Kadang anak mengalami
kekhawatiran jika harus menggunakan toilet di sekolah. Jika orang tua mencurigai adanya
masalah tersebut, orang tua hendaknya membicarakan masalah tersebut dengan anak maupun
pihak sekolah.

Makanan tinggi serat

 Serat membuat BAB lebih lunak karena menahan lebih banyak air dan lebih mudah untuk
dikeluarkan. Memperbanyak jumlah serat dalam makanan anak dapat mencegah konstipasi.
Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan serat anak adalah:1,2,3
 Berikan minimal 2 sajian buah setiap hari. Buah yang dimakan beserta kulitnya, misalnya plum,
aprikot, dan peach, memiliki banyak kandungan serat.
 Berikan minimal 3 sajian sayuran setiap hari.
 Berikan sereal yang tinggi serat sepert bran, wheat, whole grain, dan oatmeal. Hindari sereal
seperti corn flakes.
 Berikan roti gandum (wheat) sebagai ganti roti putih.

Banyak minum dapat mencegah konstipasi. Biasakan anak untuk minum setiap kali makan,
sekali di antara waktu makan, dan sebelum tidur. Namun perlu diperhatikan bahwa terlalu
banyak susu sapi atau produk susu lainnya (keju, yogurt) justru dapat mengakibatkan konstipasi
pada sebagian anak.

Laksatif

 Laksatif mungkin dibutuhkan untuk menangani konstipasi. Jika laksatif tidak bekerja atau harus
diberikan berulang kali, anak harus dievaluasi oleh dokter. Beberapa laksatif yang dapat
diberikan adalah:1,2
 Jus prune: Jus prune adalah laksatif ringan yang efektif pada sebagian anak. Jus ini mungkin akan
terasa lebih enak jika dicampur dengan jus buah lain.
 Psyllium husk (salah satu merknya adalah metamucil). Laksatif ini bekerja dengan melunakkan
feses sehingga lebih mudah dikeluarkan.
 Senokot (senna). Laksatif ini bekerja dengan menstimulasi usus untuk mengosongkan isinya.
Laksatif ini berbentuk butiran yang dapat dicampur dengan makanan seperti es krim.
 Durolax (bisacodyl). Bentuk laksatif ini adalah tablet dan bekerja dengan cara yang sama seperti
senokot.
 Coloxyl (docusate). Laksatif ini berupa tablet atau tetes, bekerja dengan melunakkan feses.
 Agarol (parafin cair dan fenoftalein). Laksatif ini berbentuk cairan, bekerja dengan melunakkan
dan melicinkan feses, serta menstimulasi usus untuk mengosongkan isinya.
 Parachoc (parafin cair dengan rasa coklat-vanila). Laksatif ini berbentuk cairan dan bekerja
dengan cara yang sama seperti agarol.
 Laksatif lain yang digunakan misalnya lactulose, sorbitol, barley malt extract, magnesium
hydroxyde, atau magnesium citrate.4 Namun bayi di bawah usia satu tahun memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami keracunan magnesium.

Perlu diingat bahwa penggunaan laksatif jangka panjang dapat berbahaya bagi anak. Karena itu,
laksatif hanya boleh digunakan dengan pengawasan dokter dan sesuai dosis yang diberikan.3

Supositoria

Jika setelah 2-3 hari penggunaan laksatif konstipasi anak tidak membaik, supositoria seperti
glycerin atau durolax suppositories dapat digunakan.1,2 Supositoria harus dilapisi dengan pelicin
yang larut dalam air seperti KY jelly sebelum dimasukkan ke rektum (bagian usus besar terdekat
dengan anus). Jangan gunakan vaselin karena vaselin tidak larut dalam air. BAB biasanya akan
terjadi 30 menit setelah pemberian supositoria.
Enema

Enema tidak boleh diberikan pada anak kecuali jika dokter memerintahkannya.2

Irigasi usus

Hal ini hanya diperlukan pada sebagian kecil anak yang mengalami konstipasi yang sangat
berat.2 Hal ini dilakukan di RS dengan memberikan cairan bernama Golytely baik dengan cara
diminum atau melalui selang lambung.
Berikut ini adalah algoritma penanganan konstipasi pada dua kelompok usia: di bawah satu
tahun dan di atas satu tahun yang diambil dari http://www.aafp.org/afp/20060201/469.html

Sumber
 Clinical Practice Guideline. Constipation Guideline. Available from
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=5180
 Kids Health Info for Parents. Constipation. Available from
http://www.rch.org.au/kidsinfo/factsheets.cfm?doc_id=3718
 Children and Constipation: Ways to Cope and When to Worry. Available from
http://www.mayoclinic.com/health/constipation/HQ00416
 Baker SS, et al. Constipation in Infants and Children: Evaluation and Treatment. Available from J
Pediatr Gastroenterol Nutr.Volume 29(5).November 1999.612-626
 Biggs WS, Dery WH. Evaluation and Treatment of Constipation in Infants and Children. Available
from http://www.aafp.org/afp/20060201/469.html

dr. Nurul Itqiyah H

http://milissehat.web.id/?p=74

You might also like